Refka Gangguan Tingkah Laku

download Refka Gangguan Tingkah Laku

of 24

description

Psikiatri

Transcript of Refka Gangguan Tingkah Laku

Slide 1

Laporan Kasus

SLAMET WAHID KASTURY

Dosen Pembimbing:dr. Andi Soraya M.Kes, Sp.KJ

Identitas PasienNama : An. ArJenis kelamin: Laki-LakiUsia: 15 tahunAlamat: Gunung Bale ( Donggala)Pendidikan terakhir: lulus SMPAgama: IslamTanggal pemeriksaan: 25 Agustus 2015Deskripsi KasusPasien anak laki-laki 15 tahun datang dengan keluhan rasa gelisah pada malam hari. Perasaan ini timbul beberapa bulan yang lalu, menurut pengakuan ibunya sejak mengenal game online. Biasanya ketika terbangun dari bangun di malam hari pasien tidak dapat melanjutkan tidurnya sehingga pasien beralih ke komputer untuk bermain game.Dari pengakuan pasien, dari bermain game dia mendapat banyak ilmu dan dia lebih dihormati dibandingkan dengan dunia nyatanya. Pasien semakin hari semakin sibuk dengan dunia gamenya seringkali mengabaikan perintah yang diberikan oleh ibunya seperti membersihkan halaman atau mencuci pakaian dll.

3Ketika ibu pasien mencoba menghentikan atau melarang pasien untuk bermain game, pasien biasanya menahan amarahnya dan masuk ke kamarnya dengan tubuhnya bergetar dan akhirnya pasien tertidur. Menurut pengakuan ibunya pasien sering bertengkar dengan saudaranya, dimana pasien adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Biasanya pasien juga jarang berkomunikasi dengan adik-adiknya. Pasien juga memiliki riwayat kejang pada usia 2 tahun. Ibu pasien mengaku dirinya jarang bersama anak-anaknya karena kesibukan di luar kota. Sehingga ayahnya yang mengurus anak-anak ketika dia keluar kota.

Pasien dalam pergaulan bersama teman-temannya kurang. Dia senang kalo teman-temannya sepemahaman dengannya sehingga tidak semua teman-teman di sekolahnya akrab. Antartetangga pun tidak terjalin pertemanan karena kebanyakan tetangganya banyak yang putus sekolah dan perokok sehingga ibunya melarang pasien untuk bergaul di sekitar rumahnya.

Pasien memiliki minat di bidang teknologi dibandingkan dengan bidang lain seperti olahraga dsb. Pasien juga terobsesi dengan negara jepang dari segi budaya sampai teknologinya dan bercita-cita menjadi professor. Dari pengakuan pasien, dia sering mendapatkan prestasi di bidang ilmiah dibandingkan olahraga. Dalam kehidupan sehari-harinya pasien acuh tak acuh terhadap kebutuhannya seperti sering lupa mandi, makan dan berpakaian pun tidak rapi. Dari pengakuan ibunya, anaknya ini sering melupakan hal-hal kecil.

Status MentalDeskripsi UmumPenampilan: Pasien datang dengan memakai baju kaos berwarna abu-abu dan celana jeans berwarna biru. Pasien tampak tidak terawat. Pasien memiliki perawakan yang kurus. Kesadaran: jernihPerilaku dan aktivitas psikomotor: TenangPembicaraan: Bicara spontan, suara dapat didengar, dan dapat dimengertiSikap terhadap pemeriksa: Kooperatif

Keadaan AfekMood: HipotimiaAfek: serasiEmpati: baikFungsi IntelektualTaraf Pendidikan, Pengetahuan umum dan kecerdasan : Pengetahuan umum sesuai dengan tingkat pendidikannyaDaya konsentrasi: baik dan tidak mudah teralihkanOrientasi waktu, tempat, dan orang: baikDaya ingat jangka panjang dan menengah baik dan pendek: burukPikiran abstrak: baikBakat kreatif: Bermain game onlineKemampuan menolong diri sendiri: baikPersepsiHalusinasi: (-)Ilusi : (-)Depersonalisasi : (-)Derealisasi : (-)PikiranProses pikir:Produktivitas: BaikKontinuitas: relevan dan koheren.Hendaya berbahasa: tidak adaIsi pikir: Preokupasi: cemasGangguan isi pikir: tidak adaPengandalian dan TilikanPengendalian ImpulsBaik Daya Nilai Norma sosial:- Pekerjaan: Terganggu- Waktu Senggang: Terganggu- Sosial: Terganggu- Kebutuhan Dasar: TergangguUji daya nilai: baikPenilaian realitas: normalTilikan: menyadari sepenuhnya tentang situasi dirinya disertai motivasi untuk mencapai perbaikan (derajat tilikan 6)Taraf dapat dipercaya: Dapat dipercaya

Pemeriksaan DiagnostikPemeriksaan Fisik :Status InternusTek. Darah : - mmHgNadi: 80 x/menitPernapasan: 20 x/menitSuhu: 36,5 oC Anemis: (-)/(-)Ikterus: (-)/(-)Sianosis: (-)/(-) Pemeriksaan Neurologi dan PenunjangKesadaran Compos mentis dengan GCS 15 (E4V5M6), Nervus Cranial : Dalam batas normalRefleks Fisiologi : NormalRefleks Patologis : -

Penunjang Lainnya: Tidak dilakukan

AnalisisDiagnosis Multi AxialAxis IF91 Gangguan Tingkah Laku masa remajaAxis IITidak ada diagnosis Axis IIAxis IIITidak ada diagnosis Axis IIIAxis IVMasalah KeluargaAksis VGAF Scale 90-81 gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas,tidak lebih dari masalah seharian biasa.

EvaluasiPengalaman baikPasien dapat menceritakan kondisinya sendiri, kooperatif dalam berkomunikasi dan pemeriksaan mental status.Pengalaman burukPasien tidak mampu mengingat secara keseluruhan yang berhubungan dengan kehidupannya dan penjelasan dari ibunya pun masih kurang.Kriteria DiagnostikMerujuk pada kriteria diagnostif dari PPDGJ III diagnosa F91 Gangguan Tingkah Laku memiliki kriteria diagnostik sebagai berikut :Gangguan tingkah laku berciri khas dengan adanya suatu pola tingkah laku dissosial, agresif atau menentang, yang berulang dan menetap Diagnosis ini tidak dianjurkan kecuali bila tingkah laku seperti yang diuraikan di atas berlanjut selama 6 bulan atau lebih.

Kriteria DiagnostikPenilaian tentang adanya gangguan tingkah laku perlu memperhitungkan tingkat perkembangan anak. Temper tantrums, merupakan gejala normal pada perkembangan anak berusia 3 tahun, dan adanya gejala ini bukan merupakan dasar bagi diagnosis ini. Begitu pula, pelanggaran terhadap hak orang lain (seperti pada tindak pidana pada kekerasan) tidak termasuk kemampuan anak berusia 7 tahun dan dengan demikian bukan merupakan kriteria diagnostik bagi anak kelompok usia tersebut. Contoh-contoh perilaku yang dapat menjadi dasar diagnosis mencakup hal-hal berikut: perkelahian atau menggertak pada tingkat berlebihan, kejam terhadap hewan atau sesama manusia, perusakan yang hebat atas barang milik orang, membakar, pencurian, pendustaan berulang-ulang, membolos dari sekolah dan lari dari rumah, sangat sering meluapkan temper tantrum yang hebat dan tidak biasa, perilaku provokatif yang menyimpang, dan sikap menentang yang berat serta menetap. Masing-masing dari kategori ini, apabila ditemukan, adalah cukup untuk menjadi alasan bagi diagnosis ini, namun demikian perbuatan dissosial yang terisolasi bukan merupakan alasan yang kuat. Dari kondisi pasien yang sesuai dengan kriteria diagnosis adalah :Pasien sering menentang orang tuanya karena larangan bermain gamePasien memendam amarahnya yang meluap-luap dengan gemetar.Gangguan tidur dimana pasien tidak mampu istirahat dengan baik karena ketagihan main game.

GejalaMenurut DSM IV-TR Gangguan Tingkah Laku/ Conduct disorder. Pola tingkah laku yang berulang dan menetap yang mana norma atau aturan sosial hak orang lain terancam, yang di manifestasikan dengan adanya 3 atau lebih sejak dalam 12 bulan terakhir dan satu kriteria dalam waktu 6 bulan terakhir.

GejalaAgresi terhadap orang atau binatangMelakukan kekerasan mengancam atau mengintimidasisering berkelahiMenggunakan alat yang dapat melukai orang lainMelakukan kekerasan secara fisikMelakukan kekerasan kepada binatangMencuriMemaksa untuk melakukan aktivitas seksualGejalaMerusak milik orang lainMembakar sehingga menimbulkan kerusakanMerusak milik orang lain tanpa membakarMerusak dan masuk ke dalam rumahSering bohong untuk mendapatkan barang yang yang disukaiMencuri barang yang tidak berguna, mencopetSering keluar malam meskipun di larang orang tua, mulai sebelum umur 13 tahunMelarikan diri dari rumah sekurang-kurangnya 2x atau 1x dalam waktu yang lamaSering bolos sekolah mulai sebelum usia 13 tahunPenatalaksanaanFarmakoterapiBenzodiazepin diazepam 2-5 mg/hr

Pasien dengan gangguan tingkah laku dapat dibantu dengan edukasi, dukungan psikososial, pendekatan neobehaviorsm dan perhatian orang tuanya . Edukasi sangat penting karena merupakan suatu bentuk pendekatan untuk membantu pasien mengerti akan perubahan-perubahan yang terjadi dalam fungsi diri pasien dan time management yang harus diatur agar pasien dapat membagi waktu dimana saat bersama keluarga dan saat bermainnya.Daftar PustakaMaslim R (ed). 2001.Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III. Jakarta: Bagian Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya, PT Nuh JayaSadock B J, Sadock V A. Kaplan & Sadock. 2010.Buku Ajar Psikiatri Klinis Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran Jakarta: EGPurwanto, E. (2005). Modifikasi Prilaku Alternatif Penanganan Anak Luar Biasa.Depdiknas Dirjen Pendidikan Tinggi : Jakarta.Maslim, R. 2007. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Edisi Ketiga. Jakarta : FK Unika Atmajaya