Referat Gilut

27
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Insidensi infeksi jamur semakin sering terjadi seiring dengan meningkatnya penggunaan antibiotika berspektrum luas, steroid, obat-obatan sitostatika, penyakit kronik, keganasan, bayi-bayi dengan berat badan lahir rendah dan penderita-penderita dengan penurunan daya tahan tubuh, seperti pasien yang terinfeksi HIV. Spesies jamur yang paling sering dijumpai pada penderita immunocompromised yaitu infeksi Candida. Jamur Candida merupakan flora mikrobial normal rongga mulut, saluran pencernaan dan vagina, bersifat invasif/patogen bila daya tahan host (pejamu) terganggu. Infeksi jamur ini umumnya terjadi di daerah mukokutaneus seperti candidiasis oral, candidiasis vulvovaginitis, candidiasis intertriginosa; tetapi dapat pula terjadi pada organ-organ lain di dalam tubuh seperti esofagus, ginjal, hati, jantung, mata, otak dan paru. Candidiasis (candidosis) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi jamur Candida, paling sering disebabkan oleh Candida albicans, yang pada umumnya menyerang daerah mukokutaneus. Jamur ini biasa hidup dalam tubuh. Candidiasis juga merupakan infeksi oportunistik yang sangat umum pada orang terinfeksi HIV karena daya tahan tubuhnya yang menurun. Sebagian besar penyakit kandidiasis dapat diobati secara mudah dengan terapi lokal. Pada 1

description

Candidosis

Transcript of Referat Gilut

Page 1: Referat Gilut

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Insidensi infeksi jamur semakin sering terjadi seiring dengan meningkatnya penggunaan

antibiotika berspektrum luas, steroid, obat-obatan sitostatika, penyakit kronik, keganasan, bayi-

bayi dengan berat badan lahir rendah dan penderita-penderita dengan penurunan daya tahan

tubuh, seperti pasien yang terinfeksi HIV.

Spesies jamur yang paling sering dijumpai pada penderita immunocompromised yaitu

infeksi Candida. Jamur Candida merupakan flora mikrobial normal rongga mulut, saluran

pencernaan dan vagina, bersifat invasif/patogen bila daya tahan host (pejamu) terganggu. Infeksi

jamur ini umumnya terjadi di daerah mukokutaneus seperti candidiasis oral, candidiasis

vulvovaginitis, candidiasis intertriginosa; tetapi dapat pula terjadi pada organ-organ lain di dalam

tubuh seperti esofagus, ginjal, hati, jantung, mata, otak dan paru.

Candidiasis (candidosis) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi jamur Candida,

paling sering disebabkan oleh Candida albicans, yang pada umumnya menyerang daerah

mukokutaneus. Jamur ini biasa hidup dalam tubuh. Candidiasis juga merupakan infeksi

oportunistik yang sangat umum pada orang terinfeksi HIV karena daya tahan tubuhnya yang

menurun. Sebagian besar penyakit kandidiasis dapat diobati secara mudah dengan terapi lokal.

Pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, penyakit ini menjadi lebih menetap.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan candidiasis?

2. Apa penyebab dari candidiasis?

3. Bagaimana patofisiologi candidiasis?

4. Bagaimana penatalaksanaan candidiasis?

5. Bagaimana prognosis dari candidiasis?

1

Page 2: Referat Gilut

1.3. Tujuan

Referat ini dibuat dengan tujuan, yaitu:

1. Pembaca dapat memahami definisi, penyebab, patofisiologi, penatalaksanaan dan

prognosis dari penyakit candidiasis.

2. Meningkatkan kemampuan dalam penulisan ilmiah kedokteran.

3. Memenuhi tugas referat kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Gigi & Mulut di Fakultas

Kedokteran Universitas Pelita Harapan.

1.4. Metode Penulisan

Penyusunan referat ini dengan menggunakan metode kepustakaan.

2

Page 3: Referat Gilut

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi

Candidiasis (candidosis) merupakan sekolompok infeksi jamur yang menyerang kulit dan

membrane mukosa, termasuk mulut. Infeksi disebabkan oleh Candida sp., khususnya Candida

albicans.1

Candidiasis oral merupakan infeksi oportunistik yang paling umum mempengaruhi mukosa

oral. Pada sebagian besar kasus, lesi tersebut disebabkan oleh jamur Candida albicans.2

2.2. Etiologi

Candidiasis utamanya disebabkan oleh Candida albicans, sedangkan insidensi candidosis

akibat spesies lain sangat jarang ditemukan.3 Candida albicans, Candida tropicalis, Candida

glabrata bersama terdiri lebih dari 80% dari spesies yang terisolasi dari infeksi candida pada

manusia.2

Candida sp. adalah jamur sel tunggal, berbentuk bulat sampai oval. Jumlahnya sekitar 80

spesies dan 17 diantaranya ditemukan pada manusia. Dari semua spesies yang ditemukan pada

manusia, C.albicans lah yang paling pathogen. Candida sp. memperbanyak diri dengan

membentuk blastospora (budding cell). Blastospora akan saling menyambung dan bertambah

panjang sehingga membentuk pseudohifa. Bentuk pseudohifa lebih virulen dan invasif daripada

spora. Hal itu dikarenakan pseudohifa berukuran lebih besar sehingga lebih sulit difagositosis

oleh makrofag. Selain itu, pseudohifa mempunyai titik-titik blastokonidia multipel pada satu

filamennya sehingga jumlah elemen infeksius yang ada lebih besar.

Sel jamur candida berbentuk bulat, lonjong, dengan ukuran 25µ x 36 µ hingga 25 µ x 528,5

µ Spesies-spesies candida dapat dibedakan berdasarkan kemampuan fermentasi dan asimilasi

terhadap larutan glukosa, maltosa, sakarosa, galaktosa dan laktosa. Jamur candida dapat hidup

sebagai saprofit tanpa menyebabkan kelainan apapun di dalam berbagai alat tubuh baik manusia

maupun hewan.

3

Page 4: Referat Gilut

C. albicans merupakan spesies jamur kandida yang paling sering menyebabkan

kandidiasis pada manusia, baik kandidiasis superfisialis maupun sistemik. Pada media agar

khusus akan terlihat struktur hyphae, pseudohyphae dan ragi.

Gambar 1. Candida albicans

2.3. Faktor Predisposisi

Faktor predisposisi untuk infeksi candida adalah sebagai berikut:

Terapi antimikrobial spektrum luas menjadi predisposisi untuk menderita stomatitis atau

glossitis yang disebabkan C. albicans.

Penggunaan kortikosteroid topikal, sistemik dan aerosol atau agen imunosupresif lainnya.

Merokok merupakan predisposisi untuk chronic athropic candidosis dan tipe candidosis

lainnya.

Pemakaian gigi palsu.

Obat-obatan dengan efek samping hiposalivasi (seperti psikofarmaka) beruhubungan

dengan candidosis oral. Hiposalivasi (seperti pada Sjögren syndrome dan setelah

radioterapi atau kemoterapi) juga merupakan faktor predisposisi candidosis.

Kelainan imunologis juga memegang peranan. Candidosis sering pada pasien dengan

infeksi HIV dan defisiensi imun sekunder, seperti diskrasia darah, diabetes, dan

keganasan.

4

Page 5: Referat Gilut

2.4. Patofisiologi

Untuk menginvasi lapisan mukosa, mikroorganisme harus menempel ke permukaan epitel,

oleh karena itu, strain candida dengan potensi adhesi yang lebih baik lebih patogenik daripada

strain dengan potensi adhesi yang buruk.

Penetrasi jamur dari sel-sel epitel difasilitasi oleh produksi lipase sekaligus berguna untuk

menjaga jamur bertahan diepitel, dengan mengatasi deskuamasi konstan sel epitel permukaan.

Terdapat hubungan yang jelas antara kandidiasis oral dan pengaruh faktor predisposisi lokal dan

umum. Faktor predisposisi lokal yang mampu untuk mendukung pertumbuhan candida atau

mempengaruhi respon imun oral mucosa. Faktor predisposisi umum biasanya berhubungan

dengan status imun dan endokrin pasien.2

2.5. Klasifikasi dan Gambaran Klinis

Klasifikasi yang paling sering digunakan untuk candidosis oral adalah membaginya

menjadi 4 tipe, yaitu:

(1). Acute pseudomembranous candidosis (thrush)

(2). Acute atrophic (erythematous) candidosis

(3). Chronic atrophic (erythematous) candidosis

(4). Chronic hyperplastic candidosis

Chronic hyperplastic candidosis dibagi lagi menjadi 4 kelompok berdasarkan pola

lokalisasi dan keterlibatan endokrin, yaitu meliputi:

(1). Chronic candidal leukoplakia

(2). Endocrine candidosis syndrome

(3). Chronic localized mucocutaneous candidosis

(4). Chronic diffuse candidosis

5

Page 6: Referat Gilut

Pembagian candidosis oral lainnya adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Klasifikasi Candidosis Oral

2.5.1. Acute Pseudomembranous Candidosis (Thrush)6

Candidiasis ini biasanya disebut juga sebagai thrush. Secara klinis, acute

pseudomembranous candidosis terlihat sebagai plak mukosa yang putih atau kuning, seperti

cheesy material yang dapat dihilangkan dan meninggalkan permukaan yang berwarna merah.

Candidiasis ini terdiri atas sel epitel deskuamasi, fibrin, dan hifa jamur dan umumnya

dijumpai pada mukosa labial, mukosa bukal, palatum keras, palatum lunak, lidah, jaringan

periodontal dan orofaring. Thrush dijumpai sebesar 5% pada bayi bayu lahir dan 10% pada

orang tua yang kondisi tubuhnya lemah. Keberadaan acute pseudomembranosus candidosis

ini sering dihubungkan dengan penggunaan kortikosteroid, antibiotik, xerostomia, dan pada

pasien dengan sistem imun rendah seperti HIV/AIDS.

Diagnosa banding dari kandidiasis pseudomembranosus ini meliputi flek dari susu dan

debris makanan yang tertinggal menempel pada mukosa mulut, khususnya pada bayi yang

masih menyusui atau pada pasien lanjut usia dengan kondisi tubuh yang lemah akibat

6

Page 7: Referat Gilut

penyakit.

Gambar 2. Thrush

2.5.2. Acute Atrophic (Erythematous) Candidosis6

Tipe candidiasis ini kadang dinamakan sebagai antibiotic sore tongue atau juga

erythematous candidosis dan biasanya dijumpai pada mukosa bukal, palatum, dan bagian

dorsal lidah dengan permukaan tampak sebagai bercak kemerahan. Penggunaan antibiotik

spektrum luas maupun kortikosteroid sering dikaitkan dengan timbulnya kandidiasis atrofik

akut. Pasien yang menderita kandidiasis ini mengeluh adanya rasa sakit seperti terbakar.

Gambar 3. Erythematous Candidosis

2.5.3. Chronic Athropic (Erythematous) Candidosis6

Chronic athropic candidosis disebut juga denture sore mouth atau denture related

7

Page 8: Referat Gilut

stomatitis, dan merupakan bentuk kandidiasis paling umum yang ditemukan pada 24-60%

pemakai gigi tiruan. Gambaran klinis denture related stomatitis ini berupa daerah eritema

pada mukosa yang berkontak dengan permukaan gigi tiruan. Gigi tiruan yang menutupi

mukosa dari saliva menyebabkan daerah tersebut mudah terinfeksi jamur.

Berdasarkan gambaran klinis yang terlihat pada mukosa yang terinflamasi di bawah gigi

tiruan rahang atas, denture stomatitis ini dapat diklasifikasikan atas tiga yaitu:

• Tipe I: Tahap awal dengan adanya pin point hiperemi yang terlokalisir.

• Tipe II: Tampak eritema difus pada mukosa yang berkontak dengan gigi tiruan.

• Tipe III: Tipe granular (inflammatory papillary hyperplasia) yang biasanya tampak

pada bagian tengah palatum keras

Gambar 5. Denture Stomatitis Tipe I

8

Page 9: Referat Gilut

Gambar 6. Denture Stomatitis Tipe II

Gambar 7. Denture Stomatitis Tipe II

2.5.4. Chronic Hyperplastic Candidosis1

Candidiasis ini sering disebut juga sebagai Candida Leukoplakia yang terlihat seperti

plak putih pada bagian komisura mukosa bukal atau tepi lateral lidah yang tidak bisa hilang

bila dihapus. Kondisi ini dapat berkembang menjadi displasia berat atau keganasan. Candida

Leukoplakia ini dihubungkan dengan kebiasaan merokok.

Gambar 8. Chronic Hyperplastic Candidosis

2.5.5. Median Rhomboid Glossitis2,6

Median Rhomboid Glossitis merupakan bentuk lain dari athropic candidosis yang

9

Page 10: Referat Gilut

tampak sebagai daerah atrofik pada bagian tengah permukaan dorsal lidah, dan cenderung

dihubungkan dengan perokok dan penggunaan obat steroid yang dihirup.

Dikarakteristikkan dengan lesi eritema pada tengah bagian posterior dorsal lidah. Lesi

ini memiliki konfigurasi oval. Area eritema ini dihasilkan dari atrofi papilla filiform dan

permukaan dapat menjadi lobulated.

Etiologinya belum diklarifikasi, namun lesi sering menunjukkan campuran mikroflora

bakteri/fungal. Biopsi menunjukkan Candida hypnea pada lebih dari 85% lesi. Terkadang lesi

eritema bersamaan dapat dilihat pada mukosa palatal. Media rhomboid glossitis asimtomatik,

dan manajemennya dibatasai untuk mengurangi faktor predisposisi. Lesi tidak menyebabkan

risiko transformasi ganas.

Gambar 9. Median Rhomboid Glossitis

2.5.6. Angular Cheilitis2,6

Chelitis angular atau disebut juga angular stomatitis atau perleche merupakan

infeksi campuran bakteri dan jamur Candida yang umumnya dijumpai pada sudut mulut baik

unilateral maupun bilateral. Sudut mulut yang terinfeksi tampak merah dan sakit. Fissure yang

terinfeksi dari komisura mulut, sering dikelilingi oleh eritema. Lesi ini sering terinfeksi oleh

Candida dan Staphylococcus aureus, kekurangan vitamin B12, kekurangan zat besi, dan

hilangnya dimensi vertikal dikaitkan berhubungan dengan kelainan ini. Atopi juga dikaitkan

dengan angular cheilitis. Kulit kering dapat mempercepat perkembangan fissure di komisura,

memungkinkan invasi mikroorganisme. Tiga puluh persen pasien denture stomatitis juga

mengalami angular cheilitis, yang hanya mempengaruhi pasien pemakai gigi tiruan tanpa

denture stomatitis.

10

Page 11: Referat Gilut

Gambar 10. Angular Cheilitis

2.5.7. Chronic Mucocutaneous Candidosis1

Chronic mucocutaneous candidosis (CMC) merupakan kelompok gejala yang jarang,

yang kadang-kadang melibatkan defek imun, yang mana candidosis mukokutaneous persisten

memiliki respon yang buruk terhadap pengobatan topikal. Pada umumnya, semakin berat

candidosis semakin berat defek imun (bagian dari cell-mediated immunity). Penelitian terakhir

berpendapat adanya defek pada produksi sitokin (IL-2 dan IF-g) pada respon terhadap candida

dan beberapa agen bakterial, yang menurunkan fungsi limfosit TH1 dan meningkatkan

aktivitas TH2 (peningkatan IL-6), dan mengurangi kadar serum immunoglobulin G2 dan G4.

2.5.8. Oral Candidiasis Associated with HIV2

Lebih dari 90% pasien AIDS terkena oral oral candidiasis selama infeksi HIV mereka,

dan infeksi dianggap sebagai pertanda perkembangan AIDS. Bentuk paling umum yang

berhubungan dengan HIV adalah candidiasis pseudomembran, candidiasis eritema, angular

cheilitis, dan chronic hyperplastic candidiasis.

2.5.9. Secondary Oral Candidiasis2

Disertai dengan candidiasis mucocutan sistemik dan kekurangan imun lainnya. CMC

(Chronic Mucocutanous Candidiasis) mencakup sekelompok gangguan heterogen yang selain

oral candidiasis, juga mempengaruhi kulit, kuku dan lapisan mukosa lain seperti mukosa

genital. Wajah dan kulit kepala dapat terlibat massa granuloma terdapat pada area ini.

11

Page 12: Referat Gilut

Sekitar 90% pasien CMC terkena oral candidiasis. Keterlibatan mulut pada lidah, dan

lesi hiperplastik putih terlihat pada perhubungan fisura. CMC dapat terjadi karena kelainan

endokrin sebagai hipertiroid dan penyakit Addison. Gangguan fungsi fagositosis oleh

neutrofil granulosit dan makrofag disebabkan oleh kekurangan myeloperoxidase yang juga

dengan CMC. Baik kekebalan tubuh bawaan dan adaptif sangat penting untuk mencegah

perkembangan CMC.

2.6. Pemeriksaan Laboratorium

Adanya candida sebagai anggota flora normal mempersulit untuk membedakan saat normal

dan infeksi. Sangat penting bahwa baik temuan klinis dan data laboratorium seimbang untuk

sampai pada diagnosis yang tepat. Terkadang obat antifungal diberikan untuk membantu proses

diagnosis.

Noda dari daerah terinfeksi, yang terdiri dari sel epitel, menciptakan peluang untuk deteksi

jamur. Bahan yang diperoleh diletakkan pada isopropyl alcohol dan udara kering diberikan

sebelum pewarnaan dengan periodic acid-Schiff. Deteksi jamur dipertimbangkan sebagai tanda

infeksi. Teknik ini berguna ketika candidiasis oral pseudomembran dan angular cheilitis

dicurigai. Untuk meningkatkan sensitivitas, usapan kedua dapat ditransfer ke transport medium

diikuti dengan kultur pada agar Sabouraud. Untuk membedakan antara spesies Candida yang

berbeda, pemeriksaan tambahan dilakukan pada agar Pagano-Levin.2

Tabel 2. Isolasi Candida dari Sampel Oral12

Page 13: Referat Gilut

2.7. Penatalaksanaan1,2,4,5

Sebelum memulai medikasi antifungal, penting untuk mengidentifikasi faktor predisposisi.

Faktor lokal biasanya diidentifikasi namun kadang tidak mungkin dikurangi. Disitulah terdapat

peran penting obat antifungal. Obat antifungal yang paling sering digunakan adalah golongan

polyenes atau azoles. Polien seperti nystatin dan amphotericin B adalah alternative pertama pada

perawatan candidiasis oral primer dan ditoleransi dengan baik. Polien tidak diserap pada saluran

pencernaan dan tidak terkait dengan perkembangan resisten. Mereka bekerja melalui efek negatif

pada produksi ergosterol, yang sangan penting untuk integritas membrane sel candida.

Walaupun kurang realistik, pelepasan permanen gigi tiruan merupakan perawatan efektif

untuk denture stomatitis. Bagaimanapun, pengurangan atau penghilangan faktor predisposisi

adalah tujuan utama perawatan denture stomatitis serta infeksi oportunistik lain. Hal ini termasuk

permbaikan kebersihan gigi tiruan dan rekomendasi untuk tidak memakai gigi tiruan saat tidur.

Bersihkan gigi tiruan juga berguna untuk mengganggu kematangan lingkungan mikroma

dibawah gigi tiruan. Gigi tiruan disimpan pada cairan antimicrobial.

Perawatan topical dengan azoles seperti miconazol adalah pilihan perawatan untuk angular

cheilitis yang terinfeksi oleh S.aureus dan candidiasis. Asam fusidic dapat digunakan sebagai

pelengkap obat-obatan. Jika angular cheilits terdiri dari eritema disekitar fisura, salep steroid

mungkin diperlukan untuk menekan inflamasi. Untuk mencegah kambuh, pasien harus mengoles

krim pelembab, yang akan mencegah pembentukan fisura baru.

Azoles sistemik digunakan pada candidiasis primer yang terletak dalam, seperti candidiasis

hyperplastic kronis, denture stomatitis, median rhomboid glossitis dengan tampilan granular, dan

untuk infeksi resisten terapi, kebanyakan terkait dengan ketidakpatuhan. Ada beberapa kerugian

azoles, mereka berinteraksi dengan warfarin, menyebabkan peningkatan kecenderungan

perdarahan. Efek merugikan juga terdapat pada aplikasi topical azoles atau yang sebagian

teresorpsi saluran pencernaan.

Azoles juga digunakan dalam pengobatan candidiasis oral sekunder terkait dengan faktor

predisposisi sistemik dan untuk candidiasis sistemik.

13

Page 14: Referat Gilut

Tabel 3. Antifungal untuk pengobatan candidiasis oral

14

Page 15: Referat Gilut

Tabel 4. Antifungal Topikal untuk Candidiasis Oral

15

Page 16: Referat Gilut

Tabel 5. Antifungal Sistemik untuk Candidiasis Oral

16

Page 17: Referat Gilut

2.8. Prognosis

Prognosis untuk candidosis oral pada pasien yang imunokompeten adalah baik, tetapi pada

pasien dengan defisiensi imun sering terjadi resistensi obat-obatan antifungal.1

.

17

Page 18: Referat Gilut

BAB III

RANGKUMAN

1. Candidiasis atau candidosis merupakan penyakit yang diakibatkan infeksi jamur, yaitu

Candida sp.

2. Candidiasis paling sering disebabkan oleh Candida albicans yang merupakan flora

normal tubuh. C. albicans akan menjadi patogen dan menimbulkan penyakit bila terdapat

penurunan daya tahan lokal maupun sistemik.

3. Candidiasis dapat menyerang berbagai organ, yang paling sering adalah mukokutaneus.

4. Terdapat berbagai faktor predisposisi candidiasis, diantaranya penggunaan antimikroba

spektrum luas, penggunaan kortikosteroid, merokok, penggunaan gigi palsu, serta

defisiensi imun.

5. Pengobatan yang digunakan adalah dengan menggunakan antifungal, diantaranya

golongan polyenes dan azoles,yang diberikan baik topikal maupun sistemik.

6. Prognosis candidiasis pada umumnya baik pada pasien yang imunokompeten.

18

Page 19: Referat Gilut

DAFTAR PUSTAKA

1. Anil G, Savita A. Textbook of Oral Medicine. Jaypee Brothers Medical Pub. July, 2014

2. Crispian S. Mucosal Candidiasis. http://www.emedicine.medscape.com/article/ 1075227

3. Martin S. Greenberg, Michael Glick, Jonathan A. Ship. Burket’s Oral Medicine. 11th Ed.

Ontario : BC Decker Inc. 2008. P. 79, 82, Martin S. Greenberg, Michael Glick, Jonathan

A. Ship. Burket’s Oral Medicine. 11th Ed. Ontario : BC Decker Inc. 2008. P. 79, 82,

4. George Laskaris. Color Atlas of Oral Diseases in Children and Adolescents. New York :

Thieme. 2000. P. 128

5. Unandar B. Kandidosis. dalam Djuanda, A., Hamzah, M. dan Aisah, S. (eds), Ilmu

Penyakit Kulit dan Kelamin, 5th ed, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,

Jakarta.2007: 106-9.

6. Setiabudy R, Bahry B. Obat jamur. Farmakologi dan terapi. Edisi 5. Jakarta: Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia. 2007: 571-83.

7. Tinjauan Pustaka Kandidiasis Oral. Universitas Sumatera Utara.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/223362/3/Chapter%20II.pdf

19