REFERAT RADIOLOGI

40
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ultrasound pertama kali digunakan sesudah perang dunia I, dalam bentuk radar atau teknik sonar ( sound navigation and ranging ) oleh Langevin tahun 1918 untuk mengetahui adanya ranjau-ranjau atau adanya kapal selam. Namun seiring berkembangnya zaman dan teknologi, ultrasond sekarang juga digunakan di bidang kesehatan dan disebut ultrasonography (USG). Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan ultrasonografi sebagai alat penunjang diagnostic pada anak, maju dengan pesat. Ultrasonografi pediatric disukai karena memanfaatkan gelombang ultrasonik dengan frekuensi yang tinggi dalam menghasilkan imajing, tanpa menggunakan radiasi, tidak menimbulkan rasa sakit (non traumatic), tidak menimbulkan efek samping (non invasif). Di tangan 1

description

radiologi

Transcript of REFERAT RADIOLOGI

Page 1: REFERAT RADIOLOGI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ultrasound pertama kali  digunakan sesudah perang dunia I, dalam bentuk

radar atau teknik sonar ( sound navigation and ranging ) oleh Langevin tahun 1918

untuk mengetahui adanya ranjau-ranjau atau adanya kapal selam. Namun seiring

berkembangnya zaman dan teknologi, ultrasond sekarang juga digunakan di bidang

kesehatan dan disebut ultrasonography (USG).

Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan ultrasonografi sebagai alat

penunjang diagnostic pada anak, maju dengan pesat. Ultrasonografi pediatric disukai

karena memanfaatkan gelombang ultrasonik dengan frekuensi yang tinggi dalam

menghasilkan imajing, tanpa menggunakan radiasi, tidak menimbulkan rasa sakit

(non traumatic), tidak menimbulkan efek samping (non invasif). Di tangan seorang

ahli dalam sonografi, banyak informasi yang dapat diberikan.

Selain itu  ultrasonografi relatif murah, pemeriksaannya relatif cepat,

persiapan pasien serta peralatannya relatif mudah. Saat ini sonografi merupakan alat

teknik yang ideal. Salah satu sonografi pada pediatric yaitu sonografi kranium.

1

Page 2: REFERAT RADIOLOGI

BAB II

PEMBAHASAN

A. Ultrasonografi

Salah satu aplikasi gelombang dalam bidang kedokteran adalah

dalam ultrasonografi (USG). Ultrasonografi ini memanfaatkan gelombang

ultrasonik yang merupakan gelombang elektromagnetik, untuk membantu para

petugas kesehatan ( dokter ) dalam mendiagnosa penyakit yang ada dalam tubuh

pasiennya. Gelombang suara ultrasound memiliki frekuensi lebih dari 20.000 MHz,

tetapi yang dimanfaatkan dalam teknik ultrasonography (kedokteran) hanya

gelombang suara dengan frekuensi 1-10 MHz.

Ultrasonografi dalam bidang kesehatan bertujuan untuk pemeriksaan organ-

organ tubuh yang dapat diketahui adalah bentuk, ukuran anatomis, gerakan, serta

hubungannya dengan jaringan lain disekitarnya. Sifat dasar ultrasound : 

Sangat lambat bila melalui media yang bersifat gas, dan sangat cepat bila

melalui media padat. 

Semakin padat suatu media maka semakin cepat kecepatan suaranya.

Apabila melalui suatu media maka akan terjadi atenuasi.

2

Page 3: REFERAT RADIOLOGI

B. Sonografi Kranium

Sonografi pada kranium menggunakan fontanela sebagai acustic window.

Pemeriksaan dapat dilakukan dengan fontanela dan sutura yang masih terbuka atau

pada kasus-kasus yang dilakukan trepanasi, dimana terdapat celah yang dapat

dipergunakan sebagai acustic window .

Gambar anatomi kepala pada neonatus

C. Manfaat Sonografi Kranium

Manfaat dari sonografi kranium yaitu untuk melihat anatomi dari kepala

beserta kelainannya. Kelainan yang dapat dilihat pada neonatus misalnya, kelainan

kongenital seperti kista Dandy Walker, malformasi Arnold Chieri, agenesis corpus

callosum, pendarahan intrakranial dan untuk memfollow-up pendarahan intrakranial

pada neonatus, baik sebagai diagnosis awal maupun untuk follow-up bayi-bayi

dengan hidrocephalus.

Sonografi juga dapat digunakan untuk mendiagnosis trauma

hipoksik/iskemik meskipun relatif tidak sensitif dalam fase akut. Gangguan ini

3

Page 4: REFERAT RADIOLOGI

mengakibatkan penyakit neurologik dan disabilitas pada anak-anak dan remaja.

Komplikasi persalinan dengan tindakan yang perlu diperhatikan ialah terjadinya fraktur

pada tengkorak dan perdarahan di dalam tengkorak dengan segala akibatnya, edema

serebri dan sephalhematoma. Selain itu juga bisa mendeteksi tumor serebri,

ensefalokel, dll.

Sedangkan manfaat dari ultrasonografi secara umum adalah untuk

pemeriksaan hati dan otak, melihat janin di dalam rahim ibu hamil,  melihat

pergerakan serta perkembangan sebuah janin, mendeteksi perbedaan antar jaringan-

jaringan lunak dalam tubuh, yang tidak dapat dilakukan oleh sinar x, sehingga

mampu menemukan tumor atau gumpalan lunak di tubuh manusia. 

Selain manfaat di atas, ultrasonografi dimanfaaatkan untuk memonitor laju

aliran darah. Pulsa ultrasonik berfrekuensi 5 – 10 MHZ diarahkan menuju pembuluh

nadi,dan suatu reciever akan menerima signal hamburan gelombang pantul. Frekuensi

pantulan akan bergantung pada gerak aliran darah. Tujuannya untuk mendeteksi

thrombosis(penyempitan pembuluh darah) yang menyebabkan  perubahan laju aliran

darah.

Pemeriksaan dengan ultrasonografi lebih aman dibandingkan dengan

pemeriksaan menggunakan sina-x(sinar Rontgen) karena gelombang ultrasonic yang

digunakan tidak akan merusak material yang dilewatinya sedangkan sinar x dapat

mengionisasi sel-sel hidup. Karena ultrasonik merupakan salah satu gelombang

4

Page 5: REFERAT RADIOLOGI

mekanik, maka  pemeriksaan ultrasonografi disebut pengujian tak merusak (non

destructive testing) .

D. Indikasi sonografi kranium

Pemeriksaan sonografi kranium dilakukan pada kecurigaan adanya :

Penurunan kadar hemoglobin (Hb)

Kelainan neurologi

Kelainan pernafasan yang tidak diketahui penyebabnya

Sutura yang melebar

Fontanela yang menonjol

Ukuran kepala yang lebih besar dari normalnya

Selain itu, sonografi kranium juga dilakukan sebagai :

o Alat untuk kontrol, pada keadaan : setelah diketahui adanya perdarahan

serebri, hidosefalus dan setelah tindakan implantasi ventil

o Alat untuk kontrol setelah pemberian terapi hormone ACTH

5

Page 6: REFERAT RADIOLOGI

E. Komponen Utama Pesawat USG

Gambar. Pesawat USG

Pulser adalah alat yang berfungsi sebagai penghasil tegangan untuk merangsang

kristal pada transducer dan membangkitkan pulsa ultrasound.

Transducer adalah alat yang berfungsi sebagai transmitter (pemancar) sekaligus

sebagai receiver (penerima). Dalam fungsinya sebagai pemancar, transducer

merubah energi listrik menjadi energi mekanik berupa getaran suara berfrekuensi

tinggi. Fungsi recevier pada transducer merubah energi mekanik menjadi listrik.

Tranduser pada pemeriksaan sonografi kranium biasanya digunakan tranduser

superfisialis yang memiliki gelombang mHz.

Gambar transducer untuk sonografi kranium

6

Page 7: REFERAT RADIOLOGI

Tabung sinar katoda adalah alat untuk menampilkan gambaran ultrasound. Pada

tabung ini terdapat tabung hampa udara yg memiliki beda potensial yang tinggi

antara anoda dan katoda

Printer adalah alat yang digunakan untuk mendokumentasikan gambaran yang

ditampilkan oleh tabung sinar katoda.

Display adalah alat peraga hasil gambaran scanning pada TV monitor.

F. Prinsip Dasar Pesawat USG

Generator pulsa (oscilator) berfungsi sebagai penghasil gelombang listrik,

kemudian oleh transducer diubah menjadi gelombang suara yang diteruskan ke

medium.

Apabila gelombang suara mengenai jaringan yang memiliki nilai akustik

impedansi, maka gelombang suara akan dipantulkan kembali sebagai echo.

Di dalam media (jaringan) akan terjadi atenuasi, gema (echo) yang lebih jauh

maka intensitasnya lebih lemah dibandingkan dari echo yg lebih superficial.

Pantulan gema akan ditangkap oleh transducer dan diteruskan ke amplifier untuk

diperkuat. Gelombang ini kemudian diteruskan ke tabung sinar katoda melalui

recevier seterusnya ditampilkan sebagai gambar di layar monitor.

7

Page 8: REFERAT RADIOLOGI

G. Teknik pemeriksaan

Teknik pemeriksaan kranium meliputi pemeriksaan berupa potongan aksial,

horizontal koronal, sagital dan parasagital, sehingga seluruh bagian dapat dilihat.

Pemeriksaan sonografi kranium meliputi :

a. Konfigurasi ventrikel

b. Besarnya ventrikel

c. Konfigurasi pleksus koroideus

d. Parenkim otak

e. Girus

f. Massa tumor

g. Falx dari tentorium

Gambar teknik USG kepala

Gambar. USG kepala normal8

Page 9: REFERAT RADIOLOGI

H. Kelemahan dan kelebihan Ultrasonografi

a. Kelemahan:

Dapat ditahan oleh kertas tipis.

Antara tranducer (probe) dengan kulit tidak dapat kontak dengan baik

(interface)    sehingga bias terjadi artefak sehingga perlu diberi jelly

sebagai penghantar ultrasound.

Bila ada celah dan ada udara, gelombang suara akan dihamburkan.

b. Kelebihan:

Pasien dapat diperiksa langsung tanpa persiapan dan memberi hasil yang

cepat.

Bersifat non invasive sehingga dapat dilakukan pula pada anak-anak.

Aman untuk pasien dan operator, karena tidak tergantung pada radiasi

ionisasi.

Memberi  informasi dengan batas struktur organ sehingga member

gambaran anatomis lebih besar dari informasi fungsi organ.

Semua organ kecuali yang mengandung udara dapat ditentukan bentuk,

ukuran, posisi, dan ruang interpasial.

Dapat membedakan jenis jaringan dengan melihat perbedaan interaksi

dengan gelombang suara.

Dapat mendeteksi struktur yang bergerak seperti pulsasi fetal.

9

Page 10: REFERAT RADIOLOGI

I. Teknik dan interpretasi ultrasound

Ultrasound kranium dilakukan dengan tranducer linear array. 6 – 8 gambar

potongan koronal diambil melalui fontanel anterior, dimulai dari lobus

frontalis, anterior dari frontal horn dan bergerak ke arah posterior ke lobus

oksipital melewati trigonum dari lateral ventrikel.

Gambar 1.

Gambar 1. koronal pertama yang didapat pada level lobus frontalis memungkinkan

observer memeriksa lobus frontalis, orbital cones, dan hiperechoic falx cerebri di

antara fisura interhemisfer.

10

Page 11: REFERAT RADIOLOGI

Gambar 2.

Gambar koronal (Gambar.2) diambil melalui frontal horn dari ventrikel lateral, yang

memungkinkan pengambilan gambar struktur secara multipel sekaligus. Frontal horn

dan cavum septum pelusidum terlihat anehoic, yaitu rongga yang berisi cairan serebro

spinal. Corpus callosum terlihat linier, struktur yang hypoehoic menyebrangi

hemisfer diantara batas superior dan inferior yang echogenik. Globus palidus,

putamen, nukleus caudatus, dan thalamus di setiap sisi dapat dilihat dengan

karakteristik seperti penampilan gray matter.

11

Page 12: REFERAT RADIOLOGI

Gambar ketiga 3. Didapatkan dari level foramen of Monro dan struktur – struktur lain

seperti yang sebelumnya. Ventrikel ketiga dapat dilihat sebagai struktur anehoic

dibawah septum pelusidum. Struktur brainstem seperi pons dan medulla dapat juga

terlihat.

Gambar 4.

Bergerak ke arah posteior, (Gambar 4), diambil dari level cerebral peduncle dan

memperlihatkan hiperehoic plexus choroid disepanjang dasar dari ventrikel lateral

dan atap dari ventrikel 3. Tentorium cerebelli dan ventrikel 4 juga terlihat.

12

Page 13: REFERAT RADIOLOGI

Gambar 5.

Marker dari (Gambar 5) yaitu quadrigeminal plate cistern memungkinkan pemeriksa

melihat kedua temporal horn dari lateral ventrikel begitu pula dengan struktur

serebellar termasuk hemisfer dan vermis. Dibawah vermis, sisterna magna dapat

dilihat.

13

Page 14: REFERAT RADIOLOGI

Gambar 6.

Gambar 6. diambil dari lateral ventral trigones dan memperlihatkan koroid plexus

yang hiperehoic. Periventrikular white matter halo juga terlihat dan seharusnya lebih

tidak echogenic dari plexus choroid.

Selanjutnya transducer diputar 90 derajat di fontanel anterior, untuk

mendapatkan gambaran sagital dan parasagital. Gambar 7. Gambar pertama adalah

midline dari gambaran sagital yang terlihat corpus callosum dan cerebellar vermis.

Gambaran parasagital tambahan diambil dari masing – masing sisi untuk menilai

lateral horn dan plexus koroid. Gambaran sagital midline pertama menunjukkan

struktur – struktur penting. Bentuk corpus callosum seperti huruf C terlihat seperti

struktur hipoehoic berikatan dengan batas atas dan bawah yang echogenic. Cingulate

gyrus terlihat diatas corpus callosum, dimana cavum septum pelusidum terlihat

dibawahnya. Ventrikel 3 dan 4 bersamaan dengan sisterna magna perlihat anechoic

dari posisi tertentu. White matter yang termasuk pons dan cerebellar vermis juga

terlihat. Gambar tambahan diambil parasagital dengan memotong ventrikel lateral.

Plexus choroid yang echogenic di intraventrikular terlihat dengan jelas pada

gambaran ini. Lobus temporal dan caudothalamic groove, yang memisahkan nucleus

kaudatus dan thalamus juga terlihat. Bergerak ke arah lateral, gambar parasagital

diambil meotong temporal horn dari ventrikel lateral yang lebih lanjut

memperlihatkan plexus koroid yang hiperechoic.

14

Page 15: REFERAT RADIOLOGI

Gambar 7.

15

Page 16: REFERAT RADIOLOGI

J. Kelainan yang dapat dilihat pada sonografi kranium

Peri Ventrikular Leukomalacia

Dikenal juga sebagal Hypoxic ischemic Encephalopathy of the

preterm. Merupakan penyakit dari white matter yang mempengaruhi daerah di

periventrikular. Pada bayi premature zona white matter ini merupakan zona diantara

pembuluh darah superfisial dan dalam. Hingga akhir – akhir ini ischemia dijadikan

salah satu penyebab dari PVL, tetapi penyebab lain seberpi infeksi, vaskulitis ikut

menjadi peran. PVL menggambarkan peningkatan ehogenisitas di daerah

periventrikular. Secara normal, echogenisitas dari periventriular white matter

seharusnya lebih rendah dibandingkan dengan plexus koroid. PVL terjadi paling

banyak pada bayi prematur yang lahir kurang dari 33 minggu dan kurang dari 1500 g.

Mendeteksi PVL menjadi penting

Karena terdapat persentase yang signifikan dari bayi prematur

hidup dengan PVL berkembang menjadi cerebral palsy, penurunan intelektual dan

visual, penting untuk PVL dideteksi secara cepat . Lebih dari 50% infan dengan PVL

atau perdarahan intrakranial grade 3 berkembang menjadi cerebral palsy.

16

Page 17: REFERAT RADIOLOGI

Gambar sagital dari anak dengan PVL grade 1

Gambar transvers dan sagital dari anak dengan PVL grade 2

17

Page 18: REFERAT RADIOLOGI

Gambar sagital menunjukkan PVL grade 3

Gambar coronal dan trasvers menunjukkan PVL grade 4

18

Page 19: REFERAT RADIOLOGI

19

Page 20: REFERAT RADIOLOGI

Flaring

Istilah flaring ini mendeskripsikan adanya sedikit peningkatan echogenisitas zona

periventrikular yang sering terlihat pada bayi prematur di minggu pertama kehidupan.

Pada minggu pertama, sulit untuk ditegakkan apakah ini merupakan variasi normal

atau tanda dari PVL grade 1. Flaring menetap hingga lebih dari 1 minggu pertama

setelah kelahiran didefinisikan sebagai PVL grade 1. Follow up diperlukan untuk

membedakan flaring dengan PVL grade 1.

Gambar transvers dan sagital menunjukkan adanya flaring pada bayi prematur

Gambar ( kiri) pemeriksaan awal menunjukkan flaring. Gambar (kanan ) follow up

setelah 1 minggu menunjukkan perivetrikular white matter normal.

Intracranial hemorrhage

20

Page 21: REFERAT RADIOLOGI

Gambar intracranial hemorrhage grade 1 kiri ( sagital), kanan (coronal) yang terletak

di caudothalamic groove

21

Page 22: REFERAT RADIOLOGI

Gambar sagital dan koronal dari intracranial hemorrhage grade 2

Gambar (kiri) coronal, panah hijau menunjukkan intracranial hemorrhage grade 3,

(kanan) gambar sagital, panah kuning menunjukkan infarc vena

22

Page 23: REFERAT RADIOLOGI

Gambar intracranial hemorrhage grade 4.

Gambar porencephalic cyst

Infarc pada vena beujung pada pembentukan iksta yang dapat pula terhubung dengan

ventrikel lateral.Hidrocephalus menjadi salah satu komplikasi yang sering terjadi

Hydrocephalus

Dalam bahasa Yunani, istilah hidrosefalus berasal dari kata hydro yang berarti

air dan cephalus yang artinya kepala. Merupakan suatu kelainan yang terjadi akibat

gangguan aliran cairan dalam otak atau akumulasi cairan serebrospinal dalam

ventrikel serebral, ruang subarachnoid atau ruang subdural.

Gangguan ini menyebabkan cairan tersebut bertambah banyak yang

selanjutnya akan menekan jaringan otak di sekitarnya, khususnya pusat saraf yang

23

Page 24: REFERAT RADIOLOGI

vital. Penyebab dari kelainan ini bisa dari produksi LCS yang berlebihan, distribusi

LCS yang terganggu dan absorbsi LCS yang terganggu. Keganasan dan infeksi bisa

menyebabkan kelainan Hidrosefalus.

Gambar hidosefalus

24

Page 25: REFERAT RADIOLOGI

Gambar USG hidrosefalus

Trauma

Cephalhematoma

Cephalhematoma adalah kumpulan darah di bawah periosteum,

jaringan yang sangat kuat yang menutupi dan menyelubungi tulang tengkorak.

Kondisi ini hamper selalu merupakan komplikasi persalinan, terutama ketika

kepala janin dipaksa keluar melalui jalan lahir, kepala didorong maju

sementara serviks mencengkeram kulit kepala. Jika hal ini terjadi, pembuluh

darah yang terdapat di periosteum akan robek. Robekan ini menyebabkan

perdarahan di bawah periosteum dan darah akan mengumpul.

Hasilnya adalah benjolan licin dengan batas tegas dan teraba sama

seperi caput succedaneum. Bedanya caput succedaneum ini merupakan

pembengkakan yang lebih umum dan sangat sementara di bawah kulit kepala.

Gambar cephalhematom dan caput succedaneum

25

Page 26: REFERAT RADIOLOGI

Gambar USG cephalhematom

Edema serebri

Edema serebri merupakan suatu akumulasi berlebihan dari cairan di

intraseluler atau ekstraseluler dari otak.

26

Page 27: REFERAT RADIOLOGI

Gambar edema cerebri

Kelainan kongenital

a. kista Dandy Walker

Dandy Walker syndrome adalah suatu kelainan bawaan otak yang

melibatkan otak kecil dan ruangan berisi cairan di sekitarnya. Keadaan utama

di syndrome ini adalah pembesaran pada ventrikel keempat, yakni saluran

kecil yang memungkinkan cairan mengalir bebas antara daerah bawah dan

atas dari otak dan sumsum tulang belakang, serta pembentukan kista pada

bagian terendah pada otak. Akibatnya terjadi peningkatan ukuran ruangan

cairan dan tekanan di dalam otak. Penyakit ini dapat didiagnosis dengan

pemeriksaan USG.

Gambar Dandy walker

Dandy Walker sering dikaitkan dengan gangguan dari daerah lain

pada system saraf pusat, termasuk tidak adanya area serat saraf yang

menghubungkan dua belah otak (corpus calosum) dan malformasi dari

wajah, hati, tungkai serta jari tangan dan kaki.

27

Page 28: REFERAT RADIOLOGI

b. Agenesis korpos callosum

Agenesis korpus callosum (ACC) merupakan salah satu cacat

bawaan, dimana bagian corpus caloosum yang menghubungkan dua

belahan otak tidak lengkap atau tidak berkembang secara normal. Penyakit

ini disebabkan oleh gangguan perkembangan otak janin antara minggu ke-

3 dan ke12 kehamilan. Penyebab pastinya belum diketahui.

Gambar agenesis corpus callosum

Gambar USG agenesis corpus callosum

c. Malformasi Arnold Chiari

Malformasi Arnold Chiari adalah suatu anomaly kongenital

dengan serebellum dan medulla oblongata yang memanjang dan mendatar

menonjol ke dalam kanalis spinalis melalui foramen magnum. Terjadinya

defek kongenital dan medulla spinalis berhubungan dan terjadi herniasi

28

Page 29: REFERAT RADIOLOGI

tonsil serebellum dan vermis melalui foramen magnum ke dalam kanalis

spinalis.

Normalnya batang otak dan serebellum terletak pada fosa

posterior, sebuah area pada dasar tengkorak yang melekat pada medulla

spinalis. Pada malformasi ini, fossa posterior tidak terbentuk dengan

benar. Fossa posterior yang kecil menyebabkan batang otak, serebellum

atau tonsil serebellar terperas ke bawah melalui celah pada dasar

tengkorak.

Gambar malformasi Arnold Chiari

Terdapat 4 tipe Arnold Chiari, yaitu :

Tipe 1

Bagian bawah otak kecil (serebelum) meluas masuk kedalam lubang

dasar tengkorak (Foramen magnum).

Tipe 2

Kelainan ini biasanya ditemukan pada anak-anak yang lahir dengan

spina bifida. Pada tipe ini, baik otak kecil maupun batang otak meluas

masuk kedalam foramen magnum.

Tipe 3

Merupakan bentuk melformasi yang paling serius, dimana terdapat

penonjolan atau herniasi otak kecil dan batang otak kedalam foramen

magnum dan kedalam medulla spinalis. Keadaan ini biasanya

29

Page 30: REFERAT RADIOLOGI

menyebabkan kelainan neurologis yang berat. Malformasi tipe ini

jarang terjadi.

Tipe 4

Kelainan ini berupa perkembangan serebelum yang tidak sempurna

atau kurang berkembang, Malformasi tipe ini jarang terjadi dan

terkadang berhubungan dengan terbukanya bagian tulang kepala dan

medulla spinalis.

Gambar USG Arnold Chiari

30

Page 31: REFERAT RADIOLOGI

DAFTAR PUSTAKA

1. Erik B, Floris G. Radiologi Assistant : Neonatal Brain US. University Medical

Centre of Utrecht. Netherlands. 2006.

2. Lisa HL, Zachary B. Pediatric Imaging Review : State of the ART Cranial

Sonography : Part 1, Modern Techniques and Image Interpretation. Kansas city.

2011.

3. Kristin F, et all. Pediatric Cranial Ultrasound : Technique, Variants and

Pitfalls.USA.2012

4. Rasad, Sjahriar. Radiologi Diagnostik. Edisi 2. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. 2005

31

Page 32: REFERAT RADIOLOGI

5. 5. Terence Zach,et all. Pediatric Perventrikular Leukomalacia. 27 Oktober 2015.

Diunduh dari

6. http://emedicine.medscape.com/article/975728-overview.

7. David JA,et all. Periventricular Hemorrhage – Intraventricular Hemorrhage. 28

Oktober 2015. Diunduh dari http://emedicine.medscape.com/article/976654-

overview.

32