REFERAT Vertigo

42
Oleh: Nur Rahmawati M Laily (201210401011044) Bagus Ramanto S (201210401011056) Ariyandhi Rahman (201210401011059) Pembimbing: dr. Neimy Novitasari, SpS KEPANITERAAN KLINIK SMF NEUROLOGI RSU HAJI SURABAYA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2013 REFERAT VERTIGO

Transcript of REFERAT Vertigo

Page 1: REFERAT Vertigo

Oleh:

Nur Rahmawati M Laily (201210401011044)Bagus Ramanto S (201210401011056)Ariyandhi Rahman (201210401011059)

 Pembimbing:

dr. Neimy Novitasari, SpS  

KEPANITERAAN KLINIK SMF NEUROLOGIRSU HAJI SURABAYA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG2013

REFERATVERTIGO

Page 2: REFERAT Vertigo
Page 3: REFERAT Vertigo
Page 4: REFERAT Vertigo
Page 5: REFERAT Vertigo
Page 6: REFERAT Vertigo

Epidemiologi

Page 7: REFERAT Vertigo

ETIOLOGIKeadaan lingkungan : mabuk darat, mabuk laut.Obat-obatan : alkohol, gentamisin.Kelainan telinga : endapan kalsium pada salah satu

kanalis semisirkularis di dalam telinga bagian dalam yang menyebabkan benign paroxysmal positional

vertigo, infeksi telinga bagian dalam karena bakteri, labirintis, penyakit maniere,

peradangan saraf vestibuler, herpes zoster.Kelainan Neurologis : Tumor otak, tumor yang

menekan saraf vestibularis, sklerosis multipel, dan patah tulang otak yang disertai cedera pada labirin, persyarafannya atau keduanya.

Kelainan sirkularis : Gangguan fungsi otak sementara karena berkurangnya aliran darah ke salah satu bagian otak ( transient ischemic attack ) pada arteri vertebral dan arteri basiler.

Page 8: REFERAT Vertigo

KLASIFIKASI

Page 9: REFERAT Vertigo

Vertigo dapat diklasifikasikan menjadi:

Sentral diakibatkan oleh kelainan pada batang batang otak atau cerebellum

Perifer disebabkan oleh kelainan pada telinga dalam atau nervus cranialis vestibulocochlear (N. VIII)

Page 10: REFERAT Vertigo

PERIFER

Page 11: REFERAT Vertigo
Page 12: REFERAT Vertigo

Klinis vertigo perifer dan sentral

Page 13: REFERAT Vertigo

Membedakan nystagmus sentral dan perifer adalah sebagai berikut :

Page 14: REFERAT Vertigo

Vertigo bisa berlangsung hanya beberapa saat atau bisa berlanjut sampai beberapa jam bahkan hari. Penderita kadang merasa lebih baik jika berbaring diam, tetapi vertigo bisa terus berlanjut meskipun penderita tidak bergerak sama sekali. Sesuai kejadiannya, vertigo ada beberapa macam yaitu :

Page 15: REFERAT Vertigo

PATOFISIOLOGI Vertigo timbul jika terdapat gangguan alat keseimbangan tubuh yang

mengakibatkan ketidakcocokan antara posisi tubuh (informasi aferen) yang sebenarnya dengan apa yang dipersepsi oleh susunan saraf pusat (pusat kesadaran). Susunan aferen yang terpenting dalam sistem ini adalah susunan vestibuler atau keseimbangan, yang secara terus menerus menyampaikan impulsnya ke pusat keseimbangan. Susunan lain yang berperan ialah sistem optik dan pro-prioseptik, jaras-jaras yang menghubungkan nuklei vestibularis dengan nuklei N. III, IV dan VI, susunan vestibuloretikularis, dan vestibulospinalis. Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh reseptor vestibuler, visual, dan proprioseptik; reseptor vestibuler memberikan kontribusi paling besar, yaitu lebih dari 50 % disusul kemudian reseptor visual dan yang paling kecil kontribusinya adalah proprioseptik.9

Dalam kondisi fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat integrasi alat keseimbangan tubuh berasal dari reseptor vestibuler, visual dan proprioseptik kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika semuanya dalam keadaan sinkron dan wajar, akan diproses lebih lanjut. Respons yang muncul berupa penyesuaian otot-otot mata dan penggerak tubuh dalam keadaan bergerak. Di samping itu orang menyadari posisi kepala dan tubuhnya terhadap lingkungan sekitar. Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer atau sentral dalam kondisi tidak normal/ tidak fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang aneh atau berlebihan, maka proses pengolahan informasi akan terganggu, akibatnya muncul gejala vertigo dan gejala otonom. Di samping itu, respons penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan abnormal yang dapat berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia saat berdiri/ berjalan dan gejala lainnya.

Page 16: REFERAT Vertigo

Gangguan keseimbangan

tubuh

Page 17: REFERAT Vertigo

Ada beberapa teori yang berusaha menerangkan kejadian ketidakseimbangan tubuh : Teori rangsang berlebihan (overstimulation) Teori ini berdasarkan asumsi bahwa rangsang yang berlebihan menyebabkan hiperemi kanalis semisirkularis

sehingga fungsinya terganggu; akibatnya akan timbul vertigo, nistagmus, mual dan muntah. Teori konflik sensorik Menurut teori ini terjadi ketidakcocokan masukan sensorik yang berasal dari berbagai reseptor sensorik perifer

yaitu antara mata/visus, vestibulum dan proprioseptik, atau ketidakseimbangan/asimetri masukan sensorik dari sisi kiri dan kanan. Ketidakcocokan tersebut menimbulkan kebingungan sensorik di sentral sehingga timbul respons yang dapat berupa nistagmus (usaha koreksi bola mata), ataksia atau sulit berjalan (gangguan vestibuler, serebelum) atau rasa melayang, berputar (yang berasal dari sensasi kortikal). Berbeda dengan teori rangsang berlebihan, teori ini lebih menekankan gangguan proses pengolahan sentral sebagai penyebab.

Teori neural mismatch Teori ini merupakan pengembangan teori konflik sensorik; menurut teori ini otak mempunyai memori/ingatan

tentang pola gerakan tertentu; sehingga jika pada suatu saat dirasakan gerakan yang aneh/tidak sesuai dengan pola gerakan yang telah tersimpan, timbul reaksi dari susunan saraf otonom.Jika pola gerakan yang baru tersebut dilakukan berulang-ulang akan terjadi mekanisme adaptasi sehingga berangsur-angsur tidak lagi timbul gejala.

Teori otonomik Teori ini menekankan perubahan reaksi susunan saraf otonom sebagai usaha adaptasi gerakan/perubahan posisi,

gejala klinis timbul jika sistim simpatis terlalu dominan, sebaliknya hilang jika sistim parasimpatis mulai berperan. Teori neurohumoral Di antaranya teori histamin (Takeda), teori dopamin (Kohl) dan teori serotonin (Lucat) yang masing-masing

menekankan peranan neurotransmiter tertentu dalam mempengaruhi sistim saraf otonom yang menyebabkan timbulnya gejala vertigo.

Teori sinap Merupakan pengembangan teori sebelumnya yang meninjau peranan neurotransmisi dan perubahan-perubahan

biomolekuler yang terjadi pada proses adaptasi, belajar dan daya ingat. Rangsang gerakan menimbulkan stres yang akan memicu sekresi CRF (corticotropin releasing factor), peningkatan kadar CRF selanjutnya akan mengaktifkan susunan saraf simpatik yang selanjutnya mencetuskan mekanisme adaptasi berupa meningkatnya aktivitas sistim saraf parasimpatik. Teori ini dapat menerangkan gejala penyerta yang sering timbul berupa pucat, berkeringat di awal serangan vertigo akibat aktivitas simpatis, yang berkembang menjadi gejala mual, muntah dan hipersalivasi setelah beberapa saat akibat dominasi aktivitas susunan saraf parasimpatis.

Page 18: REFERAT Vertigo

Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) merupakan

penyebab utama vertigo. Onsetnya lebih sering terjadi pada usia rata-rata 51 tahun.

Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) disebabkan oleh pergerakan otolit dalan kanalis semisirkularis pada telinga dalam. Hal ini terutama akan mempengaruhi kanalis posterior dan menyebabkan gejala klasik tapi ini juga dapat mengenai kanalis anterior dan horizontal.Otoli mengandung Kristal-kristal kecil kalsium karbonat yang berasal dari utrikulus telinga dalam . Pergerakan dari otolit distimulasi oleh perubahan posisi dan menimbulkan manifestasi klinik vertigo dan nistagmus.

Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) biasanya idiopatik tapi dapat juga diikuti trauma kepala, infeksi kronik telinga, operasi dan neuritis vestibular sebelumny, meskipun gejala benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) tidak terjadi bertahun-tahun setelah episode.

Page 19: REFERAT Vertigo

Ménière’s diseaseMénière’s disease ditandai dengan vertigo yang

intermiten diikuti dengan keluhan pendengaran .

Gangguan pendengaran berupa tinnitus (nada rendah), dan tuli sensoris pada fluktuasi frekuensi yang rendah, dan sensasi penuh pada telinga.

Ménière’s disease terjadi pada sekitar 15% pada kasus vertigo otologik.

Ménière’s disease merupakan akibat dari hipertensi endolimfatik. Hal ini terjadi karena dilatasi dari membrane labirin bersamaan dengan kanalis semisirularis telinga dalam dengan peningkatan volume endolimfe. Hal ini dapat terjadi idiopatik atau sekunder akibat infeksi virus atau bakteri telinga atau gangguan metabolic

Page 20: REFERAT Vertigo

Vestibular Neuritis Vestibular neuritis ditandai dengan vertigo,

mual, ataxia, dan nistagmus. Hal ini berhubungan dengan infeksi virus pada nervus vestibularis. Labirintis terjadi dengan komplek gejala yang sama disertai dengan tinnitus atau penurunan pendengaran. Keduanya terjadi pada sekitar 15% kasus vertigo otologik.11

Page 21: REFERAT Vertigo

MigraineSelby and Lance (1960) menemukan

vertigo menjadi gejala yang sering dilaporkan pada 27-33% pasien dengan migraine.. Sebelumnya telah dikenal sebagai bagian dari aura (selain kabur, penglihatan ganda dan disarthria) untuk basilar migraine dimana juga didapatkan keluhan sakit kepala sebelah. Verigo pada migraine lebih lama dibandingkan aura lainnya, dan seringkali membaik dengan terapi yang digunakan untuk migraine. 10

Page 22: REFERAT Vertigo

Vertebrobasilar insufficiencyVertebrobasilar insufficiency biasanya

terjadi dengan episode rekuren dari suatu vertigo dengan onset akut dan spontan pada kebanyakan pasien terjadi beberapa detik sampai beberapa menit. Lebih sering pada usia tua dan pada paien yang memiliki factor resiko cerebrovascular disease. Sering juga berhungan dengan gejala visual meliputi inkoordinasi, jatuh, dan lemah. Pemeriksaan diantara gejala biasanya normal. 9

Page 23: REFERAT Vertigo

Tumor IntrakranialTumor intracranial jarang member manifestasi

klinik vertigo dikarenakan kebanyakan adalah tumbuh secara lambat sehingga ada waktu untuk kompensasi sentral. Gejala yang lebih sering adalah penurunan pendengaran atau gejala neurologis . Tumor pada fossa posterior yang melibatkan ventrikel keempat atau Chiari malformation sering tidak terdeteksi di CT scan dan butuh MRI untuk diagnosis. Multipel sklerosis pada batang otak akan ditandai dengan vertigo akut dan nistagmus walaupun biasanya didaptkan riwayat gejala neurologia yang lain dan jarang vertigo tanpa gejala neurologia lainnya.

Page 24: REFERAT Vertigo

anamnesis dapat digunakan untuk membedakan perifer atau sentral meliputi: Karekteristk dizziness Perlu ditanyakan mengenai sensasi yang dirasakan pasien

apakah sensasi berputar, atau sensasi non spesifik seperti giddiness atau liht headness, atau hanya suatu perasaan yang berbeda (kebingungan)

Keparahan Keparahan dari suatu vertigo juga dapat membantu,

misalnya: pada acute vestibular neuritis, gejala awal biasanya parah namun berkurang dalam beberapa hari kedepan. Pada Ménière’s disease, pada awalnya keparahan biasanya meningkat dan kemudian berkurang setelahnya. Sedangakan pasien mengeluh vertigo ynag menetap dan konstan mungkin memilki penyebab psikologis.3

onset dan durasi vertigo Durasi tiap episode memiliki nilai diagnostic yang signifikan,

semakin lama durasi vertigo maka kemungkinan kea rah vertigo sentral menjadi lebih besar. Vertigo perifer umumnya memilki onset akut dibandingkan vertigo sentral kecuali pada cerebrovascular attack.

Page 25: REFERAT Vertigo
Page 26: REFERAT Vertigo

Faktor pencetus Kemungkinan diagnosisPerubahan posisi kepala

Spontaneous episodes(i.e., no consistentprovoking factors)

Recent upper respiratoryviral illness

Stress

Immunosuppression(e.g., immunosuppressivemedications, advancedage, stress)

Changes in ear pressure, head trauma, loud noises

Acute labyrinthitis; benign positional paroxysmal vertigo; cerebellopontineangle tumor; multiple sclerosis; perilymphatic fistula

Acute vestibular neuronitis; cerebrovasculardisease (stroke or transient ischemicattack); Ménière’s disease; migraine;multiple sclerosis

Acute vestibular neuronitis

Psychiatric or psychological causes; migraine

Herpes zoster oticus

Perilymphatic fistula

Page 27: REFERAT Vertigo

Gejala Kemungkinan diagnosisSensasi penuh di telinga Acoustic neuroma; Ménière’s disease

Nyeri telinga atau mastoid Acoustic neuroma; acute middle ear disease (e.g., otitis media, herpes zoster oticus)

Kelemahan wajah Acoustic neuroma; herpes zoster oticus

Temuan deficit neurologis fokal

Cerebellopontine angle tumor; cerebrovascular disease; multiple sclerosis (especially findings not explained by single neurologic lesion)

Sakit kepala Acoustic neuroma; migraine

Tuli Ménière’s disease; perilymphatic fistula; acoustic neuroma; cholesteatoma; otosclerosis; transient ischemic attack or stroke involving anterior inferior cerebellar artery; herpes zoster oticus

Imbalans Acute vestibular neuronitis (usually moderate); cerebellopontine angle tumor (usually severe)

Nistagmus Peripheral or central vertigo

Fonofobia,fotofobia Migraine

Tinnitus Acute labyrinthitis; acoustic neuroma; Ménière’s disease

Page 28: REFERAT Vertigo

Pemeriksaan Fisikpemeriksaan neurologis, pemeriksaan kepala dan leher system cardiovascular.

Page 29: REFERAT Vertigo

PEMERIKSAAN NEUROLOGISpemeriksaan nervus cranialis untuk

mencari tanda paralisis nervus, tuli sensorineural, nistagmus

Gait testTest hiperventilasi

Page 30: REFERAT Vertigo

pemeriksaan nervus cranialisFungsi Pendengaran a. Tes garpu tala : Rinne, Weber,

Swabach. Untuk membedakan tuli konduktif dan tuli perseptif

b. Audiometri : Loudness Balance Test, SISI, Bekesy Audiometry, Tone Decay.

Page 31: REFERAT Vertigo

Gait test

Page 32: REFERAT Vertigo

Dix hallpike manuever

Page 33: REFERAT Vertigo

PEMERIKSAAN KEPALA DAN LEHERpemeriksaan membrane timpani untuk

menemukan vesikel (misalnya herpes zoster auticus (Ramsay Hunt Syndrome)) atau kolesteaatoma.

Hennebert signValsava maneuverHead impulses test

Page 34: REFERAT Vertigo

Head impulses test

Page 35: REFERAT Vertigo

SISTEM KARDIO VASKULER

Page 36: REFERAT Vertigo

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Page 37: REFERAT Vertigo

Diagnosis banding dari vertigo

Table 1 Penyebab vertigo

Vertigo dengan tuli Vertigo tanpa tuli Vertigo dengan tanda intracranial

Ménière’s disease Vestibular neuritis Tumor Cerebellopontine angle

Labyrinthitis Benign positional vertigo Vertebrobasilar insufficiency dan

thromboembolism

Labyrinthine trauma Acute vestiblar dysfunction Tumor otak

-Misalnya, epyndimoma atau metastasis pada

ventrikel keempat

Acoustic neuroma Medication induced vertigo e.g

aminoglycosides

Migraine

Acute cochleo-vestibular

dysfunction

Cervical spondylosis Multiple sklerosis

Syphilis (rare) Following flexion-extension injury Aura epileptic attack-terutama temporal lobe

epilepsy

Obat-obatan- misalnya, phenytoin, barbiturate

Syringobulosa

Page 38: REFERAT Vertigo
Page 39: REFERAT Vertigo

Terapi fisik Tujuan latihan ialah :

Melatih gerakan kepala yang mencetuskan vertigo atau disekuilibrium untuk meningkatkan kemampuan mengatasinya secara lambat laun.

Melatih gerakan bola mata, latihan fiksasi pandangan mata. Melatih meningkatkan kemampuan keseimbangan

Contoh latihan : Berdiri tegak dengan mata dibuka, kemudian dengan mata ditutup. Olahraga yang menggerakkan kepala (gerakan rotasi, fleksi, ekstensi,

gerak miring). Dari sikap duduk disuruh berdiri dengan mata terbuka, kemudian

dengan mata tertutup. Jalan di kamar atau ruangan dengan mata terbuka kemudian dengan

mata tertutup. Berjalan “tandem” (kaki dalam posisi garis lurus, tumit kaki yang satu

menyentuh jari kaki lainnya dalam melangkah). Jalan menaiki dan menuruni lereng. Melirikkan mata kearah horizontal dan vertikal. Melatih gerakan mata dengan mengikuti objek yang bergerak dan

juga memfiksasi pada objek yang diam.

Page 40: REFERAT Vertigo

latihan Brand-Darrof

Page 41: REFERAT Vertigo
Page 42: REFERAT Vertigo

TERIMA KASIH