Rks Struktur

51
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) Proyek Rumah Tinggal Jl. Jambu Menteng RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT STRUKTUR

description

rks

Transcript of Rks Struktur

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

    Proyek Rumah Tinggal Jl. Jambu Menteng

    RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

    STRUKTUR

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

    Proyek Rumah Tinggal Jl. Jambu Menteng

    D A F T A R I S I

    BAB I : SYARAT-SYARAT UMUM 1

    BAB II : PEKERJAAN PERSIAPAN 7

    BAB III : SYARAT-SYARAT PEKERJAAN STRAUSS PILE 9

    BAB IV : PEKERJAAN TANAH 13

    BAB V : PEKERJAAN BETON STRUKTUR 16

    BAB VI : PERSYARATAN PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA 40

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

    Proyek Rumah Tinggal Jl. Jambu No. 11A, Gondangdia Menteng Jakarta Pusat

    1

    BAB 1

    SYARAT-SYARAT UMUM

    PERSYARATAN UMUM

    1.1. Peraturan dan Standar-standar

    Semua pekerjaan dalam RKS ini harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi

    persyaratan-persyaratan teknis yang tertera dalam Persyaratan Normalisasi

    Indonesia (NI) dan peraturan-praturan Nasional maupun peraturan-peraturan

    setempat lainnya yang berlaku atas jenis-jenis pekerjaan yang bersangkutan yaitu :

    1. Peraturan dan standar-standar yang dipergunakan harus merupakan peraturan dan standar yang berlaku di Indonesia, antara lain :

    2. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, SK SNI T-15-1991-03

    3. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI 71) NI-2 4. Standar Industri Indonesia, SII 0013-81, SII 0052-80, SII 0136-84 5. Standar Mutu Bahan Bangunan di Indonesia 6. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBBI-1982 NI-3) 7. Pedoman Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung,

    SKBI-1.3.53.1987

    8. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961 (NI-5) 9. Peraturan Portland Cement Indonesia 1972 (NI-8) 10. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat 11. Peraturan Bangunan Nasional 1978 12. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI) 1983 13. Petunjuk-petunjuk lisan maupun tertulis yang diberikan oleh direksi. 14. Dalam persyaratan ini, direksi adalah orang yang ditunjuk oleh pemilik

    proyek untuk bertindak sebagai pengawas untuk kepentingan

    pelaksanaan kontrak pekerjaan.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

    Proyek Rumah Tinggal Jl. Jambu No. 11A, Gondangdia Menteng Jakarta Pusat

    2

    1.2. Peraturan dan Standar lain

    Peraturan dan standar lain dapat dipergunakan bila disebutkan secara eksplisit di

    dalam syarat-syarat ini, gambar pelaksanaan, atau setelah mendapat persetujuan

    tertulis dari direksi. Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam

    standard-standard yang tersebut diatas, maupun standard Nasional lainnya maka

    diberlakukan standard Internasional yang berlaku atas pekerjaan-pekerjaan

    tersebut atau setidak tidaknya berlaku standard-standard persyaratan teknis dari

    Negara-negara asal bahan pekerjaan yang bersangkutan.

    Sebelum setiap memulai pekerjaan pembangunan dan pemasangan bahan/material

    dimulai, Pemborong wajib dan harus menyerahkan :

    a. Time Schedule b. Spesifikasi bahan/material dari pabrik pembuatan untuk bahan material tertentu

    sesuai dengan perintah Direksi Pengawas dan Konsultan Perencana.

    c. Gambar Pelaksanaan (Shop Drawing). d. Contoh bahan, warna termasuk mock-up untuk pekerjaan tertentu sesuai

    dengan permintaan Direksi, Pengawas, dan Konsultan Perencana.

    e. Referensi, lisensi, sertifikat khusus dari pihak yang berwenang untuk pekerjaan tertensu sesuai permintaan Direksi/Pengawas dan Konsultan Perencana.

    f. Izin Pelaksanaan dari Direksi Pengawas diperlukan untuk diteliti dan disetujui oleh Direksi Pengawas jika tidak memenuhi syarat akan ditolak dan harus

    diganti sampai memenuhi syarat yang diminta atas tanggung jawab dan biaya

    Pemborong.

    Data data Umum

    Seluruh titik ukuran sehubungan dengan pekerjaan ini didasarkan pada ukuran

    setempat, yaitu titik-titik ukuran yang ada di lapangan.

    Penyerahan Pekerjaan

    Pekerjaan harus diserahkan oleh Pemborong sampai selesai sama sekali hingga

    memuaskan, sisa pembongkaran dan lain-lain yang sudah tidak terpakai dikeluarkan

    dari lokasi pekerjaan.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

    Proyek Rumah Tinggal Jl. Jambu No. 11A, Gondangdia Menteng Jakarta Pusat

    3

    1.3. Perhatian Kontraktor pada Gambar-gambar Kontraktor lain

    Kontraktor sesuai petunjuk direksi harus memperhatikan gambar-gambar lain yang

    berhubungan dengan pekerjaan yang dilakukan, sehingga kepentingan semua pihak

    dapat dilindungi.

    1.4. Pagar Sementara

    Kontraktor harus menyediakan semua pagar-pagar sementara yang diperlukan

    untuk pelaksanaan pekerjaan.

    1.5. Iklan

    Kontraktor tidak diperbolehkan untuk menempelkan gambar apapun yang dapat

    dianggap sebagai iklan pada tempat kerjanya tanpa seijin direksi.

    1.6. Perlengkapan Keselamatan Kerja.

    Kontraktor harus menyediakan perlengkapan-perlengkapan keselamatan kerja

    maupun perlengkapan-perlengkapan pertolongan pertama.

    1.7. Laporan Kemajuan Kerja

    Kontraktor harus membuat laporan kerja mingguan pada tiap-tiap permulaan minggu

    atau hari lain sesuai dengan petunjuk direksi.

    1.8. Kamar Kecil

    Kontraktor harus menyediakan dan memelihara kamar kecil untuk pekerja-

    pekerjanya, sesuai dengan syarat-syarat kesehatan yang layak.

    Kontraktor harus membongkar kamar kecil tersebut bila telah tidak diperlukan lagi.

    1.9. Penyimpanan Bahan yang Mudah Terbakar

    Kontraktor harus menyimpan semua bahan yang mudah terbakar seaman mungkin,

    sesuai petunjuk direksi.

    BAHAN

    Pasokan Bahan

    Semua bahan sebelum dikerjakan/digunakan harus ditunjukkan kepada direksi,

    lengkap dengan ketentukan/persyaratan pabrik yang bersangkutan untuk

    mendapat persetujuan tertulis direksi.

    Jika dipandang perlu untuk mengadakan penukaran/penggantian maka bahan-bahan

    pengganti harus telah mendapat persetujuan tertulis direksi.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

    Proyek Rumah Tinggal Jl. Jambu No. 11A, Gondangdia Menteng Jakarta Pusat

    4

    Penggantian Pemasok Bahan

    Tempat asal/merek pabrik bahan yang digunakan tidak dapat diganti tanpa

    persetujuan direksi.

    Bahan yang Ditolak

    Bahan yang ditolak harus segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan, maksimum 24

    jam setelah direksi mengeluarkan perintah tertulis.

    Kerusakan Bahan yang Disimpan

    Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan bahan-bahan yang disimpannya, baik

    sebelum atau selama pelaksanaan.

    TANAH

    Laporan Penyelidikan Tanah

    Bila diminta direksi dapat memberikan photo copy penyelidikan tanah yang telah

    dilakukan kepada pemborong untuk dipergunakan sebagai dasar perencanaan

    pelaksanaan pekerjaan.

    Keadaan Tanah yang Tidak Sesuai

    Kontraktor wajib untuk segera melaporkan kepada direksi bila dalam pelaksnaan

    pekerjaan, kontraktor menemukan keadaan yang menurut pendapatnya tidak sesuai

    daengan keadaan yang dapat diharapkan dari hasil penyelidikan tanah yang telah

    dilakukan.

    TOLERANSI PENGUKURAN

    Kontraktor harus melakukan pengukuran-pengukuran yang cermat dengan

    peralatan-peralatan yang memadai untuk mencapai persyaratan toleransi yang

    ditentukan.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

    Proyek Rumah Tinggal Jl. Jambu No. 11A, Gondangdia Menteng Jakarta Pusat

    5

    METODE PELAKSANAAN

    Metode Pelaksanaan yang Diatur

    Kontraktor harus mengikuti metode pelaksanaan yang diatur dalam syarat-syarat

    ini.

    Metode Pelaksanaan Lain

    Metode pelaksanaan lain dari yang ada dalam syarat-syarat ini, atau metode yang

    tidak disebutkan dalam syarat-syarat ini dapat digunakan setelah terlebih dahulu

    diajukan dan disetujui secara tertulis oleh direksi.

    GAMBAR DETAIL PELAKSANAAN/SHOP DRAWING

    Gambar Detail Pelaksanaan Sesuai Keadaan Lapangan

    Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan

    gambar dokumen kontrak dan keadaan lapangan, untuk memperjelas detail-detail

    khusus yang diperlukan pada saat pelaksanaan di lapangan.

    Data-data yang Penting

    Shop drawing harus mencantumkan semua data termasuk tipe tipe bahan,

    keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus.

    Persetujuan

    Shop drawing belum dapat dilaksanakan sebelum mendapatkan persetujuan tertulis

    dari direksi.

    Perbedaan-perbedaan

    Bila ada perbedaan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya,

    kontraktor harus melaporkan kepada direksi sebelum pekerjaan dimulai.

    Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan dalam hal terdapat

    kelainan/perbedaan seperti tersebut di atas.

    GANGGUAN LINGKUNGAN DAN KERUSAKAN-KERUSAKAN

    Gangguan Lingkungan

    Kontraktor harus dengan segala cara menjaga agar gangguan lingkungan yang

    terjadi adalah seminimal mungkin.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

    Proyek Rumah Tinggal Jl. Jambu No. 11A, Gondangdia Menteng Jakarta Pusat

    6

    Kerusakan Bangunan Sekeliling

    Kontraktor harus bertanggung jawab akan kerusakan-kerusakan yang mungkin

    terjadi akibat pelaksanaan pekerjaan ini pada bangunan-bangunan maupun

    property lain sekeliling tempat pekerjaan.

    Perkuatan Sementara dan Perbaikan

    Bila dalam pelaksanaan pekerjaan, kontraktor memperkirakan akan terjadi

    kerusakan-kerusakan tertentu pada bangunan maupun property lain, sebelum

    memulai pekerjaan, kontraktor wajib untuk membicarakan cara-cara menghindari

    maupun usul-usul perbaikannya kepada direksi.

    Kerusakan Pekerjaan Lain

    Kontraktor harus melakukan segala usaha agar tidak terjadi kerusakan pada

    struktur ataupun pekerjaan lain yang telah selesai dibuat.

    Untuk menghindari segala kemungkinan kerusakan, kontraktor harus menyampaikan

    usul urut-urutan pelaksanaan pekerjaan untuk disetujui direksi.

    Tangggung Jawab Penuh Kontraktor

    Persetujuan direksi sesuai dengan ayat 7.3. dan 7.4. diatas tidak membebaskan

    tanggung jawab kontraktor terhadap kerusakan yang terjadi dan masalah

    keselamatan kerja , meskipun pelaksanaan pekerjaan dilakukan sesuai dengan usul

    yang telah disetujui direksi.

    PENGENDALIAN PEKERJAAN

    Tenaga Ahli

    Semua pekerjaan harus dilaksanakan oleh ahli-ahli atau tukang-tukang yang

    berpengalaman. Apabila dipandang perlu, kontraktor dapat diminta untuk

    mendapatkan nasihat dari tenaga ahli atas beban biaya kontraktor sendiri.

    Tanggung Jawab Penuh Kontraktor

    Kontraktor bertanggung jawab penuh atas kualitas dan pencapaian jadwal waktu,

    pelaksanaan struktur. Adanya atau hadirnya direksi di lapangan tidak mengurangi

    tanggung jawab kontraktor.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

    Proyek Rumah Tinggal Jl. Jambu No. 11A, Gondangdia Menteng Jakarta Pusat

    7

    BAB II

    PEKERJAAN PERSIAPAN

    1. PEMBERSIHAN LOKASI PROYEK

    Sebelum pekerjaan lain dimulai, lapangan harus selalu dijaga, tetap bersih dan

    rata.

    2. PENGUKURAN KEMBALI LOKASI PROYEK

    2.1.Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali

    lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai

    peil ketinggian tanah, letak pohon, letak batas-batas tanah dengan alat-

    alat yang sudah diperiksa kebenarannya.

    2.2.Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-

    alat waterpass/theodolith yang ketepatannya dapat

    dipertanggungjawabkan.

    2.3.Kontraktor harus menyediakan theodolith/waterpass beserta petugas

    yang melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan perencanaan selama

    pelaksanaan proyek.

    Pengukuran sudut siku dengan prisma atau barang secara azas segitiga

    phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh

    direksi.

    3. PAPAN DASAR PELAKSANAAN

    3.1. Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu kasau meranti 5/7,

    tertancap di tanah sehingga tidak bisa digerak-gerakkan atau diubah-

    ubah, berjarak maksimum 2 m satu sama lain.

    3.2. Papan patok ukur dibuat dari kayu meranti, dengan ukuran tebal 2 cm,

    lebar 20 cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya

    (waterpass).

    3.3. Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu dengan lainnya, kecuali

    dikehendaki lain oleh direksi.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

    Proyek Rumah Tinggal Jl. Jambu No. 11A, Gondangdia Menteng Jakarta Pusat

    8

    4. PENYEDIAAN AIR DAN DAYA LISTRIK UNTUK BEKERJA

    4.1. Air untuk bekerja harus disediakan kontraktor dapat dengan membuat

    sumur pompa di lokasi proyek atau disuplai dari luar. Air harus bersih,

    bebas dari debu, bebas dari lumpur, minyak dan bahan-bahan kimia lainnya

    yang merusak. Selesai proyek, sumur tersebut harus dicabut sampai

    semua komponen untuk membuat sumur keluar dari dalam tanah.

    4.2. Listrik untuk bekerja harus disediakan kontraktor.

    5. PENYEDIAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN

    Selama pembangunan berlangsung, kontraktor wajib menyediakan tabung alat

    pemadam kebakaran (fire extinguisher) kapasitas 15 kg minimal 2 tabung ex.

    CHUBB / setara lengkap dengan isinya. Hal ini dimaksudkan untuk persiapan

    menghadapi bahaya kebakaran.

    6. DRAINASE LOKASI PROYEK

    6.1. Kontraktor wajib memeriksa drainase lokasi proyek yang ada, memperbaiki

    drainase tersebut bila rusak, atau membuat baru sesuai kebutuhan

    kontraktor.

    6.2. Dengan mempertimbangkan keadaan kontur tanah yang ada di tapak,

    kontraktor wajib membuat saluran sementara yang berfungsi untuk

    pembuangan air yang ada.

    6.3. Arah aliran ditujukan ke daerah/permukaan yang terendah atau ke saluran

    yang sudah ada di lingkungan daerah pembuangan.

    7. KANTOR KONTRAKTOR DAN LOS KERJA

    7.1. Ukuran luas kantor kontraktor los kerja serta tempat simpan bahan,

    disesuaikan dengan kebutuhan kontraktor dengan tidak mengabaikan

    keamanan dan kebersihan serta dilengkapi dengan pemadam kebakaran.

    7.2. Khusus untuk tempat simpan bahan-bahan seperti : pasir, kerikil harus

    dibuatkan kotak simpan yang dipagari dinding papan yang cukup rapat,

    sehingga masing-masing bahan tidak tercampur.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

    Proyek Rumah Tinggal Jl. Jambu No. 11A, Gondangdia Menteng Jakarta Pusat

    9

    BAB III

    SYARAT-SYARAT PEKERJAAN PONDASI

    STRAUSS / BORED PILE/ SUMURAN

    A. PERSYARATAN UMUM PEKERJAAN PONDASI STRAUSS / BORE PILE

    1. UMUM

    LINGKUP PEKERJAAN

    Lingkup pekerjaan ini meliputi :

    a. Pekerjaan pemboran dengan alat-alat yang sesuai untuk itu. b. Pembuangan tanah sisa galian/pemboran. c. Pengecoran pondasi dengan tremie.

    PEKERJAAN PENGEBORAN:

    1. Kontraktor harus mengukur kembali posisi titik-titik pondasi dan kolom, apabila ada perbedaan dengan gambar rencana, maka harus segera dikonsultasikan

    dengan Perencana/MK.

    2. Jika pada waktu pemboran didapati bekas-bekas saluran, septic tank, dan bekas-bekas konstruksi lain, maka konstruksi tersebut harus dibongkar,

    kemudian bekas lubangnya diisi dengan tanah yang dipadatkan, atau bahan lain

    yang disetujui direksi.

    3. Dasar pondasi harus masuk ke dalam tanah keras (qc > 150 kg/cm) sedikitnya sebesar diameter pondasi.

    4. Ketentuan mengenai tanah keras tsb. dapat mengacu pada hasil penyelidikan tanah, dan jenis tanah yang diperoleh dari pemboran.

    5. Dalam segala hal, dasar pondasi harus benar - benar bersih dari lumpur sisa galian atau pemboran. Pembersihan lumpur sisa galian ini dilakukan baik pada

    saat pemboran maupun pada saat pengecoran (dengan tremie).

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

    Proyek Rumah Tinggal Jl. Jambu No. 11A, Gondangdia Menteng Jakarta Pusat

    10

    6. Dinding lubang bor harus dijaga agar tidak runtuh, apabila perlu harus dipergunakan casing untuk sepanjang lubang.

    7. Dalam segala hal, di dekat permukaan lubang harus dipasang casing untuk mencegah runtuhnya tanah permukaan akibat beban pada saat pelaksanaan.

    Panjang casing ini disesuaikan dengan kebutuhan, dan atas persetujuan

    direksi.

    PENGECORANSTRUSS PILE

    1. Pengecoran pondasi harus dilakukan dengan tremie. 2. Slump beton harus sedemikian rupa sehingga memudahkan pengecoran dengan

    tremie, dan untuk setiap kali mencampur beton harus dilakukan dua kali

    pengujian slump.

    3. Untuk setiap titik pondasi harus dilakukan pengujian kubus beton, pada umur 14 hari.

    4. Pemasangan tulangan dan pipa-pipa tremie dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak menganggu tanah (dinding lubang bor).

    5. Pengecoran beton dilakukan dengan pipa tremie, secara kontinu, sampai selesai, dan tidak boleh terputus lebih dari 10 menit. Ujung bawah pipa

    tremie harus tetap berada dalam beton sedalam 1 m.

    6. Pengecoran dapat dihentikan setelah adukan beton yang keluar dari permukaan lubang benar-benar bersih dari kotoran / lumpur. Penghentian pengecoran ini

    harus dilebihkan 100 cm. dari elevasi rencana, untuk kemudian dibongkar lagi

    pada pelaksanaan tahap selanjutnya. Biaya tambahan ini menjadi tanggung

    jawab Kontraktor.

    7. Dalam hal ada syarat-syarat pada butir 1 - 6 yang tidak terpenuhi, maka MK/Direksi berhak untuk tidak menerima hasil pekerjaan tersebut. Dalam hal ini

    MK berhak untuk meminta Kontraktor melakukan pengujian tiang, baik dengan

    loading test maupun dengan PDA, atas biaya Kontraktor.

    8. Untuk tiang yang tidak memenuhi syarat, Kontraktor harus menggantinya dengan dua tiang yang sama, yang letaknya sedemikian rupa sehingga titik

    berat kelompok tiang tetap seperti semula. Dengan demikian ukuran pilecap

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

    Proyek Rumah Tinggal Jl. Jambu No. 11A, Gondangdia Menteng Jakarta Pusat

    11

    harus disesuaikan dengan banyaknya tiang. Dengan adanya perubahan-

    perubahan ini, Kontraktor tidak dapat meminta penambahan biaya maupun

    waktu pelaksanaan.

    SPESIFIKASI STRAUSS PILE

    Mutu beton = K-300

    Ukuran tiang = Dia 25 cm

    Panjang tiang = 6 m

    Mutu baja tulangan = BJTP 24

    SPESIFIKASI ALAT BOR

    Sistem = Pengeboran

    Peralatan pengeboran harus dicek melalui direksi.

    Data kalibrasi alat bor harus diserahkan pada direksi mksimum 3 (tiga) hari sebelum

    pekerjaan dimulai.

    PEKERJAAN PERCOBAAN PEMBEBANAN DENGAN SISTEM PDA TEST

    Ruang Lingkup Pekerjaan.

    Pekerjaan ini meliputi percobaan pembebanan vertikal atas 2(dua) buah pondasi

    borepile yang sedang /telah dikerjakan,pengujian dengan sistim Pengujian Dinamis

    menggunakan Pile Driving Analyzer (PDA) Volume percobaan pembebanan dapat

    berubah sesuai peraturan pemerintah setempat atau permintaan team ahli direksi,

    dan bukan merupakan pekerjaan tambahan.

    Syarat Pelaksanaan.

    Percobaan pembebanan mengikuti syarat-syarat yang disebut dalam ASTM

    D.1143-1981 (Standard Loading test). Besarnya pembebanan maksimum adalah

    dua kali kapasitas tiang yaitu 2 x 25 ton = 50 ton.

    Penurunan maksimum adalah 25 mm sebagai penurunan kotor (gross settlement)

    dikurangi perpendekkan elastis dari tiang.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

    Proyek Rumah Tinggal Jl. Jambu No. 11A, Gondangdia Menteng Jakarta Pusat

    12

    Cara Pelaksanaan :

    1. Pengetesan meliputi evaluasi tegangan pada tiang akibat tumbukan yang dilakukan oleh hammer,energi yang ditimbulkan oleh hammer dan perlawanan

    tanah yang dr-aktifkan pada saat pengetasan berlangsung, sedangkan hasil

    utama pengetesan adalah memperoleh Daya Dukung Ultimate Aksial tiang

    pada saat pengujian.

    2. Analisa dinamis untuk rekaman dilapangan dengan program CAPWAP, kegunaan program ini adalah untuk memperkirakan distribusi dan besarnya

    perlawanan tanah total sepanjang tiang berdasarkan sistim tiang tanah yang

    dibuat dan memisahkannya menjadi bagian perlawanan dinamis dan statis.

    3. Pengujian dinamis dilakukan terhadap 2 tiang pancang beton memakai 2 sensor terdiri dari pengukur regangan dan pengukur percepatan yang

    dipasang didekat kepala tiang.

    4. Akibat tumbukan pada kepala tiang, sensor akan menangkap gerakan yang timbul yang direkam dan diproses dengan Pile Driving Analyzer.

    5. Jenis hammer yang dipergunakan adalah diesel hammer K 25 dengan berat hammer 2.5 ton, hammer dilengkapi dengan cushion dari plywood dengan

    ketebalan 6 cm.

    6. Keputusan tentang terpenuhi atau tidaknya syarat kekuatan pondasi tiang,akan diberikan direksi lapangan.

    7. Jika menurut evaluasi direksi terdapat penyimpangan tentang kapasitas tiang rencana atau terjadi gangguan dalam pelaksanaan pemancangan yang

    diluar kemampuan kontraktor untuk mengatasinya, dan merupakan kesulitan

    yang tidak mungkin diatasi menurut pertimbangan direksi maka dapat

    dimintakan penambahan tiang dari yang direncanakan, dan penambahan ini

    tidak/bukan dianggap pekerjaan tambahan

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

    Proyek Rumah Tinggal Jl. Jambu No. 11A, Gondangdia Menteng Jakarta Pusat

    13

    BAB IV

    PEKERJAAN TANAH

    1. PEMOTONGAN DAN PEMINDAHAN TANAH

    1.1. Pekerjaan pemotongan (penggalian) tanah baru dapat dimulai setelah

    pekerjaan pengukuran disetujui oleh direksi.

    1.2. Pemotongan (penggalian) mencakup pemindahan tanah serta batu-batuan

    dan bahan lain yang dijumpai dalam pekerjaannya.

    1.3. Sebelum pekerjaan pemotongan dan pemindahan (pengurugan) tanah

    dilakukan, tanah yang akan digali atau diurug harus dibersihkan dari sisa-

    sisa akar dan pepohonan serta sampah-sampah organik lain.

    1.4. Seluruh sisa penggalian yang tidak terpakai untuk penimbunan kembali,

    serta puing-puing dan sampah-sampah harus disingkirkan dari lapangan

    pekerjaan.

    1.5. Apabila material urugan mengandung batu-batu, tidak dibenarkan

    batu-batu yang besar bersarang menjadi satu. Semua rongga harus diisi

    dengan batu-batu kecil dan tanah yang dipadatkan.

    1.6. Jika material galian tidak cukup, material tambahan untuk urugan harus

    didatangkan dari tempat lain, tanpa tambahan biaya.

    1.7. Semua bagian/daerah urugan dan timbunan harus diatur berlapis

    sedemikian, sehingga dicapai suatu lapisan setebal 15 cm dalam keadaan

    padat. Tiap lapisan harus dipadatkan sebelum lapisan berikutnya diurug.

    1.8. Daerah urugan atau daerah yang terganggu harus dipadatkan dengan alat

    pemadat/compactor "vibrator type" yang disetujui oleh pengawas.

    Pemadatan dilakukan sampai mencapai hasil kepadatan lapangan tidak

    kurang dari 85 % dari kepadatan maksimum hasil laboratorium.

    Kontraktor harus melaksanakan penelitian kepadatan maksimum terhadap

    kadar air optimum (percobaan proctor), minimal satu kali untuk setiap

    jenis tanah yang dijumpai di lapangan. Penelitian harus mengikuti prosedur

    yang umum dipakai yaitu ASTM D-1557-70. Contoh tanah tersebut

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

    Proyek Rumah Tinggal Jl. Jambu No. 11A, Gondangdia Menteng Jakarta Pusat

    14

    harus disimpan dalam tabung gelas atau plastik untuk bukti

    penunjukkan/referensi dan diberi label yang berisikan nomor contoh,

    kepadatan kering maksimum dan kadar air optimumnya.

    2. PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN UNTUK PERBAIKAN TANAH

    2.1. Pekerjaan galian harus dilakukan sesuai dengan gambar perencanaan.

    2.2. Tanah yang berasal dari pekerjaan galian setelah mencapai jumlah tertentu

    sesuai dengan petunjuk pengawas/direksi harus dikeluarkan dari halaman

    pekerjaan, kecuali tanah galian tersebut dapat digunakan untuk pekerjaan

    lansekap yang tidak disyaratkan untuk mempunyai daya dukung tertentu.

    2.3. Material yang dipakai untuk pengurugan adalah pasir urug. Kontraktor

    harus memberikan contoh pasir urug yang akan dipakai untuk disetujui

    dan disimpan oleh Direksi.

    Material yang tidak sesuai dengan contoh yang diberikan kepada Direksi

    dapat ditolak dan harus segera dikeluarkan dari halaman pekerjaan.

    2.4. Sebelum pengurugan perbaikan tanah dilakukan, tanah asal harus

    dipadatkan dengan alat pemadat/compactor "vibrator type" yang

    disetujui oleh direksi.

    2.5. Pengurugan dilakukan secara berlapis demikian rupa, sehingga dicapai

    lapisan padat setebal 30 cm. Tiap lapisan harus dipadatkan sebelum

    lapisan berikutnya diurug.

    3. PEKERJAAN GALIAN PONDASI DAN URUGAN BAWAH PONDASI / LANTAI

    3.1. Penggalian tanah harus dilakukan sesuai dengan gambar-gambar

    perencanaan pondasi dan harus cukup lebar untuk memperoleh medan

    kerja yang baik bagi para pekerja, sehingga pekerjaan dapat langsung

    dengan lancar, dan tanah galian tidak mudah longsor kembali.

    Semua bekas akar pohon dan tanah yang terdapat di bagian pondasi

    yang akan dilaksanakan harus dibuang.

    3.2. Apabila kedalaman penggalian telah mencapai batas yang ditentukan,

    maka permukaan dasar lubang galian diratakan dan dipadatkan sebelum

    diurug sirtu atau pasir urug untuk perbaikan tanah.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

    Proyek Rumah Tinggal Jl. Jambu No. 11A, Gondangdia Menteng Jakarta Pusat

    15

    3.3. Untuk menghindari tergenangnya air pada dasar galian, baik pada waktu

    penggalian maupun pada waktu pekerjaan pondasi harus disediakan

    pompa air atau pompa lumpur yang jika diperlukan dapat bekerja terus

    menerus.

    3.4. Kontraktor wajib mengambil langkah-langkah pengamanan terhadap

    bangunan lain yang berada dekat dengan lubang galian yaitu dengan

    memberikan penunjang sementara pada bangunan tersebut sehingga

    dapat dijamin bangunan tersebut tidak akan mengalami kerusakan.

    3.5. Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah

    mencapai jumlah tertentu harus segera disingkirkan dari halaman

    pekerjaan pada setiap saat yang dianggap perlu dan atas petunjuk

    pengawas, kecuali tanah galian tersebut dapat digunakan untuk

    pekerjaan lansekap yang tidak mensyaratkan daya dukung tanah tertentu.

    3.6. Bila tidak dicantumkan dalam gambar detail, maka di bagian atas dari

    urugan di bawah plat-plat beton bertulang, beton rabat dan pondasi

    dangkal harus terdiri dari urugan pasir padat setebal minimum 10 cm

    (setelah disirami, diratakan dan dipadatkan).

    3.7. Pengurugan kembali lubang pondasi dilakukan setelah pondasi, poer dan

    sloof dicor. Untuk pengurugan ini diijinkan memakai tanah bekas galian.

    Urug kembali ini harus dipadatkan, dan sebelum diurug kembali papan

    bekisting bekas cetakan plat pondasi maupun sloof harus dikeluarkan

    terlebih dahulu.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

    Proyek Rumah Tinggal Jl. Jambu No. 11A, Gondangdia Menteng Jakarta Pusat 16

    BAB V

    PEKERJAAN BETON STRUKTURAL

    5A. PERSYARATAN UMUM BETON STRUKTURAL

    1. UMUM

    1.1. LINGKUP PEKERJAAN

    Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-

    bahan, alat-alat, dan termasuk pengangkutannya yang diperlukan untuk

    menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan gambar rencana dengan hasil tidak

    keropos dan padat.

    Bila tidak ditentukan lain, bagian yang termasuk dalam lingkup pekerjaan ini

    adalah semua pekerjaan beton yang bersifat struktural dan yang tercantum

    dalam gambar untuk konstruksi dengan kode STR. Yang dimaksud dengan

    pekerjaan beton ini meliputi dan tidak terbatas dari seluruh detail yang

    ditunjukan dalam gambar kerja yang terdiri dari :

    1. Pekerjaan Substruktur : Pekerjaan pondasi strauss/bored pile ( Mutu beton K-225 ) Pekerjaan Tie Beam ( Mutu beton K-225 ) Pekerjaan Pile Cap ( Mutu Beton K-225 ) Pekerjaan Lantai Kerja ( Mutu beton K-125 )

    2. Pekerjaan Struktur dari lantai dasar sampai atap : Pekerjaan Kolom - kolom ( Mutu Beton K-225 ) Pekerjaan Balok - balok dan listplank beton ( Mutu Beton K-225 ) Pekerjaan Tangga Beton ( Mutu Beton K-225 ) Plat lantai beton (Mutu Beton K-255).

    3. Pekerjaan BETON NON STRUKTURAL Meliputi semua beton praktis yang meskipun tidak tercantum dalam

    gambar, tetapi harus dipasang sesuai dengan peraturan.

    Yang termasuk beton non struktural antara lain : kolom dan balok praktis,

    (post & lintel), pada dinding ataupun di sekitar bukaan pintu / jendela

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

    Proyek Rumah Tinggal Jl. Jambu No. 11A, Gondangdia Menteng Jakarta Pusat 17

    1.2. STANDAR YANG DIPAKAI:

    PUBI: Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia - 1992 (NI-3). SK SNI T-15-1991-03 : Standar Tata Cara Perhitungan Struktur Beton

    Untuk Bangunan Gedung.

    SKBI-1.4.53.1998 PB98: Pedoman Beton 1998. PBI71: Peraturan Beton Indonesia - 1971 (NI-2). PPTGIUG83: Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung

    1983.

    Buku Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur Tembok Bertulang untuk Gedung 1983.

    1.3. PERSYARATAN DARI PBI 71

    Semua bahan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat yang ada pada

    PBI 71, syarat-syarat dalam bagian ini dan dalam persyaratan khusus yang

    ada.

    Pada dasarnya persyaratan umum ini mengacu pada PBI 71 yang mele-

    takkan tanggung jawab perencanaan, pengetesan dan pengendalian mutu

    beton yang diproduksi pada pemasok beton. Tetapi untuk menjamin bahwa

    tanggung jawab tersebut dilaksanakan dengan baik, persyaratan umum ini

    menentukan persyaratan-persyaratan tambahan sebagai berikut:

    1. Perencanaan mutu campuran (mix design), termasuk karakteristik bahan

    harus diusulkan kepada direksi untuk dievaluasi dan disetujui.

    2. Hasil pengetesan harus diserahkan untuk dievaluasi oleh direksi dan

    dapat juga oleh konsultan independen.

    3. Jumlah tes minimum yang ditentukan sedikit lebih banyak dari jumlah

    yang disyaratkan di PBI 71.

    4. PBI 71 mendefinisikan mutu karakteristik beton dengan tingkat

    kepercayaan 95 persen (fc-ave= fc+1.64 Sd). Direksi atau konsultan

    independen dapat mengabaikan hasil-hasil tes yang tidak realistis, tetapi

    pada akhirnya harus tetap harus mensyaratkan penyesuaian campuran

    untuk tercapainya fc-ave= fc+1.64 Sd.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

    Proyek Rumah Tinggal Jl. Jambu No. 11A, Gondangdia Menteng Jakarta Pusat 18

    Sebagian dari pengetesan harus dilakukan di laboratorium independen

    untuk mengecek hasil test dari pemasok beton.

    1.4. PENUNJUKKAN KONSULTAN TEKNOLOGI BETON:

    Bila dipandang perlu direksi akan menunjuk konsultan teknologi beton untuk

    melakukan evaluasi mutu beton dan atau hasil test maupun laporan yang

    disampaikan oleh kontraktor, dan atas biaya kontraktor

    1.5. "ADMIXTURES" DAN "ADDITIVES"

    Jika kontraktor bermaksud untuk menggunakan "admixture" ataupun

    "additive", maka harus terlebih dahulu mengajukan contoh untuk

    mendapatkan persetujuan dari direksi. Untuk itu kontraktor mengusulkan nama

    dan jenis admixture atau additive disertai keterangan tujuan penggunaan,

    data-data bahan, nama pabrik produksi, jenis bahan mentahnya, cara-cara

    pemakaian dan keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu.

    1.6. BAHAN GROUTING

    1.6.1. Di tempat-tempat diperlukan grouting misalnya pada angker-angker

    kolom baja seperti terlihat dalam gambar untuk konstruksi harus

    digunakan non shrink grout, misalnya Sika Grout 215 atau setara.

    1.6.2. Setelah kolom baja pada kedudukan yang tepat, dilakukan

    pembersihan lubang yang akan digrouting dari debu dan kotoran

    lainnya.

    1.6.3. Pengadukan bahan grouting disarankan sebaiknya memakai mixer.

    1.6.4. Pemakaian bahan grouting harus sesuai dengan petunjuk teknis

    bahan grouting yang digunakan.

    1.6.5. Penuangan bahan grouting dengan dirojok memakai kabel

    atau alat bantu lainnya agar diperoleh kepadatan yang baik.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

    Proyek Rumah Tinggal Jl. Jambu No. 11A, Gondangdia Menteng Jakarta Pusat 19

    2. SYARAT-SYARAT BAHAN

    2.1. SEMEN

    Kecuali ditentukan lain, semen yang digunakan adalah semen portland tipe I

    menurut ASTM, produksi Semen Gresik, atau Tiga Roda.

    2.2. PASIR

    Pasir yang digunakan harus pasir dengan butir-butir yang bersih, kasar, dan

    tajam, dan harus bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, dan sebagainya,

    dan harus memenuhi syarat-syarat dalam PBI 71. Dalam hal syarat-syarat

    dalam PBI 71 tidak dipenuhi, pasir harus dicuci agar bersih dari kotoran-

    kotoran yang disebut di atas, atau ditolak bila perlu. Pasir harus disimpan

    terpisah dari baru pecah.

    Pasir laut tidak boleh digunakan untuk campuran beton.

    2.3. BATU PECAH

    Batu pecah yang digunakan harus batu pecah mesin, bermutu baik, tidak

    berpori serta mempunyai gradasi kekerasan, dan sifat-sifat yang lain sesuai

    dengan syarat-syarat PBI71. Ukuran maksimum 30 mm, dan tidak lebih dari

    1/4 (seperempat) dimensi beton yang terkecil dari bagian konstruksi yang

    bersangkutan, atau 1/3 (sepertiga) jarak bersih minimum antar tulangan. Batu

    pecah yang dipakai harus disimpan sedemikian rupa sehingga tidak kotor.

    Batu pecah dari jenis dan ukuran berbeda harus disimpan di tempat yang

    terpisah.

    2.4. AIR

    Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak,

    asam, alkali, garam-garam, bahan-bahan organis, dan bahan-bahan lain yang

    dapat merusak beton. Pada prinsipnya, air yang memenuhi syarat PDAM

    dapat digunakan untuk air campuran beton.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

    Proyek Rumah Tinggal Jl. Jambu No. 11A, Gondangdia Menteng Jakarta Pusat 20

    Air yang akan dipergunakan minimal harus memenuhi syarat-syarat dibawah

    ini:

    Item Syarat

    Jumlah suspende solids 2g/l Jumlah soluble evaporation residue 1g/l Perbedaan waktu ikat Waktu ikat awal tidak lebih dari 30

    menit

    Waktu ikat akhir tidak lebih dari 60

    menit

    Perbedaan kekuatan lentur dan

    tekan dari

    Tidak kurang dari 90% pada usia 7 hari

    mortar dibandingkan dengan

    control mortar

    2.5. BESI BETON

    Besi beton yang digunakan adalah besi beton polos BJTP-24 untuk

    13mm, dengan persetujuan pemilik. Besi

    harus bersih dari lapisan minyak/lemak dan bebas dari cacat seperti serpih-

    serpih. Penampang besi harus bulat serta memenuhi syarat PBI71 (NI-2).

    2.6. ACUAN/BEKISTING

    Acuan yang dipergunakan dapat dibuat dari kayu, beton, baja, fiberglass,

    atau pasangan bata yang diplester. Acuan harus rata, tidak boleh

    melengkung ke arah memanjang ataupun melintang.

    2.7. CONTOH BAHAN DAN TES BAHAN

    Sebelum pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus memberikan contoh-contoh

    bahan seperti semen, pasir, kerikil, dan air. Penyerahan contoh bahan

    tersebut harus disertai hasil uji bahan tersebut, atau sertifikat dari

    produsen.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

    Proyek Rumah Tinggal Jl. Jambu No. 11A, Gondangdia Menteng Jakarta Pusat 21

    3. CAMPURAN BETON

    3.1. MUTU BETON

    Mutu Beton dinyatakan dalam kekuatan tekan karakteristik yang

    diperoleh dari pemeriksaan benda uji kubus 15x15x15 cm3 pada umur 28

    hari sesuai dengan PBI 71.

    3.2. KADAR SEMEN

    Campuran beton harus mempunyai kadar semen minimum 300 kg/m3.

    beton, tetapi tidak boleh melebihi 550 kg/m3 beton.

    3.3. BETON STRUKTURAL

    Beton yang digunakan untuk elemen struktur adalah beton campur siap pakai

    ("ready mix concrete").

    3.4. BETON NON STRUKTURAL

    Beton non struktural diperbolehkan memakai campuran dengan mesin

    pengaduk, tetapi dalam keadaan apapun tidak diperbolehkan memakai

    campuran yang diaduk secara manual.

    3.5. KEKENTALAN / SUSUT BETON

    Kekentalan / susut beton harus diukur dengan menggunakan "slump test"

    sesuai dengan PBI 71. Kekentalan beton harus diatur sedemikian rupa

    sehingga dengan metode pelaksanaan yang dipilih dapat diperoleh beton

    yang monolit dan tidak berrongga.

    3.6. PERUBAHAN CAMPURAN

    Bila suatu campuran telah disetujui, tidak boleh dilakukan perubahan-

    perubahan dalam perbandingan campuran, asal semen dan agregat, jenis,

    ukuran ataupun grading. Bila karena sesuatu hal harus dilakukan perubahan,

    rencana campuran harus mendapatkan persetujuan ulang dan tes baru dapat

    diminta untuk dilakukan.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

    Proyek Rumah Tinggal Jl. Jambu No. 11A, Gondangdia Menteng Jakarta Pusat 22

    3.7. CAMPURAN PERCOBAAN PENDAHULUAN

    Sebelum pengecoran dilakukan harus dilakukan campuran percobaan sesuai

    dengan PBI 71, kontraktor harus melakukan campuran percobaan penda-

    huluan dalam keadaan produksi sesungguhnya, atau bila hal ini tidak

    memungkinkan, melakukan percobaan di laboratorium yang disetujui direksi

    dengan contoh yang cukup untuk mewakili agregat dan semen yang akan

    digunakan. Kecuali disetujui lain, untuk tiap mutu beton harus dibuat 9

    kubus percobaan, 3 untuk pengetesan pada umur 3 hari, 3 tujuh hari dan 3

    untuk 28 hari.

    3.8. STANDARD PENERIMAAN

    Bila tidak ditentukan lain, maka standard penerimaan campuran percobaan

    adalah sesuai dengan PBI 71.

    4. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

    4.1. BETON:

    4.1.1. Pengambilan Contoh

    Pengambilan contoh beton harus dilakukan dengan cara dan dalam

    jumlah yang sesuai dengan PBI 71.

    Mengingat W/C factor yang sesuai disini adalah sekitar 0.50 - 0.55

    maka pemasukan adukan ke dalam cetakan benda uji dilakukan menurut

    pasal 4.9. ayat 3 P.B.I. 1971 tanpa menggunakan penggetar.

    Pada tahap awal pembetonan pendahuluan harus dibuat minimum 1

    benda uji per 1.5 m3 volume adukan beton hingga diperoleh 20 benda uji

    yang pertama sesuai dengan syarat PBI 71.

    4.1.2. Tes Kuat Tekan Beton

    Tes kuat tekan untuk mengetahui kekuatan beton harus dilakukan pada umur

    beton 3, 7, dan 28 hari, dengan benda uji minimum 1,1, dan 2 buah

    untuk masing-masing hari tersebut di atas. Laporan hasil tes ini harus

    segera dikirimkan ke direksi untuk evaluasi penerimaan mutu beton.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

    Proyek Rumah Tinggal Jl. Jambu No. 11A, Gondangdia Menteng Jakarta Pusat 23

    4.1.3. Test Kelecakan/Slump Test

    Bila tidak ditentukan lain, selama pelaksanaan harus ada pengujian slump,

    persyaratan minimum adalah 10 cm dan maksimum adalah 20 cm (pasal

    4.4. PBI '71).

    Slump lebih besar dari 20 cm dapat diterima bila diberikan persetujuan

    tertulis dari direksi.

    4.2. PENIMBANGAN BETON

    4.2.1. Umum

    Kecuali ditentukan lain, persyaratan dalam ayat 4.2.2, 4.2.3 dan

    4.2.4 harus dipenuhi.

    4.2.2. Ketelitian Timbangan dan Alat Ukur

    Timbangan dan alat ukur air harus dipelihara setiap waktu sehingga

    tercapai batas ketelitian tertentu yang disetujui oleh direksi.

    4.2.3. Toleransi Berat

    Berat tiap-tiap ukuran agregat dan semen tidak boleh lebih atau

    kurang dari 2% dari berat masing-masing setelah memperhitungkan

    kandungan air dalam agregat.

    4.2.4. Kadar Air Agregat

    Kadar air agregat harus diukur sesaat sebelum pencampuran agregat dan

    harus selalu dilakukan untuk menjamin konsistensi campuran.

    4.3. PENCAMPURAN BETON

    4.3.1. Jenis Mixer

    Mixer harus dari jenis batch kecuali ditentukan lain dan ditunjukkan bahwa

    mixer yang lain tersebut dapat memenuhi kinerja yang dikehendaki.

    4.3.2. Toleransi Kisi Pengaduk

    Kisi pengaduk harus selalu dipelihara sehingga toleransi yang ditentukan

    oleh pabrik pembuatnya dapat selalu dipenuhi. Kisi pengaduk harus

    segera diganti bila toleransi tersebut tidak dapat dipenuhi lagi.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

    Proyek Rumah Tinggal Jl. Jambu No. 11A, Gondangdia Menteng Jakarta Pusat 24

    4.3.3. Pembersihan Kisi Pengaduk

    Mixer yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus segera dicuci

    bersih-bersih sebelum dapat dipakai mengaduk batch yang lain.

    4.4. PENGECORAN DAN TRANSPORTASI BETON

    4.4.1. Persetujuan Pengecoran

    Sebelum pengecoran beton dimulai, harus sudah dipastikan bahwa

    pembesian sudah terpasang dengan benar lengkap dengan penahan jarak

    dan beton deking dan bebas dari kotoran, dasar pengecoran juga sudah

    bersih, acuan juga sudah bersih dan sudah disiram sampai jenuh, serta

    terpasang dengan benar dan rapat sehingga kebocoran bagian cairan

    beton dapat dihindari. Alat pengontrol slump juga harus tersedia.

    Pengecoran beton baru boleh dilakukan setelah direksi memeriksa seluruh

    pembesian struktur yang akan dicor saat itu dan memberikan persetujuan

    tertulis kepada kontraktor.

    Apabila pengecoran beton dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya,

    maka tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh direksi.

    Untuk Pengecoran pada Ruang Pamer harus disesuaikan dengan gambar

    rencana dengan blok dilatasi min tiap 30 m2

    4.4.2. Pemadatan

    Beton harus dipadatkan menggunakan jarum penggetar (needle vibrator)

    dan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak merusak tulangan

    (pembesian) dan acuan. Penggetar lain hanya dapat dipakai bila ada

    persetujuan tertulis dari direksi.

    Kontraktor harus menyediakan vibrator yang cukup sehingga pemadatan

    beton pada waktu pengecoran dapat terjamin efisiensinya.

    4.4.3. Perlindungan Pengecoran

    Kontraktor harus menyediakan terpal, atau bahan lain untuk dipakai

    melindungi pengecoran bila sewaktu-waktu datang hujan disaat

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

    Proyek Rumah Tinggal Jl. Jambu No. 11A, Gondangdia Menteng Jakarta Pusat 25

    pengecoran. Pelindung tersebut harus selalu disiapkan di lokasi

    pengecoran, setiap ada pengecoran, baik pengecoran dengan volume

    besar maupun kecil. Pelindung harus ditempatkan pada tempat pengadukan

    beton maupun pada tempat pengecoran.

    4.4.4. Cara Transportasi

    Cara transportasi beton harus disetujui secara tertulis oleh direksi. Beton

    harus dikirimkan dalam container kedap air sedemikian rupa sehingga

    kehilangan material dan segregasi dapat dihindarkan.

    4.4.5. Pemompaan

    Penggunaan Pompa beton dan cara penggunaannya harus disetujui oleh

    direksi.

    4.5. SIAR PELAKSANAAN (CONSTRUCTION JOINT) UMUM

    4.5.1. Letak dan Detail

    Letak dan detail "construction joint" harus sesuai dengan apa yang

    direncanakan.

    Bila tidak ditentukan dalam gambar kerja, maka "construction joint" harus

    direncanakan sedemikian rupa sehingga program pelaksanaan dan letak

    "construction joint" tersebut tidak menyebabkan berkurangnya kekuatan,

    daktilitas dan penampilan struktur yang dibuat.

    Rencana pembuatan "construction joint" harus disetujui oleh direksi.

    4.5.2. Syarat Lain

    Suatu "construction joint" hanya boleh dibuat pada suatu posisi

    dimana gaya gesernya minimum.

    "Construction joint" harus tegak lurus dengan arah kerja gaya tekan pada

    penampang beton.

    Pada perencanaan "construction joint" harus juga diperhatikan retak-retak

    akibat temperatur dan "drying shrinkage".

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

    Proyek Rumah Tinggal Jl. Jambu No. 11A, Gondangdia Menteng Jakarta Pusat 26

    4.5.3. Kondisi di Luar Rencana

    Bila terjadi perhentian pengecoran pada daerah di luar yang direncanakan,

    maka penyambungan beton baru dengan beton lama pada daerah tersebut

    harus memakai perekat dari bahan dasar epoxy, misalnya Sikadur 732,

    atau yang setara. Hal ini berlaku untuk perhentian horisontal maupun

    vertikal.

    4.5.4. Pembersihan Siar Pelaksanaan

    Cara pembersihan siar pelaksanaan yang direkomendasi dapat dilihat pada

    lampiran L1 dari syarat-syarat teknis.

    4.6. SIAR PELAKSANAAN HORISONTAL

    4.6.1. Umum

    "Construction joint horizontal" harus diusahakan sehorizontal mungkin.

    4.6.2. Pembersihan Siar Pelaksanaan

    Sebelum penempatan beton segar untuk melanjutkan pekerjaan pembe-

    tonan, permukaan dari beton yang ada harus dibersikan dari kotoran,

    beton dengan mutu yang jelek, partikel-partikel agregat yang terlepas,

    dikasarkan dengan melakukan "chipping" atau "scraping" dibasahi sampai

    jenuh dan dilapisi pasta semen, mortar atau epoxy resin.

    4.6.3. Pengecoran Beton

    Sebelum menempatkan beton segar yang baru, acuan harus diikat

    kembali dengan kuat.

    Selama penulangan beton harus dilakukan pemadatan yang cukup agar

    terdapat ikatan yang kuat antara beton yang baru dengan beton yang

    lama.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

    Proyek Rumah Tinggal Jl. Jambu No. 11A, Gondangdia Menteng Jakarta Pusat 27

    4.7. SIAR PELAKSANAAN VERTIKAL

    4.7.1. Acuan untuk Siar Pelaksanaan Vertikal

    Selama pengerjaan dari construction joint vertikal acuan dari joint harus

    diikatkan secara kokoh dan beton segar yang di tuangkan di dekat

    joint tersebut harus dipadatkan dengan cukup dengan menggunakan

    vibrator.

    4.7.2. Pembersihan Siar Pelaksanaan

    Sebelum penempatan beton segar untuk melanjutkan pekerjaan pembe-

    tonan, permukaan dari beton yang ada harus dibasahi secukupnya dan

    dilapisi pasta semen, mortar atau epoxy resin setelah dilakukan

    pengasaran pada permukaan beton dengan melakukan chiping atau

    scraping.

    4.7.3. Pengecoran Beton

    Setelah penuangan beton segar harus dilakukan pemadatan agar

    dicapai ikatan yang sangat baik pada beton yang lama. Juga disarankan

    setelah penuangan beton segar dilakukan vibrasi kembali pada saat yang

    tepat.

    4.8.PERAWATAN BETON

    4.8.1. Umum

    Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, pengaruh hujan dan

    dihindarkan terjadinya proses penguapan kandungan airnya dalam kurun

    waktu yang cepat.

    4.8.2. Waktu Perawatan

    Hasil pengecoran beton harus selalu dibasahi paling sedikit untuk

    selama 3 hari berturut-turut setelah 4(empat) jam dari selesainya

    pengecoran.

    4.8.3. Curing Compound

    Penggunaan "Curing Compound" harus dikonsultasikan kepada dan

    mendapat persetujuan tertulis direksi.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

    Proyek Rumah Tinggal Jl. Jambu No. 11A, Gondangdia Menteng Jakarta Pusat 28

    4.9. SELIMUT BETON (BETON DEKING)

    4.9.1. Selimut Beton Minimum

    Beton deking (selimut beton) minimal yang diijinkan adalah 2.5 cm,

    kecuali ditentukan lain dalam syarat-syarat Khusus.

    4.9.2. Tahu Beton

    Untuk mendapatkan beton deking yang ditentukan, besi beton yang

    terdekat dengan acuan harus diganjal dengan tahu beton.

    Pemasangan tahu beton ini harus diikat dengan kuat dengan menggunakan

    bindraat yang tertanam dengan baik pada tahu beton, pada besi

    tulangan.

    4.9.3. Ukuran Tahu Beton

    Ukuran tahu beton ini adalah 5 cm x 5 cm x 2,5 cm atau dari potongan

    pipa PVC minimum diameter 2, terbuat dari campuran 1 PC : 4 Pasir.

    4.10. PEMBESIAN/TULANGAN BETON

    4.10.1. Pembuatan tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokan,

    sambungan, kait-kait, dan pembuatan sengkang harus sesuai dengan SK

    SNI T-15-1991-03.

    4.10.2. Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus disesuaikan dengan

    gambar konstruksi.

    4.10.3. Kontraktor harus menginformasikan hal-hal yang tidak/belum jelas, atau

    rancu dan meminta persetujuan jalan keluar dari kerancuan informasi

    tersebut.

    4.10.4. Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi tersebut

    tidak berubah tempat selama pengecoran, dan harus memiliki jarak yang

    sesuai dengan syarat terhadap papan acuan atau lantai kerja dengan

    memasang beton deking sesuai dengan SK SNI T-15-1991-03. Tali

    pengikat harus dari baja lunak dan tidak disepuh seng dengan diameter

    minimum 0,4mm dan telah dipijarkan terlebih dahulu.

    4.10.5. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari

    proyek dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari pemilik.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

    Proyek Rumah Tinggal Jl. Jambu No. 11A, Gondangdia Menteng Jakarta Pusat 29

    4.10.6. Stek untuk Penyambungan Tulangan

    Baja tulangan yang dipakai untuk stek harus mempunyai penampang dan

    jumlah sama dengan tulangan yang disambung.

    Panjang stek minimal 40 x penampang baja tulangan utama untuk

    panjang penerusan. Perletakan baja stek harus dijaga agar tetap lurus

    dan tidak dapat digerak-gerakkan agar tidak merusak struktur.

    Stek tanam harus memakai tulangan polos BJTP 24 untuk menghindari

    pembengkokan ulang pada tulangan ulir BJTD 40.

    4.11. ACUAN/BEKISTING

    4.11.1. Bahan

    Acuan yang dipergunakan dapat dibuat dari kayu, beton, baja atau

    pasangan bata diplester.

    4.11.2. Perencanaan

    Pemborong harus merencanakan acuan sedemikian rupa sehingga tidak

    ada perubahan bentuk dan cukup kuat menampung beban-beban

    sementara maupun pelaksanaan.

    Perencanaan acuan dan konstruksinya harus dapat menahan beban-

    beban, tekanan lateral dan tekanan yang diizinkan seperti pada

    Recommended Practice for Concrete formwork" (ACI.347-68) dan

    peninjauan terhadap beban angin dan lain-lain peraturan yang dikontrol

    terhadap Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat.

    Semua acuan harus diberi penguat datar silang sehingga kemungkinan

    bergeraknya acuan selama pelaksanaan pekerjaan dapat dihindarkan.

    Acuan juga harus cukup rapat untuk mencegah kebocoran bagian

    cairan dari adukan beton (mortar leakage). Semua lubang yang

    memungkinkan kebocoran harus ditutup dengan layak.

    Susunan acuan dengan penunjang-penunjang harus diatur sedemikian

    rupa sehingga memungkinkan dilakukannya kemudahan inspeksi direksi.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

    Proyek Rumah Tinggal Jl. Jambu No. 11A, Gondangdia Menteng Jakarta Pusat 30

    Penyusunan acuan harus sedemikian rupa sehingga pada waktu

    pembongkarannya tidak menimbulkan kerusakan pada bagian maupun

    keseluruhan beton hasil pengecoran.

    4.11.3. Pemeriksaan

    Pada bagian terendah (dari setiap tahap pengecoran) dari acuan kolom

    atau dinding harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan

    pembersihan.

    4.11.4. Pembersihan Sebelum Pengecoran

    Acuan harus bersih dan dibasahi sampai jenuh terlebih dulu sebelum

    pengecoran. Harus diadakan tindakan untuk menghindarkan

    terkumpulnya air pembasahan tersebut pada sisi bawah.

    4.11.5. Ketelitian

    Pemborong bertanggung jawab penuh terhadap kekuatan acuan dan

    penyanggahnya serta ketelitian penempatan dan demensinya.

    4.11.6. Toleransi

    Toleransi dimensi untuk pemasangan acuan harus memenuhi syarat:

    toleransi penampang - 0.5 + 1.0 cm

    4.11.7. Pembongkaran

    Pembongkaran acuan sepanjang tidak ditentukan lain dalam gambar

    harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari direksi dan mengikuti

    pasal 5.8. dan 6.5. dari P.B.I. 1971.

    4.11.8. Bahan-bahan Lain untuk Acuan

    Alat Penyambung

    Alat-alat penyambung yang dipakai harus memenuhi syarat tegangan yang

    ditentukan oleh pabrik pembuatnya dengan pembuktian test kekuatan.

    Release Agent

    Untuk mempermudah pembongkaran acuan, dapat digunakan "release agent".

    "Release agent" yang dipakai tidak boleh memberi pengaruh buruk pada

    kwalitas beton atau mempengaruhi ikatan beton antara beton dengan material-

    material finishing dan harus mendapat persetujuan dari direksi.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

    Proyek Rumah Tinggal Jl. Jambu No. 11A, Gondangdia Menteng Jakarta Pusat 31

    Lantai Kerja

    Khusus untuk pekerjaan beton bertulang yang terletak langsung diatas tanah,

    harus dibuatkan lantai kerja dari beton dengan campuran perbandingan volume

    semen : pasir : batu pecah mesin = 1 : 3 : 6.

    5. KRITERIA PENERIMAAN PEKERJAAN BETON STRUKTURAL

    5.1. Mutu harus sesuai dengan syarat-syarat yang sudah ditetapkan.

    5.2. Hasil akhir pekerjaan beton dapat diterima bila bebas dari keropos karena

    kebocoran bagian cairan beton, terkelupas saat melepas acuan, maupun

    karena adanya sarang kerikil.

    5.3. Bila ayat 5.2 sudah dipenuhi maka untuk perhitungan prestasi fisik. bagian

    tersebut dapat diperhitungkan. Pemilik berhak menolak perhitungan prestasi

    fisik yang diajukan kontraktor bila ayat 5.2 masih belum terpenuhi.

    6. TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR

    Kontraktor bertanggung jawab penuh atas mutu beton, kualitas hasil konstruksi

    dan finishing, waktu, keselamatan kerja, ataupun hal-hal lain yang berhubungan

    dengan konstruksi yang mungkin terjadi. Adanya persetujuan atau hadirnya

    direksi di lapangan tidak untuk mengurangi tanggung jawab kontraktor akan

    kualitas, waktu, keselamatan kerja, atau hal-hal lain yang berhubungan dengan

    konstruksi yang mungkin terjadi.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

    Proyek Rumah Tinggal Jl. Jambu No. 11A, Gondangdia Menteng Jakarta Pusat 32

    5B. PERSYARATAN KHUSUS BETON STRUKTURAL

    1. UMUM

    1.1. Semua bahan dan pekerjaan harus memenuhi syarat-syarat yang terdapat

    dalam Persyaratan Umum Beton Struktural dan syarat-syarat khusus yang

    ada pada syarat-syarat ini serta syarat-syarat lain yang tertera pada

    gambar-gambar konstruksi.

    1.2. Dalam hal terjadi ketidaksesuaian antara gambar konstruksi dengan syarat-

    syarat khusus ini, maka syarat-syarat yang terdapat dalam gambar

    konstruksi harus dikuti.

    2. MUTU BETON

    2.1. Mutu beton yang dipakai adalah sebagai berikut :

    Untuk semua beton struktur menggunakan K-225, tegangan tekan karakteris-

    tik 225 kg/cm2

    Untuk Plat Lantai dasar tiap luas bidang 6 x 5 m2 dipotong dengan dilatasi 3

    cm dalam jangka waktu 24 jam setelah pengecoran yang kemudian diisi

    dengan joint sealant.

    2.2. Kekentalan / susut beton yang disyaratkan adalah sebagai berikut :

    Untuk semua elemen : slump antara 100 s/d 120 mm

    3. MUTU BAJA TULANGAN

    Mutu baja tulangan yang digunakan adalah sebagai berikut:

    Untuk baja tulangan diameter lebih besar dari 12 mm digunakan baja ulir

    dengan mutu BJTD 40, tegangan leleh karakteristik 40 kg/mm2.

    Untuk baja tulangan diameter lebih kecil atau sama dengan 12 mm digunakan

    baja polos dengan mutu BJTP 24, tegangan leleh karakteristik 24 kg/mm2.

    4. TEBAL PENUTUP BETON

    Telah dijelaskan pada gambar dengan terperinci, untuk masing-masing elemen

    struktur.

    5. STEK TULANGAN PADA KOLOM YANG BERDAMPINGAN DENGAN DINDING

    BATA

    Setiap dinding kolom yang berdampingan dengan dinding bata harus dipasang

    stek besi untuk penjangkaran dengan diameter 6mm, jangkar yang tertanam

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

    Proyek Rumah Tinggal Jl. Jambu No. 11A, Gondangdia Menteng Jakarta Pusat 33

    dalam kolom dan dinding bata 200 mm ditambah kait, dipasang setiap jarak

    750 mm.

    6. PERBAIKAN BETON CACAT

    a. Dalam hal ini, cacat pada beton adalah:

    keropos, sarang kerikil, cairan beton bocor keluar bekisting, retak susut, cold joint, cuwil/rompal, permukaan beton terkelupas karena beton melekat pada bekisting, udara terjebak, bleeding, dll.

    b. Perbaikan beton cacat tersebut adalah sebagai berikut:

    Secara umum, setelah beton dibongkar sampai ditemui beton yang keras

    dan memenuhi syarat, perbaikan dapat dilakukan untuk 2 (dua) keadaan: bila

    tebal bongkaran tidak lebih dari 30 mm, maka diperbaiki dengan Sikatop

    122 atau yang setara, sedangkan bila lebih dari 30 mm maka harus

    diperbaiki dengan Sikagrout 215 atau yang setara.

    Khusus untuk bleeding, setelah air bleeding tersebut dibuang maka

    permukaan beton harus ditaburi dengan semen dengan takaran + 3 kg/m2.

    Keputusan pemilihan cara perbaikan beton cacat akan ditinjau kasus per

    kasus.

    c. Perbaikan ini harus dilakukan dengan persetujuan dan sepengetahuan

    pemilik, tanpa persetujuan dari pemilik maka perbaikan tersebut tidak diakui

    dan harus dibongkar dan dilakukan perbaikan ulang.

    7. BIAYA PENGUJIAN

    Seluruh beaya pengujian bahan baik beton maupun baja tulangan menjadi

    tanggungan kontraktor.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

    Proyek Rumah Tinggal Jl. Jambu No. 11A, Gondangdia Menteng Jakarta Pusat 34

    8. PENGUJIAN BAJA TULANGAN

    Bila tidak ditentukan lain, maka pengambilan benda uji untuk tes tarik baja adalah

    sebagai berikut:

    a. untuk diameter 16 mm, benda uji diambil sebanyak 2 (dua) buah setiap 10

    ton, untuk masing-masing diameter.

    b. untuk diameter yang lebih besar dari 16 mm, benda uji diambil sebanyak 2

    (dua) buah setiap 20 ton, untuk masing-masing diameter.

    9. PEKERJAAN WATERPROOFING

    9.1 Lingkup Pekerjaan

    Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-

    bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya termasuk pengangkutan yang

    diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini, sehingga dapat tercapai hasil

    pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna. Pekerjaan waterproofing ini

    dilakukan diatas permukaan dak beton dan meliputi seluruh detail yang

    ditunjukkan oleh pengawas atau dinyatakan dalam gambar.

    9.2 Persyaratan Bahan

    a. Digunakan Waterproofing merk SICA atau setara untuk atap bangunan atau dapat digunakan dari produk lain yang setara dan disetujui Direksi

    Pengawas.

    b. Bahan dalam bentuk sheet tebal minimum 3 mm. Cara pemasangan / penggunaan dilakukan dengan cara dipanaskan/dibakar sesuai persyarratan

    dari pabrik yang bersangkutan.

    c. Bahan dari jenis bitumen dan diperkuat dengan serat polyester tidak ditenun (non woven polyester fabric.

    d. Bahan harus memiliki ketahanan yang baik terhadap gesekan dan tekanan, kuat, elastis dan tahan ultra violet.

    e. Warna sesuai yang disyaratkan dari pabrik yang bersangkutan.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

    Proyek Rumah Tinggal Jl. Jambu No. 11A, Gondangdia Menteng Jakarta Pusat 35

    9.3 Syarat-syarat Pelaksanaan umum a. Bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang terlebih

    dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi Pengawas untuk

    mendapatkan persetujuan, minimal 3 (tiga) produk pabrik.

    Pengajuan/penyerahan disertai brosur/spesifikasi dari masing-masing

    pabrik yang bersangkutan

    b. Apabila dipandang perlu, Direksi Pengawas dapat meminta untuk mengadakan test-test laboratorium yang dilakukan terhadap contoh-

    contoh bahan yang diajukan sebagai dasar persetujuan bahan. Jumlah

    contoh untuk masing-masing jenis tes akan ditentukan kemudian. Seluruh

    biaya tes laboratorium manjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.

    c. Permukaan beton yang dilapis dengan bahan water-proofing harus bersih dari debu, minyak,bebas dari keretakan struktur dan curing compound.

    d. Permukaan beton sudah dalam keadaan rata, tidak ada bekas-bekas adukan serta dalam keadaan kering/tidak lembab

    e. Bahan langsung dilakukan (sesuai ketentuan) diatas bidang permukaan yang telah memenuhi persyaratan.

    f. Pelapisan bahan pelindung permukaan lapisan waterproofing ( dapat berupa plesteran minimal 4 cm, yang dicampur dengan polypropylene

    fiber atau ditambah wire mesh) sesuai ketentuan/persyaratan dari pabrik

    yang besangkutan. Semua peralatan yang digunakan harus memenuhi

    persyaratan

    g. Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan baik dan tidak bercacat, masih dalam kemasannya, masih tersegel dan berlabel

    pabriknya.

    h. Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung, tertutup, tidak lembab, kering dan bersih, sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.

    i. Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan bahan-bahan yang disimpan, baik sebelum atau selama pelaksanaan.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

    Proyek Rumah Tinggal Jl. Jambu No. 11A, Gondangdia Menteng Jakarta Pusat 36

    j. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian maka bahan-bahan pengganti harus yang disetujui Direksi Pengawas berdasarkan contoh

    yang diajukan oleh Kontraktor, tanpa adanya tambahan biaya.

    k. Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang berpengalaman (ahli dari pihak pemberi garansi pemasangan) dan terlebih dahulu harus

    mengajukan "metode pelaksanaan" sesuai dengan spesifikasi pabrik untuk

    mendapat persetujuan dari Direksi Pengawas.

    l. Kontraktor diwajibkan untuk melakukan percobaan-percobaan/pengetesan terhadap hasil pekerjaan atas biaya sendiri, seperti dengan cara

    memberi genangan di atas permukaan yang telah diberi lapisan kedap air

    selama 24 jam berturut-turut

    m. Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap pemasangan yang telah dilakukan, terhadap kemungkinan pergeseran, lecet permukaan atau

    kerusakan lainnya.

    9.4 Metode Pelaksanaan

    Uraian berikut memberikan gambaran mengenai prosedur yang harus dipenuhi

    untuk pekerjaan Waterprofing dengan bahan Polymer Modified Camentitious

    Coating untuk mendapatkan hasil yang dapat diterima dan meliputi :

    Persiapan permukaan Bahan yang digunakan Karakteristik bahan Pencampuran Prosedur Aplikasi Pembersihan

    a. Persiapan permukaan Permukaan kerja harus bersih padat dan bebas dari bahan penghambat

    laqkatan dengan menggunakan alat mekanis antara lain Diamond Wheel

    Grinding atau ikat kawat

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

    Proyek Rumah Tinggal Jl. Jambu No. 11A, Gondangdia Menteng Jakarta Pusat 37

    Kerusakan permukaan seperti honey-comb spalling dan retak harus diperbaiki terlebih dahulu dengan metode yang sesuai

    Bersihkan permukaan beton dari debu dengan menggunakan compressor udara atau vacuum cleaner

    Pada saat dilakukan aplikasi waterproofing permukaan beton harus dibasahi hingga jenuh air tetapi bebas dari air yang menggenang.

    b. Bahan yang digunakan Bahan pelapis Waterproofing Polymer Modified Cementitious ( Sika Top

    107 seal ) Sika Top 107 seal, bahan pelapis waterproofing yang terdiri

    dari dua komponen yang memenuhi persyaratan spesifikasi sebagai

    pelapis kedap air Perbandingan Komponen A:B = 1 : 4 berdasarkan

    berat

    c. Karakteristik Bahan Karakteristik Campuran bahan pelapis Waterproofing ( Sika Top 107

    Seal )

    - Warna : Abu-abu - Pot life : - 50 menit ( 300C ) - Berat jenis : 1 kg/lt

    Karakteristik bahan pelapis Waterproofing setelah mengeras ( Sika Top 107 seal )

    - Kuat tekan, 28 hari - 28 MPa - Kuat lentur, 28 hari - 8 MPa - Kuat Lekat ( pull of test) beton terhadap beton -11 MPa

    d. Pencampuran Pencampuran bahan pelapis waterproofing (Sika Top 107 seal)

    Tuangkan separoh komponen A (cairan) ke dalam wadah pengaduk yang bersih

    Secara perlahan tuangkan seluruh volume komponen B (bubuk) dan lakukan pengdukan

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

    Proyek Rumah Tinggal Jl. Jambu No. 11A, Gondangdia Menteng Jakarta Pusat 38

    Tambahkan sisa komponen A dan lakukan pengdukan kembali hingga di dapatkan camputran yang homogen

    Aduksecara berkelanjutan sekitar 3 menit hingga didapat konsistensi yang merata dengan tangkat pengaduk yang dihubungkan dengan bor

    listrik dengan putaran rendah (400-600 putaran per menit)

    e. Prosedur Aplikasi Prosedur aplikasi bahan pelapis waterproofing (Sika top 107 seal)

    Aplikasi bahan pelapis waterproofing sika top 107 seal dengan menggunakan kuas

    Tekan kuas pada bidang permukaan agar pori-pori yang ada dapat terisi penuh dan biarkan hingga agak mongering tetapi masih terasa

    lengket/tack free

    Aplikasi lapisan kedua dengan arah tegak lurus lapis pertama Pada bagian siku pertemuan bidang horizontal dan vertical, maka

    aplikasi bahan pelapis waterproofing harus benar-benar mengisi celah

    yang ada dan pelapissan harus dilakukan minimum 10 cm di atas

    bidang horizontal

    Perawatan (curing) dengan pembasahan permukaan dengan air hrus segera dilakukan segera setelah bahan pelapis waterproofing

    mongering

    Uraian berikut memberikan gambaran mengenai prosedur pelaksanaan

    pekerjaan waterproofing yang harus dipenuhi untuk mendapatkan hasil yang

    dapat diterima dan meliputi :

    f. Persiapan permukaan Permukaan beton harus bersih, padat dan bebas dari material

    penghambat kekuatan

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

    Proyek Rumah Tinggal Jl. Jambu No. 11A, Gondangdia Menteng Jakarta Pusat 39

    Pengkasaran permukaan beton dan pengupasan waterproofing lama harus dilaksanakan dengan alat mekanis diamond wheel atau scabbler

    Bersihkan permukaan beton dari debu denganb menggunakan vacuum cleaner

    Permukaaan beton harus jenuh air pada saat akan diaplikasi 107 seal

    g. Bahan yang digunakan Penutup retak : Sikadur 752 atau setara Waterproofing Coating : Sika Top 107 seal atau setara

    h. Prosedur aplikasi Pengupasan waterproofing lama atau pengkasaran permukaan.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

    Proyek Rumah Tinggal Jl. Jambu No. 11A, Gondangdia Menteng Jakarta Pusat

    40

    BAB VI

    PERSYARATAN PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA

    1. UMUM

    1.1. BAHAN

    Semua bahan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat yang ada pada

    Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI 83), Persyaratan

    Umum Untuk Pekerjaan Struktur, syarat-syarat dalam bagian ini dan syarat-

    syarat khusus yang ada pada syarat-syarat ini.

    1.2. PERATURAN DAN STANDARD

    Peraturan-peraturan dan pedoman standard yang dipakai :

    1. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBI) Mei 1984

    2. American Institute of Steel Construction (AISC) Manual of

    Steel Construction-8th Edition",1980

    3. American National Standars Institute (ANSI): B27.265 Plain Washers".

    4. American Society for Testing and Materials (ASTM)

    Specifications:

    - ASTM A 36 - 70a Structural Steel

    - ASTM A 53 - 72a Welded and Seamless Steel Pipe.

    - ASTM A153 - 71 Zink Coating (hot dip) on Iron and Steel

    Hardware.

    - ASTM A307 - 68 Carbon Steel Externally Threaded Steel

    Hardware.

    - ASTM A325 - 71a High Strength Bolts for Strucural Steel

    Joint, Including Suitable Nuts and Plain Hardened Washers.

    - ASTM A490 - 71 Quenched and Tempered Alloy Steel Bolts

    for Structural Steel Joints".

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

    Proyek Rumah Tinggal Jl. Jambu No. 11A, Gondangdia Menteng Jakarta Pusat

    41

    2. BAJA STRUKTURAL

    2.1. PENGGUNAAN AISC DAN PPBBI

    Kecuali kalau diatur secara tersendiri maka semua bahan-bahan untuk

    konstruksi baja harus memenuhi spesifikasi "American Institute of Steel

    Construction (AISC)" dan PPBBI 1984.

    2.2. BAJA PROFIL

    Kecuali kalau diatur secara tersendiri, semua material profil, pelat dan

    kisi-kisi yang akan dibuat konstruksinya secara las harus terbuat dari Jenis

    baja karbon yang memenuhi persyaratan A.S.T.M. A36 atau yang setara

    2.3. PIPA

    Untuk semua jenis pipa juga harus dari baja karbon yang memenuhi

    persyaratan A.S.T.M. A35 type E atau S.

    2.4. BAJA TERLAPIS SENG

    Baja terlapis seng harus memenuhi ASTM A123.

    2.5. BAHAN STRAND

    Bahan dari stainless steel. Strand harus sesuai dengan ASTM A586,

    dengan kapasitas minimum 25ton. Sambungan strand juga harus mampu

    menahan gaya sebesar minimum 25 ton. Semua data teknis yang berkaitan

    dengan strand maupun sambungan strand harus sudah diserahkan pada

    direksi sebelum pelaksanaan.

    2.6. BAHAN BARU

    Semua bahan baja yang dipergunakan harus merupakan bahan baru,

    yaitu bahan yang belum pernah dipergunakan sebelumnya dan harus

    disertai sertifikat pengiriman dari pabrik.

    3. BAUT DAN MUR

    3.1. BAHAN PENGIKAT

    Bahan-bahan pengikat struktur/konstruksi utama : baut- baut, mur-

    mur/sekerup-sekerup dan ring-ring disyaratkan sebagai berikut :

    1. Untuk sambungan bukan baja ke baja, harus dari baja karbon yang

    memenuhi persyaratan A.S.T.M A370 dan telah digalvanis.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

    Proyek Rumah Tinggal Jl. Jambu No. 11A, Gondangdia Menteng Jakarta Pusat

    42

    2. Untuk sambungan baja ke baja, harus dari baja karbon yang

    memenuhi persyaratan ASTM A325 dan atau ASTM A490 dan harus

    telah terlapis cadmium.

    3. Untuk sambungan logam yang berlainan jenis bahannya, pengikat-

    pengikat harus dari baja tahan korosi yang memenuhi persyaratan ASTM

    A 275 type 321.

    4. Ring untuk baut biasa harus memenuhi A.N.S.I. B27, type A.

    3.2. BAUT ANGKUR

    Baut angkur dan sekrup-sekrup / mur-mur harus memenuhi persyaratan

    ASTM A36 atau A325.

    3.3. SEKRUP

    Lapisan seng untuk produksi uliran sekrup harus memenuhi ASTM A153.

    3.4. BAUT DAN MUR YANG TIDAK TERLAPIS

    Baut dan mur yang tidak terlapis (unfinished) harus memenuhi ASTM

    A307 dengan type baut segi enam (hexagon-bolt type).

    4. BAHAN LAS

    Bahan-bahan las harus memenuhi persyaratan dari "American Welding Society"

    (AWS D1. 0-69: Code for Welding in Building Counstruction).

    5. PERENCANAAN DAN PENGAWASAN

    5.1. GAMBAR KERJA (SHOP DRAWINGS)

    Sebelum pekerjaan fabrikasi di pabrik dimulai Pemborong harus

    menyiapkan gambar-gambar kerja yang menunjukkann detail-detail lengkap

    dari semuua komponen, panjang serta ukuran las, jumlah, ukuran serta tempat

    baut-baut serta detail-detail lain yang diperlukan.

    5.2. KETELITIAN

    Pemborong wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap

    semua ukuran dan dimensi yang tercantum pada gambar kerja.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

    Proyek Rumah Tinggal Jl. Jambu No. 11A, Gondangdia Menteng Jakarta Pusat

    43

    5.3. MUTU PEKERJAAN

    1. Seluruh pekerjaan di pabrik harus merupakan pekerjaan yang berkualitas

    tinggi, seluruh pekerjaan harus dilakukan dengan ketepatan sedemikian

    rupa sehingga semua komponen dapat dipasang dengan tepat di

    lapangan.

    2. MK/Pengawas mempunyai hak untuk memeriksa pekerjaan di pabrik pada

    saat yang dikehendakinya, dan tidak ada pekerjaan yang boleh dikirim

    ke

    3. Setiap pekerjaan yang kurang baik atau tidak sesuai dengan gambar

    atau spesifikasi ini akan ditolak.

    6. STANDARD PENGELASAN

    6.1. KESESUAIAN DENGAN GAMBAR KERJA

    Pengelasan harus sesuai dengan gambar kerja yang telah disetujui

    pengawas dan harus mengikuti prosedur yang berlaku seperti AWS atau

    AISC Spesification.

    6.2. PERSONIL YANG CAKAP

    Pelaksanaan pengelasan harus oleh personil yang memiliki kecakapan untuk

    pekerjaan lasdan dibawah pengawasan personil yang secara teknis

    bertanggung jawab untuk pekerjaan tersebut.

    6.3. PENGGUNA LAS LISTRIK

    Penyambungan bagian-bagian konstruksi baja harus dilakukan dengan las

    listrik, serta hasilnya harus memenuhi persyaratan teknis.

    6.4. KEBERSIHAN

    Bagian konstruksi yang akan di las harus dibersihkan dari bekas- bekas

    cat, karat, lemak, kerak-kerak dan kotoran-kotoran lainnya.

    6.5. PERSETUJUAN PENGELASAN

    Pengelasan dapat dilakukan setelah diperiksa bahwa hubungan yang akan

    dilas sudah sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku untuk

    konstruksi itu.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

    Proyek Rumah Tinggal Jl. Jambu No. 11A, Gondangdia Menteng Jakarta Pusat

    44

    6.6. POSISI PENGELASAN

    Kedudukan konstruksi baja yang segera akan dilas harus menjamin situasi

    yang paling aman bagi pengelas dan kualitas hasil pengelasan yang dilakukan.

    6.7. PEMBERSIHAN KERAK (SLAG)

    1. Pada pekerjaan, dimana akan terjadi banyak lapisan las, maka lapisan yang

    terdahulu harus dibersihkan dari kerak (slag) dan percikan- percikan

    logam sebelum memulai dengan lapisan las yang baru.

    2. Lapisan las yang berpori-pori, rusak atau retak harus dibersihkan

    kembali dan diulang sejak awal.

    3. Pada pekerjaan las ulangan, sebelum mengadakan las ulangan, baik bekas

    lapisan pertama, maupun bidang-bidang benda kerja harus dibersihkan

    dari kerak (slag) dan kotoran lainnya.

    6.8. PERLINDUNGAN TERHADAP HUJAN DAN ANGIN

    Lokasi tempat pengelasan serta konstruksi yang akan dilas, harus

    terlindung dari hujan dan angin kencang selama pengelasan berlangsung.

    7. LUBANG-LUBANG BAUT

    Pembuatan lubang baut harus dilaksanakan di pabrik dan harus dikerjakan

    dengan alat bor.

    8. SAMBUNGAN

    Untuk sambungan komponen konstruksi yang tidak dapat dihindarkan,

    berlaku ketentuan hanya diperkenankan maksimal satu sambungan dan

    dilaksanakan dengan las tumpul/full penetration atau but weld.

    9. PEMASANGAN PERCOBAAN/TRIAL ERECTION

    Bila dipandang perlu oleh MK, Pemborong dapat diwajibkan melaksanakan

    pemasangan percobaan dari sebagian atau seluruh pekerjaan Konstruksi atas

    biaya pemborong.

    Komponen yang tidak cocok atau yang tidak sesuai dengan gambar dan

    spesifikasi dapat ditolak oleh MK.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

    Proyek Rumah Tinggal Jl. Jambu No. 11A, Gondangdia Menteng Jakarta Pusat

    45

    Pemasangan percobaan ini tidak boleh dibongkar sebelum mendapat

    persetujuan MK.

    10. PENGECATAN

    10.1. UMUM

    Semua bahan konstruksi baja harus dilapis cat, kecuali baja yang akan

    ditanam di dalam beton tidak boleh di cat.

    10.2. CAT DASAR

    Cat dasar adalah jenis zink chromate setaraf ICI atau Danapaints dan

    pelaksanaan pengecatan pengecatan dilakukan satu kali di pabrik dan satu

    kali di lapangan.

    10.3. SAMBUNGAN DENGAN BAUT

    Untuk lubang baut kekuatan tinggi (high strength bolt) permukaan baja

    tidak boleh dicat.

    Pengecatan harus dilakukan setelah baut selesai dipasang.

    10.4. CAT AKHIR

    Cat akhir adalah jenis gloss enamel paint setaraf ICI atau Danapaint dan

    dilakukan 2 kali di lapangan kecuali bila dinyatakan lain dalam gambar atau

    persyaratan teknis Bab Arsitektur.

    11. GROUTING

    Dibagian bawah dari base plate harus digrout dengan bahan setara "Master

    Flow 713 Grout", dengan tebal minimum 2.5 cm. Cara pemakaian harus

    sesuia spesifikasi pabrik.

    12. PEMASANGAN AKHIR/FINAL ERECTION

    12.1. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN KERJA

    Peralatan untuk pemasangan akhir harus sesuai dan sebanding

    dengan pekerjaannya dan dalam kondisi kerja yang baik.

    12.2. BAGIAN YANG TIDAK PAS

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

    Proyek Rumah Tinggal Jl. Jambu No. 11A, Gondangdia Menteng Jakarta Pusat

    46

    Bila dijumpai bagian-bagian konstruksi yang tidak dapat dipasang

    atau ditempatkan sebagaimana mestinya sebagai akibat dari kesalahan

    fabrikasi atau perubahan maka keadaan itu harus segera dilaporkan

    kepada MK untuk diperoleh cara perbaikannya.

    12.3. PERBAIKAN BAGIAN YANG TIDAK PAS

    Perbaikan kesalahan harus dilakukan dihadapan MK, dan pekerjaan

    perbaikan tersebut adalah menjadi tanggungan Kontraktor.

    12.4. PERALATAN YANG DIPERLUKAN

    Pemborong harus selalu menyediakan peralatan pemasangan dalam

    jumlah yang cukup. Termasuk sebagai peralatan pemasangan adalah

    sabuk pengaman dan tali-tali harus digunakan oleh para pekerja

    khususnya pada saat bekerja ditempat yang tinggi, disamping pengaman

    yang berupa "platform" atau jaringan ("net").

    12.5. PEMBERIAN KODE (MARKING)

    Untuk kemudahan pemasangan, setiap komponen diberi kode/marking

    yang sesuai dengan gambar pemasan

    12.6. IKATAN-IKATAN SEMENTARA

    Bagian profil baja harus diangkat dengan baik dan ikatan-ikatan

    sementara harus digunakan untuk mencegah terjadinya tegangan-

    tegangan yang melewati tegangan izin. Ikatan-ikatan itu tetap dipasang

    sampai keseluruhan konstruksi selesai.

    12.7. SAMBUNGAN SEMENTARA

    Sambungan-sambungan sementara berupa las maupun baut harus

    diberikan kepada bagian konstruksi untuk menahan beban mati, angin dan

    tegangan-tegangan selama pembangunan.

    12.8. PEERSEDIAAN BAHAN

    Baut-baut, baut angker, baut hitam, baut kekuatan tinggi dan lain-lain

    harus telah disediakan dengan lengkap dan siap dipasang sebagaiamana

    mestinya sesuai dengan gambar.

    Baut kekuatan tinggi harus dikencangkan dengan kunci torsi (torque

    wrench).

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

    Proyek Rumah Tinggal Jl. Jambu No. 11A, Gondangdia Menteng Jakarta Pusat

    47

    13. TOLERANSI

    13.1. KOLOM

    Penyimpangan kolom dari sumbu vertikal tidak boleh lebih dari 1/500

    dari tinggi vertikal kolom.

    13.2. KESELURUHAN

    Toleransi keseluruhan tidak boleh lebih dari L/1000 untuk semua

    komponen.

    14. CONTOH BAHAN

    14.1. PERSETUJUAN CONTOH BAHAN

    pelaksanaan pekerjaan, pemborong harus memberikan contoh-contoh

    material antara lain : baja profil, kawat las, cat dasar dan akhir dan lain-

    lain untuk mendapat persetujuan MK.

    14.2. STANDARD PENERIMAAN

    Contoh-contoh yang telah disetujui oleh MK akan dipakai sebagai

    standar/pedoman untuk pemeriksaan /penerimaan material yang dikirim oleh

    Pemborong ke lapangan.

    14.3. PENYIMPANAN CONTOH BAHAN

    Pemborong diwajibkan membuat tempat penyimpanan contoh-contoh

    material yang telah disetujui tersebut dalam Bangsal Pengawas/ Direksi

    Keet

    15. PENGUJIAN MUTU BAHAN

    15.1. SERTIFIKAT PABRIK

    Sebelum dilaksanakan pabrikasi/pemasangan, Pemborong diwajibkan

    memberikan pada MK "Certificate Test" bahan baja profil, baut-baut,

    kawat las, cat dari produsen/pabrik.

    15.2. TEST

    Bila tidak ada "Certificate Test", atau mutu bahan diragukan oleh MK,

    pemborong atas biaya sendiri harus melakukan pengujian atas baja

    profil, baut, kawat las di laboratorium yang ditunjuk/disetujui oleh MK.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

    Proyek Rumah Tinggal Jl. Jambu No. 11A, Gondangdia Menteng Jakarta Pusat

    48

    15.3. PENGUJIAN LAS

    Pengujian contoh harus disiapkan untuk tiap type pekerjaan pengelasan

    dan tiap jenis dari bahan yang akan di las.

    Pengujian yang bersifat merusak contoh dari prosedur dan kualifikasi

    pengelasan harus diadakan sesuai dengan persyaratan ASTM A370.

    16. PENGUJIAN YANG TIDAK MERUSAK

    16.1. UMUM

    Khusus untuk bagian-bagian konstruksi dengan ketebalan bagian yang dilas

    tidak lebih dari 2 cm, pemeriksaan mutu pengelasan dilakukan secara

    visuil, bila ditemukan hal-hal yang meragukan, maka bagian tersebut harus

    diuji dengan cara-cara seperti dibawah ini dan sesuai standar AWS D 1.0.

    16.2. ULTRASONIK

    Pemeriksaan dengan "Ultrasonic" sesuai dengan lampiran C dari AWS D 1.0

    atau persyaratan ASTM E114 - 75 : Ultrasonic Contact Method : E164

    - 74 : Ultrasonic Examination or Weldmends: E273 - 68 : Ultrasonic

    Inspection of Longitudinal and Spiral Welds of Welded Pipe ad Tubing

    (1974).

    16.3. MAGNETIC PARTICLE

    Cara pemeriksaan dengan "Magnetic Particle" harus sesuai dengan ASTM

    E109.

    16.4. LIQUID PENETRANT

    Cara pemeriksaan dengan "Liquid Penetrant" harus sesuai dengan ASTM

    E109.

    16.5. TITIK DAN JUMLAH TEST

    Titik-titik/bagian konstruksi yang akan dilakukan pengujian dan jumlah

    pengujian ditentukan atau dipilih oleh MK.

    16.6. PEMERIKSAAN

    Pemeriksaan visuil mutu pengelasan dilakukan ketika pelaksanaan

    pengelasan berlangsung dan setelah tahap pekerjaan diselesaikan.

    Bagian pengelasan yang telah diselesaikan, harus disikat dengan sikat

    kawat sampai bersih sebelum MK melakukan pemeriksaannya.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

    Proyek Rumah Tinggal Jl. Jambu No. 11A, Gondangdia Menteng Jakarta Pusat

    49

    MK akan memberikan perhatian pada permukaan yang pecah-pecah,

    poros,masuknya kerak-kerak las pada permukaan, potongan bawah,

    lewatan/overlap, kantong udara dan ukuran las. Pengelasan yang dinilai

    rusak harus diperbaiki kembali sesuai dengan persyaratan AWS.D 1.0.

    17. HASIL PENGUJIAN

    Hasil pengujian dari laboratorium/lapangan harus diserahkan pada MK

    secepatnya. Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan/las

    dan sebagainya, menjadi tangggung jawab Pemborong.

    1SAMPUL2DAFTAR ISI3UMUM4PERSIAPAN5PONDASI STRUASS PILE6Tanah7Beton8Baja