S PEA 054444 Chapter2 -...

29
9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Metode Pembelajaran Problem Solving 2.1.1 Definisi Metode Pembelajaran Problem Solving Sering terjadi kekeliruan paradigma dalam memahami istilah-istilah dalam dunia pendidikan. Kesulitan dalam membedakan istilah-istilah pendidikan disebabkan adanya kemiripan dan keterkaitan antara satu dengan lainnya. Untuk menghindari kekeliruan paradigma sehingga akan mengantar kita kepada pengerucutan pengertian metode, terlebih dahulu akan diuraikan istilah-istilah pendidikan yang memiliki kemiripan antara lain : a) Pendekatan pembelajaran (approach) dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Menurut Akhmad Sudrajat (www.wordpress.com, 2007:2) “Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu.” Menurut Roy Killen (dalam Wina Sanjaya, 2006:127) ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher centered approaches) dan pendekatan yang berpusat pada siswa (student centered approaches). b) Strategi pembelajaran adalah rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Strategi pembelajaran yang akan digunakan tergantung dari pendekatan seperti yang dikemukan oleh Roy Killen (dalam Wina Sanjaya 2006:127) berikut ini:

Transcript of S PEA 054444 Chapter2 -...

Page 1: S PEA 054444 Chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054444_chapter2(1).pdf · ... dan berbagai strategi , metode dan pendekatan ke ... guru sebaiknya

9

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Metode Pembelajaran Problem Solving

2.1.1 Definisi Metode Pembelajaran Problem Solving

Sering terjadi kekeliruan paradigma dalam memahami istilah-istilah dalam

dunia pendidikan. Kesulitan dalam membedakan istilah-istilah pendidikan

disebabkan adanya kemiripan dan keterkaitan antara satu dengan lainnya. Untuk

menghindari kekeliruan paradigma sehingga akan mengantar kita kepada

pengerucutan pengertian metode, terlebih dahulu akan diuraikan istilah-istilah

pendidikan yang memiliki kemiripan antara lain :

a) Pendekatan pembelajaran (approach) dapat diartikan sebagai titik tolak atau

sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran.

Menurut Akhmad Sudrajat (www.wordpress.com, 2007:2) “Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu.”

Menurut Roy Killen (dalam Wina Sanjaya, 2006:127) ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher centered approaches) dan pendekatan yang berpusat pada siswa (student centered approaches).

b) Strategi pembelajaran adalah rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk

penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan

dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Strategi pembelajaran

yang akan digunakan tergantung dari pendekatan seperti yang dikemukan oleh

Roy Killen (dalam Wina Sanjaya 2006:127) berikut ini:

Page 2: S PEA 054444 Chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054444_chapter2(1).pdf · ... dan berbagai strategi , metode dan pendekatan ke ... guru sebaiknya

10

“Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inquiry atau pembelajaran induktif.”

c) Metode pembelajaran adalah cara kerja yang teratur, bersistem, dan berpikir

baik-baik yang digunakan guru untuk mencapai maksud dan tujuan

pembelajaran. Pengertian ini didasarkan pada pendapat yang dikemukan oleh

para ahli yaitu

Metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan); cara kerja yang bersistem untuk mempermudah pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan (Depdikbud, 1989:580-581). Sedangkan Ibrahim, dkk. (dalam Utari Sumarmo 1994:94) menjelaskan bahwa pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan seseorang atau sekelompok orang melalui berbagai upaya (effort) dan berbagai strategi , metode dan pendekatan ke arah pencapaian tujuan yang telah direncanakan.

Ada banyak macam metode yang dapat digunakan dalam proses

pembelajaran. Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2002:94-

109) mengungkapkan adanya 11 macam metode pembelajaran, yaitu:

1. Metode proyek 2. Metode eksperimen 3. Metode tugas dan resitasi 4. Metode diskusi 5. Metode sosiodrama 6. Metode demonstrasi 7. Metode problem solving 8. Metode karyawisata 9. Metode tanya jawab 10. Metode latihan 11. Metode ceramah

Agar proses belajar mengajar berjalan dengan lancar dan dapat mencapai

tujuan pembelajaran, guru sebaiknya menentukan metode apa yang akan

Page 3: S PEA 054444 Chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054444_chapter2(1).pdf · ... dan berbagai strategi , metode dan pendekatan ke ... guru sebaiknya

11

digunakan sebelum melakukan proses belajar mengajar. Pemilihan suatu

metode tentu harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan sifat materi

yang akan menjadi objek pembelajaran. Pembelajaran dengan menggunakan

banyak metode akan menunjang pencapaian tujuan pembelajaran yang lebih

bermakna. Terdapat beberapa hal yang harus dipenuhi agar metode

pembelajaran yang dipilih dapat mencapai tujuan pembelajaran. Abu Ahmadi

dan Joko Tri Prasetya (1997:53) memberikan beberapa syarat yang harus selalu

diperhatikan dalam penentuan metode pembelajaran:

1. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat membangkitkan motif, minat, atau gairah belajar siswa.

2. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian siswa.

3. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk mewujudkan hasil karya.

4. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut, melakukan eksplorasi dan inovasi (pembaharuan).

5. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.

6. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat meniadakan penyajian yang bersifat verbalitas dan menggantinya dengan pengalaman atau situasi yang nyata dan bertujuan.

7. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat menanamkan dn mengembangkan nilai-nilai dan sikap-sikap utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

Sedangkan secara umum ada lima hal yang harus diperhatikan oleh guru

dalam memilih suatu metode antara lain: 1) kemampuan guru dalam

menggunakan metode, 2) tujuan pengajaran yang akan dicapai, 3) bahan/materi

pelajaran yang perlu dipelajari siswa, 4) tingkat kemampuan siswa, 5) sarana

dan prasarana yang ada di sekolah.

Page 4: S PEA 054444 Chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054444_chapter2(1).pdf · ... dan berbagai strategi , metode dan pendekatan ke ... guru sebaiknya

12

Pendekatan, strategi, dan metode memiliki keterkaitan yang erat dalam

usaha mencapai tujuan pembelajaran. Suatu strategi pembelajaran yang

diterapkan akan tergantung pada pendekatan yang digunakan, sedangkan

bagaimana menjalankan strategi itu dapat ditetapkan berbagai metode

pembelajaran. Jadi, metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk

mengimplementasikana rencana yang telah disusun pada strategi pembelajaran

dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Menurut Sudirman (dalam Utari Sumarmo:1994:28) “Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah cara penyajian pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dan disintesis dalam usaha mencari pemecahan masalah atau jawabannya oleh siswa.

Sedangkan menurut R. Killen (1998:109-110) mengungkapkan bahwa ”Pemecaham masalah digunakan sebagai metode pada saat kita menginginkan siswa memperoleh pemahaman yang mendalam mengenai suatu materi yang telah diajarkan dan siswa tidak hanya sekadar menghafal tetapi juga memahami, selain itu ingin mengembangkan cara berpikir dan daya nalar siswa, yaitu menganalisis suatu kondisi tertentu, dalam mengaplikasikan ilmu yang telah mereka dapatkan terhadap situasi baru yang mereka hadapi.”

Berdasarkan kedua pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa

metode pemecahan masalah (problem solving) adalah metode yang menjadikan

masalah-masalah sebagai bahan kajian dalam pembelajaran melalui proses

analisis dan sintesis untuk dicari jawabannya sehingga siswa memperoleh

pemahaman yang mendalam dan tahan lama dalam ingatan.

2.1.2 Tujuan Metode Pembelajaran Problem Solving

Telah dibahas sebelumnya bahwa penggunaan metode dalam proses

belajar mengajar berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itulah

Page 5: S PEA 054444 Chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054444_chapter2(1).pdf · ... dan berbagai strategi , metode dan pendekatan ke ... guru sebaiknya

13

problem solving sebagai salah satu metode memiliki tujuan-tujuan yang hendak

dicapai antara lain:

1) Agar siswa tidak hanya sekadar mengingat materi pelajaran, akan tetapi

menguasai dan memahaminya secara penuh/utuh. Artinya, tidak hanya

perkembangan dalam aspek kognitif semata tetapi juga aspek afektif dan

psikomotor.

2) Merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif.

3) Untuk mengembangkan keterampilan berpikir rasional siswa, yaitu

kemampuan menganalisis situasi, menerapkan pengetahuan yang mereka

miliki dalam situasi baru, mengenal adanya perbedaan antara fakta dan

pendapat, serta mengembangkan kemampuan dalam membuat keputusan

secara objektif.

4) Dengan menemukan dan menganalisis sendiri maka prestasi belajar yang

diperoleh siswa akan lebih permanen, setia/tahan lama dalam ingatan dan

tidak mudah dilupakan.

5) Mengembangkan metode ilmiah siswa, berpikir rasional analisis,

sistematis dan memecahkan masalah yang dihadapi sendiri.

6) Agar siswa memahami hubungan antara apa yang dipelajari dengan

kenyataan dalam kehidupannya (hubungan antara teori dengan kenyataan).

2.1.3 Karakteristik Metode Pembelajaran Problem Solving

Karakteristik memiliki pengertian bahwa sesuatu obyek memiliki ciri-ciri

atau kekhasan tertentu yang tidak dimiliki oleh obyek yang lain. Ciri atau

Page 6: S PEA 054444 Chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054444_chapter2(1).pdf · ... dan berbagai strategi , metode dan pendekatan ke ... guru sebaiknya

14

kekhasan ini dapat membedakannya dari obyek yang lainnya. Menurut Barrows

(1996:125) problem solving sebagai suatu metode pembelajaran mempunyai

karakteristik antara lain :

a. Pembelajaran berorientasi pada siswa (student oriented)

Dalam kegiatan belajar, tentunya tidak akan terlepas dari proses

pembelajaran. Proses pembelajaran yang dimaksud merupakan tindak lanjut

dari kegiatan belajar, dengan kata lain kegiatan belajar dan pembelajaran ini

merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan, karena pembelajaran

yang dimaksud merupakan suatu proses kegiatan belajar mengajar yang

dilakukan oleh guru terhadap siswanya.

Indrawati (1999:2) mendefinisikan pembelajaran:

sebagai pengorganisasian, penciptaan, atau pengaturan suatu kondisi lingkungan sebaik-baiknya yang memungkinkan terjadinya belajar pada siswa. Pembelajaran juga diartikan sebagai proses belajar mengajar, dengan demikian ada dua komponen utama dalam pembelajaran yaitu guru dan siswa yang saling berinteraksi.

Oemar Hamalik (2004:57) mengungkapkan bahwa “Pembelajaran

adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi,

material, fasilitas dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai

tujuan”. Sedangkan Arifin (dalam T. Rahmat, 2003:6) menyatakan

“Pembelajaran merupakan kegiatan belajar mengajar ditinjau dari sudut

pembelajar yang direncanakan guru untuk dialami pembelajar selama kegiatan

belajar mengajar.”

Berdasarkan beberapa pernyataan tentang konsep pembelajaran di atas,

maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan sebagai suatu

Page 7: S PEA 054444 Chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054444_chapter2(1).pdf · ... dan berbagai strategi , metode dan pendekatan ke ... guru sebaiknya

15

kegiatan belajar mengajar yang direncanakan oleh guru dengan cara

mengkombinasikan unsur-unsur pembelajaran yang ada guna mencapai tujuan

pembelajaran.

Proses Belajar Mengajar yang menggunakan problem solving sebagai

metodenya merupakan suatu pembelajaran yang berpusat pada siswa (student

oriented). Artinya pembelajaran ini lebih menekankan pada aktivitas siswa

yang menuntutnya untuk lebih aktif dalam proses belajar. Siswalah yang

menentukan sendiri gaya belajarnya sesuai dengan minat, bakat, potensi dan

kemampuan yang dimilikinya. Disamping itu juga siswa yang menentukan

kecepatan belajar, dan hasil belajarnya. Sehingga materi apa yang seharusnya

dipelajari dan bagaimana cara mempelajarinya tidak semata-mata ditentukan

oleh keinginan guru, tetapi memperhatikan setiap perbedaan karakteristik siswa

(heterogen) selama masih sesuai dalam kerangka kurikulum yang berlaku.

b. Peran guru sebagai pembimbing, fasilitator, dan motivator

Dalam metode pembelajaran problem solving yang lebih ditekankan

adalah pada aktivitas siswa. Akan tetapi dalam pelaksanaannya, walaupun

istilah yang digunakan “pembelajaran”, tidak berarti guru harus menghilangkan

perannya sebagai pengajar. Karena pada dasarnya siswa dalam proses belajar

membutuhkan bimbingan/pengarahan, membutuhkan peran fasilitator dan

motivator ketika mengalami kesulitan-kesulitan belajar. Dalam hal ini peran

gurulah yang dimaksud yaitu dengan cara memperjelas tujuan kompetensi yang

ingin dicapai, membantu siswa mencari sumber-sumber bahan, dan

Page 8: S PEA 054444 Chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054444_chapter2(1).pdf · ... dan berbagai strategi , metode dan pendekatan ke ... guru sebaiknya

16

membangkitkan minat siswa. Bimbingan dan arahan guru ini juga terkait

dengan keefektifan penggunaan metode problem solving dalam pembelajaran.

Hal ini didasarkan pada pendapat Sudjimat (1995:28) bahwa metode yang

bermanfaat untuk membelajarkan pemecahan masalah adalah: (1) ajarkan

aspek-aspek pemecahan masalah yang penting, dan (2) ubah peran guru dari

sekedar pemberi informasi menjadi fasilitator, pelatih, dan motivator bagi

siswa. Sejalan dengan Sukirman (dalam Utari Sumarmo:1994:27) yang

mengungkapkan bahwa “Pemecahan masalah akan menjadi suatu hal yang sulit

bagi siswa, apabila guru tidak menuntun siswa secara bertahap, atau apabila

hanya mengajarkan secara sekilas kepada siswa.”

c. Informasi-informasi/pengetahuan/konsep baru diperoleh dari belajar

mandiri (self directed learning).

Metode problem solving yang banyak dianjurkan John Dewey dan

selanjutnya dipopulerkan oleh Jerome Bruner (dalam Benny Ahmad

Benyamin:2003:15) bertujuan untuk memperoleh hasil belajar yang lebih

permanen karena dicari sendiri dengan susah payah seperti informasi-

informasi, pengetahuan dan konsep-konsep tidak akan dimiliki hanya dengan

mendengarkan melainkan pengalaman dan menemukan sendiri melalui

mencari jawaban untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Setelah

terpecahkannya masalah maka akan terbentuk pengetahuan baru yang

diperoleh sendiri oleh siswa.

Untuk memecahkan masalah diperlukan pengetahuan awal yang cukup.

Siswa harus memiliki sejumlah konsep-konsep dan aturan–aturan yang telah

Page 9: S PEA 054444 Chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054444_chapter2(1).pdf · ... dan berbagai strategi , metode dan pendekatan ke ... guru sebaiknya

17

diperoleh pada proses pembelajaran sebelumnya. Secara umum, pengetahuan

awal berpengaruh langsung dan tak langsung terhadap proses pembelajaran.

Secara langsung, pengetahuan awal dapat mempermudah proses pembelajaran

dan mengarahkan hasil-hasil belajar yang lebih baik. Secara tidak langsung,

pengetahuan awal dapat mengoptimalkan kejelasan materi-materi pelajaran dan

meningkatkan efisiensi penggunaan waktu belajar dan pembelajaran.

d. Menuntun adanya pembaharuan paradigma pendidikan dari

behaviorisme bergeser menuju ke konstruktivisme.

Aliran teori belajar behavioristik dengan tokohnya John Locke

berpandangan bahwa manusia adalah organisme yang pasif, sehingga proses

belajarnya sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Dengan teori tabularasanya,

John Locke (dalam Wina Sanjaya :2006:113) menganggap bahwa “Manusia itu

seperti kertas putih, hendak ditulisi apa kertas itu sangat tergantung pada orang

yang menulisnya.” Perumpamaan ini jika dikaitkan dengan proses

pembelajaran akan berlaku pada pembelajaran yang berpusat pada guru

(teacher centered). Di mana kertas putih adalah perumpamaan dari siswa yang

hanya bertindak pasif sebagai penerima informasi dari guru yang berperan

sebagai satu-satunya sumber belajar.

Namun sudah saatnya merubah pandangan/paradigma pendidikan

tersebut. Menurut Jerome Bruner (Benny Ahmad Benyamin:2003:14), “Belajar

adalah suatu proses aktif dimana siswa membangun pengetahuan baru

berdasarkan pengalaman atau pengalaman yang sudah dimiliki.” Hal ini sesuai

dengan pandangan konstruktivisme yang menyatakan bahwa siswa adalah

Page 10: S PEA 054444 Chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054444_chapter2(1).pdf · ... dan berbagai strategi , metode dan pendekatan ke ... guru sebaiknya

18

sebagai pusat pembelajaran, siswa diberi kesempatan menggunakan gaya

belajar sendiri dalam belajar dan guru membimbing siswa ke tingkat

pengetahuan yang lebih tinggi.

Menurut Bell (dalam Ratna Wilis Dahar:1996:84) tentang teori belajar

konstruktivisme, yang mengemukakan bahwa “Belajar di kelas adalah suatu

proses penyempurnaan konsep awal dalam struktur kognitif siswa ke tingkat

pengetahuan yang lebih tinggi melalui pengarahan, penjelasan dan bimbingan

dari guru sebagai fasilitator dan narasumber. ”Lebih lanjut Bell (dalam Ratna

Wilis Dahar:1996:85) juga menjelaskan prinsip-prinsip konstruktivisme dalam

pembelajaran, yaitu (a) hasil belajar tidak hanya tergantung dari pengalaman

belajar di kelas, tetapi tergantung pula dari pengetahuan siswa sebelumnya, (b)

belajar adalah mengkonstruksi konsep-konsep, (c) mengkonstruksi konsep

adalah proses aktif dalam diri siswa, (d) konsep-konsep yang telah

dikonstruksikan dievaluasi yang selanjutnya konsep tersebut diterima atau

ditolak, (e) siswa yang sesungguhnya paling bertanggung jawab terhadap cara

dan hasil belajar mereka, (f) adanya semacam pola terhadap konsep-konsep

yang dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya.

Selanjutnya Utari Sumarmo (1999:3) mengemukakan bahwa

“Pendekatan konstruktivisme adalah pendekatan pembelajaran dimana

pengetahuan baru tidak diberikan dalam bentuk jadi (final), tetapi siswa

membentuk pengetahuannya sendiri melalui interaksi dengan lingkunganya.”

Jadi, dapat disimpulkan bahwa karakteristik metode problem solving

dengan sendirinya akan menuntun adanya perubahan paradigma pendidikan

Page 11: S PEA 054444 Chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054444_chapter2(1).pdf · ... dan berbagai strategi , metode dan pendekatan ke ... guru sebaiknya

19

dari behaviorisme yang berpusat pada guru (teacher oriented) bergeser menuju

ke konstruktivisme yang berpusat pada siswa (student oriented). Dengan

metode problem solving siswa menjadi lebih aktif berpikir kritis analitis serta

menemukan sendiri jawaban atas masalah yang dihadapinya dengan

menerapkan konsep-konsep berupa pengetahuan yang dimiliki sebelumnya dan

dikonstruksikan menjadi pengetahuan yang baru.

2.1.4 Hakikat Masalah dalam Metode Pemecahan Masalah

Secara sekilas mungkin antara metode inkuiri (inquiry) dengan metode

pemecahan masalah (problem solving) ada persamaan yaitu masing-masing ingin

mencari jawaban atas permasalahan yang dihadapi. Akan tetapi dari segi masalah

yang dihadapi ada perbedaan, yaitu masalah dalam dalam metode inkuiri (inquiry)

bersifat tertutup, artinya jawaban dari masalah itu sudah pasti. Oleh sebab itu

jawaban dari masalah yang dikaji dalam metode inkuiri guru sebenarnya sudah

mengetahui dan memahaminya, namun guru tidak secara langsung tidak

menyampaikannya kepada siswa. Dalam metode inkuiri tugas guru pada dasarnya

menggiring siswa melalui proses tanya jawab pada jawaban yang sebenarnya

sudah pasti. Tujuan yang ingin dicapai oleh metode inkuiri adalah menumbuhkan

keyakinan dalam diri siswa tentang jawaban dari suatu masalah serta menggiring

siswa menyadari apa yang telah didapatkan selama belajar.

Berbeda dengan metode inkuiri (inquiry), masalah dalam metode problem

solving adalah masalah yang bersifat terbuka. Artinya jawaban dari masalah

Page 12: S PEA 054444 Chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054444_chapter2(1).pdf · ... dan berbagai strategi , metode dan pendekatan ke ... guru sebaiknya

20

tersebut belum pasti. Setiap siswa bahkan guru dapat mengembangkan

kemungkinan jawaban. Leuw (dalam Sudjimat, 1995:28) mengatakan bahwa

“Belajar pemecahan masalah pada hakikatnya adalah belajar berpikir (learning to think) atau belajar bernalar (learning reason), yaitu berpikir atau bernalar mengaplikasikan pengetahuan-pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya untuk memecahkan masalah-masalah baru yang belum pernah dijumpai sebelumnya.” Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran dengan

metode problem solving memberikan kesempatan pada siswa untuk bereksplorasi,

berpikir kritis, analitis, sistematis, dan logis untuk menemukan pemecahan

masalah.

Hakikat masalah dalam PBM yang menggunakan metode problem solving

adalah gap atau kesenjangan antara situasi nyata dan kondisi yang diharapkan,

atau antara kenyataan yang terjadi dengan apa yang diharapkan. Kesenjangan

tersebut bisa dirasakan dari adanya keresahan, keluhan, kerisauan, atau

kecemasan. Oleh karena itu, maka materi pelajaran atau topik tidak terbatas pada

materi pelajaran yang bersumber buku saja, akan tetapi juga dapat bersumber dari

peristiwa-peristiwa tertentu sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Berikut adalah

kriteria pemilihan bahan pelajaran dalam pembelajaran dengan metode problem

solving menurut Wina Sanjaya (2006:216).

a. Bahan pelajaran harus mengandung isu-isu yang mengandung konflik (conflict issue) yang bisa bersumber dari kehidupan nyata sehari-hari.

b. Bahan yang dipilih adalah bahan yang bersifat familiar dengan siswa, sehingga setiap siswa dapat mengikutinya dengan baik.

c. Bahan yang dipilih merupakan bahan yang berhubungan dengan kepentingan orang banyak sehingga terasa manfaatnya.

d. Bahan yang dipilih merupakan bahan yang mendukung tujuan atau kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

Page 13: S PEA 054444 Chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054444_chapter2(1).pdf · ... dan berbagai strategi , metode dan pendekatan ke ... guru sebaiknya

21

e. Bahan yang dipilih sesuai dengan minat siswa sehingga setiap siswa merasa perlu untuk mempelajarinya. Oleh karena itu, bahan diutamakan berasal dari permasalahan yang diajukan siswa.

2.1.5 Prasyarat Pelaksanaan Metode Pembelajaran Problem Solving

Dalam proses belajar mengajar atau pembelajaran tidak ada pegangan yang

pasti tentang cara mendapatkan metode pembelajaran yang paling tepat. Tepat

tidaknya suatu metode baru terbukti dari pretasi belajar siswa. Maksudnya

tidaklah efektif juga menggunakan satu metode pembelajaran untuk segala tujuan

belajar. Namun suatu metode pembelajaran akan berjalan efektif jika memenuhi

syarat-syarat tertentu sesuai dengan karakteristik metode pembelajaran tersebut.

Mengacu pada pendapat Sudjimat (1995), agar proses belajar mengajar dengan

metode problem solving berjalan dengan baik maka harus diperhatikan hal-hal

sebagai berikut:

1) Waktu yang dibutuhkan dalam pembelajaran dengan menggunakan metode

problem solving bersifat relatif disesuaikan dengan masalah yang akan

dicari pemecahannya dan juga harus dibatasi agar konsentrasi siswa benar-

benar terfokus pada masalah yang dipecahkan.

2) Metode problem solving memerlukan perencanaan agar terstruktur dan

sistematis. Perencanaan ini juga penting untuk mengarahkan pembelajaran

kepada tujuan dan kompetensi yang ingin dicapai siswa. Perencanaan ini

meliputi keseluruhan kegiatan dari awal penyusunan masalah-masalah

sebagai bahan hingga diperolehnya sebuah pengambilan keputusan dari

solusi pemecahan masalah, seperti masalah atau kasus didasarkan atas minat

Page 14: S PEA 054444 Chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054444_chapter2(1).pdf · ... dan berbagai strategi , metode dan pendekatan ke ... guru sebaiknya

22

siswa atau lingkungan disekitarnya, menuntut adanya proses pengambilan

keputusan, dan menuntut penggunaan lebih dari satu solusi

3) Sumber belajar tidak hanya berasal dari buku. Sumber belajar dapat

dikembangkan dari masalah-masalah yang berasal dari hasil pegumpulan

kasus-kasus dari koran, majalah, televisi, radio, membuat kasus dari ide dari

lingkungan sekitar, dan situasi kondisi yang muncul spontanitas dari siswa.

4) Manajemen kelas dengan cara membagi kelas ke dalam kelompok-

kelompok kecil, diskusi berkelompok agar lebih efektif dan mendalam

saling tukar ide, debat antara satu siswa dengan siswa yang lainnya.

2.1.6 Langkah Penerapan Metode Pembelajaran Problem Solving

Banyak ahli yang menjelaskan langkah penerapan metode pemecahan

masalah (problem solving), diantaranya John Dewey seorang ahli pendidikan

berkebangsaan Amerika (dalam Wina Sanjaya:2006:217) yaitu: a) merumuskan

masalah, b) menganalisis masalah, c) merumuskan alternatif, d) mengumpulkan

data, e) pengujian alternatif, f) merumuskan rekomendasi pemecahan masalah.

Selanjutnya David Johnson & Johnson mengemukakan ada 5 langkah metode

pemecahan masalah (problem solving) yaitu : a) mendefiniskan masalah, b)

mendiganosis masalah, c) merumuskan alternatif strategi, d) menentukan dan

menerapkan strategi pilihan, dan e) melakukan evaluasi.

Dalam pelaksanaannya metode problem solving tidak mungkin langsung

diterapkan sejak awal dalam PBM tanpa adanya metode ceramah sebagai

pengantar. Hal ini dilakukan oleh guru untuk menjelaskan konsep awal agar siswa

Page 15: S PEA 054444 Chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054444_chapter2(1).pdf · ... dan berbagai strategi , metode dan pendekatan ke ... guru sebaiknya

23

memiliki pemahaman konsep yang cukup sebagai pijakan dasar dalam pemecahan

masalah. Berdasarkan beberapa uraian para ahli di atas maka secara umum

metode problem solving bisa dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Merumuskan masalah

Siswa dengan bimbingan dari guru menentukan masalah yang akan

dipecahkan. Masalah-masalah yang diangkat adalah kesenjangan (gap) berupa

isu-isu hangat yang memiliki hubungan dengan akuntansi serta harus menarik

untuk dipecahkan. Contoh permasalahan akuntansi misalnya tentang etika profesi

atau kode etik akuntan. Suatu kasus ada akuntan yang mengajak manajer kerja

sama melakukan manipulasi laporan keuangan sehingga perusahaan dianggap

mengalami laba padahal kenyataannya menderita kerugian. Di sinilah terjadi gap

atau kesenjangan yang mana seorang akuntan harus jujur dan bertanggung jawab

dalam setiap tindakan dan kegiatannya sesuai dengan etika profesi atau kode etik

akuntan.

Kemampuan yang diharapkan dari siswa dalam langkah ini adalah siswa

dapat menentukan prioritas masalah. Siswa dapat memanfaatkan pengetahuannya

untuk mengkaji dan memperinci rumusan masalah yang jelas, spesipik, dan dapat

dipecahkan.

2) Mengidentifikasi masalah

Mengidentifikasi masalah memiliki pengertian meninjau masalah secara

kritis dari berbagai sudut pandang. Menentukan sebab-sebab terjadinya masalah,

serta menganalisis berbagai faktor baik faktor yang bisa menghambat maupun

faktor yang dapat mendukung dalam penyelesaian masalah. Kegiatan ini bisa

Page 16: S PEA 054444 Chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054444_chapter2(1).pdf · ... dan berbagai strategi , metode dan pendekatan ke ... guru sebaiknya

24

dilakukan dalam diskusi kelompok kecil, hingga pada akhirnya siswa dapat

mengurutkan tindakan-tindakan prioritas yang dapat dilakukan sesuai dengan

jenis penghambat yang diprediksi.

Kegiatan identifikasi masalah dapat dilakukan dalam dua cara. Cara

pertama adalah guru langsung menyajikan masalah. Dalam cara ini siswa tidak

diminta untuk mengidentifikasi masalah tetapi mereka diminta untuk

mengidentifikasi dimensi dari masalah yang diajukan guru. Cara ini sangat

berguna untuk kelas yang belum memilki pengalaman dalam merumuskan

masalah. Cara kedua adalah siswa sendiri yang merumuskan masalah;guru hanya

memberikan tema untuk siswa mengidentifikasi masalah dan selanjutnya

dilakukan identifikasi dimensi masalah tersebut. Untuk menghindari

kekompleksan paradigma siswa sebaiknya dimensi masalah dibatasi. Bentuk

identifikasi masalah dan identifikasi dimensi masalah dapat berupa tanya jawab

dan diskusi antar siswa.

Selanjutnya agar bisa memfokuskan perhatian pada masalah sebenarnya,

dan bukan pada gejala-gejala yang muncul, maka dalam proses mengidentifikasi

suatu masalah, diperlukan upaya mencari informasi yang diperlukan sebanyak-

banyaknya. Dengan demikian diharapkan, kita bisa mengidentifikasi masalahnya

dengan tepat dan benar. Berikut ini beberapa karakteristik dalam melakukan

identifikasi masalah yang baik (www.musriadimusanif.blogspot.com.html):

1. Fakta dipisahkan dari opini atau spekulasi. Data objektif harus dipisahkan dari persepsi.

2. Semua siswa yang terlibat diperlukan sebagai sumber informasi. 3. Masalah harus dinyatakan secara tegas. Hal ini seringkali dapat meng-

hindarkan kita dari pembuatan definisi yang tidak jelas.

Page 17: S PEA 054444 Chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054444_chapter2(1).pdf · ... dan berbagai strategi , metode dan pendekatan ke ... guru sebaiknya

25

4. Definisi yang dibuat harus menyatakan dengan jelas adanya ketidak-sesuaian/gap antara harapan yang telah ditetapkan sebelumnya dan kenyataan yang terjadi.

5. Definisi yang dibuat harus menyatakan dengan jelas pihak-pihak yang terkait atau berkepentingan dengan terjadinya masalah itu.

3) Mengumpulkan Data

Data dapat dikumpulkan dari berbagai sumber. Dalam akuntansi sumber

data dapat berasal dari bukti-bukti transaksi yang berupa faktur, kuitansi, nota

debet, nota kredit, memo dan lain sebagainya. Bukti-bukti transaksi inilah yang

dijadikan dasar dalam melakukan pencatatan, pengikhtisaran, dan pelaporan

(siklus akuntansi). Dalam siklus akuntansi, bukti-bukti transaksi adalah syarat

mutlak sebagi bukti tertulis dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan suatu

transaksi. Selain pengumpulan data juga dilakukan pemeriksaan apakah telah

sesuai antara bukti-bukti transaksi dengan pencatatan. Kemampuan yang

diharapkan dari tahapan ini adalah tertanamnya pada diri siswa sifat teliti dan

kehati-hatian dalam kegiatannya sebagai calon akuntan.

4) Menentukan Pilihan Penyelesaian

Menentukan pilihan penyelesaian merupakan akhir dari proses PBM

dengan menggunakan metode problem solving. Kemampuan yang diharapkan dari

tahapan ini adalah kecakapan memilih penyelesaian yang memungkinkan dapat

dilakukan serta dapat memperhitungkan kemungkinan yang akan terjadi

sehubungan dengan keputusan yang dipilihnya, termasuk memperhitungkan

akibat yang akan terjadi pada setiap pilihan. Disinilah akan nampak PBM pada

mata pelajaran Akuntansi yang diharapkan yaitu kemampuan dalam memprediksi

Page 18: S PEA 054444 Chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054444_chapter2(1).pdf · ... dan berbagai strategi , metode dan pendekatan ke ... guru sebaiknya

26

(predictive) dan pengambilan keputusan seperti seorang manajer yang ada pada

perusahaan di kehidupan nyata.

2.1.7 Keunggulan dan Kekurangan Metode Problem Solving

Sebagai salah satu alternatif metode pembelajaran, pemecahan masalah

(problem solving) memiliki beberapa keunggulan (Wina Sanjaya:2006:220),

diantaranya:

a. Pemecahan masalah (problem solving) merupakan metode yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran.

b. Pemecahan masalah (problem solving) dapat memberikan kepuasan tersendiri untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa dalam setiap mata pelajaran yang mereka hadapi

c. Pemecahan masalah (problem solving) dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa agar aktif

d. Pemecahan masalah (problem solving) dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan yang mereka kuasai untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.

e. Pemecahan masalah (problem solving) dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan serta mengarahkan cara belajar mandiri

f. Melalui pemecahan masalah (problem solving) bisa menunjukkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran khususnya akuntansi, pada dasarnya merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekadar dari guru saja.

g. Pemecahan masalah (problem solving) dianggap lebih menyenangkan dan memberikan pengalaman belajar sehingga merangsang minat serta disukai siswa.

h. Pemecahan masalah (problem solving) dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.

i. Pemecahan masalah (problem solving) dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata

j. Pemecahan masalah (problem solving) dapat mengembangkan minat siswa untuk terus-menerus (kontinuitas) belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir atau belajar sepanjang hayat.

Sedangkan beberapa kelemahan metode problem solving antara lain :

Page 19: S PEA 054444 Chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054444_chapter2(1).pdf · ... dan berbagai strategi , metode dan pendekatan ke ... guru sebaiknya

27

a. Pemecahan masalah (problem solving) dianggap oleh para siswa sebagai suatu hal yang merepotkan karena harus melalui tahapan-tahapan.

b. Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan maka mereka akan merasa ragu untuk mencoba

c. Keberhasilan metode pembelajaran melalui pemecahan masalah (problem solving) membutuhkan cukup waktu yang lama untuk persiapan.

d. Karena siswa cenderung untuk bekerja sendiri, mereka mungkin tidak dapat “menemukan” semua hal yang seharusnya mereka dapatkan.

e. Siswa yang menggunakan pemecahan masalah (problem solving) yang tidak tepat mungkin akan membuat kesimpulan yang salah

2.2 Prestasi Belajar

2.2.1 Definisi Prestasi Belajar

Kata prestasi belajar terdiri dari dua unsur kata yaitu prestasi dan belajar.

Dalam kamus bahasa Indonesia, (2001:171) “Prestasi adalah hasil yang telah

dicapai dan yang telah dilakukan atau dikerjakan.” Prestasi juga mengandung

pengertian suatu hasil yang dicapai dari suatu kegiatan/aktivitas yang telah

dilakukan, diciptakan, baik secara kelompok maupun sendiri. Prestasi merupakan

salah satu tujuan seseorang dalam belajar dan sekaligus sebagai motivator

terhadap aktivitas siswa.

Prestasi belajar merupakan salah satu indikator keberhasilan belajar.

Prestasi belajar merupakan aktualisasi dari potensi yang dimilikinya, artinya

belajar merupakan manifestasi dari kemampuan potensi individu. Selanjutnya

Aziz Lukman Praja (1993:36) mengemukakan beberapa pengertian prestasi

belajar sebagai berikut:

1) Prestasi belajar merupakan perubahan perilaku yang dapat diukur yang dilakukan dengan menggunakan tes prestasi (achievement test).

Page 20: S PEA 054444 Chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054444_chapter2(1).pdf · ... dan berbagai strategi , metode dan pendekatan ke ... guru sebaiknya

28

2) Prestasi belajar merupakan hasil perbuatan individu itu sendiri bukan hasil dari perbuatan orang lain terhadap individu

3) Prestasi belajar dapat dievaluasi tinggi rendahnya berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan oleh penilai atau menurut tolak ukur (standar) yang dicapai oleh kelompok.

4) Prestasi belajar merupakan hasil dari kegiatan yang dilakukan dengan sengaja dan disadari, jadi bukan merupakan kebiasaan atau perilaku yang tidak disadari.

Jadi, prestasi belajar adalah hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa

yang ditandai dengan perkembangan serta perubahan tingkah laku yang meliputi

pengetahuan, keterampilan maupun sikap pada diri seseorang yang dilakukannya

secara sengaja/sadar melalui proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu

dan dapat diukur serta dinyatakan dalam bentuk nilai, hasil tes atau ujian berupa

angka (kuantitatif), huruf, atau kalimat (kualitatif).

2.2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Aktivitas belajar mengajar tidak selalu dapat berjalan dengan apa yang

diharapkan, kadang-kadang lancar dan kadang-kadang terhambat, kadang-kadang

cepat menangkap apa yang dipelajari dan kadang-kadang sulit untuk

memahaminya. Keanekaragaman karakteristik siswa yang tidak sama

menyebabkan perbedaan tingkah laku antara satu siswa dengan siswa lainnya,

sehingga menyebabkan adanya perbedaan prestasi belajar siswa.

Prestasi belajar dibentuk oleh berbagai faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Faktor-faktor tersebut yang akan menentukan berhasil atau tidak berhasil, tinggi

atau rendah prestasi belajar. Menurut Slameto (1995:54) mengemukakan bahwa :

Page 21: S PEA 054444 Chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054444_chapter2(1).pdf · ... dan berbagai strategi , metode dan pendekatan ke ... guru sebaiknya

29

” .................yang mempengaruhi prestasi belajar terdiri atas: faktor intern yaitu

1. Faktor jasmaniah 2. Faktor psikologis 3. Faktor kelelahan

Sedangkan faktor eksternal yaitu 1. Faktor keluarga 2. Faktor sekolah, metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa,

relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, dan keadaan gedung. Sedangkan menurut Ahmadi (1998:72) faktor-faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar antara lain sebagi berikut:

a. Faktor internal. Faktor internal ada1ah faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Faktor ini dapat dibagi dalam beberapa bagian, yaitu : 1) Faktor intelegensi adalah kemampuan untuk mencapai prestasi di sekolah

yang didalamnya berpikir perasaan 2) Faktor minat adalah kecenderungan yang mantap dalam subyek untuk

merasa tertarik pada bidang tertentu. 3) Faktor keadaan fisik rnenunjukkan pada tahap pertumbuhan, kesehatan

jasmani, keadaan alat - alat indera dan lain sebagainya. Faktor keadaan psikis menunjuk pada keadaan stabilitas /labilitas mental siswa

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor dan luar diri siswa yang mempengaruhi prestasi belajar. Faktor eksternal dapat dibagi rnenjadi beberapa bagian, yaitu : 1) Faktor guru 2) Faktor lingkungan keluarga 3) Faktor sumber-sumber Belajar berupa media/alat bantu belajar serta

bahan baku penunjang.

2.2.3 Hasil Penelitian Terdahulu

Sebagai bahan rujukan dan perbandingan peneliti memberikan hasil

penelitian terdahulu yang memiliki keterkaitan dengan metode problem solving,

sebagai berikut:

Page 22: S PEA 054444 Chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054444_chapter2(1).pdf · ... dan berbagai strategi , metode dan pendekatan ke ... guru sebaiknya

30

Muhammad Basri (2008) melakukan penelitian dengan judul Efektifitas

Metode Problem Solving Dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada

Mata Pelajaran Sejarah Di Kelas XI IPS SMA N Batang Hari Lampung Timur

Tahun Pelajaran 2007/2008. Metode penelitian menggunakan Penelitian Tindakan

kelas (PTK) .Setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan metode

problem solving pada setiap siklus I, II dan III diperoleh hasil yang cukup

memuaskan. Efektivitas metode problem solving dalam setiap siklus mengalami

peningkatan. Pada siklus I efektivitas metode problem solving sebesar 52,8%

siklus II sebesar 61,1% dan siklus III sebesar 66,7%.

Ria Indahsari (2005) melakukan penelitian dengan judul Efektifitas

Pembelajaran Metode Ekspositori dan Metode Problem Solving (Pemecahan

Masalah) Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X Semester Pada Pokok Bahasan

Stoikometri Di SMA Negeri 9 Semarang. Penelitian menggunakan metode Quasi

Eksperimen dan hasil penelitianya adalah hasil tes diperoleh rata-rata nilai hasil

belajar kelompok ekspositori = 69,77, dan kelompok problem solving = 65,89.

Melalui uji efektvitas diperoleh t data untuk ekspositori = 3,604 dan untuk

problem solving = 3,756, sedangkan t tabel 1,68, jadi kedua metode sama-sama

efektif. Dan melalui uji t tes, diperoleh t data= 2,187, sedangkan t tabel 1,99 pada

taraf signifikan 5%.

2.2.4 Kerangka Pemikiran

Proses Belajar Mengajar merupakan proses interaksi komunikasi aktif

antara siswa dengan guru dalam kegiatan pendidikan. Interaksi disini yaitu saling

Page 23: S PEA 054444 Chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054444_chapter2(1).pdf · ... dan berbagai strategi , metode dan pendekatan ke ... guru sebaiknya

31

memberi dan menerima informasi atau pengetahuan antara guru dengan siswa

maupun antara sesama siswa. Dalam petunjuk pelaksanaan kurikulum SMA,

dinyatakan bahwa dalam setiap interaksi belajar mengajar ditandai sejumlah unsur

yaitu 1) Tujuan yang hendak dicapai, 2) Siswa dan guru, 3) Bahan pelajaran, 4)

Metode yang digunakan untuk menciptakan situasi belajar mengajar, dan 5)

Evaluasi atau penilaian yang berfungsi untuk menetapkan seberapa jauh

ketercapaian tujuan.

Suatu Proses Belajar Mengajar dapat berjalan efektif bila seluruh unsur

yang berpengaruh dalam PBM saling mendukung dalam rangka mencapai tujuan.

Seorang guru hendaknya mampu memberikan motivasi dan bimbingan kepada

siswa agar perubahan tingkah laku yang diharapkan sebagai hasil belajar tercapai

dengan baik, dalam hal ini guru harus benar-benar pandai dalam memilih metode,

pendekatan serta model pembelajaran

Prestasi belajar merupakan salah satu indikator keberhasilan belajar.

Prestasi belajar merupakan aktualisasi dari potensi yang dimilikinya, artinya

belajar merupakan manifestasi dari kemampuan potensi individu. Dalam prestasi

belajar terkandung hasil belajar yang dicapai oleh siswa yang biasanya

diwujudkan dalam bentuk nilai yang diukur dengan menggunakan sistem

penilaian yang telah ditentukan yaitu dengan melakukan evaluasi.

Untuk mencapai prestasi belajar yang memuaskan terdapat banyak faktor

yang mempengaruhi, terkadang bagi sebagian siswa mencapai prestasi belajar

yang memuaskan sangatlah sulit. Dalam belajar ada beberapa faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar siswa baik faktor yamg berasal dari diri siswa

Page 24: S PEA 054444 Chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054444_chapter2(1).pdf · ... dan berbagai strategi , metode dan pendekatan ke ... guru sebaiknya

32

seperti kesehatan, kecerdasan, bakat, minat, motivasi maupun faktor yang berasal

dari luar diri siswa seperti lingkungan dan alat instrumen (kurikulum, metode

pembelajaran, sarana dan fasilitas serta guru/pengajar).

Hal ini senada dengan pendapat Muhibbin Syah (1995:106) yang

menyatakan bahwa: ”Secara global faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar dapat kita bedakan menjadi 3 bagian yakni :

1. Faktor intern (dari dalam siswa) yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa.

2. Faktor ekstern (dari luar diri siswa) yakni keadaan kondisi lingkungan siswa.

3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning) yakni jenis upaya belajar yang meliputi strategi dan metode yang diinginkan siswa untuk melakukan kegiatan belajar.

Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor

pendekatan belajar (approach to learning) dari segi metode. Metode mengajar

adalah cara kerja yang teratur, bersistem, dan berpikir baik-baik yang digunakan

guru untuk mencapai maksud dan tujuan pembelajaran. Penggunaan metode

penting dalam proses belajar mengajar agar materi yang disampaikan oleh guru

kepada siswa lebih efektif sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Dengan kata lain

metode pembelajaran adalah alat untuk menjembatani penyampaian materi dari

guru kepada siswa.

Dalam PBM, interaksi guru dengan siswa berlangsung dominan sehingga

peran guru sangat penting dan akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. Guru

mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberikan pengajaran

dengan baik bagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab

untuk melihat segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas untuk membantu proses

perkembangan siswa. Kegiatan guru dalam belajar mengajar perlu diperhatikan.

Page 25: S PEA 054444 Chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054444_chapter2(1).pdf · ... dan berbagai strategi , metode dan pendekatan ke ... guru sebaiknya

33

Kegiatan guru yang dimaksud adalah berkaitan dengan metode pembelajaran yang

digunakan sehingga mampu membangkitkan motivasi siswa.

Namun prestasi belajar akan berbeda hasilnya jika seorang guru dalam

proses pembelajarannya tidak memperhatikan metode yang digunakan. Misalnya

saja penggunaan metode tidak disesuaikan dengan jenis bahan/materi yang

diajarkan. Guru hanya menggunakan metode yang itu-itu saja, seperti halnya yang

terjadi pada kegiatan pembelajaran konvensional yang hanya menggunakan

ceramah sebagai metodenya. Di dalam pembelajaran konvensional siswa

bertindak pasif, monoton sehingga kegiatan belajar menjadi kurang menarik.

Berawal dari kegiatan pembelajaran yang kurang menarik menyebabkan siswa

menjadi malas, belajar, tidak ada motivasi dan akhirnya tidak senang mengikuti

pelajaran tersebut. Jika dalam kegiatan belajar mengajar, terdapat unsur paksaan

pada diri siswa maka sudah dipastikan prestasi belajarnya akan rendah. Dengan

kata lain bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar siswa sangat dipengaruhi oleh

ketepatan guru menggunakan metode di dalam proses belajar mengajar. Hal ini

didasarkan pada pendapat Syaiful Bahri Djamarah (1994:78-79) yang

mengungkapkan bahwa : “Penggunaan metode mengajar yang kurang tepat

dengan jenis bahan pelajaran akan menyulitkan anak didik menyerapnya.

Akibatnya, sudah dipastikan prestasi belajar anak didik rendah.” Dan selanjutnya

Slameto (2003:65) juga menyatakan bahwa “Metode mengajar yang tidak baik

akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula.”

Banyak sekali jenis metode pembelajaran yang dapat digunakan dan

divariasikan dalam proses belajar mengajar. Salah satu metode yang diharapkan

Page 26: S PEA 054444 Chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054444_chapter2(1).pdf · ... dan berbagai strategi , metode dan pendekatan ke ... guru sebaiknya

34

dapat meningkatkan partisipasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan belajar

mengajar adalah metode pemecahan masalah (problem solving). Metode ini bukan

hanya merupakan metode mengajar, tetapi juga merupakan metode berpikir bagi

siswa, karena dalam metode ini dapat juga menggunakan metode yang lainnya

yang dimulai dari proses berpikir sampai dengan penarikan kesimpulan.

Pemecahan masalah (problem solving) bisa dianggap sebagai suatu proses

pengaplikasian pengetahuan yang dimiliki hingga terbentuk pengetahuan baru.

Ketika metode pemecahan masalah digunakan di dalam proses pembelajaran,

maka penekanannya harus pada siswa yang mempelajari mata pelajaran,

bukannya hanya belajar untuk memecahkan masalah semata. Hal ini begitu

penting karena jika fokusnya hanya mengajarkan kepada siswa sebatas

terpecahkannya masalah tanpa memperhatikan paham tidaknya siswa terhadap

materi yang diajarkan maka mereka hanya mempelajari sedikit pengetahuan atau

sekedar tahu langkah-langkah yang harus diikuti untuk memecahkan masalah

tertentu. Ini bukanlah cara yang efektif dalam membantu siswa belajar, karena

belajar adalah proses pengalaman dan tidak terbentuk secara instan. Hal ini sesuai

dengan pendapat para ahli yaitu:

Darsono dkk (dalam Utari Sumarmo:1994:44), “Belajar adalah suatu tingkah laku atau kegiatan dalam rangka mengembangkan diri baik dalam aspek kognitif, sikap maupun psikomotorik.” Dalam kamus Bahasa Indonesia (2001:67) disebutkan bahwa: Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Belajar itu bukan hanya menghafal dan mengingat saja, melainkan berinteraksi dengan lingkungannya dan merupakan suatu proses yang ditandai dengan perubahan pada diri seseorang, dengan tujuan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya, daya penerimaannya dan aspek-aspek lain yang ada pada individu.

Page 27: S PEA 054444 Chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054444_chapter2(1).pdf · ... dan berbagai strategi , metode dan pendekatan ke ... guru sebaiknya

35

Untuk itulah sudah seharusnya jika pemecahan masalah (problem solving)

dipergunakan sebagai sebuah metode pembelajaran dalam proses belajar mengajar

untuk membuat siswa lebih paham lagi secara mendalam terhadap materi

pembelajaran yang diberikan.

Metode pembelajaran pemecahan masalah (problem solving) dapat

mempengaruhi prestasi belajar karena dalam metode ini siswa dituntut untuk

belajar aktif berpikir ilmiah dan mandiri untuk memecahkan masalah-masalah

yang dihadapi, sehingga sesuai dengan tujuan pembelajaran SMA yang memang

lebih diarahkan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi lagi yakni jenjang

perguruan tinggi melalui penanaman pemahaman konsep yang lebih mendalam.

Dalam metode pemecahan masalah, siswa dituntut tidak hanya sekedar mengingat

atau menghafal saja tapi lebih memahami dan menguasai konsep-konsep,

sehingga jika suatu saat permasalahan yang dijadikan bahan ajar tersebut muncul

kembali siswa tidak akan mengalami kesulitan yang berarti.

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas dapat disusun suatu paradigma

penelitian. Menurut Sugiyono (2006:6) yang dimaksud dengan paradigma

penelitian adalah:

“Pola pikir yang menunjukan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis.”

Gambar 2.1 : Paradigma Penelitian

Penggunaan Metode

Problem Solving

Prestasi Belajar

Siswa

Page 28: S PEA 054444 Chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054444_chapter2(1).pdf · ... dan berbagai strategi , metode dan pendekatan ke ... guru sebaiknya

36

Dalam penelitian ini perlu adanya asumsi. Menurut Komarudin (dalam

Agus Baskara 2008: 40) asumsi adalah:

Sesuatu yang dianggap tidak mempengaruhi atau dianggap konstan. Asumsi menetapkan faktor yang diawasi. Asumsi dapat berhubungan dengan syarat-syarat, kondisi-kondisi dan tujuan. Asumsi memberikan hakekat, bentuk, dan arah argumentasi. Berdasarkan pengertian tersebut peneliti merumuskan asumsi sebagai

berikut:

1) Kondisi awal antara kelas yang menggunakan metode pembelajaran

problem solving dengan kelas yang menggunakan metode konvensional

(ceramah) memiliki karakteristik yang relatif sama atau tidak memiliki

perbedaan yang signifikan (equivalent).

2) Lingkungan sekolah dianggap kondusif terhadap pengembangan metode

pembelajaran.

3) Terdapat fasilitas yang mendukung untuk diselenggarakannya metode

problem solving

4) Guru memahami secara metodologis dan praktis metode pembelajaran

problem solving

5) Faktor-faktor lain yang berpengaruh pada prestasi belajar, seperti berupa

kemampuan siswa, motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan

kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan fsikis,

kompetensi guru, sumber belajar, dan pengaruh lingkungan pergaulan

siswa dianggap konstan.

Page 29: S PEA 054444 Chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054444_chapter2(1).pdf · ... dan berbagai strategi , metode dan pendekatan ke ... guru sebaiknya

37

2.2.5 Hipotesis

Menurut Suharsimi Arikunto (1987) mengartikan bahwa “Hipotesis

sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian

sampai terbukti kebenarannya melalui data yang terkumpul.”

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh baik

positif atau negatif antara metode problem solving terhadap prestasi belajar siswa.

Oleh karena itu hipotesis dalam penelitian ini adalah “ Penggunaan metode

pemecahan masalah (problem solving) memiliki pengaruh positif terhadap prestasi

belajar siswa.”