RKS Pilling

19
Jl. Rawa Terate II No. 8 Kawasan Industri Pulo Gadung, Jakarta 13930 PEKERJAAN PONDASI TIANG PANCANG (PRECAST PILES FOUNDATION) A.1 UMUM Pekerjaan ini akan meliputi penyediaan tiang beton pra- cetak, pekerjaan penetapan letak titik pancang atau setting-out, pemancangan tiang-tiang beton pra-cetak dan pekerjaan pengujian daya dukung dari tiang-tiang terpancang (load test). Panjang tiang yang ditetapkan dalam gambar pelaksanaan merupakan interpretasi dan kesimpulan atas hasil penyelidikan tanah setempat dan merupakan rujukan sementara bagi kontraktor pemancangan. Kontraktor harus memastikan sendiri kedalaman dan panjang tiang yang sebenarnya diperlukan. Laporan hasil penyelidikan tanah setempat berupa Boring Log dan Sondir akan diberikan kepada kontraktor pelaksana pemancangan. A.2 LINGKUP PEKERJAAN 1. Penyediaan jalan (access road) ke dalam dan ke luar proyek untuk mobilisasi maupun demobilisasi peralatan pemancangan serta material tiang pancang milik Kontraktor. 2. Penyediaan sarana jalan di dalam daerah pemancangan untuk beroperasi-nya peralatan pancang milik Kontraktor saat melakukan pemancangan tiang. 3. Penyediaan tenaga kerja, bahan dan peralatan untuk pekerjaan penentuan bouw-plank dan letak titik pancang (setting out). 4. Penyediaan tenaga kerja, bahan dan peralatan untuk pekerjaan pemancangan tiang beton pra-cetak. 5. Penyediaan dan pemancangan tiang beton pra-cetak. 1

description

Rencana Kerja dan Syarat Pilling Work

Transcript of RKS Pilling

Page 1: RKS Pilling

Jl. Rawa Terate II No. 8Kawasan Industri Pulo Gadung, Jakarta

13930

PEKERJAAN PONDASI TIANG PANCANG (PRECAST PILES FOUNDATION)

A.1 UMUM

Pekerjaan ini akan meliputi penyediaan tiang beton pra-cetak, pekerjaan penetapan letak titik pancang atau setting-out, pemancangan tiang-tiang beton pra-cetak dan pekerjaan pengujian daya dukung dari tiang-tiang terpancang (load test). Panjang tiang yang ditetapkan dalam gambar pelaksanaan merupakan interpretasi dan kesimpulan atas hasil penyelidikan tanah setempat dan merupakan rujukan sementara bagi kontraktor pemancangan. Kontraktor harus memastikan sendiri kedalaman dan panjang tiang yang sebenarnya diperlukan. Laporan hasil penyelidikan tanah setempat berupa Boring Log dan Sondir akan diberikan kepada kontraktor pelaksana pemancangan.

A.2 LINGKUP PEKERJAAN

1. Penyediaan jalan (access road) ke dalam dan ke luar proyek untuk mobilisasi maupun demobilisasi peralatan pemancangan serta material tiang pancang milik Kontraktor.

2. Penyediaan sarana jalan di dalam daerah pemancangan untuk beroperasi-nya peralatan pancang milik Kontraktor saat melakukan pemancangan tiang.

3. Penyediaan tenaga kerja, bahan dan peralatan untuk pekerjaan penentuan bouw-plank dan letak titik pancang (setting out).

4. Penyediaan tenaga kerja, bahan dan peralatan untuk pekerjaan pemancangan tiang beton pra-cetak.

5. Penyediaan dan pemancangan tiang beton pra-cetak.

6. Penyediaan tenaga kerja, bahan dan peralatan untuk pekerjaan uji beban (load test) pada tiang-tiang yang sudah terpancang.

7. Penggalian tanah sekitar tiang dan pemotongan tiang serta perbaikan tiang sehingga ujung atas tiang sesuai elevasi yang dinyatakan dalam gambar pelaksanaan.

8. Penyediaan dan penyerahan laporan harian kegiatan Kontraktor (daily report) maupun laporan pembuatan /pemancangan tiang (piling records)

1

Page 2: RKS Pilling

Jl. Rawa Terate II No. 8Kawasan Industri Pulo Gadung, Jakarta

13930

A.3 SPESIFIKASI TEKNIS DAN STANDARD YANG BERLAKU

Semua peralatan, bahan dan mutu pekerjaan (workmanship) harus memenuhi spesifikasi maupun standard yang berlaku umum berikut ini:

SK SNI T –15 –1991 – 03: Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Gedung

ASTM D – 1143 : Prosedur Standar untuk Uji Beban Tekan Vertikal ASTM D – 3966 – 81 : Prosedur Standar untuk Uji Beban Lateral ASTM D – 3689 – 78 : Prosedur Standar untuk Uji Beban Tarik Vertikal

A.4 KEAHLIAN PEKERJA, RENCANA KERJA DAN SERTIFIKAT PRODUK

Semua kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan pemancangan harus dilakukan oleh operator dan pegawai yang ahli dan berpengalaman dalam bidang pemancangan tiang pondasi pra-cetak.

Sebelum mulai melakukan kegiatan pemancangan di lapangan, Kontraktor harus menyerahkan hal-hal sebagai berikut untuk disetujui terlebih dahulu oleh Pemberi Tugas /MK:

Bukti secara tertulis keahlian dan pengalaman kerja tiap pegawai yang akan terlibat dalam pekerjaan pemancangan di proyek ini.

Sertifikat atau data mengenai masing-masing tiang pra-cetak dari pabrik pembuat tiang pra-cetak, bagi semua tiang yang dikirim ke proyek.

Rencana kerja secara menyeluruh (time-schedule), rencana kerja mingguan, metoda kerja, urutan pemancangan tiang di lapangan dan daftar peralatan pemancangan yang akan digunakan untuk menyelesaikan seluruh kegiatan yang ada dalam lingkup pekerjaan.

Metoda uji beban tiang terhadap beban vertikal tekan, vertikal tarik dan horizontal sesuai ASTM berikut gambar-gambar detail pelaksanaan pemberian beban-beban tersebut pada tiang dan juga kalibrasi semua peralatan yang akan digunakan.

A.5 JUMLAH, UKURAN DAN KEDALAMAN TIANG DI LAPANGAN

Kontraktor bertanggung-jawab untuk memancang tiang menurut jumlah, ukuran dan letak tiang yang sesuai dengan yang tercantum dan ditunjukkan dalam gambar-gambar pelaksanaan.

Kontraktor bertanggung-jawab agar semua tiang yang dipancangnya mampu memberikan daya-dukung yang disyaratkan /dinyatakan dalam gambar-gambar pelaksanaan. Semua tiang harus dipancang hingga mencapai lapisan tanah keras pendukung sesuai Laporan Penyelidikan Tanah. Tercapainya lapisan keras itu, antara lain, ditandai dengan adanya “Refusal” atau “Set” pada saat tiang mencapai lapisan tersebut.

2

Page 3: RKS Pilling

Jl. Rawa Terate II No. 8Kawasan Industri Pulo Gadung, Jakarta

13930

Urutan pemancangan seluruhnya maupun urutan pemancangan dalam satu daerah/ kelompok tiang tertentu harus dilakukan sedemikian sehingga tidak merusak dan tidak menimbulkan masalah “heave” pada tiang-tiang yang sudah terpancang. Untuk mengetahui hal ini maka ujung atas tiang-tiang yang sudah terpancang harus dicatat dan dipantau elevasi-nya. Bila “heaving” terjadi, maka hal ini harus segera dilaporkan secara tertulis kepada Pemberi Tugas/ MK.

Tiang-tiang yang rusak atau tiang-tiang yang ditolak karena tidak sesuai dengan spesifikasi harus segera dikeluarkan dari lapangan atau segera diganti/diperbaiki atas biaya dan tanggung-jawab Kontraktor.

A.6 KERJA TAMBAH DAN PERUBAHAN

Bilamana diperlukan dan kondisi lapangan yang memungkinkan, maka panjang maupun kedalaman sebenarnya tiang-tiang yang belum dipancang dapat dirubah oleh Pemberi Tugas /MK.

Setiap perintah perubahan dari Pemberi Tugas /MK yang merupakan kerja Tambah /Kurang, harus diberikan dalam bentuk tertulis dan disetujui Perencana /Konsultan Geoteknik.

A.7 KEADAAN LAPANGAN

A.7.1 PENGANGKUTAN DAN PENYIMPANAN TIANG DI LAPANGAN

Kontraktor harus mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk mencegah timbulnya kerusakan tiang sejak pembuatan tiang di pabrik, transportasi ke lapangan, penyimpanan di lapangan dan sehingga proses pemancangan tiang selesai dilakukan pada posisi tiang.

Tiang-tiang beton pra-cetak ditumpuk di tempat yang telah ditunjuk sebagai tempat penumpukan. Cara penumpukan tiang dan pembatasan jumlah lapisan tiang yang ditumpuk harus sedemikian sehingga tidak menimbulkan kerusakan pada tiang.

Transportasi, pengangkatan dan penyimpanan tiang pra-cetak harus sedemikian sehingga tidak menimbulkan tegangan yang dapat merusak tiang.

Semua tiang pra-cetak harus diberi tanda dengan cat setiap 0.5 m sepanjang badannya. Pemberian tanda harus sedemikian sehingga pada akhir pemancangan suatu tiang dapat diketahui kedalaman pemancangan pada posisi itu.

A.7.2 BAHAN DAN UKURAN PENAMPANG TIANG PRA-CETAK

Mutu beton tiang pra-cetak minimum ………, mutu ini minimal harus dicapai pada saat pemancangan tiang. Mutu baja tulangan memanjang tiang adalah BJTD-40 dan mutu tulangan untuk sengkang spiral BJTP-24. Bila menggunakan tiang beton pra-cetak pra-tekan maka penulangan memanjang berupa strand harus memenuhi spesifikasi sesuai ASTM A416.

3

Page 4: RKS Pilling

Jl. Rawa Terate II No. 8Kawasan Industri Pulo Gadung, Jakarta

13930

Bentuk penampang tiang beton pra-cetak adalah ……………………. mm , ………….. mm atau seperti yang ditunjukkan dalam gambar-gambar pelaksanaan.

Kontraktor harus mendapat persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Pemberi Tugas /MK bila akan menggunakan bahan-bahan khusus seperti additive untuk beton, pencegah karat, additive untuk pengelasan maupun bahan-bahan lain yang tidak diatur dalam spesifikasi ini tetapi digunakan dalam pekerjaan pemancangan. Uji atas bahanbahan tersebut dan biaya tambahan yang timbul akibat penggunaan bahan-bahan tersebut adalah sepenuhnya menjadi tanggung-jawab Kontraktor.

A.8 PERALATAN PEMANCANGAN

Kontraktor agar menyerahkan data lengkap mengenai jenis dan jumlah peralatan pemancangan yang akan digunakan, jadwal dan metoda kerja sebelum mulai melakukan kegiatan pemancangan.

Berat palu pemancang yang harus digunakan adalah sedemikian sehingga tidak merusak tiang selama proses pemancangan. Untuk mengurangi jumlah total pukulan yang diperlukan selama pemancangan, sebaiknya perbandingan berat total tiang yang sedang dipancang terhadap berat palu pemukul tidak melebihi 200%.

A.9 PEKERJAAN PEMANCANGAN

A.9.1 PERSIAPAN

Satu minggu sebelum pemancangan tiang, Kontraktor harus menyerahkan rencana kerja secara menyeluruh (time-schedule), rencana kerja mingguan, cara kerja pemancangan tiang, urutan pemancangan tiang di lapangan dan daftar peralatan pancang yang akan digunakan untuk pekerjaan pemancangan.

Cara kerja pemancangan tiang (piling method), peralatan pancang yang akan digunakan dan urutan pekerjaan pemancangan tiang (piling sequence) harus disetujui Pemberi Tugas /MK terlebih dahulu sebelum dilaksanakan. Persetujuan dari Pemberi Tugas /MK tersebut tidak melepaskan Kontraktor dari tanggung-jawabnya untuk menghasilkan pekerjaan pemancangan tiang pondasi yang baik dan bermutu sesuai spesifikasi. Semua kerusakan, keterlambatan dan tambahan biaya yang timbul akibat cara kerja pemancangan, peralatan yang digunakan dan urutan pemancangan yang dipilih tersebut menjadi tanggung-jawab Kontraktor sepenuhnya.Pemberi Tugas /MK dapat memerintahkan perubahan urutan pemancangan sesuai keperluan untuk mempercepat waktu pelaksanaan ataupun mencegah terjadinya “heave” pada tiang yang sudah terpancang. Biaya tambahan tidak akan diberikan pada Kontraktor akibat perubahan urutan pemancangan tersebut.

Setiap tiang harus dipancang sampai mencapai lapisan pendukung /tanah keras dan mencapai “Set” yang diinginkan tanpa mengalami penundaan selama operasi pemancangan.

4

Page 5: RKS Pilling

Jl. Rawa Terate II No. 8Kawasan Industri Pulo Gadung, Jakarta

13930

Setiap tiang harus harus terpancang pada posisi dan koordinat sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar-gambar pelaksanaan. Setiap posisi dan koordinat tiang harus disetujui Pemberi Tugas /MK sebagai wakil Pemberi Tugas /MK terlebih dahulu sebelum tiang pada posisi itu dipancang.

Kontraktor wajib mengadakan peralatan peralatan yang memadai dan baik di lapangan untuk memungkinkan secara tepat menentukan posisi setiap tiang.

Kontraktor wajib mencegah terjadinya pergerakan dan perpindahan setiap tiang yang sudah terpancang selama pemancangan tiang-tiang berikutnya.

Kontraktor dilarang untuk menekan/mendorong dengan maksud untuk memperbaiki posisi tiang yang sedang/sudah dipancang, baik saat tiang sedang dipancang maupun sesudah tiang selesai dipancang.

A.9.2 JENIS DAN BERAT PALU, SET DAN TOLERANSI

Palu penumbuk jenis Diesel Hammer harus digunakan Kontraktor untuk memancang tiang pra-cetak. Pemilihan berat palu penumbuk (hammer) harus sedemikian sehingga tidak menyebabkan rusaknya tiang selama pemancangan. Diesel Hammer harus minimal mempunyai berat palu (ram weight) minimal ……. Kg. (……………)

Setiap tiang harus dipancang hingga mencapai kedalaman lapisan tanah keras sesuai laporan penyelidikan tanah atau sesuai yang diperintahkan oleh Pemberi Tugas /MK atau seperti yang ditunjukkan dalam gambar-gambar pelaksanaan atau sampai tercapainya “Set” yang besarnya adalah 20 mm untuk 10 pukulan yang terakhir.

Setiap tiang harus dipancang secara tegak, lurus, tepat dan teliti pada posisi koordinat tiang sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar-gambar pelaksanaan.

Toleransi yang diijinkan:

Denah posisi tiang (Plan) 75 mm

Ketegakan (Verticality) tiang 1 : 75

Kontraktor harus mengukur dan melaporkan kepada Pemberi Tugas /MK ketepatan posisi setiap tiang dalam denah dan kemiringan setiap tiang terhadap garis vertikal selama pekerjaan pemancangan berlangsung. Persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas /MK mengenai ketepatan posisi dan kemiringan tiang-tiang yang terpancang akan diberikan maksimal tiga hari setelah laporan terakhir dari Kontraktor mengenai hal-hal tersebut diterima oleh Pemberi Tugas /MK.

A.10 PEMERIKSAAN HEAVE

5

Page 6: RKS Pilling

Jl. Rawa Terate II No. 8Kawasan Industri Pulo Gadung, Jakarta

13930

Pemeriksaan heave harus diadakan pada awal pekerjaan pemancangan dan dilakukan terhadap tiang-tiang yang terletak dalam suatu kelompok tiang (pile group) atau yang letaknya berdekatan dan selanjutnya kemudian dilakukan pada kelompok-kelompok tiang yan ditunjuk oleh Pemberi Tugas /MK.

Pengukuran besarnya heave dilakukan sebagai berikut :

Ukur dan beri tanda elevasi tiap ujung atas tiang segera setelah tiang tersebut selesai dipancang.

Pantau terus elevasi salah satu ujung tiang yang sudah terpancang ketika tiang-tiang terdekat disekitarnya sedang dipancang.

Besarnya heave pada suatu tiang adalah total perubahan elevasi yang terjadi pada ujung tiang yang dipantau akibat pemancangan semua tiang-tiang disekitarnya.

Toleransi besarnya heave untuk suatu tiang tergantung pada perencanaan kapasitas tiang tersebut, apakah merupakan tiang yang dominan tahanan ujung (end bearing pile) ataukah tiang yang berdasarkan gesekan (friction pile). Pada tiang yang merupakan tiang gesekan, adanya heave tidak berpengaruh.

Bila dasar tiang sudah mengalami heave lebih dari 10 mm maka tiang tersebut harus dipancang ulang. Bila heave terjadi, maka pemantauan heave maupun pemancangan ulang tiang harus terus dilakukan hingga masalah heave dapat diatasi.

A.11 BESARNYA SET YANG DIPERLUKAN

Semua tiang harus dipancang sampai menghasilkan “set” maksimum yang besarnya ditetapkan oleh Pemberi Tugas /MK.

Besarnya “set” maksimum ditentukan oleh Pemberi Tugas /MK setelah diperoleh laporan mengenai “set” dan “rebound” dari minimum tiga tiang yang dipancang pada awal pemancangan.

Penetapan besarnya “set” maksimum dilakukan dan dihitung menggunakan “The Modified Engineering News Formula” .

A.12 TIANG YANG RUSAK, GAGAL DALAM UJI BEBAN ATAU DITOLAK

Tiang yang mengalami kerusakan pada waktu pemancangan dan/atau tiang yang gagal mencapai beban uji coba yang disyaratkan dan/atau tiang yang ditolak karena tidak memenuhi batas maksimum toleransi yang disyaratkan, harus diganti dengan tiang pengganti atau ditambah dengan tiang tambahan sesuai persetujuan dari Pemberi Tugas /MK.

6

Page 7: RKS Pilling

Jl. Rawa Terate II No. 8Kawasan Industri Pulo Gadung, Jakarta

13930

Semua biaya tambahan akibat adanya tiang yang rusak, gagal atau ditolak tersebut di atas menjadi beban dan tanggung jawab Kontraktor.

Usulan dan cara perbaikan akibat adanya tiang yang rusak, gagal atau ditolak tersebut di atas harus diajukan oleh Kontraktor kepada Pemberi Tugas /MK untuk disetujui lebih dahulu sebelum perbaikan dilakukan pihak Kontraktor.

Usulan dan perbaikan yang diajukan harus menghasilkan kemampuan pondasi baru yang minimal sama dengan kemampuan pondasi semula.

A.13 LAPORAN HARIAN DAN LAPORAN PEMANCANGAN TIANG

Kontraktor harus membuat laporan harian (Daily Report) dan laporan untuk setiap tiang yang dipancang (Piling Records) untuk setiap hari kerja yang tercantum dalam rencana kerja.

Laporan harian (Daily Report) minimal berisi laporan tentang hal-hal sebagai berikut: Nama Proyek, tanggal, keadaan cuaca sepanjang

hari.

Jumlah dan urutan tiang-tiang yang dipancang hari itu.

Kegiatan yang dilakukan Kontraktor sepanjang hari.

Jumlah pekerja sesuai keahlian yang bekerja hari itu.

Jumlah peralatan yang aktip maupun tidak pada hari itu.

Masuk dan keluarnya bahan maupun peralatan hari itu.

Pemakaian bahan untuk pembuatan tiang hari itu.

Laporan pemancangan untuk tiap tiang (Piling Records) minimal berisi laporan tentang tiap tiang mengenai hal-hal sebagai berikut:

Nama Proyek, Lokasi dan nomor tiang yang dipancang.

Tanggal, waktu mulai dan waktu selesai pemancangan.

Elevasi muka tanah dan cuaca selama pemancangan.

Jumlah pukulan tiap penetrasi tiang sedalam 0.5 m.

7

Page 8: RKS Pilling

Jl. Rawa Terate II No. 8Kawasan Industri Pulo Gadung, Jakarta

13930

Grafik “Set & Rebound” pada sepuluh pukulan terakhir.

Tinggi jatuh (stroke) palu pada pengambilan Set.

Tipe Diesel Hammer yang digunakan.

Jumlah dan lokasi tiap sambungan pada tiang.

Kedalaman akhir tiang yang dipancang.

Jumlah total pukulan untuk memancang tiang tersebut.

A.14 PENGELASAN DAN PENYAMBUNGAN TIANG

Kontraktor harus menyerahkan kepada Pemberi Tugas /MK, usulan sistim penyambungan tiang yang akan digunakan untuk disetujui oleh Pemberi Tugas /MK sebelum dilaksanakan di proyek.

Detail sistim penyambungan tiang yang diusulkan harus mencakup hal-hal sebagai berikut:

Sistim penyambungan yang akan digunakan

Detail pengelasan dan Mutu elektroda yang akan dipakai.

Prosedur pengelasan dan kwalifikasi tukang las.

A.15 PEMOTONGAN UJUNG ATAS TIANG (PILE TRIMMING)

Setelah tiang selesai dipancang maka ujung atas tiang harus dipotong bila lebih panjang atau diperpanjang bila kependekan, sedemikian sehingga muka beton ujung atas tiang yang selesai harus tepat berada pada elevasi cut-off dan dengan mempunyai sték tulangan utama ke dalam pile-cap sepanjang empatpuluh kali diameter tulangan utama sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar-gambar pelaksanaan.

Pada saat pemotongan /penyelesaian ujung atas tiang, maka Kontraktor harus meluruskan sték-sték tulangan dan meratakan serta membersihkan muka beton ujung atas tiang.

A.16 GAMBAR SELESAI PEMANCANGAN (AS BUILT DRAWING)

Setelah selesai memancang seluruh tiang yang terdapat dalam gambar-gambar pelaksanaan, maka Kontraktor harus segera membuat “as built drawing” berikut laporan selesainya pekerjaan pemancangan sebanyak empat kopi untuk diserahkan kepada Pemberi Tugas /MK.

8

Page 9: RKS Pilling

Jl. Rawa Terate II No. 8Kawasan Industri Pulo Gadung, Jakarta

13930

Laporan yang diserahkan harus minimal berisi tentang hal-hal sebagai berikut:

Ringkasan sejarah semua kegiatan yang dilakukan berupa garis besar maupun cara-cara yang digunakan dalam menyiasati semua kegiatan /pekerjaan yang berhasil baik maupun perbaikan atas yang rusak /gagal /yang melebihi batas toleransi di proyek dari awal hingga selesainya pekerjaan pemancangan.

Tanggal dan data pemeriksaan tiap tiang mengenai:

Kedalaman tiang Set dan rebound Deviasi posisi dalam denah dan Ketegakan tiang. Heave yang terjadi dan perbaikan yang diadakan.

Ringkasan dari semua tiang-tiang yang di-uji coba baik yang memenuhi beban uji maupun yang gagal serta solusi yang diterapkan terhadap tiang yang gagal tersebut.

“As built drawing” yang diserahkan harus minimal berupa lay-out posisi tiang-tiang disertai catatan mengenai deviasi posisi dan ketegakan tiang-tiang tersebut. Gambar harus lengkap meliputi semua tiang, baik yang memenuhi toleransi maupun tiang tambahan atas tiang-tiang yang ditolak karena tidak memenuhi batas maksimum toleransi.

A.17 PEKERJAAN UJI BEBAN TIANG (PILE LOADING TEST)

A.17.1 UMUM

Bilamana perlu dan bilamana memungkinkan, maka satu atau beberapa tiang coba (test piles) dipancang untuk diadakan uji beban pendahuluan (preliminary load test). Tiang percobaan ini dipancang di lapangan proyek dalam daerah yang data dan kondisi tanahnya sudah diketahui. Maksud dan tujuan uji beban pendahuluan atas tiang coba ini adalah untuk memeriksa kebenaran perencanaan tiang terpakai (working piles). Besarnya beban uji pada tiang coba minimal dua kali (200%) besarnya beban kerja rencana tiang terpakai, tetapi akan sangat bermanfaat bila tiang coba dapat dibebani sampai mencapai keruntuhannya (failure of the pile).

Pemilihan dan penunjukkan tiang terpakai (working pile) untuk uji beban atas tiang terpakai (proof test) dilakukan oleh Pemberi Tugas /MK. Besarnya beban uji pada tiang terpakai ditentukan oleh Pemberi Tugas /MK dan harus minimal seratus lima puluh persen (150%) dari beban kerja rencana tiang tersebut. Alat pemancang, prosedur pemancangan, ukuran dan bahan penampang dari tiang terpakai harus sama dengan yang digunakan pada tiang coba. Bilamana tidak ada dilakukan uji beban terhadap tiang coba pendahuluan, maka besarnya beban uji pada tiang terpakai (proof test) harus minimal dua kali besarnya beban kerja.

Pada waktu uji beban dilakukan pada tiang, tiang tersebut harus sudah terpancang minimal selama 14 hari, dihitung sejak selesainya pemancangan tiang.

9

Page 10: RKS Pilling

Jl. Rawa Terate II No. 8Kawasan Industri Pulo Gadung, Jakarta

13930

Minimal 1% tiang terpakai harus diuji beban terhadap beban tekan vertikal dan minimal 1 tiang harus diuji beban terhadap beban lateral. Jumlah uji beban ditentukan oleh Pemberi Tugas /MK sesuai keperluan. Kebutuhan akan uji beban tarik vertical ditentukan oleh Pemberi Tugas /MK.

Pada waktu uji beban dilakukan pada tiang, tiang tersebut harus sudah terpancang minimal selama 14 hari, dihitung sejak selesainya pemancangan tiang.

A.17.2 PERALATAN DAN PERSONIL PEKERJAAN UJI BEBAN (LOAD TEST)

Beban uji tekan vertikal dilimpahkan pada tiang menggunakan dongkrak (jack) dan beban sistim Kentledge. Total beban Kentledge untuk uji beban harus 1.10 beban uji maksimum yang diperlukan. Bila dimisalkan tiang terpakai yang akan diuji mempunyai beban kerja sebesar 80 Ton, kemudian tiang akan diuji beban hingga mencapai 2 x 80 =160 Ton, maka berat Kentledge yang diperlukan untuk uji beban adalah sebesar 1.1 x 160 = ± 176 Ton.

Dongkrak (jack), manometer pengukur tekanan minyak hidrolis dalam dongkrak harus dikalibrasi sesaat sebelum dipakai untuk pengujian. Ketelitian untuk kesalahan pengukuran beban yang bekerja pada tiang harus ≤ 5%.

Jack harus diletakkan konsentris tepat di tengah tiang. Pelat-pelat besi/baja antara (test plates) di dasar dan di atas jack harus mempunyai ukuran yang lebih besar dari penampang tiang /penampang di dasar Jack maupun penampang topi di atas Jack. Pelat-pelat antara tesebut harus mempunyai ketebalan yang cukup dan minimal tebalnya 50 mm.

Balok Utama (main beam) dan balok–balok melintang (cross–beams) masing-masing harus cukup kuat dan cukup kaku untuk berfungsi sebagai penerus gaya dari dongkrak dan sebagai pendukung beban Kentledge. Kontraktor harus menyerahkan perhitungan kepada Pemberi Tugas /MK yang memperlihatkan bahwa kekuatan (≤ tegangan ijin) dan kekakuan (≤ lendutan ijin) balok-balok tersebut terpenuhi.

Kontraktor harus menyediakan personil yang cukup dan berpengalaman dalam melaksanakan uji beban. Bila diminta oleh Pemberi Tugas /MK, maka Kontraktor harus segera mengganti personil yang dianggap kurang mampu atau segera menambah personil yang diperlukan.

Proof test dapat dilakukan dengan PDA test (piled drving analisys test) ,minimal ….. buah,pada lokasi yang terburuk.(di tentukan oleh site manager)

A.18 PERALATAN PENGUKUR PERGERAKAN UJUNG TIANG

Minimal 4 buah alat pengukur perpindahan /pergerakan (deflectometer) harus digunakan untuk mengukur pergerakan dalam arah vertikal dari tiang. Keempat alat pengukur tersebut harus mempunyai kemampuan ukur minimal 50 mm dan dapat

10

Page 11: RKS Pilling

Jl. Rawa Terate II No. 8Kawasan Industri Pulo Gadung, Jakarta

13930

dibaca secara teliti sampai 0.01 mm. Keempat alat pengukur tersebut ditempatkan /dipasang secara simetris di empat penjuru sekeliling tiang.

Keempat alat pengukur perpindahan (deflectometer) pada sistim utama sesuai harus mempunyai sertifikat pabrik bila masih baru atau harus dikalibrasi bersamaan dengan jack dan manometer terlebih dahulu sebelum digunakan dalam uji beban.

Untuk memeriksa pengaruh yang ditimbulkan oleh konstruksi pendukung Kentledge terhadap sistim pengukuran (utama) , harus diadakan sistim pengukur sekunder yang terdiri dari alat waterpas (level) dan mistar-mistar pengukur. Mistar-mistar pengukur sistim sekunder ditempatkan pada tempat yang sama dengan keempat alat pengukur utama dan dipasang sedemikian sehingga dapat dibaca melalui waterpas dari suatu arah dan jarak tertentu.

Agar pembacaan pergerakan tiang menggunakan waterpas akan bebas dari pengaruh sistim pendukung Kentledge, maka waterpas harus diletakkan cukup jauh dari tiang dan minimal 6 m. dari tepi sistim pendukung Kentledge.

Semua balok yang digunakan untuk patokan ukur pergerakan tiang (reference beams) harus cukup kaku agar tidak melendut dan cukup panjang agar perletakan masing-masing balok dapat diletakkan sejarak minimal 2.5 m dari tepi tiang yang diuji.

A.19 PROSEDUR PEMBEBANAN

Prosedur pembebanan untuk uji beban tekan vertikal pada tiang harus mengikuti prosedur pembebanan sesuai ASTM D–1143–81 Cyclic Loading Test. Prosedur pembebanan untuk uji beban Lateral (mendatar) pada ujung tiang harus mengikuti prosedur pembebanan sesuai ASTM D–3966–81 Cyclic Loading Test. Prosedur pembebanan untuk uji beban tarik vertikal harus mengikuti prosedur pembebanan sesuai ASTM D–3689–83 Cyclic Loading Test. Uji beban tiang menggunakan cara dinamis semisal PDA sesuai ASTM D–4945–89 dapat dilakukan sesudah disetujui Pemberi Tugas /MK.

Kontraktor harus menyerahkan prosedur pembebanan tiang untuk uji beban vertikal tekan, vertikal tarik dan lateral sesuai ASTM yang sudah disebutkan diatas berikut gambar-gambar detail pelaksanaan sistim Kentledge, sistim/cara pengukuran pergerakan tiang, sistim/cara pelimpahan beban tekan /tarik /lateral tersebut pada tiang dan juga kalibrasi semua peralatan yang akan digunakan dalam uji beban.

A.20 LAPORAN UJI BEBAN

Hasil uji beban harus dibuat laporannya secara tertulis dan minimal mengikut sertakan hal-hal sebagai berikut:

Nama proyek, nomor tiang, posisi tiang dalam denah dan tanggal pengujian.

Data tanah sekitar tiang dan data pemancangan tiang.

11

Page 12: RKS Pilling

Jl. Rawa Terate II No. 8Kawasan Industri Pulo Gadung, Jakarta

13930

Data waktu pemberian beban dan pembacaan pergerakan tiang dan data cuaca /suhu selama pengujian.

Grafik kurva beban vs penurunan tiang, kurva beban vs waktu, kurva penurunan vs waktu.

Laporan hasil kalibrasi semua peralatan yang dipakai.

Hasil dan Kesimpulan dari pengujian tiang.

A.21 PROSES UJI BEBAN YANG DIANGGAP GAGAL

Proses uji beban dianggap gagal dan tidak dapat diterima bila terjadi hal-hal yang antara lain adalah sebagai berikut:

Proses uji beban terhenti dan tidak dapat dilanjutkan berhubung sistim Kentledge mengalami ketidak-stabilan sehingga setiap saat bisa rubuh dan dapat menimbulkan bahaya bagi para pekerja yang sedang bekerja.

Hasil bacaan atas pergerakan tiang sangat tidak teratur dan para pelaksana uji beban tidak dapat menjelaskan apa yang sedang terjadi, sehingga meneruskan uji beban yang sedang berlangsung tidak akan ada gunanya (sebab hasil yang diperoleh tidak dapat dianalisa dan dievaluasi).

Tiang yang diuji ternyata mengalami kerusakan atau lokasinya tidak sesuai serta miring yang melebihi toleransi.

Kekuatan dan kekakuan balok utama atau salah satu balok melintang tidak dipenuhi sehingga melendut berlebihan dan berbahaya bagi keselamatan para pekerja.

A.22 TIANG YANG DIUJI YANG DIANGGAP GAGAL

Tiang yang diuji dianggap gagal bila salah satu hal berikut gagal dipenuhi:

Untuk Tiang dengan panjang tiang ± 12 m dan beban kerja 80 Ton, maka penurunan kotor (gross settlement) ujung tiang pada beban kerja tersebut harus ≤ 15 mm.

Untuk Tiang dengan panjang tiang ± 12 m dan beban kerja 150 Ton, maka penurunan kotor (gross settlement) ujung tiang pada beban kerja tersebut harus ≤ 20 mm.

Penurunan tetap (residual) sesudah beban kerja dihilangkan harus ≤ 10 mm.

Untuk Tiang dengan panjang tiang ± 12 m dan beban kerja 100 Ton, maka penurunan kotor (gross settlement) ujung tiang pada dua kali beban kerja harus ≤ 30 mm dan setelah beban dihilangkan residual settlement ≤ 15 mm.

12

Page 13: RKS Pilling

Jl. Rawa Terate II No. 8Kawasan Industri Pulo Gadung, Jakarta

13930

Untuk Tiang dengan panjang tiang ± 12 m dan beban kerja 150 Ton, maka penurunan kotor (gross settlement) ujung tiang pada dua kali beban kerja harus ≤ 40 mm dan setelah beban dihilangkan residual settlement ≤ 20 mm.

Pergerakan mendatar ujung tiang melebihi 15 mm pada beban dua kali beban kerjanya (Two times the lateral working load).

A.23 PENGGANTIAN TIANG YANG RUSAK ATAU GAGAL

Apabila suatu tiang rusak selama pemancangan atau terpancang akan tetapi tidak memenuhi toleransi maksimum yang diperbolehkan atau mengalami kegagalan dalam uji beban, maka tiang yang mengalami hal tersebut diatas harus digantikan oleh satu atau lebih tiang pengganti dan dipancang di posisi yang sesuai dengan permintaan Pemberi Tugas /MK. Semua biaya tambahan akibat terjadinya hal-hal tersebut di atas menjadi tanggung jawab dan beban Kontraktor.

Apabila setelah melakukan ((1% ) kali jumlah total tiang + 1 ) buah uji beban dengan hasil gagal semua, maka Pemberi Tugas /MK akan melakukan evaluasi ulang atas daya dukung dan jumlah tiang yang diperlukan. Selanjutnya jika diperlukan, Kontraktor berkewajiban menambah tiang sesuai evaluasi ulang tersebut atas biaya Kontraktor.

Kontraktor wajib membersihkan lapangan dan membuang semua kotoran dan bahan-bahan yang tidak diperlukan keluar dari lapangan setelah pekerjaan selesai.

13