Budidaya lele sangkuriang

33
BUDIDAYA LELE SANGKURIANG(Clarias sp.) Agustus 25, 2007 — Anas Ariffudin Sumber : Departemen Kelautan dan Perikanan http://www.dkp.go.id/content.php?c=2558 BUDIDAYA LELE SANGKURIANG (Clarias sp.) Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air Tawar yang sudah dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia terutama di Pulau Jawa. Budidaya lele berkembang pesat dikarenakan 1) dapat dibudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat tebar tinggi, 2) teknologi budidaya relatif mudah dikuasai oleh masyarakat, 3) pemasarannya relatif mudah dan 4) modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah. Pengembangan usaha budidaya ikan lele semakin meningkat setelah masuknya jenis ikan lele dumbo ke Indonesia pada tahun 1985. Keunggulan lele dumbo dibanding lele lokal antara lain tumbuh lebih cepat, jumlah telur lebih banyak dan lebih tahan terhadap penyakit. Namun demikian perkembangan budidaya yang pesat tanpa didukung pengelolaan induk yang baik menyebabkan lele dumbo mengalami penurunan kualitas. Hal ini karena adanya perkawinan sekerabat (inbreeding), seleksi induk yang salah atas penggunaan induk yang berkualitas rendah. Penurunan kualitas ini dapat diamati dari karakter umum pertama matang gonad, derajat penetasan telur, pertumbuhan harian, daya tahan terhadap penyakit dan nilai FCR (Feeding Conversion Rate). Sebagai upaya perbaikan mutu ikan lele dumbo BBAT Sukabumi telah berhasil melakukan rekayasa genetik untuk menghasilkan lele dumbo strain baru yang diberi nama lele “Sangkuriang”.

description

 

Transcript of Budidaya lele sangkuriang

Page 1: Budidaya lele sangkuriang

BUDIDAYA LELE SANGKURIANG(Clarias sp.)Agustus 25, 2007 — Anas Ariffudin

Sumber : Departemen Kelautan dan Perikanan

http://www.dkp.go.id/content.php?c=2558BUDIDAYA LELE SANGKURIANG

(Clarias sp.)

Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air Tawar yang sudah dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia terutama di Pulau Jawa. Budidaya lele berkembang pesat dikarenakan 1) dapat dibudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat tebar tinggi, 2) teknologi budidaya relatif mudah dikuasai oleh masyarakat, 3) pemasarannya relatif mudah dan 4) modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah.

Pengembangan usaha budidaya ikan lele semakin meningkat setelah masuknya jenis ikan lele dumbo ke Indonesia pada tahun 1985. Keunggulan lele dumbo dibanding lele lokal antara lain tumbuh lebih cepat, jumlah telur lebih banyak dan lebih tahan terhadap penyakit.

Namun demikian perkembangan budidaya yang pesat tanpa didukung pengelolaan induk yang baik menyebabkan lele dumbo mengalami penurunan kualitas. Hal ini karena adanya perkawinan sekerabat (inbreeding), seleksi induk yang salah atas penggunaan induk yang berkualitas rendah. Penurunan kualitas ini dapat diamati dari karakter umum pertama matang gonad, derajat penetasan telur, pertumbuhan harian, daya tahan terhadap penyakit dan nilai FCR (Feeding Conversion Rate).

Sebagai upaya perbaikan mutu ikan lele dumbo BBAT Sukabumi telah berhasil melakukan rekayasa genetik untuk menghasilkan lele dumbo strain baru yang diberi nama lele “Sangkuriang”.

Seperti halnya sifat biologi lele dumbo terdahulu, lele Sangkuriang tergolong omnivora. Di alam ataupun lingkungan budidaya, ia dapat memanfaatkan plankton, cacing, insekta, udang-udang kecil dan mollusca sebagai makanannya. Untuk usaha budidaya, penggunaan pakan komersil (pellet) sangat dianjurkan karena berpengaruh besar terhadap peningkatan efisiensi dan produktivitas.

Tujuan pembuatan Petunjuk Teknis ini adalah untuk memberikan cara dan teknik pemeliharaan ikan lele dumbo strain Sangkuriang yang dilakukan dalam rangka peningkatan produksi Perikanan untuk meningkatkan ketersediaan protein hewani dan tingkat konsumsi ikan bagi masyarakat Indonesia.

Berdasarkan keunggulan lele dumbo hasil perbaikan mutu dan sediaan induk yang ada di BBAT Sukabumi, maka lele dumbo tersebut layak untuk dijadikan induk dasar yaitu induk yang dilepas oleh Menteri Kelautan dan Perikanan dan telah dilakukan diseminasi

Page 2: Budidaya lele sangkuriang

kepada instansi/pembudidaya yang memerlukan. Induk lele dumbo hasil perbaikan ini, diberi nama “Lele Sangkuriang”. Induk lele Sangkuriang merupakan hasil perbaikan genetik melalui cara silang balik antara induk betina generasi kedua (F2) dengan induk jantan generasi keenam (F6). Induk betina F2 merupakan koleksi yang ada di Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi yang berasal dari keturunan kedua lele dumbo yang diintroduksi ke Indonesia tahun 1985. Sedangkan induk jantan F6 merupakan sediaan induk yang ada di Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi. Induk dasar yang didiseminasikan dihasilkan dari silang balik tahap kedua antara induk betina generasi kedua (F2) dengan induk jantan hasil silang balik tahap pertama (F2 6).

Budidaya lele Sangkuriang dapat dilakukan di areal dengan ketinggian 1 m – 800 m dpi. Persyaratan lokasi, baik kualitas tanah maupun air tidak terlalu spesifik, artinya dengan penggunaan teknologi yang memadai terutama pengaturan suhu air budidaya masih tetap dapat dilakukan pada lahan yang memiliki ketinggian diatas >800 m dpi. Namun bila budidaya dikembangkan dalam skala massal harus tetap memperhatikan tata ruang dan lingkungan sosial sekitarnya artinya kawasan budidaya yang dikembangkan sejalan dengan kebijakan yang dilakukan Pemda setempat.

Budidaya lele, baik kegiatan pembenihan maupun pembesaran dapat dilakukan di kolam tanah, bak tembok atau bak plastik. Budidaya di bak tembok dan bak plastik dapat memanfaatkan lahan pekarangan ataupun lahan marjinal lainnya.

Sumber air dapat menggunakan aliran irigasi, air sumu (air permukaan atau sumur dalam), ataupun air hujan yan sudah dikondisikan terlebih dulu. Parameter kualitas air yan baik untuk pemeliharaan ikan lele sangkuriang adalah sebagai berikut:

Suhu air yang ideal untuk pertumbuhan ikan lele berkisar antara 22-32°C. Suhu air akan mempengaruhi laju pertumbuhan, laju metabolisme ikan dan napsu makan ikan serta kelarutan oksigen dalam air.

pH air yang ideal berkisar antara 6-9.

Oksigen terlarut di dalam air harus > 1 mg/l.

Budidaya ikan lele Sangkuriang dapat dilakukan dalam bak plastik, bak tembok atau kolam tanah. Dalam budidaya ikan lele di kolam yang perlu diperhatikan adalah pembuatan kolam, pembuatan pintu pemasukan dan pengeluaran air.

Bentuk kolam yang ideal untuk pemeliharaan ikan lele adalah empat persegi panjang dengan ukuran 100-500 m2. Kedalaman kolam berkisar antara 1,0-1,5 m dengan kemiringan kolam dari pemasukan air ke pembuangan 0,5%. Pada bagian tengah dasar kolam dibuat parit (kamalir) yang memanjang dari pemasukan air ke pengeluaran air (monik). Parit dibuat selebar 30-50 cm dengan kedalaman 10-15 cm.

Sebaiknya pintu pemasukan dan pengeluaran air berukuran antara 15-20 cm. Pintu pengeluaran dapat berupa monik atau siphon. Monik terbuat dari semen atau tembok

Page 3: Budidaya lele sangkuriang

yang terdiri dari dua bagian yaitu bagian kotak dan pipa pengeluaran. Pada bagian kotak dipasang papan penyekat terdiri dari dua lapis yang diantaranya diisi dengan tanah dan satu lapis saringan. Tinggi papan disesuaikan dengan tinggi air yang dikehendaki. Sedangkan pengeluaran air yang berupa siphon lebih sederhana, yaitu hanya terdiri dari pipa paralon yang terpasang didasar kolam dibawah pematang dengan bantuan pipa berbentuk “L” mencuat ke atas sesuai dengan ketinggian air kolam.

Saringan dapat dipasang pada pintu pemasukan dan pengeluaran agar ikan-ikan jangan ada yang lolos keluar/masuk.

Pelaksanaan BudidayaSebelum benih ikan lele ditebarkan di kolam pembesaran, yang perlu diperhatikan adalah tentang kesiapan kolam meliputi:a. Persiapan kolam tanah (tradisional) Pengolahan dasar kolam yang terdiri dari pencangkulan atau pembajakan tanah dasar kolam dan meratakannya. Dinding kolam diperkeras dengan memukul-mukulnya dengan menggunakan balok kayu agar keras dan padat supaya tidak terjadi kebocoran. Pemopokan pematang untuk kolam tanah (menutupi bagian-bagian kolam yang bocor). Untuk tempat berlindung ikan (benih ikan lele) sekaligus mempermudah pemanenan maka dibuat parit/kamalir dan kubangan (bak untuk pemanenan). Memberikan kapur ke dalam kolam yang bertujuan untuk memberantas hama, penyakit dan memperbaiki kualitas tanah. Dosis yang dianjurkan adalah 20-200 gram/m2, tergantung pada keasaman kolam. Untuk kolam dengan pH rendah dapat diberikan kapur lebih banyak, juga sebaliknya apabila tanah sudah cukup baik, pemberian kapur dapat dilakukan sekedar untuk memberantas hama penyakit yang kemungkinan terdapat di kolam. Pemupukan dengan kotoran ternak ayam, berkisar antara 500-700 gram/m2; urea 15 gram/m2; SP3 10 gram/m2; NH4N03 15 gram/m2. Pada pintu pemasukan dan pengeluaran air dipasang penyaring Kemudian dilakukan pengisian air kolam. Kolam dibiarkan selama ± 7 (tujuh) hari, guna memberi kesempatan tumbuhnya makanan alami.

b. Persiapan kolam tembok Persiapan kolam tembok hampir sama dengan kolam tanah. Bedanya, pada kolam tembok tidak dilakukan pengolahan dasar kolam, perbaikan parit dan bak untuk panen, karena parit dan bak untuk panen biasanya sudah dibuat Permanen.

Page 4: Budidaya lele sangkuriang

c. Penebaran Benih Sebelum benih ditebarkan sebaiknya benih disuci hamakan dulu dengan merendamnya didalam larutan KM5N04 (Kalium permanganat) atau PK dengan dosis 35 gram/m2 selama 24 jam atau formalin dengan dosis 25 mg/l selama 5-10 menit. Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari atau pada saat udara tidak panas. Sebelum ditebarkan ke kolam, benih diaklimatisasi dulu (perlakuan penyesuaian suhu) dengan cara memasukan air kolam sedikit demi sedikit ke dalam wadah pengangkut benih. Benih yang sudah teraklimatisasi akan dengan sendirinya keluar dari kantong (wadah) angkut benih menuju lingkungan yang baru yaitu kolam. Hal ini berarti bahwa perlakuan tersebut dilaksanakan diatas permukaan air kolam dimana wadah (kantong) benih mengapung diatas air. Jumlah benih yang ditebar 35-50 ekor/m2 yang berukuran 5-8 cm.

d. Pemberian Pakan Selain makanan alami, untuk mempercepat pertumbuhan ikan lele perlu pemberian makanan tambahan berupa pellet. Jumlah makanan yang diberikan sebanyak 2-5% perhari dari berat total ikan yang ditebarkan di kolam. Pemberian pakan frekuensinya 3-4 kali setiap hari. Sedangkan komposisi makanan buatan dapat dibuat dari campuran dedak halus dengan ikan rucah dengan perbandingan 1:9 atau campuran dedak halus, bekatul, jagung, cincangan bekicot dengan perbandingan 2:1:1:1 campuran tersebut dapat dibuat bentuk pellet.

e. Pemanenan Ikan lele Sangkuriang akan mencapai ukuran konsumsi setelah dibesarkan selama 130 hari, dengan bobot antara 200 – 250 gram per ekor dengan panjang 15 – 20 cm. Pemanenan dilakukan dengan cara menyurutkan air kolam. Ikan lele akan berkumpul di kamalir dan kubangan, sehingga mudah ditangkap dengan menggunakan waring atau lambit. Cara lain penangkapan yaitu dengan menggunakan pipa ruas bambu atau pipa paralon/bambu diletakkan didasar kolam, pada waktu air kolam disurutkan, ikan lele akan masuk kedalam ruas bambu/paralon, maka dengan mudah ikan dapat ditangkap atau diangkat. Ikan lele hasil tangkapan dikumpulkan pada wadah berupa ayakan/happa yang dipasang di kolam yang airnya terus mengalir untuk diistirahatkan sebelum ikan-ikan tersebut diangkut untuk dipasarkan.

Pengangkutan ikan lele dapat dilakukan dengan menggunakan karamba, pikulan ikan atau jerigen plastik yang diperluas lubang permukaannya dan dengan jumlah air yang sedikit.

Kegiatan budidaya lele Sangkuriang di tingkat pembudidaya sering dihadapkan pada permasalahan timbulnya penyakit atau kematian ikan. Pada kegiatan pembesaran, penyakit banyak ditimbulkan akibat buruknya penanganan kondisi lingkungan.

Page 5: Budidaya lele sangkuriang

Organisme predator yang biasanya menyerang antara lain ular dan belut. Sedangkan organisme pathogen yang sering menyerang adalah Ichthiophthirius sp., Trichodina sp., Monogenea sp. dan Dactylogyrus sp.

Penanggulangan hama insekta dapat dilakukan dengan pemberian insektisida yang direkomendasikan pada saat pengisian air sebelum benih ditanam. Sedangkan penanggulangan belut dapat dilakukan dengan pembersihan pematang kolam dan pemasangan plastik di sekeliling kolam.

Penanggulangan organisme pathogen dapat dilakukan dengan pengelolaan lingkungan budidaya yang baik dan pemberian pakan yang teratur dan mencukupi. Pengobatan dapat menggunakan obat-obatan yang direkomendasikan.

Pengelolaan lingkungan dapat dilakukan dengan melakukan persiapan kolam dengan baik. Pada kegiatan budidaya dengan menggunakan kolam tanah, persiapan kolam meliputi pengeringan, pembalikan tanah, perapihan pematang, pengapuran, pemupukan, pengairan dan pengkondisian tumbuhnya plankton sebagai sumber pakan. Pada kegiatan budidaya dengan menggunakan bak tembok atau bak plastik, persiapan kolam meliputi pengeringan, disenfeksi (bila diperlukan), pengairan dan pengkondisian tumbuhnya plankton sebagai sumber pakan. Perbaikan kondisi air kolam dapat pula dilakukan dengan penambahan bahan probiotik.

Untuk menghindari terjadinya penularan penyakit, maka hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

Pindahkan segera ikan yang memperlihatkan gejala sakit dan diobati secara terpisah. Ikan yang tampak telah parah sebaiknya dimusnahkan.

Jangan membuang air bekas ikan sakit ke saluran air.

Kolam yang telah terjangkit harus segera dikeringkan dan dilakukan pengapuran dengan dosis 1 kg/5 m2. Kapur (CaO) ditebarkan merata didasar kolam, kolam dibiarkan sampai tanah kolam retak-retak.

Kurangi kepadatan ikan di kolam yang terserang penyakit.

Alat tangkap dan wadah ikan harus dijaga agar tidak terkontaminasi penyakit. Sebelum dipakai lagi sebaiknya dicelup dulu dalam larutan Kalium Permanganat (PK) 20 ppm (1 gram dalam 50 liter air) atau larutan kaporit 0,5 ppm (0,5 gram dalam 1 m3 air).

Setelah memegang ikan sakit cucilah tangan kita dengan larutan PK

Bersihkan selalu dasar kolam dari lumpur dan sisa bahan organik

Usahakan agar kolam selalu mendapatkan air segar atau air baru.

Page 6: Budidaya lele sangkuriang

Tingkatkan gizi makanan ikan dengan menambah vitamin untuk menambah daya tahan ikan.

ANALISA USAHAPembesaran lele Sangkuriang di bak plastik1. Investasi a. Sewa lahan 1 tahun @ Rp 1.000.000,- = Rp. 1000.000b. Bak kayu lapis plastik 3 unit @ Rp 500.000,- = Rp. 1.500.000c. Drum plastik 5 buah @ Rp 150.000,- = Rp. 750.000

2. Biaya Tetap

a. Penyusutan lahan Rp 1.000.000,-/1 thn = Rp. 1000.000

b. Penyusutan bak kayu lapis plastik Rp 1.500.000,-/2 thn = Rp. 750.000

c. Penyusutan drum plastik Rp 750.000,-/5 thn = Rp 150000

3. Biaya Variabel a. Pakan 4800 kg @ Rp 3700 = Rp. 17.760.000

b. Benih ukuran 5-8 cm sebanyak 25.263 ekor @ Rp 80,- = Rp. 2.021.052

c. Obat-obatan 6 unit @ Rp 50.000,- = Rp. 300.000 d. Alat perikanan 2 paket @ Rp 100.000,- = Rp. 200.000 e. Tenaga kerja tetap 12 OB @ Rp 250.000,- = Rp 3.000.000 f. Lain-lain 12 bin @ Rp 100.000,- = Rp. 1.200.000

4. Total Biaya Biaya Tetap + Biaya Variabel = Rp 1.900.000,- + Rp 24.281.052,63 = Rp. 26.181.052

5. Produksi lele konsumsi 4800 kg x Rp 6000/kg -Rp 28.800.000,

6. Pendapatan Produksi - (Biaya tetap + Biaya Variabel) = Rp 28.800.000,- – ( Rp 1.900.000,- + Rp 24.281.052,63) = Rp. 2.418.947

Page 7: Budidaya lele sangkuriang

7. Break Event Point (BEP) Volume produksi= 4.396,84 kg Harga produksi= Rp 5.496,05

Sumber :Buku Budidaya Lele Sangkuriang, Dit. Pembudidayaan, Ditjen Perikanan BudidayaBelajar Sukses Budidaya Lele SANGKURIANG 9 maret 2008

BUDIDAYA LELE SANGKURIANG (Clarias sp)

Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air Tawar yang sudah dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia terutama di Pulau Jawa. Budidaya lele berkembang pesat dikarenakan 1) dapat dibudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat tebar tinggi, 2) teknologi budidaya relatif mudah dikuasai oleh masyarakat, 3) pemasarannya relatif mudah dan 4) modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah.Pengembangan usaha budidaya ikan lele semakin meningkat setelah masuknya jenis ikan lele dumbo ke Indonesia pada tahun 1985. Keunggulan lele dumbo dibanding lele lokal antara lain tumbuh lebih cepat, jumlah telur lebih banyak dan lebih tahan terhadap penyakit.Namun demikian perkembangan budidaya yang pesat tanpa didukung pengelolaan induk yang baik menyebabkan lele dumbo mengalami penurunan kualitas. Hal ini karena adanya perkawinan sekerabat (inbreeding), seleksi induk yang salah atas penggunaan induk yang berkualitas rendah. Penurunan kualitas ini dapat diamati dari karakter umum pertama matang gonad, derajat penetasan telur, pertumbuhan harian, daya tahan terhadap penyakit dan nilai FCR (Feeding Conversion Rate).Sebagai upaya perbaikan mutu ikan lele dumbo BBAT Sukabumi telah berhasil melakukan rekayasa genetik untuk menghasilkan lele dumbo strain baru yang diberi nama lele "Sangkuriang".Seperti halnya sifat biologi lele dumbo terdahulu, lele Sangkuriang tergolong omnivora. Di alam ataupun lingkungan budidaya, ia dapat memanfaatkan plankton, cacing, insekta, udang-udang kecil dan mollusca sebagai makanannya. Untuk usaha budidaya, penggunaan pakan komersil (pellet) sangat dianjurkan karena berpengaruh besar terhadap peningkatan efisiensi dan produktivitas.Tujuan pembuatan Petunjuk Teknis ini adalah untuk memberikan cara dan teknik pemeliharaan ikan lele dumbo strain Sangkuriang yang dilakukan dalam rangka peningkatan produksi Perikanan untuk meningkatkan ketersediaan protein hewani dan tingkat konsumsi ikan bagi masyarakat Indonesia. Berdasarkan keunggulan lele dumbo hasil perbaikan mutu dan sediaan induk yang ada di BBAT Sukabumi, maka lele dumbo tersebut layak untuk dijadikan induk dasar yaitu induk yang dilepas oleh Menteri Kelautan dan Perikanan dan

Page 8: Budidaya lele sangkuriang

telah dilakukan diseminasi kepada instansi/pembudidaya yang memerlukan. Induk lele dumbo hasil perbaikan ini, diberi nama "Lele Sangkuriang". Induk lele Sangkuriang merupakan hasil perbaikan genetik melalui cara silang balik antara induk betina generasi kedua (F2) dengan induk jantan generasi keenam (F6). Induk betina F2 merupakan koleksi yang ada di Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi yang berasal dari keturunan kedua lele dumbo yang diintroduksi ke Indonesia tahun 1985. Sedangkan induk jantan F6 merupakan sediaan induk yang ada di Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi. Induk dasar yang didiseminasikan dihasilkan dari silang balik tahap kedua antara induk betina generasi kedua (F2) dengan induk jantan hasil silang balik tahap pertama (F2 6).Budidaya lele Sangkuriang dapat dilakukan di areal dengan ketinggian 1 m - 800 m dpi. Persyaratan lokasi, baik kualitas tanah maupun air tidak terlalu spesifik, artinya dengan penggunaan teknologi yang memadai terutama pengaturan suhu air budidaya masih tetap dapat dilakukan pada lahan yang memiliki ketinggian diatas >800 m dpi. Namun bila budidaya dikembangkan dalam skala massal harus tetap memperhatikan tata ruang dan lingkungan sosial sekitarnya artinya kawasan budidaya yang dikembangkan sejalan dengan kebijakan yang dilakukan Pemda setempat.Budidaya lele, baik kegiatan pembenihan maupun pembesaran dapat dilakukan di kolam tanah, bak tembok atau bak plastik. Budidaya di bak tembok dan bak plastik dapat memanfaatkan lahan pekarangan ataupun lahan marjinal lainnya.Sumber air dapat menggunakan aliran irigasi, air sumu (air permukaan atau sumur dalam), ataupun air hujan yan sudah dikondisikan terlebih dulu. Parameter kualitas air yan baik untuk pemeliharaan ikan lele sangkuriang adalah sebagai berikut:a. Suhu air yang ideal untuk pertumbuhan ikan lele berkisar antara 22-32�C. Suhu air akan mempengaruhi laju pertumbuhan, laju metabolisme ikan dan napsu makan ikan serta kelarutan oksigen dalam air. b. pH air yang ideal berkisar antara 6-9. c. Oksigen terlarut di dalam air harus > 1 mg/l. Budidaya ikan lele Sangkuriang dapat dilakukan dalam bak plastik, bak tembok atau kolam tanah. Dalam budidaya ikan lele di kolam yang perlu diperhatikan adalah pembuatan kolam, pembuatan pintu pemasukan dan pengeluaran air.Bentuk kolam yang ideal untuk pemeliharaan ikan lele adalah empat persegi panjang dengan ukuran 100-500 m2. Kedalaman kolam berkisar antara 1,0-1,5 m dengan kemiringan kolam dari pemasukan air ke pembuangan 0,5%. Pada bagian tengah dasar kolam dibuat parit (kamalir) yang memanjang dari pemasukan air ke pengeluaran air (monik). Parit dibuat selebar 30-50 cm dengan kedalaman 10-15 cm.Sebaiknya pintu pemasukan dan pengeluaran air berukuran antara 15-20 cm. Pintu pengeluaran dapat berupa monik atau siphon. Monik terbuat dari semen atau tembok yang terdiri dari dua bagian yaitu bagian kotak dan pipa pengeluaran. Pada bagian kotak dipasang papan penyekat terdiri dari dua lapis yang diantaranya diisi dengan tanah dan satu lapis saringan. Tinggi papan disesuaikan dengan tinggi air yang dikehendaki. Sedangkan pengeluaran air yang berupa siphon lebih sederhana, yaitu hanya terdiri dari pipa paralon yang terpasang didasar kolam dibawah pematang dengan bantuan pipa berbentuk "L" mencuat ke atas sesuai dengan ketinggian air kolam.Saringan dapat dipasang pada pintu pemasukan dan pengeluaran agar ikan-ikan jangan ada yang lolos keluar/masuk.Pelaksanaan BudidayaSebelum benih ikan lele ditebarkan di kolam pembesaran, yang perlu diperhatikan adalah tentang kesiapan kolam meliputi:a. Persiapan kolam tanah (tradisional)� Pengolahan dasar kolam yang terdiri dari pencangkulan atau pembajakan tanah dasar kolam dan meratakannya. Dinding kolam diperkeras dengan memukul-mukulnya dengan

Page 9: Budidaya lele sangkuriang

menggunakan balok kayu agar keras dan padat supaya tidak terjadi kebocoran. Pemopokan pematang untuk kolam tanah (menutupi bagian-bagian kolam yang bocor).� Untuk tempat berlindung ikan (benih ikan lele) sekaligus mempermudah pemanenan maka dibuat parit/kamalir dan kubangan (bak untuk pemanenan).� Memberikan kapur ke dalam kolam yang bertujuan untuk memberantas hama, penyakit dan memperbaiki kualitas tanah. Dosis yang dianjurkan adalah 20-200 gram/m2, tergantung pada keasaman kolam. Untuk kolam dengan pH rendah dapat diberikan kapur lebih banyak, juga sebaliknya apabila tanah sudah cukup baik, pemberian kapur dapat dilakukan sekedar untuk memberantas hama penyakit yang kemungkinan terdapat di kolam.� Pemupukan dengan kotoran ternak ayam, berkisar antara 500-700 gram/m2; urea 15 gram/m2; SP3 10 gram/m2; NH4N03 15 gram/m2.Pada pintu pemasukan dan pengeluaran air dipasang penyaringKemudian dilakukan pengisian air kolam.Kolam dibiarkan selama � 7 (tujuh) hari, guna memberi kesempatan tumbuhnya makanan alami.

b. Persiapan kolam tembok Persiapan kolam tembok hampir sama dengan kolam tanah. Bedanya, pada kolam tembok tidak dilakukan pengolahan dasar kolam, perbaikan parit dan bak untuk panen, karena parit dan bak untuk panen biasanya sudah dibuat Permanen.

c. Penebaran BenihSebelum benih ditebarkan sebaiknya benih disuci hamakan dulu dengan merendamnya didalam larutan KM5N04 (Kalium permanganat) atau PK dengan dosis 35 gram/m2 selama 24 jam atau formalin dengan dosis 25 mg/l selama 5-10 menit.Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari atau pada saat udara tidak panas. Sebelum ditebarkan ke kolam, benih diaklimatisasi dulu (perlakuan penyesuaian suhu) dengan cara memasukan air kolam sedikit demi sedikit ke dalam wadah pengangkut benih. Benih yang sudah teraklimatisasi akan dengan sendirinya keluar dari kantong (wadah) angkut benih menuju lingkungan yang baru yaitu kolam. Hal ini berarti bahwa perlakuan tersebut dilaksanakan diatas permukaan air kolam dimana wadah (kantong) benih mengapung diatas air. Jumlah benih yang ditebar 35-50 ekor/m2 yang berukuran 5-8 cm.

d. Pemberian PakanSelain makanan alami, untuk mempercepat pertumbuhan ikan lele perlu pemberian makanan tambahan berupa pellet. Jumlah makanan yang diberikan sebanyak 2-5% perhari dari berat total ikan yang ditebarkan di kolam. Pemberian pakan frekuensinya 3-4 kali setiap hari. Sedangkan komposisi makanan buatan dapat dibuat dari campuran dedak halus dengan ikan rucah dengan perbandingan 1:9 atau campuran dedak halus, bekatul, jagung, cincangan bekicot dengan perbandingan 2:1:1:1 campuran tersebut dapat dibuat bentuk pellet.

e. Pemanenan

Page 10: Budidaya lele sangkuriang

Ikan lele Sangkuriang akan mencapai ukuran konsumsi setelah dibesarkan selama 130 hari, dengan bobot antara 200 - 250 gram per ekor dengan panjang 15 - 20 cm. Pemanenan dilakukan dengan cara menyurutkan air kolam. Ikan lele akan berkumpul di kamalir dan kubangan, sehingga mudah ditangkap dengan menggunakan waring atau lambit. Cara lain penangkapan yaitu dengan menggunakan pipa ruas bambu atau pipa paralon/bambu diletakkan didasar kolam, pada waktu air kolam disurutkan, ikan lele akan masuk kedalam ruas bambu/paralon, maka dengan mudah ikan dapat ditangkap atau diangkat. Ikan lele hasil tangkapan dikumpulkan pada wadah berupa ayakan/happa yang dipasang di kolam yang airnya terus mengalir untuk diistirahatkan sebelum ikan-ikan tersebut diangkut untuk dipasarkan.Pengangkutan ikan lele dapat dilakukan dengan menggunakan karamba, pikulan ikan atau jerigen plastik yang diperluas lubang permukaannya dan dengan jumlah air yang sedikit.Proses Produksi pada kegiatan pembesaran disajikan Tabel 1. Tabel 1Proses pembesaran lele Sangkuriang di bak tembok. Kriteria Satuan PembesaranUkuran Tanaman - Umur hari 40 - panjang cm 4 - 8- bobot gram 4- 6Ukuran Panen - Umur hari 130- panjang cm 15 - 20- bobot gram 125 - 200Sintasan % 80-90Padat Tebar Ekor/m2 50-75Pakan - Tingkat Pemberian % bobot 3 - Frekuensi Pemberian kali/hari 3Tingkat Konversi Pakan 0,8 - 1,2Kegiatan budidaya lele Sangkuriang di tingkat pembudidaya sering dihadapkan pada permasalahan timbulnya penyakit atau kematian ikan. Pada kegiatan pembesaran, penyakit banyak ditimbulkan akibat buruknya penanganan kondisi lingkungan. Organisme predator yang biasanya menyerang antara lain ular dan belut. Sedangkan organisme pathogen yang sering menyerang adalah Ichthiophthirius sp., Trichodina sp., Monogenea sp. dan Dactylogyrus sp.Penanggulangan hama insekta dapat dilakukan dengan pemberian insektisida yang direkomendasikan pada saat pengisian air sebelum benih ditanam. Sedangkan penanggulangan belut dapat dilakukan dengan pembersihan pematang kolam dan pemasangan plastik di sekeliling kolam.Penanggulangan organisme pathogen dapat dilakukan dengan pengelolaan lingkungan budidaya yang baik dan pemberian pakan yang teratur dan mencukupi. Pengobatan dapat menggunakan obat-obatan yang direkomendasikan.Pengelolaan lingkungan dapat dilakukan dengan melakukan persiapan kolam dengan baik. Pada kegiatan budidaya dengan menggunakan kolam tanah, persiapan kolam meliputi pengeringan, pembalikan tanah, perapihan pematang, pengapuran, pemupukan, pengairan dan pengkondisian tumbuhnya plankton sebagai sumber pakan. Pada kegiatan budidaya dengan menggunakan bak tembok atau bak plastik, persiapan kolam meliputi pengeringan, disenfeksi (bila diperlukan), pengairan dan pengkondisian tumbuhnya plankton sebagai sumber pakan. Perbaikan

Page 11: Budidaya lele sangkuriang

kondisi air kolam dapat pula dilakukan dengan penambahan bahan probiotik.Untuk menghindari terjadinya penularan penyakit, maka hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:� Pindahkan segera ikan yang memperlihatkan gejala sakit dan diobati secara terpisah. Ikan yang tampak telah parah sebaiknya dimusnahkan.� Jangan membuang air bekas ikan sakit ke saluran air.� Kolam yang telah terjangkit harus segera dikeringkan dan dilakukan pengapuran dengan dosis 1 kg/5 m2. Kapur (CaO) ditebarkan merata didasar kolam, kolam dibiarkan sampai tanah kolam retak-retak.� Kurangi kepadatan ikan di kolam yang terserang penyakit.� Alat tangkap dan wadah ikan harus dijaga agar tidak terkontaminasi penyakit. Sebelum dipakai lagi sebaiknya dicelup dulu dalam larutan Kalium Permanganat (PK) 20 ppm (1 gram dalam 50 liter air) atau larutan kaporit 0,5 ppm (0,5 gram dalam 1 m3 air).� Setelah memegang ikan sakit cucilah tangan kita dengan larutan PK� Bersihkan selalu dasar kolam dari lumpur dan sisa bahan organik� Usahakan agar kolam selalu mendapatkan air segar atau air baru.� Tingkatkan gizi makanan ikan dengan menambah vitamin untuk menambah daya tahan ikan. ANALISA USAHA Pembesaran lele Sangkuriang di bak plastik1. Investasia. Sewa lahan 1 tahun @ Rp 1.000.000,- = Rp 1.000.000,-b. Bak kayu lapis plastik 3 unit @ Rp 500.000,- = Rp 1.500.000,-c. Drum plastik 5 buah @ Rp 150.000,- = Rp 750.000,-Rp 3.250.000,-2. Biaya Tetapa. Penyusutan lahan Rp 1.000.000,-/1 thn = Rp 1.000.000,-b. Penyusutan bak kayu lapis plastik Rp 1.500.000,-/2 thn = Rp 750.000,-c. Penyusutan drum plastik Rp 750.000,-/5 thn = Rp 150.000,-Rp 1.900.000,-3. Biaya Variabel a. Pakan 4800 kg @ Rp 3700 = Rp 17.760.000,-b. Benih ukuran 5-8 cm sebanyak 25.263 ekor @ Rp 80,- = Rp 2.021.052,63c. Obat-obatan 6 unit @ Rp 50.000,- = Rp 300.000,-d. Alat perikanan 2 paket @ Rp 100.000,- = Rp 200.000,-e. Tenaga kerja tetap 12 OB @ Rp 250.000,- = Rp 3.000.000,-f. Lain-lain 12 bin @ Rp 100.000,- = Rp 1.200.000,-Rp 24.281.052,634. Total Biaya Biaya Tetap + Biaya Variabel = Rp 1.900.000,- + Rp 24.281.052,63 = Rp 26.181.052,63 5. Produksi lele konsumsi 4800 kg x Rp 6000/kg -Rp 28.800.000,

6. Pendapatan Produksi - (Biaya tetap + Biaya Variabel) = Rp 28.800.000,- - ( Rp 1.900.000,- + Rp 24.281.052,63)= Rp 2.418.947,37 7. Break Event Point (BEP) Volume produksi = 4.396,84 kgHarga produksi = Rp 5.496,05

Page 12: Budidaya lele sangkuriang

Sumber :Buku Budidaya Lele Sangkuriang, Dit. Pembudidayaan, Ditjen Perikanan Budidayai calon induk.Budidaya Lele Sangkuriang Feb 12, '09 8:15 AMoleh .cPuntuk

http://www.trubus-online.co.id/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=3&artid=1612

Dalam legenda Tangkubanparahu niat Sangkuriang mempersunting Dayang Sumbi kandas. Adat melarang anak menikahi ibu. Namun bagi lele dumbo Clarias grapienus aksi itu malah perlu. Itu supaya fekunditas, produktivitas, dan rasio pakan keturunan clarias kembali moncer. Lele yang lahir pun diberi nama sangkuriang.

Datang sebagai lele introduksi dari Taiwan pada 1984, produktivitas lele dumbo kini terus merosot. Saat pertama kali dibudidayakan, peternak di tanahair bersukacita lantaran ukuran konsumsi 10-15 ekor/kg didapat lewat budidaya selama 70 hari. Belakangan untuk mencapai ukuran serupa waktunya molor hingga 100 hari. Perkawinan sedarah-inbreeding-ditengarai menjadi pemicu rendahnya laju pertumbuhan. 'Banyak peternak mengeluh, padahal pasar lele sedang bagus,' kata Mohamad Sambas, pengelola kawasan Minapolitan Lele di Desa Kracak, Leuwiliang, Kabupaten Bogor.

Sebab itu sangkuriang menjadi sandaran baru. Tumbuhnya pesat. 'Dua kali lebih cepat daripada dumbo,' kata Yanto Herman Wijaya, peternak di Desa Citelang, Kotamadya Sukabumi. Tengoklah ukuran 10-15 ekor/kg dicapai setelah bibit berukuran 5-7 cm dipelihara selama 49-51 hari. Tingkat kematian selama pembesaran juga kecil, kurang dari 10%; dumbo 20%. Pantas Yanto tak ragu mengganti semua dumbo dengan sangkuriang di petak-petak kolamnya yang total seluas 1 ha. 'Omzetnya tetap, tapi perolehan rupiah lebih cepat 1,5 bulan,' kata Yanto yang beromzet Rp30-juta/bulan itu.Backcross

Adalah Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi yang membidani kelahiran sangkuriang. Lele berkulit kelabu itu diperoleh dari silangan jantan dumbo generasi ke-6 (F6) dari Majalaya, Jawa Barat, dengan induk betina generasi ke-2 (F2). Jantan F6 dipilih berbobot 0,5-0,75 kg dengan panjang 30-35 cm. Betina F2 bobotnya 0,7-1 kg sepanjang 25-30 cm. Hasil anakan jantan kemudian diseleksi dan dikawinkan kembali dengan betina F2. 'Sangkuriang diperoleh setelah 4 tahun penyilangan,' kata Sambas yang juga peneliti lele dari BBPBAT itu.

Sifat genetik dumbo memang memungkinkan diperbaiki. Fekunditas misalnya, setelah diperbaiki lahir sangkuriang yang mencapai 60.000-80.000 telur/kg bobot induk; dumbo 30.000-50.000. Ini artinya jumlah produksi bibit sangkuriang berlipat dua. Kelangsungan hidup larva juga meningkat 90-95%; dumbo 50-60%. Keunggulan lain, sangkuriang

Page 13: Budidaya lele sangkuriang

memiliki FCR 0,8. Artinya untuk menghasilkan 1 kg daging dibutuhkan 0,8 kg pakan. Bandingkan dengan FCR dumbo yang lebih dari 1.

Soal daya tahan, sangkuriang mampu meredam serangan bakteri Trichodina sp, Aeromonas hydrophilla, dan Ichthyopthirius sp. Padahal penyakit itu ditakuti peternak karena membuat kulit lele melepuh. Buktinya, 'Saat kolam berisi dumbo banyak mati, sangkuriang di kolam lain tetap sehat,' kata Yanto. Apalagi bila sanitasi lingkungan diperhatikan, dijamin penyakit-penyakit itu sulit mewabah.

Dengan kelebihan-kelebihan itu sangkuriang direkomendasikan untuk dipelihara. 'Sangkuriang sangat cocok dibudidayakan untuk skala komersial,' ujar Dr Ir Lenny S Syafei MS, direktur Usaha dan Budidaya Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya DKP saat dijumpai Trubus di sela-sela acara Gerakan Tanam, Tebar, dan Pelihara di Bogor, November 2008 silam.Digenjot

Banyak keunggulan bukan berarti sangkuriang mudah didapat. Ketersediaan bibit terbatas lantaran calon induk sulit diperoleh. Pengalaman Yanto yang juga pembibit, sulit mendapat betina F2 dan jantan F6 dumbo berkualitas. Makanya, 'Produksi bibit baru mencapai 100.000-400.000 ekor per bulan,' katanya. Jumlah itu hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sendiri, belum dapat dijual pada peternak lain. 'Idealnya produksi bibit saya sekitar 1-juta/bulan,' katanya.

Untuk mengatasi kelangkaan bibit lele yang telah dilepas menjadi varietas unggulan nasional itu BBPBAT sudah menyebar indukan ke beberapa Unit Pembenihan Rakyat dan Balai Benih Ikan di Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, dan Lampung. Beberapa pembibit swasta bersertifikat pun mulai menyediakan bibit sangkuriang. Bibit ukuran 2-3 cm dijual Rp35-Rp40/ekor; 3-5 cm Rp70-Rp75/ekor; dan 5-7 cm Rp115/ekor. Diharapkan tahun depan lele-lele sangkurianglah yang memenuhi kebutuhan warung-warung pecel lele di setiap penjuru kota. (Andretha Helmina)

Lele Sangkuriang Sangkuriang vs Dumbo Komentar Kebutuhan pakan FCR 0.8 Ukuran 10—15 ekor/kg dicapai dalam 49—51 hari

Tag: budidaya, .cp, lele

Page 14: Budidaya lele sangkuriang

Sebelumnya: USIR SEMUT TANPA BAHAN KIMIASelanjutnya : SEGERA PANENBisnis Menguntungkan Budi Daya Lele Sangkuriang By galeriukm -- Category: Budidaya Ikan

32Share

Bisnis Budidaya Ikan Air tawar memang memiliki wilayah yang sangat luas. Salah satu Ikan Budi daya air tawar yang cukup memiliki prospek bisnis yang menjanjikan adalah Lele Sangkuriang. Nama Lele Sangkuriang memang belum setenar Ikan Lele Dumbo, namun sebenarnya secara fisik tidak memiliki perbedaan. Sebenarnya Lele Sangkuriang merupakan Strain baru Lele Dumbo yang kehadirannya merupakan upaya memperbaiki produktivitas Lele Dumbo yang dirasakan mengalami penurunan. Lele Sangkuriang merupakan strain baru dari Lele Dumbo yang dikembangkan oleh BBAT Sukabumi sejak beberapa tahun silam. Pengembangan Lele Sangkuriang didasarkan oleh penurunan kualitas Lele Dumbo karena tidak disertai dengan penanganan Induk yang baik di dalam budi dayanya.

Penanganan induk lele dumbo yang tidak baik tersebut antara lain perkawinan sekerabat (inbreeding), penggunaan induk yang berkualitas rendah dan lain-lain. Parameter rendahnya kualitas induk lele dumbo ini diamati dari pematangan gonad, pertumbuhan harian, daya tahan terhadap penyakit lele dan nilai FCR ( Feeding Conversion Rate), atau efisiensi konversi berat makanan menjadi berat tubuh ikan lele dumbo.

Budi Daya Ikan Lele

Dalam rangka mengembalikan kualitas lele dumbo tersebut BBAT Sukabumi melakukan upaya perbaikan genetik melalui cara silang balik antara induk betina generasi kedua (F2) dengan induk jantan generasi keenam (F6). Induk betina F2 merupakan koleksi yang ada di Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi yang berasal dari keturunan kedua lele dumbo yang diintroduksi ke Indonesia tahun 1985. Sedangkan induk jantan F6 merupakan sediaan induk yang ada di Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi. Induk dasar yang didiseminasikan dihasilkan dari silang balik tahap kedua antara induk betina generasi kedua (F2) dengan induk jantan hasil silang balik tahap pertama (F2 6).

Berdasarkan keunggulan lele dumbo hasil perbaikan mutu dan sediaan induk yang ada di BBAT Sukabumi, maka lele dumbo tersebut layak untuk dijadikan induk dasar yaitu induk yang dilepas oleh Menteri Kelautan dan Perikanan dan telah dilakukan diseminasi kepada instansi/pembudidaya yang memerlukan. Induk lele dumbo hasil perbaikan ini, diberi nama Lele Sangkuriang.Syarat Tempat Budi Daya Lele Sangkuriang

Page 15: Budidaya lele sangkuriang

Budi Daya Ikan Lele Sangkuriang seperti halnya budi daya ikan lele dumbo bisa dilakukan pada kolam semen, kolam lumpur, kolam terpal dan kolam media lainnya yang berada pada areal dengan ketinggian 1 m – 800 m dpi. Sumber air untuk budi daya lele sangkuriang dapat menggunakan aliran irigasi, air sumur (air permukaan atau sumur dalam), ataupun air hujan yang sudah dikondisikan terlebih dulu. Lele Sangkuriang memiliki kelebihan bisa hidup pada kolam yang memiliki kepadatan cukup tiggi sehingga dapat dibudidayakan dalam pekarangan yang terbatas. Budi daya Lele sangkuriang dalam lahan terbatas biasanya dilakukan dalam skala rumah tangga atau usaha kecil. Dengan modal yang kecil budi daya Lele sangkuriang bisa dilakukan dengan cara seminimal mungkin misalnya kolam dibuat dengan terpal, makanan dicarikan dari sumber makanan alami dan upaya lainnya.Model Bisnis Budi Daya Lele Sangkuriang

Bisnis Budi Daya Lele sangkuriang sebenarnya bisa dilakukan dalam beberapa kegiatan antara lain pembenihan Lele Sangkuriang, Pembesaran Benih dalam beberapa ukuran dan pembesaran Lele Sangkuriang hingga ukuran konsumsi. Model pembenihan memerlukan indukan Lele Sangkuriang yang berkualitas baik dan memiliki genetik yang baik pula. Usia induk Lele Sangkuriang dan kematangan Gonad sangat penting untuk diperhatikan. Setelah menetas idealnya benih lele sangkuriang dipelihara pada kolam lumpur /sawah yang cukup luas dan tersedia pakan alami.

Seiring dengan meningkatnya permintaan ikan Lele Sangkuriang ukuran konsumsi, ketersediaan benih ikut meningkat pula sehingga diperlukan Budi Daya Benih yang cukup untuk memenuhi permintaan tersebut. Benih yang sudah ditebar pada kolam lumpur/sawah sudah bisa dipanen sebagai benih ukuran 5-7 cm pada usia 30-40 hari.Bisnis Budi Daya Lele Sangkuriang Untuk Konsumsi

Konon rasa danging Lele sangkuriang memiliki rasa yang lebih enak dan gurih, tak heran permintaannya semakin banyak. Selain rasa yang enak didukung pula dengan pertumbuhannya yang lebih cepat dari Lele Dumbo. Untuk benih yang ditabur pada ukuran 5-8 cm dalam masa pemeliharaan 130 hari sudah bisa dipanen dalam bobot 200 sampai 250 gr/ekor. Biasanya ada Lele Sangkuriang yang memiliki pertumbuhan lebih cepat dari ikan lainnya, secara berkala misalnya satu bulan sekali, Lele Sangkuriang dipisahkan berdasarkan ukurannya. Hal ini dilakukan agar ikan yang pertumbuhannya lebih lambat tidak kalah dalam bersaing mengkonsumsi makanan. Selain itu ikan yang pertumbuhannya cepat bisa dipanen dalam waktu yang lebih cepat.Pemberian Pakan Lele Sangkuriang

Pada dasarnya Lele Sangkuriang merupakan ikan yang bersifat omnivora.Makanan yang diberikan bisa makanan alami yang bisa diperoleh dari sekitar kolam atau tempat tinggal kita. Pemberian makanan tambahan berupa pellet bisa diberikan jika tidak mau repot mencari makanan alami. Dalam Budi Daya Lele Sangkuriang jumlah besar cara ini lebih praktis dilaksanakan. Jumlah makanan yang diberikan sebanyak 2-5% perhari dari berat total ikan yang ditebarkan di kolam. Cara menghitungnya dengan mengambil sampel beberapa Lele Sangkuring kemudian ditimbang. Untuk mempercepat pertumbuhan dan meningkatkan efisiensi pemberian pakan, makanan dicampurkan dengan probiotik.

Page 16: Budidaya lele sangkuriang

Menurut pengamatan beberapa petani dan peneliti probiotik mampu meningkatkan efisiensi pencernakan makanan sehingga ikan lele menjadi cepat besar dan bobot bertambah.

Pemberian pakan frekuensinya 3-4 kali setiap hari. Sedangkan komposisi makanan buatan dapat dibuat dari campuran dedak halus dengan ikan rucah dengan perbandingan 1:9 atau campuran dedak halus, bekatul, jagung, cincangan bekicot dengan perbandingan 2:1:1:1 campuran tersebut dapat dibuat bentuk pellet.(Galeriukm).

Sumber:

Buku Budidaya Lele Sangkuriang, Ditjen Perikanan BudidayaBUDIDAYA LELE SANGKURIANG (Clarias sp.)

Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air Tawar yang sudah dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia terutama di Pulau Jawa. Budidaya lele berkembang pesat dikarenakan 1) dapat dibudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat tebar tinggi, 2) teknologi budidaya relatif mudah dikuasai oleh masyarakat, 3) pemasarannya relatif mudah dan 4) modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah.

Pengembangan usaha budidaya ikan lele semakin meningkat setelah masuknya jenis ikan lele dumbo ke Indonesia pada tahun 1985. Keunggulan lele dumbo dibanding lele lokal antara lain tumbuh lebih cepat, jumlah telur lebih banyak dan lebih tahan terhadap penyakit. Namun demikian perkembangan budidaya yang pesat tanpa didukung pengelolaan induk yang baik menyebabkan lele dumbo mengalami penurunan kualitas. Hal ini karena adanya perkawinan sekerabat (inbreeding), seleksi induk yang salah atas penggunaan induk yang berkualitas rendah. Penurunan kualitas ini dapat diamati dari karakter umum pertama matang gonad, derajat penetasan telur, pertumbuhan harian, daya tahan terhadap penyakit dan nilai FCR (Feeding Conversion Rate).

Sebagai upaya perbaikan mutu ikan lele dumbo BBAT Sukabumi telah berhasil melakukan rekayasa genetik untuk menghasilkan lele dumbo strain baru yang diberi nama lele Sangkuriang.

Seperti halnya sifat biologi lele dumbo terdahulu, lele Sangkuriang tergolong omnivora. Di alam ataupun lingkungan budidaya, ia dapat memanfaatkan plankton, cacing, insekta, udang-udang kecil dan mollusca sebagai makanannya. Untuk usaha budidaya, penggunaan pakan komersil (pellet) sangat dianjurkan karena berpengaruh besar terhadap peningkatan efisiensi dan produktivitas.

Tujuan pembuatan Petunjuk Teknis ini adalah untuk memberikan cara dan teknik pemeliharaan ikan lele dumbo strain Sangkuriang yang dilakukan dalam rangka

Page 17: Budidaya lele sangkuriang

peningkatan produksi Perikanan untuk meningkatkan ketersediaan protein hewani dan tingkat konsumsi ikan bagi masyarakat Indonesia.

Berdasarkan keunggulan lele dumbo hasil perbaikan mutu dan sediaan induk yang ada di BBAT Sukabumi, maka lele dumbo tersebut layak untuk dijadikan induk dasar yaitu induk yang dilepas oleh Menteri Kelautan dan Perikanan dan telah dilakukan diseminasi kepada instansi/pembudidaya yang memerlukan. Induk lele dumbo hasil perbaikan ini, diberi nama Lele Sangkuriang. Induk lele Sangkuriang merupakan hasil perbaikan genetik melalui cara silang balik antara induk betina generasi kedua (F2) dengan induk jantan generasi keenam (F6). Induk betina F2 merupakan koleksi yang ada di Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi yang berasal dari keturunan kedua lele dumbo yang diintroduksi ke Indonesia tahun 1985. Sedangkan induk jantan F6 merupakan sediaan induk yang ada di Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi. Induk dasar yang didiseminasikan dihasilkan dari silang balik tahap kedua antara induk betina generasi kedua (F2) dengan induk jantan hasil silang balik tahap pertama (F2 6).

Budidaya lele Sangkuriang dapat dilakukan di areal dengan ketinggian 1 m - 800 m dpi. Persyaratan lokasi, baik kualitas tanah maupun air tidak terlalu spesifik, artinya dengan penggunaan teknologi yang memadai terutama pengaturan suhu air budidaya masih tetap dapat dilakukan pada lahan yang memiliki ketinggian diatas >800 m dpi. Namun bila budidaya dikembangkan dalam skala massal harus tetap memperhatikan tata ruang dan lingkungan sosial sekitarnya artinya kawasan budidaya yang dikembangkan sejalan dengan kebijakan yang dilakukan Pemda setempat.

Budidaya lele, baik kegiatan pembenihan maupun pembesaran dapat dilakukan di kolam tanah, bak tembok atau bak plastik. Budidaya di bak tembok dan bak plastik dapat memanfaatkan lahan pekarangan ataupun lahan marjinal lainnya.

Sumber air dapat menggunakan aliran irigasi, air sumu (air permukaan atau sumur dalam), ataupun air hujan yan sudah dikondisikan terlebih dulu. Parameter kualitas air yan baik untuk pemeliharaan ikan lele sangkuriang adalah sebagai berikut:

Page 18: Budidaya lele sangkuriang

Suhu air yang ideal untuk pertumbuhan ikan lele berkisar antara 22-32°C. Suhu air akan mempengaruhi laju pertumbuhan, laju metabolisme ikan dan napsu makan ikan serta kelarutan oksigen dalam air. pH air yang ideal berkisar antara 6-9. Oksigen terlarut di dalam air harus > 1 mg/l. Budidaya ikan lele Sangkuriang dapat dilakukan dalam bak plastik, bak tembok atau kolam tanah. Dalam budidaya ikan lele di kolam yang perlu diperhatikan adalah pembuatan kolam, pembuatan pintu pemasukan dan pengeluaran air. Bentuk kolam yang ideal untuk pemeliharaan ikan lele adalah empat persegi panjang dengan ukuran 100-500 m2. Kedalaman kolam berkisar antara 1,0-1,5 m dengan kemiringan kolam dari pemasukan air ke pembuangan 0,5%. Pada bagian tengah dasar kolam dibuat parit (kamalir) yang memanjang dari pemasukan air ke pengeluaran air (monik). Parit dibuat selebar 30-50 cm dengan kedalaman 10-15 cm.

Sebaiknya pintu pemasukan dan pengeluaran air berukuran antara 15-20 cm. Pintu pengeluaran dapat berupa monik atau siphon. Monik terbuat dari semen atau tembok yang terdiri dari dua bagian yaitu bagian kotak dan pipa pengeluaran. Pada bagian kotak dipasang papan penyekat terdiri dari dua lapis yang diantaranya diisi dengan tanah dan satu lapis saringan. Tinggi papan disesuaikan dengan tinggi air yang dikehendaki. Sedangkan pengeluaran air yang berupa siphon lebih sederhana, yaitu hanya terdiri dari pipa paralon yang terpasang didasar kolam dibawah pematang dengan bantuan pipa berbentuk L mencuat ke atas sesuai dengan ketinggian air kolam.

Saringan dapat dipasang pada pintu pemasukan dan pengeluaran agar ikan-ikan jangan ada yang lolos keluar/masuk.

Pelaksanaan Budidaya Sebelum benih ikan lele ditebarkan di kolam pembesaran, yang perlu diperhatikan adalah tentang kesiapan kolam meliputi:

a. Persiapan kolam tanah (tradisional)

Pengolahan dasar kolam yang terdiri dari pencangkulan atau pembajakan tanah dasar kolam dan meratakannya. Dinding kolam diperkeras dengan memukul-mukulnya dengan menggunakan balok kayu agar keras dan padat supaya tidak terjadi kebocoran. Pemopokan pematang untuk kolam tanah (menutupi bagian-bagian kolam yang bocor).

Untuk tempat berlindung ikan (benih ikan lele) sekaligus mempermudah pemanenan maka dibuat parit/kamalir dan kubangan (bak untuk pemanenan).

Memberikan kapur ke dalam kolam yang bertujuan untuk memberantas hama, penyakit dan memperbaiki kualitas tanah. Dosis yang dianjurkan adalah 20-200 gram/m2, tergantung pada keasaman kolam. Untuk kolam dengan pH rendah dapat diberikan kapur lebih banyak, juga sebaliknya apabila tanah sudah cukup baik, pemberian kapur dapat

Page 19: Budidaya lele sangkuriang

dilakukan sekedar untuk memberantas hama penyakit yang kemungkinan terdapat di kolam.

Pemupukan dengan kotoran ternak ayam, berkisar antara 500-700 gram/m2; urea 15 gram/m2; SP3 10 gram/m2; NH4N03 15 gram/m2. Pada pintu pemasukan dan pengeluaran air dipasang penyaring Kemudian dilakukan pengisian air kolam. Kolam dibiarkan selama ± 7 (tujuh) hari, guna memberi kesempatan tumbuhnya makanan alami.

b. Persiapan kolam tembok Persiapan kolam tembok hampir sama dengan kolam tanah. Bedanya, pada kolam tembok tidak dilakukan pengolahan dasar kolam, perbaikan parit dan bak untuk panen, karena parit dan bak untuk panen biasanya sudah dibuat Permanen.

c. Penebaran Benih Sebelum benih ditebarkan sebaiknya benih disuci hamakan dulu dengan merendamnya didalam larutan KM5N04 (Kalium permanganat) atau PK dengan dosis 35 gram/m2 selama 24 jam atau formalin dengan dosis 25 mg/l selama 5-10 menit. Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari atau pada saat udara tidak panas. Sebelum ditebarkan ke kolam, benih diaklimatisasi dulu (perlakuan penyesuaian suhu) dengan cara memasukan air kolam sedikit demi sedikit ke dalam wadah pengangkut benih. Benih yang sudah teraklimatisasi akan dengan sendirinya keluar dari kantong (wadah) angkut benih menuju lingkungan yang baru yaitu kolam. Hal ini berarti bahwa perlakuan tersebut dilaksanakan diatas permukaan air kolam dimana wadah (kantong) benih mengapung diatas air. Jumlah benih yang ditebar 35-50 ekor/m2 yang berukuran 5-8 cm.

d. Pemberian Pakan Selain makanan alami, untuk mempercepat pertumbuhan ikan lele perlu pemberian makanan tambahan berupa pellet. Jumlah makanan yang diberikan sebanyak 2-5% perhari dari berat total ikan yang ditebarkan di kolam. Pemberian pakan frekuensinya 3-4 kali setiap hari. Sedangkan komposisi makanan buatan dapat dibuat dari campuran dedak halus dengan ikan rucah dengan perbandingan 1:9 atau campuran dedak halus, bekatul, jagung, cincangan bekicot dengan perbandingan 2:1:1:1 campuran tersebut dapat dibuat bentuk pellet.

e. Pemanenan Ikan lele Sangkuriang akan mencapai ukuran konsumsi setelah dibesarkan selama 130 hari, dengan bobot antara 200 - 250 gram per ekor dengan panjang 15 - 20 cm. Pemanenan dilakukan dengan cara menyurutkan air kolam. Ikan lele akan berkumpul di kamalir dan kubangan, sehingga mudah ditangkap dengan menggunakan waring atau lambit. Cara lain penangkapan yaitu dengan menggunakan pipa ruas bambu atau pipa paralon/bambu diletakkan didasar kolam, pada waktu air kolam disurutkan, ikan lele akan

Page 20: Budidaya lele sangkuriang

masuk kedalam ruas bambu/paralon, maka dengan mudah ikan dapat ditangkap atau diangkat. Ikan lele hasil tangkapan dikumpulkan pada wadah berupa ayakan/happa yang dipasang di kolam yang airnya terus mengalir untuk diistirahatkan sebelum ikan-ikan tersebut diangkut untuk dipasarkan.

Pengangkutan ikan lele dapat dilakukan dengan menggunakan karamba, pikulan ikan atau jerigen plastik yang diperluas lubang permukaannya dan dengan jumlah air yang sedikit.

Proses Produksi pada kegiatan pembesaran disajikan Tabel 1.

Tabel 1 Proses pembesaran lele Sangkuriang di bak tembok.

Kriteria Satuan Pembesaran Ukuran Tanaman - Umur hari 40 - panjang cm 4 - 8 - bobot gram 4- 6 Ukuran Panen - Umur hari 130 - panjang cm 15 - 20 - bobot gram 125 - 200 Sintasan % 80-90 Padat Tebar Ekor/m2 50-75 Pakan - Tingkat Pemberian % bobot 3 - Frekuensi Pemberian kali/hari 3 Tingkat Konversi Pakan 0,8 - 1,2

Kegiatan budidaya lele Sangkuriang di tingkat pembudidaya sering dihadapkan pada permasalahan timbulnya penyakit atau kematian ikan. Pada kegiatan pembesaran, penyakit banyak ditimbulkan akibat buruknya penanganan kondisi lingkungan. Organisme predator yang biasanya menyerang antara lain ular dan belut. Sedangkan organisme pathogen yang sering menyerang adalah Ichthiophthirius sp., Trichodina sp., Monogenea sp. dan Dactylogyrus sp.

Penanggulangan hama insekta dapat dilakukan dengan pemberian insektisida yang direkomendasikan pada saat pengisian air sebelum benih ditanam. Sedangkan penanggulangan belut dapat dilakukan dengan pembersihan pematang kolam dan pemasangan plastik di sekeliling kolam.

Page 21: Budidaya lele sangkuriang

Penanggulangan organisme pathogen dapat dilakukan dengan pengelolaan lingkungan budidaya yang baik dan pemberian pakan yang teratur dan mencukupi. Pengobatan dapat menggunakan obat-obatan yang direkomendasikan.

Pengelolaan lingkungan dapat dilakukan dengan melakukan persiapan kolam dengan baik. Pada kegiatan budidaya dengan menggunakan kolam tanah, persiapan kolam meliputi pengeringan, pembalikan tanah, perapihan pematang, pengapuran, pemupukan, pengairan dan pengkondisian tumbuhnya plankton sebagai sumber pakan. Pada kegiatan budidaya dengan menggunakan bak tembok atau bak plastik, persiapan kolam meliputi pengeringan, disenfeksi (bila diperlukan), pengairan dan pengkondisian tumbuhnya plankton sebagai sumber pakan. Perbaikan kondisi air kolam dapat pula dilakukan dengan penambahan bahan probiotik.

Untuk menghindari terjadinya penularan penyakit, maka hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

Pindahkan segera ikan yang memperlihatkan gejala sakit dan diobati secara terpisah. Ikan yang tampak telah parah sebaiknya dimusnahkan. Jangan membuang air bekas ikan sakit ke saluran air. Kolam yang telah terjangkit harus segera dikeringkan dan dilakukan pengapuran dengan dosis 1 kg/5 m2. Kapur (CaO) ditebarkan merata didasar kolam, kolam dibiarkan sampai tanah kolam retak-retak. Kurangi kepadatan ikan di kolam yang terserang penyakit. Alat tangkap dan wadah ikan harus dijaga agar tidak terkontaminasi penyakit. Sebelum dipakai lagi sebaiknya dicelup dulu dalam larutan Kalium Permanganat (PK) 20 ppm (1 gram dalam 50 liter air) atau larutan kaporit 0,5 ppm (0,5 gram dalam 1 m3 air). Setelah memegang ikan sakit cucilah tangan kita dengan larutan PK Bersihkan selalu dasar kolam dari lumpur dan sisa bahan organik Usahakan agar kolam selalu mendapatkan air segar atau air baru.

Tingkatkan gizi makanan ikan dengan menambah vitamin untuk menambah daya tahan ikan. ANALISA USAHA Pembesaran lele Sangkuriang di bak plastik

1. Investasi a. Sewa lahan 1 tahun @ Rp 1.000.000,- = Rp 1.000.000,- b. Bak kayu lapis plastik 3 unit @ Rp 500.000,- = Rp 1.500.000,- c. Drum plastik 5 buah @ Rp 150.000,- = Rp 750.000,- Rp 3.250.000,- 2. Biaya Tetap a. Penyusutan lahan Rp 1.000.000,-/1 thn = Rp 1.000.000,- b. Penyusutan bak kayu lapis plastik Rp 1.500.000,-/2 thn = Rp 750.000,- c. Penyusutan drum plastik Rp 750.000,-/5 thn = Rp 150.000,- Rp 1.900.000,-

Page 22: Budidaya lele sangkuriang

3. Biaya Variabel a. Pakan 4800 kg @ Rp 3700 = Rp 17.760.000,- b. Benih ukuran 5-8 cm sebanyak 25.263 ekor @ Rp 80,- = Rp 2.021.052,63 c. Obat-obatan 6 unit @ Rp 50.000,- = Rp 300.000,- d. Alat perikanan 2 paket @ Rp 100.000,- = Rp 200.000,- e. Tenaga kerja tetap 12 OB @ Rp 250.000,- = Rp 3.000.000,- f. Lain-lain 12 bin @ Rp 100.000,- = Rp 1.200.000,- Rp 24.281.052,63 4. Total Biaya Biaya Tetap + Biaya Variabel = Rp 1.900.000,- + Rp 24.281.052,63 = Rp 26.181.052,63 5. Produksi lele konsumsi 4800 kg x Rp 6000/kg -Rp 28.800.000,

6. Pendapatan Produksi - (Biaya tetap + Biaya Variabel) = Rp 28.800.000,- - ( Rp 1.900.000,- + Rp 24.281.052,63) = Rp 2.418.947,37 7. Break Event Point (BEP) Volume produksi = 4.396,84 kg Harga produksi = Rp 5.496,05

Sumber :Buku Budidaya Lele Sangkuriang, Dit. Pembudidayaan, Ditjen Perikanan Budidaya

Page 23: Budidaya lele sangkuriang