S PEK 040076 chapter2 -...
-
Upload
truonghanh -
Category
Documents
-
view
212 -
download
0
Transcript of S PEK 040076 chapter2 -...
23
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Prestasi Belajar
2.1.1 Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar erat kaitannya dengan proses belajar dan hasil belajar.
Slameto (2003:2) mengatakan bahwa “belajar merupakan suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya”.
Menurut Witherington dalam Ngalim Purwanto (2004:84) “Belajar adalah
sesuatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola
baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau
suatu pengertian”. Selain itu Abin Syamsudin (2004: 109) mengatakan bahwa ”
proses belajar mengajar diartikan sebagai suatu interaksi antara siswa dengan guru
dalam rangka mencapai tujuan”. Pengertian tersebut menjelaskan bahwa dalam
proses belajar mengajar terdapat interaksi antara siswa dan guru yang yang akan
menentukan keefektifan pengalaman belajar siswa dalam pencapaian hasil belajar
yang optimal.
Tujuan dari kegiatan belajar adalah pencapaian hasil belajar. Menurut
Briggs (Sappaile, 2005:671) ”Hasil belajar adalah seluruh kecakapan dan segala
hal yang diperoleh melalui proses belajar mengajar di sekolah yang dinyatakan
dengan angka dan di ukur dengan menggunakan tes hasil belajar.”
24
Selain itu Gagne (Surya, 2004:17) menyatakan bahwa hasil pembelajaran
berupa kecakapan manusiawi (human capabilities) yang meliputi : (1) informasi
verbal, (2) kecakapan intelektual, yang terdiri dari diskriminasi, konsep kongkrit,
konsep abstrak, aturan dan aturan yang lebih tinggi, (3) strategi kognitif, (4) sikap
dan (5) kecakapan motorik.
Ada beberapa cara untuk mengevaluasi kualitas atau mutu yang berkaitan
dengan pendidikan formal tetapi indikatornya adalah bagaimana kinerja murid
yang bersangkutan ketika mengikuti suatu tes. Syaiful Bahri Djamarah (1994:24)
mengungkapkan bahwa “prestasi belajar merupakan penilaian pendidikan tentang
kemajuan siswa dalam segala hal yang dipelajari di sekolah yang menyangkut
pengetahuan atau kecakapan, keterampilan yang dinyatakan sesudah hasil
penilaian”. Prestasi juga menunjukkan gambaran keberhasilan seseorang dalam
upaya mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki.
Pengertian umum mengenai prestasi belajar ini dikemukakan oleh
Moh. Surya (2004:75) yaitu “prestasi belajar adalah hasil belajar atau perubahan
tingkah laku yang menyangkut ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap setelah
melalui proses tertentu, sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksinya
dengan lingkungan”.
25
Selain itu menurut Hamdani Nawawi (Nurlanty, 2007:38), “prestasi
belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di
sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor, diperoleh dari hasil tes mengenai
sekolah mengenai sejumlah materi pengajaran yang disajikan”. Dari pengertian
tersebut bahwa hasil belajar siswa di sekolah bisa dinyatakan dalam bentuk angka
atau nilai.
Berhasil tidaknya seorang siswa meraih prestasi belajarnya tergantung dari
banyak hal atau tergantung dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. B.Bloom
(Widi Karmana, 2005:7) dengan teori taksonomi mengatakan bahwa ”ada dua
faktor utama yang dominan terhadap hasil belajar yaitu karakteristik siswa yang
meliputi (kemampuan, minat, hasil belajar sebelumnya, motivasi) dan karakter
pengajaran yang meliputi (guru dan fasilitas belajar)”
Secara ringkas, taksonomi Bloom (S.Sagala, 2007: 33) dibagi menjadi tiga
kawasan (domain) yaitu :
1. Domain kognitif, mencakup kemampuan intelektual mengenal lingkungan yang terdiri atas enam macam kemampuan yang disusun secara hierarkis dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian.
2. Domain afektif, mencakup kemampuan-kemampuan emosional dalam mengalami dan menghayati sesuatu hal yang meliputi lima macam kemampuan emosional disusun secara hierarkis yaitu kesadaran, partisipasi, penghayatan nilai, pengorganisasian nilai, dan karakterisasi diri.
3. Domain psikomotor yaitu kemampuan-kemampuan motorik menggiatkan dan mengkoordinasikan gerakan yang terdiri dari gerakan refleks, gerakan dasar, kemampuan perseptual, kemampuan jasmani, gerakan-gerakan terlatih, dan komunikasi nondiskursif.
26
2.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Noehi Nasution, dkk (Djamarah, 2002:141-142) memandang bahwa
belajar itu bukanlah suatu aktivitas yang berdiri sendiri tetapi ada unsur-unsur lain
yang terlibat langsung didalamnya yaitu raw input, learning teaching process,
output invironmental, dan instrument input.
Gambar 2.1 Unsur-Unsur Belajar
(Sumber: Djamarah, 2002:142)
Dari gambar di atas, dapat dijelaskan bahwa masukan mentah (raw input)
merupakan bahan pengalaman belajar tertentu dalam proses belajar mengajar
(learning teaching process) dengan harapan dapat berubah menjadi keluaran
(output) dengan kualifikasi tertentu. Dalam proses belajar mengajar ikut
berpengaruh sejumlah faktor lingkungan yang merupakan masukan dari
lingkungan (environmental input) dan sejumlah faktor instrumental (instrumental
input) yang dengan disengaja dirancang guna menunjang tercapainya keluaran
yang dikehendaki.
ENVIRONMENTAL INPUT
RAW INPUT OUTPUT LEARNING TEACHING
PROCESS
INSTRUMENTAL INPUT
27
Menurut Winkel dan Santrock (Widi Karmana, 2005:34), faktor-faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar dikemukakan diantaranya :
1. Faktor yang ada pada diri siswa a. Taraf intelegensi b. Bakat khusus c. Taraf pengetahuan yang dimiliki d. Taraf kemampuan berbahasa e. Taraf organisasi kognitif f. Motivasi g. Kepribadian h. Perasaan i. Sikap j. Minat k. Konsep diri l. Kondisi fisik dan psikis
2. Faktor-faktor yang ada pada lingkungan keluarga a. Hubungan antar orang tua b. Hubungan orang tua – anak c. Jenis pola asuh d. Keadaan sosial ekonomi keluarga
3. Faktor-faktor yang ada pada lingkungan sekolah a. Guru : kepribadian, sikap guru terhadap siswa, keterampilan didaktik dan
gaya mengajar b. Kurikulum c. Organisasi sekolah d. Sistem sosial di sekolah e. Keadaan fisik sekolah dan fasilitas pendidikan f. Hubungan sekolah dengan orang tua g. Lokasi sekolah
4. Faktor-faktor yang ada pada lingkungan sosial sekolah yang lebih luas a. Keadaan sosial, politik dan ekonomi b. Keadaan fisik: cuaca dan iklim
28
Sedangkan Ngalim Purwanto (2004 : 107) mengemukakan bahwa :
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar pada setiap individu
digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
(Sumber : Ngalim Purwanto, 2004 : 107)
2.1.3 Indikator – Indikator Prestasi Belajar
Menurut B. Bloom ada tiga kategori perilaku sebagai hasil belajar, yaitu
ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Pengungkapan hasil belajar ideal meliputi
segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat dari pengalaman dan proses
belajar siswa.
Kurikulum/bahan ajar
Guru/Pengajar
Sarana dan fasilitas
Administrasi/manajemen
Faktor
Luar
Dalam
Lingkungan
Instrumental
Alam
Sosial
Fisiologi
Kondisi Fisik Kondisi Panca Indera
Psikologi
Bakat
Minat
Kecerdasan
Motivasi
Kemampuan kognitif
29
Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa adalah
dengan mengetahui garis-gasris besar indikator (penunjuk adanya prestasi
tertentu) dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur.
Berikut ini adalah tebel jenis, indikator dan cara evaluasi prestasi.
Tabel 2.1 Jenis, Indikator dan Cara Evaluasi Prestasi
Ranah/Jenis
Prestasi Indikator
Cara Evaluasi
A. Ranah Kognitif
1. Pengamatan 1. Dapat menunjukkan 2. Dapat membandingkan 3. Dapat menghubungkan
1. Tes lisan 2. Tes tertulis 3. Observasi
2. Ingatan 1. Dapat menyebutkan 2. Dapat menunjukkan kembali
1. Tes lisan 2. Tes tertulis 3. Observasi
3. Pemahaman 1. Dapat menjelaskan 2. Dapat mendefinisikan dengan
lisan sendiri
1. Tes lisan 2. Tes tertulis
4. Penerapan 1. Dapat memberikan contoh 2. Dapat menggunakan secara tepat
1. Tes tertulis 2. Pemberian tugas 3. Observasi
5. Analisis (pemeriksaan dan pemilihan secara teliti
1. Dapat menguraikan 2. Dapat mengklaifikasikan/ memilah-
milah
1. Tes tertulis 2. Pemberian tugas
6. Sintesis (membuat panduan baru dan utuh)
1. Dapat menghubungkan 2. Dapat menyimpulkan 3. Dapat menggeneralisasikan
(membuat prinsip umum)
1. Tes tertulis 2. Pemberian tugas
B. Ranah Afektif
1. Penerimaan
1. Menunjukkan sikap menerima 2. Menunjukkan sikap menolak
1. Tes tertulis 2. Tes skala sikap 3. Observasi
2. Sambutan 1. Kesediaan berpartisipasi/ terlibat 2. Kesediaan memanfaatkan
1. Tes skala sikap 2. Pemberian tugas 3. Observasi
3. Apresiasi (sikap menghargai
1. Menganggap penting dan bermanfaat
2. Menganggap indah dan harmonis 3. Mengagumi
1. Tes skala penilaian/sikap
2. Pemberian tugas 3. Observasi
30
4. Internalisasi (pendalaman)
1. Mengakui dan meyakini 2. Mengingkari
1. Tes skala sikap 2. Pemberian tugas
ekspresif (yang menyatakan sikap) dan proyektif (yang menyatakan perkiraan/ramalan)
5. Karakteristik (penghayatan)
1. Melembagakan atau meniadakan 2. Menjelmakan dalam pribadi dan
perilaku sehari-hari
1. Pemberian tugas ekspresif dan proyektif
2. Observasi C. Ranah Psikomotor
1. Keterampilan bergerak dan bertindak
1. Mengkoordinasikan gerakan mata, tangan, kaki dan anggota tubuh lainnya
1. Observasi 2. Tes tindakan
2. Kecakapan ekspresi verbal dan nonverbal
1. Mengucapkan 2. Membuat mimik dan gerakan
jasmani
1. Tes lisan 2. Observasi 3. Tes tindakan
Sumber : Muhibbin Syah, (2004:151-152)
2.2 Motivasi Belajar
2.2.1 Pengertian Motivasi Belajar
Dalam ilmu psikologi, gejala jiwa pada seseorang yang berupa dorongan
atau keinginan untuk melakukan suatu perbuatan atau tindakan dikenal dengan
istilah motivasi. Banyak sekali ahli membahas tentang arti motivasi, diantaranya
Abin Syamsudin (2004:37) mendefinisikan motivasi yaitu:
“Motivasi merupakan (1) suatu kekuatan( (power), tenaga (forces )atau daya (energy). (2) suatu keadaan yang kompleks (a complex state) dan kesiapsediaan (preparatory set) dalam diri individu untuk bergerak kearah tujuan tertentu baik disadari maupun tidak disadari”.
Mc. Donald (Djamarah, 2002:114) mengatakan bahwa “motivation is a
energy change within the person characterized by affective arousal and
anticipatory goal rection”. Motivasi merupakan perubahan energi di dalam
pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi
untuk mencapai tujuan.
31
Dari pengertian yang dikemukakan oleh Mc. Donald mengandung tiga
elemen penting (Sadirman, 2007:74)
1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi dari setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi dalam sistem “neurophysiological” yang ada pada organisme manusia karena menyangkut perubahan energi manusia walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia, penampakkannya akn menyangkut kegiatan fisik manusia.
2. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa atau feeling, pemahaman seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia
3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi yaitu tujuan dan tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan.
Selain itu Surya (2004:62) mengemukakan bahwa “motivasi diartikan
sebagai suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan dorongan untuk
mewujudkan perilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian tujuan tertentu”.
Jadi motivasi belajar dapat didefinisikan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang
menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan
belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai
Secara umum, faktor yang mempengaruhi timbulnya motivasi pada diri
seseorang dibagi menjadi dua yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Seperti
yang disebutkan oleh Syaiful Bahri Djamarah (2002:115) bahwa motivasi itu
berasal dari diri pribadi seseorang yang disebut dengan motivasi intrinsik dan
motivasi yang berasal dari luar diri seseorang yang disebut dengan motivasi
ekstrinsik.
32
Dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsik maupun
ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi, siswa dapat mengembangkan
aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam
melakukan kegiatan belajar.
Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam
kegiatan belajar (Sardiman, 2007:92-95) yaitu : memberi angka, hadiah,
kompetisi, memberi ulangan, pujian, minat dan hasrat untuk belajar. Selain itu
menumbuhkan motivasi belajar siswa yaitu adanya kesadaran dari dalam diri
siswa untuk belajar dan dibantu atau didorong oleh faktor dari luar seperti
lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat yang memberikan dampak
positif bagi siswa.
Ada beberapa prinsip motivasi belajar yaitu :
1. Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar 2. Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar 3. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan belajar 4. Motivasi dapat melahirkan prestasi belajar 5. Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman 6. Motivasi intrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam
belajar 2.2.2 Indikator-Indikator Motivasi Belajar
Pada hakikatnya motivasi belajar merupakan dorongan internal dan
eksternal pada diri siswa dalam belajar. Ada beberapa indikator yang mendukung
peningkatan motivasi belajar (Syamsudin, 2004:40) yaitu :
1) Durasi kegiatan (berapa lama kemampuan penggunaan waktunya untuk belajar)
2) Frekuensi kegiatan (berapa sering kegiatan belajar dilakukan dalam periode waktu tertentu)
3) Persistensinya (ketepatan dan kelekatan) pada tujuan belajar.
33
4) Kesabaran, keuletan dan kemampuannya dalam menghadapi kesulitan untuk mencapai kegiatan belajar
5) Devosi (pengabdian) dan pengorbanan (uang, tenaga dan pikiran) untuk mencapai tujuan belajar.
6) Tingkatan aspirasi (maksud, rencana, cita-cita dan sasaran) yang hendak dicapai dalam belajar
7) Arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan belajar (like or dislike, positif atau negatif)
Indikator-indikator tersebut dapat digunakan untuk mengukur motivasi
belajar. Adapun berbagai teknik pendekatan dan pengukuran yang dapat
dipergunakan (Syamsudin, 2004:40-41) yaitu :
1. Test tindakan (performance test) untuk memperoleh informasi dan data tentang keuletan , ketabahan dan kemampuan menghadapi masalah, durasi dan frekuensinya
2. Kuesioner dan inventori terhadap subjeknya untuk mendapat informasi tentang devosi dan pengorbanannya serta aspirasinya
3. Mengarang bebas untuk mengetahui cita-cita dan aspirasinya 4. Tes prestasi dan skala sikap untuk mengetahui kualifikasi dan arah
sikapnya
2.3 Pemanfaatan Sumber Belajar
2.3.1 Pengertian Pemanfaatan Sumber Belajar
Pemanfaatan adalah proses, cara, perbuatan memanfaatkan. Pemanfaatan
dalam penelitian ini adalah proses, cara dan perbuatan memanfaatkan sumber
belajar untuk pencapaian tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
Secara sederhana Mulyasa (2004:48) mengatakan bahwa “sumber belajar
dapat dirumuskan sebagai segala sesuatu yang dapat memberikan kemudahan
kepada peserta didik dalam memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan,
pengalaman dan keterampilan dalam proses belajar mengajar”.
34
Menurut Udin Saripuddin (Djamarah, 2002:55) “yang dimaksud dengan
sumber-sumber bahan dan belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan
sebagai tempat dimana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk belajar
seseorang”. Dengan demikian, sumber belajar merupakan bahan atau materi untuk
menambah ilmu pengetahuan yang mengandung hal-hal baru bagi siswa.
Sudjana dan Rivai (2007:76) mengatakan bahwa “sumber belajar dalah
suatu daya yang bisa dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar mengajar baik
secara langsung maupun tidak langsung, sebagian atau keseluruhan”. Sedangkan
menurut AECT, sumber belajar meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan
latar (Mudoffir, 2001:1).
Sumber belajar yang beraneka ragam di sekitar kehidupan siswa, baik
yang didesain maupun non desain belum dimanfaatkan secara optimal dalam
pembelajaran. Sumber belajar terdapat dimana-mana: di sekolah, di halaman, di
pusat kota, di pedesaan dan sebaginya. Menurut Surdiman (Djamarah, 2002:56)
”pemanfaatan sumber-sumber pengajaran tersebut tergantung pada kreativitas
guru, waktu, biaya serta kebijakan-kebijakan lainnya”.
Dalam mengemukakan sumber-sumber belajar ini para ahli sepakat bahwa
segala sesuatu dapat dipergunakan sebagai sumber belajar sesuai dengan
kepentingan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sebenarnya pemanfaatan sumber belajar mempunyai peranan yang penting
dalam proses pembelajaran karena sumber belajar merupakan bahan materi yang
dapat menambah ilmu pengetahuan yang didalamnya mengandung hal-hal baru
bagi guru dan siswa.
35
Dalam pemanfaatan sumber belajar, guru mempunyai tanggung jawab
membantu siswa agar belajar lebih mudah, lebih lancar, lebih terarah. Oleh sebab
itu guru dituntut untuk memiliki kemampuan khusus yang berhubungan dengan
pemanfaatan sumber belajar.
Menurut Ditjend. Dikti dalam (Karwono, 2007:1-2), guru harus mampu:
1. Menggunakan sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari. 2. Mengenalkan dan menyajikan sumber belajar. 3. Menerangkan peranan berbagai sumber belajar dalam pembelajaran. 4. Menyusun tugas-tugas penggunaan sumber belajar dalam bentuk tingkah
laku. 5. Mencari sendiri bahan dari berbagai sumber. 6. Memilih bahan sesuai dengan prinsip dan teori belajar. 7. Menilai keefektifan penggunaan sumber belajar sebagai bagian dari bahan
pembelajarannya. 8. Merencanakan kegiatan penggunaan sumber belajar secara efektif.
Pemanfaataan sumber-sumber belajar oleh siswa disesuaikan dengan
kebutuhan untuk memperoleh informasi-informasi yang berguna dalam
pembelajaran
2.3.2 Klasifikasi Sumber Belajar
Udin Saripudin Winataputra dan Rustana Ardiwinata (Djamarah, 2002:57)
berpendapat bahwa terdapat sekurang-kurangnya lima macam sumber belajar
yaitu :
a. Manusia b. Buku/perpustakaan c. Alam lingkungan
1. Alam lingkungan terbuka 2. Alam lingkungan sejarah/ peninggalan sejarah 3. Alam lingkungan manusia
d. Media massa e. Media pendidikan
36
Menurut Sudirman N. dkk (Djamarah, 2002:56) mengemukakan macam-
macam sumber belajar sebagai berikut :
1. Manusia (people) 2. Bahan (materials) 3. Lingkungan (setting) 4. Alat dan perlengkapan (tool and equipment) 5. Aktivitas (activities)
1. Pengajaran berprogram 2. Simulasi 3. Karyawisata 4. Sistem pengajaran modul
Aktivitas sebagai sumber belajar biasanya meliputi :
1. Tujuan khusus yang harus dicapai oleh siswa 2. Materi atau bahan pelajaran yang harus dipelajari 3. Aktivitas yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan
pengajaran
Menurut Dale (Arsyad, 2006:11) pengalaman yang dapat memberi sumber
belajar diklasifikasikan menurut jenjang tertentu berbentuk kerucut pengalaman
(Cone of Experience) sebagai berikut :
37
Gambar 2.3 Kerucut Pengalaman Edgar Dale
Pengalaman yang dapat memberi sumber belajar meliputi hal yang bersifat
abstrak sampai dengan hal yang bersifat kongkrit yang terdiri dari pengalaman
yang berbentuk verbal, visual, rekaman radio, gambar hidup pameran, televisi,
karyawisata, dramatisasi, pengamatan dan pengalaman langsung.
Berdasarkan AECT (Association of Educational Communication
Technology) yang dikutip oleh Mudhoffir (1986:1) sumber belajar dibedakan
menjadi enam jenis seperti yang tercantum dalam tabel di bawah ini:
Verbal
Pengalaman Langsung
Pengamatan
Dramatisasi
Karyawisata
Televisi
Gambar Hidup, Pameran
Rekaman Radio
Visual
Kongkret
Abstrak
38
Tabel 2.2 Jenis Sumber Belajar Menurut AECT
Sumber Belajar Pengertian Contoh
Pesan
Ajaran/informasi yang akan disampaikan oleh komponen lain: dapat berbentuk ide, fakta, makna, dan data.
Materi bidang studi IPS
Orang Orang-orang yang bertindak sebagai penyimpan dan atau penyalur pesan
Guru, Peserta didik, Pembicara, Tokoh Masyarakat.
Bahan
Barang-barang (lazim disebut media atau perangkat lunak/software) yang biasanya berisi pesan untuk disampaikan dengan mengguna-kan peralatan. Kadang-kadang bahan itu sendiri sudah merupakan bentuk penyajian.
Buku teks, majalah, video, tape recorder, pembelajaran terprogram, film.
Alat
Barang-barang (lazim disebut perangkat keras/hardware) digunakan untuk menyampai-kan pesan yang terdapat dalam bahan.
OHP, proyektor film,tape recorder, video, pesawat TV, pesawat radio.
Teknik
Prosedur atau langkah-langkah tertentu dalam menggunakan bahan,
alat, tata tempat dan orang untuk menyampaikan pesan
Simulasi, permainan, studi lapangan, metode bertanya, pembelajaran individual, pembelajaran kelompok, ceramah, diskusi
Latar Lingkungan dimana pesan diterima
oleh peserta didik.
Lingkungan fisik; gedung sekolah, perpustakaan, pusat sarana belajar, studio, museum, taman, peninggal-an sejarah, lingkungan non fisik, penerangan, sirkulasi udara.
39
2.3.3 Fungsi Sumber Belajar
Agar sumber belajar yang ada dapat berfungsi dalam pembelajaran harus
dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Fungsi sumber belajar menurut
Hanafi (Karwono, 2007:4) adalah untuk:
a. Meningkatkan produktifitas pendidikan, yaitu dengan jalan (1)
Memepercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan
waktu secara lebih baik. (2) Mengurangi beban guru dalam menyajikan
informasi, sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan
gairah peserta didik.
b. Memberikan kemungkinan pendidikan yang sifatnya lebih individual
dengan jalan: (1) Mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional.
(2) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar sesuai
dengan kemampuannya.
c. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan
jalan: (1) Perencanaan program pembelajaran yang lebih sistematis. (2)
Pengembangan bahan pelajaran yang dilandasi penelitian.
d. Lebih memantapkan pembelajaran dengan jalan (1) Meningkatkan
kemampuan manusia dalam penggunaan berbagai media komunikasi
(2) Penyajian data dan informasi secara lebih konkrit.
e. Memungkinkan belajar secara seketika, karena (1) Mengurangi jurang
pemisah antara pelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan
realitas yang sifatnya konkret. (2) Memberikan pengetahuan yang
bersifat langsung.
f. Memungkinkan penyajian pendidikan yang lebih luas, terutama dengan
adanya media massa, dengan jalan: (1) Pemanfaatan secara bersama
lebih luas tenaga atau kejadian yang langka. (2) Penyajian informasi
yang mampu menembus geografis.
40
2.3.4 Pemanfaatan Sumber Belajar
Menurut Mulyasa (2008:168), ada beberapa pemanfaatan sumber belajar
yaitu:
1. Sumber belajar merupakan petunjuk awal/pembuka jalan dan
pengembangan wawasan terhadap proses pembelajaran yang ditempuh
2. Menunjukkan berbagai masalah yang timbul sebagai konsekuensi yang
logis dari pembelajaran yang dikembangkan yang menuntut adanya
kemampuan pemecahan dari guru dan murid
3. Sumber belajar sebagai pemandu materi pembelajaran yang dipelajari dan
langkah-langkah operasional untuk menulusuri lebih teliti materi standar
secara tuntas
4. Sumber belajar memberikan berbagai macam ilustrasi dan contoh-contoh
yang berkaitan dengan pembelajaran dan pembentukan kompetensi dasar
2.4 Kinerja Guru Dalam Mengajar
2.4.1 Makna Kinerja Guru Dalam Mengajar
Tenaga guru adalah salah satu tenaga kependidikan yang mempunyai
peran sebagai faktor penentu keberhasilan tujuan organisasi selain tenaga
kependidikan lainnya, karena guru yang langsung bersinggungan dengan peserta
didik,
Kinerja merupakan terjemahan dari bahasa Inggris, work
performance atau job performance tetapi dalam bahasa Inggrisnya sering
disingkat menjadi performance saja. Kinerja dalam bahasa Indonesia disebut juga
prestasi kerja. Kinerja atau prestasi kerja (performance) diartikan sebagai
ungkapan kemampuan yang didasari oleh pengetahuan, sikap, keterampilan dan
motivasi dalam menghasilkan sesuatu.
41
Selain itu, kinerja guru atau prestasi kerja (performance) merupakan hasil
yang dicapai oleh guru dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta
penggunaan waktu. Kinerja guru akan baik jika guru telah melaksanakan unsur-
unsur yang terdiri kesetiaan dan komitmen yang tinggi pada tugas mengajar,
menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran, kedisiplinan dalam mengajar
dan tugas lainnya, kreativitas dalam pelaksanaan pengajaran, kerjasama dengan
semua warga sekolah, kepemimpinan yang menjadi panutan siswa, kepribadian
yang baik, jujur dan obyektif dalam membimbing siswa, serta tanggung jawab
terhadap tugasnya.
Dalam penelitian ini, kinerja guru dilihat dari kompetensi guru dalam
mengajar. Menurut Moh. Surya (2004:92) “kompetensi adalah keseluruhan
pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diperlukan oleh seseorang dalam
kaitan dengan tugas tertentu. Sedangkan menurut Finch dan Crunkilton
(Kunandar, 2007:51) “Kompetensi adalah penguasaan terhadap suatu tugas,
keterampilan, sikap dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang
keberhasilan”.
Uzer Usman (2006:9) mengemukakan bahwa “proses belajar mengajar dan
hasil belajar siswa sebagian besar ditentukan oleh peranan dan kompetensi guru”.
Kompetensi guru dalam mengajar akan menentukan sejauhmana siswa dapat
mengikuti kegiatan belajar dan memahami materi pelajaran yang disampaikan
oleh guru sehingga apa yang telah diperolehnya selama proses pembelajaran dapat
diukur dalam prestasi belajar.
42
Selain itu Kunandar (2007:55) mengemukakan bahwa “Pengertian
kompetensi guru adalah seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada
dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat dan efektif.”.
Dalam Sardiman (2007: 164) mengenai kompetensi guru, ada sepuluh kompetensi
guru yang merupakan profil kemampuan dasar bagi seorang guru. Sepuluh
kompetensi itu meliputi:
1. Menguasi bahan 2. Mengelola program belajar mengajar 3. Mengelola kelas 4. Menggunakan media/sumber 5. Menguasai landasan pendidikan 6. Mengelola interaksi belajar 7. Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran 8. Mengenal fungsi dan program layanan bimbingan dan penyuluhan 9. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah 10. Memahami prinsip-prinsip dan hail penelitian pendidikan guna pengajaran
Sedangkan menurut Moh. Surya (2004:92) kompetensi guru meliputi :
1. Kompetensi personal yaitu kualitas kemampuan pribadi seorang guru yang diperlukan agar dapat menjadi guru yang baik
2. Kompetensi profesional yaitu berbagai kemampuan yang diperlukan agar dapat mewujudkan dirinya sebagai guru profesional
3. Kompetensi sosial yaitu kemampuan yang diperlukan oleh seseorang agar berhasil berhubungan dengan orang lain
4. Kompetensi intelektual yaitu penguasaan berbagai ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan tugasnya sebagai guru
5. Kompetensi spiritual yaitu kualitas keimanan dan ketakwaan sebagai orang yang beragama.
43
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.16 Tahun 2007
kompetensi guru terdiri dari :
1. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik
2. Kompetensi kepribadian yaitu kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik
3. Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam.
4. Kompetensi sosial yaitu kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efesien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat luas.
Dalam penelitian ini, kompetensi guru hanya dibatasi dua kompetensi saja
yaitu kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Berikut ini penjabaran
kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru.
Tabel 2.3 Standar Kompetensi Guru Mata Pelajaran SMA/MA
No Kompetensi Inti Guru Kompetensi Guru Mata Pelajaran
Kompetensi Pedagogik 1 Menguasi karakteristik peserta didik dari
aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional dan intelektual
1.1 Memahami karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek fisik, intelktual, sosial-emosional, moral, spiritual dan latar belakang sosial budaya
1.2 Mengidentifikasi potensi peserta didik dalam mata pelajaran yang diajarkan
1.3 Mengidentifikasi bekal-ajar awal peserta didik dalam mata pelajaran yang diajarkan
1.4 Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik dalam mata pelajaran yang diajarkan
2 Menguasia teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik
Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik terkait dengan mata pelajaran yang diajarkan
Menerapkan berbagai pendekatan strategi, metode, teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran diajarkan
3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran tang diajarkan
Memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
Menentukan tujuan pembelajaran yang diajarkan
44
Menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diajarkan
Memilih materi pembelajaran yang diajarkan yang terkait dengan pengalaman belajar dan tujuan pembelajaran
Menata materi pembelajaran secara benar sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan karakteristik peserta didik
Mengembangkan indikator dan instrumen penilaian
4 Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik
Memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang mendidik
Mengembangkan komponen-komponen rancangan pembelajaran
Menyususn rencana pembelajaran yang lengkap baik untuk kegiatan di dalam kelas , laboratorium maupun lapangan
Melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas, di laboratorium dan di lapangan dengan memperhatikan standar keamanan yang dipersyaratkan
Menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang relevan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang diajarkan untuk mencapai tujuan pemeblajaran secara utuh
Mengambil keputusan transaksional dalam pembelajaran yang diajarkan sesuai dengan situasi yang berkembang
5 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran
Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran yang diajarkan
6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki
Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mendorong peserta didik mencapai prestasi yang optimal
Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk kreativitasnya
7 Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta didik
7.1 Memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efekstif, empatik dan santun secara lisan, tulisan dan atau bentuk lain
7.2 Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta didik dengan bahasa yang khas dalam interaksi kegiatan/permainan yang mendidik yang terabngun secara siklikal (a) penyiapan kondisi psikologis peserta didik untuk ambil bagian dalam permainan melalui bujukan dan contoh (b) ajakan kepada peserta didik untuk
45
ambil bagian, (c) respon peserta didik terhadap ajakan guru dan (d) reaksi guru terhadap respon peserta didik
8 Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar
8.1 Memahamiprinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diajarkan
8.2 Menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting untuk dinilai dan dievaluasikan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diajarkan
8.3 Menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar
8.4 Mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar
8.5 Mengadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar secara berkesinambnunagn dengan menggunakan berbagai instrumen
8.6 Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai tujuan
8.7 Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar
9 Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran
9.1 Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk menentukan ketuntasan belajar
9.2 Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan
9.3 Mengkomunikasikan hasil penialaian dan evaluasi kepada pemangku kepentingan
9.4 Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi pembeleajaran untuk meningktakna kualitas pembelajaran
10 Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran
Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan
Memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan pengembangan pembelajaran dalam mata pelajaran yang diajarkan
Melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran terhadpa mata pelajaran yang diajarkan
Kompetensi Profesional 11 Menguasai materi, struktur, konsep dan
pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diajarkan
11.1 Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran ekonomi
11.2 Membedakan pendekatan-pendekatan ekonomi
11.3 Menunjukkan manfaat mata pelajaran ekonomi
46
12 Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diajarkan
12.1 Memahami standar kompetensi yang diajarkan
12.2 Memahami kompetensi dasar mata pelajaran yang diajarkan
12.3 Memahami tujuan pembelajaran yang diajarkan
13 Mengembangkan materi pembelajaran yang diajarkan secara kreatif
13.1 Memilih materi pembelajaran yang diajarkan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik
13.2 Mengolah materi pembelajaran yang diajarkan secara kreatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik
14 Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif
14.1 Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus menerus
14.2 Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan keprofesionalan
14.3 Melakukan penelitian tindkan kelas untuk peningkatan keprofesionalan
14.4 Mengikuti kemajuan jaman dengan belajar dari berbagai sumber
15 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri
15.1 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam berkomunikasi
15.2 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk pengembangan diri.
2.4.2 Peranan Guru Dalam Mengajar
Pada asasnya, peranan penting guru dalam proses belajar mengajar adalah
sebagai “Director of learning” (direktur belajar) yang artinya setiap guru
diharapkan untuk pandai-pandai mengarahkan kegiatan belajar siswa agar
mencapai keberhasilan belajar. Dengan demikian jelas bahwa peranan guru dalam
dunia pendidikan seperti sekarang ini semakin meningkat dari sekedar pengajar
menjadi direktur belajar dengan konsekuensi tugas dan tanggung jawab guru pun
menjadi kompleks dan berat (Muhibbin, 2006:250).
47
Perluasan tugas dan tanggung jawab guru tersebut membawa konsekuensi
timbulnya fungsi-fungsi yang menjadi bagian integral dalam kompetensi
profesional yang disandang oleh guru. Menurut Gagne (Muhibbin, 2006:250)
menyatakan bahwa setiap guru berfungsi sebagai :
1). Designer of instruction (perancang pengajaran)
2). Manager of instruction (pengelola pengajaran)
3). Evaluator of student learning (penilai prestasi belajar)
Perkembangan baru terhadap pandangan belajar mengajar membawa
konsekuensi kepada guru untuk meningkatkan peranan dan kompetensinya karena
proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa sebagian besar ditentukan oleh
peranan dan kompetensi guru. Guru yang kompeten akan lebih mampu mengelola
kelasnya sehingga hasil belajar siswa dapat ditingkatkan lebih optimal.
Peranan dan kompetensi guru dalam megajar meliputi banyak hal
sebagaimana yang dikemukakan oleh Adam dan Decey dalam Basic Principles Of
Student Teaching, antara lain guru sebagai pengajar, pemimpin kelas,
pembimbing, pengatur lingkungan, partisipan, perencana, supervisor, motivator
dan konselor (Uzer Usman, 2006:9). Yang akan dikemukakan disini adalah
peranan yang dianggap paling dominan dan diklasifikasikan sebagai berikut:
1). Guru sebagai demonstrator
2). Guru sebagai pengelola kelas
3). Guru sebagai mediator dan fasilitator
4). Guru sebagai evaluator