RKS Irigasi Pertanian

download RKS Irigasi Pertanian

of 21

description

Rencana Kerja Pertanisn

Transcript of RKS Irigasi Pertanian

B A B I

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT (RKS)

PERENCANAAN PENGEMBANGAN IRIGASI

B A B I

PENDAHULUAN

Nama Proyek dan Pekerjaan1.1. Nama Kegiatan:Pengadaan Dinas Pertanian dan Peternakan

1.2. Nama Pekerjaan:Pengembangan Irigasi Desa Walasiho Pihak-pihak yang Bersangkutan

2.1. Pemberi Tugas:DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN 2.2. Perencana:CV. Karya Engineer Konsultan 2.3. Pengawas:Badan Hukum yang akan ditunjuk.

2.4. Pemborong:Perusahaan berbadan hukum yang akan ditentukan kemudian menurut ketentuan yang berlaku.

Dokumen Pelelangan

Dokumen Pelelangan terdiri dari :

3.1 Syarat-syarat umum, syarat administrasi dan syarat-syarat penawaran.

3.2 Gambar pelaksana dan gambar detail.

3.3 Rencana Kerja dan syarat-syarat (RKS).

3.4 Risalah rapat penjelasan.

3.5 Peraturan dan syarat-syarat penawaran.

3.6 Contoh-contoh formulir dan rincian pekerjaan.

Dokumen Kontrak

Dokumen Kontrak terdiri dari:

4.1. Surat perjanjian Pemborongan.

4.2 Surat Penawaran dan lampiran-lampirannya.

4.3 Surat Keputusan dan Penetapan Pemenang Lelang.

4.4 Surat Perintah Kerja.

4.5 Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.

4.6 Berita Acara Pembukaan Surat Penawaran.

4.7 Berita Acara Penelitian/Pemeriksaan Surat Penawaran.

4.8 Rencana Kerja dan Syarat-syarat.

4.9 Gambar-gambar Pelaksanaan.

Syarat-syarat Penawaran

5.1.Surat dibuat di atas Kop perusahaan dengan jumlah 3 (Tiga) eksemplar terdiri dari 1 (satu) asli + 2 (Dua) tindasan. Sesuai contoh terlampir. pada lembar asli dibubuhi Materi tunggal sebesar Rp. 6.000,- dan ditanda tangani oleh Direktur sesuai yang tercantum dalam akte perusahaan.

5.2.Angka yang tertulis dengan huruf harus sama dengan yang tertulis dengan angka dalam surat penawaran.

5.3.Dalam surat penawaran tidak boleh ada penghapusan, coretan atau salah dalam pengetikan.

5.4.Dalam surat penawaran tersebut dilampirkan antara lain :

5.4.1.Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang dibuat oleh Staf Teknik dan diketahui oleh Direktur sebanyak 1 (satu) asli + 2 (Dua) tindasan.

5.4.2.Daftar Analisa yang dibuat oleh Staf Teknik dan Diketahui oleh Direktur sebanyak 1 (satu) asli + 2 (Dua) tindasan.

5.4.3.Daftar Harga Bahan dan Upah yang dibuat oleh Staf Teknik dan Diketahui oleh Direktur sebanyak 1 (satu) asli + 2 (Dua) tindasan.

5.4.4.Time Schedule (jadwal) pelaksanaan yang dibuat oleh Staf Teknik dan Diketahui oleh Direktur sebanyak 1 (satu) asli + 2 (Dua) tindasan.

5.4.5.Daftar Peralatan yang dibuat oleh Staf Teknik dan Diketahui oleh Direktur sebanyak 1 (satu) asli + 2 (Dua) tindasan.

5.4.6.Referensi Bank dari Bank Pemerintah atau Bank Swasta lainnya yang telah direkomendasikan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia.

5.4.7.Jaminan Bank, yaitu 1% s/d 3% dari Nilai Penawaran atau sebesar Rp. (...........), Oleh Bank atau Lembaga Keuangan yang diakui oleh Pemerintah.

5.4.8.Susunan personil perusahaan yang akan disertakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini dan ditanda tangani oleh Direktur.

5.4.9.Surat Pernyataan Tunduk yang ditanda tangani oleh Direktur bermaterai Rp.6.000,- (Enam Ribu Rupiah) tunggal.

5.4.10.Neraca Perusahaan terakhir dan diberi materai sebesar Rp. 6.000,- (Enam Ribu Rupiah) tunggal.

5.4.11.Foto Copy Surat Isin Tempat Usaha (SITU).

5.4.12.Foto Copy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

5.4.13.Foto Copy Akte Pendirian Perusahaan.

5.4.14.Foto Copy Surat Isin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK) yang telah dilegalisir pada Kantor Wilayah Departemen Pekerjaan Umum.

5.4.15.Foto Copy Sertifikasi Badan Usaha (SBU) yang masih berlaku sesuai bidang/sub bidang yang sesuai.

5.4.16.Foto Copy Kartu Anggota Asosiasi Profesi (Gapensi/Gapeknas/Aspekindo AKSI dan lainnya.

5.4.17.Surat Pernyataan ikut serta dalam program Astek.

5.4.18.Foto Copy Fiskal Daerah dari PEMDA setempat.

Surat penawaran dan Surat-surat Pernyataan di atas Kertas Kop Perusahaan dan semua lampiran yang bersifat Foto Copy harus dibawah aslinya pada waktu pembukaan surat penawaran.

5.5. Hubungan kerja antara Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dengan Pihak Pelaksana proyek dilakukan secara kontraktual dalam bentuk Lumpsum Kontrak pasti dan mengikat sesuai dengan pekerjaan yang tercantum dalam Bentuk (gambar kerja) RKS (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) serta Berita Acara Aanwijzing.

5.6. Lumpsum Kontrak adalah suatu kontrak pengadaan barang,dan jasa atas penyelesaian seleruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu dengan jumlah harga total penewaran yang pasti dan tetap. Dengan demikian, semua resiko yang mungkin terjadi dalam proses penyelesaian pekerjaan tersebut sepenuhnya ditanggung oleh pelaksana yang melakukan kegiatan tersebut.

5.7. Khusus untuk Pemborongan Daftar Volume dan Harga (Bill of Quantitiy) tidak dapat dijadikan dasar perhitungan untuk melakukan pembayaran atau dijadikan alat untuk merubah kontrak dengan melakukan pekerjaan tambah/kurang, kecuali jika pelaksanaan pekerjaan berubah dari Bestek, RKS dan Berita Acara Aanwijzing, atas persetujuan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK), dan setelah berkonsultasi dengan Instansi Teknik Konsultan dan Permintaan pembayarannya hanya dapat diajukan/setelah dibuatkan Gambar As Built Drawing nya oleh Pemborong/ Kontraktor yang bersangkutan dan sekaligus perhitungan biaya yang ditandatangani oleh Kontraktor Pelaksana dan disetujui oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK), Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis.

5.8. Pembayaran Angsuran hanya dapat dilakukan berdasarkan prestasi kerja yang kriterianya ditetapkan dalam kontrak yang bersangkutan.5.9. Sampul Surat Penawaran diajukan dalam sampul yang polos warna putih dan tidak tembus baca, tidak memuat nama dan alamat penawar dan ukuran amplop adalah : 30 x 40 cm pada bagian belakang dilak merah pada 5 (lima) tempat dan pada kiri atas 5.10. sampul tersebut dituliskan :

Sampul Depan

Surat Penawaran

Kepada Yth : Panitia Pelelangan Kegiatan Pengembangan Irigasi ............ Desa Walasiho Kab. Kolaka Utara Tahun Anggaran 2015 di LasusuaSampul Bagian Belakang

Lak

5.11. Surat penawaran dimasukkan dalam kotak lelang pada:

Hari : ...........................................

Waktu : ...........................................

Tempat : ...........................................

Penawaran yang terlambat masukkan surat penawaran dinyatakan gugur.

Rapat PenjelasanPeserta lelang diwajidkan mengikuti rapat penjelasan Adnimistrasi / teknik (Aanwijzing) juga peninjauan ke lokasi pekerjaan dan Pantia akan membuat daftar Hadir Rekanan yang akandituangkan dalam berita acara rapat penjelasan (Aanwijzing) dan ditanda tangani oleh panitia dan minimal 2 (dua) wakil dari para rekanan dan berita acara ini merupakan dokumen yang tidak dapat dipisahkan dengan kontrak.

Pembukaan Surat Penawaran

7.1. Pembukaan surat penawaran akan dilakukan apabila peserta lelang telah memenuhi syarat-syarat sesuai dengan Keppres. RI. No. 18 Tahun 2000 dan Kepres RI. 80 Tahun 2003, serta perubahan perubahannya, yang akan dilaksanakan pada :

Hari : .....................................

Waktu : .....................................

Tempat : .....................................

7.2. Peserta Pelelangan secara aklamasi menunjukkan minimal 2 (dua) rekanan/ peserta leleng sebagai wakil untuk menandatangani Berita Acara Pembukaan Surat Penawaran.

Penilaian Hasil Pelelangan

8.1. Panitia lelang menilai penawaran yang sah dan menetapkan 3 (tiga) calon pemenang untuk diusul kepada Pemimpin Proyek untuk pemenang.

8.2.Penentuan pemenang ini ditentukan dengan persyaratan-persyaratan dan peraturan yang berlaku.

8.3. Penilaian dilakukan berdasarkan :

8.3.1.Kriteria seperti yang tercantum dalam Keppres Keppres. RI. No. 18 Tahun 2000 dan Kepres RI. 80 Tahun 2003.

8.3.2.Dapat dipertanggung jawabkan baik secara Administrasi maupun secara Teknis.

8.3.3.Kesesuaian RKS.

8.3.4.Kewajaran Harga sesuai dengan Klasifikasi dan Ketentuan yang diberlakukan oleh Bappenas sesuai dengan tahun Anggaran Yang berlaku .8.3.5.Menguntungkan Negara.

8.4. Bila ada 2 (dua) penawar yang sama nilainya, maka Pemimpin Proyek dapat memilih menurut penilaiannya pada Kontraktor yang memepunyai kecakapan dan kemampuan yang besar dengan nilai kesalahan yang sekecil-kecilnya.

Pengumuman Pemenang dan Hak Sanggah

9.1.Panitia akan mengumumkan Pemenang Pelelangan berdasarkan Hasil Evaluasi/penilaian Pelelangan.

9.2.Kontraktor yang tidak memenangkan Pelelangan dapat meminta kembali jaminan penawaran dari Panitia Pelelangan.

9.3.Peserta Pelelangan berhak mengajukan sanggahan atas penetapan pemenang lelang secara tertulis kepada atasan langsung Pemimpin Proyek, selambat-lambatnya 4 (empat) hari setelah pengumuman pemenang lelang.

9.4.Sanggahan Hanya Pada Prosedure Pelelangan.

Ongkos dan Bea

10.1. Setelah Penetapan Pelelangan, maka antara Pemimpin Proyek dan Kontraktor akan dibuat Dokumen Kontrak.

10.2.Semua biaya pembuatan kontrak Pekerjaan tersebut dibebankan kepada Kontraktor.

B A B II

SYARAT-SYARAT ADMINISTRASI

Konsultan Pengawas/Direksi

Untuk mengawasi Pelaksana pekerjaan ini Pemimpin Proyek Menunjuk Konsultan Pengawas yang dibantu oleh Pengelola Teknik Proyek dari Instansi terkait sebagai wakil dari Pemimpin Proyek dalam mengawasi Pelaksanaan pekerjaan sehari-hari, baik segi kualitas maupan kuantitas. Petunjuk-petunjuk dan perintah-perintah tertulis dari Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknik Proyek mengenai pekerjaan harus dilaksanakan dan ditaati oleh Pemborong.

Pemimpin Pelaksana dan Pelaksana

13.1. Pemimpin pelaksana Kontraktor harus seorang ahli teknik yang cakap pada bidangnya dan berpengalaman serta pendidikan cukup.

13.2. Syarat-syarat tersebut dalam ayat 1 pasal ini bilamana diperlukan harus dapat dibuktikan oleh Pemborong dengan Curiculum Vitae. Kepadanya harus dapat cukup mandat untuk menerima dan melaksanakan perintah-perintah dari Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknik.

13.3.Pemimpin Pelaksana dan pembantu-pembantunya harus tetap berada di tempat selama pelaksanaan pekerjaan.

13.4.Bilamana Konsultan Pengawas menganggap bahwa Pimpinan Pelaksana dan pelaksana Kontraktor, tidak dapat berfungsi atau tidak mempunyai kecakapan yang diisyaratkan, maka pengawas berhak meminta secara tertulis kepada Pemimpin Proyek untuk segera memerintahkan Kontraktor mengganti Pemimpin pelaksana/pelaksana Kontraktor. Dalam hal ini, atas perintah Pemimpin Proyek maka Kontraktor harus dapat menempatkan Tenaga Pengganti selambat-lambatnya 2 x 24 jam setelah pemberitahuan tertulis dari Pemimpin Proyek.

Kantor Pemborong dan Direksi Keet

14.1.Menyimpang dari A.V. Pasal 30 Pemborong sesuai dengan petunjuk dari Konsultan pengawas/direksi harus membuat bangunan sementara untuk direksi.

14.2.Bangunan Direksi terdiri dari:

- Satu Ruang Direksi/Pengawas

- Satu Ruang Wakil Pemborong

14.3. Pemborong harus memelihara kebersihan Direksi serta alat - alat inventarisasinya. Menyediakan air minum yang bersih.

14.4.Pemborong harus mengusahakan agar bahan-bahan yang tersimpan dalam gudang dan dalam halaman kerja terjaga dari gangguan iklim dari pencurian.

14.5. Bila dipandang perlu oleh direksi, Pemborong harus membangun los-los kerja untuk pekerja-pekerjanya, sehingga terhindar dari panas matahari, hujan dan angin.

14.6. Lods-lods dan gudang harus didirikan menurut petunjuk dari direksi.14.7. Pemborong harus dapat menyediakan ruangan yang dapat dikunci untuk dapat menyimpan bahan-bahan atau alat-alat bagi pihak ketiga jika ada.

14.8. Gambar Kerja, Buku Direksi dan Buku Tamu harus tetap tersedia di Kantor Direksi/Barak Kerja.

Laporan-laporan Harian, Minggu dan Bulanan

15.1. Laporan Harian Kontraktor adalah:

a. Buku Harian yang berisi catatan Harian mengenai : Jumlah Tenaga Kerja, Bahan-bahan Bangunan yang masuk, Post-post Pekerjaan yang dikerjakan pada setiap hari kerja.

b. Perintah, teguran dan peringatan tertulis Konsultan Pengawas dan Pengelola teknik mengenai semua hal yang menyangkut pelaksanaan pekerjaan.

c. Buku harian tersebut setiap hari harus ditandatangani oleh Konsultan Pengawas dan disetujui oleh Kontraktor.

d. Kontraktor harus membuat foto-foto dokumentasi untuk tiap jenis pekerjaan yang telah diselesaikan.

15.2.Berdasarkan Laporan Harian tersebut Kontraktor harus menyusun Laporan Mingguan serta laporan bulanan yang merupakan rangkuman dari isi laporan harian.

15.3.Kontraktor Pelaksana harus menyusun laporan Mingguan dan bulanan tersebut pada point 2 di atas yang ditandatangani oleh Pengelola Teknis proyek, untuk dilaporkan kepada Pemimpin Proyek dan tembusan kepada Pekerjaan Umum Kabupaten Kolaka Utara. Pemeliharaan Kebersihan

16.1.Selama berlangsungnya pekerjaan Pemborong harus memelihara kebersihan dari bangunan, halaman dan mesin-mesin serta inventarisasinya secara baik dan teratur, dan keselamatan orang/anak-anak yang berada disekitar lokasi pekerjaan.

16.2. Kontraktor harus menjamin tersedianya cukup air minum bagi para pekerja.

16.3.Peti obat-obat untuk P.P.P.K harus disediakan oleh Pemborong dan harus disediakan oleh Pemborong dan selalu diisi kembali apabila ternyata salah satu jenis obat diperlukan.

16.4.Kontraktor harus memberi Jaminan Asuransi Tenaga Kerja kepada semua tenaga kerja yang berada dalam lingkungan Pekerjaan ini dibuktikan dengan pembayaran Iuran Astek sebesar 0,35% dari nilai kontrak, sesuai SKB Menteri PU dan menteri Tenaga Kerja.

16.5.Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus mendaftarkan Tenaga Kerja dan pegawai lainnya yang dipekerjakan pada bangunan tersebut sehingga memudahkan pihak Perum Astek memantau keadaan dan kebenaran data bilamana terjadi kecelakaan pada tenaga kerja yang bersangkutan.

Pemeliharaan Bahan-bahan

17.1.Bila terdapat perselisihan pendapat antara Pemborong dan pengawas lapangan atas sesuatu bahan bangunan, maka pengawas lapangan/direksi memerintahkan mengambil contoh-contoh tersebut ke laboratorium pemeriksa bahan-bahan, sementara itu pekerjaan lain dapat berjalan terus yang tidak ada hubungan dengan bahan-bahan yang diperiksa di Laboratorium tersebut.

17.2.Semua biaya untuk pemeriksaan di laboratorium menjadi tanggung jawab Pemborong.

17.3.Semua jenis bahan-bahan yang akan dipergunakan oleh Kontraktor, harus diperlihatkankan contohnya kepada Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknik.17.4.Contoh-contoh yang sudah disetujui oleh Konsultan pengawas dan pengelola teknik akan dipergunakan sebagai standart bahan-bahan yang diperlukan selanjutnya dan bahan bahan yang tidak dapat digunakan segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan.

Bestek, Gambar dan Rencana Kerja

18.1.Pemborong diwajibkan meneliti semua gambar-gambar dan bestek mengenai pekerjaan ini.

18.2.Jika ternyata ada perbedaan antara gambar dan gambar lain dan atau antara gambar dan bestek maka akan berlaku menurut arutan di bawah ini:

- Bestek

- Gambar-gambar dengan skala lebih besar.

18.3.Bila perbedaan ini menimbulkan kekeliruan atau bahaya, Pemborong wajib menyatakan terlebih dahulu kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan keterangannya.

18.4.Sebelum mulai melaksanakan pekerjaan Kontraktor harus menyusun rencana kerja/schudule yang harus diajukan paling lambat 1 (satu) Minggu setelah tanggal Penerima Perintah Kerja.

18.5.Kontraktor harus mengikuti rencana kerja tersebut dan akan menjadi dasar bagi Konsultan pengawas untuk menilai prestasi Pemborong dan segala sesuatu yang berhubungan dengan kelambatan kerja. Penetapan hal-hal tentang Kerapian Pekerjaan dan Keamanan

Pemborong harus mengerjakan/menyelenggarakan pekerjaan serta memenuhi peraturan-peraturan seperti tersebut dalam pasal-pasal, dan diwajibkan memperhatikan keadaan disekeliling agar hasil pekerjaan kelihatan rapi, bersih terlindung dari gangguan serta pemeliharaannya.

Syarat Pelaksana mengenai ukuran dan Dimulainya suatu Pekerjaan

20.1.Kontraktor bertanggung-jawab atas tepat dan cocoknya pelaksanaan pekerjaan, menurut ukuran ukuran yang ditetapkan dalam gambar serta peraturan kerja dari syarat-syarat ini.

20.2.Kontraktor diwajibkan memberitahukan kepada Konsultan pengawas apabila ia akan memulai sesuatu bagian dan pekerjaan.

20.3.Apabila terdapat ketidak sesuaian dalam gambar, peraturan dan syarat-syarat ini Kontraktor harus segera memberitahukan kepada Konsultan pengawas yang akan meneruskan masalahnya kepada Konsultan Perencanaan melalui Pimpinan Proyek untuk mendapatkan keputusan.

20.4.Kontraktor tidak boleh membetulkan sesuatu yang dianggap keliru sebelum dirundingkan dengan Konsultan Pengawas dan mendapatkan persetujuan dari pengelola dan Pemimpin Proyek.

Mesin/alat Bantu

Pemborong harus mengusahakan agar ditempat pekerjaan cukup peralatan dan perkakas Teknis yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan dengan hasil yang baik.

Pekerjaan Tambah

22.1.Pekerjaan Tambahan hanya boleh dikerjakan atas perintah tertulis dari Pemberi Tugas apabila syarat-syarat ini tidak dpenuhi, maka segala akibatnya ditanggung sendiri oleh Kontraktor.

22.2.Apabila ada terdapat pekerjaan tambahan, maka yang dipakai sebagai dasar perhitungan ialah harga satuan pada penawaran. Jika pekerjaan tambahan tersebut, tidak terdapat dalam Harga Satuan Penawaran, maka Pemimpin Proyek dapat mengambil keputusan.

22.3.Hal-hal yang mengenai pekerjaan tambah, segera harus dilaporkan kepada Pemimpin Proyek dengan gambaran keterangan yang terperinci.

22.4.Pekerjaan tambah tersebut harus dicatat dalam buku harian dan dibuatkan berita acara tambah yang dilaporkan oleh Konsultan pengawas bersama laporan harian.

Penjaga dan Penerangan Tempat Pekerjaan

23.1.Kontraktor harus mengusahakan adanya cukup penjagaan ditempat pekerjaan untuk menghindarkan terjadinya kehilangan/pencurian terutama pada waktu tidak ada orang-orang yang bekerja.

23.2.Kontraktor harus memelihara gudang,ruangan-ruangan untuk menyimpan bahan-bahan serta alat-alat.

23.3.Untuk kepentingan keamanan dan penjagaan, maka lokasi pekerjaan harus diadakan penerangan-penerangan pada tempat tertentu, dengan biaya dibebankan pada Kontraktor.

23.4.Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas bahan-bahan yang disimpan dalam halaman pekerjaan, baik terhadap bahaya pencucian, maupaun bahaya kerusakan akibat Tempat Penyimpanan Barang kurang sempurna.

Apabila terjadi pencurian dan kerusakan bahan-bahan atau alat-alat bantu, maka Kontraktor harus segera mengganti dengan biaya sendiri.

23.5.Kontraktor bertanggung jawab atas bahan-bahan dan alat-alat bantu yang telah dan atau akan dipasang terhadap bahaya pencurian maupun kerusakan.

Jangka Waktu Pelaksanaan

24.1.Jangka waktu pelaksanaan adalah 90 ( Sembilan Puluh ) hari kalender terhitung sejak tanggal Penandatanganan Kontrak.

24.2.Pekerjaan harus dimulai paling lambat 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya Surat Perintah Kerja.

24.3.Jumlah hari - hari hujan tidak menjadi alasan untuk perpanjangan waktu pelaksanaan pekerja.

24.4.Sesuai dengan AV/SU 1941. Kontraktor masih bertanggung-jawab atas kwalitas pekerjaan selama 5 (lima) tahun setelah penyerahan Kedua Pekerjaan, bilamana kerusakan tersebut diakibatkan kelalaian Kontraktor pada waktu konstruksi dan bukan karena akibat kesalahan pihak lain.

Jangka Waktu Pemeliharaan

25.1.Jangka waktu pemeliharaan ditetapkan 45 (Empat Puluh Lima) hari kalender sejak Tanggal Serah Terima Pertama, untuk kemudian diadakan Serah Terima Kedua atas seluruh hasil pekerjaan.

25.2.Segala cacat, kekurangan atau kesalahan yang mungkin timbul dalam masa pemeliharaan akan diperinci oleh Konsultan Pengawas, Pengelola Teknik dalam satu daftar.

Daftar ini berisi uraian kekurangan atau tidak sempurnanya bagian pekerjaan.

Daftar ini akan diberikan pada Kontraktor paling lambat 7 hari setelah dilaksanakan Serah Terima Pertama dan tembusannya dilaporkan kepada Pemimpin Proyek.

Berdasarkan daftar tersebut Kontraktor harus memperbaiki atau menyempurnakan pekerjaan selama masa pemeliharaan Pekerjaan untuk kemudian diperiksa kembali.Pengunduran Waktu / Keterlambatan

26.1.Bilamana kemajuan jelas- jelas mengalami hambatan, dan mengakibatkan terjadinya pengunduran waktu pelaksanaan, maka Kontraktor dibantu oleh Konsultan Pengawas memberikan Laporan perihal Penyebab Kelambatan Kepada Pemimpin Proyek.

26.2.Laporan kelambatan tersebut harus disampaikan kepada Pemimpin Proyek paling lambat 1 (satu) Bulan, sehingga Pemimpin Proyek dapat memberikan perpanjangan waktu Pelaksanaan Pekerjaan.

26.3.Apabila terjadi perpanjangan waktu Pelaksanaan, maka Kontraktor harus mengganti Jaminan Pelaksanaan Pekerjaan (Bank Garantine) yang berlaku sesuai dengan tanggal Perpanjangan Kontrak.

Kenaikan Harga dan Force Majures

27.1.Kenaikan harga tidak dapat menjadi alasan Pemborong untuk mengurangi mutu/kualitas pekerjaan, selanjutnya kenaikan harga tidak dapat menjadi alasan Pemborong untuk memperpanjang waktu kontrak.

27.2.Pemborong tidak dapat mengajukan klaim akibat kenaikan harga bilamana terjadi tindakan Pemerintah di bidang moneter terkecuali jika Pemerintah mengeluarkan peraturan untuk penyesuaian harga dengan atau melalui Revisi DIP.

Sanksi dan Denda

28.1.Jika Kontraktor tidak dapat menyelesaikan pekerjaan pada tanggal penyelesaian seperti yang telah ditetapkan pada perpanjangan waktu, maka Kontraktor akan dikenakan denda keterlambatan sebesar 1/000 (sepermil) / hari dari sisa biaya yang belum terserap untuk item pekerjaan yang mengalami keterlambatan.

28.2.Setelah diadakan Pemutusan kontrak kerja oleh Pemimpin Proyek, Kontraktor tidak berhak menuntut kelebihan pekerjaan yang dikerjakan.

28.3.Pemutusan kontrak kerja pengalihan pekerjaan ini kepada Kontraktor lain, dapat dilaksanakan setelah Kontraktor mendapat teguran/peringatan tertulis 3 kali berturut-turut dari Pemimpin Proyek (cq. Pasal 30 KUH Perdata).

Penyelesaian Perselisihan

29.1.Jika ada perselisihan atau ketidak sesuaian paham yang timbul antara Pemberi Tugas dan Kontraktor selama pelaksanaan atau setelah penyelesaian atau setelah pekerjaan ditinggalkan mengenai pelaksanaan pekerjaan ini, atau hal apa saja yang timbul atau ada hubungannya dengan hal ini, maka akan diselesaikan secara musyawarah.

29.2.Jika dengan musyawarah yang dilakukan tidak dapat memutuskan penyelesaian, maka perselisihan dan ketidak sesuaian faham akan dilanjutkan pada Pengadilan Negeri Kendari.

Peraturan Pemerintah

30.1.Kontraktor wajib mentaati semua peraturan Pemerintah dan Undang-undang yang berlaku yang ada hubungannya dengan pelaksanaan ini.

30.2.Kontraktor wajib mentaati semua Peratura Pemerintah tentang Perburuhan dan Keselamatan Kerja. Jaminan Penawaran, Pelaksanaan, jaminan Uang Muka dan Cara Pembayaran

31.1.Antara Pemimpin Proyek dan Kontraktor akan dibuatkan Kontrak Pekerjaan dan dalam kontrak tersebut diatur penentuan pembayaran.

31.2.Sebelum penandatanganan Kontrak Pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan Jaminan Pelaksanaan Pekerjaan (Garansi Bank) sebesar 5% dari nilai kontrak.

31.3.Jaminan Penawaran (Tender Bond) baru akan dikembalikan setelah Kontraktor menyerahkan Jaminan Pelaksanaan.

31.4.Kontrak kerja tersebut baru dapat ditanda tangani oleh Pemimpin Proyek bilamana Kontraktor telah menyerahkan Jaminan Pelaksanaan.

31.5.Bilamana Kontraktor menginginkan pembayaran uang muka proyek, maka Kontraktor harus menyediakan Jaminan Bank (Jaminan Uang Muka) senilai uang yang akan diberikan pada proyek.

31.6.Pembayaran atas pekerjaan dapat dilakukan secara berangsur/bertahap sesuai dengan persentase kemajuan fisik yang akan diatur dalam kontrak pelaksanaan.

31.7.Pembayaran angsuran yang diatur dalam Point 6 di atas harus disertai Berita Acara Kemajuan Real Pekerjaan yang ditanda tangani oleh :

-Konsultan Pengawas

-Pengelola Teknis Proyek

31.8.Berdasarkan Berita Acara Kemajuan Pekerjaan, maka akan dibuatkan Berita Acara Pembayaran Angsuran yang ditanda tangani oleh :

- Pemimpin Proyek

- Kepala Dinas Kab. Kolaka Utara selaku instansi Teknis yang berwenang.

31.9.Untuk Serah Terima Pertama, harus dilampiri dengan :

- Laporan Kemajuan Pekerjaan yang ditanda tangani oleh Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis Proyek serta disetujui oleh Kontraktor.

- Berita Acara Pemeriksaan Akhir Pekerjaan yang ditanda tangani oleh Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis Proyek.

- Foto-foto bangunan yang telah selesai dan berwarna ukuran Post card dengan mengambil foto bangunan dari semua arah.31.10 Untuk Serah Terima Kedua, maka harus disertai :

-Laporan Kemajuan Pekerjaan yang ditanda tangani oleh Konsultan Pengawas dan disetujui oleh Pengelola Teknis.

-Berita Acara Pemeriksaan Akhir Pekerjaan yang ditanda tangani oleh Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis Proyek.

-Foto - foto bangunan yang telah selesai dari segala arah dan foto - foto bangunan dengan ukuran 5R yang akan menjadi dokumentasi Pendidikan Nasional Kota Kendari.

-Dan lain-lain yang disyaratkan.

B A B III

SYARAT-SYARAT TEKNIK DAN METODOLOGI PELAKSANAAN Lingkup PekerjaanPekerjaan yang dimaksud dalam uraian ini adalah : Pengembangan Irigasi S i t u a s i

33.1.Lokasi bangunan yang akan dilaksanakan di Desa Walasiho Kabupaten Kolaka Utara33.2.Lokasi pembangunan akan diserahkan kepada pelaksana sebagaimana adanya pada waktu rapat penjelasan Anwijzing, untuk itu para calon Pemborong wajib meneliti situasi medan terutama kondisi tanah bangunan, sifat dan luasnya serta pekerjaan lainnya yang berpengaruh terhadap pembangunan tersebut.

33.3.Kelalaian dan kekurangan ketelitian dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk mengajukan klaim di kemudian hari.

33.4. Setelah Rapat Penjelasan Aanwijzing akan diadakan peninjauan lokasi sebagai petokan dasar untuk menghitung anggaran/penawaran yang diajukan.

GALIANUMUM

1).Uraian

a).Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, penanganan, pembuangan atau penumpukan tanah atau batu atau bahan lain dari Lokasi Pekerjaan atau sekitarnya yang diperlukan untuk penyelesaian dari pekerjaan dalam kontrak ini.

b).Pekerjaan ini pada umumnya diperlukan untuk pembuatan saluran air, Saluran untuk bahan Saluran Irigasi pada Saluran Irigasi lama, dan umumnya untuk pembentukan profil dan penampang yang sesuai dengan spesifikasi teknis ini dan memenuhi garis sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

c).Kecuali untuk keperluan pembayaran, ketentuan dari seksi ini berlaku untuk semua jenis galian yang dilakukan sehubungan dengan kontrak dan pekerjaan galian dapat berupa :

1).Galian Biasa

a).Galian biasa untuk material timbunan

b). Galian biasa sebagai bahan pembuangan

2).Galian Batu

a). Galian batu tanpa menggunakan bahan peledak

b).Galian batu menggunakan bahan peledak

3).Galian Struktur

4).Galian Saluran Irigasi Lokasi Pekerjaan

d).Galian biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasikan sebagai galian batu, galian struktur, galian sumber bahan (borrow excavation) dan galian Saluran Irigasi, dan masih dapat dilakukan Metode manual atau dengan penggaru (ripper)

1).Galian biasa untuk material timbunan

Bahan galian yang memenuhi persyaratan yang akan digunakan sebagai material timbunan harus bebas dari bahan organic dalam jumlah yang merusak seperti daun, rumput, akar dan kotoran.

Material yang diklasifikasikan oleh UNIFIED sebagai OL. OH dan Pt tidak boleh digunakan. Sedangkan material yang tergolong GW, GP, GM, GC,SW,SP,SM dan SC dapat diterima , dengan syarat material itu keras dan tidak mempunyai sifat yang khas.

Material yang tergolong Ch atau MH dapat dipergunakan untuk timbunan, kecuali bila ditentukan lain pada gambar atau bagian lain, tetapi tidak untuk dipergunakan 30 cm dibawah dasar Saluran Irigasisebagai sub grade kecuali dapat mencapai nilai CBR tidak kurang dari 6 % setelah perendaman 4 hari bila dipadatkan 10 % kepadatan kering maksimum seperti ditentukan oleh SNI 03-1742-1989.

2).Galian biasa sebagai bahan buangan

Bahan galian yang tidak memenuhi persyaratan sebagai bahan timbunan atau bahan material galian dianggap sebagai tidak diperlukan dalam konstruksi bila Direksi Pekerjaan menentukan demikian.

c).Metode Kerja

1).Perluasan setiap galian terbuka pada setiap operasi harus dibatasi sepadan dengan pemeliharaan permukaan galian agar tetap dalam kondisi yang mulus (sound), dengan pertimbangan akibat dari pengeringan, perendaman akibat hujan dan gangguan dari operasi pekerjaan berikutnya.

2).Galian saluran atau galian lainnya yang memotong Lokasi Pekerjaan harus dilakukan dengan pelaksanaan setengah badan Lokasi Pekerjaan sehingga Lokasi Pekerjaan tetap terbuka untuk lalu lintas pada setiap saat.

d).Kondisi Kerja

1).Seluruh galian harus dijaga agar bebas dari air dan penyedia jasa harus menyediakan semua bahan, perlengkapan dan pekerja yang diperlukan untuk pengeringan (pemompaan), pengalihan saluran air dan pembuatan Penempatan Saluran Irigasi sementara, dinding penahan rembesan (cut-off wall) dan cofferdam. Pompa siap pakai dilapangan harus senantiasa dipelihara sepanjang waktu untuk menjamin bahwa tak akan terjadi gangguan dalam pengeringan dengan pompa.

2).Bilamana pekerjaan sedang dilaksanakan pada Penempatan Saluran Irigasi lama atau tempat lain dimana air atau tanah rembesan (seepage) mungkin sudah tercemari, maka penyedia jasa harus senantiasa memelihara tempat kerja dengan memasok air bersih yang akan digunakan oleh pekerja sebagai air cuci, bersama dengan sabun dan disinfektan yang memadai.Nomor Mata

PembayaranUraianSatuan

Pengukuran

3.1.(1)

3.1.(2)

3.1.(3)

3.1.(4)

3.1.(5)

3.1.(6)

3.1.(7)

3.1.(8)

3.1.(9)

3.1.(10)

Galian Biasa

Galian Batu

Galian Struktur dengan Kedalaman 0 2 M

Galian Struktur dengan Kedalaman 2 4 M

Galian Struktur dengan Kedalaman 4 6 M

Galian Struktur dengan Kedalaman > 6 M

Cofferdam, Penyokong, pengaku dan Pekerjaan yang

Berkaitan

Galian Saluran Irigasiberaspal dengan Cold Milling Machine

Galian Saluran Irigasiberaspal tanpa Cold Milling Machine

Biaya Tambahan untuk pengangkutan Bahan Hasil Galian

Dengan jarak melebihi 5 km Meter Kubik

Meter Kubik

Meter Kubik

Meter Kubik

Meter Kubik

Meter Kubik

Meter Kubik

Meter Kubik

Meter Kubik

Meter Kubik

ADUKAN SEMENUMUM

1) Uraian

Pekerjaan ini harus mencakup pembuatan dan pemasangan adukan untuk penggunaan dalam beberapa pekerjaan dan sebagai pekerjaan akhir permukaan pada pasangan batu atau struktur lain sesuai dengan Spesifikasi ini.

2) Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi Ini

a) Pasangan Batu Dengan Mortar:Seksi 2.2

b) Beton : Seksi 7.1

c) Pasangan Batu : Seksi 7.9

d) Pasangan Batu Kosong: Seksi 7.10

3) Standar Rujukan

AASHTO M45 - 89 :Aggregate for Masonry Mortar

AASHTO M85 - 89 : Portland Cement

ASTM C207 : Hydrated Lime

ASTM C476 : Mortar and Grout for Reinforcement of Masonry

BAHAN DAN CAMPURAN

1) Bahan

a) Semen harus memenuhi ketentuan dalam AASHTO M85.

b) Agregat halus harus memenuhi ketentuan dalam AASHTO M45

c) Kapur tohor harus memenuhi ketentuan dalam jumlah residu, letupan dan lekukan (popping & pitting), dan penahan air sisa untuk kapur jenis N dalam ASTM C207

d) Air harus memenuhi ketentuan dalam Pasal 7.1.2.(2) dari Spesifikasi ini

2) Campuran

a) Adukan Semen

Adukan yang digunakan untuk pekerjaan akhir atau perbaikan kerusakan pada pekerjaan beton, sesuai dengan Pasal yang bersangkutan dari Spesifikasi ini, harus terdiri dari semen dan pasir halus yang dicampur dalam proporsi yang sama dalam beton yang sedang dikerjakan atau diperbaiki. Adukan yang disiapkan harus memiliki kuat tekan yang memenuhi ketentuan yang disyaratkan untuk beton dimana adukan semen dipakai.

b) Adukan Semen untuk Pasangan

Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, adukan semen untuk pasangan harus mempunyai kuat tekan paling sedikit 50 kg/cm2 pada umur 28 hari. Dalam adukan semen tersebut kapur tohor dapat ditambahkan sebanyak 10% berat semen.

PENCAMPURAN DAN PEMASANGAN

1) Pencampuran

a) Seluruh bahan kecuali air harus dicampur, baik dalam kotak yang rapat atau dalam alat pencampur adukan yang disetujui, sampai campuran menunjukkan warna yang merata, kemudian air ditambahkan dan pencampuran dilanjutkan lima sampai sepuluh menit. Jumlah air harus sedemikian sehingga menghasilkan adukan dengan konsistensi (kekentalan) yang diperlukan tetapi tidak boleh melebihi 70 % dari berat semen yang digunakan.

b) Adukan semen dicampur hanya dalam kuantitas yang diperlukan untuk penggunaan langsung. Bilamana diperlukan, adukan semen boleh diaduk kembali dengan air dalam waktu 30 menit dari proses pengadukan awal. Pengadukan kembali setelah waktu tersebut tidak diperbolehkan.

c) Adukan semen yang tidak digunakan dalam 45 menit setelah air ditambahkan harus dibuang.

2) Pemasangan

a) Permukaan yang akan menerima adukan semen harus dibersihkan dari minyak atau lempung atau bahan terkontaminasi lainnya dan telah dibasahi sampai merata sebelum adukan semen ditempatkan. Air yang tergenang pada permukaan harus dikeringkan sebelum penempatan adukan semen.

b) Bilamana digunakan sebagai lapis permukaan, adukan semen harus ditempatkan pada permukaan yang bersih dan lembab dengan jumlah yang cukup sehingga menghasilkan tebal adukan minimum 1,5 cm, dan harus dibentuk menjadi permukaan yang halus dan rata.

PASANGAN BATUUMUM

1) Uraian

a).Pekerjaan ini harus mencakup pembuatan struktur yang ditunjukkan dalam gambar atau seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan, yang dibuat dari Pasangan Batu. Pekerjaan harus meliputi pemasokan semua bahan,galian, penyiapan pondasi dan seluruh pekerjaan yang diperlukan untuk menyelesaikan struktur sesuai dengan spesifikasi ini dan memenuhi garis ketinggian, potongan dan dimensi seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau sebagaimana yang diperintahkan secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan.

b).Umumnya pasangan batu harus digunakan hanya untuk struktur seperti dinding penahan, , pelat, tembok kepala gorong-gorng besar dan pasangan batu yang digunakan untuk menahan beban luas yang cukup besar. Bilamana fungsi utama suatu pekerjaan sebagai penahan gerusan, bukan sebagai penahan beban, seperti lapisan selokam, lubang penangkap, lantai (spillway apron) atau pekerjaan pelindung lainnya pada lereng atau di sekitar ujung , maka digunakan seperti pasangan Batu dengan Mortar (Mortared Stonework) atau pasangan batu kosong yang diisi (grouted rip rap) seperti yang diisyaratkan masing-masing dalam seksi 2.2 dan 7.10.

2) Penerbitan Detail Pelaksanaan

Detail pelaksanaan untuk pasanganbatu yang tidak disertakan dalam Dokumen Kontrak pada saat pelelangan akan diterbitkan oleh Direksi Pekerjaansetelah peninjauan kembali rancangan awal atau revisi desain telah selesai dikerjakan sesuai dengan Seksi 1.9 dari spesifikasi ini.

BAHAN

1) Batu

a).Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan harus dari jenis yang diketahui awet. Bila perlu, bata harus dibentuk untuk menhilangkan bagian yang tipis atau lemah.

b).Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan saling mengunci bila dipasang bersama-sama.

c).Terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, batu harus memiliki ketebalan yang tidak kurang dari 15 cm, lebar tidak kurang dari satu setengah kali tebalnya dan panjang yang tidak kurang dari satu setengah kali lebarnya.

2) Adukan

Adukan haruslah adukan semen yang memenuhi kebutuhan dari seksi 7.8 dari spesifikasi ini.

3) Penempatan Saluran Irigasi Porous

Bahan untuk membentuk landasan, lubang sulingan atau kantung penyaring untuk pekerjaan pasangan batu harus memenuhi kebutuhan dari seksi 2.4 dari spesifikasi ini.

PELAKSANAAN PASANGAN BATULingkup PekerjaanLingkup pekerjaan penyiapan, pekerjaan pasangan batru kali untuk pondasi, saluran dan keperluan-keperluan lain seperti yang tercantum dalam gambar rencana serta penyelesaiannya, termasuk pengadaan bahan dan peralatan-peralatan pembantu.Bahan-bahan-Batu Kali

Batu kali yang digunakan adalah yang diperoleh dari alam (batu belah) dengan bentuk bersudut-sudut tajam dan mempunyai ukuran maksimal tidak lebih dari 25 x 25 x 25 cm, keras dan tidak keropos serta bersih dari kotoran/lumpur.

-Adukan

Untuk pasangan batu kali yang kedap air menggunakan adukan 1 pc : 3 psr, sedangkan untuk pasangan batu kali yang biasa menggunakan adukan 1 pc : 5 psr, dengan bahan adukan yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :- Pasir : digunakan pasir pasang atau ekstra beton yang bebas dari kotoran, lumpur, serta bahan organik. Pasir mempunyai kadar lumpur tidak lebih dari 5 % (berat) dan tidak lebih dari 15 % yang tertahan pada sieve ukuran 2,3 mm.-Semen : digunakan portland semen, seperti yang disebut dalam PBI 1971.-Air : Harus sesuai dengan yang disebut dalam PBI 1971.

Cara Pelaksanaan

Persiapan pelaksanaan harus dilakukan sesuai dengan persyaratan yang lazim digunakan (untuk pengukuran, pematokan dan penarikan benang).

Pemasangan pondasi batu kali harus dilakukan dengan ikatan yang baik, lubang antara batu-batu yang besar selain diisi dengan adukan juga harus diberi batu pecahan yang kecil-kecil. Kesatuan pondasi harus kokoh sehingga tidak timbul keretakan atau penurunan pada dinding, karena bila terjadi hal tersebut akan menjadi tanggung jawab Kontraktor dan harus diganti / diperbaiki.

Adukan yang digunakan harus selalu baru dan sesuai dengan persyaratan : adukan yang tidak habis, tidak boleh digunakan pada keesokan harinya. Untuk pekerjaan saluranatau penurapan, harus menggunakan adukan kedap air (1 pc : 3psr), demikian juga halnya dengan pasangan pondasi setinggi 20 cm dibawah sloof.

Pada saat pembuatan pondasi harus diperhatikan bukaan-bukaan atau lubang yang diperlukan bagi keperluan pekerjaan Irigasi atau plumbing dan elektrikal.

1) Persiapan Pondasi

a. Pondasi untuk struktur pasangan batu harus disiapkan sesuai dengan syarat untuk Galian.

b. Terkecuali diisyaratkan lain atau ditunjukkan gambar, dasar pondasi untuk struktur dinding penahan harus tegak lurus atau bertangga yang juga tegak lurus terhadap muka dari dinding. Untuk struktur lain, dasar pondasi harus mendatar atau bertangga yang juga horizontal.

c. Lapis landasanyang rembes air (permable) dan kantung penyaring harus disediakan bilamana diisyaratkan sesuai dengan ketentuan dalam seksi 2.4 Penempatan Saluran Irigasi Porous.

d. Bilamana ditunjukkan dalam gambar, atau yang diminta lain oleh Direksi Pekerjaan, suatu pondasi beton mungkin diperlukan. Beton yang digunakan harus memenuhi ketentuan dari spesifikasi ini.

2) Pemasangan Batu

a. Landasan dari adukan baru paling sedikit 3 cm tebalnya harus dipasang pada pondasi yang disiapkan sesaat sebelum penempatan masing-masing batu pada lapisan pertama. Batu besar pilihan harus digunakan untuk lapis dasardan pada sudut-sudut. Perhatian harus diberikan untuk menghindarkan pengelompokan batu yang berukuran sama.

b. Batu harus dipasang dengan muka yang terpanjang mendatar dan muka yang tampak harus dipasang sejajar dengan muka dinding dari batu yang terpasang.

c. Batu harus ditangani sedemikian hingga tidak menggeseer atau memindahkan batu yang terpasang. Peralatan yang cocok harus disediakan untuk memasang batu yang lebih besar dari ukuran yag dapat ditangani oleh dua orang.

Menggelindingkan atau menggulingkan batu pada pekerjaan yang baru dipasang tidak diperkenankan.

3) Penempatan Adukan

a. Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai merata dan dalam waktu yang cukup untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik jenuh. Landasan yang akan menerima setiap batu juga harus dibasahi dan selanjutnya landasan dari adukan harus disebar pada sisi batu yang bersebelahan dengan batu yang akan dipasang.

b. Tebal dari landasan adukan harus pada rentang antara 2 cm sampai 5 cm dan merupakan kebutuhan minimum untuk menjamin bahwa seluruh rongga antara batu yang dipasang terisi penuh.

c. Banyaknya adukan untuk landasan yang ditempatkan pada suatu waktu haruslah dibatasi sehingga batu hanya dipasang pada adukan baru yang belum mengeras. Bilamana batu menjadi longgar atau lepas setelah adukan mencapai pengerasan awal, maka batu tersebut harus dibongkar, dan adukannya dibersihkan dan batu tersebut dipasang lagi dengan adukan yang baru.

4) Ketentuan Lubang Sulingan dan Delatasi

a. Dinding dari pasangan batu harus dilengkapi dengan lubang sulingan. Kecuali ditunjukkan lain pada gambar atau diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, lubang sulingan harus ditempatkan dengan jarak antara tidak lebih dari 2 m dari sumbu satu kesumbu lainnya dan harus berdiameter 50 mm.

b. Pada struktur panjang yang menerus seperti dinding penahan tanah, maka delatasi harus dibentuk untuk panjang struktur tidak lebih dari 20 m. Delatasi harus 30 mm lebarnya dan harus diteruskan sampai seluruh tinggi dinding. Batu yang digunakan untuk pembentukan sambungan harus dipilih sedemikian rupa sehingga membentuk sambungan tegak yang bersih dengan dimensi yang diisyaratkan di atas.

c. Timbunan di belakang delatasi haruslah dari bahan Penempatan Saluran Irigasi Porous berbutir kasar dengan gradasi menerus yang dipilih sedemikian hingga tanah yang ditahan tidak dapat hanyut jika melewatinya, juga bahan Penempatan Saluran Irigasi Porous tidak hanyut melewati sambungan.

5) Pekerjaan Akhir Pasangan Batu

a. Sambungan antar batu pada permukaan harus dikerjakan hamper rata dengan permukaan pekerjaan, tetapi tidak sampai menutup batu sebagaimana pekerjaan dilaksanakan.

b. Terkecuali diisyaratkan lain, permukaan horizontal dari seluruh pasangan batu harus dikerjakan dengan tambahan adukan tahan cuaca setebal 2 cm, dan dikerjakan sampai permukaan tersebut rata, mempunyai lereng melintang yang dapat menjamin pengaliran air hujan, dan sudut yang dibulatkan. Lapisan tahan cuaca tersebut harus dimasukkan ke dalam dimensi struktur yang diisyaratkan.

c. Segera setelah batu ditempatkan, dan sewaktu adukan masih baru, seluruh permukaan batu harus dibersihkan dari bekas adukan.

d. Permukaan yang telah selesai harus dirawat seperti yang diisyaratkan untuk Pekerjaan Beton dalam pasal 7.1.5 (4) dari spesifikasi ini.

e. Bilamana pekerjaan pasangan batu yang dihasilkan cukup kuat, dan dalam waktu yang tidak lebih dini dari 14 hari setelah pekerjaan pasangan selesai dikerjakan, penimbunan kembali harus dilaksanakan seperti diisyaratkan atau seperti diperintahkan oleh Direksi Pekerjaansesuai dengan ketentuan yang berkaitan dengan seksi 3.2 Timbunan atau seksi 2.4 Penempatan Saluran Irigasi Porous.

f. Lereng yang bersebelahan dengan bahu Lokasi Pekerjaan harus dipangkas dan untuk memperoleh bidang antar muka rapat dan halus dengan pasangan batu sehingga akan memberikan Penempatan Saluran Irigasi yang lancer dan mencegah gerusan pada tepi pekerjaan pasangan batu.

PLESTERAN

Lingkup Kerja

Pasal ini menguraikan semua pekerjaan finishing yang harus dilaksanakan Kontraktor beradasarkan kontrak dan gambar kerja.

Kontrol dan Batasan

Pekerjaan plesteran harus dilaksanakan oleh Kontraktor dengan mengikuti syarat yang tercantum di dalam RKS ini, PUBI 1982, SII.0013-81, PUBI 1970 dan semua petunjuk yang disampaikan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi selama berlangsungnya pekerjaan.Persyaratan Bahan

1. Semen Portland

Semua semen yang digunakan adalah jenis Portland Cement sesuai dengan persyaratan standar Indonesia NI-8/1964, SII 0013-81 atau ASTM C-150 dan produksi dari satu merk.

Kontraktor harus mengirimkan surat pernyataan pabrik yang menyebutkan type, kualitas dari semen yang digunakan dan Manufacturers Test Certificate yang menyatakan memenuhi persyaratan tersebut diatas.

Kontraktor harus menempatkan semen tersebut dalam gudang yang baik untuk mencegah terjadinya kerusakan. Semen yang menggumpal, sweeping, tercampur dengan kotoran atau kena air / lembab tidak diijinkan untuk digunakan dan harus segera dikeluarkan dari proyek.

Penggunaan semen harus sesuai dengan urutan pengirimannya..

2. Pasir Pasang

Dapat menggunakan pasir alam atau pasir yang dihasilkan dari pemecah batu dan harus bersih dari bahan organik, lumpur, zat-zat alkali dan tidak mengandung lebih dari 50% substansi-substansi yang merusak beton.

Pasir laut tidak diperkenankan untuk digunakan dan pasir harus terdiri dari partikel-partikel yang tajam dan keras serta mempunyai gradasi seperti tabel berikut :

SaringanUkuran% Lewat Saringan

3/89,50 mm100

No. 44,76 mm90 100

No. 82,38 mm80 100

No. 161,19 mm50 85

No. 300,19 mm25 65

No. 500,297 mm10 30

No. 1000,149 mm5 - 10

No. 2000,074 mm0 - 5

3. Air

Air yang digunakan harus bersih dan jernih tidak mengandung minyak atau garam serta zat-zat yang dapat merusak beton atau baja tulangan.2.1.1. Persyaratan Campuran Plesteran

Proporsi adukan dan campuran harus mengikuti persyaratan di bawah ini :

Jenis PlesteranSemen PortandPasir Pasang

Plesteran Kedap Air13

Plesteran Sudut14

Plesteran Biasa15

2.1.2. Penyelenggaraan Pekerjaan

-Pekerjaan plesteran harus dapat dilaksanakan setelah semua nat pasangan bata dikorek dan dibersihkan dengan sikat kawat. Seluruh permukaan pasangan Batu/ bataco harus dibasahi dengan air, sebelum adukan plesteran dapat diterapkan dan ditebarkan.

-Pekerjaan plesteran harus dimulai dari sudut sebelah kiri atas dan harus diteruskan ke sebelah kanan bawah. Selama pemasangan harus dijaga agar tidak terjadi gelombang-gelombang dan hasilnya harus rata dan uniform.-Permukaan plesteran yang telah selesai harus diusahakan tetap basah selama 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal selesainya plesteran.-Adukan untuk pekerjaan plesteran ini harus sama dengan yang dipakai pada pekerjaan pasangan batu bata.-Plesteran hanya dapat dimulai setelah pasangan Batu/ bata/bataco benar-benar kering.-Sebelum pekerjaan plesteran dapat dimulai, Kontraktor harus membuat/ memasang Kepala Plesteran, pemasangan Kepala plesteran harus dirancang begitu rupa, dengan menggunakan benang-benang pembantu dan alat lot sehingga nantinya akan diperoleh hasil plesteran yang benar-benar rata dan tegak lurus. Jarak Kepala Plesteran tidak boleh lebih dari 1 m, dan harus dibiarkan mengering sebelum garis plesteran pembantu dapat dibuat.-Garis Plesteran Pembantu harus dibuat tegak lurus dan ditarik dengan mengguna-kan kayu telah diketam rata, sedemikian rupa sehingga diperoleh garis plesteran yang rata dan tegak lurus (lot). Plesteran susungguhnya baru dapat dimulai setelah Garis Plesteran Pembantu cukup kering.

PEMBERSIHAN SETELAH PEKERJAAN

Setelah pekerjaan selseai maka lokasi pekerjaan harus dibersihkan dari segala kotoran dan lain sebagainya yang dianggap mengganggu dan menghalangi hasil pelaksanaan, terutama dalam batas pelaksanaan.

Tanah bekas galian yang tidak dibutuhkan harus diangkut keluar beserta material yang tidak di pakai lagi.

Segala sesuatu yang tidak lepas dari kondisi lokasi mengikuti petunjuk /Keputusan Direksi. P e n u t u p

Semua Jenis Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari pekerjaan ini, meskipun tidak terurai dalam rencana kerja dan syarat ini, namun mempunyai hubungan dan kepentingan serta berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan tetap harus dikerjakan oleh Kontraktor dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan rencana kerja dan syarat-syarat ini.Lasusua , 2015Disetujui Oleh :

Panitia lelang Kegiatan Kab.Kolaka Utara..........................KetuaDibuat Oleh :

Konsultan Perencana,

CV. KARYA ENGINEER KONSULTAN FIRMAN, ST Direktur

M e n g e t a h u i :

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

SUCI AMINSWANDHI, STNIP. 19761209 200502 1 0026