referat insomnia.pptx

18
REFERAT INSOMNIA DISUSUN OLEH : NOVI SEPTIANI 1102010210 PEMBIMBING : dr. ISMOYOWATI PUTRI UTAMI, SpK

Transcript of referat insomnia.pptx

PowerPoint Presentation

REFERAT INSOMNIADISUSUN OLEH :Novi septiani 1102010210

Pembimbing :dr. ISMOYOWATI PUTRI UTAMI, Spkj

FISIOLOGI TIDURMakhluk hidup mempunyai irama sirkardian kehidupan yang sesuai dengan beredarnya waktu dalam siklus 24 jam.

Fase Tidur susunan saraf pusat masih bekerja dimana neuron-neuron di substansia retikularis ventral batang otak melakukan sinkronisasi

Terletak pada substansia ventrikulo retikularis batang otak yang disebut sebagai pusat tidur (sleep center).Bagian susunan saraf pusat yang menghilangkan sinkronisasi/ desinkronisasi terdapat pada bagian rostral batang otak disebut sebagai pusat penggugah (arousal center).

FISIOLOGI TIDUR

FISIOLOGI TIDUR

PEMBAGIAN TIDURTidur Dibagi Menjadi 2 Tipe Yaitu:1. Tipe Rapid Eye Movement (REM)2. Tipe Non Rapid Eye Movement (NREM)

Fase awal tidur didahului oleh fase NREM yang terdiri dari 4 stadium, lalu diikuti oleh fase REM. Keadaan tidur normal antara fase NREM dan REM terjadi secara bergantian antara 4-6 kali siklus semalam.

Tidur NREM yang meliputi 75% dari keseluruhan waktu tidur dan dibagi emnjadi 4 stadium. Sedangkan tidur REM meliputi 25% dari keseluruhan waktu tidur. Tidak dibagi-bagi dalam stadium seperti dalm tidur NREM

PEMBAGIAN TIDUR (NREM)

PEMBAGIAN TIDUR

POLA SIKLUS BANGUN dan TIDUR

PERUBAHAN TIDUR AKIBAT PROSES MENUAANOrang usia lanjut mengalami waktu tidur yang dalam lebih pendek, sedangkan tidur stadium 1 dan 2 lebih lama.Bila siang hari sibuk dan aktif sepanjang hari, pada malam hari tidak ada gangguan dalam tidurnya, sebaliknya bila siang hari tidak ada kegiatan dan cenderung tidak aktif, malamnya akan sulit tidur.5Pada usia lanjut, ekskresi kortisol dan GH serta perubahan temperatur tubuh berfluktuasi dan kurang menonjol. Melatonin menurun dengan meningkatnya umur.DEFINISI INSOMNIAMenurut DSM-IV, Insomnia didefinisikan sebagai keluhan dalam hal kesulitan untuk memulai atau mempertahankan tidur atau tidur non-restoratif yang berlangsung setidaknya satu bulan dan menyebabkan gangguan signifikan atau gangguan dalam fungsi individu.

The International Classification of Diseases mendefinisikan Insomnia sebagai kesulitan memulai atau mempertahankan tidur yang terjadi minimal 3 malam/minggu selama minimal satu bulan

Menurut The International Classification of Sleep Disorders, insomnia adalah kesulitan tidur yang terjadi hampir setiap malam, disertai rasa tidak nyaman setelah episode tidur tersebut.

KLASIFIKASI INSOMNIADalam ICD 10, insomnia dibagi menjadi 2 yaitu:Organik Non-organikDyssomnias (gangguan pada lama, kualitas dan waktu tidur)Parasomnias (ada episode abnormal yang muncul selama tidur seperti mimpu buruk, berjalan sambil tidur, dll)

Dalam DSM IV, gangguan tidur (insomnia) dibagi menjadi 4 tipe yaitu:Gangguan tidur yang berkorelasi dengan gangguan mental lainGangguan tidur yang disebabkan oleh kondisi medis umumGangguan tidur yang diinduksi oleh bahan-bahan atau keadaan tertentuGangguan tidur primer (gangguan tidur tidak berhubungan sama sekali dengan kondisi mental, penyakit, ataupun obat-obatan.) Gangguan ini menetap dan diderita minimal 1 bulan.

PENYEBAB INSOMNIA

FAKTOR RESIKO

TANDA DAN GEJALAKesulitan untuk memulai tidur pada malam hariSering terbangun pada malam hari Bangun tidur terlalu awalKelelahan atau mengantuk pada siang hariIritabilitas, depresi atau kecemasanKonsentrasi dan perhatian berkurangPeningkatan kesalahan dan kecelakaanKetegangan dan sakit kepalaGejala gastrointestinal

DIAGNOSISUntuk mendiagnosis insomnia, dilakukan penilaian terhadap:Pola tidur penderita.Pemakaian obat-obatan, alkohol, atau obat terlarang.Tingkatan stres psikis.Riwayat medis.Aktivitas fisikDiagnosis berdasarkan kebutuhan tidur secara individual.

KRITERIA DIAGNOSTIK INSOMNIA NON-ORGANIK BERDASAR PPDGJHal tersebut di bawah ini diperlukan untuk membuat diagnosis pasti:Keluhan adanya kesulitan masuk tidur atau mempertahankan tidur, atau kualitas tidur yang burukGangguan minimal terjadi 3 kali dalam seminggu selama minimal 1 bulanAdanya preokupasi dengan tidak bisa tidur dan peduli yang berlebihan terhadap akibatnya pada malam hari dan sepanjang siang hariKetidakpuasan terhadap kuantitas dan atau kualitas tidur menyebabkan penderitaan yang cukup berat dan mempengaruhi fungsi dalam sosial dan pekerjaanAdanya gangguan jiwa lain seperti depresi dan anxietas tidak menyebabkan diagnosis insomnia diabaikan. Kriteria lama tidur (kuantitas) tidak diguankan untuk menentukan adanya gangguan, oleh karena luasnya variasi individual. Lama gangguan yang tidak memenuhi kriteria di atas (seperti pada transient insomnia) tidak didiagnosis di sini, dapat dimasukkan dalam reaksi stres akut (F43.0) atau gangguan penyesuaian (F43.2)

PENATALAKSANAAN NON FARMAKOLOGITrap Tingkah Laku :Edukasi tentang kebiasaan tidur yang baik, Teknik RelaksasiTerapi kognitifRestriksi TidurKontrol stimulus

CONT.Gaya Hidup Dan Pengobatan Di RumahMengatur jadwal tidur yang konsisten termasuk pada hari liburTidak berada di tempat tidur ketika tidak tidur. Tidak memaksakan diri untuk tidur jika tidak bisa.Hanya menggunakan tempat tidur hanya untuk tidur.Relaksasi sebelum tidur, seperti mandi air hangat, membaca, latihan pernapasan atau beribadahMenghindari atau membatasi tidur siang karena akan menyulitkan tidur pada malam hari.Menyiapkan suasana nyaman pada kamar untuk tidur, seperti menghindari kebisinganOlahraga dan tetap aktif, seperti olahraga selama 20 hingga 30 menit setiap hari sekitar lima hingga enam jam sebelum tidur.Menghindari kafein, alkohol, dan nikotinMenghindari makan besar sebelum tidurCek kesehatan secara rutinJika terdapat nyeri dapat digunakan analgesik

PENATALAKSANAAN FARMAKOLOGIBenzodiazepine (Nitrazepam,Trizolam, dan Estazolam)Non benzodiazepine (Chloral-hydrate, Phenobarbital)

Pemilihan obat, ditinjau dari sifat gangguan tidur :Initial Insomnia Delayed InsomniaBroken Insomnia

CONT..

WARNING !!!Kontraindikasi :Sleep apneu syndromeCongestive Heart FailureChronic Respiratory Disease

Penggunaan Benzodiazepine pada wanita hamil mempunyai risiko menimbulkan teratogenic effect (e.g.cleft-palate abnormalities) khususnya pada trimester pertama. Juga benzodiazepine dieksresikan melalui ASI, berefek pada bayi (penekanan fungsi SSP)KOMPLIKASI

PROGNOSISPrognosis umumnya baik dengan terapi yang adekuat dan juga terapi pada gangguan lain spt depresi dll. Lebih buruk jika gangguan ini disertai skizophrenia

TERIMAKASIH