S1-2013-280604-chapter1 contoh

8
1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan. I.1 Latar Belakang Masalah Dalam melaksanakan kegiatan akuntansi perlu adanya peraturan sebagai pedoman untuk setiap perusahaan melaksanakan kegiatan akuntansi tersebut. Indonesia mempunyai Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) yang membuat aturan bernama Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Aturan yang dibuat oleh IAI mengatur semua kegiatan akuntansi yang harus dilakukan oleh perusahaan yang ada di Indonesia. Standar Akuntansi Keuangan adalah suatu kerangka dalam prosedur pembuatan laporan keuangan agar terjadi keseragaman dalam penyajian laporan keuangan. SAK merupakan hasil perumusan Komite Prinsipel Akuntansi Indonesia pada tahun 1994 menggantikan Prinsip Akuntani Indonesia pada tahun 1984. IAI merupakan satu-satunya wadah yang mewakili profesi akuntan indonesia secara keseluruhan. IAI merupakan anggota International Federation of Accountants, yaitu organisasi profesi akuntan dunia yang merepresentasikan lebih dari 2,5 juta akuntan yang bernaung dalam 167 asosiasi profesi akuntan yang tersebar di 127 negara. Sebagai anggota IFAC, IAI memiliki komitmen untuk melaksanakan semua standar internasional yang ditetapkan demi kualitas tinggi dan penguatan profesi akuntan di Indonesia. IAI juga merupakan anggota

description

Contoh 1

Transcript of S1-2013-280604-chapter1 contoh

Page 1: S1-2013-280604-chapter1 contoh

1  

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

I.1 Latar Belakang Masalah

Dalam melaksanakan kegiatan akuntansi perlu adanya peraturan sebagai

pedoman untuk setiap perusahaan melaksanakan kegiatan akuntansi tersebut.

Indonesia mempunyai Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) yang membuat aturan

bernama Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Aturan yang dibuat oleh IAI

mengatur semua kegiatan akuntansi yang harus dilakukan oleh perusahaan yang

ada di Indonesia. Standar Akuntansi Keuangan adalah suatu kerangka dalam

prosedur pembuatan laporan keuangan agar terjadi keseragaman dalam penyajian

laporan keuangan. SAK merupakan hasil perumusan Komite Prinsipel Akuntansi

Indonesia pada tahun 1994 menggantikan Prinsip Akuntani Indonesia pada tahun

1984.

IAI merupakan satu-satunya wadah yang mewakili profesi akuntan

indonesia secara keseluruhan. IAI merupakan anggota International Federation of

Accountants, yaitu organisasi profesi akuntan dunia yang merepresentasikan lebih

dari 2,5 juta akuntan yang bernaung dalam 167 asosiasi profesi akuntan yang

tersebar di 127 negara. Sebagai anggota IFAC, IAI memiliki komitmen untuk

melaksanakan semua standar internasional yang ditetapkan demi kualitas tinggi

dan penguatan profesi akuntan di Indonesia. IAI juga merupakan anggota

Page 2: S1-2013-280604-chapter1 contoh

2  

sekaligus pendiri ASEAN Federation of Accountants (AFA) dan saat ini menjadi

sekretariat permanen AFA (DSAK-IAI).

Pada tahun 2008 Indonesia mulai melakukan penyelarasan dengan

International Financial Reporting Standards (IFRS) yang kemudian dilakukan

konvergensi ke PSAK, yaitu membuat standar baru dengan mempertimbangkan

keadaan yang berlaku. IFRS merupakan standar pencatatan dan pelaporan

akuntansi yang berlaku secara internasional yang dibuat oleh International

Accounting Standard Boards (IASB) dengan tujuan untuk mengembangkan suatu

standar akuntansi yang berkualitas tinggi, dapat dimengerti, dapat

diperbandingkan, dan diterima secara internasional. Dalam mengadopsi IFRS

tersebut Indonesia melakukannya secara bertahap dan sesuai dengan road map

IAI dalam melaksanakan konvergensi IFRS kedalam Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan yang telah berlaku efektif mulai tanggal 1 Januari 2012.

Konvergensi IFRS ke PSAK tentunya tidak mudah diterapkan oleh

perusahaan yang ada di Indonesia, dengan adanya tujuan agar dapat menghasilkan

informasi keuangan yang dapat diperbandingkan secara internasional. Namun

proses harmonisasi ini memiliki beberapa hambatan yaitu perbedaan sistem

pemerintahan pada setiap negara, perbedaan kepentingan antara perusahaan

multinasional dengan perusahaan nasional, serta tingginya biaya untuk merubah

prinsip akuntansi tersebut. Harmonisasi IFRS merupakan isu hangat yang marak

diperdebatkan karena berhubungan erat dengan globalisasi dalam dunia bisnis.

Globalisasi bisnis terlihat dari kegiatan perdagangan antar negara yang

mengakibatkan munculnya perusahaan multinasional, hal ini mengakibatkan

Page 3: S1-2013-280604-chapter1 contoh

3  

timbulnya kebutuhan akan suatu standar akuntansi yang berlaku secara luas di

seluruh dunia. Beragam reaksi muncul terhadap isu ini, baik reaksi mendukung

maupun menentang konvergensi IFRS ke dalam PSAK. Tetapi dibalik reaksi

tersebut IAI sudah membuat keputusan bahwa konvergensi IFRS akan berlaku

sepenuhnya mulai tanggal 1 Januari 2012, oleh karena itu seluruh perusahaan di

Indonesia harus mengikuti aturan yang berlaku dan menyesuaikan diri dengan

adanya konvergensi IFRS ke PSAK.

Salah satu industri usaha yang sedang berkembang dengan pesat di

Indonesia adalah industri perbankan. Semakin banyak perusahaan perbankan yang

bermunculan baik lembaga perbankan maupun lembaga keuangan bukan bank.

Perusahaan Modal Ventura merupakan salah satu perusahaan lembaga keuangan

bukan bank atau sering disebut sebagai lembaga pembiayaan. Setiap perusahaan

di Indonesia harus melakukan beberapa penyesuaian terkait dengan konvergensi

IFRS ke PSAK, termasuk juga Perusahaan Modal Ventura. Dengan adanya

peraturan yang baru dan berpengaruh terhadap perbankan, Dewan Standar

Akuntansi Keuangan (DSAK) telah menerbitkan Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan 24 (PSAK 24) mengenai imbalan kerja yang berlaku efektif pada

tanggal 1 Januari 2012. PSAK 24 merupakan standar akuntansi yang mengacu

pada International Financial Reporting Standards dan dibahas dalam

International Accounting Standards (IAS) 19 mengenai Employee Benefit.

Karena terdapat revisi PSAK 24 maka terdapat salah satu perubahan dalam

Imbalan Kerja khususnya dalam Imbalan Pascakerja. Berdasarkan UU No 13

Tahun 2003 mengenai “Ketenagakerjaan” yang mengatur hubungan tripartit

Page 4: S1-2013-280604-chapter1 contoh

4  

antara pekerja, pemberi kerja, pemerintah tentang hak dan kewajiban pekerja dan

pemberi kerja. Jika tujuan dari UU No 13/2003 diselaraskan dengan PSAK 24

(Revisi 2004) maka suatu perusahaan harus mengakui liabilitas jika pekerja telah

memberikan jasanya dan berhak memperoleh imbalan kerja yang akan dibayarkan

di masa depan, dan mengakui beban jika entitas menikmati manfaat ekonomis

yang dihasilkan dari jasa yang diberikan oleh pekerja yang berhak memperoleh

imbalan kerja.

Beban imbalan kerja adalah suatu bagian dari beban perusahaan yang

harus diakui pada laporan laba/rugi komprehensif. Beban imbalan kerja baik

jangka pendek maupun jangka panjang harus dicadangkan sebagai suatu

kewajiban setiap bulannya sebagai konsekuensi adanya jasa yang diberikan

pekerja kepada perusahaan. Pencadangan dilakukan karena laporan keuangan

disusun dengan basis akrual dan jumlah imbalan kerja biasanya material.

Pencadangan ini dilakukan agar laporan keuangan menyajikan informasi yang

relevan bagi pengambil keputusan.

Perubahan pengakuan dan pengukuran imbalan kerja PSAK 24 harus

diperhatikan oleh setiap perusahaan di Indonesia termasuk perusahaan yang

bergerak di industri perbankan dan lembaga pembiayaan. Dengan adanya

perubahan tersebut apakah perusahaan modal ventura sudah siap untuk

mencadangkan biaya sebesar yang ditentukan dalam UU No 13 tahun 2003, jika

diterapkan dengan benar sesuai dengan UU No 13 tahun 2003 hal tersebut dapat

berdampak terhadap kinerja manajemen yang akan berdampak juga terhadap

berkurangnya nilai dari laba/rugi perusahaan. oleh karena itu perubahan

Page 5: S1-2013-280604-chapter1 contoh

5  

pengakuan dan pengukuran imbalan pascakerja pada PSAK 24 juga berdampak

terhadap risiko perusahaan.

I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis akan meneliti

pengaruh dari penerapan PSAK 24 khususnya mengenai imbalan pascakerja

terhadap risiko perusahaan dan perlakuan akuntansi terhadap imbalan pascakerja

pada PT. ABC Ventura (identitas nama perusahaan disamarkan sesuai dengan

permintaan pejabat perusahaan karena adanya beberapa kepentingan). Jenis

instrumen yang akan dibahas dalam penelitian ini mengenai imbalan pascakerja

yang termasuk dalam instrumen PSAK 24. Hal ini perlu dilakukan agar penulis

dapat menentukan ruang lingkup pembahasan yang jelas dan dapat menarik

kesimpulan dengan tepat.

Dengan latar belakang masalah dan batasan penelitian diatas, maka

masalah pokok yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah PT. ABC Ventura sudah menerapkan PSAK 24 sesuai

dengan aturan yang berlaku tentang imbalan kerja khususnya

mengenai imbalan pascakerja?

2. Apakah perhitungan PT. ABC Ventura terhadap imbalan

pascakerja sudah sesuai dengan PSAK 24?

3. Apakah perlakuan akuntansi PT. ABC Ventura terhadap imbalan

pascakerja sudah sesuai dengan PSAK 24?

4. Bagaimana pelaksanaan atau lembaga apa yang melaksanakan

PSAK 24 pada PT. ABC Ventura?

Page 6: S1-2013-280604-chapter1 contoh

6  

5. Bagaimana pengaruh dari penerapan PSAK 24 (imbalan

pascakerja) terhadap risiko perusahaan?

I.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk memahami bagaimana penerapan PSAK 24 khususnya

imbalan pascakerja pada PT. ABC Ventura.

2. Untuk memahami apakah perhitungan mengenai imbalan

pascakerja pada PT. ABC Ventura sudah sesuai dengan PSAK 24.

3. Untuk memahami apakah perlakuan akuntansi mengenai imbalan

pascakerja pada PT. ABC Ventura sudah sesuai dengan PSAK 24.

4. Untuk memahami pelaksanaan dan lembaga apa yang

melaksanankan PSAK 24 pada PT. ABC Ventura.

5. Untuk memahami bagaimana pengaruh dari penerapan PSAK 24

(imbalan pascakerja) terhadap risiko perusahaan.

I.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan maksud memberikan manfaat kepada

pihak-pihak yang memiliki minat terhadap permasalahan yang dibahas, pihak-

pihak tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bagi penulis, dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan

memperkaya wawasan berpikir terkait dengan masalah yang

diteliti.

Page 7: S1-2013-280604-chapter1 contoh

7  

2. Bagi perusahaan, dapat memberikan masukan informasi sebagai

pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk kegiatan bisnis

perusahaan.

3. Bagi peneliti selanjutnya, dapat dijadikan bahan referensi dan

bahan perbandingan untuk melakukan penelitian selanjutnya.

I.5 Sistematika Penulisan

BAB I: PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan akan dijelaskan latar belakang yang berhubungan

dengan sebab apa penulis ingin meneliti masalah tersebut, selanjutnya

menjelaskan tujuan dari penelitan, menjelaskan manfaat penelitain, serta

sistematika penulisan.

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

Bab tinjauan pustaka bersisi landasan teori yang terkait dan mendukung

pembahasan yang akan diteliti serta akan dijelaskan bagaimana kerangka

pemikiran pada penelitian ini.

BAB III: METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan dijelaskan bagaimana penelitian dilakukan. Kemudian

akan menjelaskan secara lebih rinci mengenai desain penelitian, jenis dan sumber

data, setting penelitian, serta analisis data.

BAB IV: TINJAUAN UMUM OBJEK PENELITIAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum objek penelitian

yaitu sejarah PT. ABC Ventura, visi misi perusahaan, dan kinerja perusahaan

BAB V: HASIL DAN PEMBAHASAN

Page 8: S1-2013-280604-chapter1 contoh

8  

Pada bab hasil dan pembahasan akan dijelaskan mengenai analisis,

pembahasan, dan hasil penelitian secara lebih mendalam.

BAB VI: PENUTUP

Pada bab ini akan dijelaskan bagaimana kesimpulan yang dapat ditarik

oleh penulis dan bagaiaman saran yang dapat dberikan oleh penulis kepada pihak

yang berkepentingan.