Refleksi kasus
description
Transcript of Refleksi kasus
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA
RSU ANUTAPURA PALU – FAKULTAS KEDOKTERAN
DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS TADULAKO
REFLEKSI KASUS
OLEH :
Aryu Yayu W. Rau, S.ked
N 111 14 044
PEMBIMBING
dr. Andi Soraya Sp.KJ, M.Kes
DIBUAT DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA
RSUD UNDATA –FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2015
REFLEKSI KASUS
I. Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Umur : 65 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jln. Manonda
Pekerjaan : Nelayan
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan Terakhir : SMA
II. Deskripsi Pasien
Anamnesis
Pasien laki-laki umur 65 tahun masuk RS Anutapura Palu dengan keluhann
ada seseorang yang menempel dan mengikutinya dari belakang, sering mendengar-
dengar suara tanpa ada orang yang berbicara, dan sering melihat bayangan-bayangan.
Keluhan lainnya pasien sering merasakan nyeri ulu hati, mual, pusing dan susah
tidur.
Setelah di tanyakan lebih lanjut pasien mengatakan keluhan yang sama
sebenarnya di alami sejak 2 tahun yang lalu, setelah mengalami masalah keluarga,
dimana pasien memiliki 3 orang anak yang belum bekerja dan sudah memiliki 4
cucu. Pasien menginginkan supaya anak-anaknya bisa bekerja dan membantu
perekonomian keluarga, karna menurut pasien, pasien sudah tua dan tidak mampu
untuk bekerja lagi. Jika terjadi perselisihan dengan anaknya pasien merasa sedih dan
menangis sendiri. Semenjak permasalahan keluarga ini pasien mengalami keluhan di
atas.
Pasien perna dirawat di RS Anutapura 5 bulan yang lalu dengan keluhan yang
sama. Setelah keluar dari RS pasien di anjurkan untuk kontrol rutin di poli jiwa,
tetapi pasien hanya kontrol poli 4 bulan, 1 bulannya pasien tidak kontrol poli lagi
karena merasa sudah baikkan. Karna putus obat pasien sekarang masuk RS lagi
dengan keluhan yang sama.
Keluhan-keluhan diatas pasien rasakan hampir setiap hari sebelum pasien
berobat. Setelah pasien berobat keluhan-keluhan mulai berkurang dan biasanya
pasien sudah tidak merasakan keluhan-keluhannya lagi. Tetapi karena pasien putus
obat, pasien mulai merasakan keluhan-keluhan yang sama lagi.
III. Emosi yang Terlibat
Kasus ini menarik untuk dibahas karena pemeriksa mengalami kesulitan
mendapatkan informasi dari pasien, sehingga pemeriksa menilai bahwa penting untuk
mengetahui lebih dalam lagi mengenai permasalahan pasien.
IV. Evaluasi
a. Pengalaman Baik
Pasien sabar ketika ditanya mengenai keluhan-keluhan penyakitnya,
dan menjawab pertanyan dengan jujur. Pernyataan pasien mengenai
efektivitas obat yang telah diberikan selama ini adalah baik.
b. Pengalaman Buruk
Pasien lebih bersifat tertutup kepada pemeriksa untuk membahas lebih
jauh masalah perselisihan dalam keluarga.
V. Analisis
Diagnosis
Pasien masuk RS dengan keluhann ada seseorang yang menempel dan
mengikutinya dari belakang, sering mendengar-dengar suara tanpa ada orang yang
berbicara, dan sering melihat bayangan-bayangan. Keluhan lainnya pasien sering
merasakan nyeri ulu hati, mual, pusing dan susah tidur.
Pasien perna dirawat di RS Anutapura 5 bulan yang lalu dengan keluhan yang
sama. Setelah keluar dari RS pasien di anjurkan untuk kontrol rutin di poli jiwa,
tetapi pasien hanya kontrol poli 4 bulan, 1 bulannya pasien tidak kontrol poli lagi
karena merasa sudah baikkan. Karna putus obat pasien sekarang masuk RS lagi
dengan keluhan yang sama.
Diagnosis multiaksial
Aksis I : Gangguan Psikotik
Aksis II : Ciri kepribadian tidak khas
Aksis III : Dispepsia
Aksis IV : Permasalahan keluarga yang dimiliki pasien, yaitu pasien
menginginkan supaya anak-anaknya bisa bekerja dan
membantu perekonomian keluarga.
Aksis V : Berdasarkan Global Assessment of Functioning (GAF) Scale
pada 70-61.
Tinjauan Pustaka
Psikotik adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidak mampuan
individu menilai kenyataan yang terjadi, misalnya terdapat halusinasi, waham atau
perilaku kacau/aneh.1
Psikotik terbagi atas gangguan organik dan fungsional (non-organik). Bila
terdapat gangguan organik :
1. Kesadran yang menurun (delirium)
2. Kognitif yang menurun (demensia)
3. Daya ingat yang menurun (sindrom amnestik)
4. NAPZA (drug abuse)
5. Halusinasi/waham organik (gangguan kepribadian organik akibat disfungsi otak)
Bila terdapat gangguan fungsional (non-organik):
1. Gangguan persepsi (halusinasi,ilusi), perilaku, pemikiran (waham), perasaan
a. Kurang dari 1 bulan → psikotik akut
b. Lebih dari 1 bulan → skizofrenia
2. Gangguan isi pikiran → 3 bulan → gangguan waham
Untuk mendiagnosis gejalah pasti gangguan psikotik akut adalah
1. Halusinasi misalnya mendengar suara yang tak ada sumbernya atau melihat
sesuatu yang tidak ada bendanya.
2. Waham
3. Agitasi atau perilaku aneh (bizar)
4. Pembicaraan aneh dan kacau (disorganisasi)
5. Keadaan emosional yang labil dan ekstrim (irritable)
Terapi
Obati segera dengan antipsikotik (misalnya haloperidol 2 mg, dan trifluoperazine 5mg
diberikan 2 kali sehari).
VI. Kesimpulan
Ganguan psikotik adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidak mampuan
individu menilai kenyataan yang terjadi, misalnya terdapat halusinasi, waham atau
perilaku kacau/aneh. Pada kasus ini pasien mengalami keluhan waham kejar dan
halusinasi kembali karena pasien tidak rutin kontrol poli dan mengkonsumsi obat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Elvira SD, Hadisukanto G, 2010, Buku Ajar Psikiatri, Badan Penerbit FK UI, Jakarta.
2. Maslim R, 2001, Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari
PPDGJ-III, Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya, Jakarta.
3. Kaplan & Shadock, Buku Ajar Psikiatri Klinis Edisi 2, EGC, Jakarta.
.