Reducing Postpartum Weight Retention-A Pilot Trial in Primary Health Care

26
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kenaikan berat badan memegang peranan penting dalam kehamilan. Kenaikan berat badan optimal tergantung pada tahapan kehamilan. Ibu hamil disarankan untuk mengatur berat badan agar tetap berada pada kondisi ideal dan tetap menjaga pola makan dengan gizi cukup dan seimbang. Kenaikan total berat badan selama kehamilan normalnya berkisar antara 12-15 kg, sedangkan memasuki trimester kedua janin tumbuh pesat dengan pertumbuhan kurang lebih 10 gr per hari (minggu ke-16 sekitar 90 gr, minggu ke-20 sekitar 256 gr, minggu ke-24 sekitar 680 gr, minggu ke-27 sekitar 900 gr). Penambahan berat badan yang berlebihan pada ibu hamil hingga minggu ke-14, atau penambahan setengah kilo per minggu di usia kehamilan antara minggu ke-14 dan 36 bisa meningkatkan kemungkinan anak menunjukkan tanda-tanda masalah jantung, tekanan darah tinggi dan kolesterol saat ia berusia 9 tahun. Kesimpulan ini ditemukan oleh para peneliti dari Inggris yang menelaah penyebab kematian sekitar 14 ribu anak yang terlahir pada bulan April 1991 ke Desember 1992. Studi yang dilakukan oleh Universitas Bristol ini memfokuskan ke sekitar 8.500 pasang ibu- anak yang memiliki catatan detail.

description

Reducing post partum

Transcript of Reducing Postpartum Weight Retention-A Pilot Trial in Primary Health Care

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kenaikan berat badan memegang peranan penting dalam kehamilan. Kenaikan berat badan optimal tergantung pada tahapan kehamilan. Ibu hamil disarankan untuk mengatur berat badan agar tetap berada pada kondisi ideal dan tetap menjaga pola makan dengan gizi cukup dan seimbang. Kenaikan total berat badan selama kehamilan normalnya berkisar antara 12-15 kg, sedangkan memasuki trimester kedua janin tumbuh pesat dengan pertumbuhan kurang lebih 10 gr per hari (minggu ke-16 sekitar 90 gr, minggu ke-20 sekitar 256 gr, minggu ke-24 sekitar 680 gr, minggu ke-27 sekitar 900 gr). Penambahan berat badan yang berlebihan pada ibu hamil hingga minggu ke-14, atau penambahan setengah kilo per minggu di usia kehamilan antara minggu ke-14 dan 36 bisa meningkatkan kemungkinan anak menunjukkan tanda-tanda masalah jantung, tekanan darah tinggi dan kolesterol saat ia berusia 9 tahun.

Kesimpulan ini ditemukan oleh para peneliti dari Inggris yang menelaah penyebab kematian sekitar 14 ribu anak yang terlahir pada bulan April 1991 ke Desember 1992. Studi yang dilakukan oleh Universitas Bristol ini memfokuskan ke sekitar 8.500 pasang ibu-anak yang memiliki catatan detail.

Diketahui, wanita yang memiliki masalah kelebihan berat badan sebelum hamil cenderung memiliki anak yang juga bermasalah sama. Namun, di samping itu, masalah kenaikan berat badan saat hamil ternyata juga berpengaruh terhadap berat badan anak, dan di usia 9 tahun, ia berisiko memiliki lemak tubuh tinggi, HDL bagus yang rendah, kolesterol, lingkar pinggang besar, tekanan darah tinggi, dan faktor penyakit jantung lainnya.

Risiko terbentuknya masalah jantung pada anak meningkat saat ibu hamil mengalami kenaikan berat badan berlebih di usia kandungan 14. Seiring kenaikan lebih dari setengah kilogram per minggu, selama usia kehamilan 14-36, meningkat pula risikonya. Makin jarang wanita hamil mengalami kenaikan berat badan di usia tersebut, makin kecil kemungkinan si anak memiliki masalah jantung.

Setelah melahirkan umumnya ibu nifas memperlihatkan kenaikan berat badan yang lumayan besar dari berat semula sebelum hamil (http://bidanku.com). Pada kenyataannya, setelah melahirkan, berat badan akan berkurang secara otomatis. Hal itu disebabkan ibu tidak lagi mengandung bayi, plasenta, air ketuban, dan membran dalam tubuh. Dalam enam minggu ke depan, rahim ibu akan mengecil sehingga akan menurunkan berat badan. Namun, kemungkinan besar, berat badan ibu akan lebih berat dibandingkan sebelum hamil (http://databaseartikel.com).

Untuk itulah kami tertarik menganalisis jurnal dengan judul Reducing Postpartum Weight Retention A Pilot Trial in Primary Health Care sebagai tambahan informasi dalam penanganan berat badan berlebihan pasca persalinan.B. Rumusan MasalahApakah hasil jurnal Reducing Postpartum Weight Retention A Pilot Trial in Primary Health Care dapat diimplikasikan dalam keperawatan maternitas?C. Tujuan

Adapun tujuan dari analisa jurnal ini yaitu :

1. Mengetahui hasil penelitian yang berkaitan dengan mengurangi retensi berat badan post partum dengan konseling diet dan aktivitas fisik.2. Mampu mengaplikasikan hasil penelitian pada ibu post partum yang mengalami kesulitan dalam menurunkan berat badan.D. Manfaat

1. Jurnal ini dapat menambah pengetahuan tentang konseling diet dan aktivitas fisik dalam mengurangi retensi berat badan post partum.2. Hasil penelitian dalam jurnal dapat dijadikan masukan dalam mengatasi permasalahan ibu post partum yang mengalami resistensi berat badan.BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Berat Badan Ibu Hamil

Selain tergantung dari berat badan normal sebelum hamil, kenaikan berat badan juga bergantung pada jumlah bayi yang di kandung. Kembar atau tunggal berpengaru. Penambahan berat badan sekitar 10-12,5 kg, termasuk penimbunan lemak pada ibu sekitar 3,5 kg, yang setara dengan 30.000 kkal. Pada trimester pertama, kenaikan berat badan ibu hanya 1 kg, trimester kedua 3 kg, dan trimester ketiga 6 kg. Pada trimester ketiga sekitar 90% dari kenaikan tersebut digunakan untuk pertumbuhan janin, plasenta, dan cairan amnion. Terdapat perbedaan kenaikan berat badan wanita hamil antara yang cukup gizi dan yang tidak.

1. Jika berat badan sebelum hamil rendah (kurang dari yang seharusnya) maka kenaikan berat harus sekitar 16-20 kg karena sebelum berat badan digunakan untuk perkembangan bayi digunakan dulu untuk menaikkan berat badan sehingga siap menerima beban kehamilan.2. Jika berat badan sebelum hamil normal maka kenaikannya sekitar 12-15 kg.3. Jika sebelum hamil berat badan berlebih maka kenaikannya sekitar 7-12 kg.4. Kalau bayinya kembar maka kenaikan beratnya sekitar 17-22 kg. Sebagai perhitungan kira-kira dari total kenaikan berat badan 1/4 dari total berat didapat dari trimester 1 (0-4 bulan), 1/2 dari total saat trimester kedua (5-7 bulan) dan 1/4 terakhir saat trimester ketiga (7-9)Untuk menaikkan berat badan tentu harus dilihat jumlah kalori dan variasi makanan yang masuk. Untuk ibu hamil perlu tambahan sekitar 500 kalori per hari. Tidak perlu langsung banyak, tapi makan sekitar 4-6 kali sehari dalam porsi kecil, ditambah 2-3 gelas susu, buah dan sayur untuk tiap kali makan.

Menurut Pudjiadi (2007) seorang ibu yang sedang mengandung mengalami kenaikan berat badan sebanyak 10 12 kg. Pada trimester pertama kenaikan itu hanya kurang dari 1 kg, pada trimester kedua kurang lebih 3 kg, sedang pada trimester ketiga kira-kira 6 kg. Pada trimester kedua kira-kira 50 %, dan pada trimester ketiga kira-kira 90 % daripada kenaikan itu merupakan kenaikan komponen janin, seperti pertumbuhan janin, placenta, dan bertambahnya cairan amnion.

Elizabeth (2008) menyatakan bahwa, kenaikan berat badan selama kehamilan berkisar 11 kg 12,5 kg atau 20 % dari berat badan sebelum hamil, penambahan berat badan sekitar 0,5 kg pada trimester pertama dan 0,5 kg setiap minggu pada trimester berikutnya.

Depkes RI (2006) menganjurkan kenaikan normal bagi ibu hamil sebesar 7-12 kg. Bertambahnya berat karena hasil konsepsi yaitu janin, plasenta, dan cairan omnii. Selain itu alat-alat reproduksi ibu seperti rahim dan payudara membesar, volume darah bertambah selain lemak tubuh yang meningkat.

Penyebab utama kegemukan yaitu aneka camilan maupun makanan luar umumnya mengandung kalori tinggi, gizi tidak berimbang dan kandungan garamnya tinggi. Semua ini merupakan hal-hal utama yang perlu dikurangi selama masa kehamilan. Tentu saja bukan berarti harus dihindari secara total, namun perlu dengan dikombinasikan dengan makanan di rumah agar diperoleh gizi yang seimbang.

B. Nutrisi Ibu NifasBanyak wanita yang ingin tubuhnya kembali normal setelah melahirkan sehingga melakukan diet keras untuk menurunkan berat badannya yang naik drastic saat hamil. Sementara di sisi lain bayi membutuhkan ASI dari ibu. Sedangkan ibu menyusui harus makan banyak untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Jika nutrisi yang masuk sedikit maka akan berpengaruh bagi pengeluaran ASInya.

Ibu yang telah mengalami overweight ataupun obesitas sebelum masa kehamilan diharapkan mengalami pertambahan berat badan yang tidak terlalu besar. Hal tersebut penting dilakukan agar berat badan setelah melahirkan tidak meningkat secara tajam.

Dari studi menyusui yang pernah ada, seorang busui dengan masalah obesitas cenderung pula memiliki masalah yang lebih banyak pada masa pemberian ASI. Hal tersebut membuat rata rata periode menyusuipun semakin singkat. Untuk mengatasi masalah tersebut, busui dengan kondisi tersebut memerlukan konsultasi pemberian ASI profesional agar sukses menyusui dapat dicapai.

Sayangnya, kebanyakan busui dengan keluhan berat badan berlebih cenderung lebih menyukai tindakan diet atau bahkan stop ASI agar kelebihan berat badannya tidak semakin bertambah. Padahal tindakan diet yang dilakukan, terutama pada masa pemberian ASI Eksklusif, akan memberikan efek negatif pada produksi ASI.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Strode et al (1986), di kondisi ekstrim asupan kalori yang kurang dari 1500-1700 kcal per hari dapat mengurangi 15% volume ASI yang diproduksi. Simpulan dari studi Mackey et al (1998) juga merekomendasikan agar busui jangan sampai melakukan diet (apalagi yang bertujuan untuk mereduksi BB) tanpa melalui konsultasi profesional dengan ahlinya karena hal tersebut akan memperbesar bahaya terjadinya under supply beberapa mikronutrisi yang ada di ASI. Karenanya jelas, tindakan diet (terlebih diet radikal) adalah tindakan tabu yang dilakukan selama masa pemberian ASI.

Studi yang meneliti perubahan komposisi ASI pada busui yang overweight sayangnya belum banyak dilakukan. Hanya terdapat sedikit informasi yang menyatakan bahwa ASI dari busui yang kelebihan BB memiliki kadar lemak yang tinggi (Prentice 1994).Ibu nifas memerlukan nutrisi dan cairan untuk pemulihan kondisi kesehatan setelah melahirkan, cadangan tenaga serta untuk memenuhi produksi air susu. Ibu nifas dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan akan gizi sebagai berikut:

1. Mengkonsumsi makanan tambahan, kurang lebih 500 kalori tiap hari

2. Makan dengan diet gizi seimbang untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral3. Minum sedikitnya 3 liter setiap hari

4. Mengkonsumsi tablet besi selama 40 hari post partum5. Mengkonsumsi vitamin A 200.000 intra unit

Zat-zat yang dibutuhkan ibu pasca persalinan antara lain:

1. Kalori2. Protein3. Kalsium dan vitamin D4. Magnesium

5. Sayuran hijau dan buah

6. Karbohidrat kompleks7. Lemak8. Garam

9. Cairan10. Vitamin11. Zinc

12. DHA

1. KaloriKebutuhan kalori pada masa menyusui sekitar 400-500 kalori. Wanita dewasa memerlukan 1800 kalori per hari. Sebaiknya ibu nifas jangan mengurangi kebutuhan kalori, karena akan mengganggu proses metabolisme tubuh dan menyebabkan ASI rusak.2. ProteinKebutuhan protein yang dibutuhkan adalah 3 porsi per hari. Satu protein setara dengan tiga gelas susu, dua butir telur, lima putih telur, 120 gram keju, 1 gelas yoghurt, 120-140 gram ikan/daging/unggas, 200-240 gram tahu atau 5-6 sendok selai kacang.

3. Kalsium dan vitamin DKalsium dan vitamin D berguna untuk pembentukan tulang dan gigi. Kebutuhan kalsium dan vitamin D didapat dari minum susu rendah kalori atau berjemur di pagi hari. Konsumsi kalsium pada masa menyusui meningkat menjadi 5 porsi per hari. Satu setara dengan 50-60 gram keju, satu cangkir susu krim, 160 gram ikan salmon, 120 gram ikan sarden, atau 280 gram tahu kalsium.

4. MagnesiumMagnesium dibutuhkan sel tubuh untuk membantu gerak otot, fungsi syaraf dan memperkuat tulang. Kebutuhan megnesium didapat pada gandum dan kacang-kacangan.

5. Sayuran hijau dan buahKebutuhan yang diperlukan sedikitnya tiga porsi sehari. satu porsi setara dengan 1/8 semangka, 1/4 mangga, cangkir brokoli, wortel, -1/2 cangkir sayuran hijau yang telah dimasak, satu tomat.

6. Karbohidrat kompleksSelama menyusui, kebutuhan karbohidrat kompleks diperlukan enam porsi per hari. Satu porsi setara dengan cangkir nasi, cangkir jagung pipil, satu porsi sereal atau oat, satu iris roti dari bijian utuh, kue muffin dari bijian utuh, 2-6 biskuit kering atau crackers, cangkir kacang-kacangan, 2/3 cangkir kacang koro, atau 40 gram mi/pasta dari bijian utuh.

7. LemakRata-rata kebutuhan lemak dewasa adalah 41/2 porsi lemak (14 gram perporsi) perharinya. Satu porsi lemak sama dengan 80 gram keju, tiga sendok makan kacang tanah atau kenari, empat sendok makan krim, secangkir es krim, buah alpukat, dua sendok makan selai kacang, 120-140 gram daging tanpa lemak, sembilan kentang goreng, dua iris cake, satu sendok makan mayones atau mentega, atau dua sendok makan saus salad.

8. GaramSelama periode nifas, hindari konsumsi garam berlebihan. Hindari makanan asin seperti kacang asin, keripik kentang atau acar.

9. CairanKonsumsi cairan sebanyak 8 gelas per hari. Minum sedikitnya 3 liter tiap hari. Kebutuhan akan cairan diperoleh dari air putih, sari buah, susu dan sup.

10. VitaminKebutuhan vitamin selama menyusui sangat dibutuhkan. Vitamin yang diperlukan antara lain:

a. Vitamin A yang berguna bagi kesehatan kulit, kelenjar serta mata. Vitamin A terdapat dalam telur, hati dan keju. Jumlah yang dibutuhkan adalah 1,300 mcg.

b. Vitamin B6 membantu penyerapan protein dan meningkatkan fungsi syaraf. Asupan vitamin B6 sebanyak 2,0 mg per hari. Vitamin B6 dapat ditemui di daging, hati, padi-padian, kacang polong dan kentang.

c. Vitamin E berfungsi sebagai antioksidan, meningkatkan stamina dan daya tahan tubuh. Terdapat dalam makanan berserat, kacang-kacangan, minyak nabati dan gandum.

11. Zinc (Seng)Berfungsi untuk kekebalan tubuh, penyembuhan luka dan pertumbuhan. Kebutuhan Zinc didapat dalam daging, telur dan gandum. Enzim dalam pencernaan dan metabolisme memerlukan seng. Kebutuhan seng setiap hari sekitar 12 mg. Sumber seng terdapat pada seafood, hati dan daging.

12. DHADHA penting untuk perkembangan daya lihat dan mental bayi. Asupan DHA berpengaruh langsung pada kandungan dalam ASI. Sumber DHA ada pada telur, otak, hati dan ikan.BAB IIIRESUME JURNAL

REDUCING POSTPARTUM WEIGHT RETENTION-A PILOT TRIAL IN PRIMARY HEALTH CARE

A. Nama PenelitiTarja I Kinnunen, Matti Pasanen, Minna Aittasalo, Mikael Fogelholm, Elisabete Weiderpass, Ritta Luoto

B. Tempat dan Waktu PenelitianTempat: penelitian dilakukan di 6 public child health clinic (CC) di kota Tampere dan di kota Hameenlinna di selatan Finlandia.

Waktu: Agustus 2004 sampai Januari 2005

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki apakah konseling individu mengenai diet dan aktivitas fisik setelah kehamilan memiliki efek positif pada diet dan aktivitas fisik waktu luang dan meningkatkan proporsi primipara yang kembali ke berat badan pra-kehamilan mereka 10 bulan setelah melahirkan.D. Metode Penelitian

Sebuah percobaan terkontrol yang diikuti oleh 92 primipara postpartum yang terbagi menjadi 3 kelompok intervensi dan 3 kelompok kontrol di 6 klinik kesehatan anak di Finlandia. Kelompok intervensi diberikan konseling mengenai diet dan aktivitas fisik selama 5 kali kunjungan rutin ke pelayanan kesehatan dan kelompok kontrol menerima perawatan biasa. Kriteria eksklusi adalah berusia di bawah 18 tahun, memiliki penyakit diabetes mellitus tipe 1 atau tipe 2, kehamilan kembar, cacat fisik yang mencegah berolahraga, kehamilan bermasalah, penyalahgunaan zat, sedang dalam pengobatan atau pernah mengalami penyakit psikiatri, tidak dapat berbahasa Finlandia dan niat untuk pindah tempat tinggal dalam waktu tiga bulan.

Untuk menguji perbedaan karakteristik digunakan t-test untuk variable kontinyu dan 2 test untuk variable kategori. Perbedaan dalam durasi menyusui eksklusif dan parsial diuji menggunakan nonparametric Mann-Whitney U test karena variabelnya tidak berdistribusi normal.E. Jalannya Penelitian

Konseling aktivitas fisik terdiri dari satu sesi konseling primer (alokasi waktu 20-30 menit) pada kunjungan 2-bulan dan empat sesi penguat (waktu yang dialokasikan 10-15 menit) di 3, 5, 6 dan 10 bulan kunjungan. Konseling dilaksanakan dengan menggunakan model Laitakari dan Asikainen, yang didasarkan pada dua model perilaku, MENDAHULUI dan Tahapan Perubahan Perkesmas yang berlangsung dalam konseling dengan mengikuti kartu konseling, yang diisi untuk setiap peserta di setiap sesi. Sesi konseling primer mulai dengan diskusi tentang aktivitas saat waktu luang dan dilanjutkan dengan diskusi tentang kebutuhan peserta dan peluang untuk meningkatkan aktivitas saat waktu luang. Manfaat umum dan pembatasan aktivitas saat waktu luang juga diperjelas dengan bantuan brosur yang dibawa pulang. Akhirnya, sebuah aktivitas fisik waktu luang mingguan individu ditulis ke dalam rencana tindak lanjut peserta. Menurut rekomendasi aktivitas fisik untuk kesehatan dan kebugaran, yang juga berlaku untuk wanita postpartum, minimal 30 menit aktivitas fisik dengan intensitas sedang pada lima hari kerja dianggap cukup untuk kesehatan dan minimal 40 menit aktivitas fisik intensitas tinggi tiga kali seminggu untuk kebugaran. Pada sesi pendorong kepatuhan peserta untuk merencanakan dinilai, rencana itu direvisi jika diperlukan, dan diperiksa. Sebagai bagian dari rencana, peserta memiliki opsi untuk menghadiri sesi latihan kelompok yang sekali seminggu selama 45-60 menit di lokasi yang dekat satu sama lain dengan klinik intervensi. Latihan termasuk pelatihan ketahanan dan dikembangkan khusus untuk wanita postpartum. Berdasarkan rekomendasi diet, ringkasan bukti untuk pencegahan berat badan berlebihan dan obesitas dan informasi tentang pola makan perempuan Finlandia, konseling diet difokuskan pada empat topik yang dapat membantu para peserta untuk kembali ke berat badan pra-kehamilan mereka. Tujuan makanan berikut ini ditetapkan untuk setiap peserta untuk mencapai atau mempertahankan: 1) pola makan yang teratur, yang menekankan pentingnya sarapan dan makan panas 1 setiap hari, 2) untuk makan setidaknya 5 porsi / hari (400 g / hari) dalam total berbagai jenis sayuran, buah dan buah, 3) untuk mengkonsumsi sebagian besar roti tinggi serat ( 5 g fibre/100 g) dan 4) untuk membatasi asupan makanan ringan tinggi gula 1 porsi / hari (misalnya 50 g permen, salah satu kue, sepotong kue, biskuit 2, 2 es krim atau segelas minuman ringan). Konseling diet terdiri dari satu sesi konseling primer (alokasi waktu 20-30 menit) pada kunjungan 3-bulan dan tiga sesi penguat (alokasi waktu 10 menit, selain penguat aktivitas fisik) di kunjungan bulan 5, 6 dan 10 . Model Laitakari dan Asikainen juga diterapkan untuk konseling diet. Sebuah kartu konseling juga digunakan dalam konseling diet. Pada awal sesi konseling primer, Perkesmas menilai kebiasaan peserta diet saat ini tentang empat topik dengan menggunakan kuesioner frekuensi makanan dasar. Setelah membandingkan kebiasaan pribadi ke rekomendasi, Perkesmas dan peserta mendiskusikan kebutuhan peserta untuk perubahan pola makan, serta peluang dan hambatannya untuk membuat perubahan. Peserta juga menerima dua leaflet diet yang sehat. Peserta diminta untuk menyimpan catatan mingguan sesuai dengan empat tujuan dalam tindak-buku catatannya. Pada setiap kunjungan booster, notebook follow-up diperiksa dan kepatuhan itu dibahas.

F. Hasil Penelitian

Pada kelompok intervensi, 43 (90%) perempuan berpartisipasi dalam semua sesi konseling aktivitas fisik dan 45 (94%) perempuan berpartisipasi dalam semua sesi konseling diet. Total 48 perempuan berpartisipasi dalam sesi konseling latihan fisik dan diet.

Secara total, 50% dari kelompok intervensi dan 30% dari kelompok kontrol kembali ke berat badan mereka sebelum hamil (retensi berat badan 0 kg) dengan 10 bulan postpartum (p=0,06). Odds ratio untuk kembalinya berat badan ke berat badan sebelum hamil yaitu 3,89 (95% CI 1,16-13,04, p = 0,028). Proporsi roti tinggi serat dari jumlah total roti mingguan meningkat pada kelompok intervensi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Peningkatan berarti dalam mendukung kelompok intervensi adalah 16% baik di follow-up pertama (5 bulan pasca persalinan) dan kedua tindak lanjut (10 bulan pasca persalinan). Asupan camilan tinggi gula menurun rata-rata sebesar 0,6 porsi / hari pada pertama tindak lanjut pada kelompok kontrol dibandingkan dengan kelompok intervensi, namun kembali ke tingkat dasar pada tindak lanjut kedua. Tidak ada perbedaan statistik yang signifikan dalam perubahan dalam asupan sayuran, buah dan biji-bijian antara kelompok. Selain itu, tidak ada perbedaan antara kelompok yang diamati pada proporsi wanita yang sarapan dan setidaknya satu makanan panas per hari.

G. Diskusi

Perubahan dalam kebiasaan makan yang sederhana, karena hanya proporsi rata-rata roti tinggi serat dari jumlah total roti mingguan meningkat sebesar 15-16% di kelompok intervensi dibandingkan dengan kontrol dari awal sampai 5 dan 10 bulan setelah melahirkan. Perubahan ini sesuai misalnya untuk mengganti satu potong roti yang rendah serat dengan satu potong roti tinggi serat untuk setiap irisan keenam dikonsumsi. Tidak ada perbedaan ditemukan antara kelompok dalam asupan sayuran, buah dan buah atau camilan tinggi gula berpihak pada kelompok intervensi. Sebagai proporsi wanita yang sarapan dan makanan panas setiap hari sudah tinggi pada awal, ada sedikit potensi untuk mempromosikan kebiasaan dengan konseling. Konseling tidak memiliki efek pada jumlah total aktivitas waktu luang, mungkin setidaknya sebagian karena tingkat aktivitas fisik cukup tinggi pada awal (sebelum hamil) atau kesulitan dalam mengatur lebih banyak waktu untuk aktivitas fisik dalam situasi kehidupan baru.

H. Kesimpulan Mengintegrasikan antara konseling diet dan aktivitas fisik pada ibu yang melakukan kunjungan rutin ke public child health clinic (CC) meningkatkan proporsi primipara postpartum kembali ke berat badan sebelum hamil walaupun tidak berdampak pada rata-rata resistensi berat badan.

I. Saran PenelitianUji coba terkontrol secara acak yang lebih besar diperlukan untuk menunjukkan apakah konseling dapat memperbaiki kebiasaan pola makan dan aktivitas fisik pada wanita postpartum dan juga untuk memastikan hasil tentang efek konseling mengurangi retensi berat badan setelah melahirkan.

BAB IV

ANALISA JURNAL

A. Judul Judul penelitian ini adalah Reducing Postpartum Weight Retention A Pilot Trial in Primary Health Care Saran : Judul penelitian ini sudah mencerminkan masalah yang ada. Namun pada judul penelitian ini belum dicantumkan variabel bebasnya, lokasi dan waktu penelitian berlangsung. Dimana menurut Arikunto (2006), judul penelitian yang lengkap diharapkan mencakup 5 komponen. Komponen tersebut adalah sifat dan jenis penelitian, objek yang diteliti, subjek penelitian, lokasi penelitian, dan tahun atau waktu terjadinya peristiwa. Sebaiknya judul penelitian dicantumkan tahun penelitian dan tempat penelitian agar pembaca dapat mengetahui waktu pelaksanaan dan tempat penelitian dilakukan dengan membaca judul jurnal. Seharusnya dicantumkan variabel bebas dalam judul yaitu konseling diet dan aktivitas fisik.B. Pendahuluan

Dalam jurnal ini dalam pendahuluan telah tercantum latar belakang masalah, latar belakang dalam penelitian ini sudah mengarah pada masalah mengapa peneliti berfokus meneliti mengenai mengurangi retensi berat badan post partum. Tujuan penelitian hanya tujuan umum dan belum mencantumkan tujuan khusus. Belum tercantum rumusan masalah, ruang lingkup serta manfaat dari penelitian.

Saran: Dalam jurnal juga seharusnya dicantumkan rumusan masalah, tujuan khusus, ruang lingkup serta manfaat dari penelitian sehingga pembaca bisa mengetahui arah serta manfaat dari penelitian ini.C. Tinjauan PustakaDalam jurnal ini belum dicantumkan tinjauan pustaka.

Saran :

Sebaiknya dicantumkan tinjauan pustaka yang memuat semua teori mengenai penelitian yang dilakukan. Menerangkan tentang variabel yang akan diteliti baik satu variabel maupun lebih dari satu.D. Kerangka Konsep dan Hipotesa

Dalam penelitian ini tidak dicantumkan kerangka konsep dan hipotesa. Dalam jurnal hanya tercantum alur dari peserta.Saran :Sebaiknya dalam jurnal ini diberikan gambaran kerangka konsep atau kerangka teori sehingga pembaca dapat dengan mudah membaca alur dari penelitian. Selain itu sebaiknya dicantumkan hipotesa.E. Metode Penelitian

Dalam jurnal sudah dijelaskan mengenai metode penelitian yang digunakan. Dilakukan percobaan terkontrol yang diikuti oleh 92 primipara postpartum yang terbagi menjadi 3 kelompok intervensi dan 3 kelompok kontrol di 6 klinik kesehatan anak di Finlandia. Kelompok intervensi diberikan konseling mengenai diet dan aktivitas fisik selama 5 kali kunjungan rutin ke pelayanan kesehatan dan kelompok kontrol menerima perawatan biasa. Untuk menguji perbedaan karakteristik digunakan t-test untuk variable kontinyu (variable bebas / yang mempengaruhi) dan 2 test untuk variable kategori (variable terikat / yang dipengaruhi). Dimana t-test digunakan untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata antara 2 kelompok (Riwidikdo, 2008). Sedangkan 2 test digunakan untuk mengevaluasi frekuensi yang diselidiki dengan frekuensi yang diharapkan dari sampel, apakah terdapat hubungan atau tidak (Riyanto, 2009). Perbedaan dalam durasi menyusui eksklusif dan parsial diuji menggunakan nonparametric Mann-Whitney U test karena variabelnya tidak berdistribusi normal. Penggunaan uji Mann-Whitney U test sudah tepat karena menurut Riwidikdo (2008) uji tersebut memiliki tujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan dari suatu parameter dari 2 sampel yang independen (tidak terikat antara satu kelompok dengan kelompok yang kedua).F. Penelitian PendukungDalam penelitian ini telah dicantumkan penelitian pendukung.

G. Hasil

Cara penyajian hasil penelitian dilakukan bentuk tabel dan dijelaskan secara diskriptif dalam pembahasan sehingga pembaca mengerti hasilnya.H. Kesimpulan dan Saran

Dalam jurnal ini sudah tercantum kesimpulan, akan tetapi kesimpulan kurang sesuai dengan tujuan penelitian. Dimana dalam disebutkan tujuannya menyelidiki apakah konseling individu mengenai diet dan aktivitas fisik setelah kehamilan memiliki efek positif pada diet dan aktivitas fisik waktu luang dan meningkatkan proporsi primipara yang kembali ke berat badan pra-kehamilan mereka 10 bulan setelah melahirkan. Dalam tujuan belum menyebutkan mengenai apakah konseling memiliki efek positif pada diet dan aktivitas fisik waktu luang. Dalam jurnal ini saran yang diberikan hanya kepada peneliti selanjutnya.Saran :

Sebaiknya kesimpulan sesuai dengan tujuan, dimana sebaiknya dicantumkan apakan ada efek positif dari konseling pada diet dan aktivitas fisik waktu luang. Sebaiknya juga dicantumkan saran kepada ibu post partum maupun instansi kesehatan sesuai dengan hasil penelitian agar dapat dijadikan masukan bagi pembaca.

BAB V

IMPLIKASI KEPERAWATAN

Implikasi keperawatan yang dapat diterapkan dari hasil jurnal yaitu :1. Perawat dapat melakukan peran sebagai konselor dalam memberikan konseling kepada ibu post partum mengenai nutrisi atau diet yang tepat yaitu roti tinggi serat dan mengurangi camilan tinggi gula untuk mengurangi retensi berat badan pasca persalinan. Selain itu perawat juga dapat memberikan konseling kepada ibu post partum mengenai aktivitas fisik saat waktu luang yang sebaiknya dilakukan. Perawat juga harus memperhatikan dan mengevaluasi mengenai pemberian tindakan konseling diet dan aktivitas fisik untuk melihat efektivitasnya terhadap ibu post partum.2. Perawat dapat melakukan kolaborasi dengan ahli gizi mengenai pemberian nutrisi bagi ibu post partum yaitu makanan tinggi serat dan mengurangi camilan tinggi gula selama ibu post partum dirawat di rumah sakit.

DAFTAR PUSTAKA

Ahira, Anne. _______. Panduan Nutrisi Ibu Nifas. http://www.anneahira.com. Diakses tanggal 15 Juli 2011.

Anonim. 2011. Keadaan Setelah Melahirkan. http://databaseartikel.com. Diakses tanggal 15 Juli 2011.

Riwidikdo, Handoko. 2008. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press.

Riyanto, Agus. 2009. Pengolahan dan Analisis Data Kesehatan. Yogyakarta : Numed.

Yulia, Cica. 2005. Kebutuhan Gizi Ibu Nifas. http://file.upi.edu. Diakses tanggal 15 Juli 2011.

ANALISA JURNAL KEPERAWATAN MATERNITASREDUCING POSTPARTUM WEIGHT RETENTION-A PILOT TRIAL IN PRIMARY HEALTH CARE

Disusun guna memenuhi tugas Stase Keperawatan Maternitas Profesi Ners

Disusun oleh :

Kelompok 3A

1. Putu Ayu Mas Jayanti Arta, S.Kep (24.10.0172)2. Putu Ayu Saparina, S.Kep

(24.10.0191)3. Desi Lestari, S.Kep

(24.10.0215)PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN VII

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

SURYA GLOBAL YOGYAKARTA

2011