Referat Ggn Panik

28
REFERAT GANGGUAN PANIK Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta Disusun oleh: Naila Miskiyatun Nisa Nur Azizah Yulia Devina Pembimbing: dr. Adriesti Herdaetha, Sp.KJ dr. Maria Rini Indriarti , Sp.KJ, M.Kes FAKULTAS KEDOKTERAN

Transcript of Referat Ggn Panik

Page 1: Referat Ggn Panik

REFERAT

GANGGUAN PANIK

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Salah Satu Syarat

Dalam Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter

Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa

Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta

Disusun oleh:

Naila Miskiyatun Nisa

Nur Azizah

Yulia Devina

Pembimbing:

dr. Adriesti Herdaetha, Sp.KJ

dr. Maria Rini Indriarti , Sp.KJ, M.Kes

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG

2013

Page 2: Referat Ggn Panik

LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : 1. Naila Miskiyatun Nisa (01.209.5961)

2. Nur Azizah (01.209.5969)

3. Yulia Devina (01.209.6050)

JUDUL : Gangguan Panik

BAGIAN : Ilmu Kesehatan Jiwa

TINGKAT : Pogram Pendidikan Profesi Dokter

FAKULTAS : Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung

PEMBIMBING : dr. Adriesti Herdaetha, Sp.KJ

dr. Maria Rini Indriarti , Sp.KJ, M.Kes

Kepanitraan Klinik

Ilmu Kesehatan Jiwa

Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta

Telah diajukan dan disahkan pada Desember 2013

Pembimbing I Pembimbing II

dr. Adriesti Herdaetha, Sp.KJ dr. Maria Rini Indriarti , Sp.KJ M.Kes

i

Page 3: Referat Ggn Panik

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya yang

pada kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan Referat dengan judul Gangguan

Panik dalam rangka untuk memenuhi sebagian tugas dan syarat dalam

Kepanitraan Klinik Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa Rumah Sakit Jiwa Daerah

Surakarta.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. dr. Adriesti Herdaetha, Sp.KJ dan dr. Maria Rini Indriarti , Sp.KJ M.Kes

selaku dosen pembimbing Kepanitraan Klinik Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa

RSJD Surakarta.

2. Teman – teman Kepanitraan Klinik Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa RSJD

Surakarta.

3. Seluruh pihak yang turut serta dalam penyelesaian Referat ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Referat ini masih jauh dari

kesempurnaan sehingga kritik dan saran sangat penulis harapkan. Penulis

berharap agar referat ini bermanfaat bagi semua pihak yang membaca.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surakarta, Desember 2013

Penulis

ii

Page 4: Referat Ggn Panik

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN......................................................................... i

KATA PENGANTAR................................................................................. ii

DAFTAR ISI................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1.1. Definisi.............................................................................. 2

1.2. Epidemiologii.................................................................... 3

1.3. Etiologi dan Patofisiologi.................................................. 5

1.4. Gejala Klinik .................................................................... 6

1.5. Diagnosis........................................................................... 8

1.6. Diagnosis banding............................................................. 9

1.7. Perjalanan penyakit dan Prognosis................................... 10

1.8. Penatalaksanaan................................................................ 10

BAB III KESIMPULAN.............................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 14

iii

Page 5: Referat Ggn Panik

BAB I

PENDAHULUAN

Gangguan panik merupakan satu gangguan cemas yang ditandai oleh 

kecemasan yang spontan, episodic dan hebat. Serangan panik ini biasanya timbul

2 x  seminngu dan biasanya berlangsung 20-30 menit dan jarang lebih lama dari

satu jam.

Serangan sering dimulai dengan episode gejala yang meningkat dengan

cepat selama 10 menit. Gejala mental utama adalah ketakutan yang kuat dan suatu

perasaan ancaman kematian dan kiamat. Pasien biasanya tidak mampu untuk

menyebutkan sumber ketakutannya. Pasien mungkin merasa kebingungan dan

mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian. Pasien sering kali mencoba

untuk meninggalkan situasi dimana ia berada untuk mencari bantuan. Biasanya

pasien datang ke UGD atau praktek dokter dengan keluhan fisik : seperti nyeri

dada, dan rasa mau pingsan.

Depresi dapat mempersulit gambaran gejala, walaupun pasien tidak

cenderung berbicara tentang gagasan bunuh diri, mereka berada dalam resiko

yang meninggi untuk melakukan bunuh diri. Ketergantungan alkohol dan zat lain

serta gangguan obsesif kompulsif juga dapat berkembang.

1

Page 6: Referat Ggn Panik

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

GANGGUAN PANIK

2.1 Definisi

Panik berasal dari kata Pan yang berati dewa Yunani yang setengah

hantu yang tinggal dipegunungan dan hutan, dan perilakunya sangat sulit

diduga. Di tahun 1895 deskripsi gangguan panik pertama kali dikemukakan

oleh Sigmund Freud dalam kasus agorafobia. Gangguan panik dapat disebut

juga dengan sindrom hiperventilasi, hipokondriasis, psikosomatik ataupun

spasmofilia. Serangan panik merupakan ketakutan akan timbulnya serangan

serta diyakini akan segera terjadi. Individu yang mengalami serangan panik

berusaha untuk melarikan diri dari keadaan yang tidak pernah diprediksi.

Gangguan panik menurut Kolb dan Brodie merupakan kelainan medis

berupa serangan panik berulang dan sering yang tidak disebabkan oleh

penggunaan zat atau obat atau gangguan jiwa lain dengan puncaknya adalah

peasaan takut, perasaan tidak nyaman dan khawatir berlebihan (Rusminta

Girsang, 2003). Gangguan panik menurut Kaplan dan Saddock disebabkan

oleh respon terhadap bahaya yang mengancam berasal dari dalam dirinya

sendiri yang merupakan dorongan yang tidak terkontrol (H.I Kaplan, B.J

Saddock, 2010).

Menurut DSM-IV, gangguan panik adalah gangguan yang sekurang-

kurangnya terdapat 3 serangan panik dalam waktu 3 minggu dan tidak

2

Page 7: Referat Ggn Panik

dalam kondisi berat ataupun dalam situasi yang mengancam kehidupan

(Rusminta Gisang, 2003). Gangguan panik bersifat rekuren dan akan

mengakibatkan terjadinya serangan panik yang tidak diduga-duga dan

mencapai puncaknya kurang dari 10 menit.

Terdapat 3 model fenomenologi gangguan panik, yaitu:

a. Serangan panik akut

Ditandai oleh timbulnya peningkatan aktivitas sistem saraf otonom

secara mendadak dan spontan disertai peasaan ketakutan. Serangan ini

berakhir 10 – 30 menit dan dapat kembali normal.

b. Antisipasi kecemasan

Ditandai dengan peasaan takut bahwa serangan akan timbul kembali.

Keadaan ini jarang kembali normal karena sesudah serangan biasanya

penderita sudah dalam kondisi kronis dan selalu mengantisipasi

terhadap onset serangan.

c. Menghindari phobia

Adalah kondisi panik yang berkembang menjadi perilaku menghindar

atau fobia. Penderita menjadi ketakutan akan timbulnya serangan

panik sehingga penderita menghindari situasi tersebut.

Gangguan panik adalah ditandai dengan terjadinya serangan panik

yang spontan dan tidak diperkirakan. Serangan panik adalah periode

kecemasan atau ketakutan yang kuat dan relative singkat (biasanya kurang

dari satu tahun), yang disertai oleh gejala somatik tertentu seperti palpitasi

dan takipnea. Frekuensi pasien dengan gangguan panik mengalami serangan

3

Page 8: Referat Ggn Panik

panik adalah bervariasi dari serangan multiple dalam satu hari sampai hanya

beberapa serangan selama setahun. Di Amerika Serikat, sebagian besar

peneliti dibidang gangguan panik percaya bahwa agoraphobia hampir selalu

berkembang sebagai suatu komplikasi pada pasien yang memiliki gangguan

panik.

2.2 Epidemiologi

Penelitian epidemiologi telah melaporkan prevalensi seumur hidup

untuk gangguan panik adalah 1,5-5 % dan untuk serangan panik adalah 3 –

5.6 %. Sebagai contohnya, satu penelitian terakhir pada lebih dari 1.600

orang dewasa yang dipilih secara acak di Texas menemukan bahwa angka

prevalensi seumur hidup adalah 3,8 % untuk gangguan panik, 5,6 % untuk

serangan panik, dan 2,2 % untuk serangan panik dengan gejala yang terbatas

yang tidak memenuhi kriteria diagnostik lengkap.

Jenis Kelamin wanita 2-3 kali lebih sering terkena dari pada laki-laki,

walaupun kurangnya diagnosis gangguan panik pada laki-laki mungkin

berperan dalam distribusi yang tidak sama tersebut. Perbedaan antara

kelompok Hispanik, kulit putih non-Hispanik, dan kulit hitam adalah sangat

kecil. Faktor sosial satu-satunya yang dikenali berperan dalam

perkembangan gangguan panik adalah riwayat perceraian atau perpisahan

yang belum lama. Gangguan paling sering berkembang pada dewasa muda -

usia rata-rata timbulnya adalah kira-kira 25 tahun, tetapi baik gangguan

panik maupun agorafobia dapat berkembang pada setiap usia. Sebagai

4

Page 9: Referat Ggn Panik

contohnya. gangguan panik telah dilaporkan terjadi pada anak-anak dan

remaja. dan kemungkinan kurang diagnosis pada mereka.

2.3 Etiologi dan Patogenesis

Faktor Biologis

Penelitian tentang dasar biologis untuk gangguan panik telah

menghasilkan berbagai temuan; satu interpretasi adalah bahwa gejala

gangguan panik dapat disebabkan oleh berbagai kelainan biologis di dalam

struktur otak dan fungsi otak. penelitian tersebut dan penelitian lainnya telah

menghasilkan hipotesis yang melibatkan disregulasi system saraf perifer dan

pusat di dalam patofisiologi gangguan panik. Sistem saraf otonomik pada

beberapa pasien gangguan panik telah dilaporkan menunjukkan peningkatan

tonus simpatik, beradaptasi secara lambat terhadap stimuli yang berulang,

dan berespon secara berlebihan terhadap stimuli yang sedang. Sistem

neurotransmiter utama yang terlibat adalah norepinefrin, serotonin, dan

gamma-aminobutyric acid (GABA).

Faktor Genetika

Bahwa gangguan ini memiliki komponen genetika yang jelas. Angka

prevalensi tinggi pada anak dengan orang tua yang menderita gangguan

panik. Berbagai penelitian telah menemukan adanya peningkatan resiko

gangguan panik sebesar 4-8 kali lipat pada sanak saudara derajat pertama

pasien dengan gangguan panik dibandingkan dengan sanak saudara derajat

5

Page 10: Referat Ggn Panik

pertama dari pasien dengan gangguan psikiatrik lainnya. Demikian juga

pada kembar monozigot.

Faktor Psikososial

Baik teori kognitif perilaku dan psikoanalitik telah dikembangkan

untuk menjelaskan patogenesis gangguan panik dan agoraphobia. Teori

kognitif perilaku menyatakan bahwa kecemasan adalah suatu respon yang

dipelajari baik dari perilaku modeling orang tua atau melalui proses

pembiasan klasik.

Teori psikoanalitik memandang serangan panik sebagai akibat dari

pertahanan yang tidak berhasil dalam melawan impuls yang menyebabkan

kecemasan. Apa yang sebelumnya merupakan suatu sinyal kecemasan

ringan menjadi suatu perasaan ketakutan yang melanda, lengkap dengan

gejala somatik. (Wade et.al, 2007)

Penyebab serangan panic kemungkinan melibatkan arti bawah sadar

peristiwa yang menegangkan dan bahwa patogenesis serangan panik

mungkin berhubungan dengan faktor neurofisiologis yang dipicu oleh reaksi

psikologis.

2.4 Gejala Klinik

Gangguan panik terutama ditandai dengan adanya serangan panik

yang berulang dan terjadi secara spontan. Kondisi cemas pada gangguan

6

Page 11: Referat Ggn Panik

panik terjadi secara tiba-tiba yang dapat meningkat disertai gejala-gejala

mirip gangguan jantung.

DSM IV menekankan bahwa sekurang-kurangnya serangan pertama

harus tidak diperkirakan untuk memenuhi kriteria diagnosis untuk gangguan

panik. Gejala yang ditimbulkan antara lain:

a. Serangan dimulai dengan periode gejala yang meningkat dengan cepat

selama 10 menit.

b. Gejala utama dan khas adalah ketakutan yang kuat dan suatu perasaan

ancaman kematian dan kiamat

c. Pasien biasanya tidak mampu untuk menyebutkan sumber

ketakutannya dan mungkin merasa kebingungan dan mengalami

kesulitan dalam memusatkan perhatian

d. Tanda-tanda fisik seperti takikardia, sesak napas dan berkeringat.

e. Sekurangnya satu serangan telah terjadi paling sedikit 1 bulan atau

lebih dengan kekhawatiran yang menetap mengalami serangan

tambahan perubahan peilaku bermakna berhubungan dengan serangan

f. Permasalahan somatik akan kematian dai gangguan jantung atau

pernapasan mungkin merupakan perhatian utama selama serangan

panik.

7

Page 12: Referat Ggn Panik

Terdapat beberapa kondisi medis yang mempunyai serangan panik,

diantaranya:

a. Hyper/hipothyroid

b. Hyperparatiroid

c. Prolaps mitral

d. Gangguan putus obat

e. Gangguan putus alkohol

f. Hipoglikemia

2.5 Diagnosis

Menurut Research Diagnostic Centre (RDC) mengharuskan adanya

enam serangan panik selama periode enam minggu. International

Classification of Disease revisi ke 10 (IRD-10) mengharuskan adanya tiga

serangan dalam tiga minggu (untuk penyakit sedang) atau empat serangan

dalam empat minggu (untuk penyakit parah), sedangkan DSM III

mengharuskan adanya empat serangan dalam empat minggu.

Untuk DSM IV sendiri kriteria diagnostik untuk gangguan panik adalah

sebagai berikut:

a. Serangan panik rekuren yang tidak diharapkan.

b. Sekurangnya satu serangan telah terjadi paling sedikit 1 bulan (atau

lebih) dengan kekhawatiran yang menetap akan mengalami serangan

tambahan perubahan perilaku bernakna berhubungan dengan serangan.

c. Tidak terdapat agrofobia.

8

Page 13: Referat Ggn Panik

d. Serangan panik bukan karena efek fisiologis langsung dari zat (misalnya

obat yang disalahgunakan atau medikasi) serta kondisi medis umum.

e. Serangan panik tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan mental lain

sepeti fobia sosial, fobia spesifik, gangguan obsesif kompulsif atau

gangguan stres pasca traumatik.

Menurut PPDGJ-III gangguan panik baru ditegakkan sebagai

diagnosis utama bila tidak ditemukan adanya gangguan anxietas fobik.

Untuk diagnosis pasti, harus ditemukan adanya beberapa kali serangan

anxietas berat dalam masa kira-kira satu bulan :

a. Pada keadaan-keadaan dimana sebenarnya secara objektif tidak ada

bahaya.

b. Tidak terbatas pada situasi yang telah diketahui atau yang dapat

diduga sebelumnya (unpredictable situation)

c. Dengan keadaan yang relatif dari gejala-gejala anxietas pada periode

diantara serangan-serangan panik (meskipun demikian umumnya

dapat terjadi juga “anxietas antipsikotik” yaitu anxietas yang terjadi

setelah membayangkan sesuatu yang mengkhawatirkan akan terjadi.

2.6 Diagnosis Banding

Diagnosis banding untuk seorang pasien dengan gangguan panik

adalah sejumlah gangguan medis dan juga gangguan mental. Untuk

gangguan medis misalnya infark miokard, hipertiroid, hipoglikemi, dan

9

Page 14: Referat Ggn Panik

feokromositoma. Sedangkan diagnosis banding psikiatri untuk gangguan

panik adalah pura-pura, gangguan buatan, fobia sosial dan spesifik,

gangguan stress pasca traumatik, dan gangguan depresi.

2.7 Perjalanan Penyakit dan Prognosis

Gangguan panik biasanya memiliki onsetnya selama masa remaja

akhir atau masa dewasa awal, walaupun onset selama masa anak-anak,

remaja awal, dan usia pertengahan dapat terjadi. Biasanya kronik dan

bervariasi tiap individu. Frekuensi dan kepasrahan serangan panic mungkin

berfluktuasi. Serangan panik dapat terjadi beberapa kali sehari atau kurang

dari satu kali dalam sebulan. Penelitian follow up jangka panjang gangguan

panik sulit diinterpretasikan. Namun demikian kira-kira 30-40% pasien

tampaknya bebas dari gejala follow up jangka panjang, kira-kira 50%

memiliki gejala yang cukup ringan yang tidak mempengaruhi kehidupannya

secara bermakna dan kira-kira 10-21 % terus memiliki gejala yang

bermakna.

Depresi dapat mempersulit gambaran gejala pada kira-kira 40-80 %

dari semua pasien. Pasien dengan fungsi premorbid yang baik dan lama

gejala singkat cenderung memiliki prognosis yang baik.

2.8 Penatalaksanaan

Respon yang lebih baik terhadap pengobatan akan terjadi jika

penderita memahami bahwa penyakit panik melibatkan proses biologis dan

10

Page 15: Referat Ggn Panik

psikis. Obat-obatan dan terapi perilaku biasanya bisa mengendalikan gejala-

gejalanya. Selain itu, Psikoterapi bisa membantu menyelesaikan berbagai

pertentangan psikis yang mungkin melatarbelakangi perasaan dan perilaku

cemas.

Farmakoterapi

Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati gangguan panik adalah

obat anti-depresi dan anti-cemas :

a. Golongan Trisiklik ( Misalnya clomipramine dan imipramin)

b. Monoamin Oxidase Inhibitors ( Misalnya fenelzin)

c. Beberapa penelitian menyatakan MAOI lebih efektif dibandingkan

obat trisiklik.

d. Selective Seratonin Reuptake Inhibitors/SSRIs ( Misalnya fluoksetin)

Digunakan terutama pada pasien gangguan panic yang disertai dengan

depresi. SSRIs lebih disukai karena efek sampingnya lebih sedikit dan

tidak terlalu menyebabkan ketergantungan fisik.

e. Benzodiazepin

Bekerja lebih cepat daripada anti-depresi, tetapi bisa menyebabkan

ketergantungan fisik dan menimbulkan beberapa efek samping

(Misalnya rasa mengantuk. gangguan koordinasi dan perlambatan

waktu reaksi).

(Evalina dan Hutagalung, 2007)

11

Page 16: Referat Ggn Panik

Terapi Kognitif dan Perilaku

Adalah terapi yang efektif untuk gangguan panik. Dua pusat utama

terapi kogmitif untuk gangguan panik adalah instruksi tentang kepercayaan

salah dari pasien dan informasi tentang serangan panic. Instruksi tentang

kepercayaan yang salah berpusat pada kecenderungan pasien untuk keliru

menginterpretasikan sensasi tubuh yang ringan sebagai tanda untuk

ancaman serangan panic, kiamat atau kematian. Informasi tentang serangan

panik adalah termasuk penjelasan bahwa serangan panik jika terjadi tidak

mengancam kehidupan (Sheehan et.al, 2010).

12

Page 17: Referat Ggn Panik

BAB III

KESIMPULAN

Gangguan panik adalah gangguan yang ditandai dengan serangan panik

yang spontan dan tidak diperkirakan, atau periode kecemasan atau ketakutan yang

kuat dan relative singkat ( biasanya kurang dari 1 tahun). yang disertai dengan

gejala somatik.

Wanita 2-3 kali lebih sering terkena daripada laki-laki, gangguan paling

sering berkembang pada dewasa muda.

Faktor yang berperan dalam etiologi dan patofisiologi terjadinya gangguan

panik, diantaranya faktor biologi, faktor genetik dan faktor psikososial.

Beberapa golongan obat yang efektif untuk gangguan panic adalah obat

trisiklik dan tetrasiklik, Mono Amine Oksidase Inhibitor (MAOIs), Serotonin

Spesific Inhibitors (RSSI) dan Benzodeazepine.

13

Page 18: Referat Ggn Panik

DAFTAR PUSTAKA

Girsang, Rusminta. 2003. Aspek biologis gangguan panik. Indonesian psychiatry

Quarterly. Jakarta

Kaplan H.I ., Saddock B.J. 2010. Buku Ajar Psikiatri Klinis Edisi 2. EGC. Jakarta

Maslim, Rusdi. 2001. Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkasan dari

PPDGJ-III. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya. Jakarta

Hutagalung, evalina Asnawi, 2007. Tatalaksana Diagnosis dan Terapi gangguan

Anxietas

V. Sheehan, david & Ray, Ashok, 2010. Decision ree : Anxiety and Avoidance

Behaviour. Departemen of Psychiatry University of south florida College of

Medicine; Excerpta Media

Wade, Carole & Travis, 2007. Psikologi. Edisi kesembilan jilid dua: Erlangga

14