Refleksi Diri Sebelum Ujian

download Refleksi Diri Sebelum Ujian

of 6

description

seb

Transcript of Refleksi Diri Sebelum Ujian

REFLEKSI DIRI SEBELUMPRAKTIK KEPERAWATAN DASAR PROFESI

PEMASANGAN KANULA INTRAVENADosen Pembimbing : Ibu Riri Maria, S.Kp.,MN

Oleh : Fitri Rahmawati

NPM : 1306489174

Lantai 4 Utara RS Fatmawati Cilandak-Jakarta Selatan

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK 2015

REFLEKSI DIRI SEBELUM MELAKUKAN UJIANTindakan keperawatan Pemasangan Kanula Intavena SITUASIa. Identitas klien

Melakukan tindakan keperawatan pada klien :

Nama

: Tn.DNo reg

: 01367235Tanggal lahir/usia

: 28/9/1968 - 47 tahun Dx medis

: CVDSH + Post Op Craniotomy ctyo

b. Riwayat Keperawatan Klien Tn.D masuk ke IGD RSUP Fatmawati Jakarta pada tanggal 15 September 2015 pukul 08.00 WIB. Klien memiliki riwayat Hipertensi tidak terkontrol dan mengalami kecelakaan sewaktu mengendarai mobil ke tempat kerja. Klien mengalami penurunan kesadaran saat tiba di IGD. Hasil pemriksaan CT scan menunjukkan klien mengalami pendarahan di hyotalamus dekstra dengan keluhan muntah proyektil. Klien saat ini dirawat di HCU LT IV Utara dengan post op hari ke-7. Keluhan saat ini adalah npusing, nyeri pada daerah penusukkan kanula intravena, kesadaran compos mentis dan hemiparise sinistra. Hari ini klien akan dilakukan pemasangan kanula intravena. Alasan dilakukan pemasangan kanula adalah untuk koreksi ketidakseimbangan cairan dan elektolit serta akses dalam pemberian obat. Rencana Asuhan Keperawatan ( Nanda International, 2015-2017)DataDiagnosaNOCNIC

Klien Tn.D memiliki riwayat Hipertensi tidak terkontrol dan mengalami kecelakaan sewaktu mengendarai mobil ke tempat kerja. Klien mengalami penurunan kesadaran saat tiba di IGD.

Hasil pemeriksaan CT scan menunjukkan klien mengalami pendarahan di hyotalamus dekstra . Keluhan saat ini adalah pusing, nyeri pada daerah penusukkan kanula intravena, kesadaran compos mentis dan hemiparise sinistra. Td 178/90 mmhg, n=87 x/menit, RR = 25 x/menit, S= 37,8 C.Domain 2 :

NutrisiKelas 5:

Hidrasi Diagnosa :

Resiko ketidakseimbangan volume cairan (00025)Definisi :

Digunakan untuk menurunkan, meningkatkan atau mempercepat perpindahan cairan dan elektrolit dari intravaskular, interstitial, dan atau intracelular untuk meningkatkan kesehatan. Faktor yang berhubungan : Jatuh Obstruksi intestinal Trauma Regimen terapetik

Domain 2 : Kesehatan fisiologiKriteria hasil yang menggambarkan kemampuan individu untuk meningkatkan status cairan dan elektrolit. Kelas G: cairan dan elektrolitBalance cairan (0601).

Balance cairan dalam kompartement intra dan ekstraseluler tubuh. Diukur dengan skala likert yaitu:1. tidak pernah dilakukan

2. jarang dilakukan

3. kadang-kadang dilakukan

4. sering dilakukan

5. dilakukan secara konsisten Kriteria Hasil : (060101)tekanan darah (skala 5)

(060122) tnadi radialis (Skala 5)

(060102) mean arterial pressure(Skala 5)

(060130) centra venous pressure (Skala 5)

(060107) balance intake dan output cairan (Skala 5). (060118) Serum elektrolit (Skala 5)Domain 1: Fisiologi kompleksKategori N:Manajemen perfusi jaringan intervensi untuk mengoptimalkan sirkulasi darah dan cairan pada jaringan. (2080) manajemen cairan/elektrolitpeningkatan balance cairan dan pemcegahan komplikasi abnormal dan levels cairan.

Aktivitas :

1. Pemasangan kanula intravena

2. Catat intake dan otuput cairan

3. Monitor status hidrasi

4. Meonitor status hemodinamik

5. Monitor lokasi edema, jika diperlukan

FELLING Sebelum saya menempuh pendidikan DIII keperawatan, saya pernah dirawat di RS sebelumnya. Hal yang saya rasakan ketika perawat akan melakukan pemasangan kanula intravena kepada saya adalah rasa takut dan khawatir bila kanula tidak berhasil. Hingga akhirnya saya mengikuti dan menyelesaikan pendidikan D III keperawatan, saya menjadi mengerti akan SOP dalam melakukan tindakan pemasangan kanula intravena dengan benar dan pemikiran takut serta ragu-ragu saya dalam pemasangan kanula intravena terhadap pasien perlahan-lahan mulai hilang. Saya mulai memahami dan mengerti akan perlunya dilakukan pemasangan kanula intravena untuk terapi cairan maupun nutrisi akses kegawatdaruratan lainnya. Saat saya melanjutkan study pada program Profesi Ilmu Keperawatan di FIK UI dari tahun 2013 hinggi kini, saya semakin memahami akan prosedur pemasangan kanula intravena.Perasaan yang saya rasakan ketika harus melakukan pemasangan kanula intravena sebagai salah satu syarat mengikuti pendidikan profesi pada pasien bedrest di ruang perawatan Lantai 4 Utara RSUP Fatmawati merupakan hal yang baru bagi saya walaupun sebelumnya saya sudah pernah melakukan sewaktu pendidikan D3 keperawatan. Sewaktu bekerja di ruang OK, saya sering menemui pasien dengan indikasi pemasangan kanula intravena. Namun, pada ruangan OK, kebanyakan pasien sering mengalami kolaps sehingga sulit dilakukan pemasangan kanula. Agar lebih matang dalam melakukan pemasangan kanula intravena, selama praktek saya mencoba lebih banyak melakukan tindakan tersebut pada beberapa pasien di ruang perawatan Lantai 4 Utara RSUP Fatmawati. Hal yang saya rasakan selama praktek area penusukkan. Karena walaupun tindakan tersebut tidak asing, namun saya masih saja mengalami kegagalan dalam penusukkan sehingga vena pasien mengalami hematoma, dan infiltrasi yang merugikan pasien. Pada pasien Tn.D, vena susah dicari sehingga pada saat penusukkan terjadi hematoma. Namun, pada tusukan kedua di vena cephalika, infus mengalir dengan lancar. EVALUASI RENCANA EVALUASIData / karakteristikEVALUASI

Klien Tn.D memiliki riwayat Hipertensi tidak terkontrol dan mengalami kecelakaan sewaktu mengendarai mobil ke tempat kerja. Klien mengalami penurunan kesadaran saat tiba di IGD.

Hasil pemeriksaan CT scan menunjukkan klien mengalami pendarahan di hyotalamus dekstra . Keluhan saat ini adalah pusing, nyeri pada daerah penusukkan kanula intravena, kesadaran compos mentis dan hemiparise sinistra. Td 178/90 mmhg, n=87 x/menit, RR = 25 x/menit, S= 37,8 C. Diagnosa Keperawatan : Resiko ketidakseimbangan volume cairan (00025)S : S : Suster, saya merasa sedikit nyeri pada area penusukkan infus

Suster,saya merasa nyaman setelah suster melakukan pemijatan pada

Area penusukkan yang nyeri O : - Klien merasa nyaman ditandai dengan nyeri minimal 3 dari 10 dengan Faces rating pain scale.

- infus mengalir lancar pada vena cephalica

- infus terpasang no 20 dengan cairan RL 500 ml 16 tetes/ menit.

Pada tanggal 23 september 2015 . A : Masalah keperawatan teratasi sebagian

P : Rencana keperawatan dilanjutkan dengan :

Catat intake dan otuput cairan

Monitor status hidrasi

Meonitor status hemodinamik

Monitor lokasi edema, jika diperlukan

ANALISIS Pada saat persiapan alat saya tidak menyediakan balutan tranparan/kassa streril karena terbatasnya fasilitas ruangan seperti pada teori Kurniati & handayani (2005), hal yang saya lakukan adalah menutup kanula dengan plester hypavik saja. Pada fase kerja, pertama kali penusukkan infus saya ragu-ragu dalam pemilihan vena sehingga membuat kondisi infiltrasi dan hemotoma pada area penusukkan seperti pada teori Dahlia (2014). Untuk mengurangi keluhan saya melakukan kompres hangat pada area yang mengalami hematoma. Pada penusukkan kedua, saya berhasil melakukan pemasangan kanula, dan infus mengalir dengan lancar. Namun saya memberikan tanggal dan jam pada infus set dan cairan infus setelah terpasangan kanula, berbeda dengan teori yang disampaikan Suparmi (2014). Cairan antiseptik/providine iodine pada teori Dahlia.,et all (2014), masih digunakan, namun di ruangan hal tersebut sudah tidak lagi dilakukan karena hanya melakukan disinfeksi menggunakan alkohl swab agar memudahkan dalam menemukan tanda-tanda infeksi. Pada teori Boyd (2015), sudut penusukkan adalah 15-20 C, sedangkan di ruangan memakai sudut 15-45C, seperti pada teori Kurniati & Handayani (2015)

ACTION PLAN Saat prosedur, komunikasi harus ditingkatkan dan meminta pasien agar mengurangi pergerakkan selama penusukkan dan menjaga sisi penusukkan Menganjurkan pasien agar segera melapor jika terjadi pembengkakan, kemerahan, atau jika pasien merasa sakit. Mencantumkan tanggal, bulan, dan tahun pemasangan, jam pemsangan dan waku pemasangan harus berakhir pada cairan infus

Melakukan fiksasi dengan tepat, agar tidak terjadi komplikasi pada tempat pemasangan kanula intravena. REFERENSIBoyd,Claire.(2015).Clinical skills for nursing. (Terj: Inke Kusumastuti). Jakarta : Erlangga

Dahlia,D.,Et all.(2014). Buku kerja pratikum III. (Cairan, eliminasi, nutrisi, istirahat dan tidur). Jakarta : FIK UIKurniawati,A.,& Hanny Handayani.(2015).Buku panduan keterampilan dasar profesi keperawatan. Jakarta : FIK UI Herdman & Kamitsuru. (2014). Nanda International.(2015-2017). Nursing diagnoses: definitions & clasiffication. (8 th edition).Oxford : Wiley BlacwellPotter, P. A., & Perry, A. G. (2010). Fundamental of Nursing: fundamental Keperawatan. Volume 7. Edisi 2. (Terj: Andrina & Marina. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGCSumiati,Y.(2008). Panduan praktek keperawatan. Jakarta : Citra aji parama

Susiati,M.(2008). Keterampilan Keperawatan dasar. Jakarta: Erlangga Media series

6