REHABILITASI PADA ANAK DENGAN PALSI SEREBRAL DI FKTP
Transcript of REHABILITASI PADA ANAK DENGAN PALSI SEREBRAL DI FKTP
REHABILITASI PADA ANAK DENGAN PALSI SEREBRAL DI FKTP
Dr. Nur Ahlina Damayanti, Sp. KFR, CPS
Dokterpost, 2021
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
DefinisiSpesialisasi kedokteran yang berkenaan dengan diagnosis, evaluasi, dan penatalaksanaan pasien yang mengalamidisfungsi dan disabilitas fisik dan/atau kognitif (American Board of Physical Medicine and Rehabilitation)
Falsafah KFRMeningkatkan kemampuan fungsional seseorang sesuaidengan potensi yang dimiliki untuk mempertahankan dan atau meningkatkan kualitas hidup dengan cara mencegahatau mengurangi hendaya, disabilitas dan kecacatansemaksimal mungkin
3
Body Functions and
Structures
Personal Factors
HEALTH CONDITION
( disorders of disease )
Activities
Environmental
Factors
Participation
I. Functioning and Disability
II. Contextual Factors
Apa itu Palsi Serebral?
◈Palsi Serebral = Cerebral palsy
◈ Suatu kelainan gerak dan postur yang disebabkan oleh lesi yang
nonprogresif pada otak yang imatur.
◈Fungsi dapat dioptimalisasi
Penyebab
Prenatal (70%)
-Infeksi
-Trauma
- Anoksia
- Toksik
-Radiasi
-Kelainan darah / pembuluh
- Genetik
- Kelainan otakbawaan
Natal (5-10%)
- Anoksia
- Trauma persalinan
- Metabolik
- Lahir sungsang
- Prematur
-Partus lama
- BB < 2500 gram
Post Natal
- Trauma
- Infeksi
- Toksik
- Tumor otak
Jakarta 28 Agustus 2016
Gejala
•Cukup kompleks (beragam)
•Gangguan gerak
•Kelainan postur
•Kelemahan otot
Postur Tubuh Anak Palsi Serebral
◈Postur yang tidak normal ini harus dihindari agar tidak terjadi kekakuan sendi pada anak.
◈Kekakuan sendi dapat terjadi di leher, pinggul, pergelangan tangan dan pergelangan kaki. Oleh karena itu, anak dengan cerebral palsy harus diposisikan dalam berbagai kegiatan.
◈Anak dengan cerebral palsy memiliki masalah postur tubuh, hal ini disebabkan karena terjadinya tarikan abnormal dari otot
◈.
Komplikasi
Kontraktur
Infeksi saluran pernapasan
Infeksi saluran kencing
Dislokasi sendi
Kelainan kesegarisan
Masalah Fungsi dan lainnya
Mobilisasi KomunikasiPerawatan
diriBelajar
Kemandirian
SosialEkonomi
KeluargaLingkunganPendapatan
Pendidikan orang tua
Dampak Gangguan Fungsi
Fungsi makan Gizi kurang Otot makin lemah
Fungsi komunikasi Interaksi terbatas, pendidikan
Fungsi Pernafasan-Risiko Infeksi
-Gangguan makan
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
Level 2 SKDI : Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit tersebut dan menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga
mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.
Level 1 SKDI : Lulusan dokter mampu mengenali dan menjelaskan gambaran klinik penyakit, dan mengetahui cara yang paling tepat
untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai penyakit tersebut, selanjutnya menentukan rujukan yang paling tepat bagi
pasien. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.
PPK 1 PALSI SEREBRALPENGENALAN GEJALA – RUJUK PPK 2 – TATALAKSANA SEDERHANA SESUAI PPK 2
◈Pengelolaan gangguan komunikasi- afasia/ disartria
◈Pengelolaan gangguan komunikasi yang disebabkan oleh gangguan kognisi
◈Pengelolaan kesulitan makan pada anak
◈Pengelolaan gangguan bodyimage
◈Pengelolaan unilateral neglect
◈Pengelolaan gangguan persepsi ruang
◈Pengelolaan gangguan orientasi topografi
◈Pengelolaan diskriminasi figure-ground
◈Pengelolaan apraksia konstruksi
◈Pengelolaan apraksi motorik
◈Pengelolaan gangguan atensi
◈Pengelolaan gangguan orientasi
◈Pengelolan gangguan memori
◈Pengelolaan gangguan
kekuatan otot
◈Pengelolaan spastsitas
◈Pengelolaan gangguan
distonia dan diskinesia
◈Pengelolaan Sensory
processing disorder
Kulit
Gigi & mulut
Makanan & nutrisi
Mandi, Bab, Bak Merawat orthosis
latihan
Kebersihan dahak
Cara makan
Perilaku & emosiOtot & tulang
Bermain, ketrampilan sosial
Komunikasi
Pendengaran & penglihatan Berpakaian
Keamanan
Perawatan Diri
TATALAKSANA REHABILITASI PADA PALSI SEREBRAL
◈Tujuan: menguasai keterampilan baru dan mencegah komplikasi◈Implementasi: upaya tim yang terdiri dari orangtua, Sp.KFR, FT, OT, TW, OP, Psikolog, PSM
- Fisioterapis: peningkatan fungsi motorik kasar, kontrol postur- Terapi Okupasi: tugas fungsional ekstremitas atas dan aktivitas kehidupan
sehari-hari (AKS/ ADL)- Terapi wicara: Makan, minum, komunikasi- Edukasi dan Vokasional: sekolah, rekreasi, vokasional- Psikologi dan Sosial: kesiapan emosi- Program di rumah: Mencegah kekakuan sendi, melatih duduk, pengaturan
posisi saat makan dan minum, Latihan kemandirian
HOLISTIK MANAGEMENT
◈The treatment of a child with
CP requires a multidisciplinary
approach
◈The team should work with the
child’s caregivers to develop
short- and long-term goals that
address
Patient & Caregiver
PhysiatristDevelop-
mental
pediatrician
Orthopedist
neurologist
PTOT
SLP
Psycho-logist
Nutritionist
Manajemen Postur 24 Jam
◈Manajemen postur adalah suatu program yang baik untuk
penanganan, pengobatan dan memposisikan anak sehingga dapat
meningkatkan perkembangan motorik dan mencegah deformitas
postur
◈Manajemen postur 24 jam adalah pendekatan manajemen postur
yang menggunakan aktivitas kesehariannya sebagai proses
rehabilitasi
GMFCS
CFCS
Gangguan Komunikasi
◈Komunikasi= proses yang digunakan untuk bertukarinformasi termasuk kemampuan memahami dan menghasilkan pesan
◈Dapat terjadi melalui berbagai modalitas:- proses linguistik: Bahasa tubuh, postur, ekspresi wajah, kontak mata, gerak
kepala dan tubuh, dan jarak fisik
- Proses paralinguistik: afektif/ emosi, sosial, intonasi dalam berbahasa
- Komunikasi verbal: Penggunaan dan pemahaman kata-kata, termasukkemampuan menghasilkan kata-kata, kalimat, tata Bahasa sertapenggunaan aturan percakapan yang sesuai
BICARA VS BAHASA
◈Bicara: cara menghasilkan bunyi yang bermakna, sebagai hasil koordinasi pernapasan, fonasi, resonansidan sistem artikulasi◈Berbahasa: cara menggabungkan kata-kata menjadisuatu pesan yang berarti, mengacu pada prosesdimanat kita mengkode dan memproses arti pesan
PERKEMBANGAN NORMAL DAN PETUNJUK KLINIS (1)TOLOK UKUR NORMAL PETUNJUK KLINIS
3 BULAN PERTAMA
Melihat orang lain, tersenyum sebagai respons, menangis
dengan pola berbeda ketika lelah, lapar, dan nyeri
Kurang respons, menangis dengan pola sama, masalah
dalam menghisap atau menelan
3 – 6 BULAN
Menatap wajah, berespon terhadap sumber bunyi, cooing,
berkumur, tertawa
Tidak focus, kurang peka terhadap sumber bunyi atau
benda di lingkungan
6 – 9 BULAN
Menirukan suara dan bunyi, babbling babababa
mamamama, mengenali orang yang familiar
Tidak tampak memahami dan menikmati interaksi sosial,
kurang koneksi dengan orang dewasa, tidak dapat
babbling
9 – 12 BULAN
Menarik perhatian, menggelengkan kepala/ mendorong
benda yang tidak diinginkan, melambai dadaah,
mengingikasikan permintaan dengan jelas, menunjukkan
pola konsistensi dari babbling dan memproduksi vokalisasi
yang terdengar seperti kata pertama (mama, dada)
Mudah marah dengan bunyi, tidak menunjuk dengan jelas
keinginannya, kurang pola yang konsisten dari babbling
berulang, kurang respons yang menunjukkan pemahaman
kata atau bahasa tubuh
PERKEMBANGAN NORMAL DAN PETUNJUK KLINIS (2)TOLOK UKUR NORMAL PETUNJUK KLINIS
12 – 18 BULAN
Mulai produksi satu kata, meminta benda dengan
menunjuk/ bersuara/ menggunakan pendekatan kata,
protes dengan berkata tidak/ nggak/ menggeleng, kata-
kata biasa (dah, hai, tolong), kontak mata, respon vocal,
repetisi
Kurang Bahasa tubuh, tidak mencoba menirukan suara,
pemahaman kosa kata terbatas (kurang dari 50 kata atau
frase tanpa bahasa tubuh atau petunjuk), kurang
pertumbuhan produksi kosa kata (dari 12 – 18 bulan)
18 – 24 BULAN
Memulai menggunakan kombinasi 2 kata, saat 24 bulan
minimal 50 kata yang bisa meruakan pendekatan pada
bentuk yang digunakan orang dewasa
Bergantung pada bahasa tubuh, produksi kosa kata
terbatas (kurang dari 50 kata), percakapan tidak bertujuan,
regresi dalam perkembangan Bahasa, produksi konsonan
terbatas
24 – 36 BULAN
Dialog singkat, berbahasa dalam imajinasi,
menghubungkan ide, kata hubung/ kata depan
Percakapan tidak bertujuan, sedikit atau tidak ada
penggunaan berbagai gabungan kata, tidak bertanya,
marah Ketika tidak dimengerti, menirukan percakapan
tanpa tujuan komunikasi jelas
Anak dengan gangguan kemampuan berbicara dan berbahasa
Gangguan dapat terjadi :
1. Secara Reseptif :
Ketidakmampuan dalam menerima, memahami, dan
memperoses
2. Secara Ekspresif :
Ketidakmampuan mengungkapkan keinginan secara lisan
dan disertai dengan bahasa tubuh yang tidak sesuai
Contoh Latihan
1. Memahami kesulitan anak dalam mengekspresikan secara lisan
2. Melatih anak memperhatikan, mendengarkan pembicaraan,
melafalkan huruf, vokal dan konsonan, sukukata, kata dan
kalimat, mengarahkan perhatian pada saat proses
pembelajaran berkomunikasi, menggunakan bahasa tubuh
3. Proses pembelajaran yang dilakukan melalui berbagai
pemahaman dan alat bantu
4. Dilakukan dalam suasana nyaman dan menyenangkan
Contoh Latihan
5. Mendorong anak menceritakan tentang dirinya, hobi, dan
sesuatu yang diinginkan
6. Orang tua dapat menceritakan tentang sesuatu, dan selanjutnya
mendorong anaknya untuk menyelesaikan cerita tersebut
7. Dibutuhkan kesabaran dalam mendengarkan dan memberikan
pujian terhadap apa yang telah dikatakan anak secara lisan dan
dalam bahasa tubuh
8. Menggunakan cerita bergambar agar anak dapat menyimpulkan
cerita dan menjawab pertanyaan
Contoh Latihan
9. Menggunakan setiap kesempatan untuk mendengarkan suara
anak dan berbicara dua arah dengan anak
10. Mengulangi kata, kalimat sampai anak mengerti
11. Merekam suara dan gambar anak (video), Menyebutkan kata-
kata yang telah dipahami anak
12. Meminta anak menunjuk, meraba, dan menyebutkan nama
benda, bagian tubuh , mengungkapkan keinginan
13. Menggunakan nama pangilan sehari-hari untuk mempermudah
anak mengenal namanya.
Latihan yang dilakukan……..