Resume

download Resume

of 5

description

RESUME

Transcript of Resume

RESUME 1. ALLOANAMNESIS :Seorang pasien dibawa ke Rskd pertama kali oleh keluarganya dengan keluhan mengamuk dimana pasien melempar mobil orang dengan batu karena pasien ingin naik mobil tetapi tidak membawa uang. Sebelumnya pasien sering gelisah,bicara sendiri,susah tidur dan sering mendengar suara-suara dan mencium bau yang wangi dan busuk dari petunjuk Allah SWT. Perubahan perilaku ini dialami sejak 5 tahun yang lalu. Pasien juga merasa dirinya sudah di hisab oleh allah swt sejak 1 tahun yang lalu dan merasa segala yang ia lakukan merupakan petunjuk dari tuhan. Sebelum dihisab pasien merasa selalu was-was atau khawatir dengan dosa-dosanya dan pasien juga merasa memiliki banyak harta,pintar dan paras paling cantik. Pasien memiliki hobby membaca buku terkhusus buku tentang agama dan ilmu akuntansi,pasien mengatakan setelah membaca buku tersebut dia mendalami dan mengkajinya dgn baik. Ada riwayat pernah berkonsultasi dgn ustadz karena masalah skripsinya dulu yang merasa dihambat oleh dosennya tapi akhirnya selesai2. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Seorang pasien dibawa ke Rskd pertama kali oleh keluarganya dengan keluhan mengamuk dimana pasien melempar mobil orang dengan batu karena pasien ingin naik mobil tetapi tidak membawa uang. Sebelumnya pasien sering gelisah,bicara sendiri,susah tidur dan sering mendengar suara-suara dan mencium bau yang wangi dan busuk dari petunjuk Allah SWT. Perubahan perilaku ini dialami sejak 5 tahun yang lalu. Pasien juga merasa dirinya sudah di hisab oleh allah swt sejak 1 tahun yang lalu,sebelum dihisab pasien merasa selalu was-was atau khawatir dengan dosa-dosanya dan pasien juga merasa memiliki banyak harta,pintar dan paras paling cantik. Pasien memiliki hobby membaca buku terkhusus buku tentang agama dan ilmu akuntansi,pasien mengatakan setelah membaca buku tersebut dia mendalami dan mengkajinya dgn baik. Dari penampilan tampak seorang perempuan bertubuh normal, rambut sebahu berwarna hitam. Wajah tampak sesuai umur. Pasien memakai baju kaos berwana hijau dan rok abu-abu. Perawakan sedang dan Perawatan diri cukup.Didapatkan kesadaran berubah, pasien duduk tenang saat wawancara, sikap terhadap pemeriksa kooperatif, mood baik dan afek tumpul, keserasiannya tidak serasi dan empati tidak dapat diraba rasakan.Fungsi intelektual baik, terdapat gangguan persepsi berupa halusinasi Audiotorik dan olfactorik. Terdapat gangguan isi pikiran yaitu waham kebesaran. Pengendalian impuls terganggu, norma social terganggu, uji daya nilai tidak terganggu, penilaian realita terganggu dan tilikan Derajat I (menyangkal bahwa dirinya sakit)3. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL (BERDASARKAN PPDGJ III)Aksis I :Berdasarkan autoanamnesa,alloanamnesis dan pemeriksaan status Mental didapatkan gejala klinis yang bermakna, yakni gelisah,bicara sendiri,mengamuk hingga melempari orang, sehingga menimbulkan penderitaan (distress) pada dirinya dan keluarganya serta lingkungannya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien menderita gangguan jiwa.Pada pemeriksaan status mental ditemukan adanya hendaya berat dalam menilai realita berupa halusinasi auditorik dan halusinasi olfaktorik sehingga digolongkan sebagai gangguan jiwa psikotik.Pada riwayat penyakit sebelumnya serta pemeriksaan internus dan neurologi tidak ditemukan kelainan yang mengindikasikan adanya gangguan medis umum maupun kelainan pada otak yang mengakibatkan gangguan jiwa yang diderita pasien ini, sehingga pasien ini didiagnosa gangguan jiwa psikotik non organicDari pemeriksaan status mental pasien didapatkan gejala, yaitu gangguan persepsi berupa halusinasi audiotorik dan halusinasi olfaktorik dengan perlangsungan +- 5 tahun. Berdasarkan pedoman penggolongan diagnosis gangguan jiwa III (PPDGJ) didiagnosis dengan skizofrenia YTT (F20.9). Aksis IIBerdasarkan autoanamnesis tidak didapatkan kepribadian yang mengarah ke salah satu ciri kepribadian, sehingga dikategorikan ciri kepribadian tidak khas.Aksis IIITidak terdiagnosisAksis IVTidak jelas

Aksis VGAF scale 50-41( gejala berat (serious), disability berat)4. RENCANA TERAPI Farmakoterapi : Haloperidol 1.5 mg 3x1 Chlorpromazine 100 mg 0-0-1 Trihexylpenidil 2 mg 3 x 1 (jika perlu) PsikoterapiSupportif dengan dukungan keluarga agar lebih memperhatikan dan memberikan dukungan kepada pasien serta lebih memperhatikan keteraturan pasien dalam meminum obat. Sosioterapi : Memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang-orang terdekat pasien tentang gangguan yang dialami pasien, sehingga tercipta dukungan sosial dalam lingkungan yang kondusif sehingga membantu proses penyembuhan pasien serta melakukan kunjungan berkala

5. PROGNOSIS Factor pendukung :1. Kondisi ekonomi yang cukup mampu2. Adanyan dukungan dari keluarga untuk kesembuhan pasien3. Adanya motivasi pasien yang kuat untuk sembuh Faktor penghambat :1. Riwayat keluarga (genetik) yang mengalami gangguan jiwa

RESUME Gangguan kebiasaan dan impuls adalah gangguan yang ditandai oleh tindakan berulang yang tidak mempunyai motivasi rasional yang jelas,serta umumnya merugikan kepentingan penderita sendiri dan orang lain atau maladaptif.penderita melaporkan bahwa perilakunya berkaitan dengan impuls untuk bertindak yang tidak dapat dikendalikan. Terdapat periode prodromal berupa ketegangan dengan rasa lega pada saat terjadinya tindakan tersebut. Dari etiologinya yaitu Faktor psikodinamik, psikososial, dan biologis semua memainkan peran penting dalam gangguan ini. Namun, faktor penyebab utama masih belum diketahui sampai sekarang. Terdapat beberapa dari gangguan ini yang mungkin memiliki penyebab neurobiologis yang mendasari mekanisme umum. Kelelahan, stimulasi terus-menerus, dan trauma psikis dapat menurunkan resistensi seseorang untuk mengontrol impuls.Secara keseluruhannya, gangguan kebiasaan dan impuls bukanlah suatu penyakit yang umum ditemukan dalam masyarakat. Mayoritas dari penderita kasus gangguan kebiasaan dan impuls ini adalah lelaki. Ada beberapa gangguan yang termasuk dalam klasifikasi gangguan kebiasaan dan impuls, antara lain adalah :1. Judi PatologisGambaran yang esensial dari gangguan ini adalah berjudi secara berulang yang menetap (persistently repeated gambling), yang berlanjut dan seringkali meningkat meskipun ada konsekuensi sosial yang merugikan seperti menjadi miskin, hubungan dalam keluarga terganggu, dan kekacauan kehidupan pribadi.6

2. Bakar Patologis (Piromania)Gambaran yang esensial dari gangguan ini adalah :

1. Berulang-ulang melakukan pembakaran tanpa motif yang jelas, misalnya motif untuk mendapatkan uang, balas dendam, atau alasan politis;2. Sangat tertarik menonton peristiwa kebakaran; dan 3. Perasaan tegang meningkat sebelum melakukan, dan sangat terangsang (intense excitement) segera setelah berhasil dilaksanakan. 6

3. Curi Patologis (Kleptomania)Gambaran yang esensial dari gangguan ini adalah :6

1. Adanya peningkatan rasa tegang sebelum, dan rasa puas selama dan segera sesudahnya, melakukan tindakan pencurian;2. Meskipun upaya untuk menyembunyikan biasanya dilakukan, tetapi tidak setiap kesempatan yang ada digunakan;3. Pencurian biasanya dilakukan sendiri (solitary act) , tidak bersama-sama dengan pembantunya;4. Individu mungkin tampak cemas, murung dan rasa bersalah pada waktu di antara episode pencurian, tetapi hal ini tidak mencegahnya mengulangi perbuatan tersebut.

4. Trikotilomania. Gambaran yang esensial dari gangguan ini adalah :6

1. Kerontokan rambut kepala yang tampak jelas (noticeable) disebabkan oleh berulangkali gagal menahan diri terhadap impuls untuk mencabut rambut;2. Pencabutan rambut biasanya didahului oleh ketegangan yang meningkat dan setelahnya diikuti dengan rasa lega atau puas.

Penatalaksanaan untuk gangguan ini tergantung pada penggalian pada diagnosisnya. Hal ini karena setiap gangguan ini harus dibedakan dahulu dengan perlakuan yang normal. Contohnya, judi patologis harus dibedakan dari judi dan taruhan yang dilakukan untuk kesenangan atau sebagai upaya mendapatkan uang, yang mana orang ini akan dapat menahan diri apabila kalah banyak atau ada efek lain yang merugikan. Penatalaksaan utama pada gangguan ini adalah mengeradikasi perilaku tersebut. Pada umumnya, kedua-dua psikoterapi dan psikofarmakologi digunakan sebagai penatalaksanaan gangguan ini. Bagi aspek psikoterapi, dikatakan bahwa terapi perilaku kognitif adalah terapi paling sesuai untuk individu dengan gangguan ini. Obat-obat anti depresi, terutama dari golongan SSRI pula terbanyak digunakan untuk pengobatan psikofarmakologinya.