Referat Tranfusi Darah Opik
-
Upload
thipo-ardini -
Category
Documents
-
view
126 -
download
2
Transcript of Referat Tranfusi Darah Opik
Referat
TRANFUSI DARAH
Oleh :
Taufiq Putera Trisnawarman, S. Ked
70 2009 022
Pembimbing :
dr. Susi Handayani, M.Sc. Sp.An
BAGIAN ILMU ANESTESI DAN REANIMASIFAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHPALEMBANG
2013
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tranfusi darah adalah suatu rangkaian proses pemindahan darah donor ke
dalam sirkulasi darah resipien sebagai upaya pengobatan. Tranfusi darah mulai
dicoba dilakukan sejak abad ke 17. Namun berakhir dengan kegagalan karena cara
pemberiannya dan pada waktu itu dipakai sebagai sumber donornya adalah
hewan. Melalui berbagai percobaan dan pengamatan kemudian disimpulkan
bahwa manusia yang semestinya menjadi sumber darah. (latief AS,dkk. Petunjuk
praktis anestesiologi : terapi cairan pada pembedahan. Bagian anestesiologi dan
terapi intensif, FKUI. 2002)
Transfusi darah membantu cara-cara pengobatan yang sudah ada, namun
perlu diperhatikan bahwa transfusi darah itu bukanlah pekerjaan yang tanpa
resiko. Transfusi / pemindahan darah telah dilakukan kira-kira 100 tahun yang
lalu. ( abad ke 18 ), dimana pada masa itu pengetahuan tentang pisiologi dan
sirkulasi darah yang dirintis oleh William Harvey masih sangat sempit sekali.
Dalam kondisi itu umumnya transfusi banyak mengalami kegagalan. Dr. Karl
Laindsteiner pada tahun 1900 mengumumkan penemuannya tentang golongan
darah manusia, setelah ditemukan golongan darah manusia ini kecelakaan akibat
transfusi tidak lagi membahayakan, tetapi sebaliknya banyak menolong jiwa
manusia dari ancaman kematian karena kehilangan darah.
Kemajuan yang dicapai dalam bidang transfusi ini ditunjang oleh tiga
hal, yaitu ;
1. Penemuan golongan darah oleh Dr. Karl Landsteiner ( ABO ).
Penemuan ini menjelaskan mengapa transfusi yang terdahulu sering
mengalami kegagalan bila penderita memiliki golongan darah yang
tidak sama dengan pendonornya.
2. Penemuan suatu zat kimia ( asam citrate ) sebagai zat anti pembeku
darah ( antikoagulan ) yang tidak berbahaya bila seseorang penderita
diberi darah yang telah dicapur dengan asam sitrat itu.
2
3. Ditemukannya pula bahwa penambahan glukosa kedalam darah dapat
memperpanjang hidup sel darah merah diluar tubuh manusia, selama
dalam penyimpanan. Dengan demikian penyimpanan darah beberapa
hari diluar tubuh merupakan cara-cara yang praktis untuk transfusi
darah.
(Contreras,marcela.1995.Petunjuk Penting Transfusi.Jakarta:EGC)
Pemikiran dasar pada tranfusi darah adalah cairan intravaskuler dapat
diganti atau disegarkan dengan cairan pengganti yang sesuai dari luar tubuh.
Tranfusi darah memang merupakan upaya untuk menyelamatkan kehidupan
dalam banyak hal, dalam bidang pediatri misalnya dalam perawatan neonatus
prematur,anak dengan keganasan,anak dengan kelainan defisiensi atau komponen
darah, dan transplantasi organ. Namun hal ini bukan tanpa resiko,meskipun telah
dilakukan berbagai upaya untuk memperlancar tindakan tranfusi namun efek
samping reaksi tranfusi atau infeksi akibat tranfusi tetap mungkin terjadi. Maka
bila diingat dan dipahami mengenai keamanannya, indikasinya perlu diperketat.
Apabila memungkinkan, masih perlu dicari alterntif lain untuk mengurangi
penggunaan tranfusi darah. Pemberian komponen – komponen darah yang
diperlukan saja lebih dibenarkan dibandingkan dengan pemberian pemberian
darah lengkap ( whole blood ).
Tujuan dari penulisan referat ini adalah untuk mengetahui tentang definisi
transfusi darah, macam bentuk sediaan darah serta komponen darah, indikasi
pemberian transfusi darah, dan reaksi transfusi darah.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Darah dan komponen darah
Darah berasal dari bahasa Yunani haima yang artinya darah. Dalam darah
terkandung hemoglobin yang berfungsi sebagai pengikat oksigen. Hemoglobin
merupakan protein pengangkut oksigen.
Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45%
bagian dari darah, angka ini dinyatakan dalam nilai hermatokrit atau volume sel
darah merah yang dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47. Bagian 55%
yang lain berupa cairan kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang
disebut plasma darah.
Korpuskula darah terdiri dari:
1. Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%).
Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak
dianggap sebagai sel dari segi biologi. Eritrosit mengandung
hemoglobin dan mengedarkan oksigen. Sel darah merah juga berperan
dalam penentuan golongan darah. Orang yang kekurangan eritrosit
menderita penyakit anemia. Jumlah pada pria dewasa sekitar 5 juta
sel/cc darah dan pada wanita sekitar 4 juta sel/cc darah. Kadar Hb
inilah yang dijadikan patokan dalam menentukan penyakit Anemia.
Eritrosit berusia sekitar 120 hari.
2. Keping-keping darah atau trombosit (0,6 - 1,0%)
Trombosit bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah.
Normal berkisar antara 200.000-300.000 keping/mm³
4
3. Sel darah putih atau leukosit (0,2%)
Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas
untuk memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya
oleh tubuh, misal virus atau bakteri. Fungsi utama dari leukosit tersebut
adalah untuk Fagosit (pemakan) bibit penyakit/ benda asing yang masuk
ke dalam tubuh. Peningkatan jumlah lekosit merupakan petunjuk adanya
infeksi. Orang yang kelebihan leukosit menderita penyakit leukimia,
sedangkan orang yang kekurangan leukosit menderita
penyakit leukopenia. Jumlah sel pada orang dewasa berkisar antara 6000 –
9000 sel/cc darah.
Plasma darah adalah bagian yang tidak mengandung sel darah. Komposisi
plasma darah :
1. Air
2. Protein
Protein plasma terdiri dari :
1. Albumin ( 57% )
-Menjaga tekanan osmotik koloid
2. Globulin ( 40% )
-Terdiri dari α1, α 2, ß , γ globulin.
-Berperan dlm kekebalan tubuh.
-Tiap antibodi bersifat spesifik terhadap antigen dan reaksinya
bermacam-macam:
1. Antibodi yang dapat menggumpalkan antigen (Presipitin)
2. Antibodi yang dapat menguraikan antigen (Lisin)
5
3. Antibodi yang dapat menawarkan racun (Antitoksin)
3. Fibrinogen ( 3% )
-Mengandung faktor-faktor koagulasi
Serum adalah cairan berwarna kuning supernatan yg terdapat pada
darah yg mengalami koagulasi. Serum tidak mengandung fibrinogen,
faktor koagulasi ( f. II, f.V , f. VIII ).
2.2 FUNGSI DARAH
Fungsi Umum Darah adalah :
1. Transportasi (sari makanan, oksigen, karbondioksida, sampah dan air)
2. Termoregulasi (pengatur suhu tubuh)
3. Imunologi (mengandung antibodi tubuh)
4. Homeostasis (mengatur keseimbangan zat, pH regulator)
1. Latief SA, Suryadi KA, Cachlan MR. Petunjuk Praktis Anestesiologi Edisi Kedua, Jakarta : Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FKUI : 2002
2. Sudoyo AW, Setiohadi B. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi Keempat. Jakarta : Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2006.
2.3 Konsep Transfusi darah
2.3.1 Pengertian Transfusi darah
Transfusi darah adalah proses mentransfer darah atau darah berbasis
produk dari satu orang ke dalam sistem peredaran darah orang lain. Transfusi
darah dapat menyelamatkan jiwa dalam beberapa situasi, seperti kehilangan
darah besar karena trauma, atau dapat digunakan untuk menggantikan darah
yang hilang selama operasi.
Komponen darah yang biasa ditransfusikan ke dalam tubuh seseorang
adalah sel darah merah, trombosit, plasma, sel darah putih. Transfusi darah
adalah suatu pengobatan yang bertujuan menggantikan atau menambah
6
komponen darah yang hilang atau terdapat dalam jumlah yang tidak
mencukupi.
Transfusi darah dapat dikelompokkan menjadi 2 golongan utama
berdasarkan sumbernya ,yaitu transfusi allogenic dan transfusi autologus.
Transfusi allogenic adalah darah yang disimpan untuk transfusi berasal dari tubuh
orang lain. Sedangkan transfusi autologus adalah darah yang disimpan berasal
dari tubuh donor sendiri yang diambil 3 unit beberapa hari sebelumnya, dan
setelah 3 hari ditransferkan kembali ke pasien.
2.3.2 Tujuan Transfusi darah
Tujuan dari transfusi darah atara lain :
1. Meningkatkan volume darah sirkulasi (setelah pembedahan,
trauma).
2. Meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk
mempertahankan kadar hemoglobin pada klien anemia.
3. Memberikan komponen seluler tertentu sebagai terapi
(misalnya: faktor pembekuan untuk membantu mengontrol
perdarahan pada pasien hemofilia).
4. Meningkatkan oksigenasi jaringan.
5. Memperbaiki fungsi Hemostatis.
2.3.3 Indikasi tranfusi Darah
Dalam pedoman WHO disebutkan :
1. Transfusi tidak boleh diberikan tanpa indikasi kuat.
2. Transfusi hanya diberikan berupa komponen darah pengganti
yang hilang/kurang.
Berdasarkan pada tujuan di atas, maka saat ini transfusi darah
cenderung memakai komponen darah disesuaikan dengan kebutuhan.
Misalnya kebutuhan akan sel darah merah, granulosit, trombosit, dan
7
plasma darah yang mengandung protein dan faktor-faktor pembekuan.
Indikasi transfusi darah dan komponen-konponennya adalah :
1. Anemia pada perdarahan akut setelah didahului penggantian
volume dengan cairan.
2. Anemia kronis.
3. Gangguan pembekuan darah karena defisiensi komponen.
4. Plasma loss atau hipoalbuminemia.
5. Kehilangan sampai 30% EBV umumnya dapat diatasi dengan
cairan elektrolit saja. Kehilangan lebih daripada itu, setelah
diberi cairan elektrolit perlu dilanjutkan dengan transfusi jika
Hb<8 gr/dl.
2.3.4 JENIS TRANSFUSI DARAH
Darah lengkap (whole blood)
Darah lengkap mempunyai komponen utama yaitu eritrosit,
darahlengkap juga mempunyai kandungan trombosit dan faktor
pembekuan labil (V, VIII). Volume darah sesuai kantong darah yang
dipakai yaitu antara lain 250 ml, 350 ml, 450 ml. Dapat bertahan dalam
suhu 4°±2°C. Darah lengkap berguna untuk meningkatkan jumlah eritrosit
dan plasma secara bersamaan. Hb meningkat 0,9±0,12 g/dl dan Ht
meningkat 3-4 % post transfusi 450 ml darah lengkap. Tranfusi darah
lengkap hanya untuk mengatasi perdarahan akut dan masif, meningkatkan
dan mempertahankan proses pembekuan. Darah lengkap diberikan dengan
golongan ABO dan Rh yang diketahui. Dosis pada pediatrik rata-rata 20
ml/kg, diikuti dengan volume yang diperlukan untuk stabilisasi.
Indikasi :
1. Penggantian volume pada pasien dengan syok hemoragi, trauma
atau luka bakar
8
2. Pasien dengan perdarahan masif dan telah kehilangan lebih dari
25% dari volume darah total.
Rumus kebutuhan whole blood
6 x ∆Hb (Hb normal -Hb pasien) x BB
Ket :
-Hb normal : Hb yang diharapkan atau Hb normal
-Hb pasien : Hb pasien saat ini
Darah lengkap ada 3 macam. Yaitu :
1. Darah Segar
Yaitu darah yang baru diambil dari donor sampai 6 jam sesudah
pengambilan. Keuntungan pemakaian darah segar ialah faktor
pembekuannya masih lengkap termasuk faktor labil (V dan VIII)
dan fungsi eritrosit masih relatif baik. Kerugiannya sulit diperoleh
dalam waktu yang tepat karena untuk pemeriksaan golongan,
reaksi silang dan transportasi diperlukan waktu lebih dari 4 jam
dan resiko penularan penyakit relatif banyak.
2. Darah Baru
Yaitu darah yang disimpan antara 6 jam sampai 6 hari sesudah
diambil dari donor. Faktor pembekuan disini sudah hampir habis,
dan juga dapat terjadi peningkatan kadar kalium, amonia, dan asam
laktat.
3. Darah Simpan
Darah yang disimpan lebih dari 6 hari sampai 35 hari.
Keuntungannya mudah tersedia setiap saat, bahaya penularan lues
9
dan sitomegalovirus hilang. Sedang kerugiaannya ialah faktor
pembekuan terutama faktor V dan VIII sudah habis. Kemampuan
transportasi oksigen oleh eritrosit menurun yang disebabkan karena
afinitas Hb terhadap oksigen yang tinggi, sehingga oksigen sukar
dilepas ke jaringan. Hal ini disebabkan oleh penurunan kadar 2,3
DPG. Kadar kalium, amonia, dan asam laktat tinggi.
Sel darah merah
Packed red cell
Packed red cell diperoleh dari pemisahan atau pengeluaran plasma
secara tertutup atau septik sedemikian rupa sehingga hematokrit menjadi
70-80%. Volume tergantung kantong darah yang dipakai yaitu 150-300
ml. Suhu simpan 4°±2°C. Lama simpan darah 24 jam dengan sistem
terbuka.(3)
Packed cells merupakan komponen yang terdiri dari eritrosit yang
telah dipekatkan dengan memisahkan komponen-komponen yang lain.
Packed cells banyak dipakai dalam pengobatan anemia terutama talasemia,
anemia aplastik, leukemia dan anemia karena keganasan lainnya.
Pemberian transfusi bertujuan untuk memperbaiki oksigenasi jaringan dan
alat-alat tubuh. Biasanya tercapai bila kadar Hb sudah di atas 8 g%.
Untuk menaikkan kadar Hb sebanyak 1 gr/dl diperlukan PRC 4
ml/kgBB atau 1 unit dapat menaikkan kadar hematokrit 3-5 %. Diberikan
selama 2 sampai 4 jam dengan kecepatan 1-2 mL/menit, dengan golongan
darah ABO dan Rh yang diketahui.
Kebutuhan darah (ml) :
10
3 x ∆Hb (Hb normal -Hb pasien) x BB
Ket :
-Hb normal : Hb yang diharapkan atau Hb normal
-Hb pasien : Hb pasien saat ini
Tujuan transfusi PRC adalah untuk menaikkan Hb pasien tanpa
menaikkan volume darah secara nyata. Keuntungan menggunakan PRC
dibandingkan dengan darah jenuh adalah:
1. Mengurangi kemungkinan penularan penyakit
2. Mengurangi kemungkinan reaksi imunologis
3. Volume darah yang diberikan lebih sedikit sehingga kemungkinan
overload berkurang
4. Komponen darah lainnya dapat diberikan pada pasien lain.
Indikasi: :
1. Kehilangan darah >20% dan volume darah lebih dari 1000 ml.
2. Hemoglobin <8 gr/dl.
3. Hemoglobin <10 gr/dl dengan penyakit-penyakit utama :
(misalnya empisema, atau penyakit jantung iskemik)
4. Hemoglobin <12 gr/dl dan tergantung pada ventilator.
Dapat disebutkan bahwa :
Hb sekitar 5 adalah CRITICAL
Hb sekitar 8 adalah TOLERABLE
Hb sekitar 10 adalah OPTIMAL
11
Transfusi mulai diberikan pada saat Hb CRITICAL dan dihentikan
setelah mencapai batas TOLERABLE atau OPTIMAL
1. Frozen Wash Concentrated Red Blood Cells (Sel Darah Merah
Pekat Beku yang Dicuci)
Diberikan untuk penderita yang mempunyai antibodi terhadap sel
darah merah yang menetap.
2. Washed red cell
Washed red cell diperoleh dengan mencuci packed red cell 2-3 kali
dengan saline, sisa plasma terbuang habis. Berguna untuk penderita
yang tak bisa diberi human plasma. Kelemahan washed red cell
yaitu bahaya infeksi sekunder yang terjadi selama proses serta
masa simpan yang pendek (4-6 jam). Washed red cell dipakai
dalam pengobatan aquired hemolytic anemia dan exchange
transfusion.(3) Untuk penderita yang alergi terhadap protein plasma
3. Darah merah pekat miskin leukosit
Kandungan utama eritrosit, suhu simpan 4°±2°C, berguna untuk
meningkatkan jumlah eritrosit pada pasien yang sering
memerlukan transfusi. Manfaat komponen darah ini untuk
mengurangi reaksi panas dan alergi.(6)
White Blood Cells (WBC atau leukosit)
Komponen ini terdiri dari darah lengkap dengan isi seperti
PRC, plasma dihilangkan 80 % , biasanya tersedia dalam volume
150 ml. Dalam pemberian perlu diketahui golongan darah ABO
dan sistem Rh. Apabila diresepkan berikan dipenhidramin. Berikan
antipiretik, karena komponen ini bisa menyebabkan demam dan
dingin. Untuk pencegahan infeksi, berikan tranfusi dan disambung
dengan antibiotik.
Indikasi :
12
Pasien sepsis yang tidak berespon dengan antibiotik (khususnya
untuk pasien dengan kultur darah positif, demam persisten /38,3° C
dan granulositopenia).
Suspensi trombosit
Pemberian trombosit seringkali diperlukan pada kasus
perdarahan yang disebabkan oleh kekurangan trombosit.
Pemberian trombosit yang berulang-ulang dapat menyebabkan
pembentukan thrombocyte antibody pada penderita. (3) Transfusi
trombosit terbukti bermanfaat menghentikan perdarahan karena
trombositopenia. Komponen trombosit mempunyai masa simpan
sampai dengan 3 hari.(2)
Indikasi pemberian komponen trombosit ialah :
1. Setiap perdarahan spontan atau suatu operasi besar dengan
jumlah trombositnya kurang dari 50.000/mm3. Misalnya
perdarahan pada trombocytopenic purpura, leukemia, anemia
aplastik, demam berdarah, DIC dan aplasia sumsum tulang
karena pemberian sitostatika terhadap tumor ganas.
2. Splenektomi pada hipersplenisme penderita talasemia maupun
hipertensi portal juga memerlukan pemberian suspensi
trombosit prabedah.
Rumus Transfusi Trombosit
BB x 1/13 x 0.3
Macam sediaan:
1. Platelet Rich Plasma (plasma kaya trombosit)
13
Platelet Rich Plasma dibuat dengan cara pemisahan plasma dari
darah segar. Penyimpanan 34°C sebaiknya 24 jam.
2. Platelet Concentrate (trombosit pekat)
Kandungan utama yaitu trombosit, volume 50 ml dengan suhu
simpan 20°±2°C. Berguna untuk meningkatkan jumlah trombosit.
Peningkatan post transfusi pada dewasa rata-rata 5.000-10.000/ul.
Efek samping berupa urtikaria, menggigil, demam, alloimunisasi
Antigen trombosit donor.(6)
Dibuat dengan cara melakukan pemusingan (centrifugasi)
lagi pada Platelet Rich Plasma, sehingga diperoleh endapan yang
merupakan pletelet concentrate dan kemudian memisahkannya dari
plasma yang diatas yang berupa Platelet Poor Plasma. Masa
simpan ± 48-72 jam.(3)
Plasma
Plasma darah bermanfaat untuk memperbaiki volume dari
sirkulasi darah (hypovolemia, luka bakar), menggantikan protein
yang terbuang seperti albumin pada nephrotic syndrom dan
cirhosis hepatis, menggantikan dan memperbaiki jumlah faktor-
faktor tertentu dari plasma seperti globulin.(3)
Macam sediaan plasma adalah:
1. Plasma cair
Diperoleh dengan memisahkan plasma dari whole blood pada
pembuatan packed red cell.
2. Plasma kering (lyoplylized plasma)
14
Diperoleh dengan mengeringkan plasma beku dan lebih tahan
lama (3 tahun).
3. Fresh Frozen Plasma
Dibuat dengan cara pemisahan plasma dari darah segar dan
langsung dibekukan pada suhu -60°C. Pemakaian yang paling baik
untuk menghentikan perdarahan (hemostasis).(3)
Kandungan utama berupa plasma dan faktor pembekuan,
dengan volume 150-220 ml. Suhu simpan -18°C atau lebih rendah
dengan lama simpan 1 tahun. Berguna untuk meningkatkan faktor
pembekuan bila faktor pembekuan pekat/kriopresipitat tidak ada.
Ditransfusikan dalam waktu 6 jam setelah dicairkan. Fresh frozen
plasma (FFP) mengandung semua protein plasma (faktor
pembekuan), terutama faktor V dan VII. FFP biasa diberikan
setelah transfusi darah masif, setelah terapi warfarin dan
koagulopati pada penyakit hepar. Setiap unit FFP biasanya dapat
menaikan masing-masing kadar faktor pembekuan sebesar 2-3%
pada orang dewasa. Sama dengan PRC, saat hendak diberikan pada
pasien perlu dihangatkan terlebih dahulu sesuai suhu tubuh.
Pemberian dilakukan secara cepat, pada pemberian FFP
dalam jumlah besar diperlukan koreksi adanya hypokalsemia,
karena asam sitrat dalam FFP mengikat kalsium. Perlu dilakukan
pencocokan golongan darah ABO dan system Rh.
Efek samping berupa urtikaria, menggigil, demam, hipervolemia.
Indikasi :
- Mengganti defisiensi faktor IX (hemofilia B)
- Neutralisasi hemostasis setelah terapi warfarin bila terdapat
perdarahan yang mengancam nyawa.
15
- Adanya perdarahan dengan parameter koagulasi yang abnormal
setelah transfusi massif
- Pasien dengan penyakit hati dan mengalami defisiensi faktor
pembekuan
4. Cryopresipitate
Komponen utama yang terdapat di dalamnya adalah faktor
VIII, faktor pembekuan XIII, faktor Von Willbrand, fibrinogen.
Penggunaannya ialah untuk menghentikan perdarahan karena
kurangnya faktor VIII di dalam darah penderita hemofili A.
Cara pemberian ialah dengan menyuntikkan intravena
langsung, tidak melalui tetesan infus, pemberian segera setelah
komponen mencair, sebab komponen ini tidak tahan pada suhu
kamar. (2)
Suhu simpan -18°C atau lebih rendah dengan lama simpan
1 tahun, ditransfusikan dalam waktu 6 jam setelah dicairkan. Efek
samping berupa demam, alergi. Satu kantong (30 ml) mengadung
75-80 unit faktor VIII, 150-200 mg fibrinogen, faktor von
wilebrand, faktor XIII
Indikasi :
- Hemophilia A
- Perdarahan akibat gangguan faktor koagulasi
- Penyakit von wilebrand
Rumus Kebutuhan Cryopresipitate :
0.5x ∆Hb (Hb normal -Hb pasien) x BB
16
5. Albumin
Dibuat dari plasma, setelah gamma globulin, AHF dan fibrinogen
dipisahkan dari plasma. Kemurnian 96-98%. Dalam pemakaian diencerkan
sampai menjadi cairan 5% atau 20% 100 ml albumin 20% mempunyai
tekanan osmotik sama dengan 400 ml plasma biasa
Rumus Kebutuhan Albumin
∆ albumin x BB x 0.8
2.3.5 GOLONGAN DARAH DAN CARA PENGUMPULAN
DARAH
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu
karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan
membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling
penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh).
- Sistem ABO
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan
jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya, sebagai
berikut:
Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan
antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi
terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan
golongan darah A hanya dapat menerima darah dari orang dengan
golongan darah A atau O.
Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel
darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam
17
serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B hanya dapat
menerima darah dari orang dengan dolongan darah B atau O
Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan
antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A
maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah AB dapat menerima
darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien
universal. Namun, orang dengan golongan darah AB tidak dapat
mendonorkan darah kecuali pada sesama AB.
Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi
memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan
golongan darah O dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan
golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang
dengan golongan darah O hanya dapat menerima darah dari sesama O
.
- Sistem Rhesus
Sistem rhesus ini ditemukan melalui penyuntikan sel-sel darah
merah kera Macacca rhesus kepada marmot (guinea-pig) untuk
mendapatkan anti serum. Anti serum yang didapat ternyata bereaksi
dengan sel-sel darah merah. ,antigen-Rh yang ditemukan dalam darah kera
Macaca rhesus oleh Landsteiner dan Wiener pada tahun 1940 itu juga
ditemukan dalam darah manusia.
Berdasarkan ada tidaknya antigen-Rh, maka golongan darah
manusia dibedakan atas dua kelompok, yaitu :
1.Rhesus positif, bila dalam darah merahnya terdapat faktor Rh
pada permukaan sel darah merahnya
2.Rhesus negatif, bila dalam darah merahnya tidak terdapat faktor
Rh pada permukaan sel darah merahnya
18
Jika seseorang Rh(+), maka ia dapat menerima darah dengan Rh(+)
atau Rh(-). Sedangkan orang dengan Rh(-), hanya bisa menerima darah
dengan Rh (-) saja. Oleh karena itu darah Rh(-) sering disediakan untuk
operasi-operasi darurat dimana tidak ada waktu lagi untuk melakukan
pengecekan golongan darah seseorang.
Untuk dapat menyumbangkan darah, seorang donor darah harus
memenuhi syarat sebagai berikut:[1]
1. calon donor harus berusia 17-60 tahun,
2. berat badan minimal 50 kg
3. kadar hemoglobin >12,5 gr%
4. tekanan darah 100-150 (sistole) dan 70-100 (diastole).
5. Nadi 30-100x/menit teratur
6. menandatangani formulir pendaftaranan
7. tidak mengalami gangguan pada pembeku darah
8. lulus pengujian kondisi berat badan, hemoglobin, golongan
darah, dan pemeriksaan oleh dokter
9. untuk menjaga kesehatan dan keamanan darah, calon donor
tidak boleh dalam kondisi atau menderita sakit seperti
alkoholik, penyakit hepatitis, diabetes militus, epilepsi, atau
kelompok masyarakat risiko tinggi mendapatkan AIDS serta
mengalami sakit seperti demam atau influensa; baru saja
dicabut giginya kurang dari tiga hari; pernah menerima
transfusi kurang dari setahun; begitu juga untuk yang belum
setahun menato, menindik, atau akupunktur; hamil; atau sedang
menyusui.
Penyumbang darah (donor) disaring keadaan kesehatannya.
Denyut nadi, tekanan darah dan suhu tubuhnya diukur, dan contoh
darahnya diperiksa untuk mengetahui adanya anemia.
19
Ditanyakan apakah pernah atau sedang menderita keadaan
tertentu yang menyebabkan darah mereka tidak memenuhi syarat
untuk disumbangkan.
Keadaan tersebut adalah hepatitis, penyakit jantung, kanker
(kecuali bentuk tertentu misalnya kanker kulit yang terlokalisasi),
asma yang berat, malaria, kelainan perdarahan, AIDS dan
kemungkinan tercemar oleh virus AIDS.
Hepatitis, kehamilan, pembedahan mayor yang baru saja
dijalani, tekanan darah tinggi yang tidak terkendali, tekanan darah
rendah, anemia atau pemakaian obat tertentu; untuk sementara
waktu bisa menyebabkan tidak terpenuhinya syarat untuk
menyumbangkan darah. Biasanya donor tidak diperbolehkan
menyumbangkan darahnya lebih dari 1 kali setiap 2 bulan.
Untuk yang memenuhi syarat, menyumbangkan darah adalah
aman.
Keseluruhan proses membutuhkan waktu sekitar 1 jam,
pengambilan darahnya sendiri hanya membutuhkan waktu 10
menit. Biasanya ada sedikit rasa nyeri pada saat jarum dimasukkan,
tetapi setelah itu rasa nyeri akan hilang.
Standard unit pengambilan darah hanya sekitar 0,48 liter.
Darah segar yang diambil disimpan dalam kantong plastik yang
sudah mengandung bahan pengawet dan komponen anti
pembekuan.
Sejumlah kecil contoh darah dari penyumbang diperiksa untuk
mencari adanya penyakit infeksi seperti AIDS, hepatitis virus dan
sifilis. Darah yang didinginkan dapat digunakan dalam waktu
selama 42 hari. Pada keadaan tertentu, (misalnya untuk
mengawetkan golongan darah yang jarang), sel darah merah bisa
dibekukan dan disimpan sampai selama 10 tahun.
Karena transfusi darah yang tidak cocok dengan resipien
dapat berbahaya, maka darah yang disumbangkan, secara rutin
20
digolongkan berdasarkan jenisnya; apakah golongan A, B, AB atau
O dan Rh-positif atau Rh-negatif. Sebagai tindakan pencegahan
berikutnya, sebelum memulai transfusi, pemeriksa mencampurkan
setetes darah donor dengan darah resipien untuk memastikan
keduanya cocok: teknik ini disebut cross-matching.
Crossmatch adalah pemeriksaan serologis untuk
menetapkan sesuai atau tidak sesuainya darah donor dengan darah
resipien. Dilakukan sebelum
transfusi darah dan bila terjadi reaksi transfusi darah.
Terdapat dua cara pemeriksaan, yaitu:
1. Crossmatch mayor : mencampur enitrosit donor
(aglutinongen donor) dengan serum resipien (aglutinin
resipien)
2. Crossmatch minor : mencampur eritrosit resipien
(aglutinongen resipien) dengan serum donor (aglutinin
donor)
Cara menilai basil pemeriksaan adalah sebagai berikut:
- Bila kedua pemeriksaan (crossmatch mayor dan minor
tidak mengakibatkan aglutinasi eritrosit, maka diartikan
bahwa darah donor sesuai dengan darah resipien sehingga
transfusi darah boleh dilakukan; bila crossmatch mayor
menghasilkan aglutinasi, tanpa memperhatikan
hasil Crossmatch minor, diartikan bahwa darah donor tidak
sesuai dengan darah resipien sehingga transfusi darah tidak
dapat dilakukan dengan menggunakan darah donor itu
- Bila Crossmatch mayor tidak menghasilkan aglutinasi,
sedangkan dengan Crossmatch minor terjadi aglutinasi,
maka Crossmatch minor harus diulangi dengan
menggunakan serum donor yang diencerkan. Bila
pemeriksaan terakhir ini ternyata tidak menghasilkan
aglutinasi, maka transfusi darah masih dapat dilakukan
21
dengan menggunakan darah donor tersebut. Bila
pemeriksaan dengan serum donor yang diencerkan
menghasilkan aglutinasi, maka darah donor
itu tidak dapat ditransfusikan.
II.2.6 REAKSI TRANSFUSI DAN PENCEGAHANNYA
Pada umumnya komplikasi transfusi ini dibagi menjadi :
I. Reaksi imunologi
II. Reaksi non imunologi
I. REAKSI IMUNOLOGI
A. REAKSI TRANSFUSI HEMOLITIK
Reaksi transfusi hemolitik merupakan reaksi yang jarang terjadi tetapi serius dan
terdapat pada satu diantara dua puluh ribu penderita yang mendapat transfusi.
Lisis sel darah donor oleh antibodi resipien. Hal ini bisa terjadi dengan
cara reaksi transfusi hemolitik segera dan reaksi transfusi hemolitik lambat
Reaksi ini sering terjadi akibat kesalahan manusia sebagai pelaksana,
misalnya salah memasang label atau membaca label pada botol darah.
Tanda-tanda reaksi hemolitik lain ialah menggigil, panas, kemerahan pada
muka, bendungan vena leher , nyeri kepala, nyeri dada, mual, muntah, nafas cepat
dan dangkal, takhikardi, hipotensi, hemoglobinuri, oliguri, perdarahan yang tidak
bisa diterangkan asalnya, dan ikterus. Pada penderita yang teranestesi hal ini sukar
untuk dideteksi dan memerlukan perhatian khusus dari ahli anestesi, ahli bedah
dan lain-lain.
22
Tanda-tanda yang dapat dikenal ialah takhikardi, hemoglobinuri,
hipotensi, perdarahan yang tiba-tiba meningkat, selanjutnya terjadi ikterus dan
oliguri.
Terapi reaksi transfusi hemolitik : pemberian cairan intravena dan diuretika.
Cairan digunakan untuk mempertahankan jumlah urine yang keluar. Diuretika
yang digunakan ialah :
a. Manitol 25 %, sebanyak 25 gr diberikan secara intravena kemudian
diikuti pemberian 40 mEq Natrium bikarbonat.
b. Furosemid
Bila terjadi hipotensi penderita dapat diberi larutan Ringer laktat, albumin
dan darah yang cocok. Bila volume darah sudah mencapai normal
penderita dapat diberi vasopressor. Selain itu penderita perlu diberi
oksigen. Bila terjadi anuria yang menetap perlu tindakan dialysis.
B. REAKSI TRANSFUSI NON HEMILITIK
1. Reaksi transfusi “febrile”
Tanda-tandanya adalah sebagai berikut : Menggigil, panas, nyeri kepala, nyeri
otot, mual.
2. Reaksi alergi
a. Anafilaksis : Keadaan ini terjadi bila terdapat protein asing pada darah
transfusi.
b. Urtikaria, paling sering terjadi dan penderita merasa gatal-gatal. Biasanya muka
penderita sembab.
Terapi yang perlu diberikan ialah antihistamin, dan transfusi harus disetop.
23
II. REAKASI NON IMUNOLOGI
a. Reaksi yang disebabkan oleh volume yang berlebihan.
b. Reaksi karena darah transfusi terkontaminasi
c. Virus hepatitis, Malaria, sifilis, virus CMG dan virus Epstein-
Barr parasit serta bakteri.
e. AIDS
Untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya reaksi selama transfusi,
dilakukan beberapa tindakan pencegahan. Setelah diperiksa ulang bahwa darah
yang akan diberikan memang ditujukan untuk resipien yang akan menerima darah
tersebut, petugas secara perlahan memberikan darah kepada resipien, biasanya
selama 2 jam atau lebih untuk setiap unit darah.
Karena sebagian besar reaksi ketidakcocokan terjadi dalam15 menit
pertama, , maka pada awal prosedur, resipien harus diawasi secara ketat.
Setelah itu, petugas dapat memeriksa setiap 30- 45 menit dan jika terjadi reaksi
ketidakcocokan, maka transfusi harus dihentikan.
1. Hukum Transfusi darah Menurut Hukum di Indonesia
Hukum tentang transfusi darah di Indonesia telah di atur dalam
Peraturan pemerintah yaitu:
TRANSFUSI DARAH
(Menurut Peraturan pemerintah Nomor 18 tahun 1980 tanggal 19 April
1980)
Menimbang:
a. Bahwa usaha transfusi darah adalah merupakan bagian dari tugas
pemerintah di bidang pelayanan kesehatan rakyat dan merupakan suatu
bentuk pertolongan yang sangat berharga kepada umat manusia;
b. Bahwa berdasarkan ilmu pengetahuan dokter, satu-satunya sumber darah
yang paling aman untuk keperluan transfusi darah adalah darah manusia;
24
c. Bahwa pada waktu ini banyak di selenggarakan usaha transfusi darah
dengan pola yang bermacam-macam, yang dapat membahayakan
kesehatan baik terhadap para penyumbang maupun pemakai darah;
d. Bahwa oleh karena itu perlu di tetapkan Peraturan Pemerintah tentang
transfusi darah;
Mengingat :
1. Pasal 5 ayat(2) Undang-Undang Dasar 1945
2. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1960 tentang pokok-pokok Kesehatan
(Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 131, Tambahan lembaran
negara Nomor 2068)
3. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1963 Tentang Tenaga Kesehatan
(Lembaga Negara Tahun 1963 Nomor 79, Tambahan Lembaga Negara
Nomor 2576)
4. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1963 tentang Farmasi (Lembaran
Negara Tahun 1963 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Nomor
2580)
MEMUTUSKAN
Menetapkan
PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TRANSFUSI DARAH.
BAB I
KETENTUAN UMUM
PASAL 1
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang di maksud dengan :
a. Transfusi darah adalah tindakan medis memberikan darah kepada
seorang penderita, yang darahnya telah tersedia dalam botol atau
kantong plastik;
b. Usaha transfusi darah adalah segala tindakan yang dilakukan dengan
tujuan untuk memungkinkan penggunaan darah bagi keperluan
pengobatan.
A. Transfusi darah Menurut Agama Islam
25
a. Hakekat darah
Darah adalah bagian dari badan (anggota badan)
Memindahkan darah berarti memindahkan anggota badan
b. Ayat-ayat di Al-Qur’an mengenai darah
فمن الله لغير به أهل وما الخنزير ولحم والدم الميتة عليكم حرم إنما
رحيم غفور الله إن عليه إثم فال عاد وال باغ غير اضطر
“Sesungguhnya Alloh hanya mengharamkan bagimu mangkai,
darah, daging babi, dan binatang yang disembelih dengan
menyebut selain Alloh. Tetapi barang siapa dalam keadaan
terpaksa (memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan
tidak pula melampaui batas maka tidak ada dosa baginya…….”
(Al baqoroh : 173)
0ه2غ2ف1ور.ر0ح/يم. الل /ن0 ف2إ 5 6م /ث إل7 /ف5 2ج2ان 6ر2م1ت ف/يم2خ6م2ص2ة5غ2ي ف2م2ن/اض6ط1ر0
“ Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi
(daging hewan) yang disembelih atas nama selain
Alloh…….”(Al Maidah : 3)
Berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, Allah berfirman:
1م6 ت اض6ط1ر/ر6 م2ا /ال0 إ 1م6 6ك 2ي ع2ل م2 ح2ر0 م0ا 1م 2ك ل ف2ص0ل2 و2ق2د6
6ه/ 2ي /ل إ“Padahal sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada
kamu apa yang diharamkanNya atasmu, kecuali apa yang
terpaksa kamu memakannya” (Al-An’am : 119)
c. HUKUM DONOR DARAH
26
1. Pandangan ulama terdahulu
Pandangan Ulama terdahulu mengenai transfusi darah
yakni memanfaatkan anggota badan adalah haram baik dengan cara
jual beli ataupun dengan cara lainnya.
Memanfaatkan anggota badan manusia tidak
diperbolehkan. Ada yang beralasan karena :
1. Najis
2. Merendahkan, alasan kedua adalah alasan yang benar (Al-
Fatwa Al-Hidayah)
“Tidak diperkenankan menjual rambut manusia ataupun
memanfaatkannya. Karena manusia itu terhormat bukan hina” (Al
Murghinani)
Adapun tulang dan rambut manusia tidak boleh dijual,
bukan karena najis atau suci, tetapi karena menghormatinya.
Menjualnya berati merendahkannya” (Al Kasani)
Menjual air susu wanita (BOLEH). Karena susu itu suci dan
bermanfaat sehingga Alloh memperbolehkkan untuk meminumnya
walaupun tidak dalam keadaan terpaksa (Madzhab, Maliki,
Hambali dan Syafi’I)
Menjual air susu (HARAM). Karena susu adalah bagian
dari anggota badan (Mazhab Hanafi)
Ulama terdahulu sangat berhati hati dalam hal perlakuan
terhadap anggota badan manusia (manusia merupakan mahluk
terhormat dalam pandangan Islam)
Pada saat itu belum terpikirkan perkembangan Ilmu
kedokteran yang sepesat sekarang.
Menurut Al-Lajnah Ad-Daimah Lil Buhuts Al-Ilmiyah Wal
Ifta
Hukum asal dalam pengobatan, hendaknya dengan
menggunakan sesuatu yang diperbolehkan menurut syari’at.
27
Namun, jika tidak ada cara lain untuk menambahkan daya tahan
dan mengobati orang sakit kecuali dengan darah orang lain, dan ini
menjadi satu-satunya usaha menyelamatkan orang sakit atau lemah,
sementara para ahli memiliki dugaan kuat bahwa ini akan
memberikan manfaat bagi pasien, maka dalam kondisi seperti ini
diperbolehkan untuk mengobati dengan darah orang lain.
2. Menurut ulama sekarang
a. Mengenai akibat hukum adanya hubungan kemahraman antara
donor dan resipien
Menurut Ust. Subki Al-Bughury, adapun hubungan antara
donor dan resipien, adalah bahwa transfusi darah itu tidak
membawa akibat hukum adanya hubungan kemahraman antara
donor dan resipien. Sebab faktor-faktor yang dapat menyebabkan
kemahraman sudah ditentukan oleh Islam sebagaimana tersebut
dalam An-Nisa:23, yaitu: Mahram karena adanya hubungan nasab.
Misalnya hubungan antara anak dengan ibunya atau saudaranya
sekandung, dsb. Karena adanya hubungan perkawinan misalnya
hubungan antara seorang dengan mertuanya atau anak tiri dan
istrinya yang telah disetubuhi dan sebagainya, dan mahram karena
adanya hubungan persusuan, misalnya hubungan antara seorang
dengan wanita yang pernah menyusuinya atau dengan orang yang
sesusuan dan sebagainya.
Serta pada (an-Nisa:24) ditegaskan bahwa selain wanita-
wanita yang tersebut pada An-Nisa:23 di atas adalah halal dinikahi.
Sebab tidak ada hubungan kemahraman. Maka jelaslah bahwa
transfusi darah tidak mengakibatkan hubungan kemahraman antara
pendonor dengan resipien. Karena itu perkawinan antara pendonor
dengan resipien itu diizinkan oleh hukum Islam.
b. Mengenai Hukum menerima transfusi darah dari non-muslim
28
Menurut ust. Ahmad sarwat pada hakikatnya tubuh orang
kafir bukan benda najis. Buktinya mereka tetap dibolehkan masuk
ke dalam masjid-masjid mana pun di dunia ini, kecuali masjid di
tanah haram. Kalau tubuh orang kafir dikatakan najis, maka tidak
mungkin Abu Bakar minum dari satu gelas bersama dengan orang
kafir. Kalau kita belajar fiqih thaharah, maka kita akan masuk ke
dalam salah satu bab yang membahas hal ini, yaitu Bab Su'ur.
Di sana disebutkan bahwa su'ur adami (ludah manusia)
hukumnya suci, termasuk su'ur orang kafir. Maka hukum darah
orang kafir yang dimasukkan ke dalam tubuh seorang muslim tentu
bukan termasuk benda najis. Ketika darah itu baru dikeluarkan dari
tubuh, saat itu darah itu memang najis. Dan kantung darah tentu
tidak boleh dibawa untuk shalat, karena kantung darah itu najis.
Namun begitu darah segar itu dimasukkan ke dalam tubuh
seseorang, maka darah itu sudah tidak najis lagi. Dan darah orang
kafir yang sudah masuk ke dalam tubuh seorang muslim juga tidak
najis. Sehingga hukumnya tetap boleh dan dibenarkan ketika
seorang muslim menerima transfusi darah dari donor yang tidak
beragama Islam.
c. Donor darah pada bulan ramadhan
Menurut Asy Syaikh Utsaimin, tidak boleh bagi seseorang
untuk menyedekahkan darahnya yang sagat banyak dalam
keadaan dia sedang berpuasa wajib, seperti puasa pada bulan
Ramadhan. Kecuali jika di sana ada keperluan yang darurat
(mendesak), maka dalam keadaan seperti ini boleh baginya
untuk menyedekahkan darahnya untuk menolak/mencegah
darurat tadi. Dengan demikian dia berbuka dengan makan dan
29
minum. Lalu dia harus mengganti puasanya yang dia
tinggalkan/berbuka.
BAB III
KESIMPULAN
Transfusi Darah adalah proses pemindahan darah dari seseorang yang sehat
(donor) ke orang sakit (resipien) yang diberikan secara intravena melalui
pembuluh darah. Darah yang dipindahkan dapat berupa darah lengkap dan
komponen darah.
Tujuan transfusi darah adalah meningkatkan kemampuan darah dalam
mengangkut oksigen,memperbaiki volume darah tubuh,memperbaiki
kekebalan,memperbaiki masalah pembekuan.
Transfusi darah diperlukan saat tubuh kehilangan banyak darah, misalnya
pada kecelakaan, trauma atau operasi pembedahan yang besar, penyakit yang
menyebabkan terjadinya perdarahan, juga penyakit yang menyebabkan kerusakan
sel darah dalam jumlah besar, misal anemia hemolitik atau trombositopenia.
Adapun resiko yang dari proses transfusi darah reaksi non-hemolitik
demam reaksi transfusi, dan reaksi hemolitik. Transfusi darah menurut
hukum yang ada di Indonesia adalah segala tindakan memberikan darah
kepada seorang penderita, yang darahnya telah tersedia dalam botol atau
kantong plastik.
Sedangkan menurut hukum Islam mengenai transfusi darah adalah
seperti yang telah ada dalam Al-Qur’an pada surat (Al baqoroh : 173) yang
berbunyi :
30
Sesungguhnya Alloh hanya mengharamkan bagimu mangkai,
darah, daging babi, dan binatang yang disembelih dengan
menyebut selain Alloh. Tetapi barang siapa dalam keadaan
terpaksa (memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan
tidak pula melampaui batas maka tidak ada dosa baginya…….”
Dan beberapa pendapat dari kalangan ulama fiqih baik pada masa
lampau atau sekarang, dimana transfusi darah di perbolehkan asal dengan
ketentuan-ketentuan sesuai syariat Islam.
31
DAFTAR PUSTAKA
1. Latief SA, Suryadi KA, Cachlan MR. Petunjuk Praktis Anestesiologi Edisi
Kedua, Jakarta : Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FKUI : 2002
2. Sudoyo AW, Setiohadi B. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi
Keempat. Jakarta : Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2006.
3. Pedoman Pelaksanaan Transfusi Darah.RSUD Dr. Sutomo FK.Universitas
Airlangga. Edisi III.Tahun 2001.Surabaya
4. Al-Hafidz,Ahsin W. 2007. Fikih Kesehatan. Jakarta : AMZAH
5. http://nezfine.wordpress.com/2011/02/03/transfusi-darah-menurut-
pandangan-islam/
6. (strauss RG, tranfusi darah dan komponen darah, dalam Nelson Ilmu
kesehatan anak (Nelson Textbook of pediatrics),1996, jakarta, EGC,
Volume 2, edisi 15, halaman 1727-1732)
7. (Contreras,marcela.1995.Petunjuk Penting Transfusi.Jakarta:EGC)
32