Referat Mini - Eritrasma

18
HALAMAN PENGESAHAN Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa: Nama : F a d l i NIM : 110 209 0127 Judul Referat : Eritrasma Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia. Makassar, Juli 2013 Mengetahui, Pembimbing dr. Armansjah Dara Sjahruddin 2

description

eritrasma

Transcript of Referat Mini - Eritrasma

Page 1: Referat Mini - Eritrasma

HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa:

Nama : F a d l i

NIM : 110 209 0127

Judul Referat : Eritrasma

Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu

Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia.

Makassar, Juli 2013

Mengetahui,

Pembimbing

dr. Armansjah Dara Sjahruddin

2

Page 2: Referat Mini - Eritrasma

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................... 1

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ 2

DAFTAR ISI.................................................................................................. 3

DEFINISI ...................................................................................................... 4

ETIOLOGI...................................................................................................... 4

PATOGENESIS.............................................................................................. 5

DIAGOSIS...................................................................................................... 5

DIAGNOSIS BANDING................................................................................ 9

PENATALAKSANAAN................................................................................ 12

PROGNOSIS.................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 14

3

Page 3: Referat Mini - Eritrasma

ERITRASMA

I. DEFINISI

Eritrasma adalah penyakit kronik pada stratum korneum yang disebabkan

oleh Corynebacterium minutissimum, ditandai dengan adanya lesi yang berupa

eritem dan skuama halus terutama di daerah ketiak dan lipatan.1

Eritrasma biasa pula disebut cutaneous corynebacteriosis. Eritrasma juga

definisikan sebagai sebuah pseudomikosis yang superfisial yang diakibatkan oleh

Corynebacterium minutissimum yang bersifat lipophilik, difteroid, dan berfilamen-

filamen.2

Eritrasma dikatakan pula sebagai infeksi bakteri yang terjadi di permukaan

kulit yang ditandai dengan patch kecoklatan yang teratur maupun tidak teratur,

terjadi di daerah intertriginosa atau adanya fissura dan bercak putih di celah jari.3

II. ETIOLOGI

Etiologi dari penyakit ini adalah bakteri Corynebacterium minutissimum.1

Corynebacterium minutissimum pertama kali diperkenalkan oleh Collins dan Jones

pada tahun 1983. Habitatnya terdapat pada kulit manusia. Koloni dari bakteri ini

bersifat cembung dan bundar, memiliki tepi dan lebarnya antara 1-1,5 mm jika sudah

melewati 24 jam masa inkubasi.4

Pada Corynebacterium minutissimum penting pula diingat bahwa koloninya

mengkilat dan lembab. Pada pewarnaan gram dapat ditemukan dipteroid yang khas

dengan sel tunggal atau berbentuk V, palisade, dan kadang disebut pula “Huruf Cina

atau Chinese Letter” semua hal ini dapat diamati. Pada koloni bakteri ini

menunjukkan warna merah hingga orange di bawah lampu WOOD A (365nm) ketika

sel tumbuh pada medium enrichment atau medium kaya misalnya dengan medium

yang terdiri atas 20 % serum janin sapi. Beberapa penulis juga ada yang mengatakan

bahwa bakteri Corynebacterium minustissimum dapat tumbuh pada Mueller-Hinton

Agar, tetapi belum dapat dipastikan kebenarannya.4

4

Page 4: Referat Mini - Eritrasma

Awalnya Corynebacterium minutissimum dianggap meyebabkan penyakit

eritrasma, namun dalam pemaparan Coyle dan Lipsky mungkin saja penyakit ini

disebabkan oleh gabungan bakteri yang mengakibatkan proses polimikrobiologi.

Banyak penyakit yang mengklaim disebabkan oleh Corynebacteria minusstisimum

diantaranya adalah pada pasien abses payudara yang berulang, pasien retinophaty

emboli akibat adanya Corynebacterium minutissimum endokarditis.4

III. PATOGENESIS

Batasan antara tubuh manusia dan lingkungan luar adalah kulit. Kulit

memiliki beberapa lapisan yang melindunginya. Ada pembagian kulit secara garis

besar yaitu lapisan epidermis atau kutikel, lapisan dermis, dan lapisan subkutis.1

Beberapa flora normal dapat hidup di kulit, tetapi pada keadaan tertentu flora normal

bisa menjadi patogen. Demikian halnya yang terjadi dengan bakteri Corynebacterium

minutissimum yang merupakan salah satu flora normal pada kulit.2 Gangguan-

gangguan pada kulit seperti luka atau adanya pengelupasan lapisan kulit bisa menjadi

salah satu cara masuknya bakteri yang menyerang pada bagian kulit. Ada beberapa

keadaan yang menguntungkan pada lapisan ini adalah lembab dan panas sehingga

bakteri mudah untuk tumbuh yang mengakibatkan infeksi lebih muda pada daerah

tropis.3

IV. DIAGNOSIS

a. Klinis

Pada dermatologi didapatkan lesi kulit yang berukuran miliar sampai plakat. Lesi

eritroskuamosa, berskuama kadang-kadang dapat terlihat merah kecoklat-coklatan.

Variasi ini rupanya bergantung pada area lesi dan warna kulit penderita.1 Biasanya

simetris terdapat pada lipatan kulit kanan dan kiri dan kadang pula lebih banyak. 5

Perluasan lesi terlihat pada pinggir yang eritematosa dan serpiginosa. Lesi ini tidak

menimbulkan dan tidak terlihat vesikulasi. Skuama kering yang halus menutupi lesi

dan pada perabaan terasa berlemak.1 Gejala awalnya biasanya bersifat asimptomatik

yang dirasakan selama berbulan-bulan sampai bertahun-tahun. 3

5

Page 5: Referat Mini - Eritrasma

Lokasi ditemukannya umumnya pada daerah lipatan kaki yang biasa ditandai

dengan plak maserasi hiperkeratotik yang berwarna putih terutama pada kaki

keempat dan kelima.3 Tempat predileksi lainnya yang ditemukan pada lipatan paha

dan aksila, bisa pula ditemukan pada daerah intertriginosa lain, terutama pada pasien

gemuk, intergluteal, inframamary (submammary) juga biasa ditemukan.3,5

Eritrasma tidak menimbulkan keluhan subjektif, kecuali bila terjadi ekzematisasi

karena penderita berkeringat banyak atau terjadi maserasi pada kulit.1

Gambar 1. Effloresensi eritrasma pada bagian lipatan aksila didapatkan patch

merah pada ketiak yang akan berwarna merah membara pada pemeriksaan

lampu Wood yang membedakan dengan psoriasis intertrigosa. Pemeriksaan

KOH didapatkan negatif hifa 5

6

Page 6: Referat Mini - Eritrasma

Gambar 2. Eritrasma pada ruang webspace interdigital akan terlihat berwarna

merah terang di bawah lampu wood, tetapi memberikan hasil negatif adanya

hifa pada pemeriksaan KOH. Daerah-daerah webspace paling sering terjadi

pada kasus eritrasma di daerah iklim sedang. Dalam beberapa kasus tinea pedis

interdigital atau pseudomonal intertrigo bisa ditemukan bersamaan.5

b. Pemeriksaan Penunjang

1. Lampu Wood

Pada pemeriksaan lampu Wood, lesi terlihat fluoresensi merah membara (coral-

red). Fluoresensinya ini terlihat karena adanya porfirin. Pencucian atau pembersihan

daerah lesi sebelum pemeriksaan akan mengakibatkan hilangnya fluoresensi.5,6

Gambar 3. Gambaran eritrasma dengan lampu Wood didapatkan gambaran

merah membara.2

7

Page 7: Referat Mini - Eritrasma

2. Direct Microscopy atau dengan sediaan langsung

Dilakukan dengan menggunakan KOH yang dilakukan skin scraping. Pada daerah

webspace pada kaki, bisa pula ditemukan tinea pedis. Pewarnaan Gram atau Giemsa

dapat dengan jelas memberikan gambaran dari filamen bakteri.3,5

Bahan untuk sediaan langsung dengan cara mengerok. Lesi dikerok dengan

skalpel tumpul atau pinggir gelas objek. Bahan kerokan kulit ditambah satu tetes eter,

dibiarkan menguap. Bahan tersebut yang lemaknya sudah dilarutkan dan kering

ditambahkan metilen biru atau biru laktefenol, ditutup dengan gelas penutup dan

dilihat pada mikroskop dengan pembesaran 10-100 kali. Bila diberi laktofenol

susunan benang belum dapat terlihat harus dipanaskan diatas api kecil sebentar dan

gelas penutup ditekan sehingga preparat menjadi tipis. Organisme akan terlihat

sebagai batang pendek halus, bercabang, berdiametr 1 mikro atau kurang, mudah

putus sebagai bentuk basil kecil atau difteroid. Pemeriksaan harus lebih teliti untuk

pemeriksaan terakhir ini.1

Gambar 4. Smear menunjukkan filamen tipis seperti huruf cina dan bentuk

kokoid sesuai dengan Corynebacterium minutissimum. (Gram stain gram positif,

pembesaran 100 kali)2

3. Bakterial culture

Biasanya sangat berat untuk menumbuhkan Corynebacterium pada kultur.

Biasanya bakteri seperti Stapylococcus aureus, kelompok A atau kelompok B

8

Page 8: Referat Mini - Eritrasma

streptokokkus dan infeksi kandidia, kadang ditemukan pula bakteri Pseudomonas

aeruginosa di celah kaki yang terinfeksi.5 Kultur biasanya tidak terlalu diperlukan.1

V. DIAGNOSIS BANDING

1. Tinea Cruris

a. Definisi

Tinea Cruris merupakan dermatofitosis yang bersifat subakut atau kronik, yang

biasa didiagnosis bersama dengan tinea pedis.3,5

b. Klinis

Pada gambaran lesi kulit ditemukan papul-papul eritromatosa dengan lesi pinggir

aktif yang ditutupi oleh skuama halus, lesi kadang-kadang disertai vesikel halus.

Biasanya berhubungan dengan tinea pedis dan tinea unguim dari kuku kaki.

Lokasinya biasanya ditemukan pada lipatan paha.3,5

Gambar 5. Tinea Cruris pada lipatan paha. Seorang penerima transplantasi

ginjal telah mengobati ruam pada pahanya dengan kortikosteroid topikal

selama beberapa bulan. Papul eritem dengan bidang atrofi dan disebelah kanan

medial paha atas berbatas dengan daerah inguinal tinea pedis dan onikomikosis

juga muncul. KOH menunjukkan hifa septated. Steroid topikal menfasilitasi

pertumbuhan dermatofit dan menekan respon imun.5

9

Page 9: Referat Mini - Eritrasma

c. Pemeriksaan Penunjang

Pada pemeriksaan KOH 10% biasanya ditemukan hifa dan jamur untuk

menegakkan diagnosis.5

2. Pitiriasis Versicolor

a. Definisi

Pitiriasis Versicolor adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh Malesezia furfur

atau biasa dikenal dengan Pityrosporum ovale, Pityrosporum orbiculare.5

b. Klinis

Didapatkan makula yang hipopigmentasi, kecoklatan keabuan atau kehitaman

dengan berbagai ukuran, ditemukan pula skuama halus di atasnya. Lokasinya bisa

pada seluruh permukaan kulit, pada lipatan ketiak, paha, punggung, dada, lengan. 3,5

Gambar 6. Pasien dengan Pitiriasis versicolor yang hiperpigmentasi. Pasien

wanita 23 tahun obesitas dengan perubahan warna pada leher selama setahun.

Marginated tajam dengan skala coklat makula disisi kiri leher adalah

acanthosis nigricans terkait dengan obesitas5

10

Page 10: Referat Mini - Eritrasma

c. Pemeriksaan penunjang

Pada pemeriksaan KOH didapatkan hifa berfilamen tampak pendek dengan butir-

butir kecil. Pada pemeriksaan dengan lampu Wood ditemukan perubahan warna pada

seluruh lesi berwarna biru sampai hijau.5

3. Dermatitis Seboroik

a. Definisi

Dermatitis seboroik adalah penyakit dermatosis yang kronik sangat umum ditandai

dengan kemerahan dan scaling yang terjadi pada kelenjar sebasea yang aktif.3,5

b. Klinis

Pada effloresensinya didapatkan eritem dan skuama yang biasanya berminyak dan

agak kekuningan, batas agak kurang tegas. Biasanya ditemukan pada daerah wajah

dan kulit kepala, daerah peristernal, lipatan, dan kulit kepala. Pada daerah kulit

kepala biasa berupa skuama halus yang sering disebut ketombe.5

Gambar 7. Seborrheic dermatitis of face: adult type. Didapatkan eritem

kuning-orange skalanya anular pada dahi, pipi, lipatan nasobial, dan dagu.

Didapatkan juga pada kulit kepala dan daerah retroaurikular.5

11

Page 11: Referat Mini - Eritrasma

Gambar 8. Pasien anak dengan dermatitis seboroik infantile type. Didapatkan

eritem dan warna orange dan pengerasan kulit pada daerah popok yang sulit

dibedakan dengan psoriasis dan candidiasis, tetapi dapat digunakan KOH

untuk membedakan penyakit.5

c. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan mikroflora dari kulit kepala untuk melihat biakan bakteri. Bisa juga

digunakan lampu KOH untuk menyeleksi penyakit yang lain seperi psoriasis.5

VI. PENATALAKSANAAN

1. Topikal

Menjaga kebersihan badan dengan mandi menggunakan Benzoyl Peroxide. Dan

memberikan gel 5% yang merupakan topikal antiseptik yang berupa Isopropyl dan

Ethanol.6 Clindamycin 2% atau Azola cream juga merupakan salah satu cream yang

baik untuk pengobatan topikal.3 Untuk pencegahan setelah sembuh dapat mandi

dengan Benzoyl Peroxide.1,2,3,5

2. Sistemik

12

Page 12: Referat Mini - Eritrasma

Untuk pengobatan sistemik dapat digunakan oral Eritromycin atau dosis tunggal

dari Clarithromycin juga efektif.3 Bisa pula penggunaan Tetrasiklin selama 7 hari

atau Makrolide.1,2,3,5

VII. PROGNOSIS

Prognosis baik bila diobati secara teratur. Namun, bila diobati secara

setengah-setengah akan berakibat buruk dan penyakit biasa terulang. Hal yang paling

penting setelah pengobatan selesei dan pasien dinyatakan sembuh adalah

pemeliharaan kebersihan untuk mencegah adanya penyakit bakteri yang lain.1,2,3,5

13

Page 13: Referat Mini - Eritrasma

DAFTAR PUSTAKA

1. Budimulja U. Eritrasma. Dalam: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, editor. Ilmu

penyakit kulit dan kelamin, Edisi ke-5. . Jakarta: Balai Penerbit Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia; 2007. Hal 334-335.

2. Morales-Trujillo, Arenas R.,Arroyo S., Interdigital Erythrasma : Clinical,

Epidemiologic, and Microbiologic Findings.Actas Dermosifiliorg. 2008. [cited.

2013.2.24]. 469-73. Available from : URL : http//www.actasdemo.org

3. Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, editors.

Fitzpatrick’s Dermatology in general medicine. 7th Ed. United state of America:

Mc Graw Hill; 2008. Page 1708-1710.

4. Funke Guido., Von Graevenitz Alexander, E. Clarridgen III Jill, A. Bernard

Kathryn. Clinical Microbiology of Coryneform Bacteria. Clinical Microbiology

Review. American Society for microbiology. 1997, p125-159

5. Hay RJ, Adriaans BM. Erythrasma. In: Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C,

editors. Rook’s Textbook of Dermatology 8th edition. UK: Wiley-Blackwell; 2010.

p.1381-1382

6. Arnold HL, Odom RB James WD, editor. Andrews’ diseases of the skin. Clinical

Dermatology. 10th Ed. Philadelphia: W.B.Saunders, Elsevier: 2006. P 267.

14