Referat Meningitis Virus

download Referat Meningitis Virus

of 28

description

meningitis virus neurologi

Transcript of Referat Meningitis Virus

Meningitis Virus

MENINGITIS VIRUSJoan V. Winona 07120100063

DefinisiMeningitis suatu infeksi lapisan meninges, yaitu lapisan jaringan yang menyelubungi atau membungkus otak dan medula spinalis dapat diakibatkan oleh berbagai sebab, salah satunya adalah virus. Meningitis virus berarti meningitis yang disebabkan oleh virus.

EpidemiologiMeningitis virus paling sering terjadi pada anak-anak. Angka kejadian menurun seiring dengan peningkatan usia.

Kasus paling banyak dilaporkan pada penelitian tahun 1966 di Finlandia angka kejadian / tahunnya 279 per 100.000 (< 1 tahun); 27,8 per 100.000 80%). Studi pada 144 orang dewasa Enterovirus peringkat teratas (46%), disusul herpes-simplex virus (HSV) tipe-2 (31%), varicella zoster virus (VZV) (11%), dan herpes-simplex virus tipe-1 sebanyak (4%)

Patofisiologi Faktor resiko masuknya patogen ke dalam tubuh termasuk di dalamnya adalah kondisi sistem kekebalan tubuh yang menurun (immunocompromised) seperti misalnya HIV positif, kanker, pasien dengan kemoterapi; bakteremia, viremia, endokarditis, asplenia, infeksi pada organ tertentu misalnya pneumonia, sinusitis, otitis media, serta trauma kranium.

Seiring dengan masuknya patogen, sistem imun teraktivasi, yang menimbulkan gejala klinis meningitis. Sel-sel imun dengan sel-sel endothelial yang rusak akan mengeluarkan matriks metalloproteinase (MMP), sitokin-sitokin, dan nitrit oksida (NO). MMP dan NO berperan dalam vasodilatasi pembuluh darah, sementara sitokin dan kemokin memicu perubahan dinding pembuluh kapiler pada sawar darah otak / blood brain barrier (BBB), yang menyebabkan lebih banyak ekspresi reseptor-reseptor leukosit sehingga meningkatkan ikatan sel-sel darah putih dan ekstravasasi. Kerusakan lebih lanjut pada meninges dan sel-sel endotel akan meningkatkan produksi oksigen-reaktif sitotoksik, yang menghancurkan patogen-patogen sekaligus sel-sel sehat di sekitarnya. Keseluruhan proses ini akan menyebabkan peningkatan tekanan intracranial, edema serebri, iritasi meninges, serta kematian sel-sel saraf / neuron.

Jalur infeksiSecara umum infeksi virus dapat menyerang sistem saraf pusat melalui 3 cara, yaitu :Infeksi virus sistemik yang menyebar secara hematogen. Penetrasi virus lebih umum melalui jalur hematogen.Penyebaran virus secara neuronal melalui transport aksonal. Penyebarannya melalui sepanjang serabut saraf biasa lebih umum pada herpes virus dan beberapa jenis enterovirus.

Virus bereplikasi pada sistem organ mula-mula (misalnya pada sistem pernapasan atau mukosa gastrointestinal) lalu mendapatkan akses masuk ke dalam aliran darah. Viremia primer akan mengantar virus ke organ-organ retikuloendotelial (liver, limpa, dan kelenjar getah bening. Bila proses replikasi terus berjalan tanpa ada perlawanan dari sistem pertahanan tubuh, viremia sekunder akan muncul, yang diduga berperan besar pada masuknya virus ke sistem saraf pusat. Replikasi virus yang cepat inilah yang sangat berperan besar dalam melawan sistem pertahanan tubuh.

Virus mendapat jalan masuk ke dalam tubuh melalui beberapa cara. Mumps, measles, dan virus varicella-zoster masuk melalui sistem pernapasan. Virus polio dan enterovirus lainnya masuk melalui jalur oral-fecal, dan herpes simplex virus masuk terutama melalui jalur mukosa oral atau genital. Virus lainnya didapat melalui inokulasi, sebagai akibat gigitan hewan (misalnya rabies), kutu, atau nyamuk (arthropod-borne atau infeksi arbovirus). Fetus atau janin dapat terinfeksi secara transplasenta oleh virus rubella, CMV, dan HIV. Pada kasus-kasus ini, viremia merupakan tahap lanjutan terhadap masuknya virus ke dalam otak atau cairan sererospinal.

Manifestasi KlinisGejala awal sulit dibedakan antara meningitis virus dengan bakteri. Curiga meningitis bawa ke rumah sakitKarakteristik : (gejala tidak separah meningitis bakteri)Demam akutNyeri kepalaFotofobiaNyeri pada pergerakan bola mataKekakuan leherMual dan muntah. Infeksi virus sistemik gejala seperti infeksi virus pada umumnya : ruam kemerahan pada kulit, faringitis, limfadenopati, dsb.

DiagnosisAnalisis cairan serebrospinal / cerebro spinal fluid (CSF) pungsi lumbal (kecuali terdapat kontraindikasi)Tekanan CSF dapat normal atau meningkat, pleositosis limfositik atau monisitik dapat timbulJumlah sel darah putih < 1.000/uL. Pleositosis polimorfonuklear fase awal meningitis virus.Protein normal / sedikit meningkat (umumnya 80-200 mg/dL)Glukosa normal, dapat menurun pada kondisi mumps, herpes zoster, atau ensefalitis HSV. Pewarnaan Gram serta kultur bakteri, jamur, dan basil tahan asam / AFB menunjukkan hasil negatif. Pemeriksaan untuk mengetahui diagnosis etiologis pasti dapat dilakukan dengan isolasi virus dari CSF, PCR, atau deteksi antibodi antivirus.

Diagnosis BandingDiagnosis banding pada meningitis dengan pleositosis mononuklear antara lain : meningitis bakteri dengan terapi parsialmeningitis sifilismeningitis tuberkulosameningitis jamur / fungalmeningitis parasitencephalomyelitis pascainfeksi (postinfectious encephalomyelitis after infectious or vaccinations)

TatalaksanaMeningitis virus diterapi secara simtomatis dengan antipiretik, antiemetic, dan analgetik. Antipiretik dapat digabung bersamaan dengan analgetik misalnya Acetaminophen 325-650 mg per hari bila perlu dengan dosis maksimal 4 g per hari. Antiemetic misalnya Ondansetron 8 mg PO dibagi dalam 2 dosis. Antipiretik yang dapat diberikan misalnya Acetaminophen Amitriptilin atau NSAID dapat digunakan selama beberapa bulan untuk meredakan gejala nyeri kepala akibat meningitis virus. Dosis amitriptilin adalah 50-100 mg per hari dibagi dalam 2-3 dosis. Pada virus herpes simplex dan varicella-zoster, dapat diterapi dengan acyclovir. Pada meningitis virus herpes simplex tipe-2, dapat diterapi dengan acyclovir 10-15 mg/kg setiap 8 jam secara intravena, atau 800 mg tiap 5 jam, famciclovir 3 x 500 mg per hari, valaciclovir 3 x 1000 mg per hari untuk 7 hingga 14 hari. Meningitis cytomegalovirus (CMV) dapat merespon terhadap terapi induksi dalam 3 minggu dengan kombinasi ganciclovir 5 mg/kg per 12 jam secara intravena, dengan foscarnet 60 mg/kg per 8 jam atau 90 mg/kg per 12 jam secara intravena, diikuti dengan terapi maintenance untuk 3-6 minggu dengan ganciclovir 5 mg/kg per hari secara intravena, atau foscarnet 60-120 mg/kg per hari secara intravena. PrognosisPrognosis pasien dengan meningitis virus tergolong baik Umumnya pulih dalam 7-10 hariPengecualian pada pasien neonatus, dimana meningitis virus dapat berakibat fatal atau dapat berhubungan morbiditas yang signifikan.Ensefalitis timbul bersamaan meningkatkan potensi hasil yang buruk. Gejala klinis sistemik lainnya (pericarditis dan hepatitis) indikasi prognosis buruk. Kejadian sequelae jangka panjang jarang terjadi pada anak-anak (umumnya bayi dan balita) : kejang, hidrosefalus, tuli sensorineural (tuli saraf), paralisis, palsy nervus kranialis, gangguan belajar, gangguan perilaku, dan terlambat bicara.