REFKA Asma Bronchial Cod.scr

25
BAB I PENDAHULUAN ASMA BRONKHIAL I. Definisi Asma bronkhial merupakan mengi berulang dan/atau batuk persisten dengan karakteristik sebagai berikut: timbul secara episodik, cenderung pada malam/dini hari (nokturnal), musiman, setelah aktifitas fisik serta adanya riwayat asma atau atopi lainnya pada pasien dan/atau keluarga. Pedoman nasional asma anak di dalam batasan operasionalnya menyepakati kecurigaan asma apabila anak menunjukkan gejala batuk dan/atau mengi yang timbul secara episodik, cenderung pada malam hari/dini hari (nokturnal), musiman, setelah aktivitas fisik, serta adanya riwayat asma dan atopi pada pasien atau keluarganya. Diagnosis asma kadang-kadang masih sulit ditegakkan, karena gambaran klinis asma yang bervariasi dari pasien ke pasien. Bervariasinya gambaran klinis tersebut mengakibatkan banyak anak mendapatkan penanganan yang tidak rasional. tidak mendapat pencegahan dengan baik sehingga penyakit dapat berlanjut ke keadaan yang lebih gawat 1 . II. Epidemiologi 1

description

refleksi kasus

Transcript of REFKA Asma Bronchial Cod.scr

Page 1: REFKA Asma Bronchial Cod.scr

BAB I

PENDAHULUAN

ASMA BRONKHIAL

I Definisi

Asma bronkhial merupakan mengi berulang danatau batuk persisten

dengan karakteristik sebagai berikut timbul secara episodik cenderung

pada malamdini hari (nokturnal) musiman setelah aktifitas fisik serta

adanya riwayat asma atau atopi lainnya pada pasien danatau keluarga

Pedoman nasional asma anak di dalam batasan operasionalnya

menyepakati kecurigaan asma apabila anak menunjukkan gejala batuk

danatau mengi yang timbul secara episodik cenderung pada malam

haridini hari (nokturnal) musiman setelah aktivitas fisik serta adanya

riwayat asma dan atopi pada pasien atau keluarganya Diagnosis asma

kadang-kadang masih sulit ditegakkan karena gambaran klinis asma yang

bervariasi dari pasien ke pasien Bervariasinya gambaran klinis tersebut

mengakibatkan banyak anak mendapatkan penanganan yang tidak rasional

tidak mendapat pencegahan dengan baik sehingga penyakit dapat berlanjut

ke keadaan yang lebih gawat 1

II Epidemiologi

Asma merupakan penyakit respiratorik kronis yang paling sering

dijumpai pada anak Prevalensi asma meningkat dari waktu ke waktu baik di

negara maju maupun negara sedang berkembang Peningkatan tersebut

diduga berkaitan dengan pola hidup yang berubah dan peran faktor

lingkungan terutama polusi baik indoor maupun outdoor Jumlah prevalensi

asma di seluruh dunia diperkirakan 72 (10 pada anak-anak) dan

bervariasi antara negara Prevalensi Asma di Indonesia berdasarkan

penelitian pada tahun 2002 pada anak usia 13-14 tahun adalah 6-7 1

1

III Klasifikasi

Klasifikasi asma sangat diperlukan karena berhubungan dengan tata

laksana lanjutan (jangka panjang) GINA membagi asma menjadi 4 klasifikasi

yaitu asma intermiten asma persisten ringan asma persisten sedang dan

asma persisten berat Berbeda dengan GINA PNAA membagi asma menjadi

3 yaitu asma episodik ringan asma episodik sedang dan asma persisten

Dasar pembagian ini karena pada asma anak kejadian episodik lebih sering

dibanding persisten (kronisitas) Dasar pembagian atau klasifikasi asma

pada anak adalah frekuensi serangan lamanya serangan aktivitas diluar

serangan dan beberapa pemeriksaan penunjang 2

Tabel 1 klasifikasi asma menurut GINA

2

Derajat asma Gejala Gejala malam Faal paru

intermiten Bulanan

Gejala

lt1xmnggu tanpa

gejala diluar

serangan

Serangan singkat

le 2x sebulan APE ge80

Persisten ringan Mingguan

Gejala gt1xmgg tp

lt1xhari

Serangan dapat

mengganggu

aktivitas dan tidur

gt2x sebulan APE gt80

Persisten sedang Harian

Gejala setiap hari

serangan

mengganggu

aktifitas dan tidur

Bronkodilator setiap

hari

gt2x sebulan APE 60-80

Persisten berat Kontinyu

Gejala terus menerus

Sering kambuh

Aktivitas fisik

terbatas

sering APE le60

Tabel 2 klasifikasi asma menurut PNAA

3

IV Patomekanisme

Pada tingkat sel tampak bahwa setelah terjadi pajanan alergen serta rangsang

infeksi maka sel mast limfosit dan makrofag akan melepas faktor kemotaktik

yang menimbulkan migrasi eosinofil dan sel radang lain 3

Asma dapat terjadi melalui jalur immunologi Jalur immunologi didominasi

oleh IgE merupakan reaksi hipersensivitas tipe I (tipe alergi) 3

4

Respon imun dimulai dengan masuknya alergen kedalam seluran nafas akan

ditangkap oleh sel dendrit yang merupakan sel pengenal antigen (Antigen Persenting

CellAPC) Antigen diproses di dalam APC dan dipersentingkan kepada sel limfosit T

dengan bantuan Mayor histocompatibility (MHC) kelas II limfosit T akan membawa ciri

antigen spesifik teraktivasi dan berdiffrensiasi ke profil Th2 Subtipe Th2 ini merupakan

subtipe utama yang terlibat pada asma mensekresi berbagai sitokine yang bertanggung

jawab bagi berkembangnya reaksi tipe lambat atau cell- mediated hypersensitivity

reaction 3

Rangsangan interleukin 4 dan interleukin 13 dari Th2 akan memacu sel limfosit

B untuk mensintesa IgE IgE akan dilepas limfosit B dan melekat pada high affiniting IgE

reseptors (FceRI) pada permukaan sel mast Bila alergen yang sama masuk lagi maka

akan diikat oleh IgE dipermukaan sel mast Cross Linked Reseptor IgE dengan alergen

akan mengaktifkan sel mast yang menyebabkan degranulasi sel mast sehingga terjadi

pelepasan perfomed mediator seperti histamin serta newly generated modiator antara

lain prostaglandin leukotrin yang menyebabkan terjadinya kontraksi otot polos

bronkus sekresi mukus vasodilitasi Mediator inflamasi menginduksi kebocoran

mikrovaskuler yang melibatkan eksudasi plasma kedalam saluran napas Kebocoran

plasma protein menginduksi penebalan dan edema dinding saluran napas yang

menyebabkan penyempitan lumen saluran napas sehingga menyebabkan kontraksi otot

pernapasan dan reaksi ini berlangsung selama 1-2 jam Reaksi ini disebut rdquoearly onsetrdquo

pada asma 3

Degranulasi sel mast beserta limfosit T subtipe Th2 akan menggerakkan dan

mengaktifkan sel-sel inflamasi eosinofil basofil neutrofil dan magrofag melalui aktivitas

sel endotel yang akan menyebabkan pembentukan molekul adhesi Reaksi ini akan

terjadi pada 4-8 jam setelah reaksi pertama dan menyebabkan kedatangan sel-sel

radang sehingga meningkatkan pelepasan mediator Reaksi ini disebut reaksi tipe

lambat

5

V Diagnosis Asma bronkhial

Telah kita ketahui bahwa diagnosis asma pada anak tidak selalu mudah

untuk ditegakkan Gejala klinis utama asma anak pada umumnya adalah

mengi berulang dan sesak napas tetapi pada anak tidak jarang batuk kronik

dapat merupakan satu-satunya gejala klinis yang ditemukan Biasanya batuk

kronik itu berhubungan dengan infeksi saluran napas atas Selain itu harus

dipikirkan pula kemungkinan asma pada anak bila terdapat penurunan

toleransi terhadap aktivitas fisik atau gejala batuk malam hari 4

Sebagian besar manifestasi akan muncul sebelum usia 6 tahun dan

kebanyakan gejala awal sudah ditemukan pada masa bayi berupa mengi

berulang atau tanpa batuk yang berhubungan dengan infeksi virus 4

Diagnosis dapat ditegakkan dari anamnesis pemeriksaan fisik

pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang

1 Anamnesis

Anamnesis meliputi adanya gejala yang episodik gejala berupa batuk

sesak napas mengi rasa berat di dada dan variabiliti yang berkaitan

dengan cuaca Faktor-faktor yang mempengaruhi asma riwayat

keluarga dan adanya riwayat alergi 4

2 Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik pada pasien asma tergantung dari derajat obstruksi

saluran napas ekspirasi memanjang diserta ronki dan mengi 4

3 Pemeriksaan laboratorium darah (terutama eosinofil IgE) sputum

(eosinofil spiral Cursshman Kristal Charcot Leyden) 4

6

4 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Radiologi Pada asma yang disertai obstruksi berat

didapatkan gambaran radiologi hyperlucent dengan pelebaran sela

antar iga diafragma letak rendah (datar) tetapi gambaran jantung

masih dalam batas normal

Pemeriksaan laboratorium dahak dahak atau sputum mukoid

berwarna jernih terdiri dari mukopolisakarida dan serabut

glikoprotein bila disebabkan oleh alergi murni umumnya dahak

sukar dikeluarkan saat batuk Dahak purulen berwarna kuning atau

kuning kehijauan umumnya berjumlah banyak dengan konsistensi

lunak atau kenyal berasal dari jaringan epitel yang mengalami

kerusakan (nekrotik) bercampur dengan sel-sel radang bakteri

Spirometri adalah alat yang dipergunakan untuk mengukur faal

ventilasi paru Reversibilitas penyempitan saluran napas yang

merupakan ciri khas asma dapat dinilai dengan peningkatan volume

ekspirasi paksa detik pertama (VEP1) dan atau kapasiti vital paksa

(FVC) sebanyak 20 atau lebih sesudah pemberian bronkodilator

Pemeriksaan IgE Uji tusuk kulit (skin prick test) untuk menunjukkan

adanya antibodi IgE spesifik pada kulit Uji tersebut untuk

menyokong anamnesis dan mencari faktor pencetus Uji alergen

yang positif tidak selalu merupakan penyebab asma Pemeriksaan

darah IgE Atopi dilakukan dengan cara radioallergosorbent test

(RAST) bila hasil uji tusuk kulit tidak dapat dilakukan (pada

dermographism) 4

VI Penatalaksanaan

Pengobatan asma pada dasarnya bertujuan untuk mendapatkan dan

menjaga status aktivitas faal paru normal Secara umum obat asma dapat

dibagi menjadi dua kelompok yaitu obat pelega (relievers) dan obat

pengontrol (controllers) 5

Obat pelega asma bertujuan untuk melegakan saluran napas dan

menghilangkan serangan serta eksaserbasi akut dengan pemberian

7

bronkodilator Bronkodilator yang banyak dipakai saat ini adalah β2-agonis

selain xantin dan antikolinergik Obat pengontrol asma bertujuan menjaga

dan mengontrol asma persisten dengan mencegah kekambuhan Obat

pengontrol asma yang banyak dipergunakan adalah kortikosteroid selain

anti-inflamasi lain seperti sodium kromolin nedokromil dan antagonis

leukotrien serta berbagai antihistamin generasi baru 5

Obat β2-agonis bermanfaat sebagai terapi intermiten asma episodik

sebagai tambahan terapi intermiten atau terapi rutin penunjang anti-

inflamasi pada asma relaps berulang atau kronis sebelum aktifitas fisik

untuk menghambat exercise induced asthma dan untuk penolong asma

akut Obat ini tersedia dalam bentuk oral atau inhalasi yang efektif

dilakukan dengan inhaler dosis terukur rotohaler atau nebulizer 5

Teofilin merupakan preparat metil-xantin yang pada masanya sangat

populer untuk terapi rumatan asma kronik ringan dan sebagai penunjang

pengobatan asma kronik berat Walaupun saat ini masih banyak dipakai

teofilin tidak begitu menarik lagi setelah pengobatan anti-inflamasi untuk

asma lebih terfokus kepada kortikosteroid Selama ini efek anti-inflamasi

teofilin memang masih sering dipertanyakan Selain itu metabolisme teofilin

diketahui akan terganggu dalam keadaan demam oleh penyakit tertentu

seperti influenza atau oleh obat seperti eritromisin simetidin dan

siprofloksasin Pada anak teofilin juga diketahui dapat mempengaruhi

prestasi sekolah sehingga tidak dianjurkan untuk diberikan pada anak

dengan gangguan psikologis atau gangguan belajar 5

8

LAPORAN KASUS

I IDENTITAS

Nama an SG

Umur II tahun

Jenis kelamin laki-laki

Alamat perumahan tinggede indah II

Anak ke 6 (enam) dari 6 bersaudara

Agama islam

Tanggal pemeriksaan II maret 2014 jam 17-45 wita

Ruangan nuri bawah

Nama ayah mappa usia 51 tahun

Pekerjaan supir

Pendidikan terakhir SD

Nama Ibu ibu Saodah usia 48 tahun

Pekerjaan Ibu rumah tangga

Pendidikan terakhir SMA

II ANAMNESIS

Keluhan utama sesak nafas

Riwayat penyakit sekarang

Sesak dialami sejak 3 hari yang lalu sebelum masuk RS sesak sudah

sering dirassakan sejak kelas 3 SD Suara napas sering berbunyi seperti

kucing Pasien juga ada batuk berlendir menurut ibu pasien ada riwayat

batuk sejak 4 bulan yang lalu batuk berlendir berwarna hijau tidak ada

darah Pasien sudah sering berobat di puskesma tinggede tapi tidak ada

perubahan Demam tidak ada pasien mengeluh sering berkeringat malam

tidak ada kejang dan tidak ada muntah BAB dan BAK biasa

Riwayat penyakit dahulu riwayat kejang umur II bulan riwayat sering

sesak sejak kelas 3 SD

9

Riwayat penyakit dalam keluarga

Orang tua (bapak) ada riwayat asma

III PEMERIKSAAN FISTS

Keadaan umum

Status pasien Sakit sedang Compos Mentis

Berat Badan 28 Kg Tinggi Badan 135 cm

status gizi BBTB = 93 gizi baik

VITAL SIGN

Tekanan darah 11080 mmHg

Heart rate 92 kali menit

Nadi 80 kali menit kuat angkat dan regular

Pernapasan 20 kali menit

Suhu 361 oC

KEPALA

Wajah ekspresi simetris

Deformitas tidak ada

Bentuk normocephal

Rambut hitam pendek tidak mudah rontok

Mata

- konjungvita tidak ada anemis

- Skelra Tidak ada ikterik

- Pupil isokor bilateral

Mulut tidak ada bibir kering dan tidak ada lidah kotor

10

LEHER

Kelenjer Getah Bening tidak teraba pembesaran

Tiroid tidak teraba pembesaran

JVP R5 -1 cm H2O

Massa lain tidak ada

DADA

Paru-paru

Inspeksi simetris kana dan kiri tidak ada retraksi

Palpasi vocal premitus sama kiri dan kanan

Perkusi sonor

Auskultasi suara nafas bronkovesikular tidak ada rhonki ada

wheezing

JANTUNG

Inspeksi Ictus cordis tidak tampak

Palpasi ictus cordis teraba di ICS V lenea midclavicularis

sinistra

Perkusi batas atas ICS II lenea midclavicularis sinistra

batas kanan ICS IV lenea parasternalis dextra

batas kiri ICS V lenea midclavicularis sinistra

Auskultasi bunyi jantung I dan II murni regular tidak ada gallop

dan tidak ada murmur

11

PERUT

Inspeksi perut datar tidak ada masa

Auskultasi peristaltik ada kesan normal

Perkusi tympani

Palpasi nyeri tekan epigastrium ada

Tidak ada organomegali

ANGGOTA GERAK - atas akral hangat tidak oedema

- bawah akral hangat tifak oedema

IV RESUME

Anak laki-laki 11 tahun berat badan 28 kg masuk dengan keluhan sesak

napas sejak 3 hari sebelum masuk RS sesak sudah sering dirasakan sejak SD

kelas 3 nafas sering berbunyi seperti suara kucing Ada batuk yang

dirasakan sekitar 4 bulan yang lalu batuk berlendir dan berwarna hijau Ada

riwayat orang tua (bapak) menderita asma

V DIAGNOSIS KERJA Asma Bronkial

VI DIGNOSIS BANDING

Bronkhitis

TB paru

VII PENATALAKSANAAN

o Non medikamentosa

Hindari faktor pencetus (debu udara dingin serbuk bunga exercise

yang berlebihan)

o Medikamentosa

1 IVFD Dex 5 14 tetesmenit

2 O2 05-2 litermenit

3 Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

12

4 Gentamicine 40 mg8 jamiv

5 Dexametasone 1 amp24 jamiv

6 Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

7 B com 2x1 tab

VIII PEMERIKSAAN PENUNJANG

LAB darah lengkap ( WBC 148 RBC 472 HGB 124 HCT

321 PLT 335)

RADIOLOGI dilakukan foto toraks kesan aspek bronkhitis

EKG tidak dilakukan

PEMERIKSAAN LAIN pemeriksaan skor

Riwayat kontak TB 1

Uji tuberkulin 1

Berat badanstatus gizi 0

Demam yang tidak diketahui penuebabnya 0

Batuk kronik 1

Pembesaran kelenjar getah bening 0

Pembengkakan tulang sendi panggul lutut falang 0

Foto torax 0

Total skor 3

13

FOLLOW UP

NO Tanggal Follow up

1 10 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Ada sesak

O TD 11070 mmHg

RR 24 xmenit

S 367 oC

N 92 xmenit

Ronki tidak ada wheezing ada

A Asma bronkhial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

O2 05-2 litermenit

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Dexametasone 1 amp24 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

2 11 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Sesak ada tapi mulai berkurang

O TD 10070 mmHg

RR 22 xmenit

14

S 367 oC

N 90 xmenit

Ronki tidak ada wheezing ada

A Asma bronkhial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

O2 05-2 litermenit (kalau perlu)

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Dexametasone 1 amp24 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

3 12 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Sesak sudah tidak ada

O TD 10070 mmHg

RR 22 xmenit

S 367 oC

N 90 xmenit

Ronki tidak ada wheezing tidak ada

A Asma bronchial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

15

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

3 13 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Sesak sudah tidak ada

O TD 11080 mmHg

RR 24 xmenit

S 362 oC

N 87 xmenit

Ronki tidak ada wheezing tidak ada

A Asma bronchial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

4 14 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Sesak sudah tidak ada

O TD 11090 mmHg

RR 26 xmenit

16

S 365 oC

N 88 xmenit

Ronki tidak ada wheezing tidak ada

A Asma bronchial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

17

PEMBAHASAN

Asma merupakan penyakit respiratorik kronis yang paling sering dijumpai pada

anak Prevalensi asma meningkat dari waktu ke waktu baik di negara maju maupun

Negara sedang berkembang Peningkatan tersebut diduga berkaitan dengan pola hidup

yang berubah dan peran faktor lingkungan terutama polusi baik indoor maupun

outdoor1

Pada kasus seorang anak mengalami sesak sejak 3 hari yang lalu pada malam

hari sebelum masuk RS menurut beberapa referensi asma memiliki faktor pencetus

yaitu udara dingin inilah yang menyebabkan rasa sesak pada pasien muncul pada

malam hari dan menetap sampai pagi hari kemudian anak juga memiliki riwayat sesak

yang berulang yang kemudian kembali normal setelah serangan Hasil pemeriksaan fisik

didapatkan wheezing yang jelas pada kedua paru ini sesuai patomekanisme yang

menjelaskan adanya bronkospasme akibat dari inflamasi dan pengeluaran mediator

inflamasi yang juga akan menyebabkan peningkatan mukus pada saluran napas inilah

juga yang merupakan penjelasan kenapa pada anak ini terdapat batuk berlendir 12345

Kemudia dari hasil pemeriksaan laboratorium juga ditemukan kadar leukosit

yang tinggi yaitu 148 x 103mm3 yang merupakan petanda adanya infeksi dari bakteri

sehingga pada pengobatan diberikan antibiotic spectrum luas dan antibiotik untuk gram

negativ

18

DAFTAR PUSTAKA

1 Rahajoa N Supriyanto B Setyanto D Buku ajar respirologi anak 1st ed IDAI

2008

2 Rara S Asma bronchial Available from URL

wwwacademiaedu5106624asma_bronkial jakarta 2003

3 Anonym Pedoman penatalaksanaan asma bronchial Available from URL

httpwwwklikpdpicomkonsensusasmaasmahtml 2012

4 Academia Asma bronchial [series online] 2013 [cited 2003] Available from

URL httprespiratoryusuacidpdf

5 Meiyanti Mulia Perkembangan pathogenesis dan pengobatan asma bronchial

FK univTrisakti 2000

19

Page 2: REFKA Asma Bronchial Cod.scr

III Klasifikasi

Klasifikasi asma sangat diperlukan karena berhubungan dengan tata

laksana lanjutan (jangka panjang) GINA membagi asma menjadi 4 klasifikasi

yaitu asma intermiten asma persisten ringan asma persisten sedang dan

asma persisten berat Berbeda dengan GINA PNAA membagi asma menjadi

3 yaitu asma episodik ringan asma episodik sedang dan asma persisten

Dasar pembagian ini karena pada asma anak kejadian episodik lebih sering

dibanding persisten (kronisitas) Dasar pembagian atau klasifikasi asma

pada anak adalah frekuensi serangan lamanya serangan aktivitas diluar

serangan dan beberapa pemeriksaan penunjang 2

Tabel 1 klasifikasi asma menurut GINA

2

Derajat asma Gejala Gejala malam Faal paru

intermiten Bulanan

Gejala

lt1xmnggu tanpa

gejala diluar

serangan

Serangan singkat

le 2x sebulan APE ge80

Persisten ringan Mingguan

Gejala gt1xmgg tp

lt1xhari

Serangan dapat

mengganggu

aktivitas dan tidur

gt2x sebulan APE gt80

Persisten sedang Harian

Gejala setiap hari

serangan

mengganggu

aktifitas dan tidur

Bronkodilator setiap

hari

gt2x sebulan APE 60-80

Persisten berat Kontinyu

Gejala terus menerus

Sering kambuh

Aktivitas fisik

terbatas

sering APE le60

Tabel 2 klasifikasi asma menurut PNAA

3

IV Patomekanisme

Pada tingkat sel tampak bahwa setelah terjadi pajanan alergen serta rangsang

infeksi maka sel mast limfosit dan makrofag akan melepas faktor kemotaktik

yang menimbulkan migrasi eosinofil dan sel radang lain 3

Asma dapat terjadi melalui jalur immunologi Jalur immunologi didominasi

oleh IgE merupakan reaksi hipersensivitas tipe I (tipe alergi) 3

4

Respon imun dimulai dengan masuknya alergen kedalam seluran nafas akan

ditangkap oleh sel dendrit yang merupakan sel pengenal antigen (Antigen Persenting

CellAPC) Antigen diproses di dalam APC dan dipersentingkan kepada sel limfosit T

dengan bantuan Mayor histocompatibility (MHC) kelas II limfosit T akan membawa ciri

antigen spesifik teraktivasi dan berdiffrensiasi ke profil Th2 Subtipe Th2 ini merupakan

subtipe utama yang terlibat pada asma mensekresi berbagai sitokine yang bertanggung

jawab bagi berkembangnya reaksi tipe lambat atau cell- mediated hypersensitivity

reaction 3

Rangsangan interleukin 4 dan interleukin 13 dari Th2 akan memacu sel limfosit

B untuk mensintesa IgE IgE akan dilepas limfosit B dan melekat pada high affiniting IgE

reseptors (FceRI) pada permukaan sel mast Bila alergen yang sama masuk lagi maka

akan diikat oleh IgE dipermukaan sel mast Cross Linked Reseptor IgE dengan alergen

akan mengaktifkan sel mast yang menyebabkan degranulasi sel mast sehingga terjadi

pelepasan perfomed mediator seperti histamin serta newly generated modiator antara

lain prostaglandin leukotrin yang menyebabkan terjadinya kontraksi otot polos

bronkus sekresi mukus vasodilitasi Mediator inflamasi menginduksi kebocoran

mikrovaskuler yang melibatkan eksudasi plasma kedalam saluran napas Kebocoran

plasma protein menginduksi penebalan dan edema dinding saluran napas yang

menyebabkan penyempitan lumen saluran napas sehingga menyebabkan kontraksi otot

pernapasan dan reaksi ini berlangsung selama 1-2 jam Reaksi ini disebut rdquoearly onsetrdquo

pada asma 3

Degranulasi sel mast beserta limfosit T subtipe Th2 akan menggerakkan dan

mengaktifkan sel-sel inflamasi eosinofil basofil neutrofil dan magrofag melalui aktivitas

sel endotel yang akan menyebabkan pembentukan molekul adhesi Reaksi ini akan

terjadi pada 4-8 jam setelah reaksi pertama dan menyebabkan kedatangan sel-sel

radang sehingga meningkatkan pelepasan mediator Reaksi ini disebut reaksi tipe

lambat

5

V Diagnosis Asma bronkhial

Telah kita ketahui bahwa diagnosis asma pada anak tidak selalu mudah

untuk ditegakkan Gejala klinis utama asma anak pada umumnya adalah

mengi berulang dan sesak napas tetapi pada anak tidak jarang batuk kronik

dapat merupakan satu-satunya gejala klinis yang ditemukan Biasanya batuk

kronik itu berhubungan dengan infeksi saluran napas atas Selain itu harus

dipikirkan pula kemungkinan asma pada anak bila terdapat penurunan

toleransi terhadap aktivitas fisik atau gejala batuk malam hari 4

Sebagian besar manifestasi akan muncul sebelum usia 6 tahun dan

kebanyakan gejala awal sudah ditemukan pada masa bayi berupa mengi

berulang atau tanpa batuk yang berhubungan dengan infeksi virus 4

Diagnosis dapat ditegakkan dari anamnesis pemeriksaan fisik

pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang

1 Anamnesis

Anamnesis meliputi adanya gejala yang episodik gejala berupa batuk

sesak napas mengi rasa berat di dada dan variabiliti yang berkaitan

dengan cuaca Faktor-faktor yang mempengaruhi asma riwayat

keluarga dan adanya riwayat alergi 4

2 Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik pada pasien asma tergantung dari derajat obstruksi

saluran napas ekspirasi memanjang diserta ronki dan mengi 4

3 Pemeriksaan laboratorium darah (terutama eosinofil IgE) sputum

(eosinofil spiral Cursshman Kristal Charcot Leyden) 4

6

4 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Radiologi Pada asma yang disertai obstruksi berat

didapatkan gambaran radiologi hyperlucent dengan pelebaran sela

antar iga diafragma letak rendah (datar) tetapi gambaran jantung

masih dalam batas normal

Pemeriksaan laboratorium dahak dahak atau sputum mukoid

berwarna jernih terdiri dari mukopolisakarida dan serabut

glikoprotein bila disebabkan oleh alergi murni umumnya dahak

sukar dikeluarkan saat batuk Dahak purulen berwarna kuning atau

kuning kehijauan umumnya berjumlah banyak dengan konsistensi

lunak atau kenyal berasal dari jaringan epitel yang mengalami

kerusakan (nekrotik) bercampur dengan sel-sel radang bakteri

Spirometri adalah alat yang dipergunakan untuk mengukur faal

ventilasi paru Reversibilitas penyempitan saluran napas yang

merupakan ciri khas asma dapat dinilai dengan peningkatan volume

ekspirasi paksa detik pertama (VEP1) dan atau kapasiti vital paksa

(FVC) sebanyak 20 atau lebih sesudah pemberian bronkodilator

Pemeriksaan IgE Uji tusuk kulit (skin prick test) untuk menunjukkan

adanya antibodi IgE spesifik pada kulit Uji tersebut untuk

menyokong anamnesis dan mencari faktor pencetus Uji alergen

yang positif tidak selalu merupakan penyebab asma Pemeriksaan

darah IgE Atopi dilakukan dengan cara radioallergosorbent test

(RAST) bila hasil uji tusuk kulit tidak dapat dilakukan (pada

dermographism) 4

VI Penatalaksanaan

Pengobatan asma pada dasarnya bertujuan untuk mendapatkan dan

menjaga status aktivitas faal paru normal Secara umum obat asma dapat

dibagi menjadi dua kelompok yaitu obat pelega (relievers) dan obat

pengontrol (controllers) 5

Obat pelega asma bertujuan untuk melegakan saluran napas dan

menghilangkan serangan serta eksaserbasi akut dengan pemberian

7

bronkodilator Bronkodilator yang banyak dipakai saat ini adalah β2-agonis

selain xantin dan antikolinergik Obat pengontrol asma bertujuan menjaga

dan mengontrol asma persisten dengan mencegah kekambuhan Obat

pengontrol asma yang banyak dipergunakan adalah kortikosteroid selain

anti-inflamasi lain seperti sodium kromolin nedokromil dan antagonis

leukotrien serta berbagai antihistamin generasi baru 5

Obat β2-agonis bermanfaat sebagai terapi intermiten asma episodik

sebagai tambahan terapi intermiten atau terapi rutin penunjang anti-

inflamasi pada asma relaps berulang atau kronis sebelum aktifitas fisik

untuk menghambat exercise induced asthma dan untuk penolong asma

akut Obat ini tersedia dalam bentuk oral atau inhalasi yang efektif

dilakukan dengan inhaler dosis terukur rotohaler atau nebulizer 5

Teofilin merupakan preparat metil-xantin yang pada masanya sangat

populer untuk terapi rumatan asma kronik ringan dan sebagai penunjang

pengobatan asma kronik berat Walaupun saat ini masih banyak dipakai

teofilin tidak begitu menarik lagi setelah pengobatan anti-inflamasi untuk

asma lebih terfokus kepada kortikosteroid Selama ini efek anti-inflamasi

teofilin memang masih sering dipertanyakan Selain itu metabolisme teofilin

diketahui akan terganggu dalam keadaan demam oleh penyakit tertentu

seperti influenza atau oleh obat seperti eritromisin simetidin dan

siprofloksasin Pada anak teofilin juga diketahui dapat mempengaruhi

prestasi sekolah sehingga tidak dianjurkan untuk diberikan pada anak

dengan gangguan psikologis atau gangguan belajar 5

8

LAPORAN KASUS

I IDENTITAS

Nama an SG

Umur II tahun

Jenis kelamin laki-laki

Alamat perumahan tinggede indah II

Anak ke 6 (enam) dari 6 bersaudara

Agama islam

Tanggal pemeriksaan II maret 2014 jam 17-45 wita

Ruangan nuri bawah

Nama ayah mappa usia 51 tahun

Pekerjaan supir

Pendidikan terakhir SD

Nama Ibu ibu Saodah usia 48 tahun

Pekerjaan Ibu rumah tangga

Pendidikan terakhir SMA

II ANAMNESIS

Keluhan utama sesak nafas

Riwayat penyakit sekarang

Sesak dialami sejak 3 hari yang lalu sebelum masuk RS sesak sudah

sering dirassakan sejak kelas 3 SD Suara napas sering berbunyi seperti

kucing Pasien juga ada batuk berlendir menurut ibu pasien ada riwayat

batuk sejak 4 bulan yang lalu batuk berlendir berwarna hijau tidak ada

darah Pasien sudah sering berobat di puskesma tinggede tapi tidak ada

perubahan Demam tidak ada pasien mengeluh sering berkeringat malam

tidak ada kejang dan tidak ada muntah BAB dan BAK biasa

Riwayat penyakit dahulu riwayat kejang umur II bulan riwayat sering

sesak sejak kelas 3 SD

9

Riwayat penyakit dalam keluarga

Orang tua (bapak) ada riwayat asma

III PEMERIKSAAN FISTS

Keadaan umum

Status pasien Sakit sedang Compos Mentis

Berat Badan 28 Kg Tinggi Badan 135 cm

status gizi BBTB = 93 gizi baik

VITAL SIGN

Tekanan darah 11080 mmHg

Heart rate 92 kali menit

Nadi 80 kali menit kuat angkat dan regular

Pernapasan 20 kali menit

Suhu 361 oC

KEPALA

Wajah ekspresi simetris

Deformitas tidak ada

Bentuk normocephal

Rambut hitam pendek tidak mudah rontok

Mata

- konjungvita tidak ada anemis

- Skelra Tidak ada ikterik

- Pupil isokor bilateral

Mulut tidak ada bibir kering dan tidak ada lidah kotor

10

LEHER

Kelenjer Getah Bening tidak teraba pembesaran

Tiroid tidak teraba pembesaran

JVP R5 -1 cm H2O

Massa lain tidak ada

DADA

Paru-paru

Inspeksi simetris kana dan kiri tidak ada retraksi

Palpasi vocal premitus sama kiri dan kanan

Perkusi sonor

Auskultasi suara nafas bronkovesikular tidak ada rhonki ada

wheezing

JANTUNG

Inspeksi Ictus cordis tidak tampak

Palpasi ictus cordis teraba di ICS V lenea midclavicularis

sinistra

Perkusi batas atas ICS II lenea midclavicularis sinistra

batas kanan ICS IV lenea parasternalis dextra

batas kiri ICS V lenea midclavicularis sinistra

Auskultasi bunyi jantung I dan II murni regular tidak ada gallop

dan tidak ada murmur

11

PERUT

Inspeksi perut datar tidak ada masa

Auskultasi peristaltik ada kesan normal

Perkusi tympani

Palpasi nyeri tekan epigastrium ada

Tidak ada organomegali

ANGGOTA GERAK - atas akral hangat tidak oedema

- bawah akral hangat tifak oedema

IV RESUME

Anak laki-laki 11 tahun berat badan 28 kg masuk dengan keluhan sesak

napas sejak 3 hari sebelum masuk RS sesak sudah sering dirasakan sejak SD

kelas 3 nafas sering berbunyi seperti suara kucing Ada batuk yang

dirasakan sekitar 4 bulan yang lalu batuk berlendir dan berwarna hijau Ada

riwayat orang tua (bapak) menderita asma

V DIAGNOSIS KERJA Asma Bronkial

VI DIGNOSIS BANDING

Bronkhitis

TB paru

VII PENATALAKSANAAN

o Non medikamentosa

Hindari faktor pencetus (debu udara dingin serbuk bunga exercise

yang berlebihan)

o Medikamentosa

1 IVFD Dex 5 14 tetesmenit

2 O2 05-2 litermenit

3 Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

12

4 Gentamicine 40 mg8 jamiv

5 Dexametasone 1 amp24 jamiv

6 Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

7 B com 2x1 tab

VIII PEMERIKSAAN PENUNJANG

LAB darah lengkap ( WBC 148 RBC 472 HGB 124 HCT

321 PLT 335)

RADIOLOGI dilakukan foto toraks kesan aspek bronkhitis

EKG tidak dilakukan

PEMERIKSAAN LAIN pemeriksaan skor

Riwayat kontak TB 1

Uji tuberkulin 1

Berat badanstatus gizi 0

Demam yang tidak diketahui penuebabnya 0

Batuk kronik 1

Pembesaran kelenjar getah bening 0

Pembengkakan tulang sendi panggul lutut falang 0

Foto torax 0

Total skor 3

13

FOLLOW UP

NO Tanggal Follow up

1 10 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Ada sesak

O TD 11070 mmHg

RR 24 xmenit

S 367 oC

N 92 xmenit

Ronki tidak ada wheezing ada

A Asma bronkhial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

O2 05-2 litermenit

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Dexametasone 1 amp24 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

2 11 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Sesak ada tapi mulai berkurang

O TD 10070 mmHg

RR 22 xmenit

14

S 367 oC

N 90 xmenit

Ronki tidak ada wheezing ada

A Asma bronkhial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

O2 05-2 litermenit (kalau perlu)

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Dexametasone 1 amp24 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

3 12 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Sesak sudah tidak ada

O TD 10070 mmHg

RR 22 xmenit

S 367 oC

N 90 xmenit

Ronki tidak ada wheezing tidak ada

A Asma bronchial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

15

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

3 13 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Sesak sudah tidak ada

O TD 11080 mmHg

RR 24 xmenit

S 362 oC

N 87 xmenit

Ronki tidak ada wheezing tidak ada

A Asma bronchial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

4 14 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Sesak sudah tidak ada

O TD 11090 mmHg

RR 26 xmenit

16

S 365 oC

N 88 xmenit

Ronki tidak ada wheezing tidak ada

A Asma bronchial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

17

PEMBAHASAN

Asma merupakan penyakit respiratorik kronis yang paling sering dijumpai pada

anak Prevalensi asma meningkat dari waktu ke waktu baik di negara maju maupun

Negara sedang berkembang Peningkatan tersebut diduga berkaitan dengan pola hidup

yang berubah dan peran faktor lingkungan terutama polusi baik indoor maupun

outdoor1

Pada kasus seorang anak mengalami sesak sejak 3 hari yang lalu pada malam

hari sebelum masuk RS menurut beberapa referensi asma memiliki faktor pencetus

yaitu udara dingin inilah yang menyebabkan rasa sesak pada pasien muncul pada

malam hari dan menetap sampai pagi hari kemudian anak juga memiliki riwayat sesak

yang berulang yang kemudian kembali normal setelah serangan Hasil pemeriksaan fisik

didapatkan wheezing yang jelas pada kedua paru ini sesuai patomekanisme yang

menjelaskan adanya bronkospasme akibat dari inflamasi dan pengeluaran mediator

inflamasi yang juga akan menyebabkan peningkatan mukus pada saluran napas inilah

juga yang merupakan penjelasan kenapa pada anak ini terdapat batuk berlendir 12345

Kemudia dari hasil pemeriksaan laboratorium juga ditemukan kadar leukosit

yang tinggi yaitu 148 x 103mm3 yang merupakan petanda adanya infeksi dari bakteri

sehingga pada pengobatan diberikan antibiotic spectrum luas dan antibiotik untuk gram

negativ

18

DAFTAR PUSTAKA

1 Rahajoa N Supriyanto B Setyanto D Buku ajar respirologi anak 1st ed IDAI

2008

2 Rara S Asma bronchial Available from URL

wwwacademiaedu5106624asma_bronkial jakarta 2003

3 Anonym Pedoman penatalaksanaan asma bronchial Available from URL

httpwwwklikpdpicomkonsensusasmaasmahtml 2012

4 Academia Asma bronchial [series online] 2013 [cited 2003] Available from

URL httprespiratoryusuacidpdf

5 Meiyanti Mulia Perkembangan pathogenesis dan pengobatan asma bronchial

FK univTrisakti 2000

19

Page 3: REFKA Asma Bronchial Cod.scr

Derajat asma Gejala Gejala malam Faal paru

intermiten Bulanan

Gejala

lt1xmnggu tanpa

gejala diluar

serangan

Serangan singkat

le 2x sebulan APE ge80

Persisten ringan Mingguan

Gejala gt1xmgg tp

lt1xhari

Serangan dapat

mengganggu

aktivitas dan tidur

gt2x sebulan APE gt80

Persisten sedang Harian

Gejala setiap hari

serangan

mengganggu

aktifitas dan tidur

Bronkodilator setiap

hari

gt2x sebulan APE 60-80

Persisten berat Kontinyu

Gejala terus menerus

Sering kambuh

Aktivitas fisik

terbatas

sering APE le60

Tabel 2 klasifikasi asma menurut PNAA

3

IV Patomekanisme

Pada tingkat sel tampak bahwa setelah terjadi pajanan alergen serta rangsang

infeksi maka sel mast limfosit dan makrofag akan melepas faktor kemotaktik

yang menimbulkan migrasi eosinofil dan sel radang lain 3

Asma dapat terjadi melalui jalur immunologi Jalur immunologi didominasi

oleh IgE merupakan reaksi hipersensivitas tipe I (tipe alergi) 3

4

Respon imun dimulai dengan masuknya alergen kedalam seluran nafas akan

ditangkap oleh sel dendrit yang merupakan sel pengenal antigen (Antigen Persenting

CellAPC) Antigen diproses di dalam APC dan dipersentingkan kepada sel limfosit T

dengan bantuan Mayor histocompatibility (MHC) kelas II limfosit T akan membawa ciri

antigen spesifik teraktivasi dan berdiffrensiasi ke profil Th2 Subtipe Th2 ini merupakan

subtipe utama yang terlibat pada asma mensekresi berbagai sitokine yang bertanggung

jawab bagi berkembangnya reaksi tipe lambat atau cell- mediated hypersensitivity

reaction 3

Rangsangan interleukin 4 dan interleukin 13 dari Th2 akan memacu sel limfosit

B untuk mensintesa IgE IgE akan dilepas limfosit B dan melekat pada high affiniting IgE

reseptors (FceRI) pada permukaan sel mast Bila alergen yang sama masuk lagi maka

akan diikat oleh IgE dipermukaan sel mast Cross Linked Reseptor IgE dengan alergen

akan mengaktifkan sel mast yang menyebabkan degranulasi sel mast sehingga terjadi

pelepasan perfomed mediator seperti histamin serta newly generated modiator antara

lain prostaglandin leukotrin yang menyebabkan terjadinya kontraksi otot polos

bronkus sekresi mukus vasodilitasi Mediator inflamasi menginduksi kebocoran

mikrovaskuler yang melibatkan eksudasi plasma kedalam saluran napas Kebocoran

plasma protein menginduksi penebalan dan edema dinding saluran napas yang

menyebabkan penyempitan lumen saluran napas sehingga menyebabkan kontraksi otot

pernapasan dan reaksi ini berlangsung selama 1-2 jam Reaksi ini disebut rdquoearly onsetrdquo

pada asma 3

Degranulasi sel mast beserta limfosit T subtipe Th2 akan menggerakkan dan

mengaktifkan sel-sel inflamasi eosinofil basofil neutrofil dan magrofag melalui aktivitas

sel endotel yang akan menyebabkan pembentukan molekul adhesi Reaksi ini akan

terjadi pada 4-8 jam setelah reaksi pertama dan menyebabkan kedatangan sel-sel

radang sehingga meningkatkan pelepasan mediator Reaksi ini disebut reaksi tipe

lambat

5

V Diagnosis Asma bronkhial

Telah kita ketahui bahwa diagnosis asma pada anak tidak selalu mudah

untuk ditegakkan Gejala klinis utama asma anak pada umumnya adalah

mengi berulang dan sesak napas tetapi pada anak tidak jarang batuk kronik

dapat merupakan satu-satunya gejala klinis yang ditemukan Biasanya batuk

kronik itu berhubungan dengan infeksi saluran napas atas Selain itu harus

dipikirkan pula kemungkinan asma pada anak bila terdapat penurunan

toleransi terhadap aktivitas fisik atau gejala batuk malam hari 4

Sebagian besar manifestasi akan muncul sebelum usia 6 tahun dan

kebanyakan gejala awal sudah ditemukan pada masa bayi berupa mengi

berulang atau tanpa batuk yang berhubungan dengan infeksi virus 4

Diagnosis dapat ditegakkan dari anamnesis pemeriksaan fisik

pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang

1 Anamnesis

Anamnesis meliputi adanya gejala yang episodik gejala berupa batuk

sesak napas mengi rasa berat di dada dan variabiliti yang berkaitan

dengan cuaca Faktor-faktor yang mempengaruhi asma riwayat

keluarga dan adanya riwayat alergi 4

2 Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik pada pasien asma tergantung dari derajat obstruksi

saluran napas ekspirasi memanjang diserta ronki dan mengi 4

3 Pemeriksaan laboratorium darah (terutama eosinofil IgE) sputum

(eosinofil spiral Cursshman Kristal Charcot Leyden) 4

6

4 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Radiologi Pada asma yang disertai obstruksi berat

didapatkan gambaran radiologi hyperlucent dengan pelebaran sela

antar iga diafragma letak rendah (datar) tetapi gambaran jantung

masih dalam batas normal

Pemeriksaan laboratorium dahak dahak atau sputum mukoid

berwarna jernih terdiri dari mukopolisakarida dan serabut

glikoprotein bila disebabkan oleh alergi murni umumnya dahak

sukar dikeluarkan saat batuk Dahak purulen berwarna kuning atau

kuning kehijauan umumnya berjumlah banyak dengan konsistensi

lunak atau kenyal berasal dari jaringan epitel yang mengalami

kerusakan (nekrotik) bercampur dengan sel-sel radang bakteri

Spirometri adalah alat yang dipergunakan untuk mengukur faal

ventilasi paru Reversibilitas penyempitan saluran napas yang

merupakan ciri khas asma dapat dinilai dengan peningkatan volume

ekspirasi paksa detik pertama (VEP1) dan atau kapasiti vital paksa

(FVC) sebanyak 20 atau lebih sesudah pemberian bronkodilator

Pemeriksaan IgE Uji tusuk kulit (skin prick test) untuk menunjukkan

adanya antibodi IgE spesifik pada kulit Uji tersebut untuk

menyokong anamnesis dan mencari faktor pencetus Uji alergen

yang positif tidak selalu merupakan penyebab asma Pemeriksaan

darah IgE Atopi dilakukan dengan cara radioallergosorbent test

(RAST) bila hasil uji tusuk kulit tidak dapat dilakukan (pada

dermographism) 4

VI Penatalaksanaan

Pengobatan asma pada dasarnya bertujuan untuk mendapatkan dan

menjaga status aktivitas faal paru normal Secara umum obat asma dapat

dibagi menjadi dua kelompok yaitu obat pelega (relievers) dan obat

pengontrol (controllers) 5

Obat pelega asma bertujuan untuk melegakan saluran napas dan

menghilangkan serangan serta eksaserbasi akut dengan pemberian

7

bronkodilator Bronkodilator yang banyak dipakai saat ini adalah β2-agonis

selain xantin dan antikolinergik Obat pengontrol asma bertujuan menjaga

dan mengontrol asma persisten dengan mencegah kekambuhan Obat

pengontrol asma yang banyak dipergunakan adalah kortikosteroid selain

anti-inflamasi lain seperti sodium kromolin nedokromil dan antagonis

leukotrien serta berbagai antihistamin generasi baru 5

Obat β2-agonis bermanfaat sebagai terapi intermiten asma episodik

sebagai tambahan terapi intermiten atau terapi rutin penunjang anti-

inflamasi pada asma relaps berulang atau kronis sebelum aktifitas fisik

untuk menghambat exercise induced asthma dan untuk penolong asma

akut Obat ini tersedia dalam bentuk oral atau inhalasi yang efektif

dilakukan dengan inhaler dosis terukur rotohaler atau nebulizer 5

Teofilin merupakan preparat metil-xantin yang pada masanya sangat

populer untuk terapi rumatan asma kronik ringan dan sebagai penunjang

pengobatan asma kronik berat Walaupun saat ini masih banyak dipakai

teofilin tidak begitu menarik lagi setelah pengobatan anti-inflamasi untuk

asma lebih terfokus kepada kortikosteroid Selama ini efek anti-inflamasi

teofilin memang masih sering dipertanyakan Selain itu metabolisme teofilin

diketahui akan terganggu dalam keadaan demam oleh penyakit tertentu

seperti influenza atau oleh obat seperti eritromisin simetidin dan

siprofloksasin Pada anak teofilin juga diketahui dapat mempengaruhi

prestasi sekolah sehingga tidak dianjurkan untuk diberikan pada anak

dengan gangguan psikologis atau gangguan belajar 5

8

LAPORAN KASUS

I IDENTITAS

Nama an SG

Umur II tahun

Jenis kelamin laki-laki

Alamat perumahan tinggede indah II

Anak ke 6 (enam) dari 6 bersaudara

Agama islam

Tanggal pemeriksaan II maret 2014 jam 17-45 wita

Ruangan nuri bawah

Nama ayah mappa usia 51 tahun

Pekerjaan supir

Pendidikan terakhir SD

Nama Ibu ibu Saodah usia 48 tahun

Pekerjaan Ibu rumah tangga

Pendidikan terakhir SMA

II ANAMNESIS

Keluhan utama sesak nafas

Riwayat penyakit sekarang

Sesak dialami sejak 3 hari yang lalu sebelum masuk RS sesak sudah

sering dirassakan sejak kelas 3 SD Suara napas sering berbunyi seperti

kucing Pasien juga ada batuk berlendir menurut ibu pasien ada riwayat

batuk sejak 4 bulan yang lalu batuk berlendir berwarna hijau tidak ada

darah Pasien sudah sering berobat di puskesma tinggede tapi tidak ada

perubahan Demam tidak ada pasien mengeluh sering berkeringat malam

tidak ada kejang dan tidak ada muntah BAB dan BAK biasa

Riwayat penyakit dahulu riwayat kejang umur II bulan riwayat sering

sesak sejak kelas 3 SD

9

Riwayat penyakit dalam keluarga

Orang tua (bapak) ada riwayat asma

III PEMERIKSAAN FISTS

Keadaan umum

Status pasien Sakit sedang Compos Mentis

Berat Badan 28 Kg Tinggi Badan 135 cm

status gizi BBTB = 93 gizi baik

VITAL SIGN

Tekanan darah 11080 mmHg

Heart rate 92 kali menit

Nadi 80 kali menit kuat angkat dan regular

Pernapasan 20 kali menit

Suhu 361 oC

KEPALA

Wajah ekspresi simetris

Deformitas tidak ada

Bentuk normocephal

Rambut hitam pendek tidak mudah rontok

Mata

- konjungvita tidak ada anemis

- Skelra Tidak ada ikterik

- Pupil isokor bilateral

Mulut tidak ada bibir kering dan tidak ada lidah kotor

10

LEHER

Kelenjer Getah Bening tidak teraba pembesaran

Tiroid tidak teraba pembesaran

JVP R5 -1 cm H2O

Massa lain tidak ada

DADA

Paru-paru

Inspeksi simetris kana dan kiri tidak ada retraksi

Palpasi vocal premitus sama kiri dan kanan

Perkusi sonor

Auskultasi suara nafas bronkovesikular tidak ada rhonki ada

wheezing

JANTUNG

Inspeksi Ictus cordis tidak tampak

Palpasi ictus cordis teraba di ICS V lenea midclavicularis

sinistra

Perkusi batas atas ICS II lenea midclavicularis sinistra

batas kanan ICS IV lenea parasternalis dextra

batas kiri ICS V lenea midclavicularis sinistra

Auskultasi bunyi jantung I dan II murni regular tidak ada gallop

dan tidak ada murmur

11

PERUT

Inspeksi perut datar tidak ada masa

Auskultasi peristaltik ada kesan normal

Perkusi tympani

Palpasi nyeri tekan epigastrium ada

Tidak ada organomegali

ANGGOTA GERAK - atas akral hangat tidak oedema

- bawah akral hangat tifak oedema

IV RESUME

Anak laki-laki 11 tahun berat badan 28 kg masuk dengan keluhan sesak

napas sejak 3 hari sebelum masuk RS sesak sudah sering dirasakan sejak SD

kelas 3 nafas sering berbunyi seperti suara kucing Ada batuk yang

dirasakan sekitar 4 bulan yang lalu batuk berlendir dan berwarna hijau Ada

riwayat orang tua (bapak) menderita asma

V DIAGNOSIS KERJA Asma Bronkial

VI DIGNOSIS BANDING

Bronkhitis

TB paru

VII PENATALAKSANAAN

o Non medikamentosa

Hindari faktor pencetus (debu udara dingin serbuk bunga exercise

yang berlebihan)

o Medikamentosa

1 IVFD Dex 5 14 tetesmenit

2 O2 05-2 litermenit

3 Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

12

4 Gentamicine 40 mg8 jamiv

5 Dexametasone 1 amp24 jamiv

6 Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

7 B com 2x1 tab

VIII PEMERIKSAAN PENUNJANG

LAB darah lengkap ( WBC 148 RBC 472 HGB 124 HCT

321 PLT 335)

RADIOLOGI dilakukan foto toraks kesan aspek bronkhitis

EKG tidak dilakukan

PEMERIKSAAN LAIN pemeriksaan skor

Riwayat kontak TB 1

Uji tuberkulin 1

Berat badanstatus gizi 0

Demam yang tidak diketahui penuebabnya 0

Batuk kronik 1

Pembesaran kelenjar getah bening 0

Pembengkakan tulang sendi panggul lutut falang 0

Foto torax 0

Total skor 3

13

FOLLOW UP

NO Tanggal Follow up

1 10 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Ada sesak

O TD 11070 mmHg

RR 24 xmenit

S 367 oC

N 92 xmenit

Ronki tidak ada wheezing ada

A Asma bronkhial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

O2 05-2 litermenit

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Dexametasone 1 amp24 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

2 11 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Sesak ada tapi mulai berkurang

O TD 10070 mmHg

RR 22 xmenit

14

S 367 oC

N 90 xmenit

Ronki tidak ada wheezing ada

A Asma bronkhial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

O2 05-2 litermenit (kalau perlu)

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Dexametasone 1 amp24 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

3 12 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Sesak sudah tidak ada

O TD 10070 mmHg

RR 22 xmenit

S 367 oC

N 90 xmenit

Ronki tidak ada wheezing tidak ada

A Asma bronchial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

15

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

3 13 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Sesak sudah tidak ada

O TD 11080 mmHg

RR 24 xmenit

S 362 oC

N 87 xmenit

Ronki tidak ada wheezing tidak ada

A Asma bronchial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

4 14 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Sesak sudah tidak ada

O TD 11090 mmHg

RR 26 xmenit

16

S 365 oC

N 88 xmenit

Ronki tidak ada wheezing tidak ada

A Asma bronchial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

17

PEMBAHASAN

Asma merupakan penyakit respiratorik kronis yang paling sering dijumpai pada

anak Prevalensi asma meningkat dari waktu ke waktu baik di negara maju maupun

Negara sedang berkembang Peningkatan tersebut diduga berkaitan dengan pola hidup

yang berubah dan peran faktor lingkungan terutama polusi baik indoor maupun

outdoor1

Pada kasus seorang anak mengalami sesak sejak 3 hari yang lalu pada malam

hari sebelum masuk RS menurut beberapa referensi asma memiliki faktor pencetus

yaitu udara dingin inilah yang menyebabkan rasa sesak pada pasien muncul pada

malam hari dan menetap sampai pagi hari kemudian anak juga memiliki riwayat sesak

yang berulang yang kemudian kembali normal setelah serangan Hasil pemeriksaan fisik

didapatkan wheezing yang jelas pada kedua paru ini sesuai patomekanisme yang

menjelaskan adanya bronkospasme akibat dari inflamasi dan pengeluaran mediator

inflamasi yang juga akan menyebabkan peningkatan mukus pada saluran napas inilah

juga yang merupakan penjelasan kenapa pada anak ini terdapat batuk berlendir 12345

Kemudia dari hasil pemeriksaan laboratorium juga ditemukan kadar leukosit

yang tinggi yaitu 148 x 103mm3 yang merupakan petanda adanya infeksi dari bakteri

sehingga pada pengobatan diberikan antibiotic spectrum luas dan antibiotik untuk gram

negativ

18

DAFTAR PUSTAKA

1 Rahajoa N Supriyanto B Setyanto D Buku ajar respirologi anak 1st ed IDAI

2008

2 Rara S Asma bronchial Available from URL

wwwacademiaedu5106624asma_bronkial jakarta 2003

3 Anonym Pedoman penatalaksanaan asma bronchial Available from URL

httpwwwklikpdpicomkonsensusasmaasmahtml 2012

4 Academia Asma bronchial [series online] 2013 [cited 2003] Available from

URL httprespiratoryusuacidpdf

5 Meiyanti Mulia Perkembangan pathogenesis dan pengobatan asma bronchial

FK univTrisakti 2000

19

Page 4: REFKA Asma Bronchial Cod.scr

IV Patomekanisme

Pada tingkat sel tampak bahwa setelah terjadi pajanan alergen serta rangsang

infeksi maka sel mast limfosit dan makrofag akan melepas faktor kemotaktik

yang menimbulkan migrasi eosinofil dan sel radang lain 3

Asma dapat terjadi melalui jalur immunologi Jalur immunologi didominasi

oleh IgE merupakan reaksi hipersensivitas tipe I (tipe alergi) 3

4

Respon imun dimulai dengan masuknya alergen kedalam seluran nafas akan

ditangkap oleh sel dendrit yang merupakan sel pengenal antigen (Antigen Persenting

CellAPC) Antigen diproses di dalam APC dan dipersentingkan kepada sel limfosit T

dengan bantuan Mayor histocompatibility (MHC) kelas II limfosit T akan membawa ciri

antigen spesifik teraktivasi dan berdiffrensiasi ke profil Th2 Subtipe Th2 ini merupakan

subtipe utama yang terlibat pada asma mensekresi berbagai sitokine yang bertanggung

jawab bagi berkembangnya reaksi tipe lambat atau cell- mediated hypersensitivity

reaction 3

Rangsangan interleukin 4 dan interleukin 13 dari Th2 akan memacu sel limfosit

B untuk mensintesa IgE IgE akan dilepas limfosit B dan melekat pada high affiniting IgE

reseptors (FceRI) pada permukaan sel mast Bila alergen yang sama masuk lagi maka

akan diikat oleh IgE dipermukaan sel mast Cross Linked Reseptor IgE dengan alergen

akan mengaktifkan sel mast yang menyebabkan degranulasi sel mast sehingga terjadi

pelepasan perfomed mediator seperti histamin serta newly generated modiator antara

lain prostaglandin leukotrin yang menyebabkan terjadinya kontraksi otot polos

bronkus sekresi mukus vasodilitasi Mediator inflamasi menginduksi kebocoran

mikrovaskuler yang melibatkan eksudasi plasma kedalam saluran napas Kebocoran

plasma protein menginduksi penebalan dan edema dinding saluran napas yang

menyebabkan penyempitan lumen saluran napas sehingga menyebabkan kontraksi otot

pernapasan dan reaksi ini berlangsung selama 1-2 jam Reaksi ini disebut rdquoearly onsetrdquo

pada asma 3

Degranulasi sel mast beserta limfosit T subtipe Th2 akan menggerakkan dan

mengaktifkan sel-sel inflamasi eosinofil basofil neutrofil dan magrofag melalui aktivitas

sel endotel yang akan menyebabkan pembentukan molekul adhesi Reaksi ini akan

terjadi pada 4-8 jam setelah reaksi pertama dan menyebabkan kedatangan sel-sel

radang sehingga meningkatkan pelepasan mediator Reaksi ini disebut reaksi tipe

lambat

5

V Diagnosis Asma bronkhial

Telah kita ketahui bahwa diagnosis asma pada anak tidak selalu mudah

untuk ditegakkan Gejala klinis utama asma anak pada umumnya adalah

mengi berulang dan sesak napas tetapi pada anak tidak jarang batuk kronik

dapat merupakan satu-satunya gejala klinis yang ditemukan Biasanya batuk

kronik itu berhubungan dengan infeksi saluran napas atas Selain itu harus

dipikirkan pula kemungkinan asma pada anak bila terdapat penurunan

toleransi terhadap aktivitas fisik atau gejala batuk malam hari 4

Sebagian besar manifestasi akan muncul sebelum usia 6 tahun dan

kebanyakan gejala awal sudah ditemukan pada masa bayi berupa mengi

berulang atau tanpa batuk yang berhubungan dengan infeksi virus 4

Diagnosis dapat ditegakkan dari anamnesis pemeriksaan fisik

pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang

1 Anamnesis

Anamnesis meliputi adanya gejala yang episodik gejala berupa batuk

sesak napas mengi rasa berat di dada dan variabiliti yang berkaitan

dengan cuaca Faktor-faktor yang mempengaruhi asma riwayat

keluarga dan adanya riwayat alergi 4

2 Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik pada pasien asma tergantung dari derajat obstruksi

saluran napas ekspirasi memanjang diserta ronki dan mengi 4

3 Pemeriksaan laboratorium darah (terutama eosinofil IgE) sputum

(eosinofil spiral Cursshman Kristal Charcot Leyden) 4

6

4 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Radiologi Pada asma yang disertai obstruksi berat

didapatkan gambaran radiologi hyperlucent dengan pelebaran sela

antar iga diafragma letak rendah (datar) tetapi gambaran jantung

masih dalam batas normal

Pemeriksaan laboratorium dahak dahak atau sputum mukoid

berwarna jernih terdiri dari mukopolisakarida dan serabut

glikoprotein bila disebabkan oleh alergi murni umumnya dahak

sukar dikeluarkan saat batuk Dahak purulen berwarna kuning atau

kuning kehijauan umumnya berjumlah banyak dengan konsistensi

lunak atau kenyal berasal dari jaringan epitel yang mengalami

kerusakan (nekrotik) bercampur dengan sel-sel radang bakteri

Spirometri adalah alat yang dipergunakan untuk mengukur faal

ventilasi paru Reversibilitas penyempitan saluran napas yang

merupakan ciri khas asma dapat dinilai dengan peningkatan volume

ekspirasi paksa detik pertama (VEP1) dan atau kapasiti vital paksa

(FVC) sebanyak 20 atau lebih sesudah pemberian bronkodilator

Pemeriksaan IgE Uji tusuk kulit (skin prick test) untuk menunjukkan

adanya antibodi IgE spesifik pada kulit Uji tersebut untuk

menyokong anamnesis dan mencari faktor pencetus Uji alergen

yang positif tidak selalu merupakan penyebab asma Pemeriksaan

darah IgE Atopi dilakukan dengan cara radioallergosorbent test

(RAST) bila hasil uji tusuk kulit tidak dapat dilakukan (pada

dermographism) 4

VI Penatalaksanaan

Pengobatan asma pada dasarnya bertujuan untuk mendapatkan dan

menjaga status aktivitas faal paru normal Secara umum obat asma dapat

dibagi menjadi dua kelompok yaitu obat pelega (relievers) dan obat

pengontrol (controllers) 5

Obat pelega asma bertujuan untuk melegakan saluran napas dan

menghilangkan serangan serta eksaserbasi akut dengan pemberian

7

bronkodilator Bronkodilator yang banyak dipakai saat ini adalah β2-agonis

selain xantin dan antikolinergik Obat pengontrol asma bertujuan menjaga

dan mengontrol asma persisten dengan mencegah kekambuhan Obat

pengontrol asma yang banyak dipergunakan adalah kortikosteroid selain

anti-inflamasi lain seperti sodium kromolin nedokromil dan antagonis

leukotrien serta berbagai antihistamin generasi baru 5

Obat β2-agonis bermanfaat sebagai terapi intermiten asma episodik

sebagai tambahan terapi intermiten atau terapi rutin penunjang anti-

inflamasi pada asma relaps berulang atau kronis sebelum aktifitas fisik

untuk menghambat exercise induced asthma dan untuk penolong asma

akut Obat ini tersedia dalam bentuk oral atau inhalasi yang efektif

dilakukan dengan inhaler dosis terukur rotohaler atau nebulizer 5

Teofilin merupakan preparat metil-xantin yang pada masanya sangat

populer untuk terapi rumatan asma kronik ringan dan sebagai penunjang

pengobatan asma kronik berat Walaupun saat ini masih banyak dipakai

teofilin tidak begitu menarik lagi setelah pengobatan anti-inflamasi untuk

asma lebih terfokus kepada kortikosteroid Selama ini efek anti-inflamasi

teofilin memang masih sering dipertanyakan Selain itu metabolisme teofilin

diketahui akan terganggu dalam keadaan demam oleh penyakit tertentu

seperti influenza atau oleh obat seperti eritromisin simetidin dan

siprofloksasin Pada anak teofilin juga diketahui dapat mempengaruhi

prestasi sekolah sehingga tidak dianjurkan untuk diberikan pada anak

dengan gangguan psikologis atau gangguan belajar 5

8

LAPORAN KASUS

I IDENTITAS

Nama an SG

Umur II tahun

Jenis kelamin laki-laki

Alamat perumahan tinggede indah II

Anak ke 6 (enam) dari 6 bersaudara

Agama islam

Tanggal pemeriksaan II maret 2014 jam 17-45 wita

Ruangan nuri bawah

Nama ayah mappa usia 51 tahun

Pekerjaan supir

Pendidikan terakhir SD

Nama Ibu ibu Saodah usia 48 tahun

Pekerjaan Ibu rumah tangga

Pendidikan terakhir SMA

II ANAMNESIS

Keluhan utama sesak nafas

Riwayat penyakit sekarang

Sesak dialami sejak 3 hari yang lalu sebelum masuk RS sesak sudah

sering dirassakan sejak kelas 3 SD Suara napas sering berbunyi seperti

kucing Pasien juga ada batuk berlendir menurut ibu pasien ada riwayat

batuk sejak 4 bulan yang lalu batuk berlendir berwarna hijau tidak ada

darah Pasien sudah sering berobat di puskesma tinggede tapi tidak ada

perubahan Demam tidak ada pasien mengeluh sering berkeringat malam

tidak ada kejang dan tidak ada muntah BAB dan BAK biasa

Riwayat penyakit dahulu riwayat kejang umur II bulan riwayat sering

sesak sejak kelas 3 SD

9

Riwayat penyakit dalam keluarga

Orang tua (bapak) ada riwayat asma

III PEMERIKSAAN FISTS

Keadaan umum

Status pasien Sakit sedang Compos Mentis

Berat Badan 28 Kg Tinggi Badan 135 cm

status gizi BBTB = 93 gizi baik

VITAL SIGN

Tekanan darah 11080 mmHg

Heart rate 92 kali menit

Nadi 80 kali menit kuat angkat dan regular

Pernapasan 20 kali menit

Suhu 361 oC

KEPALA

Wajah ekspresi simetris

Deformitas tidak ada

Bentuk normocephal

Rambut hitam pendek tidak mudah rontok

Mata

- konjungvita tidak ada anemis

- Skelra Tidak ada ikterik

- Pupil isokor bilateral

Mulut tidak ada bibir kering dan tidak ada lidah kotor

10

LEHER

Kelenjer Getah Bening tidak teraba pembesaran

Tiroid tidak teraba pembesaran

JVP R5 -1 cm H2O

Massa lain tidak ada

DADA

Paru-paru

Inspeksi simetris kana dan kiri tidak ada retraksi

Palpasi vocal premitus sama kiri dan kanan

Perkusi sonor

Auskultasi suara nafas bronkovesikular tidak ada rhonki ada

wheezing

JANTUNG

Inspeksi Ictus cordis tidak tampak

Palpasi ictus cordis teraba di ICS V lenea midclavicularis

sinistra

Perkusi batas atas ICS II lenea midclavicularis sinistra

batas kanan ICS IV lenea parasternalis dextra

batas kiri ICS V lenea midclavicularis sinistra

Auskultasi bunyi jantung I dan II murni regular tidak ada gallop

dan tidak ada murmur

11

PERUT

Inspeksi perut datar tidak ada masa

Auskultasi peristaltik ada kesan normal

Perkusi tympani

Palpasi nyeri tekan epigastrium ada

Tidak ada organomegali

ANGGOTA GERAK - atas akral hangat tidak oedema

- bawah akral hangat tifak oedema

IV RESUME

Anak laki-laki 11 tahun berat badan 28 kg masuk dengan keluhan sesak

napas sejak 3 hari sebelum masuk RS sesak sudah sering dirasakan sejak SD

kelas 3 nafas sering berbunyi seperti suara kucing Ada batuk yang

dirasakan sekitar 4 bulan yang lalu batuk berlendir dan berwarna hijau Ada

riwayat orang tua (bapak) menderita asma

V DIAGNOSIS KERJA Asma Bronkial

VI DIGNOSIS BANDING

Bronkhitis

TB paru

VII PENATALAKSANAAN

o Non medikamentosa

Hindari faktor pencetus (debu udara dingin serbuk bunga exercise

yang berlebihan)

o Medikamentosa

1 IVFD Dex 5 14 tetesmenit

2 O2 05-2 litermenit

3 Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

12

4 Gentamicine 40 mg8 jamiv

5 Dexametasone 1 amp24 jamiv

6 Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

7 B com 2x1 tab

VIII PEMERIKSAAN PENUNJANG

LAB darah lengkap ( WBC 148 RBC 472 HGB 124 HCT

321 PLT 335)

RADIOLOGI dilakukan foto toraks kesan aspek bronkhitis

EKG tidak dilakukan

PEMERIKSAAN LAIN pemeriksaan skor

Riwayat kontak TB 1

Uji tuberkulin 1

Berat badanstatus gizi 0

Demam yang tidak diketahui penuebabnya 0

Batuk kronik 1

Pembesaran kelenjar getah bening 0

Pembengkakan tulang sendi panggul lutut falang 0

Foto torax 0

Total skor 3

13

FOLLOW UP

NO Tanggal Follow up

1 10 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Ada sesak

O TD 11070 mmHg

RR 24 xmenit

S 367 oC

N 92 xmenit

Ronki tidak ada wheezing ada

A Asma bronkhial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

O2 05-2 litermenit

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Dexametasone 1 amp24 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

2 11 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Sesak ada tapi mulai berkurang

O TD 10070 mmHg

RR 22 xmenit

14

S 367 oC

N 90 xmenit

Ronki tidak ada wheezing ada

A Asma bronkhial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

O2 05-2 litermenit (kalau perlu)

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Dexametasone 1 amp24 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

3 12 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Sesak sudah tidak ada

O TD 10070 mmHg

RR 22 xmenit

S 367 oC

N 90 xmenit

Ronki tidak ada wheezing tidak ada

A Asma bronchial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

15

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

3 13 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Sesak sudah tidak ada

O TD 11080 mmHg

RR 24 xmenit

S 362 oC

N 87 xmenit

Ronki tidak ada wheezing tidak ada

A Asma bronchial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

4 14 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Sesak sudah tidak ada

O TD 11090 mmHg

RR 26 xmenit

16

S 365 oC

N 88 xmenit

Ronki tidak ada wheezing tidak ada

A Asma bronchial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

17

PEMBAHASAN

Asma merupakan penyakit respiratorik kronis yang paling sering dijumpai pada

anak Prevalensi asma meningkat dari waktu ke waktu baik di negara maju maupun

Negara sedang berkembang Peningkatan tersebut diduga berkaitan dengan pola hidup

yang berubah dan peran faktor lingkungan terutama polusi baik indoor maupun

outdoor1

Pada kasus seorang anak mengalami sesak sejak 3 hari yang lalu pada malam

hari sebelum masuk RS menurut beberapa referensi asma memiliki faktor pencetus

yaitu udara dingin inilah yang menyebabkan rasa sesak pada pasien muncul pada

malam hari dan menetap sampai pagi hari kemudian anak juga memiliki riwayat sesak

yang berulang yang kemudian kembali normal setelah serangan Hasil pemeriksaan fisik

didapatkan wheezing yang jelas pada kedua paru ini sesuai patomekanisme yang

menjelaskan adanya bronkospasme akibat dari inflamasi dan pengeluaran mediator

inflamasi yang juga akan menyebabkan peningkatan mukus pada saluran napas inilah

juga yang merupakan penjelasan kenapa pada anak ini terdapat batuk berlendir 12345

Kemudia dari hasil pemeriksaan laboratorium juga ditemukan kadar leukosit

yang tinggi yaitu 148 x 103mm3 yang merupakan petanda adanya infeksi dari bakteri

sehingga pada pengobatan diberikan antibiotic spectrum luas dan antibiotik untuk gram

negativ

18

DAFTAR PUSTAKA

1 Rahajoa N Supriyanto B Setyanto D Buku ajar respirologi anak 1st ed IDAI

2008

2 Rara S Asma bronchial Available from URL

wwwacademiaedu5106624asma_bronkial jakarta 2003

3 Anonym Pedoman penatalaksanaan asma bronchial Available from URL

httpwwwklikpdpicomkonsensusasmaasmahtml 2012

4 Academia Asma bronchial [series online] 2013 [cited 2003] Available from

URL httprespiratoryusuacidpdf

5 Meiyanti Mulia Perkembangan pathogenesis dan pengobatan asma bronchial

FK univTrisakti 2000

19

Page 5: REFKA Asma Bronchial Cod.scr

Respon imun dimulai dengan masuknya alergen kedalam seluran nafas akan

ditangkap oleh sel dendrit yang merupakan sel pengenal antigen (Antigen Persenting

CellAPC) Antigen diproses di dalam APC dan dipersentingkan kepada sel limfosit T

dengan bantuan Mayor histocompatibility (MHC) kelas II limfosit T akan membawa ciri

antigen spesifik teraktivasi dan berdiffrensiasi ke profil Th2 Subtipe Th2 ini merupakan

subtipe utama yang terlibat pada asma mensekresi berbagai sitokine yang bertanggung

jawab bagi berkembangnya reaksi tipe lambat atau cell- mediated hypersensitivity

reaction 3

Rangsangan interleukin 4 dan interleukin 13 dari Th2 akan memacu sel limfosit

B untuk mensintesa IgE IgE akan dilepas limfosit B dan melekat pada high affiniting IgE

reseptors (FceRI) pada permukaan sel mast Bila alergen yang sama masuk lagi maka

akan diikat oleh IgE dipermukaan sel mast Cross Linked Reseptor IgE dengan alergen

akan mengaktifkan sel mast yang menyebabkan degranulasi sel mast sehingga terjadi

pelepasan perfomed mediator seperti histamin serta newly generated modiator antara

lain prostaglandin leukotrin yang menyebabkan terjadinya kontraksi otot polos

bronkus sekresi mukus vasodilitasi Mediator inflamasi menginduksi kebocoran

mikrovaskuler yang melibatkan eksudasi plasma kedalam saluran napas Kebocoran

plasma protein menginduksi penebalan dan edema dinding saluran napas yang

menyebabkan penyempitan lumen saluran napas sehingga menyebabkan kontraksi otot

pernapasan dan reaksi ini berlangsung selama 1-2 jam Reaksi ini disebut rdquoearly onsetrdquo

pada asma 3

Degranulasi sel mast beserta limfosit T subtipe Th2 akan menggerakkan dan

mengaktifkan sel-sel inflamasi eosinofil basofil neutrofil dan magrofag melalui aktivitas

sel endotel yang akan menyebabkan pembentukan molekul adhesi Reaksi ini akan

terjadi pada 4-8 jam setelah reaksi pertama dan menyebabkan kedatangan sel-sel

radang sehingga meningkatkan pelepasan mediator Reaksi ini disebut reaksi tipe

lambat

5

V Diagnosis Asma bronkhial

Telah kita ketahui bahwa diagnosis asma pada anak tidak selalu mudah

untuk ditegakkan Gejala klinis utama asma anak pada umumnya adalah

mengi berulang dan sesak napas tetapi pada anak tidak jarang batuk kronik

dapat merupakan satu-satunya gejala klinis yang ditemukan Biasanya batuk

kronik itu berhubungan dengan infeksi saluran napas atas Selain itu harus

dipikirkan pula kemungkinan asma pada anak bila terdapat penurunan

toleransi terhadap aktivitas fisik atau gejala batuk malam hari 4

Sebagian besar manifestasi akan muncul sebelum usia 6 tahun dan

kebanyakan gejala awal sudah ditemukan pada masa bayi berupa mengi

berulang atau tanpa batuk yang berhubungan dengan infeksi virus 4

Diagnosis dapat ditegakkan dari anamnesis pemeriksaan fisik

pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang

1 Anamnesis

Anamnesis meliputi adanya gejala yang episodik gejala berupa batuk

sesak napas mengi rasa berat di dada dan variabiliti yang berkaitan

dengan cuaca Faktor-faktor yang mempengaruhi asma riwayat

keluarga dan adanya riwayat alergi 4

2 Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik pada pasien asma tergantung dari derajat obstruksi

saluran napas ekspirasi memanjang diserta ronki dan mengi 4

3 Pemeriksaan laboratorium darah (terutama eosinofil IgE) sputum

(eosinofil spiral Cursshman Kristal Charcot Leyden) 4

6

4 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Radiologi Pada asma yang disertai obstruksi berat

didapatkan gambaran radiologi hyperlucent dengan pelebaran sela

antar iga diafragma letak rendah (datar) tetapi gambaran jantung

masih dalam batas normal

Pemeriksaan laboratorium dahak dahak atau sputum mukoid

berwarna jernih terdiri dari mukopolisakarida dan serabut

glikoprotein bila disebabkan oleh alergi murni umumnya dahak

sukar dikeluarkan saat batuk Dahak purulen berwarna kuning atau

kuning kehijauan umumnya berjumlah banyak dengan konsistensi

lunak atau kenyal berasal dari jaringan epitel yang mengalami

kerusakan (nekrotik) bercampur dengan sel-sel radang bakteri

Spirometri adalah alat yang dipergunakan untuk mengukur faal

ventilasi paru Reversibilitas penyempitan saluran napas yang

merupakan ciri khas asma dapat dinilai dengan peningkatan volume

ekspirasi paksa detik pertama (VEP1) dan atau kapasiti vital paksa

(FVC) sebanyak 20 atau lebih sesudah pemberian bronkodilator

Pemeriksaan IgE Uji tusuk kulit (skin prick test) untuk menunjukkan

adanya antibodi IgE spesifik pada kulit Uji tersebut untuk

menyokong anamnesis dan mencari faktor pencetus Uji alergen

yang positif tidak selalu merupakan penyebab asma Pemeriksaan

darah IgE Atopi dilakukan dengan cara radioallergosorbent test

(RAST) bila hasil uji tusuk kulit tidak dapat dilakukan (pada

dermographism) 4

VI Penatalaksanaan

Pengobatan asma pada dasarnya bertujuan untuk mendapatkan dan

menjaga status aktivitas faal paru normal Secara umum obat asma dapat

dibagi menjadi dua kelompok yaitu obat pelega (relievers) dan obat

pengontrol (controllers) 5

Obat pelega asma bertujuan untuk melegakan saluran napas dan

menghilangkan serangan serta eksaserbasi akut dengan pemberian

7

bronkodilator Bronkodilator yang banyak dipakai saat ini adalah β2-agonis

selain xantin dan antikolinergik Obat pengontrol asma bertujuan menjaga

dan mengontrol asma persisten dengan mencegah kekambuhan Obat

pengontrol asma yang banyak dipergunakan adalah kortikosteroid selain

anti-inflamasi lain seperti sodium kromolin nedokromil dan antagonis

leukotrien serta berbagai antihistamin generasi baru 5

Obat β2-agonis bermanfaat sebagai terapi intermiten asma episodik

sebagai tambahan terapi intermiten atau terapi rutin penunjang anti-

inflamasi pada asma relaps berulang atau kronis sebelum aktifitas fisik

untuk menghambat exercise induced asthma dan untuk penolong asma

akut Obat ini tersedia dalam bentuk oral atau inhalasi yang efektif

dilakukan dengan inhaler dosis terukur rotohaler atau nebulizer 5

Teofilin merupakan preparat metil-xantin yang pada masanya sangat

populer untuk terapi rumatan asma kronik ringan dan sebagai penunjang

pengobatan asma kronik berat Walaupun saat ini masih banyak dipakai

teofilin tidak begitu menarik lagi setelah pengobatan anti-inflamasi untuk

asma lebih terfokus kepada kortikosteroid Selama ini efek anti-inflamasi

teofilin memang masih sering dipertanyakan Selain itu metabolisme teofilin

diketahui akan terganggu dalam keadaan demam oleh penyakit tertentu

seperti influenza atau oleh obat seperti eritromisin simetidin dan

siprofloksasin Pada anak teofilin juga diketahui dapat mempengaruhi

prestasi sekolah sehingga tidak dianjurkan untuk diberikan pada anak

dengan gangguan psikologis atau gangguan belajar 5

8

LAPORAN KASUS

I IDENTITAS

Nama an SG

Umur II tahun

Jenis kelamin laki-laki

Alamat perumahan tinggede indah II

Anak ke 6 (enam) dari 6 bersaudara

Agama islam

Tanggal pemeriksaan II maret 2014 jam 17-45 wita

Ruangan nuri bawah

Nama ayah mappa usia 51 tahun

Pekerjaan supir

Pendidikan terakhir SD

Nama Ibu ibu Saodah usia 48 tahun

Pekerjaan Ibu rumah tangga

Pendidikan terakhir SMA

II ANAMNESIS

Keluhan utama sesak nafas

Riwayat penyakit sekarang

Sesak dialami sejak 3 hari yang lalu sebelum masuk RS sesak sudah

sering dirassakan sejak kelas 3 SD Suara napas sering berbunyi seperti

kucing Pasien juga ada batuk berlendir menurut ibu pasien ada riwayat

batuk sejak 4 bulan yang lalu batuk berlendir berwarna hijau tidak ada

darah Pasien sudah sering berobat di puskesma tinggede tapi tidak ada

perubahan Demam tidak ada pasien mengeluh sering berkeringat malam

tidak ada kejang dan tidak ada muntah BAB dan BAK biasa

Riwayat penyakit dahulu riwayat kejang umur II bulan riwayat sering

sesak sejak kelas 3 SD

9

Riwayat penyakit dalam keluarga

Orang tua (bapak) ada riwayat asma

III PEMERIKSAAN FISTS

Keadaan umum

Status pasien Sakit sedang Compos Mentis

Berat Badan 28 Kg Tinggi Badan 135 cm

status gizi BBTB = 93 gizi baik

VITAL SIGN

Tekanan darah 11080 mmHg

Heart rate 92 kali menit

Nadi 80 kali menit kuat angkat dan regular

Pernapasan 20 kali menit

Suhu 361 oC

KEPALA

Wajah ekspresi simetris

Deformitas tidak ada

Bentuk normocephal

Rambut hitam pendek tidak mudah rontok

Mata

- konjungvita tidak ada anemis

- Skelra Tidak ada ikterik

- Pupil isokor bilateral

Mulut tidak ada bibir kering dan tidak ada lidah kotor

10

LEHER

Kelenjer Getah Bening tidak teraba pembesaran

Tiroid tidak teraba pembesaran

JVP R5 -1 cm H2O

Massa lain tidak ada

DADA

Paru-paru

Inspeksi simetris kana dan kiri tidak ada retraksi

Palpasi vocal premitus sama kiri dan kanan

Perkusi sonor

Auskultasi suara nafas bronkovesikular tidak ada rhonki ada

wheezing

JANTUNG

Inspeksi Ictus cordis tidak tampak

Palpasi ictus cordis teraba di ICS V lenea midclavicularis

sinistra

Perkusi batas atas ICS II lenea midclavicularis sinistra

batas kanan ICS IV lenea parasternalis dextra

batas kiri ICS V lenea midclavicularis sinistra

Auskultasi bunyi jantung I dan II murni regular tidak ada gallop

dan tidak ada murmur

11

PERUT

Inspeksi perut datar tidak ada masa

Auskultasi peristaltik ada kesan normal

Perkusi tympani

Palpasi nyeri tekan epigastrium ada

Tidak ada organomegali

ANGGOTA GERAK - atas akral hangat tidak oedema

- bawah akral hangat tifak oedema

IV RESUME

Anak laki-laki 11 tahun berat badan 28 kg masuk dengan keluhan sesak

napas sejak 3 hari sebelum masuk RS sesak sudah sering dirasakan sejak SD

kelas 3 nafas sering berbunyi seperti suara kucing Ada batuk yang

dirasakan sekitar 4 bulan yang lalu batuk berlendir dan berwarna hijau Ada

riwayat orang tua (bapak) menderita asma

V DIAGNOSIS KERJA Asma Bronkial

VI DIGNOSIS BANDING

Bronkhitis

TB paru

VII PENATALAKSANAAN

o Non medikamentosa

Hindari faktor pencetus (debu udara dingin serbuk bunga exercise

yang berlebihan)

o Medikamentosa

1 IVFD Dex 5 14 tetesmenit

2 O2 05-2 litermenit

3 Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

12

4 Gentamicine 40 mg8 jamiv

5 Dexametasone 1 amp24 jamiv

6 Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

7 B com 2x1 tab

VIII PEMERIKSAAN PENUNJANG

LAB darah lengkap ( WBC 148 RBC 472 HGB 124 HCT

321 PLT 335)

RADIOLOGI dilakukan foto toraks kesan aspek bronkhitis

EKG tidak dilakukan

PEMERIKSAAN LAIN pemeriksaan skor

Riwayat kontak TB 1

Uji tuberkulin 1

Berat badanstatus gizi 0

Demam yang tidak diketahui penuebabnya 0

Batuk kronik 1

Pembesaran kelenjar getah bening 0

Pembengkakan tulang sendi panggul lutut falang 0

Foto torax 0

Total skor 3

13

FOLLOW UP

NO Tanggal Follow up

1 10 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Ada sesak

O TD 11070 mmHg

RR 24 xmenit

S 367 oC

N 92 xmenit

Ronki tidak ada wheezing ada

A Asma bronkhial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

O2 05-2 litermenit

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Dexametasone 1 amp24 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

2 11 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Sesak ada tapi mulai berkurang

O TD 10070 mmHg

RR 22 xmenit

14

S 367 oC

N 90 xmenit

Ronki tidak ada wheezing ada

A Asma bronkhial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

O2 05-2 litermenit (kalau perlu)

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Dexametasone 1 amp24 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

3 12 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Sesak sudah tidak ada

O TD 10070 mmHg

RR 22 xmenit

S 367 oC

N 90 xmenit

Ronki tidak ada wheezing tidak ada

A Asma bronchial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

15

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

3 13 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Sesak sudah tidak ada

O TD 11080 mmHg

RR 24 xmenit

S 362 oC

N 87 xmenit

Ronki tidak ada wheezing tidak ada

A Asma bronchial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

4 14 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Sesak sudah tidak ada

O TD 11090 mmHg

RR 26 xmenit

16

S 365 oC

N 88 xmenit

Ronki tidak ada wheezing tidak ada

A Asma bronchial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

17

PEMBAHASAN

Asma merupakan penyakit respiratorik kronis yang paling sering dijumpai pada

anak Prevalensi asma meningkat dari waktu ke waktu baik di negara maju maupun

Negara sedang berkembang Peningkatan tersebut diduga berkaitan dengan pola hidup

yang berubah dan peran faktor lingkungan terutama polusi baik indoor maupun

outdoor1

Pada kasus seorang anak mengalami sesak sejak 3 hari yang lalu pada malam

hari sebelum masuk RS menurut beberapa referensi asma memiliki faktor pencetus

yaitu udara dingin inilah yang menyebabkan rasa sesak pada pasien muncul pada

malam hari dan menetap sampai pagi hari kemudian anak juga memiliki riwayat sesak

yang berulang yang kemudian kembali normal setelah serangan Hasil pemeriksaan fisik

didapatkan wheezing yang jelas pada kedua paru ini sesuai patomekanisme yang

menjelaskan adanya bronkospasme akibat dari inflamasi dan pengeluaran mediator

inflamasi yang juga akan menyebabkan peningkatan mukus pada saluran napas inilah

juga yang merupakan penjelasan kenapa pada anak ini terdapat batuk berlendir 12345

Kemudia dari hasil pemeriksaan laboratorium juga ditemukan kadar leukosit

yang tinggi yaitu 148 x 103mm3 yang merupakan petanda adanya infeksi dari bakteri

sehingga pada pengobatan diberikan antibiotic spectrum luas dan antibiotik untuk gram

negativ

18

DAFTAR PUSTAKA

1 Rahajoa N Supriyanto B Setyanto D Buku ajar respirologi anak 1st ed IDAI

2008

2 Rara S Asma bronchial Available from URL

wwwacademiaedu5106624asma_bronkial jakarta 2003

3 Anonym Pedoman penatalaksanaan asma bronchial Available from URL

httpwwwklikpdpicomkonsensusasmaasmahtml 2012

4 Academia Asma bronchial [series online] 2013 [cited 2003] Available from

URL httprespiratoryusuacidpdf

5 Meiyanti Mulia Perkembangan pathogenesis dan pengobatan asma bronchial

FK univTrisakti 2000

19

Page 6: REFKA Asma Bronchial Cod.scr

V Diagnosis Asma bronkhial

Telah kita ketahui bahwa diagnosis asma pada anak tidak selalu mudah

untuk ditegakkan Gejala klinis utama asma anak pada umumnya adalah

mengi berulang dan sesak napas tetapi pada anak tidak jarang batuk kronik

dapat merupakan satu-satunya gejala klinis yang ditemukan Biasanya batuk

kronik itu berhubungan dengan infeksi saluran napas atas Selain itu harus

dipikirkan pula kemungkinan asma pada anak bila terdapat penurunan

toleransi terhadap aktivitas fisik atau gejala batuk malam hari 4

Sebagian besar manifestasi akan muncul sebelum usia 6 tahun dan

kebanyakan gejala awal sudah ditemukan pada masa bayi berupa mengi

berulang atau tanpa batuk yang berhubungan dengan infeksi virus 4

Diagnosis dapat ditegakkan dari anamnesis pemeriksaan fisik

pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang

1 Anamnesis

Anamnesis meliputi adanya gejala yang episodik gejala berupa batuk

sesak napas mengi rasa berat di dada dan variabiliti yang berkaitan

dengan cuaca Faktor-faktor yang mempengaruhi asma riwayat

keluarga dan adanya riwayat alergi 4

2 Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik pada pasien asma tergantung dari derajat obstruksi

saluran napas ekspirasi memanjang diserta ronki dan mengi 4

3 Pemeriksaan laboratorium darah (terutama eosinofil IgE) sputum

(eosinofil spiral Cursshman Kristal Charcot Leyden) 4

6

4 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Radiologi Pada asma yang disertai obstruksi berat

didapatkan gambaran radiologi hyperlucent dengan pelebaran sela

antar iga diafragma letak rendah (datar) tetapi gambaran jantung

masih dalam batas normal

Pemeriksaan laboratorium dahak dahak atau sputum mukoid

berwarna jernih terdiri dari mukopolisakarida dan serabut

glikoprotein bila disebabkan oleh alergi murni umumnya dahak

sukar dikeluarkan saat batuk Dahak purulen berwarna kuning atau

kuning kehijauan umumnya berjumlah banyak dengan konsistensi

lunak atau kenyal berasal dari jaringan epitel yang mengalami

kerusakan (nekrotik) bercampur dengan sel-sel radang bakteri

Spirometri adalah alat yang dipergunakan untuk mengukur faal

ventilasi paru Reversibilitas penyempitan saluran napas yang

merupakan ciri khas asma dapat dinilai dengan peningkatan volume

ekspirasi paksa detik pertama (VEP1) dan atau kapasiti vital paksa

(FVC) sebanyak 20 atau lebih sesudah pemberian bronkodilator

Pemeriksaan IgE Uji tusuk kulit (skin prick test) untuk menunjukkan

adanya antibodi IgE spesifik pada kulit Uji tersebut untuk

menyokong anamnesis dan mencari faktor pencetus Uji alergen

yang positif tidak selalu merupakan penyebab asma Pemeriksaan

darah IgE Atopi dilakukan dengan cara radioallergosorbent test

(RAST) bila hasil uji tusuk kulit tidak dapat dilakukan (pada

dermographism) 4

VI Penatalaksanaan

Pengobatan asma pada dasarnya bertujuan untuk mendapatkan dan

menjaga status aktivitas faal paru normal Secara umum obat asma dapat

dibagi menjadi dua kelompok yaitu obat pelega (relievers) dan obat

pengontrol (controllers) 5

Obat pelega asma bertujuan untuk melegakan saluran napas dan

menghilangkan serangan serta eksaserbasi akut dengan pemberian

7

bronkodilator Bronkodilator yang banyak dipakai saat ini adalah β2-agonis

selain xantin dan antikolinergik Obat pengontrol asma bertujuan menjaga

dan mengontrol asma persisten dengan mencegah kekambuhan Obat

pengontrol asma yang banyak dipergunakan adalah kortikosteroid selain

anti-inflamasi lain seperti sodium kromolin nedokromil dan antagonis

leukotrien serta berbagai antihistamin generasi baru 5

Obat β2-agonis bermanfaat sebagai terapi intermiten asma episodik

sebagai tambahan terapi intermiten atau terapi rutin penunjang anti-

inflamasi pada asma relaps berulang atau kronis sebelum aktifitas fisik

untuk menghambat exercise induced asthma dan untuk penolong asma

akut Obat ini tersedia dalam bentuk oral atau inhalasi yang efektif

dilakukan dengan inhaler dosis terukur rotohaler atau nebulizer 5

Teofilin merupakan preparat metil-xantin yang pada masanya sangat

populer untuk terapi rumatan asma kronik ringan dan sebagai penunjang

pengobatan asma kronik berat Walaupun saat ini masih banyak dipakai

teofilin tidak begitu menarik lagi setelah pengobatan anti-inflamasi untuk

asma lebih terfokus kepada kortikosteroid Selama ini efek anti-inflamasi

teofilin memang masih sering dipertanyakan Selain itu metabolisme teofilin

diketahui akan terganggu dalam keadaan demam oleh penyakit tertentu

seperti influenza atau oleh obat seperti eritromisin simetidin dan

siprofloksasin Pada anak teofilin juga diketahui dapat mempengaruhi

prestasi sekolah sehingga tidak dianjurkan untuk diberikan pada anak

dengan gangguan psikologis atau gangguan belajar 5

8

LAPORAN KASUS

I IDENTITAS

Nama an SG

Umur II tahun

Jenis kelamin laki-laki

Alamat perumahan tinggede indah II

Anak ke 6 (enam) dari 6 bersaudara

Agama islam

Tanggal pemeriksaan II maret 2014 jam 17-45 wita

Ruangan nuri bawah

Nama ayah mappa usia 51 tahun

Pekerjaan supir

Pendidikan terakhir SD

Nama Ibu ibu Saodah usia 48 tahun

Pekerjaan Ibu rumah tangga

Pendidikan terakhir SMA

II ANAMNESIS

Keluhan utama sesak nafas

Riwayat penyakit sekarang

Sesak dialami sejak 3 hari yang lalu sebelum masuk RS sesak sudah

sering dirassakan sejak kelas 3 SD Suara napas sering berbunyi seperti

kucing Pasien juga ada batuk berlendir menurut ibu pasien ada riwayat

batuk sejak 4 bulan yang lalu batuk berlendir berwarna hijau tidak ada

darah Pasien sudah sering berobat di puskesma tinggede tapi tidak ada

perubahan Demam tidak ada pasien mengeluh sering berkeringat malam

tidak ada kejang dan tidak ada muntah BAB dan BAK biasa

Riwayat penyakit dahulu riwayat kejang umur II bulan riwayat sering

sesak sejak kelas 3 SD

9

Riwayat penyakit dalam keluarga

Orang tua (bapak) ada riwayat asma

III PEMERIKSAAN FISTS

Keadaan umum

Status pasien Sakit sedang Compos Mentis

Berat Badan 28 Kg Tinggi Badan 135 cm

status gizi BBTB = 93 gizi baik

VITAL SIGN

Tekanan darah 11080 mmHg

Heart rate 92 kali menit

Nadi 80 kali menit kuat angkat dan regular

Pernapasan 20 kali menit

Suhu 361 oC

KEPALA

Wajah ekspresi simetris

Deformitas tidak ada

Bentuk normocephal

Rambut hitam pendek tidak mudah rontok

Mata

- konjungvita tidak ada anemis

- Skelra Tidak ada ikterik

- Pupil isokor bilateral

Mulut tidak ada bibir kering dan tidak ada lidah kotor

10

LEHER

Kelenjer Getah Bening tidak teraba pembesaran

Tiroid tidak teraba pembesaran

JVP R5 -1 cm H2O

Massa lain tidak ada

DADA

Paru-paru

Inspeksi simetris kana dan kiri tidak ada retraksi

Palpasi vocal premitus sama kiri dan kanan

Perkusi sonor

Auskultasi suara nafas bronkovesikular tidak ada rhonki ada

wheezing

JANTUNG

Inspeksi Ictus cordis tidak tampak

Palpasi ictus cordis teraba di ICS V lenea midclavicularis

sinistra

Perkusi batas atas ICS II lenea midclavicularis sinistra

batas kanan ICS IV lenea parasternalis dextra

batas kiri ICS V lenea midclavicularis sinistra

Auskultasi bunyi jantung I dan II murni regular tidak ada gallop

dan tidak ada murmur

11

PERUT

Inspeksi perut datar tidak ada masa

Auskultasi peristaltik ada kesan normal

Perkusi tympani

Palpasi nyeri tekan epigastrium ada

Tidak ada organomegali

ANGGOTA GERAK - atas akral hangat tidak oedema

- bawah akral hangat tifak oedema

IV RESUME

Anak laki-laki 11 tahun berat badan 28 kg masuk dengan keluhan sesak

napas sejak 3 hari sebelum masuk RS sesak sudah sering dirasakan sejak SD

kelas 3 nafas sering berbunyi seperti suara kucing Ada batuk yang

dirasakan sekitar 4 bulan yang lalu batuk berlendir dan berwarna hijau Ada

riwayat orang tua (bapak) menderita asma

V DIAGNOSIS KERJA Asma Bronkial

VI DIGNOSIS BANDING

Bronkhitis

TB paru

VII PENATALAKSANAAN

o Non medikamentosa

Hindari faktor pencetus (debu udara dingin serbuk bunga exercise

yang berlebihan)

o Medikamentosa

1 IVFD Dex 5 14 tetesmenit

2 O2 05-2 litermenit

3 Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

12

4 Gentamicine 40 mg8 jamiv

5 Dexametasone 1 amp24 jamiv

6 Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

7 B com 2x1 tab

VIII PEMERIKSAAN PENUNJANG

LAB darah lengkap ( WBC 148 RBC 472 HGB 124 HCT

321 PLT 335)

RADIOLOGI dilakukan foto toraks kesan aspek bronkhitis

EKG tidak dilakukan

PEMERIKSAAN LAIN pemeriksaan skor

Riwayat kontak TB 1

Uji tuberkulin 1

Berat badanstatus gizi 0

Demam yang tidak diketahui penuebabnya 0

Batuk kronik 1

Pembesaran kelenjar getah bening 0

Pembengkakan tulang sendi panggul lutut falang 0

Foto torax 0

Total skor 3

13

FOLLOW UP

NO Tanggal Follow up

1 10 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Ada sesak

O TD 11070 mmHg

RR 24 xmenit

S 367 oC

N 92 xmenit

Ronki tidak ada wheezing ada

A Asma bronkhial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

O2 05-2 litermenit

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Dexametasone 1 amp24 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

2 11 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Sesak ada tapi mulai berkurang

O TD 10070 mmHg

RR 22 xmenit

14

S 367 oC

N 90 xmenit

Ronki tidak ada wheezing ada

A Asma bronkhial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

O2 05-2 litermenit (kalau perlu)

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Dexametasone 1 amp24 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

3 12 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Sesak sudah tidak ada

O TD 10070 mmHg

RR 22 xmenit

S 367 oC

N 90 xmenit

Ronki tidak ada wheezing tidak ada

A Asma bronchial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

15

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

3 13 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Sesak sudah tidak ada

O TD 11080 mmHg

RR 24 xmenit

S 362 oC

N 87 xmenit

Ronki tidak ada wheezing tidak ada

A Asma bronchial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

4 14 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Sesak sudah tidak ada

O TD 11090 mmHg

RR 26 xmenit

16

S 365 oC

N 88 xmenit

Ronki tidak ada wheezing tidak ada

A Asma bronchial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

17

PEMBAHASAN

Asma merupakan penyakit respiratorik kronis yang paling sering dijumpai pada

anak Prevalensi asma meningkat dari waktu ke waktu baik di negara maju maupun

Negara sedang berkembang Peningkatan tersebut diduga berkaitan dengan pola hidup

yang berubah dan peran faktor lingkungan terutama polusi baik indoor maupun

outdoor1

Pada kasus seorang anak mengalami sesak sejak 3 hari yang lalu pada malam

hari sebelum masuk RS menurut beberapa referensi asma memiliki faktor pencetus

yaitu udara dingin inilah yang menyebabkan rasa sesak pada pasien muncul pada

malam hari dan menetap sampai pagi hari kemudian anak juga memiliki riwayat sesak

yang berulang yang kemudian kembali normal setelah serangan Hasil pemeriksaan fisik

didapatkan wheezing yang jelas pada kedua paru ini sesuai patomekanisme yang

menjelaskan adanya bronkospasme akibat dari inflamasi dan pengeluaran mediator

inflamasi yang juga akan menyebabkan peningkatan mukus pada saluran napas inilah

juga yang merupakan penjelasan kenapa pada anak ini terdapat batuk berlendir 12345

Kemudia dari hasil pemeriksaan laboratorium juga ditemukan kadar leukosit

yang tinggi yaitu 148 x 103mm3 yang merupakan petanda adanya infeksi dari bakteri

sehingga pada pengobatan diberikan antibiotic spectrum luas dan antibiotik untuk gram

negativ

18

DAFTAR PUSTAKA

1 Rahajoa N Supriyanto B Setyanto D Buku ajar respirologi anak 1st ed IDAI

2008

2 Rara S Asma bronchial Available from URL

wwwacademiaedu5106624asma_bronkial jakarta 2003

3 Anonym Pedoman penatalaksanaan asma bronchial Available from URL

httpwwwklikpdpicomkonsensusasmaasmahtml 2012

4 Academia Asma bronchial [series online] 2013 [cited 2003] Available from

URL httprespiratoryusuacidpdf

5 Meiyanti Mulia Perkembangan pathogenesis dan pengobatan asma bronchial

FK univTrisakti 2000

19

Page 7: REFKA Asma Bronchial Cod.scr

4 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Radiologi Pada asma yang disertai obstruksi berat

didapatkan gambaran radiologi hyperlucent dengan pelebaran sela

antar iga diafragma letak rendah (datar) tetapi gambaran jantung

masih dalam batas normal

Pemeriksaan laboratorium dahak dahak atau sputum mukoid

berwarna jernih terdiri dari mukopolisakarida dan serabut

glikoprotein bila disebabkan oleh alergi murni umumnya dahak

sukar dikeluarkan saat batuk Dahak purulen berwarna kuning atau

kuning kehijauan umumnya berjumlah banyak dengan konsistensi

lunak atau kenyal berasal dari jaringan epitel yang mengalami

kerusakan (nekrotik) bercampur dengan sel-sel radang bakteri

Spirometri adalah alat yang dipergunakan untuk mengukur faal

ventilasi paru Reversibilitas penyempitan saluran napas yang

merupakan ciri khas asma dapat dinilai dengan peningkatan volume

ekspirasi paksa detik pertama (VEP1) dan atau kapasiti vital paksa

(FVC) sebanyak 20 atau lebih sesudah pemberian bronkodilator

Pemeriksaan IgE Uji tusuk kulit (skin prick test) untuk menunjukkan

adanya antibodi IgE spesifik pada kulit Uji tersebut untuk

menyokong anamnesis dan mencari faktor pencetus Uji alergen

yang positif tidak selalu merupakan penyebab asma Pemeriksaan

darah IgE Atopi dilakukan dengan cara radioallergosorbent test

(RAST) bila hasil uji tusuk kulit tidak dapat dilakukan (pada

dermographism) 4

VI Penatalaksanaan

Pengobatan asma pada dasarnya bertujuan untuk mendapatkan dan

menjaga status aktivitas faal paru normal Secara umum obat asma dapat

dibagi menjadi dua kelompok yaitu obat pelega (relievers) dan obat

pengontrol (controllers) 5

Obat pelega asma bertujuan untuk melegakan saluran napas dan

menghilangkan serangan serta eksaserbasi akut dengan pemberian

7

bronkodilator Bronkodilator yang banyak dipakai saat ini adalah β2-agonis

selain xantin dan antikolinergik Obat pengontrol asma bertujuan menjaga

dan mengontrol asma persisten dengan mencegah kekambuhan Obat

pengontrol asma yang banyak dipergunakan adalah kortikosteroid selain

anti-inflamasi lain seperti sodium kromolin nedokromil dan antagonis

leukotrien serta berbagai antihistamin generasi baru 5

Obat β2-agonis bermanfaat sebagai terapi intermiten asma episodik

sebagai tambahan terapi intermiten atau terapi rutin penunjang anti-

inflamasi pada asma relaps berulang atau kronis sebelum aktifitas fisik

untuk menghambat exercise induced asthma dan untuk penolong asma

akut Obat ini tersedia dalam bentuk oral atau inhalasi yang efektif

dilakukan dengan inhaler dosis terukur rotohaler atau nebulizer 5

Teofilin merupakan preparat metil-xantin yang pada masanya sangat

populer untuk terapi rumatan asma kronik ringan dan sebagai penunjang

pengobatan asma kronik berat Walaupun saat ini masih banyak dipakai

teofilin tidak begitu menarik lagi setelah pengobatan anti-inflamasi untuk

asma lebih terfokus kepada kortikosteroid Selama ini efek anti-inflamasi

teofilin memang masih sering dipertanyakan Selain itu metabolisme teofilin

diketahui akan terganggu dalam keadaan demam oleh penyakit tertentu

seperti influenza atau oleh obat seperti eritromisin simetidin dan

siprofloksasin Pada anak teofilin juga diketahui dapat mempengaruhi

prestasi sekolah sehingga tidak dianjurkan untuk diberikan pada anak

dengan gangguan psikologis atau gangguan belajar 5

8

LAPORAN KASUS

I IDENTITAS

Nama an SG

Umur II tahun

Jenis kelamin laki-laki

Alamat perumahan tinggede indah II

Anak ke 6 (enam) dari 6 bersaudara

Agama islam

Tanggal pemeriksaan II maret 2014 jam 17-45 wita

Ruangan nuri bawah

Nama ayah mappa usia 51 tahun

Pekerjaan supir

Pendidikan terakhir SD

Nama Ibu ibu Saodah usia 48 tahun

Pekerjaan Ibu rumah tangga

Pendidikan terakhir SMA

II ANAMNESIS

Keluhan utama sesak nafas

Riwayat penyakit sekarang

Sesak dialami sejak 3 hari yang lalu sebelum masuk RS sesak sudah

sering dirassakan sejak kelas 3 SD Suara napas sering berbunyi seperti

kucing Pasien juga ada batuk berlendir menurut ibu pasien ada riwayat

batuk sejak 4 bulan yang lalu batuk berlendir berwarna hijau tidak ada

darah Pasien sudah sering berobat di puskesma tinggede tapi tidak ada

perubahan Demam tidak ada pasien mengeluh sering berkeringat malam

tidak ada kejang dan tidak ada muntah BAB dan BAK biasa

Riwayat penyakit dahulu riwayat kejang umur II bulan riwayat sering

sesak sejak kelas 3 SD

9

Riwayat penyakit dalam keluarga

Orang tua (bapak) ada riwayat asma

III PEMERIKSAAN FISTS

Keadaan umum

Status pasien Sakit sedang Compos Mentis

Berat Badan 28 Kg Tinggi Badan 135 cm

status gizi BBTB = 93 gizi baik

VITAL SIGN

Tekanan darah 11080 mmHg

Heart rate 92 kali menit

Nadi 80 kali menit kuat angkat dan regular

Pernapasan 20 kali menit

Suhu 361 oC

KEPALA

Wajah ekspresi simetris

Deformitas tidak ada

Bentuk normocephal

Rambut hitam pendek tidak mudah rontok

Mata

- konjungvita tidak ada anemis

- Skelra Tidak ada ikterik

- Pupil isokor bilateral

Mulut tidak ada bibir kering dan tidak ada lidah kotor

10

LEHER

Kelenjer Getah Bening tidak teraba pembesaran

Tiroid tidak teraba pembesaran

JVP R5 -1 cm H2O

Massa lain tidak ada

DADA

Paru-paru

Inspeksi simetris kana dan kiri tidak ada retraksi

Palpasi vocal premitus sama kiri dan kanan

Perkusi sonor

Auskultasi suara nafas bronkovesikular tidak ada rhonki ada

wheezing

JANTUNG

Inspeksi Ictus cordis tidak tampak

Palpasi ictus cordis teraba di ICS V lenea midclavicularis

sinistra

Perkusi batas atas ICS II lenea midclavicularis sinistra

batas kanan ICS IV lenea parasternalis dextra

batas kiri ICS V lenea midclavicularis sinistra

Auskultasi bunyi jantung I dan II murni regular tidak ada gallop

dan tidak ada murmur

11

PERUT

Inspeksi perut datar tidak ada masa

Auskultasi peristaltik ada kesan normal

Perkusi tympani

Palpasi nyeri tekan epigastrium ada

Tidak ada organomegali

ANGGOTA GERAK - atas akral hangat tidak oedema

- bawah akral hangat tifak oedema

IV RESUME

Anak laki-laki 11 tahun berat badan 28 kg masuk dengan keluhan sesak

napas sejak 3 hari sebelum masuk RS sesak sudah sering dirasakan sejak SD

kelas 3 nafas sering berbunyi seperti suara kucing Ada batuk yang

dirasakan sekitar 4 bulan yang lalu batuk berlendir dan berwarna hijau Ada

riwayat orang tua (bapak) menderita asma

V DIAGNOSIS KERJA Asma Bronkial

VI DIGNOSIS BANDING

Bronkhitis

TB paru

VII PENATALAKSANAAN

o Non medikamentosa

Hindari faktor pencetus (debu udara dingin serbuk bunga exercise

yang berlebihan)

o Medikamentosa

1 IVFD Dex 5 14 tetesmenit

2 O2 05-2 litermenit

3 Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

12

4 Gentamicine 40 mg8 jamiv

5 Dexametasone 1 amp24 jamiv

6 Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

7 B com 2x1 tab

VIII PEMERIKSAAN PENUNJANG

LAB darah lengkap ( WBC 148 RBC 472 HGB 124 HCT

321 PLT 335)

RADIOLOGI dilakukan foto toraks kesan aspek bronkhitis

EKG tidak dilakukan

PEMERIKSAAN LAIN pemeriksaan skor

Riwayat kontak TB 1

Uji tuberkulin 1

Berat badanstatus gizi 0

Demam yang tidak diketahui penuebabnya 0

Batuk kronik 1

Pembesaran kelenjar getah bening 0

Pembengkakan tulang sendi panggul lutut falang 0

Foto torax 0

Total skor 3

13

FOLLOW UP

NO Tanggal Follow up

1 10 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Ada sesak

O TD 11070 mmHg

RR 24 xmenit

S 367 oC

N 92 xmenit

Ronki tidak ada wheezing ada

A Asma bronkhial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

O2 05-2 litermenit

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Dexametasone 1 amp24 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

2 11 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Sesak ada tapi mulai berkurang

O TD 10070 mmHg

RR 22 xmenit

14

S 367 oC

N 90 xmenit

Ronki tidak ada wheezing ada

A Asma bronkhial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

O2 05-2 litermenit (kalau perlu)

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Dexametasone 1 amp24 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

3 12 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Sesak sudah tidak ada

O TD 10070 mmHg

RR 22 xmenit

S 367 oC

N 90 xmenit

Ronki tidak ada wheezing tidak ada

A Asma bronchial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

15

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

3 13 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Sesak sudah tidak ada

O TD 11080 mmHg

RR 24 xmenit

S 362 oC

N 87 xmenit

Ronki tidak ada wheezing tidak ada

A Asma bronchial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

4 14 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Sesak sudah tidak ada

O TD 11090 mmHg

RR 26 xmenit

16

S 365 oC

N 88 xmenit

Ronki tidak ada wheezing tidak ada

A Asma bronchial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

17

PEMBAHASAN

Asma merupakan penyakit respiratorik kronis yang paling sering dijumpai pada

anak Prevalensi asma meningkat dari waktu ke waktu baik di negara maju maupun

Negara sedang berkembang Peningkatan tersebut diduga berkaitan dengan pola hidup

yang berubah dan peran faktor lingkungan terutama polusi baik indoor maupun

outdoor1

Pada kasus seorang anak mengalami sesak sejak 3 hari yang lalu pada malam

hari sebelum masuk RS menurut beberapa referensi asma memiliki faktor pencetus

yaitu udara dingin inilah yang menyebabkan rasa sesak pada pasien muncul pada

malam hari dan menetap sampai pagi hari kemudian anak juga memiliki riwayat sesak

yang berulang yang kemudian kembali normal setelah serangan Hasil pemeriksaan fisik

didapatkan wheezing yang jelas pada kedua paru ini sesuai patomekanisme yang

menjelaskan adanya bronkospasme akibat dari inflamasi dan pengeluaran mediator

inflamasi yang juga akan menyebabkan peningkatan mukus pada saluran napas inilah

juga yang merupakan penjelasan kenapa pada anak ini terdapat batuk berlendir 12345

Kemudia dari hasil pemeriksaan laboratorium juga ditemukan kadar leukosit

yang tinggi yaitu 148 x 103mm3 yang merupakan petanda adanya infeksi dari bakteri

sehingga pada pengobatan diberikan antibiotic spectrum luas dan antibiotik untuk gram

negativ

18

DAFTAR PUSTAKA

1 Rahajoa N Supriyanto B Setyanto D Buku ajar respirologi anak 1st ed IDAI

2008

2 Rara S Asma bronchial Available from URL

wwwacademiaedu5106624asma_bronkial jakarta 2003

3 Anonym Pedoman penatalaksanaan asma bronchial Available from URL

httpwwwklikpdpicomkonsensusasmaasmahtml 2012

4 Academia Asma bronchial [series online] 2013 [cited 2003] Available from

URL httprespiratoryusuacidpdf

5 Meiyanti Mulia Perkembangan pathogenesis dan pengobatan asma bronchial

FK univTrisakti 2000

19

Page 8: REFKA Asma Bronchial Cod.scr

bronkodilator Bronkodilator yang banyak dipakai saat ini adalah β2-agonis

selain xantin dan antikolinergik Obat pengontrol asma bertujuan menjaga

dan mengontrol asma persisten dengan mencegah kekambuhan Obat

pengontrol asma yang banyak dipergunakan adalah kortikosteroid selain

anti-inflamasi lain seperti sodium kromolin nedokromil dan antagonis

leukotrien serta berbagai antihistamin generasi baru 5

Obat β2-agonis bermanfaat sebagai terapi intermiten asma episodik

sebagai tambahan terapi intermiten atau terapi rutin penunjang anti-

inflamasi pada asma relaps berulang atau kronis sebelum aktifitas fisik

untuk menghambat exercise induced asthma dan untuk penolong asma

akut Obat ini tersedia dalam bentuk oral atau inhalasi yang efektif

dilakukan dengan inhaler dosis terukur rotohaler atau nebulizer 5

Teofilin merupakan preparat metil-xantin yang pada masanya sangat

populer untuk terapi rumatan asma kronik ringan dan sebagai penunjang

pengobatan asma kronik berat Walaupun saat ini masih banyak dipakai

teofilin tidak begitu menarik lagi setelah pengobatan anti-inflamasi untuk

asma lebih terfokus kepada kortikosteroid Selama ini efek anti-inflamasi

teofilin memang masih sering dipertanyakan Selain itu metabolisme teofilin

diketahui akan terganggu dalam keadaan demam oleh penyakit tertentu

seperti influenza atau oleh obat seperti eritromisin simetidin dan

siprofloksasin Pada anak teofilin juga diketahui dapat mempengaruhi

prestasi sekolah sehingga tidak dianjurkan untuk diberikan pada anak

dengan gangguan psikologis atau gangguan belajar 5

8

LAPORAN KASUS

I IDENTITAS

Nama an SG

Umur II tahun

Jenis kelamin laki-laki

Alamat perumahan tinggede indah II

Anak ke 6 (enam) dari 6 bersaudara

Agama islam

Tanggal pemeriksaan II maret 2014 jam 17-45 wita

Ruangan nuri bawah

Nama ayah mappa usia 51 tahun

Pekerjaan supir

Pendidikan terakhir SD

Nama Ibu ibu Saodah usia 48 tahun

Pekerjaan Ibu rumah tangga

Pendidikan terakhir SMA

II ANAMNESIS

Keluhan utama sesak nafas

Riwayat penyakit sekarang

Sesak dialami sejak 3 hari yang lalu sebelum masuk RS sesak sudah

sering dirassakan sejak kelas 3 SD Suara napas sering berbunyi seperti

kucing Pasien juga ada batuk berlendir menurut ibu pasien ada riwayat

batuk sejak 4 bulan yang lalu batuk berlendir berwarna hijau tidak ada

darah Pasien sudah sering berobat di puskesma tinggede tapi tidak ada

perubahan Demam tidak ada pasien mengeluh sering berkeringat malam

tidak ada kejang dan tidak ada muntah BAB dan BAK biasa

Riwayat penyakit dahulu riwayat kejang umur II bulan riwayat sering

sesak sejak kelas 3 SD

9

Riwayat penyakit dalam keluarga

Orang tua (bapak) ada riwayat asma

III PEMERIKSAAN FISTS

Keadaan umum

Status pasien Sakit sedang Compos Mentis

Berat Badan 28 Kg Tinggi Badan 135 cm

status gizi BBTB = 93 gizi baik

VITAL SIGN

Tekanan darah 11080 mmHg

Heart rate 92 kali menit

Nadi 80 kali menit kuat angkat dan regular

Pernapasan 20 kali menit

Suhu 361 oC

KEPALA

Wajah ekspresi simetris

Deformitas tidak ada

Bentuk normocephal

Rambut hitam pendek tidak mudah rontok

Mata

- konjungvita tidak ada anemis

- Skelra Tidak ada ikterik

- Pupil isokor bilateral

Mulut tidak ada bibir kering dan tidak ada lidah kotor

10

LEHER

Kelenjer Getah Bening tidak teraba pembesaran

Tiroid tidak teraba pembesaran

JVP R5 -1 cm H2O

Massa lain tidak ada

DADA

Paru-paru

Inspeksi simetris kana dan kiri tidak ada retraksi

Palpasi vocal premitus sama kiri dan kanan

Perkusi sonor

Auskultasi suara nafas bronkovesikular tidak ada rhonki ada

wheezing

JANTUNG

Inspeksi Ictus cordis tidak tampak

Palpasi ictus cordis teraba di ICS V lenea midclavicularis

sinistra

Perkusi batas atas ICS II lenea midclavicularis sinistra

batas kanan ICS IV lenea parasternalis dextra

batas kiri ICS V lenea midclavicularis sinistra

Auskultasi bunyi jantung I dan II murni regular tidak ada gallop

dan tidak ada murmur

11

PERUT

Inspeksi perut datar tidak ada masa

Auskultasi peristaltik ada kesan normal

Perkusi tympani

Palpasi nyeri tekan epigastrium ada

Tidak ada organomegali

ANGGOTA GERAK - atas akral hangat tidak oedema

- bawah akral hangat tifak oedema

IV RESUME

Anak laki-laki 11 tahun berat badan 28 kg masuk dengan keluhan sesak

napas sejak 3 hari sebelum masuk RS sesak sudah sering dirasakan sejak SD

kelas 3 nafas sering berbunyi seperti suara kucing Ada batuk yang

dirasakan sekitar 4 bulan yang lalu batuk berlendir dan berwarna hijau Ada

riwayat orang tua (bapak) menderita asma

V DIAGNOSIS KERJA Asma Bronkial

VI DIGNOSIS BANDING

Bronkhitis

TB paru

VII PENATALAKSANAAN

o Non medikamentosa

Hindari faktor pencetus (debu udara dingin serbuk bunga exercise

yang berlebihan)

o Medikamentosa

1 IVFD Dex 5 14 tetesmenit

2 O2 05-2 litermenit

3 Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

12

4 Gentamicine 40 mg8 jamiv

5 Dexametasone 1 amp24 jamiv

6 Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

7 B com 2x1 tab

VIII PEMERIKSAAN PENUNJANG

LAB darah lengkap ( WBC 148 RBC 472 HGB 124 HCT

321 PLT 335)

RADIOLOGI dilakukan foto toraks kesan aspek bronkhitis

EKG tidak dilakukan

PEMERIKSAAN LAIN pemeriksaan skor

Riwayat kontak TB 1

Uji tuberkulin 1

Berat badanstatus gizi 0

Demam yang tidak diketahui penuebabnya 0

Batuk kronik 1

Pembesaran kelenjar getah bening 0

Pembengkakan tulang sendi panggul lutut falang 0

Foto torax 0

Total skor 3

13

FOLLOW UP

NO Tanggal Follow up

1 10 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Ada sesak

O TD 11070 mmHg

RR 24 xmenit

S 367 oC

N 92 xmenit

Ronki tidak ada wheezing ada

A Asma bronkhial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

O2 05-2 litermenit

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Dexametasone 1 amp24 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

2 11 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Sesak ada tapi mulai berkurang

O TD 10070 mmHg

RR 22 xmenit

14

S 367 oC

N 90 xmenit

Ronki tidak ada wheezing ada

A Asma bronkhial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

O2 05-2 litermenit (kalau perlu)

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Dexametasone 1 amp24 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

3 12 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Sesak sudah tidak ada

O TD 10070 mmHg

RR 22 xmenit

S 367 oC

N 90 xmenit

Ronki tidak ada wheezing tidak ada

A Asma bronchial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

15

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

3 13 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Sesak sudah tidak ada

O TD 11080 mmHg

RR 24 xmenit

S 362 oC

N 87 xmenit

Ronki tidak ada wheezing tidak ada

A Asma bronchial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

4 14 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Sesak sudah tidak ada

O TD 11090 mmHg

RR 26 xmenit

16

S 365 oC

N 88 xmenit

Ronki tidak ada wheezing tidak ada

A Asma bronchial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

17

PEMBAHASAN

Asma merupakan penyakit respiratorik kronis yang paling sering dijumpai pada

anak Prevalensi asma meningkat dari waktu ke waktu baik di negara maju maupun

Negara sedang berkembang Peningkatan tersebut diduga berkaitan dengan pola hidup

yang berubah dan peran faktor lingkungan terutama polusi baik indoor maupun

outdoor1

Pada kasus seorang anak mengalami sesak sejak 3 hari yang lalu pada malam

hari sebelum masuk RS menurut beberapa referensi asma memiliki faktor pencetus

yaitu udara dingin inilah yang menyebabkan rasa sesak pada pasien muncul pada

malam hari dan menetap sampai pagi hari kemudian anak juga memiliki riwayat sesak

yang berulang yang kemudian kembali normal setelah serangan Hasil pemeriksaan fisik

didapatkan wheezing yang jelas pada kedua paru ini sesuai patomekanisme yang

menjelaskan adanya bronkospasme akibat dari inflamasi dan pengeluaran mediator

inflamasi yang juga akan menyebabkan peningkatan mukus pada saluran napas inilah

juga yang merupakan penjelasan kenapa pada anak ini terdapat batuk berlendir 12345

Kemudia dari hasil pemeriksaan laboratorium juga ditemukan kadar leukosit

yang tinggi yaitu 148 x 103mm3 yang merupakan petanda adanya infeksi dari bakteri

sehingga pada pengobatan diberikan antibiotic spectrum luas dan antibiotik untuk gram

negativ

18

DAFTAR PUSTAKA

1 Rahajoa N Supriyanto B Setyanto D Buku ajar respirologi anak 1st ed IDAI

2008

2 Rara S Asma bronchial Available from URL

wwwacademiaedu5106624asma_bronkial jakarta 2003

3 Anonym Pedoman penatalaksanaan asma bronchial Available from URL

httpwwwklikpdpicomkonsensusasmaasmahtml 2012

4 Academia Asma bronchial [series online] 2013 [cited 2003] Available from

URL httprespiratoryusuacidpdf

5 Meiyanti Mulia Perkembangan pathogenesis dan pengobatan asma bronchial

FK univTrisakti 2000

19

Page 9: REFKA Asma Bronchial Cod.scr

LAPORAN KASUS

I IDENTITAS

Nama an SG

Umur II tahun

Jenis kelamin laki-laki

Alamat perumahan tinggede indah II

Anak ke 6 (enam) dari 6 bersaudara

Agama islam

Tanggal pemeriksaan II maret 2014 jam 17-45 wita

Ruangan nuri bawah

Nama ayah mappa usia 51 tahun

Pekerjaan supir

Pendidikan terakhir SD

Nama Ibu ibu Saodah usia 48 tahun

Pekerjaan Ibu rumah tangga

Pendidikan terakhir SMA

II ANAMNESIS

Keluhan utama sesak nafas

Riwayat penyakit sekarang

Sesak dialami sejak 3 hari yang lalu sebelum masuk RS sesak sudah

sering dirassakan sejak kelas 3 SD Suara napas sering berbunyi seperti

kucing Pasien juga ada batuk berlendir menurut ibu pasien ada riwayat

batuk sejak 4 bulan yang lalu batuk berlendir berwarna hijau tidak ada

darah Pasien sudah sering berobat di puskesma tinggede tapi tidak ada

perubahan Demam tidak ada pasien mengeluh sering berkeringat malam

tidak ada kejang dan tidak ada muntah BAB dan BAK biasa

Riwayat penyakit dahulu riwayat kejang umur II bulan riwayat sering

sesak sejak kelas 3 SD

9

Riwayat penyakit dalam keluarga

Orang tua (bapak) ada riwayat asma

III PEMERIKSAAN FISTS

Keadaan umum

Status pasien Sakit sedang Compos Mentis

Berat Badan 28 Kg Tinggi Badan 135 cm

status gizi BBTB = 93 gizi baik

VITAL SIGN

Tekanan darah 11080 mmHg

Heart rate 92 kali menit

Nadi 80 kali menit kuat angkat dan regular

Pernapasan 20 kali menit

Suhu 361 oC

KEPALA

Wajah ekspresi simetris

Deformitas tidak ada

Bentuk normocephal

Rambut hitam pendek tidak mudah rontok

Mata

- konjungvita tidak ada anemis

- Skelra Tidak ada ikterik

- Pupil isokor bilateral

Mulut tidak ada bibir kering dan tidak ada lidah kotor

10

LEHER

Kelenjer Getah Bening tidak teraba pembesaran

Tiroid tidak teraba pembesaran

JVP R5 -1 cm H2O

Massa lain tidak ada

DADA

Paru-paru

Inspeksi simetris kana dan kiri tidak ada retraksi

Palpasi vocal premitus sama kiri dan kanan

Perkusi sonor

Auskultasi suara nafas bronkovesikular tidak ada rhonki ada

wheezing

JANTUNG

Inspeksi Ictus cordis tidak tampak

Palpasi ictus cordis teraba di ICS V lenea midclavicularis

sinistra

Perkusi batas atas ICS II lenea midclavicularis sinistra

batas kanan ICS IV lenea parasternalis dextra

batas kiri ICS V lenea midclavicularis sinistra

Auskultasi bunyi jantung I dan II murni regular tidak ada gallop

dan tidak ada murmur

11

PERUT

Inspeksi perut datar tidak ada masa

Auskultasi peristaltik ada kesan normal

Perkusi tympani

Palpasi nyeri tekan epigastrium ada

Tidak ada organomegali

ANGGOTA GERAK - atas akral hangat tidak oedema

- bawah akral hangat tifak oedema

IV RESUME

Anak laki-laki 11 tahun berat badan 28 kg masuk dengan keluhan sesak

napas sejak 3 hari sebelum masuk RS sesak sudah sering dirasakan sejak SD

kelas 3 nafas sering berbunyi seperti suara kucing Ada batuk yang

dirasakan sekitar 4 bulan yang lalu batuk berlendir dan berwarna hijau Ada

riwayat orang tua (bapak) menderita asma

V DIAGNOSIS KERJA Asma Bronkial

VI DIGNOSIS BANDING

Bronkhitis

TB paru

VII PENATALAKSANAAN

o Non medikamentosa

Hindari faktor pencetus (debu udara dingin serbuk bunga exercise

yang berlebihan)

o Medikamentosa

1 IVFD Dex 5 14 tetesmenit

2 O2 05-2 litermenit

3 Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

12

4 Gentamicine 40 mg8 jamiv

5 Dexametasone 1 amp24 jamiv

6 Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

7 B com 2x1 tab

VIII PEMERIKSAAN PENUNJANG

LAB darah lengkap ( WBC 148 RBC 472 HGB 124 HCT

321 PLT 335)

RADIOLOGI dilakukan foto toraks kesan aspek bronkhitis

EKG tidak dilakukan

PEMERIKSAAN LAIN pemeriksaan skor

Riwayat kontak TB 1

Uji tuberkulin 1

Berat badanstatus gizi 0

Demam yang tidak diketahui penuebabnya 0

Batuk kronik 1

Pembesaran kelenjar getah bening 0

Pembengkakan tulang sendi panggul lutut falang 0

Foto torax 0

Total skor 3

13

FOLLOW UP

NO Tanggal Follow up

1 10 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Ada sesak

O TD 11070 mmHg

RR 24 xmenit

S 367 oC

N 92 xmenit

Ronki tidak ada wheezing ada

A Asma bronkhial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

O2 05-2 litermenit

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Dexametasone 1 amp24 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

2 11 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Sesak ada tapi mulai berkurang

O TD 10070 mmHg

RR 22 xmenit

14

S 367 oC

N 90 xmenit

Ronki tidak ada wheezing ada

A Asma bronkhial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

O2 05-2 litermenit (kalau perlu)

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Dexametasone 1 amp24 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

3 12 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Sesak sudah tidak ada

O TD 10070 mmHg

RR 22 xmenit

S 367 oC

N 90 xmenit

Ronki tidak ada wheezing tidak ada

A Asma bronchial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

15

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

3 13 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Sesak sudah tidak ada

O TD 11080 mmHg

RR 24 xmenit

S 362 oC

N 87 xmenit

Ronki tidak ada wheezing tidak ada

A Asma bronchial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

4 14 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Sesak sudah tidak ada

O TD 11090 mmHg

RR 26 xmenit

16

S 365 oC

N 88 xmenit

Ronki tidak ada wheezing tidak ada

A Asma bronchial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

17

PEMBAHASAN

Asma merupakan penyakit respiratorik kronis yang paling sering dijumpai pada

anak Prevalensi asma meningkat dari waktu ke waktu baik di negara maju maupun

Negara sedang berkembang Peningkatan tersebut diduga berkaitan dengan pola hidup

yang berubah dan peran faktor lingkungan terutama polusi baik indoor maupun

outdoor1

Pada kasus seorang anak mengalami sesak sejak 3 hari yang lalu pada malam

hari sebelum masuk RS menurut beberapa referensi asma memiliki faktor pencetus

yaitu udara dingin inilah yang menyebabkan rasa sesak pada pasien muncul pada

malam hari dan menetap sampai pagi hari kemudian anak juga memiliki riwayat sesak

yang berulang yang kemudian kembali normal setelah serangan Hasil pemeriksaan fisik

didapatkan wheezing yang jelas pada kedua paru ini sesuai patomekanisme yang

menjelaskan adanya bronkospasme akibat dari inflamasi dan pengeluaran mediator

inflamasi yang juga akan menyebabkan peningkatan mukus pada saluran napas inilah

juga yang merupakan penjelasan kenapa pada anak ini terdapat batuk berlendir 12345

Kemudia dari hasil pemeriksaan laboratorium juga ditemukan kadar leukosit

yang tinggi yaitu 148 x 103mm3 yang merupakan petanda adanya infeksi dari bakteri

sehingga pada pengobatan diberikan antibiotic spectrum luas dan antibiotik untuk gram

negativ

18

DAFTAR PUSTAKA

1 Rahajoa N Supriyanto B Setyanto D Buku ajar respirologi anak 1st ed IDAI

2008

2 Rara S Asma bronchial Available from URL

wwwacademiaedu5106624asma_bronkial jakarta 2003

3 Anonym Pedoman penatalaksanaan asma bronchial Available from URL

httpwwwklikpdpicomkonsensusasmaasmahtml 2012

4 Academia Asma bronchial [series online] 2013 [cited 2003] Available from

URL httprespiratoryusuacidpdf

5 Meiyanti Mulia Perkembangan pathogenesis dan pengobatan asma bronchial

FK univTrisakti 2000

19

Page 10: REFKA Asma Bronchial Cod.scr

Riwayat penyakit dalam keluarga

Orang tua (bapak) ada riwayat asma

III PEMERIKSAAN FISTS

Keadaan umum

Status pasien Sakit sedang Compos Mentis

Berat Badan 28 Kg Tinggi Badan 135 cm

status gizi BBTB = 93 gizi baik

VITAL SIGN

Tekanan darah 11080 mmHg

Heart rate 92 kali menit

Nadi 80 kali menit kuat angkat dan regular

Pernapasan 20 kali menit

Suhu 361 oC

KEPALA

Wajah ekspresi simetris

Deformitas tidak ada

Bentuk normocephal

Rambut hitam pendek tidak mudah rontok

Mata

- konjungvita tidak ada anemis

- Skelra Tidak ada ikterik

- Pupil isokor bilateral

Mulut tidak ada bibir kering dan tidak ada lidah kotor

10

LEHER

Kelenjer Getah Bening tidak teraba pembesaran

Tiroid tidak teraba pembesaran

JVP R5 -1 cm H2O

Massa lain tidak ada

DADA

Paru-paru

Inspeksi simetris kana dan kiri tidak ada retraksi

Palpasi vocal premitus sama kiri dan kanan

Perkusi sonor

Auskultasi suara nafas bronkovesikular tidak ada rhonki ada

wheezing

JANTUNG

Inspeksi Ictus cordis tidak tampak

Palpasi ictus cordis teraba di ICS V lenea midclavicularis

sinistra

Perkusi batas atas ICS II lenea midclavicularis sinistra

batas kanan ICS IV lenea parasternalis dextra

batas kiri ICS V lenea midclavicularis sinistra

Auskultasi bunyi jantung I dan II murni regular tidak ada gallop

dan tidak ada murmur

11

PERUT

Inspeksi perut datar tidak ada masa

Auskultasi peristaltik ada kesan normal

Perkusi tympani

Palpasi nyeri tekan epigastrium ada

Tidak ada organomegali

ANGGOTA GERAK - atas akral hangat tidak oedema

- bawah akral hangat tifak oedema

IV RESUME

Anak laki-laki 11 tahun berat badan 28 kg masuk dengan keluhan sesak

napas sejak 3 hari sebelum masuk RS sesak sudah sering dirasakan sejak SD

kelas 3 nafas sering berbunyi seperti suara kucing Ada batuk yang

dirasakan sekitar 4 bulan yang lalu batuk berlendir dan berwarna hijau Ada

riwayat orang tua (bapak) menderita asma

V DIAGNOSIS KERJA Asma Bronkial

VI DIGNOSIS BANDING

Bronkhitis

TB paru

VII PENATALAKSANAAN

o Non medikamentosa

Hindari faktor pencetus (debu udara dingin serbuk bunga exercise

yang berlebihan)

o Medikamentosa

1 IVFD Dex 5 14 tetesmenit

2 O2 05-2 litermenit

3 Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

12

4 Gentamicine 40 mg8 jamiv

5 Dexametasone 1 amp24 jamiv

6 Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

7 B com 2x1 tab

VIII PEMERIKSAAN PENUNJANG

LAB darah lengkap ( WBC 148 RBC 472 HGB 124 HCT

321 PLT 335)

RADIOLOGI dilakukan foto toraks kesan aspek bronkhitis

EKG tidak dilakukan

PEMERIKSAAN LAIN pemeriksaan skor

Riwayat kontak TB 1

Uji tuberkulin 1

Berat badanstatus gizi 0

Demam yang tidak diketahui penuebabnya 0

Batuk kronik 1

Pembesaran kelenjar getah bening 0

Pembengkakan tulang sendi panggul lutut falang 0

Foto torax 0

Total skor 3

13

FOLLOW UP

NO Tanggal Follow up

1 10 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Ada sesak

O TD 11070 mmHg

RR 24 xmenit

S 367 oC

N 92 xmenit

Ronki tidak ada wheezing ada

A Asma bronkhial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

O2 05-2 litermenit

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Dexametasone 1 amp24 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

2 11 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Sesak ada tapi mulai berkurang

O TD 10070 mmHg

RR 22 xmenit

14

S 367 oC

N 90 xmenit

Ronki tidak ada wheezing ada

A Asma bronkhial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

O2 05-2 litermenit (kalau perlu)

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Dexametasone 1 amp24 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

3 12 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Sesak sudah tidak ada

O TD 10070 mmHg

RR 22 xmenit

S 367 oC

N 90 xmenit

Ronki tidak ada wheezing tidak ada

A Asma bronchial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

15

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

3 13 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Sesak sudah tidak ada

O TD 11080 mmHg

RR 24 xmenit

S 362 oC

N 87 xmenit

Ronki tidak ada wheezing tidak ada

A Asma bronchial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

4 14 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Sesak sudah tidak ada

O TD 11090 mmHg

RR 26 xmenit

16

S 365 oC

N 88 xmenit

Ronki tidak ada wheezing tidak ada

A Asma bronchial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

17

PEMBAHASAN

Asma merupakan penyakit respiratorik kronis yang paling sering dijumpai pada

anak Prevalensi asma meningkat dari waktu ke waktu baik di negara maju maupun

Negara sedang berkembang Peningkatan tersebut diduga berkaitan dengan pola hidup

yang berubah dan peran faktor lingkungan terutama polusi baik indoor maupun

outdoor1

Pada kasus seorang anak mengalami sesak sejak 3 hari yang lalu pada malam

hari sebelum masuk RS menurut beberapa referensi asma memiliki faktor pencetus

yaitu udara dingin inilah yang menyebabkan rasa sesak pada pasien muncul pada

malam hari dan menetap sampai pagi hari kemudian anak juga memiliki riwayat sesak

yang berulang yang kemudian kembali normal setelah serangan Hasil pemeriksaan fisik

didapatkan wheezing yang jelas pada kedua paru ini sesuai patomekanisme yang

menjelaskan adanya bronkospasme akibat dari inflamasi dan pengeluaran mediator

inflamasi yang juga akan menyebabkan peningkatan mukus pada saluran napas inilah

juga yang merupakan penjelasan kenapa pada anak ini terdapat batuk berlendir 12345

Kemudia dari hasil pemeriksaan laboratorium juga ditemukan kadar leukosit

yang tinggi yaitu 148 x 103mm3 yang merupakan petanda adanya infeksi dari bakteri

sehingga pada pengobatan diberikan antibiotic spectrum luas dan antibiotik untuk gram

negativ

18

DAFTAR PUSTAKA

1 Rahajoa N Supriyanto B Setyanto D Buku ajar respirologi anak 1st ed IDAI

2008

2 Rara S Asma bronchial Available from URL

wwwacademiaedu5106624asma_bronkial jakarta 2003

3 Anonym Pedoman penatalaksanaan asma bronchial Available from URL

httpwwwklikpdpicomkonsensusasmaasmahtml 2012

4 Academia Asma bronchial [series online] 2013 [cited 2003] Available from

URL httprespiratoryusuacidpdf

5 Meiyanti Mulia Perkembangan pathogenesis dan pengobatan asma bronchial

FK univTrisakti 2000

19

Page 11: REFKA Asma Bronchial Cod.scr

LEHER

Kelenjer Getah Bening tidak teraba pembesaran

Tiroid tidak teraba pembesaran

JVP R5 -1 cm H2O

Massa lain tidak ada

DADA

Paru-paru

Inspeksi simetris kana dan kiri tidak ada retraksi

Palpasi vocal premitus sama kiri dan kanan

Perkusi sonor

Auskultasi suara nafas bronkovesikular tidak ada rhonki ada

wheezing

JANTUNG

Inspeksi Ictus cordis tidak tampak

Palpasi ictus cordis teraba di ICS V lenea midclavicularis

sinistra

Perkusi batas atas ICS II lenea midclavicularis sinistra

batas kanan ICS IV lenea parasternalis dextra

batas kiri ICS V lenea midclavicularis sinistra

Auskultasi bunyi jantung I dan II murni regular tidak ada gallop

dan tidak ada murmur

11

PERUT

Inspeksi perut datar tidak ada masa

Auskultasi peristaltik ada kesan normal

Perkusi tympani

Palpasi nyeri tekan epigastrium ada

Tidak ada organomegali

ANGGOTA GERAK - atas akral hangat tidak oedema

- bawah akral hangat tifak oedema

IV RESUME

Anak laki-laki 11 tahun berat badan 28 kg masuk dengan keluhan sesak

napas sejak 3 hari sebelum masuk RS sesak sudah sering dirasakan sejak SD

kelas 3 nafas sering berbunyi seperti suara kucing Ada batuk yang

dirasakan sekitar 4 bulan yang lalu batuk berlendir dan berwarna hijau Ada

riwayat orang tua (bapak) menderita asma

V DIAGNOSIS KERJA Asma Bronkial

VI DIGNOSIS BANDING

Bronkhitis

TB paru

VII PENATALAKSANAAN

o Non medikamentosa

Hindari faktor pencetus (debu udara dingin serbuk bunga exercise

yang berlebihan)

o Medikamentosa

1 IVFD Dex 5 14 tetesmenit

2 O2 05-2 litermenit

3 Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

12

4 Gentamicine 40 mg8 jamiv

5 Dexametasone 1 amp24 jamiv

6 Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

7 B com 2x1 tab

VIII PEMERIKSAAN PENUNJANG

LAB darah lengkap ( WBC 148 RBC 472 HGB 124 HCT

321 PLT 335)

RADIOLOGI dilakukan foto toraks kesan aspek bronkhitis

EKG tidak dilakukan

PEMERIKSAAN LAIN pemeriksaan skor

Riwayat kontak TB 1

Uji tuberkulin 1

Berat badanstatus gizi 0

Demam yang tidak diketahui penuebabnya 0

Batuk kronik 1

Pembesaran kelenjar getah bening 0

Pembengkakan tulang sendi panggul lutut falang 0

Foto torax 0

Total skor 3

13

FOLLOW UP

NO Tanggal Follow up

1 10 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Ada sesak

O TD 11070 mmHg

RR 24 xmenit

S 367 oC

N 92 xmenit

Ronki tidak ada wheezing ada

A Asma bronkhial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

O2 05-2 litermenit

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Dexametasone 1 amp24 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

2 11 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Sesak ada tapi mulai berkurang

O TD 10070 mmHg

RR 22 xmenit

14

S 367 oC

N 90 xmenit

Ronki tidak ada wheezing ada

A Asma bronkhial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

O2 05-2 litermenit (kalau perlu)

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Dexametasone 1 amp24 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

3 12 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Sesak sudah tidak ada

O TD 10070 mmHg

RR 22 xmenit

S 367 oC

N 90 xmenit

Ronki tidak ada wheezing tidak ada

A Asma bronchial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

15

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

3 13 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Sesak sudah tidak ada

O TD 11080 mmHg

RR 24 xmenit

S 362 oC

N 87 xmenit

Ronki tidak ada wheezing tidak ada

A Asma bronchial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

4 14 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Sesak sudah tidak ada

O TD 11090 mmHg

RR 26 xmenit

16

S 365 oC

N 88 xmenit

Ronki tidak ada wheezing tidak ada

A Asma bronchial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

17

PEMBAHASAN

Asma merupakan penyakit respiratorik kronis yang paling sering dijumpai pada

anak Prevalensi asma meningkat dari waktu ke waktu baik di negara maju maupun

Negara sedang berkembang Peningkatan tersebut diduga berkaitan dengan pola hidup

yang berubah dan peran faktor lingkungan terutama polusi baik indoor maupun

outdoor1

Pada kasus seorang anak mengalami sesak sejak 3 hari yang lalu pada malam

hari sebelum masuk RS menurut beberapa referensi asma memiliki faktor pencetus

yaitu udara dingin inilah yang menyebabkan rasa sesak pada pasien muncul pada

malam hari dan menetap sampai pagi hari kemudian anak juga memiliki riwayat sesak

yang berulang yang kemudian kembali normal setelah serangan Hasil pemeriksaan fisik

didapatkan wheezing yang jelas pada kedua paru ini sesuai patomekanisme yang

menjelaskan adanya bronkospasme akibat dari inflamasi dan pengeluaran mediator

inflamasi yang juga akan menyebabkan peningkatan mukus pada saluran napas inilah

juga yang merupakan penjelasan kenapa pada anak ini terdapat batuk berlendir 12345

Kemudia dari hasil pemeriksaan laboratorium juga ditemukan kadar leukosit

yang tinggi yaitu 148 x 103mm3 yang merupakan petanda adanya infeksi dari bakteri

sehingga pada pengobatan diberikan antibiotic spectrum luas dan antibiotik untuk gram

negativ

18

DAFTAR PUSTAKA

1 Rahajoa N Supriyanto B Setyanto D Buku ajar respirologi anak 1st ed IDAI

2008

2 Rara S Asma bronchial Available from URL

wwwacademiaedu5106624asma_bronkial jakarta 2003

3 Anonym Pedoman penatalaksanaan asma bronchial Available from URL

httpwwwklikpdpicomkonsensusasmaasmahtml 2012

4 Academia Asma bronchial [series online] 2013 [cited 2003] Available from

URL httprespiratoryusuacidpdf

5 Meiyanti Mulia Perkembangan pathogenesis dan pengobatan asma bronchial

FK univTrisakti 2000

19

Page 12: REFKA Asma Bronchial Cod.scr

PERUT

Inspeksi perut datar tidak ada masa

Auskultasi peristaltik ada kesan normal

Perkusi tympani

Palpasi nyeri tekan epigastrium ada

Tidak ada organomegali

ANGGOTA GERAK - atas akral hangat tidak oedema

- bawah akral hangat tifak oedema

IV RESUME

Anak laki-laki 11 tahun berat badan 28 kg masuk dengan keluhan sesak

napas sejak 3 hari sebelum masuk RS sesak sudah sering dirasakan sejak SD

kelas 3 nafas sering berbunyi seperti suara kucing Ada batuk yang

dirasakan sekitar 4 bulan yang lalu batuk berlendir dan berwarna hijau Ada

riwayat orang tua (bapak) menderita asma

V DIAGNOSIS KERJA Asma Bronkial

VI DIGNOSIS BANDING

Bronkhitis

TB paru

VII PENATALAKSANAAN

o Non medikamentosa

Hindari faktor pencetus (debu udara dingin serbuk bunga exercise

yang berlebihan)

o Medikamentosa

1 IVFD Dex 5 14 tetesmenit

2 O2 05-2 litermenit

3 Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

12

4 Gentamicine 40 mg8 jamiv

5 Dexametasone 1 amp24 jamiv

6 Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

7 B com 2x1 tab

VIII PEMERIKSAAN PENUNJANG

LAB darah lengkap ( WBC 148 RBC 472 HGB 124 HCT

321 PLT 335)

RADIOLOGI dilakukan foto toraks kesan aspek bronkhitis

EKG tidak dilakukan

PEMERIKSAAN LAIN pemeriksaan skor

Riwayat kontak TB 1

Uji tuberkulin 1

Berat badanstatus gizi 0

Demam yang tidak diketahui penuebabnya 0

Batuk kronik 1

Pembesaran kelenjar getah bening 0

Pembengkakan tulang sendi panggul lutut falang 0

Foto torax 0

Total skor 3

13

FOLLOW UP

NO Tanggal Follow up

1 10 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Ada sesak

O TD 11070 mmHg

RR 24 xmenit

S 367 oC

N 92 xmenit

Ronki tidak ada wheezing ada

A Asma bronkhial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

O2 05-2 litermenit

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Dexametasone 1 amp24 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

2 11 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Sesak ada tapi mulai berkurang

O TD 10070 mmHg

RR 22 xmenit

14

S 367 oC

N 90 xmenit

Ronki tidak ada wheezing ada

A Asma bronkhial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

O2 05-2 litermenit (kalau perlu)

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Dexametasone 1 amp24 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

3 12 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Sesak sudah tidak ada

O TD 10070 mmHg

RR 22 xmenit

S 367 oC

N 90 xmenit

Ronki tidak ada wheezing tidak ada

A Asma bronchial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

15

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

3 13 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Sesak sudah tidak ada

O TD 11080 mmHg

RR 24 xmenit

S 362 oC

N 87 xmenit

Ronki tidak ada wheezing tidak ada

A Asma bronchial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

4 14 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Sesak sudah tidak ada

O TD 11090 mmHg

RR 26 xmenit

16

S 365 oC

N 88 xmenit

Ronki tidak ada wheezing tidak ada

A Asma bronchial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

17

PEMBAHASAN

Asma merupakan penyakit respiratorik kronis yang paling sering dijumpai pada

anak Prevalensi asma meningkat dari waktu ke waktu baik di negara maju maupun

Negara sedang berkembang Peningkatan tersebut diduga berkaitan dengan pola hidup

yang berubah dan peran faktor lingkungan terutama polusi baik indoor maupun

outdoor1

Pada kasus seorang anak mengalami sesak sejak 3 hari yang lalu pada malam

hari sebelum masuk RS menurut beberapa referensi asma memiliki faktor pencetus

yaitu udara dingin inilah yang menyebabkan rasa sesak pada pasien muncul pada

malam hari dan menetap sampai pagi hari kemudian anak juga memiliki riwayat sesak

yang berulang yang kemudian kembali normal setelah serangan Hasil pemeriksaan fisik

didapatkan wheezing yang jelas pada kedua paru ini sesuai patomekanisme yang

menjelaskan adanya bronkospasme akibat dari inflamasi dan pengeluaran mediator

inflamasi yang juga akan menyebabkan peningkatan mukus pada saluran napas inilah

juga yang merupakan penjelasan kenapa pada anak ini terdapat batuk berlendir 12345

Kemudia dari hasil pemeriksaan laboratorium juga ditemukan kadar leukosit

yang tinggi yaitu 148 x 103mm3 yang merupakan petanda adanya infeksi dari bakteri

sehingga pada pengobatan diberikan antibiotic spectrum luas dan antibiotik untuk gram

negativ

18

DAFTAR PUSTAKA

1 Rahajoa N Supriyanto B Setyanto D Buku ajar respirologi anak 1st ed IDAI

2008

2 Rara S Asma bronchial Available from URL

wwwacademiaedu5106624asma_bronkial jakarta 2003

3 Anonym Pedoman penatalaksanaan asma bronchial Available from URL

httpwwwklikpdpicomkonsensusasmaasmahtml 2012

4 Academia Asma bronchial [series online] 2013 [cited 2003] Available from

URL httprespiratoryusuacidpdf

5 Meiyanti Mulia Perkembangan pathogenesis dan pengobatan asma bronchial

FK univTrisakti 2000

19

Page 13: REFKA Asma Bronchial Cod.scr

4 Gentamicine 40 mg8 jamiv

5 Dexametasone 1 amp24 jamiv

6 Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

7 B com 2x1 tab

VIII PEMERIKSAAN PENUNJANG

LAB darah lengkap ( WBC 148 RBC 472 HGB 124 HCT

321 PLT 335)

RADIOLOGI dilakukan foto toraks kesan aspek bronkhitis

EKG tidak dilakukan

PEMERIKSAAN LAIN pemeriksaan skor

Riwayat kontak TB 1

Uji tuberkulin 1

Berat badanstatus gizi 0

Demam yang tidak diketahui penuebabnya 0

Batuk kronik 1

Pembesaran kelenjar getah bening 0

Pembengkakan tulang sendi panggul lutut falang 0

Foto torax 0

Total skor 3

13

FOLLOW UP

NO Tanggal Follow up

1 10 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Ada sesak

O TD 11070 mmHg

RR 24 xmenit

S 367 oC

N 92 xmenit

Ronki tidak ada wheezing ada

A Asma bronkhial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

O2 05-2 litermenit

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Dexametasone 1 amp24 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

2 11 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Sesak ada tapi mulai berkurang

O TD 10070 mmHg

RR 22 xmenit

14

S 367 oC

N 90 xmenit

Ronki tidak ada wheezing ada

A Asma bronkhial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

O2 05-2 litermenit (kalau perlu)

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Dexametasone 1 amp24 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

3 12 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Sesak sudah tidak ada

O TD 10070 mmHg

RR 22 xmenit

S 367 oC

N 90 xmenit

Ronki tidak ada wheezing tidak ada

A Asma bronchial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

15

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

3 13 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Sesak sudah tidak ada

O TD 11080 mmHg

RR 24 xmenit

S 362 oC

N 87 xmenit

Ronki tidak ada wheezing tidak ada

A Asma bronchial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

4 14 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Sesak sudah tidak ada

O TD 11090 mmHg

RR 26 xmenit

16

S 365 oC

N 88 xmenit

Ronki tidak ada wheezing tidak ada

A Asma bronchial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

17

PEMBAHASAN

Asma merupakan penyakit respiratorik kronis yang paling sering dijumpai pada

anak Prevalensi asma meningkat dari waktu ke waktu baik di negara maju maupun

Negara sedang berkembang Peningkatan tersebut diduga berkaitan dengan pola hidup

yang berubah dan peran faktor lingkungan terutama polusi baik indoor maupun

outdoor1

Pada kasus seorang anak mengalami sesak sejak 3 hari yang lalu pada malam

hari sebelum masuk RS menurut beberapa referensi asma memiliki faktor pencetus

yaitu udara dingin inilah yang menyebabkan rasa sesak pada pasien muncul pada

malam hari dan menetap sampai pagi hari kemudian anak juga memiliki riwayat sesak

yang berulang yang kemudian kembali normal setelah serangan Hasil pemeriksaan fisik

didapatkan wheezing yang jelas pada kedua paru ini sesuai patomekanisme yang

menjelaskan adanya bronkospasme akibat dari inflamasi dan pengeluaran mediator

inflamasi yang juga akan menyebabkan peningkatan mukus pada saluran napas inilah

juga yang merupakan penjelasan kenapa pada anak ini terdapat batuk berlendir 12345

Kemudia dari hasil pemeriksaan laboratorium juga ditemukan kadar leukosit

yang tinggi yaitu 148 x 103mm3 yang merupakan petanda adanya infeksi dari bakteri

sehingga pada pengobatan diberikan antibiotic spectrum luas dan antibiotik untuk gram

negativ

18

DAFTAR PUSTAKA

1 Rahajoa N Supriyanto B Setyanto D Buku ajar respirologi anak 1st ed IDAI

2008

2 Rara S Asma bronchial Available from URL

wwwacademiaedu5106624asma_bronkial jakarta 2003

3 Anonym Pedoman penatalaksanaan asma bronchial Available from URL

httpwwwklikpdpicomkonsensusasmaasmahtml 2012

4 Academia Asma bronchial [series online] 2013 [cited 2003] Available from

URL httprespiratoryusuacidpdf

5 Meiyanti Mulia Perkembangan pathogenesis dan pengobatan asma bronchial

FK univTrisakti 2000

19

Page 14: REFKA Asma Bronchial Cod.scr

FOLLOW UP

NO Tanggal Follow up

1 10 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Ada sesak

O TD 11070 mmHg

RR 24 xmenit

S 367 oC

N 92 xmenit

Ronki tidak ada wheezing ada

A Asma bronkhial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

O2 05-2 litermenit

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Dexametasone 1 amp24 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

2 11 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Sesak ada tapi mulai berkurang

O TD 10070 mmHg

RR 22 xmenit

14

S 367 oC

N 90 xmenit

Ronki tidak ada wheezing ada

A Asma bronkhial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

O2 05-2 litermenit (kalau perlu)

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Dexametasone 1 amp24 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

3 12 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Sesak sudah tidak ada

O TD 10070 mmHg

RR 22 xmenit

S 367 oC

N 90 xmenit

Ronki tidak ada wheezing tidak ada

A Asma bronchial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

15

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

3 13 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Sesak sudah tidak ada

O TD 11080 mmHg

RR 24 xmenit

S 362 oC

N 87 xmenit

Ronki tidak ada wheezing tidak ada

A Asma bronchial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

4 14 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Sesak sudah tidak ada

O TD 11090 mmHg

RR 26 xmenit

16

S 365 oC

N 88 xmenit

Ronki tidak ada wheezing tidak ada

A Asma bronchial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

17

PEMBAHASAN

Asma merupakan penyakit respiratorik kronis yang paling sering dijumpai pada

anak Prevalensi asma meningkat dari waktu ke waktu baik di negara maju maupun

Negara sedang berkembang Peningkatan tersebut diduga berkaitan dengan pola hidup

yang berubah dan peran faktor lingkungan terutama polusi baik indoor maupun

outdoor1

Pada kasus seorang anak mengalami sesak sejak 3 hari yang lalu pada malam

hari sebelum masuk RS menurut beberapa referensi asma memiliki faktor pencetus

yaitu udara dingin inilah yang menyebabkan rasa sesak pada pasien muncul pada

malam hari dan menetap sampai pagi hari kemudian anak juga memiliki riwayat sesak

yang berulang yang kemudian kembali normal setelah serangan Hasil pemeriksaan fisik

didapatkan wheezing yang jelas pada kedua paru ini sesuai patomekanisme yang

menjelaskan adanya bronkospasme akibat dari inflamasi dan pengeluaran mediator

inflamasi yang juga akan menyebabkan peningkatan mukus pada saluran napas inilah

juga yang merupakan penjelasan kenapa pada anak ini terdapat batuk berlendir 12345

Kemudia dari hasil pemeriksaan laboratorium juga ditemukan kadar leukosit

yang tinggi yaitu 148 x 103mm3 yang merupakan petanda adanya infeksi dari bakteri

sehingga pada pengobatan diberikan antibiotic spectrum luas dan antibiotik untuk gram

negativ

18

DAFTAR PUSTAKA

1 Rahajoa N Supriyanto B Setyanto D Buku ajar respirologi anak 1st ed IDAI

2008

2 Rara S Asma bronchial Available from URL

wwwacademiaedu5106624asma_bronkial jakarta 2003

3 Anonym Pedoman penatalaksanaan asma bronchial Available from URL

httpwwwklikpdpicomkonsensusasmaasmahtml 2012

4 Academia Asma bronchial [series online] 2013 [cited 2003] Available from

URL httprespiratoryusuacidpdf

5 Meiyanti Mulia Perkembangan pathogenesis dan pengobatan asma bronchial

FK univTrisakti 2000

19

Page 15: REFKA Asma Bronchial Cod.scr

S 367 oC

N 90 xmenit

Ronki tidak ada wheezing ada

A Asma bronkhial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

O2 05-2 litermenit (kalau perlu)

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Dexametasone 1 amp24 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

3 12 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Sesak sudah tidak ada

O TD 10070 mmHg

RR 22 xmenit

S 367 oC

N 90 xmenit

Ronki tidak ada wheezing tidak ada

A Asma bronchial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

15

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

3 13 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Sesak sudah tidak ada

O TD 11080 mmHg

RR 24 xmenit

S 362 oC

N 87 xmenit

Ronki tidak ada wheezing tidak ada

A Asma bronchial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

4 14 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Sesak sudah tidak ada

O TD 11090 mmHg

RR 26 xmenit

16

S 365 oC

N 88 xmenit

Ronki tidak ada wheezing tidak ada

A Asma bronchial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

17

PEMBAHASAN

Asma merupakan penyakit respiratorik kronis yang paling sering dijumpai pada

anak Prevalensi asma meningkat dari waktu ke waktu baik di negara maju maupun

Negara sedang berkembang Peningkatan tersebut diduga berkaitan dengan pola hidup

yang berubah dan peran faktor lingkungan terutama polusi baik indoor maupun

outdoor1

Pada kasus seorang anak mengalami sesak sejak 3 hari yang lalu pada malam

hari sebelum masuk RS menurut beberapa referensi asma memiliki faktor pencetus

yaitu udara dingin inilah yang menyebabkan rasa sesak pada pasien muncul pada

malam hari dan menetap sampai pagi hari kemudian anak juga memiliki riwayat sesak

yang berulang yang kemudian kembali normal setelah serangan Hasil pemeriksaan fisik

didapatkan wheezing yang jelas pada kedua paru ini sesuai patomekanisme yang

menjelaskan adanya bronkospasme akibat dari inflamasi dan pengeluaran mediator

inflamasi yang juga akan menyebabkan peningkatan mukus pada saluran napas inilah

juga yang merupakan penjelasan kenapa pada anak ini terdapat batuk berlendir 12345

Kemudia dari hasil pemeriksaan laboratorium juga ditemukan kadar leukosit

yang tinggi yaitu 148 x 103mm3 yang merupakan petanda adanya infeksi dari bakteri

sehingga pada pengobatan diberikan antibiotic spectrum luas dan antibiotik untuk gram

negativ

18

DAFTAR PUSTAKA

1 Rahajoa N Supriyanto B Setyanto D Buku ajar respirologi anak 1st ed IDAI

2008

2 Rara S Asma bronchial Available from URL

wwwacademiaedu5106624asma_bronkial jakarta 2003

3 Anonym Pedoman penatalaksanaan asma bronchial Available from URL

httpwwwklikpdpicomkonsensusasmaasmahtml 2012

4 Academia Asma bronchial [series online] 2013 [cited 2003] Available from

URL httprespiratoryusuacidpdf

5 Meiyanti Mulia Perkembangan pathogenesis dan pengobatan asma bronchial

FK univTrisakti 2000

19

Page 16: REFKA Asma Bronchial Cod.scr

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

3 13 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Sesak sudah tidak ada

O TD 11080 mmHg

RR 24 xmenit

S 362 oC

N 87 xmenit

Ronki tidak ada wheezing tidak ada

A Asma bronchial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

4 14 maret 2014 S Demam tidak ada

Batuk berlendir ada tidak ada darah

Sesak sudah tidak ada

O TD 11090 mmHg

RR 26 xmenit

16

S 365 oC

N 88 xmenit

Ronki tidak ada wheezing tidak ada

A Asma bronchial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

17

PEMBAHASAN

Asma merupakan penyakit respiratorik kronis yang paling sering dijumpai pada

anak Prevalensi asma meningkat dari waktu ke waktu baik di negara maju maupun

Negara sedang berkembang Peningkatan tersebut diduga berkaitan dengan pola hidup

yang berubah dan peran faktor lingkungan terutama polusi baik indoor maupun

outdoor1

Pada kasus seorang anak mengalami sesak sejak 3 hari yang lalu pada malam

hari sebelum masuk RS menurut beberapa referensi asma memiliki faktor pencetus

yaitu udara dingin inilah yang menyebabkan rasa sesak pada pasien muncul pada

malam hari dan menetap sampai pagi hari kemudian anak juga memiliki riwayat sesak

yang berulang yang kemudian kembali normal setelah serangan Hasil pemeriksaan fisik

didapatkan wheezing yang jelas pada kedua paru ini sesuai patomekanisme yang

menjelaskan adanya bronkospasme akibat dari inflamasi dan pengeluaran mediator

inflamasi yang juga akan menyebabkan peningkatan mukus pada saluran napas inilah

juga yang merupakan penjelasan kenapa pada anak ini terdapat batuk berlendir 12345

Kemudia dari hasil pemeriksaan laboratorium juga ditemukan kadar leukosit

yang tinggi yaitu 148 x 103mm3 yang merupakan petanda adanya infeksi dari bakteri

sehingga pada pengobatan diberikan antibiotic spectrum luas dan antibiotik untuk gram

negativ

18

DAFTAR PUSTAKA

1 Rahajoa N Supriyanto B Setyanto D Buku ajar respirologi anak 1st ed IDAI

2008

2 Rara S Asma bronchial Available from URL

wwwacademiaedu5106624asma_bronkial jakarta 2003

3 Anonym Pedoman penatalaksanaan asma bronchial Available from URL

httpwwwklikpdpicomkonsensusasmaasmahtml 2012

4 Academia Asma bronchial [series online] 2013 [cited 2003] Available from

URL httprespiratoryusuacidpdf

5 Meiyanti Mulia Perkembangan pathogenesis dan pengobatan asma bronchial

FK univTrisakti 2000

19

Page 17: REFKA Asma Bronchial Cod.scr

S 365 oC

N 88 xmenit

Ronki tidak ada wheezing tidak ada

A Asma bronchial

P

IVFD Dex 5 14 tetesmenit

Ceftriaxone 600 mg12 jamiv

Gentamicine 40 mg8 jamiv

Puyer batuk 3x1 pulv

Salbutamol 15 mg

Histapan 15 mg

Ambroxol 14 mg

Metilprednisolon (4 mg) 25 mg

Aminophilin 50 mg

B com 2x1 tab

17

PEMBAHASAN

Asma merupakan penyakit respiratorik kronis yang paling sering dijumpai pada

anak Prevalensi asma meningkat dari waktu ke waktu baik di negara maju maupun

Negara sedang berkembang Peningkatan tersebut diduga berkaitan dengan pola hidup

yang berubah dan peran faktor lingkungan terutama polusi baik indoor maupun

outdoor1

Pada kasus seorang anak mengalami sesak sejak 3 hari yang lalu pada malam

hari sebelum masuk RS menurut beberapa referensi asma memiliki faktor pencetus

yaitu udara dingin inilah yang menyebabkan rasa sesak pada pasien muncul pada

malam hari dan menetap sampai pagi hari kemudian anak juga memiliki riwayat sesak

yang berulang yang kemudian kembali normal setelah serangan Hasil pemeriksaan fisik

didapatkan wheezing yang jelas pada kedua paru ini sesuai patomekanisme yang

menjelaskan adanya bronkospasme akibat dari inflamasi dan pengeluaran mediator

inflamasi yang juga akan menyebabkan peningkatan mukus pada saluran napas inilah

juga yang merupakan penjelasan kenapa pada anak ini terdapat batuk berlendir 12345

Kemudia dari hasil pemeriksaan laboratorium juga ditemukan kadar leukosit

yang tinggi yaitu 148 x 103mm3 yang merupakan petanda adanya infeksi dari bakteri

sehingga pada pengobatan diberikan antibiotic spectrum luas dan antibiotik untuk gram

negativ

18

DAFTAR PUSTAKA

1 Rahajoa N Supriyanto B Setyanto D Buku ajar respirologi anak 1st ed IDAI

2008

2 Rara S Asma bronchial Available from URL

wwwacademiaedu5106624asma_bronkial jakarta 2003

3 Anonym Pedoman penatalaksanaan asma bronchial Available from URL

httpwwwklikpdpicomkonsensusasmaasmahtml 2012

4 Academia Asma bronchial [series online] 2013 [cited 2003] Available from

URL httprespiratoryusuacidpdf

5 Meiyanti Mulia Perkembangan pathogenesis dan pengobatan asma bronchial

FK univTrisakti 2000

19

Page 18: REFKA Asma Bronchial Cod.scr

PEMBAHASAN

Asma merupakan penyakit respiratorik kronis yang paling sering dijumpai pada

anak Prevalensi asma meningkat dari waktu ke waktu baik di negara maju maupun

Negara sedang berkembang Peningkatan tersebut diduga berkaitan dengan pola hidup

yang berubah dan peran faktor lingkungan terutama polusi baik indoor maupun

outdoor1

Pada kasus seorang anak mengalami sesak sejak 3 hari yang lalu pada malam

hari sebelum masuk RS menurut beberapa referensi asma memiliki faktor pencetus

yaitu udara dingin inilah yang menyebabkan rasa sesak pada pasien muncul pada

malam hari dan menetap sampai pagi hari kemudian anak juga memiliki riwayat sesak

yang berulang yang kemudian kembali normal setelah serangan Hasil pemeriksaan fisik

didapatkan wheezing yang jelas pada kedua paru ini sesuai patomekanisme yang

menjelaskan adanya bronkospasme akibat dari inflamasi dan pengeluaran mediator

inflamasi yang juga akan menyebabkan peningkatan mukus pada saluran napas inilah

juga yang merupakan penjelasan kenapa pada anak ini terdapat batuk berlendir 12345

Kemudia dari hasil pemeriksaan laboratorium juga ditemukan kadar leukosit

yang tinggi yaitu 148 x 103mm3 yang merupakan petanda adanya infeksi dari bakteri

sehingga pada pengobatan diberikan antibiotic spectrum luas dan antibiotik untuk gram

negativ

18

DAFTAR PUSTAKA

1 Rahajoa N Supriyanto B Setyanto D Buku ajar respirologi anak 1st ed IDAI

2008

2 Rara S Asma bronchial Available from URL

wwwacademiaedu5106624asma_bronkial jakarta 2003

3 Anonym Pedoman penatalaksanaan asma bronchial Available from URL

httpwwwklikpdpicomkonsensusasmaasmahtml 2012

4 Academia Asma bronchial [series online] 2013 [cited 2003] Available from

URL httprespiratoryusuacidpdf

5 Meiyanti Mulia Perkembangan pathogenesis dan pengobatan asma bronchial

FK univTrisakti 2000

19

Page 19: REFKA Asma Bronchial Cod.scr

DAFTAR PUSTAKA

1 Rahajoa N Supriyanto B Setyanto D Buku ajar respirologi anak 1st ed IDAI

2008

2 Rara S Asma bronchial Available from URL

wwwacademiaedu5106624asma_bronkial jakarta 2003

3 Anonym Pedoman penatalaksanaan asma bronchial Available from URL

httpwwwklikpdpicomkonsensusasmaasmahtml 2012

4 Academia Asma bronchial [series online] 2013 [cited 2003] Available from

URL httprespiratoryusuacidpdf

5 Meiyanti Mulia Perkembangan pathogenesis dan pengobatan asma bronchial

FK univTrisakti 2000

19