Retardasi Mental

21
BAB I PENDAHULUAN A. KONSEP DASAR Redartasi mental merupakan masalah dunia dengan implikasi yang besar terutama bagi Negara berkembang. Diperkirakan angka kejadian redartasi mental berat sekitar 0,3% dari seluruh populasi dan hampir 3% mempunyai IQ dibawah 70.Sebagai sumber daya manusia tentunya mereka tidak bias dimanfaatkan karena 0,1% dari anak-anak ini memerlukan perawatan, bimbingan serta pengawasan sepanjang hidupnya.(Swaiman KF, 1989). Prevalensi redartasi mental sekitar 1 % dalam satu populasi. Di indonesia 1-3 persen penduduknya menderita kelainan ini. Insidennya sulit di ketahui karena redartasi metal kadang-kadang tidak dikenali sampai anak-anak usia pertengahan dimana redartasinya masih dalam taraf ringan. Insiden tertinggi pada masa anak sekolah dengan puncak umur 10 sampai 14 tahun. Redartasi mental mengenai 1,5 kali lebih banyak pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan. Sehingga redartasi mental masih merupakan dilema, sumber kecemasan bagi keluarga dan masyarakat. Demikian pula dengan diagnosis, pengobatan dan pencegahannya masih merupakan masalah yang tidak kecil. A.1 Definisi Redartasi mental ialah keadaan dengan intelegensia yang kurang (subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir 1

Transcript of Retardasi Mental

Page 1: Retardasi Mental

BAB I

PENDAHULUAN

A. KONSEP DASAR

Redartasi mental merupakan masalah dunia dengan implikasi yang besar terutama

bagi Negara berkembang. Diperkirakan angka kejadian redartasi mental berat sekitar

0,3% dari seluruh populasi dan hampir 3% mempunyai IQ dibawah 70.Sebagai sumber

daya manusia tentunya mereka tidak bias dimanfaatkan karena 0,1% dari anak-anak ini

memerlukan perawatan, bimbingan serta pengawasan sepanjang hidupnya.(Swaiman KF,

1989).

Prevalensi redartasi mental sekitar 1 % dalam satu populasi. Di indonesia 1-3

persen penduduknya menderita kelainan ini. Insidennya sulit di ketahui karena redartasi

metal kadang-kadang tidak dikenali sampai anak-anak usia pertengahan dimana

redartasinya masih dalam taraf ringan. Insiden tertinggi pada masa anak sekolah dengan

puncak umur 10 sampai 14 tahun. Redartasi mental mengenai 1,5 kali lebih banyak pada

laki-laki dibandingkan dengan perempuan.

Sehingga redartasi mental masih merupakan dilema, sumber kecemasan bagi

keluarga dan masyarakat. Demikian pula dengan diagnosis, pengobatan dan

pencegahannya masih merupakan masalah yang tidak kecil.

A.1 Definisi

Redartasi mental ialah keadaan dengan intelegensia yang kurang (subnormal) sejak

masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak). Biasanya terdapat perkembangan

mental yang kurang secara keseluruhan, tetapi gejala utama pada redartasi termasuk

redartasi mental akibat neoplasma (tidak termasuk pertumbuhan sekunder karena

rudapaksa atau peradangan) dan beberapa reaksi sel-sel otak yang nyata, tetapi yang

belum diketahui betul etiologinya (diduga herediter). Reaksi sel-sel otak ini dapat

bersifat degeneratif, infiltratif, radang, proliferatif, sklerotik atau reparatif.

A.2 Etiologi

Akibat penyakit/pengaruh pranatal yang tidak jelas. Keadaan ini diketahui sudah

ada sejak sebelum lahir, tetapi tidak diketahui etiologinya, termasuk anomali kranial

primer dan defek kogenital yang tidak diketahui sebabnya.

11

Page 2: Retardasi Mental

Akibat kelainan kromosom. Kelainan kromosom mungkin terdapat dalam jumlah

atau dalam bentuknya. Hal ini mencakup jumlah terbesar dari penyebab genetic dan

paling sering adalah trisomi yang melibatkan kromosom tambahan, misalnya 47

dibandingkan keadaan normal sebesar 46. Kelainan kromosom seks, seperti

sindroma Klinefeker (XXY), sindroma Turner dan berbagai mosaic, dapat juga

berkaitan dengan redartasi mental.

Akibat prematuritas. Kelompok ini termasuk redartasi mental yang berhubungan

dengan keadaan bayi pada waktu lahir berat badannya kurang dari 2500 gram atau

dengan masa hamil kurang dari 38 minggu serta tidak terdapat sebab-sebab lain

seperti dalam sub kategori sebelum ini.

Akibat gangguan jiwa yang berat. Untuk membuat diagnosa ini harus jelas telah

terjadi gangguan jiwa yang berat itu dan tidak terdapat tanda-tanda patologi otak.

Akibat deprivasi psikososial. Redartasi mental dapat disebabkan oleh faktor – faktor

biomedik maupun sosiobudaya.

A.3 Manifestasi klinis

Redartasi mental bukanlah suatu penyakit walaupun redartasi mental merupakan

hasil dari proses patologik di dalam otak yang memberikan gambaran keterbatasan

terhadap intelektual dan fungsi adaptif. Redartasi mental dapat terjadi dengan atau tanpa

gangguan jiwa atau gangguan fisik lainnya. Hasil bagi intelegensi (IQ = “Intelligence

Quotient”) bukanlah merupakan satusatunya patokan yang dapat dipakai untuk

menentukan berat ringannya redartasi mental. Sebagai kriteria dapat dipakai juga

kemampuan untuk dididik atau dilatih dan kemampuan sosial atau kerja. Tingkatannya

mulai dari taraf ringan, sedang sampai berat, dan sangat berat.

A.4 Patofisiologi

Menurut Soetjiningsih (1995) penyebab redartasi mental dapat digolongkan menjadi 3

yaitu :

1. Faktor nonorganik seperti kemiskinan dan keluarga yang tidak harmonis.

Faktor kultural, interaksi anak-pengasuh yang tidak baik, penelantaran anak

berpengaruh terhadap beban stres sosial yang komulatif maupun kerentanan

biologik.

2. Faktor organik dibagi menjadi :

2

Page 3: Retardasi Mental

a. Prakonsepsi : kelainan kromosom

b. Pranatal : infeksi intra uterin

c. Prenatal : asfiksia neonatorum

d. Postnatal : trauma kepala berat

3. Faktor sosial ekonomi yang rendah seperti kurang gizi, keracunan logam berat.

Dari ke-3 penyebab tersebut memungkinkan terjadinya malformasi struktural otak,

kelainan metabolik, defisit sistem syaraf sentral yang mengakibatkan gangguan

neurologis disfungsi otak. Hal inilah yang menjadi dasar dari redartasi mental.

Adanya redartasi mental menyebabkan gangguan kognitif, lambatnya ekspresi dan

resepsi bahasa, tonus otot abnormal, kurangnya penerimaan keluarga terhadap anak

redartasi mental.

Klasifikasi redartasi mental menurut DSM-IV-TR yaitu :

1. Redartasi mental berat sekali IQ dibawah 20 atau 25. Sekitar 1 sampai 2 % dari orang

yang terkena redartasi mental.

2. Redartasi mental berat IQ sekitar 20-25 sampai 35-40. Sebanyak 4 % dari orang yang

terkena redartasi mental.

3. Redartasi mental sedang IQ sekitar 35-40 sampai 50-55. Sekitar 10 % dari orang yang

terkena redartasi mental.

4. Redartasi mental ringan IQ sekitar 50-55 sampai 70. Sekitar 85 % dari orang yang

terkena redartasi mental. Pada umunya anak-anak dengan redartasi mental ringan

tidak dikenali sampai anak tersebut menginjak tingkat pertama atau kedua disekolah.

TingkatKisaran

IQ

Kemampuan Usia

Prasekolah

(sejak lahir-5 tahun)

Kemampuan Usia

Sekolah

(6-20 tahun)

Kemampuan

Masa Dewasa

(21 tahun keatas)

Ringan 52-68 Bisa membangun

kemampuan sosial

& komunikasi

Koordinasi otot

sedikit terganggu

Seringkali tidak

Bisa mempelajari

pelajaran kelas 6

pada akhir usia

belasan tahun

Bisa dibimbing ke

arah pergaulan

Biasanya bisa

mencapai

kemampuan kerja

& bersosialisasi

yg cukup, tetapi

ketika mengalami

3

Page 4: Retardasi Mental

terdiagnosis sosial

Bisa dididik

stres sosial

ataupun ekonomi,

memerlukan

bantuan

Moderat 36-51 Bisa berbicara &

belajar

berkomunikasi

Kesadaran sosial

kurang

Koordinasi otot

cukup

Bisa mempelajari

beberapa

kemampuan sosial

& pekerjaan

Bisa belajar

bepergian sendiri di

tempat-tempat yg

dikenalnya dengan

baik

Bisa

memenuhi

kebutuhannya

sendiri dengan

melakukan

pekerjaan yg

tidak terlatih

atau semi

terlatih

dibawah

pengawasan

Memerlukan

pengawasan &

bimbingan

ketika

mengalami

stres sosial

maupun

ekonomi yg

ringan

Berat 20-35 Bisa mengucapkan

beberapa kata

Mampu

mempelajari

kemampuan untuk

menolong diri

sendiri

Tidak memiliki

kemampuan

Bisa berbicara atau

belajar

berkomunikasi

Bisa mempelajari

kebiasaan hidup

sehat yg sederhana

Bisa

memelihara

diri sendiri

dibawah

pengawasan

Dapat

melakukan

beberapa

kemampuan

4

Page 5: Retardasi Mental

ekspresif atau

hanya sedikit

Koordinasi otot

jelek

perlindungan

diri dalam

lingkungan yg

terkendali

Sangat

berat

19 atau

kurang

Sangat terbelakang

Koordinasi ototnya

sedikit sekali

Mungkin

memerlukan

perawatan khusus

Memiliki beberapa

koordinasi otot

Kemungkinan tidak

dapat berjalan atau

berbicara

Memiliki

beberapa

koordinasi

otot &

berbicara

Bisa merawat

diri tetapi

sangat terbatas

Memerlukan

perawatan

khusus

A.5 Penatalaksanaan Medis

Untuk mendiagnosa redartasi mental dengan tepat, perlu diambil anamnesa dari orang

tua dengan teliti mengenai kehamilan, persalinan dan perkembangan anak. Bila mungkin

dilakukan juga pemeriksaan psikologik, bila perlu diperiksa juga di laboratorium, diadakan

evaluasi pendengaran dan bicara. Observasi psikiatrik dikerjakan untuk mengetahui adanya

gangguan psikiatrik disamping redartasi mental.

Tingkat kecerdasan intelegensia bukan satu-satunya karakteristik, melainkan harus

dinilai berdasarkan sejumlah besar keterampilan spesifik yang berbeda. Penilaian tingkat

kecerdasan harus berdasarkan semua informasi yang tersedia, termasuk temuan klinis, prilaku

adaptif dan hasil tes psikometrik. Untuk diagnosis yang pasti harus ada penurunan tingkat

kecerdasan yang mengakibatkan berkurangnya kemampuan adaptasi terhadap tuntutan dari

lingkungan sosial biasa sehari-hari. Pada pemeriksaan fisik pasien dengan redartasi mental

dapat ditemukan berbagai macam perubahan bentuk fisik, misalnya perubahan bentuk kepala:

mikrosefali, hidrosefali, dan sindrom down. Wajah pasien dengan redartasi mental sangat

mudah dikenali seperti hipertelorisme, lidah yang menjulur keluar, gangguan pertumbuhan

gigi dan ekspresi wajah tampak tumpul

5

Page 6: Retardasi Mental

A.6 Komplikasi

Menurut Betz, Cecily R (2002) komplikasi retardasi mental adalah :

1. Serebral palsi

2. Gangguan kejang

3. Gangguan kejiwaan

4. Gangguan konsentrasi/hiperaktif

5. Defisit komunikasi

6. Konstipasi (karena penurunan motilitas usus akibat obat-obatan, kurang

mengkonsumsi makanan berserat dan cairan).

PNP

BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN

6

Resiko Cedera

Kelainan kognitif

Gangguan tumbang

Gangguan komunikasi

Ganggaun interaksi sosial

Redartasi Mental

Agresifitas

Defisit perawatan diri

Page 7: Retardasi Mental

2.1 Pengkajian

A. Tanda dan gejala :

Mengenali sindrom seperti adanya DW atau mikrosepali

Adanya kegagalan perkembangan yang merupakan indikator : RM seperti anak

RM berat biasanya mengalami kegagalan perkembangan pada tahun pertama

kehidupannya, terutama psikomotor; RM sedang memperlihatkan penundaan

pada kemampuan bahasa dan bicara, dengan kemampuan motorik normal-lambat,

biasanya terjadi pada usia 2-3 tahun; RM ringan biasanya terjadi pada usia

sekolah dengan memperlihatkan kegagalan anak untuk mencapai kinerja yang

diharapkan.

Gangguan neurologis yang progresif

Tingkatan/klasifikasi RM (APA dan Kaplan; Sadock dan Grebb, 1994)

1. Ringan ( IQ 52-69; umur mental 8-12 tahun)

Karakteristik :

a. Usia presekolah tidak tampak sebagai anak RM, tetapi terlambat dalam

kemampuan berjalan, bicara , makan sendiri, dll

b. Usia sekolah, dpt melakukan ketrampilan, membaca dan aritmatik dengan

pendidik khusus, diarahkan pada kemampuan aktivitas sosial.

c. Usia dewasa, melakukan ketrampilan sosial dan vokasional,

diperbolehkan menikah tidak dianjurkan memiliki anak. Ketrampilan

psikomotor tidak berpengaruh kecuali koordinasi.

2. Sedang ( IQ 35- 40 hingga 50 - 55; umur mental 3 - 7 tahun)

Karakteristik :

a. Usia presekolah, kelambatan terlihat pada perkembangan motorik,

terutama bicara, respon saat belajar dan perawatan diri.

b. Usia sekolah, dapat mempelajari komunikasi sederhana, dasar kesehatan,

perilaku aman, serta ketrampilan mulai sederhana, Tidak ada kemampuan

membaca dan berhitung.

c. Usia dewasa, melakukan aktivitas latihan tertentu, berpartisipasi dlm

rekreasi, dapat melakukan perjalanan sendiri ke tempat yang dikenal,

tidak bisa membiayai sendiri.

3. Berat ( IQ 20-25 s.d. 35-40; umur mental < 3 tahun)

7

7

Page 8: Retardasi Mental

Karakteristik :

a. Usia prasekolah kelambatan nyata pada perkembangan motorik,

kemampuan komunikasi sedikit bahkan tidak ada, bisa berespon dalam

perawatan diri tingkat dasar seperti makan.

b. Usia sekolah, gangguan spesifik dalam kemampuan berjalan, memahami

sejumlah komunikasi/berespon, membantu bila dilatih sistematis.

c. Usia dewasa, melakukan kegiatan rutin dan aktivitas berulang, perlu

arahan berkelanjutan dan protektif lingkungan, kemampuan bicara

minimal, meggunakan gerak tubuh.

4. Sangat Berat ( IQ dibawah 20-25; umur mental seperti bayi)

Karakteristik :

a. Usia prasekolah redartasi mencolok, fungsi Sensorimotor minimal, butuh

perawatan total.

b. Usia sekolah, kelambatan nyata di semua area perkembangan,

memperlihatkan respon emosional dasar, ketrampilan latihan kaki, tangan

dan rahang. Butuh pengawas pribadi. Usia mental bayi muda.

c. Usia dewasa, mungkin bisa berjalan, butuh perawatan total, biasanya

diikuti dengan kelainan fisik.

B. Pemeriksaan fisik :

Kepala : Mikro/makrosepali, plagiosepali (btk kepala tdk simetris)

Rambut : Pusar ganda, rambut jarang/tdk ada, halus, mudah putus dan cepat

berubah

Mata : mikroftalmia, juling, nistagmus, dll

Hidung : jembatan/punggung hidung mendatar, ukuran kecil, cuping melengkung

ke atas, dll

Mulut : bentuk “V” yang terbalik dari bibir atas, langit-langit lebar/melengkung

tinggi

Geligi : odontogenesis yang tdk normal

Telinga : keduanya letak rendah; dll

Muka : panjang filtrum yang bertambah, hipoplasia

Leher : pendek; tdk mempunyai kemampuan gerak sempurna

Tangan : jari pendek dan tegap atau panjang kecil meruncing, ibujari gemuk dan

lebar, klinodaktil, dll

8

Page 9: Retardasi Mental

Dada & Abdomen : tdp beberapa putting, buncit, dll

Genitalia : mikropenis, testis tidak turun, dll

Kaki : jari kaki saling tumpang tindih, panjang & tegap/panjang kecil meruncing

diujungnya, lebar, besar, gemuk

C. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan kromosom

Pemeriksaan urin, serum atau titer virus

Test diagnostik spt : EEG, CT Scan untuk identifikasi abnormalitas

perkembangan jaringan otak, injury jaringan otak atau trauma yang

mengakibatkan perubahan.

2.2 Diagnosa

Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b.d kelainan fungsi kognitif

Gangguan komunikasi verbal b.d kelainan fungsi kognitif

Risiko cedera b.d. perilaku agresif/ketidakseimbangan mobilitas fisik

Gangguan interaksi sosial b.d. kesulitan bicara /kesulitan adaptasi sosial

Gangguan proses keluarga b.d. memiliki anak RM

Defisit perawatan diri b.d. perubahan mobilitas fisik/kurangnya kematangan

perkembangan

2.3 Intervensi

Kaji faktor penyebab gangguan perkembangan anak

Identifikasi dan gunakan sumber pendidikan untuk memfasilitasi perkembangan

anak yang optimal.

Berikan perawatan yang konsisten

Tingkatkan komunikasi verbal dan stimulasi taktil

Berikan intruksi berulang dan sederhana

Berikan reinforcement positif atas hasil yang dicapai anak

Dorong anak melakukan perawatan sendiri

Manajemen perilaku anak yang sulit

Dorong anak melakukan sosialisasi dengan kelompok

9

Page 10: Retardasi Mental

Ciptakan lingkungan yang aman

2.4 Evaluasi

Anak berfungsi optimal sesuai tingkatannya

Keluarga dan anak mampu menggunakan koping thd tantangan karena adanya

ketidakmampuan

Keluarga mampu mendapatkan sumber-sumber sarana komunitas

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

10

Page 11: Retardasi Mental

Redartasi mental dapat didefinisikan sebagai keterbatasan dalam kecerdasan yang

mengganggu adaptasi normal terhadap lingkungan.

Redartasi mental menurut penyebabnya, yaitu akibat infeksi, ruda paksa, gangguan

metabolisme, penyakit otak post natal, gangguan gizi yang berat dan berlangsung

lama sebelum umur 4 tahun, pengaruh penyakit pra natal yang tidak jelas, kelainan

kromosom, prematuritas, gangguan jiwa berat, deprifasi psikososial.

DAFTAR PUSTAKA

Duniaqu, Keterbelakangan mental, 21-03-2010.

Medicafarma, Redartasi Mental, 18-03-2010.

11

11

Page 12: Retardasi Mental

Redartasi mental (RM) « Idmgarut’s Blog.htm, 21-03-2010.

Redartasi mental, Scribd, 12-03-2010.

Wong, L. Donna, 2005, Keperawatan Pediatrik, Jakarta : EGC.

http://mvzpry.blogspot.com/2009/05/laporan-pendahuluan-redartasi-mental-rm.html

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK

DENGAN REDARTASI MENTAL

12

12

Page 13: Retardasi Mental

D

I

S

U

S

U

N

Oleh :

KELOMPOK 2

1. RAJAMANSYAH2. RANI MULLANA3. RIDAYANI4. RISDIATI5. RISKA JULIANA6. RIZAL AFANDI7. RIZKI SAMSURI8. RISMAINI

AKADEMI KEPERAWATAN

KUTACANE

2010

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas “REDARTASI MENTAL”.

Tujuan penulisan ini untuk mengetahui dan mempelajari tentang asuhan keperawatan

jiwa dan mengetahui gangguan ratardasi mental.

13

Page 14: Retardasi Mental

Dalam penyusunan askep ini, kami mendapatkan banyak pengarahan dan bantuan dari

berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini kami tidak lupa mengucapkan terima kasih

kepada dosen pembimbing kami dan semua pihak yang telah membantu dalam penulisan

askep ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih jauh dari sempurna, untuk

itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan di masa mendatang.

Akhir kata semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan

terutama dalam bidang keperawatan dan semua pihak yang membacanya.

Kutacane, Mei 2010

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................

DAFTAR ISI..............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................

14

i

Page 15: Retardasi Mental

1.1 Latar Belakang...............................................................................................

1.2 Tujuan.............................................................................................................

1.3 Definisi...........................................................................................................

1.4 Etiologi...........................................................................................................

1.5 Manifestasi Klinis...........................................................................................

1.6 PNP.................................................................................................................

BAB II ASUHAN KEPERAWATAN.......................................................................

2.1 Pengkajian......................................................................................................

2.2 Diagnosa Keperawatan...................................................................................

2.3 Intervensi........................................................................................................

2.4 Implementasi..................................................................................................

3.5 Evaluasi..........................................................................................................

BAB III PENUTUP....................................................................................................

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................

15

ii