Chapter2 Power Point
-
Upload
qaseh-safinah -
Category
Documents
-
view
48 -
download
0
description
Transcript of Chapter2 Power Point
10
BAB II
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN POWERPOINT TIPE STAND ALONE
DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)
DI SEKOLAH MENENGAH ATAS
A. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Media merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran. Kata media
berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara,
atau pengantar (Arsyad, 2006: 3). Pengertian media menurut Djamarah dalam
Kusuma (2007) (http://wijayalabs.blogspot.com) adalah ‘alat bantu apa saja yang
dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran’.
Sadiman, dkk. (2009: 19) menyatakan:
Media atau bahan adalah perangkat lunak (software) berisi pesan atau informasi pendidikan yang biasanya disajikan dengan mempergunakan peralatan. Peralatan atau perangkat keras (hardware) merupakan sarana untuk dapat menampilkan pesan yang terkandung pada media tersebut (AECT, 1977).
Siswa dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap dari manusia,
materi, atau kejadian. Seperti yang dikemukakan oleh Gerlach & Ely dalam
Arsyad (2006: 3) yaitu ‘media apabila dipahami secara garis besar adalah
manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa
mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap’.
Media menurut Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association
of Education and communication Technology/AECT) di Amerika, yakni sebagai
11
segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan
pesan/informasi (Munadi, 2008: 8).
Media yang membawa pesan dengan tujuan instruksional maka media itu
disebut media pembelajaran seperti yang dikemukakan oleh Arsyad (2006: 4)
yaitu “apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan
instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu
disebut media pembelajaran”.
Proses belajar mengajar dengan menggunakan media tidak hanya
menggunakan kata-kata, dan diharapkan hasil belajar serta pengalaman belajar
menjadi lebih bermakna bagi siswa. Penggunaan media diharapkan dapat
mendorong proses belajar. Ali (2008: 89) mengemukakan “media pengajaran
diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
(message), merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga
dapat mendorong proses belajar”.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyampaikan pesan atau materi yang mengandung tujuan instruksional kepada
penerima pesan dalam proses pembelajaran.
2. Manfaat Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan media yang digunakan dalam pembelajaran.
Penggunaan media pembelajaran dapat memberikan rangsangan pada siswa dalam
proses belajar, sehingga dapat mempertinggi kualitas belajar mengajar dan dapat
12
mempertinggi hasil belajar siswa. Seperti yang dijelaskan oleh Sudjana dan Rivai
(2005: 2) bahwa “media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa
dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil
belajar yang dicapainya”.
Susilana dan Riyana (2008: 10) mengemukakan bahwa media pembelajaran
ini juga memiliki nilai dan manfaat sebagai berikut:
1. Membuat konkrit konsep-konsep yang abstrak. 2. Menghadirkan objek-objek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat ke
dalam lingkungan belajar. 3. Menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil. 4. Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat.
Konsep-konsep yang sulit dijelaskan secara langsung, seperti peredaran
darah, dan arus listrik dapat disederhanakan dengan menggunakan media gambar
atau bagan. Objek yang terlalu besar dapat digantikan oleh gambar, foto, dan
model, sedangkan objek yang terlalu kecil dapat disajikan dengan bantuan
mikroskop, dan gambar.
Peristiwa yang terjadi pada masa lalu dapat ditampilkan melalui rekaman
video, sedangkan peristiwa alam seperti letusan gunung berapi dapat disajikan
dalam bentuk video, film, atau simulasi komputer. Gerakan yang terlalu cepat,
seperti lintasan peluru dapat diperlambat dengan menggunakan media film.
Media pembelajaran dapat bermanfaat dalam proses belajar mengajar yaitu
media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan, menarik perhatian siswa,
meningkatkan proses dan hasil belajar, menimbulkan motivasi belajar, mengatasi
keterbatasan indera, ruang, dan waktu, dan memberikan kesamaan pengalaman
kepada siswa.
13
Manfaat dari media pengajaran dalam proses belajar siswa, yaitu pengajaran
akan lebih menarik perhatian siswa, bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya,
metode mengajar akan lebih bervariasi, dan siswa lebih banyak melakukan
kegiatan belajar (Sudjana dan Rivai, 2005: 2). Media pembelajaran dapat
membangkitkan motivasi dan minat siswa, meningkatkan pemahaman,
menyajikan data dengan menarik, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan
informasi.
Selain itu, media dapat dimanfaatkan sebagai alat komunikasi dalam proses
belajar mengajar agar pesan yang disampaikan oleh guru mudah untuk dipahami.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sadiman, dkk. (2009: 11-12) yaitu “proses
belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses
penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran/media tertentu ke penerima
pesan”.
Komponen-komponen proses komunikasi terdiri dari pesan, sumber pesan,
saluran atau media, dan penerima pesan. Pesan yang akan dikomunikasikan
adalah isi ajaran, sedangkan sumber pesannya yaitu guru, siswa, orang lain,
penulis buku, dan prosedur media. Salurannya adalah media pendidikan dan
penerima pesannya adalah siswa.
Dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran mempunyai peranan yang
sangat penting dalam proses belajar mengajar yang diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar.
14
3. Klasifikasi Media Pembelajaran
Penggunaan media pembelajaran sangat diperlukan dalam proses belajar
mengajar untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada saat ini media
pembelajaran sangat bervariasi sehingga diperlukan suatu pengklasifikasian
media.
Pengalaman erat hubungannya dengan media. Edgar Dale dalam Sudjana
(2008: 107) mengemukakan 10 jenis pengalaman manusia dalam bentuk kerucut
yang disebut kerucut pengalaman. Kesepuluh jenis ini diperoleh dari berbagai
sumber, yaitu sebagai berikut:
1. Pengalaman langsung yaitu pengalaman belajar yang diperoleh siswa secara
langsung dengan bendanya, belajar sendiri atau mengalami sendiri sehingga
hasilnya akan lebih berarti.
2. Pengalaman langsung melalui benda-benda tiruan yaitu pengalaman belajar
yang diperoleh melalui benda-benda tiruan sehingga anak dapat
mempelajarinya secara keseluruhan.
3. Pengalaman melalui dramatisasi yaitu pengalaman belajar yang diperoleh
siswa dalam bentuk memerankan suatu peranan tertentu.
4. Pengalaman melalui demontrasi yaitu pengalaman belajar yang diperoleh siswa
dengan cara melakukan kegiatan suatu proses.
5. Pengalaman melalui karyawisata yaitu pengalaman belajar yang diperoleh
siswa melalui kunjungan keluar kelas.
6. Pengalaman melalui pameran yaitu pengalaman belajar yang diperoleh siswa
dengan memperlihatkan benda-benda yang realistis.
15
7. Pengalaman melalui televisi dan gambar hidup yaitu media yang berpengaruh
pada anak melalui penglihatan dan pendengaran. Pengalaman yang diperoleh
siswa tidak langsung tetapi membutuhkan penghayatan yang tinggi.
8. Pengalaman melalui radio dan rekaman yaitu pengalaman yang akan diperoleh
siswa ini membutuhkan pendengaran. Dengan adanya suara akan menambah
wawasan siswa sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar.
9. Pengalaman melalui lambang-lambang visual yaitu pengalaman yang akan
diperoleh siswa ini memerlukan penghayatan dan pemikiran, sebab siswa harus
menterjemahkan lambang tersebut untuk membentuk suatu pengertian.
10. Lambang kata (verbal) biasanya dapat dijumpai dalam buku, majalah, koran,
dan lain-lain.
(Sudjana, 2008: 109) Gambar 2.1
Kerucut Pengalaman Edgar Dale
16
Anderson dalam Rusman (2008: 101) mengelompokan media menjadi
beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:
No Kelompok Media Jenis Media 1 Audio • Pita Audio (kaset)
• Piringan Audio • Radio (rekaman siaran)
2 Cetak • Buku Teks Terprogram • Buku Pegangan • Buku Tugas
3 Audio-Cetak • Buku Latihan dilengkapi kaset • Gambar/poster (dilengkapi audio)
4 Proyeksi Visual Diam • Film Bingkai (Slide) • Film Rangkai (berisi pesan verbal)
5 Proyeksi Visual Diam dengan Audio
• Film Bingkai (Slide) Suara • Film Rangkai Suara
6 Visual Gerak • Film Bisu 7 Visual Gerak dengan
Audio • Film Suara • Video/VCD/DVD
8 Benda • Benda Nyata • Model Tiruan (mock up)
9 Komputer • Media Berbasis Komputer: Computer Assisted Instructional (CAI), dan Computer Based Instruction (CBI)
Gambar 2.2 Pengelompokan Media
Berdasarkan perkembangan teknologi Arsyad (2006: 29) mengelompokan
media pembelajaran menjadi empat, yaitu “(1) media hasil teknologi cetak, (2)
media hasil teknologi audio-visual, (3) media hasil teknologi yang berdasarkan
komputer, dan (4) media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer”. Media
hasil teknologi cetak merupakan media yang diperoleh melalui proses pencetakan,
seperti buku. Media hasil teknologi audio-visual merupakan media yang
digunakan untuk menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin
17
mekanis dan elektronik, seperti tape recorder, proyektor film, dan proyektor
visual yang lebar.
Media hasil teknologi yang berdasarkan komputer merupakan media yang
digunakan untuk menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber
yang berbasis mikro-prosesor. Informasi yang disimpan dalam media tersebut
dalam bentuk digital. Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer.
merupakan media yang digunakan untuk menyampaikan materi dengan
menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang dikendalikan oleh
komputer.
Brets dalam Ali (2008: 91-92) membuat delapan kelompok media, yaitu
‘media audio-motion-visual, media audio-still-visual, media audio-semi motion,
media motion-visual, media still-visual, media semi-motion, media audio, dan
media cetakan’. Media audio-motion-visual merupakan media yang mempunyai
suara, gerakan, dan objeknya dapat dilihat, seperti televisi, video tape, dan film
bergerak. media audio-still-visual merupakan media yang mempunyai suara,
objeknya dapat dilihat, dan tidak terdapat gerakan, seperti film-strip bersuara, dan
slide suara.
Media audio-semi motion merupakan media yang mempunyai suara dan
gerakan, namun tidak dapat menampilkan gerakan secara utuh, seperti teleboard.
Media motion-visual merupakan media yang mempunyai gambar objek bergerak,
seperti film (bergerak) bisu (tak bersuara). Media still-visual merupakan media
yang mempunyai objek namun tidak ada gerakan, seperti film-strip. Media semi-
motion merupakan media yang menggunakan garis dan tulisan, seperti tele-
18
autograf. Media audio merupakan media yang hanya menggunakan suara, seperti
radio. Media cetakan merupakan media yang hanya menampilkan simbol-simbol
tertentu, seperti huruf (simbol bunyi).
W. Schramm dalam Rusman (2008: 100) mengelompokan media menjadi dua
kategori, yaitu:
…dengan membedakan antara media modern (big media) dan media sederhana (little media). Kategori big media, antara lain: komputer, film, slide, program video. Sedangkan little media, antara lain: gambar, realia sederhana, sketsa, bagan, poster, dan lain-lain.
Dari beberapa klasifikasi yang dikemukakan oleh para ahli di atas dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Media visual yaitu media yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan
melibatkan indera penglihatan.
2. Media audio yaitu media yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan
melibatkan indera pendengaran.
3. Media audio-visual yaitu media yang digunakan dalam proses pembelajaran
dengan melibatkan indera penglihatan dan pendengaran.
4. Multimedia yaitu media yang menggabungkan beberapa unsur media lain,
seperti teks, warna, gambar, video, dan animasi.
4. Kriteria Pemilihan Media
Dalam memilih media pembelajaran untuk kegiatan belajar mengajar harus
memperhatikan kriteria-kriteria pemilihan media yang sesuai dengan kebutuhan
siswa di kelas. Beberapa kriteria pemilihan media pembelajaran adalah ketepatan
dengan tujuan pengajaran, sesuai dengan isi bahan ajar, kemudahan dalam
19
memperoleh media, keterampilan guru dalam menggunakan media, waktu yang
tersedia cukup, dan sesuai dengan taraf berfikir siswa.
Ketepatan dengan tujuan pengajaran, artinya media yang akan digunakan
dipilih berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan. Tujuan-tujuan
instruksional yang berisikan unsur pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis lebih
memungkinkan digunakannya media pengajaran (Sudjana dan Rivai, 2005: 5).
Sesuai dengan isi bahan ajar, artinya bahan pelajaran yang bersifat fakta, prinsip,
konsep, dan generalisasi sangat memerlukan media agar lebih mudah dipahami
siswa.
Kemudahan dalam memperoleh media, artinya media yang akan digunakan
dalam kegiatan belajar mengajar oleh guru mudah diperoleh atau mudah dibuat.
Keterampilan guru dalam menggunakan media, artinya guru dapat menggunakan
media dalam kegiatan belajar mengajar. Sudjana dan Rivai (2005: 5)
mengemukakan bahwa “adanya OHP, proyektor film, komputer, dan alat-alat
canggih lainnya, tidak mempunyai arti apa-apa, bila guru tidak dapat
menggunakannya dalam pengajaran untuk mempertinggi kualitas pengajaran.”
Hal tersebut mengungkapkan bahwa media secanggih apapun tidak akan
mempunyai arti dalam pengajaran, apabila guru tidak dapat menggunakannya.
Waktu yang tersedia cukup, artinya media yang akan digunakan dapat
bermanfaat bagi siswa selama kegiatan belajar mengajar. Sedangkan sesuai
dengan taraf berfikir siswa, artinya media yang digunakan sesuai dengan taraf
berfikir siswa. Sudjana dan Rivai (2005: 5) memberikan contoh yaitu “menyajikan
grafik yang berisi data dan angka atau proporsi dalam bentuk persen bagi siswa
20
SD kelas-kelas rendah tidak ada manfaatnya. Mungkin lebih tepat dalam bentuk
gambar atau poster”.
Sadiman, dkk. (2009: 84) mengemukakan beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam memilih media, yaitu:
…tujuan instruksional yang ingin dicapai, karakteristik siswa atau sasaran, jenis rangsangan belajar yang diinginkan (audio, visual, gerak, dan seterusnya), keadaan latar atau lingkungan, kondisi setempat, dan luasnya jangkauan yang ingin dilayani.
Rusman (2008: 99) mengemukakan beberapa kriteria pemilihan media
pembelajaran, yaitu:
1. Ketepatannya dengan tujuan/kompetensi pembelajaran. 2. Dukungan terhadap isi materi pelajaran. 3. Kemudahan mendapatkan media. 4. Keterampilan guru menggunakannya. 5. Tersedia alokasi waktu untuk menggunakannya. 6. Memilih media pembelajaran harus sesuai dengan taraf berfikir dan
perkembangan siswa.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dalam
memilih suatu media diperlukan kriteria-kriteria yang harus dipertimbangkan.
Dengan adanya kriteria dalam pemilihan media diharapkan dapat mempermudah
untuk menentukan media mana yang tepat untuk digunakan.
B. Pemanfaatan Microsoft Office PowerPoint Dalam Pembelajaran
Microsoft Office PowerPoint adalah salah satu jenis program yang tergabung
dalam Microsoft Office. Microsoft Office PowerPoint merupakan program
aplikasi yang dirancang khusus untuk menampilkan program multimedia. Seperti
yang dikemukakan oleh Susilana dan Riyana (2008: 102):
21
Program PowerPoint salah satu software yang dirancang khusus untuk mampu menampilkan program multimedia dengan menarik, mudah dalam pembuatan, mudah dalam penggunaan dan relatif murah, karena tidak membutuhkan bahan baku selain alat untuk penyimpanan data (data storage).
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Microsoft Office
PowerPoint merupakan perangkat lunak (software) yang mampu menampilkan
program multimedia dengam menarik, mudah dalam pembuatan dan
penggunaannya serta relatif murah. Microsoft Office PowerPoint memiliki
kemampuan untuk menggabungkan berbagai unsur media, seperti pengolahan
teks, warna, gambar, dan grafik, serta animasi. Terdapat tiga tipe penggunaan
PowerPoint yaitu personal presentation, stand alone dan web based (Susilana dan
Riyana, 2008: 102).
Pada umumnya Microsoft Office PowerPoint digunakan untuk presentasi
dalam classical learning, karena Microsoft Office PowerPoint merupakan
program aplikasi yang digunakan untuk kepentingan presentasi. Berdasarkan pola
penyajian yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa Microsoft Office
PowerPoint yang digunakan untuk presentasi dalam classical learning disebut
personal presentation. Microsoft Office PowerPoint pada pola penyajian ini
digunakan sebagai alat bantu bagi guru untuk menyampaikan materi dan kontrol
pembelajaran terletak pada guru.
Pola penyajian Microsoft Office PowerPoint yang dirancang khusus untuk
pembelajaran individual disebut stand alone. Pada pola penyajian ini, PowerPoint
dirancang khusus untuk pembelajaran individual yang bersifat interaktif. Seperti
yang dikemukakan oleh Susilana dan Riyana (2008: 102):
22
Stand Alone: pada pola penyajian ini, PowerPoint dapat dirancang khusus untuk pembelajaran individual yang bersifat interaktif, meskipun kadar interaktifnya tidak terlalu tinggi namun PowerPoint mampu menampilkan feedback yang sudah diprogram.
Pada pola penyajian web based, PowerPoint diformat menjadi file web (html).
Microsoft Office PowerPoint mempunyai fasilitas untuk mempublish presentasi
yang dibuat menjadi web. File PowerPoint dapat diubah menjadi file exe atau swf,
sehingga program presentasi yang dibuat aman dari manipulasi dan penjiplakan.
Prosedur pengembangan media menggunakan Microsoft Office PowerPoint
dilakukan melalui empat tahap yaitu identifikasi program, mengumpulkan bahan
pendukung, proses pembuatan di Microsoft Office PowerPoint, dan penggunaan
program tersebut yang sebelumnya telah dilakukan review program (Susilana dan
Riyana, 2008: 103).
Identifikasi program dimaksudkan untuk melihat kesesuaian antara program
yang dibuat dengan materi, sasaran, dan sumber pendukung, seperti animasi,
gambar, video, dan sebagainya. Mengumpulkan bahan pendukung dapat
dilakukan dengan cara memproduksi sendiri bahan-bahan yang diperlukan, dan
dapat dilakukan dengan cara browsing. Setelah bahan terkumpul, selanjutnya
proses pengerjaan di Microsoft Office PowerPoint sampai selesai. Setelah selesai
dibuat, selanjutnya dilakukan review terlebih dahulu sebelum digunakan.
C. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Proses belajar mengajar dilakukan untuk mencapai suatu tujuan yang telah
dirumuskan. Pada umumnya hasil belajar meliputi pengetahuan, sikap, dan
23
keterampilan. Hasil belajar yang akan diperoleh siswa setelah menempuh
pengalaman belajarnya atau proses belajar mengajar. Sudjana (2006: 22)
mengemukakan “hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki
siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.
Proses belajar mengajar dan hasil belajar saling berhubungan, karena dalam
kegiatan belajar mengajar terdapat tujuan yang akan dicapai. Siswa yang
sebelumnya tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti
setelah belajar. Seperti yang dikemukakan oleh Hamalik (2006: 30) yaitu “hasil
belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku
pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak
mengerti menjadi mengerti.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
merupakan perubahan atau kemampuan yang akan dimiliki oleh seseorang setelah
menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah hasil belajar yang diperoleh siswa dalam mata pelajaran TIK yang dapat
diukur dengan melakukan tes hasil belajar.
2. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Pada dasarnya ada dua faktor yang sangat berpengaruh terhadap hasil belajar
yaitu faktor dalam diri individu atau siswa itu sendiri dan faktor yang berasal dari
luar diri individu atau siswa. Faktor dalam diri individu (siswa) diantaranya
adalah faktor fisiologis dan faktor psikologis. Sedangkan faktor yang berasal dari
luar diri individu (siswa) diantaranya faktor lingkungan dan faktor instrumental.
24
Faktor yang berasal dari dalam diri individu atau internal terdiri dari dua
faktor yaitu sebagai berikut:
a. Faktor fisiologis
Faktor fisiologis, diantaranya tidak dalam keadaan lelah, kesehatan
pancaindera, kondisi individual siswa itu sendiri, tidak dalam keadaan catat
jasmani dan sebagainya.
Kondisi pancaindera siswa akan memberikan pengaruh terhadap proses dan
hasil belajar. Seperti yang dikemukakan oleh Rasyad dalam Munadi (2008: 26)
“pancaindera merupakan pintu gerbang ilmu pengetahuan (five sense are the
golden gate of knowledge)”. Artinya, kondisi pancaindera tersebut akan
memberikan pengaruh pada proses dan hasil belajar.
b. Faktor psikologis
Faktor kedua dari faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri adalah
faktor psikologis. Setiap individu memiliki kondisi psikologis yang berbeda-
beda. Faktor psikologis diantaranya adalah intelegensi, perhatian, minat dan
bakat, motif dan motivasi, dan kognitif dan daya nalar.
1) Intelegensi.
C.P. Chaplin dalam Munadi (2008: 26) mengartikan intelegensi sebagai (1)
kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara
cepat dan efektif, (2) kemampuan menggunakan konsep abstrak secara efektif,
(3) kemampuan memahami pertalian-pertalian dan belajar dengan cepat sekali.
intelegensi tidak menjamin hasil belajar seseorang karena proses belajar
merupakan proses yang kompleks.
25
2) Perhatian
Perhatian adalah “pemusatan energi psikis yang tertuju kepada suatu objek
pelajaran atau dapat dikatakan sebagai banyak sedikitnya kesadaran yang
menyertai aktivitas belajar” (Sardiman, 2007: 45). Untuk memperoleh hasil
belajar yang baik, maka siswa harus dihadapkan pada objek yang dapat
menarik perhatian siswa. Apabila objek yang dihadapkan pada siswa kurang
menarik, maka perhatian siswa tidak akan terfokus pada apa yang sedang
dipelajarinya.
3) Minat dan Bakat
Minat diartikan oleh Hilgard dalam Slameto (1991: 59) sebagai
‘kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa
kegiatan’. Sedangkan menurut Bernard dalam Sardiman (2007: 76) bahwa
‘minat timbul tidak secara tiba-tiba/spontan, melainkan timbul akibat dari
partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja’. Jadi,
minat akan selalu berkaitan dengan keinginan atau kebutuhan seseorang.
Bakat merupakan kemampuan untuk belajar. Kemampuan ini akan terealisasi
menjadi kecakapan yang nyata setelah melalui belajar dan berlatih. Sedangkan
menurut Sardiman (2007: 46) adalah “salah satu kemampuan manusia untuk
melakukan suatu kegiatan dan sudah ada sejak manusia itu ada”. Dengan
demikian bakat merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk
melakukan suatu aktivitas atau kegiatan.
26
4) Motif dan Motivasi
Menurut Sardiman (2007: 102) “motivasi berpangkal dari kata “motif” yang
dapat diartikan “daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan”.
Seseorang yang ingin mencapai suatu tujuan akan melakukan berbagai
aktivitas yang akan mengantarnya pada pencapaian tujuan tersebut. Terdapat
tiga fungsi motivasi, yaitu mendorong manusia untuk berbuat, mendorong arah
perbuatan, dan menyeleksi perbuatan.
Motivasi diperlukan dalam belajar karena hasil belajar akan optimal apabila
ada motivasi. Seperti yang dikemukakan oleh Sardiman (2007: 84) “hasil
belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang
diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu”.
5) Kognitif dan Daya Nalar.
Pembahasan mengenai hal ini meliputi tiga hal, yakni persepsi, mengingat dan
berpikir. Menurut Munadi (2008: 29) persepsi adalah “penginderaan terhadap
suatu kesan yang timbul dalam lingkungannya”. Penginderaan tersebut
dipengaruhi oleh pengalaman, kebiasaan, dan kebutuhan. Kemampuan
mempersepsi antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya tidak sama.
Hal ini ditentukan oleh pengetahuan dan pengalaman siswa itu sendiri.
Semakin sering seseorang atau siswa melibatkan diri dalam berbagai kegiatan,
akan semakin kuat daya persepsinya. Mengingat adalah “suatu aktivitas
kognitif, di mana orang menyadari bahwa pengetahuannya berasal dari masa
27
yang lampau atau berdasarkan kesan-kesan yang diperoleh melalui
pengalamannya di masa lampau (Munadi, 2008: 30)”.
Terdapat dua bentuk mengingat yaitu mengenal kembali (rekognisi), dan
mengingat kembali (reproduksi). Dalam rekognisi seseorang berhadapan
dengan suatu objek dan pada saat itu dia menyadari bahwa objek tersebut
pernah dijumpainya di masa lampau. Sedangkan dalam reproduksi, dihadirkan
suatu kesan pada masa lampau dalam bentuk suatu tanggapan.
Berpikir dibagi menjadi dua macam yaitu berpikir autistik dan berpikir
realistik. Berpikir autistik disebut melamun, fantasi, dan menghayal.
Sedangkan berpikir realistik disebut nalar (reasoning), yaitu berpikir dalam
rangka menyesuaikan diri dengan dunia nyata. Media pembelajaran yang
digunakan dapat membawa siswa pada pemahaman yang realistis.
Sedangkan faktor yang berasal dari luar atau eksternal terdiri dari dua faktor
yaitu sebagai berikut:
a. Faktor lingkungan
Kondisi lingkungan dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar. Lingkungan
ini dapat berupa lingkungan fisik/alam dan lingkungan sosial. Lingkungan
alam misalnya kelembaban, keadaan suhu, kepengapan udara, dan sebagainya.
Sedangkan lingkungan sosial seperti lalu lintas, suara mesin pabrik, dan
sebagainya akan berpengaruh terhadap hasil belajar.
28
b. Faktor instrumental
Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya
dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan (Munadi, 2008: 32).
Faktor instrumental ini dapat berupa kurikulum, sarana dan fasilitas, dan guru.
(Munadi, 2008: 35)
Gambar 2.3
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar
Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor,
yaitu faktor yang berasal dari dalam (internal) dan faktor yang berasal dari luar
(eksternal).
Faktor Fisiologis
Faktor Psikologis
Fak. Instrumental
Fak. Lingkungan
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Faktor Internal
Fak. Eksternal
Kondisi Fisiologis umum
Kondisi Pancaindera
Intelegensi
Perhatian
Minat dan Bakat
Motif dan Motivasi
Kognitif dan Daya Nalar
Sarana dan Fasilitas
Sosial
Kurikulum
Alam
Guru
29
3. Hasil Belajar Ranah Kognitif
Proses belajar mengajar memiliki tujuan. Tujuan dari proses belajar mengajar
teruraikan ke dalam tujuan institusional (tujuan lembaga pendidikan), tujuan
kurikuler (tujuan mata pelajaran/bidang studi), dan tujuan instruksional (tujuan
pengajaran). Tujuan pengajaran yang telah dirumuskan dalam bentuk kemampuan
diharapkan dapat di miliki oleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar,
pada dasarnya disebut tipe hasil belajar.
Bloom, Kratwohl, dan Anita Harrow, mengemukakan ada tiga tipe hasil
belajar, yakni (a) bidang kognitif, (b) bidang afektif, dan (c) bidang psikomotor
(Sudjana, 2008: 55). Ranah kognitif terdiri dari enam tingkatan, yaitu pengetahuan
(knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application), analisis
(analysis), sintesis (synthesis), dan evaluasi (evaluation).
Terdapat perubahan pada ranah kognitif yaitu perubahan yang terjadi pada
tingkatan pertama yang semula sebagai knowledge berubah menjadi remembering.
Perubahan juga terjadi pada tingkatan yang kedua, ketiga dan kekempat, yaitu
comprehension yang dipertegas menjadi understanding, application menjadi
applying, dan analysis menjadi analyzing.
Perubahan yang terjadi pada tingkatan kelima dan keenam, yaitu evaluation
yang berada pada tingkatan keenam versi sebelumnya diubah menjadi tingkatan
kelima evaluating, sedangkan tingkatan keenam menjadi creating (mencipta).
Ranah kognitif terdiri dari enam tingkatan, yaitu mengingat (remembering),
memahami (understanding), menerapkan (applying), menganalisis (analyzing),
30
menilai (evaluating), dan mencipta (creating) (Kuswana, W.S.,
(http://www.wowosk.com/artikel/taxonomi.php))
Penelitian ini hanya dibatasi pada ranah kognitif saja, terutama dalam aspek
mengingat (remembering.), memahami (understanding), dan menerapkan
(applying).
D. Teknologi Informasi dan Komunikasi
1. Teknologi Informasi
Teknologi informasi mempunyai pengertian luas yang meliputi segala hal
yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi dan
pengelolaan informasi. Dengan adanya teknologi informasi penyampaian
informasi akan lebih cepat, lebih lama tersimpan, dan tersebar di area yang lebih
luas.
Teknologi informasi merupakan suatu teknologi yang digunakan untuk
mengolah data, dan mengirimkan informasi. Teknologi informasi mencakup
perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), serta teknologi
komunikasi untuk mengirimkan informasi. Seperti yang dikemukakan oleh
Martin dalam Munir (2008: 8-9):
Teknologi informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan juga mencakup juga teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi
selalu berkaitan dengan perangkat keras dan perangkat lunak. Seperti yang
dikemukakan oleh Abdul Kadir dalam Munir (2008: 10) “teknologi informasi
31
digolongkan menjadi dua bagian, yaitu perangkat lunak (software) dan perangkat
keras (hardware)”.
Perangkat keras dapat berupa printer, memory, keyboard atau peralatan-
peralatan yang bersifat fisik. Sedangkan perangkat lunak berkaitan dengan
instruksi-instruksi untuk mengatur perangkat keras (hardware) agar bekerja sesuai
dengan tujuan instruksi-instruksi tersebut.
Teknologi informasi terdiri dari enam bagian yaitu sebagai berikut:
1. Teknologi masukan (input technology)
Menurut Munir (2008: 10) teknologi masukan merupakan “segala perangkat
yang digunakan untuk menangkap data/informasi dari sumber asalnya”.
Contohnya adalah barcode, scanner, dan keyboard.
2. Teknologi keluaran (output technology)
Agar sebuah informasi dapat diterima oleh seseorang atau pemakai yang
membutuhkan informasi, maka perlu disajikan dalam berbagai bentuk. Dengan
adanya teknologi keluaran yaitu monitor sebagai salah satunya, maka informasi
tersebut dapat disajikan.
3. Teknologi perangkat lunak (software technology)
Untuk menciptakan informasi diperlukan perangkat lunak atau program.
Program merupakan sekumpulan intruksi yang digunakan untuk
mengendalikan perangkat keras komputer (Munir, 2008: 10). Salah satu
program yang digunakan untuk membuat dokumen adalah pengolah kata.
32
4. Teknologi penyimpanan (storage technology)
Teknologi penyimpanan berkaitan dengan segala peralatan yang digunakan
untuk menyimpan data. Contohnya dengan menggunakan hard disk untuk
menyimpan data.
5. Teknologi komunikasi (communication technology)
Teknologi komunikasi merupakan “teknologi yang memungkinkan hubungan
jarak jauh” (Munir, 2008: 11). Contoh dari teknologi ini adalah internet dan
ATM.
6. Mesin pemroses (processing machine)
Mesin pemroses berfungsi untuk mengingat data atau informasi yang berupa
komponen memory, dan mengeksekusi program yang berupa komponen CPU.
2. Teknologi Komunikasi
Teknologi komunikasi merupakan perngkat-perangkat teknologi yang terdiri
dari perangkat lunak (software), perangkat keras (hardware), proses dan sistem,
yang digunakan untuk membantu proses komunikasi. Effert M. Rogers dalam
Munir (2008: 15) mengemukakan bahwa teknologi komunikasi termasuk media
adalah micro computer, teleconferencing, teletex, videotext, interactive cable
television, dan communication satellite.
a. Micro computer, merupakan unit yang berdiri sendiri, dan digunakan
individual dengan menggunakan software tertentu. Perangkat utama micro
computer adalah Central Processing Unit (CPU) yang mampu membaca setiap
perintah program komputer.
33
b. Teleconferencing, merupakan pertemuan dari tiga atau lebih orang yang berada
pada lokasi berbeda.
c. Teletex, merupakan permintaan informasi yang disajikan dalam bentuk video
atau layar televisi di rumah.
d. Videotext, merupakan “pelayanan informasi interaktif untuk melayani
kebutuhan pribadi atau permintaan informasi dari sentral komputer dari
tampilan video di layar televisi (biasanya televisi penerima di rumah)” (Munir,
2008: 11).
e. Interactive cable television, digunakan untuk mengirimkan teks dan gambar
dengan full video ke video yang ada di rumah melalui kabel dengan tayangan
sesuai permintaan.
f. Communication satellite, pesan yang disampaikan melalui televisi penyiaran,
relay telepon, dan pesan yang dikirimkan dari tempat manapun.
3. Teknologi Informasi dan Komunikasi
Teknologi Informasi dan Komunikasi mempunyai pengertian dua aspek yaitu
Teknologi Informasi (TI) dan Teknologi Komunikasi. Teknologi informasi
mempunyai pengertian luas yang meliputi segala hal yang berkaitan dengan
proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi dan pengelolaan informasi.
Sedangkan teknologi komunikasi mempunyai pengertian segala hal yang
berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data
dari perangkat yang satu ke perangkat yang lainnya.
34
UNESCO (2009: 7) mengemukakan definisi Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) atau ICT yaitu “sebagai kombinasi antara teknologi
informatika dengan teknologi-teknologi lainnya yang terkait, khususnya teknologi
komunikasi”. Teknologi Informasi dan Komunikasi memiliki keterkaitan yang
sangat erat, yaitu teknologi informasi lebih pada sistem pengolahan informasi
sedangkan teknologi komunikasi berfungsi untuk pengiriman informasi.
Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah memberikan
pengaruh dalam proses pembelajaran.
Menurut Rosenberg dalam Surya (2008) (http://wijayalabs.wordpress.com)
terdapat lima pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu (1) dari pelatihan ke
penampilan, (2) dari ruang kelas ke di mana dan kapan saja, (3) dari kertas ke
“online” atau saluran, (4) fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, (5) dari waktu
siklus ke waktu nyata. Seorang siswa dapat memperoleh informasi yang cukup
luas dari berbagai sumber melalui ruang maya dengan menggunakan internet dan
komputer.
Teknologi Informasi dan Komunikasi juga telah mengubah peran guru dan
siswa dalam pembelajaran. Peran guru berubah menjadi fasilitator pembelajaran,
pelatih, dan mitra belajar, guru lebih banyak memberikan alternatif dan tanggung
jawab kepada setiap siswa dalam proses pembelajaran. Peran siswa juga
mengalami perubahan dalam pembelajaran yaitu menjadi partisipan aktif dalam
proses pembelajaran, menghasilkan dan berbagai pengetahuan, dan pembelajaran
berkolaboratif dengan siswa lain.
35
E. Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di SMA
Mata pelajaran TIK diajarkan sebagai salah satu mata pelajaran keterampilan
yang pelaksanaannya dapat dilakukan secara terpisah atau bersama-sama dengan
mata pelajaran keterampilan lainnya. Tujuan mempelajari Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK) antara lain:
1. Pada aspek kognitif, dapat mengetahui, mengenal, atau memahami teknologi informasi dan komunikasi. Meningkatkan pengetahuan dan minat peserta didik pada teknologi, serta meningkatkan kemampuan berfikir ilmiah sekaligus persiapan untuk pendidikan, pekerjaan, dan peran di masyarakat pada masa yang akan datang.
2. Pada aspek afektif, dapat bersikap aktif, kreatif, apresiatif, dan mandiri dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Selain itu juga dapat menghargai karya cipta di bidang teknologi informasi dan komunikasi.
3. Pada aspek psikomotor, dapat terampil memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk proses pembelajaran dan dalam kehidupan sehari-hari. Membentuk kemampuan dan minat peserta didik terhadap teknologi (Munir, 2008: 181).
Ruang lingkup materi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) meliputi
aspek-aspek sebagai berikut:
1. Perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang digunakan
untuk mengumpulkan, menyimpan, memanipulasi, dan menyajikan informasi.
2. Penggunaan alat bantu untuk memproses dan memindah data dari satu
perangkat ke perangkat lain.
Mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada jenjang
SMA bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Memahami Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
2. Mengembangkan keterampilan untuk memanfaatkan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK).
36
3. Membangun dan menerapkan informasi, pengetahuan, teknologi secara logis,
kritis, kreatif dan inovatif.
4. Mengembangkan sikap kritis, kreatif, apresiatif dan mandiri dalam penggunaan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
5. Menghargai karya cipta di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
6. Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun melalui berbagai cara
termasuk pemanfaatan teknologi informasi.
Mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di SMA
merupakan kelanjutan dari mata pelajaran TIK yang telah diperoleh pada jenjang
SMP/MTS. Alokasi waktu mata pelajaran ini pada jenjang SMA adalah dua jam
pelajaran per minggunya.
Mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mempunyai
karakteristik, yaitu sebagai berikut:
1. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan kajian terpadu tentang
data, informasi, pengolahan, dan metode penyampaiannya.
2. Materi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) berupa tema-tema esensial,
aktual, global yang berkembang dalam kemajuan teknologi sekarang ini.
3. Tema-tema esensial dalam Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
merupakan perpaduan dari cabang ilmu komputer, matematik, teknik
elektronika, sibernetika, dan informatika.
Materi pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dikembangkan
dengan pendekatan interdisipliner (melibatkan berbagai disiplin ilmu) dan
multidimensional (berdampak dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat).
37
F. Penggunaan PowerPoint tipe Stand Alone untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa
Pola penyajian Microsoft Office PowerPoint yang dirancang khusus untuk
pembelajaran individual disebut stand alone. Pada pola penyajian ini, PowerPoint
dirancang khusus untuk pembelajaran individual yang bersifat interaktif. Seperti
yang dikemukakan oleh Susilana dan Riyana (2008: 102):
Stand Alone: pada pola penyajian ini, PowerPoint dapat dirancang khusus untuk pembelajaran individual yang bersifat interaktif, meskipun kadar interaktifnya tidak terlalu tinggi namun PowerPoint mampu menampilkan feedback yang sudah diprogram.
Penggunaan media pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman,
membangkitkan motivasi siswa, dan memadatkan sebuah informasi. Seperti yang
dikemukakan oleh Arsyad (2006: 16):
Selain dapat membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi. Berdasarkan pernyataan di atas, sebuah media pembelajaran dapat
meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang sedang dipelajari
dan membangkitkan motivasi. Kelebihan yang dimiliki PowerPoint tipe stand
alone, yaitu memiliki kemampuan untuk menggabungkan berbagai unsur media
seperti pengolahan teks, warna, gambar, grafik, animasi dan menampilkan video
atau audio. Hal ini dikarenakan software utama yang digunakan adalah Microsoft
Office PowerPoint yang berbasis multimedia sehingga PowerPoint tipe stand
alone memiliki kemampuan yang dimiliki oleh software utamanya.
38
Kelebihan lain yang dimiliki PowerPoint tipe stand alone adalah siswa dapat
belajar sesuai dengan kemampuan dan kecepatan belajarnya masing-masing,
mendorong minat, dan motivasi untuk belajar. Siswa dapat belajar secara mandiri
dan tidak harus tergantung kepada guru. Tampilan yang menarik akan
meningkatkan motivasi dan minat siswa untuk menjalankan program tersebut.
Microsoft Office PowerPoint memiliki fasilitas untuk membuat tampilan yang
menarik yaitu background dan animasi. Beberapa jenis background yang
ditawarkan adalah dengan memberikan warna solid, gradasi, tekstur, memasang
gambar, dan themes.
Animasi dapat digunakan untuk menarik perhatian siswa dan akan
mempelajari materi tersebut. Seperti yang dikemukakan oleh Reiber dalam
Susilana dan Riyana (2008: 101) “bagian penting lain pada multimedia adalah
animasi”. Microsoft Office PowerPoint sebagai software utama dalam
mengembangkan PowerPoint tipe stand alone memiliki kemampuan untuk
menampilkan berbagai animasi. Gambar dan teks akan muncul ke layar dengan
cara yang bervariasi, misalnya dengan adanya gerakan-gerakan.
PowerPoint tipe stand alone memiliki kemampuan untuk menampilkan video
dan suara (audio). Dengan adanya video dan audio dapat menambah kejelasan
terhadap materi yang sedang dipelajari oleh siswa. Video yang ada pada
PowerPoint tipe stand alone dapat diulangi bila perlu. Pengulangan terhadap
video berguna untuk menambah kejelasan terhadap suatu materi. PowerPoint tipe
stand alone dapat dilengkapi dengan gambar. Gambar merupakan media berbasis
visual. Gambar dapat digunakan untuk mengganti kata verbal, mengkonkritkan
39
yang abstrak, dan mengatasi pengamatan manusia. Seperti yang dikemukakan
oleh Munadi (2008: 89):
Gambar merupakan media visual yang penting dan mudah didapat. Dikatakan penting sebab ia dapat mengganti kata verbal, mengkonkritkan yang abstrak, dan mengatasi pengamatan manusia. Gambar membuat orang dapat menangkap ide atau informasi yang terkandung di dalamnya dengan jelas, lebih jelas daripada yang diungkapkan oleh kata-kata.
Sebuah gambar dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan.
Sejalan dengan yang dikemukakan oleh Arsyad (2006: 91) “media berbasis visual
(image atau perumpamaan) memegang peran yang sangat penting dalam proses
belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan”.
Materi pengajaran melalui teks dapat diingat dengan baik apabila disertai dengan
gambar. Selain memiliki banyak kelebihan, media ini juga memiliki kekurangan
yaitu memerlukan adanya komputer dan tenaga listrik.