Refleksi Kasus Scabies

9
STATUS PENDERITA I. Identitas Pasien Nama : An. A Umur : 1 tahun 2 bulan (BB 9.8 Kg) Jenis kelamin: laki-laki Alamat : jl. Undata Pekerjaan orang tua: perawat Tgl masuk: 22 oktober 2014 II. Anamnesis Keluhan utama: bintik-bintik merah disertai rasa gatal Anamnesa terpimpin: Pasien datang ke poliklinik kulit dan kelamin RS Undata palu diantar oleh ibunya dengan keluhan bintik-bintik merah disertai rasa gatal yang dialami sejak 5 hari yang lalu. Awalnya bintik- bintik merah muncul di punggung, jika di raba terasa kasar, selang beberapa hari, bintik-bintik merah pindah ke lengan, tidak demam, keluhan batuk sudah 1 minggu terakhir, menurut ibunya, pasien gelisah saat tidur pada malam hari, ibu pasien juga mengeluh hal yang sama, sering gatal pada malam hari. Riwayat Penyakit Dahulu: Pasien belum pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya

description

scabies

Transcript of Refleksi Kasus Scabies

Page 1: Refleksi Kasus Scabies

STATUS PENDERITA

I. Identitas Pasien

Nama : An. A

Umur : 1 tahun 2 bulan (BB 9.8 Kg)

Jenis kelamin: laki-laki

Alamat : jl. Undata

Pekerjaan orang tua: perawat

Tgl masuk: 22 oktober 2014

II. Anamnesis

Keluhan utama: bintik-bintik merah disertai rasa gatal

Anamnesa terpimpin:

Pasien datang ke poliklinik kulit dan kelamin RS Undata palu diantar oleh

ibunya dengan keluhan bintik-bintik merah disertai rasa gatal yang dialami

sejak 5 hari yang lalu. Awalnya bintik-bintik merah muncul di punggung,

jika di raba terasa kasar, selang beberapa hari, bintik-bintik merah pindah

ke lengan, tidak demam, keluhan batuk sudah 1 minggu terakhir, menurut

ibunya, pasien gelisah saat tidur pada malam hari, ibu pasien juga

mengeluh hal yang sama, sering gatal pada malam hari.

Riwayat Penyakit Dahulu:

Pasien belum pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya

Pasien menderita batuk sejak 1 minggu terakhir

Riwayat Keluarga:

Ibu pasien menderita penyakit yang sama, namun anak terlebih dahulu

mengalami keluhan tersebut.

III. Pemeriksaan Fisik

a. Status generalisata

Keadaan umum : sakit ringan

Kesadaran : compos mentis

Status gizi : gizi Baik

Page 2: Refleksi Kasus Scabies

b. Vital sign

Nadi : 120 x/menit

Respirasi : 34 x/menit

Suhu : 36.8oC

c. Ujud kelainan kulit: terdapat papul-eritematosa

d. Lokalisasi

Punggung: terdapat papular-eritematosa

leher: terdapat papular-eritematosa

Ekstremitas atas: terdapat papular-eritematosa

IV. Pemeriksaan Laboratorim

Tidak diperiksa

V. Resume

Anak laki-laki 1,2 tahun datang dengan keluhan bintik-bintik merah

disertai gatal, sudah dialami dari 5 hari yang lalu, bintik-bintik dan bercak

kemerahan di punggung, leher dan kedua lengan, Ibu menderita hal yang

sama, Pemeriksaan fisik, tanda-tanda vital dalam batas normal, didapatkan

kelainan pada kulit dengan effloresensi papul-eritematosa, lokalisasi

terdapat pada regio abdomen, regio cruris, dan regio pedis berukuran

milier.

VI. Diagnosa Banding

Skabies

Dermatitis kontak iritan

Dermatitis Kontak Alergi

Dermatitis Atopik

VII. Anjuran Pemeriksaan

Pemeriksaan kerokan kulit

Kuretase terowongan

Ink Burrow Test

VIII. Diagnosis Kerja

Skabies

Page 3: Refleksi Kasus Scabies

IX. Penatalaksanaan

Non Medikamentosa:

Menjaga kebersihan badan

Tidak memakai pakaian yang sama, atau handuk yang sama dengan

penderita.

keluarga yang dicurigai menderita hal yang sama harus ikut diobati.

Medikamentosa:

Topikal

Permetrin dengan kadar 5% dalam krim, aplikasi hanya sekali dan

dihapus setelah 10 jam. Bila belum sembuh diulangi setelah

seminggu. Tidak dianjurkan pada bayi di bawah umur 2 bulan.

Krotamiton 10% dalam krim atau losio juga merupakan obat pilihan,

mempunyai dua efek sebagai antiskabies dan antipruritus; harus

dijauhkan dari mata, mulut dan uretra.

X. Prognosis

Quad ad vitam : ad bonam

Quad ad fungtionam : ad bonam

Quad ad sanationam : ad bonam

Quad ad cosmeticum : ad bonam

Page 4: Refleksi Kasus Scabies

PEMBAHASAN

Skabies disebabkan oleh pembentukan terowongan dan pelepasan bahan

toksisk atau antigenik oleh tungau sarcoptes scabieci var. Homini. Faktor paling

penting yang menentukan penyebaran skabies adalah luas dan lamanya nkontak

fisik dengan individu yang terkena; anak-anak dan mitra seks individu yang

terkena paling beresiko. Skabies jarang ditularkan oleh diri sendriri karena tungau

yang terisolasi mati dalam 2-3 hari.

Pada hospes yang berkemampuan imun, skabies seringkali ditandai oleh

gatal berat, terutama pada malam hari. Tanda pertama infestasi sering kali terdiri

dari papula merah 1-2 mm, beberapa mengalami ekskoriasi, berkrusta atau

berskuama. Terowongan seperti benang merupakan lesi klasik skabies tetapi tidak

terlihat pada bayi. Pada bayi, bula dan pustula relatif lebih sering; erupsi juga

dapat berupa urtikaria , papula, vesikel dan dermatitis eksematosa, daerah yang

sering terkena adalah telapak tangan, telapak kaki, wajah dan kulit kepala. Pada

anak yang lebih besar dan remaja, pola klinis sama dengan orang deawasa. Daerah

yang paling disukai adalah sela-sela jari, bagian fleksor pergelangan tangan, lipat

aksila anterior, lutut, pantat, pantat, umbilikus dan garis ikat pinggang, lipat paha,

genitalia pada laki-laki dan areola pada wanita. Skabies yang tidak diterapi dapat

mejadi dermatitis eksematosa, impetigo, ektima, folikulitis, furunkulosis, selulitis

dan limfangitis.

Tungau betina mempunyai panjang sekitar 0,4 mm, mempunyai 4 pasang

kaki dan mempunyai tubuh hemisferik ditandai oleh gambaran ombak tranversal,

spina coklat dan bulu pada permukaan dorsal. Tungau jantan berukuran stengah

tungau betina dan memilki konfigurasi yang sama. Setelah masuk ke permukaan

kulit, betina bunting mengeluarkan substansi keratolitik dan membuat terowongan

menuju lapisan tanduk, seringkali membentuk sumur dangkal dalam 30 menit.

Setelah kopulasi (perkawinan) yang terjadi diatas kulit, tungau jantan akan

mati, kadang masih dapat bertahan hidup beberapa hari dalam terowongan yang

digali oleh tungau betina. Bentuk betina yang telah dibuahi menggali terowongan

Page 5: Refleksi Kasus Scabies

dalam stratum korneum sambil meletakkan telurnya 2-4 butir perhari sampai

mencapai 40-50 butir telur. Betina yang telah dibuahi dapat hidup setelah 1 bulan

lamanya. Telur akan menetas dalam waktu 3-5 hari dan menjadi larva yang

mempunya 3 pasang kaki larva ini dapat tinggal dalam terowongan, tetapi dapat

juga keluar. Setelah 2-3 hari larva akan menjadi nimfa yang mempunyai dua

bentuk jantan dan betina, terjadi lagi siklus mulai dari awal.

Ada 4 tanda kardinal:

1. Pruritus nokturnal, arinya gatal pada malam hari yang disebabkan karena

aktivitas tungau ini lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas.

2. Penyakit ini menyerang secara berkelompok, misalnya dalam sebuah

keluarga biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi yang sama.

3. Adanya terowongan (kunikulus) pada temapt-tempat predileksi yang

berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok,

rata-rata panjang 1 cm, pada ujung terowongan itu ditemukan papul atau

vesikel.

4. Menemukan tungau, merupakan hal yang paling diagnostik. Dapat

ditemukan satu atau lebih stadium hidup tungau ini.

Diagnosis dapat dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda kardinal

tersebut.

Dengan memperhatikan pemilihan dan cara pemakain obat, serta syarat

pengobatan dan menghilangkan faktor predisposisi ( antara lain hiegiene), maka

penyakit ini dapat diberantas dan memberi prognosis yang baik.

Page 6: Refleksi Kasus Scabies

SKABIES

Page 7: Refleksi Kasus Scabies