Refka Ggn. Insomnia
-
Upload
zulkifli-maku -
Category
Documents
-
view
222 -
download
5
description
Transcript of Refka Ggn. Insomnia
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. Syahrin
Umur : 59 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : jl. Bantilan no. 32
Pekerjaan : pensiunan pegawai
Agama : Islam
Status Perkawinan : sudah menikah
Tanggal pemeriksaan : 12 agustus 2014
1. DESKRIPSI KASUS
ANAMNESIS
a. Keluhan Utama: Susah tidur
b. Riwayat Penyakit Sekarang (Autoanamnesis)
Pasien masuk di poli jiwa RS Anutapura dengan keluhan susah
tidur, pasien mengeluh susah tidurnya sudah dialami kurang lebih 3 tahun
terakhir, biasanya pasien tidur jam 8 atau jam 9 malam, namun sekarang
pasien baru bisa tidur diatas jam 1 malam dan sering terbangun beberapa
kali pada malam hari, pasien biasanya baru bisa tertidur jika 1 jam
berbaring ditempat tidurnya. Pasien juga mengeluh selalu memikirkan
tentang penyakitnya yaitu hipertensi yang dialaminya sudah 4 tahun dan
pernah dirawat dengan stroke ringan, pasien takut jika terkena stroke lagi
sehingga menjadi beban pikiran pasien. Pasien juga sering merasa sakit
kepala dan ketika sakit kepalanya timbul dia merasa tensinya naik. Pasien
mempunyai riwayat merokok dan waktu masih kerja sering minum
minuman yang berkafein contohnya seperti kopi dan minuman berenergi
1
lainnya, namun sekarang sudah di tinggalkan. Pasien mengaku tidak
pernah melihat bayangan ataupun mendengar suara-suara bisikan apapun.
c. Riwayat gangguan sebelumnya
Tidak ada riwayat gangguan jiwa
d. Riwayat Kehidupan pribadi
1. Prenatal
Pasien lahir secara normal dan dibantu oleh dokter.
2. Masa Kanak-kanak dan remaja
Pasien hidup di lingkungan keluarga yang biasa-biasa saja dan mudah
bergaul dengan teman dan tetangga di lingkungannya.
3. Riwayat pekerjaan
Saat ini pasien sudah menjadi pensiunan pegawai di kantor pengadilan
agama.
4. Hubungan dengan keluarga. Pasien adalah seorang pensiunan pegawai di
kantor agama dan sudah pensiun dari 4 tahun yang lalu, pasien tinggal
bersama seorang istri dan 3 orang anak-anaknya
e. Situasi Sekarang
Pasien merasa cemas dan banyak pikiran tentang penyakit yang di deritanya sekarang, sehingga membuatnya sudah tidur.
f. Persepsi pasien terhadap dirinya
Pasien sadar kalu dirinya sakit dan perlu pengobatan.
2
2. STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Seorang Laki-laki, tampak sesuai usia, datang dengan menggunakan
jaket merah maron dengan celana panjang warna hitam. Pasien
tampak rapi, ekspresi biasa, warna kulit sawo matang, dan bertubuh
normal.
2. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Pasien tampak aktif saat dilakukan wawancara.
3. Pembicaraan
Lancar, spontan.
4. Sikap terhadap pemeriksa
Kooperatif
B. Keadaan Afektif
1. Mood : Eutimik
2. Afek : Serasi
3. Empati : Dapat dirabarasakan
C. Fungsi Intelektual atau Kognitif
1. Taraf Pendidikan : Sesuai dengan tingkat pendidikan dan pengetahuan
umum pasien baik.
2. Daya Konsentrasi : baik
3. Orientasi :
Waktu : Baik, pasien mengetahui waktu saat pemeriksaan.
Tempat : Baik, pasien mengetahui sedang dirawat di RS.
Orang : Baik, pasien mengetahui pemeriksa adalah dokter.
4. Daya Ingat :
baik
5. Pikiran Abstrak : baik
6. Bakat Kreatif : tidak ada
3
7. Kemampuan menolong diri sendiri : Baik.
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi : Tidak ada
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
E. Proses Berpikir
1. Arus Pikir
Produktivitas : baik, pasien menjawab pertanyaan secara spontan
Kontinuitas : Relevan, koheren mampu memberikan jawaban
sesuai pertanyaan
Hendaya berbahasa : tidak terdapat hendaya berbahasa
2. Isi Pikiran
Preokupasi : ada
Gangguan isi pikiran : tidak ada
F. Pengendalian impuls
Baik saat pemeriksaan, pasien dapat mengendalikan dirinya.
G. Daya Nilai
1. Normo Sosial: Pasien lebih senang di dalam rumah
2. Uji Daya Nilai: Baik
3. Penilaian Realitas : Baik
H. Tilikan (insight)
Derajat 6 : sadar kalau dirinya sakit dan butuh pengobatan
I. Taraf Dapat Dipercaya
Dapat dipercaya.
4
3. STATUS INTERNUS
1. Tanda Vital :
Tekanan Darah : 130/100 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Pernapasan : 16 x/menit
Suhu : 36,5º C
2. Pemeriksaan Fisik
Tidak dilakukan
4. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Keluhan susah tidur dari 3 tahun terakhir, keluhan susah tidur akhir akhir
ini akibat beban pikiran yang sering mengganggu tidurnya, riwayat menderita
penyakit hipertensi sudah dari 4 tahun, ada riwayat stroke ringan,
hiperkolestrolemia, kadar asam urat yang tinggi dan penyakit lambung atau
dyspepsia, status mental: gangguan tidur akibat beban pikiran tentang
penyakitnya, temuan medis yang bermakna: hipertensi, stroke ringan,
hiperkolestrolemi, asam urat tinggi dan dyspepsia, pemeriksaan fisik yang
didapatkan tekanan darah agak 130/100 mmHg, tes psikologi dan neurologi
dalam batas normal.
5. EVALUASI MULTIAKSIAL
1. Aksis I : Gangguan Insomnia non organik F51.02. Aksis II : tidak ada3. Aksis III : Hipertensi 4. Aksis IV : tidak ada5. Aksis V : GAF scale 90-81 gejala minimal, berfungsi baik, cukup
puas, tidak lebih dari masalah harian yang biasa.
5
6. PROGNOSIS
Hal-hal yang meringankan: jika pasien rutin meminum obat hipertensi
secara teratur dan tidak khawatir lagi dengan penyakitnya.
Hal-hal yang memperberat: tidak ada
. Prognosisnya dubia et bonam.
7. TINJAUAN PUSTAKA
Insomnia merupakan kesulitan memulai atau memperthankan tidur.
Gangguan ini merupakan keluhan tidur yang paling lazim ditemui dan dapat
bersifat sementara atau menetap.
Suatu periode singkat insomnia paling sering disebabkan oleh anxietas,
baik sebagai gejala sisa atau pengalaman yang mencemaskan atau antisipasi
pengalaman yang mencetuskan anxietas. Pada beberapa orang, insomnia
sementara jenis ini dapat disebabkan karena berkabung, kehilangan, atau
nyaris semua perubahan kehidupan maupun stres. Keadaan ini cenderung
tidak berat meskipun episode psikotik atau depresi berat kadang-kadang
dimulai dengan insomnia akut. Terapi spesifik untuk keadaan ini biasanya
tidak diperlukan. Jika diindikasi terapi dengan obat hipnotik, dokter dan
pasien harus sama-sama memahami bahwa terapi ini berdurasi singkat dan
beberapa gejala seperti kekambuhan singkat insomnia dapat terjadi jika obat
dihentikan.
Insomnia menetap adalah kelompok keadaan yang cukup lazim ditemukan
dengan masalah yang paling sering adalah kesulitan untuk jatuh tertidur
bukannya untuk tetap mempertahankan tidur. Insomnia ini melibatkan dua
masalah yang kadang-kadang dapat dipsahkan, tetapi saling berkaitan, yaitu;
tegangan somatisasi atau anxietas dan respon asosiatif yang dipelajari.
Pasien sering tidak memiliki keluhan yang jelas selain insomnia. Mereka
mungkin tidak mengalami anxietas itu sendiri tetapi melepaskan
anxietasnya melalui saluran fisiologis, mereka terutama dapat mengeluhkan
perasaan gelisah atau pikiran yang mendalam dan tampaknya membuat
6
mereka tetap terjaga. Kadang-kadang, seorang pasien menjelaskan
perburukan gejala terjadi saat stres di tempat kerja atau dirumah dan
perbaikan terjadi saat sedang berlibur.
Pada kasus pasien mengalami susah tidur atau insmonia yang terjadi akibat
timbulnya rasa cemas setiap ingin tertidur, sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa penyebab paling sering insomnia adalah anxietas, dapat
disebabkan oleh keadaan berkabung, kehilangan, atau nyaris semua
perubahan kehidupan maupun stres, pada pasien ini setiap mau tidur sering
muncul pikiran tentang penyakit yang di deritanya dan takut akan kambuh
kembali.
7
DAFTAR PUSTAKA
1. Maslim R, panduan Praktis Pengguanaan Klinis obat Psikotropik. Ed. 3th.
Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atma Jaya, Jakarta.
2. Sadock BJ, Sadock KA. Kaplan & Sadock’s “Synopsis of Psychiatry. Ed. 10 th.
New York; Wolters Kluwers: 2010.
3. Maslim R, 2001, Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari
PPDGJ-III, Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya, Jakarta.
8