RADAR SURABAYA RABU, 31 MEI 2017 HALAMAN 24 · budidaya lele. Boster Cen ter P2KP, Dekan Fakultas...
Transcript of RADAR SURABAYA RABU, 31 MEI 2017 HALAMAN 24 · budidaya lele. Boster Cen ter P2KP, Dekan Fakultas...
layouter: hadi
HALAMAN 24RADAR SURABAYA RABU, 31 MEI 2017
Belum banyak yang mendengar Komunitas Ikan Surabaya (Kumis) Lele. Ternyata komunitas ini telah eksis sejak dua tahun silam yang didirikan oleh Lembaga Ketahanan Masyarakat Kelurahan (LKMK) Panjang Jiwo.
Bahkan lokasi yang dipilih cukup menarik. Kumis Lele memanfaatkan lahan tidur atau eks kantor Kelurahan Panjang Jiwo yang bersebelahan dengan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Me mung kinkan bagi Kumis Lele untuk me ngedukasi mengon sumsi ikan lele sejak dini.
Dijelaskan Pembina Kumis Lele, Ernin, awal pen dirian Kumis Lele ini un tuk membantu program Pe merintah Kota Surabaya, sebagai wadah untuk sha ring project budidaya ikan lele. Selain itu, Kumis Lele juga di jadikan sebagai wa dah penyedia pangan untuk war ga Surabaya dan se ki tar nya.
Ernin menyebutkan per jalanan Kumis Lele ti dak lah mulus. Sepanjang dua tahun membangun Kumis Lele mengalami jatuh ba ngun. Berkat kegigihan pe la kunya, komunitas ini jus tru semakin ber kem bang de ngan pem bela jaran kega ga lan.
Belajar dari kegagalan, mereka menggaet rekan yang lebih paham dengan bu didaya lele. Boster Center P2KP, Dekan Fakul tas Ilmu Perikanan dan Ke
meski sudah berhasil dalam pembudidayaan ikan lele, Kumis Lele tak bisa lepas dari masalah. Salah satu yang paling meng hambat adalah benih ber kua litas. Saat ini benih lele yang akan dibesarkan masih dibeli dari tenng kulak.
Pembelian dari teng kulak tersebut nyatanya tidak menghasilkal panen yang optimal. Ketidak op tima lan tersebut disebabkan ban yaknya oknum teng kulak nakal yang mencampur benih lele unggulan dengan kualitas yang tidak bagus atau kuntet (pendek).
“Banyak tengkulak yang nakal dan maunya untung besar. Benihbenih ikan lele banyak yang dioplos de ngan ikan jelek. Seperti jenis onggolan, yakni benih paling bagus, dicampur dengan kualitas yang jelek. Nah yang jelek ini biasanya kuntet, tidak bisa besar dan
menyebabkan panen tidak optimal,” ujar Ketua Kumis Lele, Yudha Andayana.
Dicampurnya jenis benih lele tersebut menjadi masa lah utama mengingat Ku mis Lele tidak bisa menge cek jenis lele satu persatu se hing ga hanya dicek secara acak. Penge ce kan secara ran dom ini mengakibatkan tidak ter deteksinya pe ng oplo san benih lele. Akibat nya Ku mis Lele baru menge ta hui nya setelah masa panen tiba.
“Kami memang tidak bisa ngecek, saat beli benih jumlah nya ribuan. Kami ta hunya pada saat panen. Idealnya tiap 1.000 ekor lele panen nya bisa men ca pai 800900 kilogram, jadi itu pa tokan kita,” terang Ernin, Pem bina Kumis Lele.
Selain masalah dari tengkulak, Kumis Lele se be narnya juga mengambil benih dari Dinas Perikanan Pro
vinsi Jawa Timur. Pem be lian benih dari Dinas Pe ri kanan tersebut sedikit mem bantu Kumis Lele mem budidaya ikan lele, me ngingat benih dari dinas lebih terpercaya dari teng kulak.
Meski sudah membeli benih dari tengkulak, rupanya Kumis Lele ingin menye diakan benih lele sendiri. Saat ini Kumis Lele sedang men coba me lakukan pemijahan sen diri. Pemijahan terse but saat ini sedang dila ku kan dan benihbenih lele yang dihasilkan akan dibesarkan sendiri.
“Kita ingin mencoba membibit sendiri. Mes kipun ukurannya kecil, sebab semakin kecil ukurannya, semakin mudah mati. Tetapi kita coba saja lah, kalau membibit sendiri kita jadi tahu indukannya seperti apa, jadi bisa tahu kirakira anaknya juga seperti apa,” pungkas Yudha. (dyn/rif)
lautan (FPK) Universitas Airlangga, dan dinasdinas terkait jadi mentor dalam menimba ilmu.
Dari pembelajaran ter se
but, Kumis Lele menyadari salah satu kunci penting dalam pembudidayaan lele adalah managemen air. Dengan managemen air
masyarakat agar gemar makan ikan sejak dini. Di sini juga men je las kan manfaat ikan lele ke pada anakanak, dan me reka isa mengerti. Malahan siswasiswa PAUD ini me minta ke orang tuanya un tuk mengon sumsi lele,” ung kap Er nin saat dijum pai Radar
Su rabaya be be rapa pekan lalu.
Selain menjadi komu ni tas bu
di daya lele yang memu nyai misi k h u s u s , K u m i s Lele juga ber ke inginan untuk mandiri da lam
pem bu dida yaan ikan.
Yaitu de ngan pem bua tan pa
kan sen diri serta me la ku kan pem
bibitan sen diri.Saat ini Kumis Lele telah
membuat pelet apung sendiri. Pembuatan tersebut dilakukan di dekat kolam dan dengan alatalat yang juga dibuat sendiri.
Be be rapa alat seperti oven, peng giling, dan pen ce tak yang di gunakan di buat dari ba rangbarang yang telah di modifikasi. “Pe letnya kami buat sen diri, bahanba han nya kami pro ses dengan alatalat yang telah kami buat. (dyn/rif)
yang b a i k , tingkat keber ha silan pembudidayaan lele sangat besar.
Selain meningkatnya keberhasilan, managemen ter sebut juga meng ha sil kan lele yang sehat dan layak konsumsi, sekalipun tanpa dimasak. Oleh ka rena itu, Kumis Lele ber te kad menjadi pembudidaya ikan lele yang sehat dan la yak di konsumsi ma sya rakat.
”Kami juga memiliki misi khusus, yaitu menge dukasi
ANdy sAtrIA/rAdAr surAbAyA
PENGERINGAN: Anggota Kumis Lele menjemur pakan yang disiapkan untuk budidaya ikan lele di bekas kelurahan Panjang Jiwo.
ANdy sAtrIA/rAdAr surAbAyA
PANEN: Ratusan ikan lele yang siap dipanen setelah dibudidayakan. Pe mi ja han ikan lele untuk pembibitan dilakukan mandiri oleh Kumis Lele.