RETINOPATI

46
RETINOPATI NUR YAHYA NIA 2004730050 R E F R A T

Transcript of RETINOPATI

Page 1: RETINOPATI

RETINOPATINUR YAHYA NIA2004730050

R E F R A T

Page 2: RETINOPATI

Dokter pembimbing

dr.H.retna D Iskandar Sp.M

Page 3: RETINOPATI
Page 4: RETINOPATI

Lapisan Retina

Page 6: RETINOPATI

PEMBAHASAN

Page 7: RETINOPATI

Retinopati

Retinopati merupakan kelainan pada retina yang bukan merupakan peradangan.

Retinopati : Retinopati Diabetik Retinopati Hipertensif Retinopati Leukimia Retinopati Pigmentosa

Page 8: RETINOPATI

Retinopati Diabetik

DM : penyebab utama kebutaan pada orang dewasa berusia antara 20-74 tahun dan dapat mempengaruhi seluruh struktur jaringan okuli.

penderita diabetes 20-30 x Buta daripada orang non-diabetes yang berusia sama.

Komplikasi : oftalmologis, neurologis dan vaskuler.

Page 9: RETINOPATI

,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, Diabetes terjadi jika tubuh tidak menghasilkan

insulin yang cukup untuk mempertahankan kadar gula darah yang normal atau jika sel tidak memberikan respon yang tepat terhadap insulin.

Page 10: RETINOPATI
Page 11: RETINOPATI

GEJALA DM

POLIURI POLIDIPSI POLIFAGI

Page 12: RETINOPATI

,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, Karena hal tersebut diatas, maka penderita

diabetes bisa mengalami berbagai komplikasi jangka panjang yang serius. Yang lebih sering terjadi adalah serangan jantung dan stroke. Kerusakan pembuluh darah mata bisa menyebabkan gangguan penglihatan (retinopati diabetikum)

Page 13: RETINOPATI

PATOGENESIS

RETINOPATI DIABETIKUM

Page 14: RETINOPATI

Sel di sekitar pembuluh darah retina yang tipis menghasilkan sorbitol dari suplai glukosa yang meningkat, sel membengkak, mempersempit pembuluh darah.

Dinding pembuluh darah menebal karena glikosilasi iskemia jaringan, pembentukan mediator angiotrofik, peningkatan permeabilitas vaskular, pembentukan pembuluh darah baru, dan perdarahan.

Perdarahan ini akan memperkeruh badan kaca dan iskemia akan merusak retina kebutaan.

Page 15: RETINOPATI

KLASIFIKASI

Page 16: RETINOPATI

Retinopati diabetik dapat dibagi menjadi 2 tipe: Retinopati Nonproliferatif (retina bagian

sensoris) Retinopati Proliferatif (mencakup

neovaskularisasi dan proses sekuelnya)

Page 17: RETINOPATI

Retinopati nonproliferatif, menghasilkan peningkatan

permeabilitas kapiler, mikroaneurisma, hemoragi intraretinal, eksudat keras (deposit lipid) dan

eksudat halus (cotton-wool spot), edema makular. Edema makular

( penebalan lapisan retina akibat kebocoran cairan dari kapiler) menyebabkan visus menghilang bila tidak mendapat penanganan.

Page 18: RETINOPATI

Retinopati proliferatif, secara khas terlihat pembentukan pembuluh darah baru

(neovaskularisasi) di daerah preretina, yang muncul pada permukaan vitreus-retina dan dapat menyebar ke dalam vitreus, menyebabkan perdarahan vitreus.

Jaringan fibrotik yang terbentuk di vitreus-retina dapat menyebabkan pelepasan lapisan retina.

Neovaskularisasi juga dapat timbul di permukaan segmen anterior, iris (rubeosis iridis), yang dapat menyebabkan pertumbuhan membran neovaskular di sudut bilik mata depan, berakibat glaukoma neovaskular (glaukoma sudut tertutup sekunder).

Page 19: RETINOPATI

GEJALA

Page 20: RETINOPATI

Retinopati nonproliferatif : Gejala visus jarang timbul pada masa

awal penyakit. Pada derajat akhir, perubahan kistik dari

edema makular dan iskemia makular dari oklusi kapiler dapat berkembang.

Tanda awal yang timbul yaitu dilatasi vena dan titik merah kecil (mikroaneurisma kapiler) terlihat di kutub posterior.

Tanda yang lebih lanjut yaitu titik dan bintik perdarahan retinal, eksudat keras, dan cotton-wool eksudat (eksudat halus).

Page 21: RETINOPATI

Retinopati proliferatif : visus menurun dan titik hitam atau

kilatan cahaya di lapangan pandang penderita.

Vitreus dapat perdarahan retina dapat terlepas (ablasio retina),

mengakibatkan visus menghilang secara mendadak.

Page 22: RETINOPATI

PENATALAKSANAAN

Page 23: RETINOPATI

Kontrol diabetes dan tekanan darah sangat penting dalam menunda perjalanan retinopati

. Nonproliferatif retinopati

ditatalaksana dengan laser jika terjadi edema makular.

Injeksi kortikosteroid intravitreal atau periokuli dikenal dapat menangani edema makular yang berat dan memperbaiki visus.

Page 24: RETINOPATI

Prognosis buruk pada retinopati proliferatif jika telah terjadi iskemia retina berat, neovaskularisasi luas, atau pembentukan jaringan fibrotik preretina yang luas.

Tanpa perdarahan vitreus dan pelepasan retina, visus dapat membaik kembali, dan intervensi terapeutik dlakukan untuk mencegah kehilangan yang lebih parah.

Page 25: RETINOPATI

Slide,,

Page 26: RETINOPATI

Retinopati Hipertensif

Joint National Committee 7 : Normal : <120/80 mmHg Prehipertensi : 120-139/80-89

mmHg Hipertensi

Derajat 1 : 140-159 mmHg (sistole) atau 90-99 mmHg (diastole)

Derajat 2 : ≥ 160 mmHg (sistole) ≥ 100 mmHg (diastole)

Page 27: RETINOPATI

RETINOPATI

Page 28: RETINOPATI

PATOGENESIS

Page 29: RETINOPATI

Peningkatan tekanan darah akut menyebabkan vasokonstriksi ireversibel pembuluh darah retina.

Page 30: RETINOPATI

penyempitan arteriol. penurunan kaliber pembuluh darah Pembuluh darah dengan daerah

sklerosis miskin tonus otot dan cenderung untuk dilatasi akibat peningkatan tekanan intrlumen.

Perdarahan bentuk lidah api Eksudat keras, titik cotton-wool, dan

edema retina

Page 31: RETINOPATI
Page 32: RETINOPATI

Derajat perubahan vaskuler akibat hipertensi (Klasifikasi menurut Keith-Wagener-Barker):

Derajat I : Konstriksi arteriol Derajat II : Konstriksi vaskuler berat dan

tanda Gunn’s crossing arteriovenosa Derajat III : Perdarahan retina, eksudat

keras, cotton-wool spot, edema retina Derajat IV : Derajat III ditambah

Papilledema

WHO membedakan antara retinopati hipertensi (Derajat I & II) dan retinopati hipertensi maligna (Derajat III & IV).

Page 33: RETINOPATI
Page 34: RETINOPATI

PENATALAKSANAAN

Page 35: RETINOPATI

Retinopati hipertensif ditangani dengan mengontrol tekanan darah.

Tekanan darah harus diturunkan di bawah 140/90 mmHg.

Perubahan fundus akibat arteriosklerosis tidak dapat diperbaiki.

Page 36: RETINOPATI

Retinopati pigmentosa

Tanda karakteristik degenerasi sel epitel retina terutama sel batang dan atrofi saraf optik, menyebar tanpa gejala peradangan

Retina mempunyai bercak dan pita halus yang berwarna hitam. Umumnya proses mengenai seluruh retina berupa jaringan ikat progresif lambat disertai proliferasi sel pigmen pada seluruh lapisannya. Terjadi masa padat putih kebiru-biruan yang masuk ke dalam badan kaca.

Page 37: RETINOPATI

Merupakan kelainan autosomal resesif, autosomal dominan, X liked resesif atau simpleks.

Pada bagian perifer atau ekuator retina tertimbun pigmen berbentuk susunan tulang, dengan pembuluh darah koroid yang dapat dilihat. Pigmen meluas kearah sentral dan perifer.

Page 38: RETINOPATI

GEJALA

Page 39: RETINOPATI

Buta senja ( niktalopia ) dan penurunan lapangan pandang perifer secara progresif dan perlahan. Temuan ostalmoskopik yang khas adalah penyempitan arteriol-arteriol retina, timbulnya bercak-bercak di epitel pigmen retina, dan penggumpalan pigmen retina perifer yang disebut sebagai bone spicule formation.

Page 40: RETINOPATI

PENGOBATAN

Page 41: RETINOPATI

Dapat diberikan vitamin A larut dalam air 10.000-15.000 IU.

Pemakaian kacamata dengan lapis gelap akan membantu pasien.

Page 42: RETINOPATI

Retinopati leukimia

Leukemia merupakan neoplasma ganas sel darah putih yang penyebabnya tidak diketahui dapat berjalan akut dan kronik. Sering terjadi pada usia < 5 tahun atau > 50 tahun. Retinopati ditemukan pada 2/3 penderita leukemia.

Page 43: RETINOPATI

Pada mata dapat perdarahan konjungtiva dan badan kaca, infiltrasi dapat ditemukan pada konjungtiva, koroit, sclera, belokan vaskula retina, lobang macula dan mikroaneurisma.

Retinopati leukemia dapat terjadi akibat bentuk leukemia apapun seperti akut, kronik, limfoid, myeloid, dan ada yang khusus seperti vena melebar, berkelok – kelok, dan memberi refleks yang mengkilat sehingga sukar dibedakan dengan vena.

Page 44: RETINOPATI

Perdarahan bintik tersebar akibat penimbunan leukosit, eksudat kecil, mikroaneurisma, dan pada stadium lanjut fundus berwarna pucat jingga. Pada retina juga dapat terlihat eksudat cotton-wool

Pada keadaan yang lebih lanjut dapat ditemukan perdarahan berbentuk seperti nyala api dengan bintik – bintik ditengah (roth spot). Mikroaneurisma dan eksudat soft cotton-wool di daerah polus posterior.

Page 45: RETINOPATI

TERIMA KASIH

Page 46: RETINOPATI

Daftar Pustaka Batterbury, Mark, Brad Bowling. Ophthalmology, an illustrated colour

text. Elsevier :London. 2005.  Crick, Ronald Pitts; Peng Tee Khaw. A Textbook Of Clinical

OPHTHALMOLOGY, 3rd edition, A Practical Guide to Disorders of the Eyes and Their Management. World Scientific Publishing Co. Pte. Ltd. :Singapore. 2003.

 Duane, Thomas D. Duane’s Clinical Ophthalmology 2003 CD ROM. Lippincot t Wiliams &Wilkins Publishers Inc : United States. 2004.

Ilyas, Sidarta, dkk. Ilmu Penyakit Mata untuk Dokter Umum dan Mahasiswa Kedokteran, edisi ke 2. Sagung Seto : Jakarta. 2002.

  Lang, Gehard K. Ophthalmology, a short textbook. Thieme : Stuttgard.

2000.  Olver, Jane, Lorraine Cassidy. Ophthalmology at a glance. Blackwell

Publishing Company : Massachusets. 2005.

Riordan-Eva P, Whitcer. Vaughan & Asbury’s General Ophthalmology, 17th edition, chapter 19. http://www.accessmedicine.com . 2007