PUBLIC SUMMARY (Resume Hasil Penilaian) - tuv.com filedan tujuan, ruang lingkup, jadwal, metodologi,...

25
PUBLIC SUMMARY (Resume Hasil Penilaian) HASIL AUDIT PENILIKAN III PENILAIAN KINERJA PHPL & VLK IUPHHK-HA PT YOTEFA SARANAN TIMBER SK IUPHHK-HA Nomor: SK.570/Menhut-II/2011 Tanggal : 3 Oktober 2011 Luas Areal : ± 123.565 Ha Lokasi Unit Manajemen Kabupaten Teluk Bintuni Provinsi Papua Barat Oleh : LP-PHPL PT TUV RHEINLAND INDONESIA

Transcript of PUBLIC SUMMARY (Resume Hasil Penilaian) - tuv.com filedan tujuan, ruang lingkup, jadwal, metodologi,...

PUBLIC SUMMARY

(Resume Hasil Penilaian)

HASIL AUDIT PENILIKAN III

PENILAIAN KINERJA PHPL & VLK

IUPHHK-HA

PT YOTEFA SARANAN TIMBER

SK IUPHHK-HA Nomor: SK.570/Menhut-II/2011 Tanggal : 3 Oktober 2011 Luas Areal : ± 123.565 Ha

Lokasi Unit Manajemen

Kabupaten Teluk Bintuni

Provinsi Papua Barat

Oleh :

LP-PHPL PT TUV RHEINLAND INDONESIA

RESUME HASIL PENILAIAN KINERJA PHPL IUPHHK-HA

PT YOTEFA SARANA TIMBER

1. IDENTITAS LPPHPL PT TÜV RHEINLAND INDONESIA

1. Nama Lembaga

Sertifikasi :

PT TÜV Rheinland Indonesia

2. Alamat : Menara Karya 10th Floor

Jl. H.R. Rasuna Said Block X-5 Kav. 1-2,

Jakarta 12950 INDONESIA

Telp. +62-21-579 44 579, Fax .+62-21-579 44 579

e-mail : [email protected]

3 Akte Pendirian : Akta Pendirian: No. 3 tanggal 11 September 1996 oleh Notaris Siti Mariam Muchtar Widodo SH, yang disahkan oleh Menteri Kehakiman RI tanggal 30 Oktober 1998 nomor 02-23576 HT.01.01.Th.98.

Akta Perubahan Terakhir: No. 04 tanggal 10 Agustus 2016 Notaris Anesta Chrisanti, S.H.,M.Kn. Pengesahan Menteri KumHAM RI Nomor AHU-AH.01.03-0071862 Tanggal 15 Agustus 2016.

4. Pengurus LPPHPL:

Komisaris Utama:

Ralf Scheller

Komisaris:

Andreas Hoefer

DR. Indaryati Swarna Dewi Motik, MBA

Muhammad Bascharul Asana

Direktur Utama:

I Nyoman Susila

Direktur:

Edmundus Wiharyono

Abdul Qohar

General Manager Sustainability Assurance:

Dian S. Soeminta, S.Hut

Kepala LPPHPL dan LVLK:

Dian S. Soeminta, S.Hut

4. Tim Auditor PHPL-VLK Darnawi, S.Hut – Lead Auditor/Produksi

Mashari, S.Hut – Auditor Prasyarat

M.Arife Hidayat, S.Hut – Auditor Ekologi

Ir. M. Nurul Anwar – Auditor Sosial

Sjahrul Wira Kusuma,S.Hut – Auditor VLK

2. IDENTITAS AUDITEE

1. Nama Unit Manajemen PT YOTEFA SARANA TIMBER

2. Alamat Kantor Pusat Jakarta:

Komplek Wisma Idola Tunggal, Jl. S. Parman Kav

67 Slipi Jakarta 11410

Tlp : (021)5306448

Fax : (021)5306458

Kantor Cabang:

Jl. Gunung salju (Depan Gereja Bethani) Fanindi

Manokwari, Papua Barat 98311

Tlp : (0986)212996

Fax : (0911) 211652

3. Lokasi Unit Manajemen Kabupaten Teluk Bintuni, Provinsi Papua Barat

4. Luas Areal Hutan yang

Disertifikasi

± 123.565 Ha

5. SK IUPHHK -HA SK.570/MENHUT-II/2011, tanggal 3 Oktober 2011 (Perpanjangan)

6. Susunan Komisaris dan

Pengurus Perusahaan

Berdasarkan Akta No. 43 Ok tanggal 31 Oktober

2014 Notaris Miawan Dekrit S.SH,MH, susunan

Komisaris dan Pengurus Perusahaan adalah

sebagai berikut:

Komisaris : Bonari, SH

Direktur Utama : Hunawan Widjajanto

Direktur : Mochamad Mansur

7. Pemilik Perusahaan/Saham 1. Agus Sutant

2. Andi Sutanto

3. Yunita Koeswoyo

4. Hunawan Widjajanto

8. Penanggung Jawab Sertifikasi Ir. Neneng SM Teguh

3. RINGKASAN TAHAPAN

Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan

Koordinasi dengan Instansi Kehutanan

Tanggal 30 Januari 2018 dan Tanggal 04 Februari 2018, Dinas Kehutanan Provinsi Papua Barat, BPHP dan BPKH

Koordinasi di BP2HP, Dinas

Kehutanan Propinsi, BPKH dilakukan

pada saat datang dan selesai

penilaian lapangan.

Auditor meminta masukan kinerja

auditee dan memberikan laporan

pada waktu koordinasi setelah

penilaian lapangan

Pertemuan Pembukaan

Tanggal 31 Januari 2018, Base Camp Touh PT. YST di Kabupaten Teluk Bintuni, Provinsi Papua Barat

Pertemuan pembukaan dihadiri oleh

perwakilan PT Yotefa sarana Timber

yang hadir terdiri dari Management

Representative,Manager Pengusahaan

Hutan, Kepala Bidang, Kepala Bagian

dan Staf PT Yotefa Sarana Timber serta

Tim Auditor Lembaga Sertifikasi PT TUV

Rheinland Indonesia. Perincian

pelaksanaan pertemuan pembukaan

adalah :

Pembukaan Rapat dan Perkenalan

Seluruh Tim Auditee

Lead Auditor menjelaskan maksud

dan tujuan, ruang lingkup, jadwal,

metodologi, prosedur penilaian dan

ketentuan/mekanisme pengambilan

keputusan

Meminta, ketersediaan,

kelengkapan data dan transparansi

data.

Pada saat pertemuan disepakati

antara lain jadwal audit pada

dasarnya fleksibel antara audit

dokumen dan lapangan

Penandatanganan Berita Acara

Pertemuan

Verifikasi Dokumen dan Observasi Lapangan

Tanggal 31 Januari 2018 s/d 03 Februari 2018, Base Camp Touh

Verifikasi dokumen dan observasi lapangan dapat berjalan dengan baik dan seluruh parameter penilaian

dan Areal Kerja PT YST sesuai peraturan yang berlaku dapat diselesaikan.

Pertemuan Penutupan

Tanggal 03 Februari 2018 Base Camp Touh PT. YST di Kabupaten Teluk Bintuni, Provinsi Papua Barat

Pertemuan penutupan dihadiri oleh perwakilan PT. Yotefa Sarana Timber yang terdiri dari : dari Management Representative,Manager Pengusahaan Hutan, Kepala Bidang, Kepala Bagian dan Staf PT Yotefa Sarana Timber serta Tim Auditor Lembaga Sertifikasi PT TUV

Rheinland Indonesia. Lead Auditor memaparkan hasil verifikasi dan melakukan konfirmasi hasil dan temuan di lapangan serta menginformasikan batas waktu penyampaian dokumen tambahan serta Lead Auditor dan Auditee menandatangani Notulensi Pertemuan Penutupan.

Pengambilan Keputusan

Kantor PT. TUV Rheinland Indonesia.

Dilakukan sesuai dengan ketentuan Perdirjen PHPL No. P.14/PHPL/ SET/4/2016 Lampiran 3.1 tentang Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL).

RINGKASAN HASIL PENILAIAN

Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

Prasyarat

1.1. Kepastian Kawasan Pemegang Izin dan Pemegang Hak Pengelolaan

Sedang Dokumen legal dan administrasi tata batas PT

YST tersedia lengkap sesuai dengan tingkat

realisasi pelaksanaan tata batas yang telah

dilakukan. Keseluruhan dokumen legal

administrasi perusahaan, dokumen

perencanaan kerja dan operasional

perusahaan, dokumen legal administrasi tata

batas, dan kelengkapan peta-peta yang terkait

dengan legalitas, kepastian kawasan, fungsi

hutan, dan perencanaan tersedia lengkap

Realisasi fisik tata batas di lapangan mencapai

75,68% atau sepanjang 128.772 m dari

rencana panjang keseluruhan batas areal kerja

sepanjang 170.386 m. Sisa penataan batas

yang belum direalisasikan adalah sepanjang

41.386 m (24,32% dari total 170.386 m) yang

merupakan batas sendiri di bagian selatan PT

YST. Terdapat bukti upaya untuk

merealisasikan tata batas, dimana PT YST

telah mengajukan permohonan pelaksanaan

tata batas dan dokumen rencana penataan

batas (pedoman tata batas) sudah disahkan

oleh Direktur Pengukuhan, Penatagunaan dan

Tenurial Kawasan Hutan, namun pelaksanaan

tata batas di lapangan belum direalisasikan

Terdapat pengakuan para pihak atas

eksistensi areal IUPHHK-HA PT YST yaitu dari

pihak Pemerintah, pihak Unit Manajemen

Pemegang IUPHHK-HA lain yang berbatasan

dengan areal IUPHHK-HA PT YST, dan dari

pihak Masyarakat sekitar areal kerja PT YST

sebagai pemegang hak ulayat. Namun

berdasarkan observasi di lapangan, masih

ditemukan adanya aktifitas penggesek kayu

secara illegal di dalam areal kerja PT YST.

Menyikapi hal tersebut PT YST telah

melakukan upaya penyelesaian dengan

pendekatan secara persuasif hingga represif

(penegakan hukum) dimana dilakukan razia

dengan pihak aparat dan penangkapan

pelakunya, tetapi pada saat penilikan III masih

ditemukan adanya aktifitas tersebut

Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

Tidak terdapat perubahan fungsi kawasan di areal

kerja IUPHHK-HA PT YST, sehingga verifier ini

tidak dapat diterapkan (Not Applicable). Dengan

demikian berdasarkan Peraturan Direktorat

Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari No.

P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29 April 2016,

maka verifier 1.1.4 ini tidak dapat diterapkan (Not

Applicable).

Berdasarkan observasi di lapangan dan

wawancara dengan manajemen PT YST,

diketahui terdapat kegiatan penggunaan di luar

sektor kehutanan yaitu adanya pembangunan

jalan PU dan pengambilan pasir batu (sirtu)

untuk jalan PU di dalam areal kerja PT YST,

tetapi tidak ada bukti upaya PT YST untuk

mendata dan melaporkan penggunaan

kawasan di luar sektor kehutanan

1.2.Komitmen Pemegang Izin

Baik PT YST telah memiliki dokumen visi, misi

perusahaan secara tertulis dalam Corporate

Statement dan dituangkan dalam dokumen

RKUPHHK-HA Berbasis IHMB Periode Tahun 2013-

2022 yang disahkan berdasarkan Surat Keputusan

Menteri Kehutanan Nomor SK.15/BUHA-2/2013

tanggal 22 April 2013 dan telah sesuai dengan

kerangka pengelolaan hutan lestari.

Sosialisasi visi, misi perusahaan PT YST telah

dilakukan, mulai dari level pemegang izin

(karyawan PT YST) dan masyarakat disekitar

areal kerjanya. Sosialisasi visi misi PT YST

kepada masyarakat di sekitar areal kerjanya

yang telah dilakukan sejak tahun 2012 meliputi

Kampung Atibo, Pasamai, Tihibo, Bumi Saniari,

Wesiri, Sibena, sesuai dengan bukti berita

acara sosialisasi, daftar absensi peserta yang

hadir dan dokumentasi kegiatan sosialisasi

Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

Visi misi telah diimplementasikan dalam

pelaksanaan PHPL namun masih belum

seluruhnya terealisasi. Implementasi kegiatan

pengelolaan hutan lestari yang telah dilakukan PT

YST baru sebagian yang sesuai dengan visi dan

misi perusahaan, diantaranya adalah terkait

dengan kepastian kawasan (sampai dengan tahun

2018 belum mencapai temu gelang 100%),

realisasi produksi satu tahun terakhir tidak dapat

mencapai target yang direncanakan, kegiatan

pengelolaan kawasan lindung, konservasi tanah

dan air belum seluruhnya dapat direalisasikan, dan

kegiatan kelola sosial (program PMDH/kelola

sosial belum seluruhnya dapat direalisasikan

kepada masyarakat).

1.3. Jumlah dan Kecukupan Tenaga Profesional Bidang Kehutanan pada Seluruh Tingkatan Untuk Mendukung Pemanfaatan Implementasi Penelitian, Pendidikan dan Latihan

Sedang PT YST telah memiliki tenaga profesional

bidang kehutanan dan tenaga teknis PHPL

pada setiap bidang kegiatan pengelolaan

hutan tetapi jumlahnya belum sesuai dengan

kebutuhan pengelolaan hutan berdasarkan

luasan areal kerjanya seluas ± 123.565 ha

sebagaimana diatur dalam ketentuan Perdirjen

PHPL No. P.16/PHPL-IPHH/2015

Realisasi peningkatan kompetensi SDM PT

YST pada tahun 2017-Januari 2018 mencapai

100% atau sebanyak 26 orang dari 26 orang

yang direncanakan mengikuti pendidikan dan

pelatihan, baik berupa pelatihan Tenaga

Teknis (GANIS PHPL) maupun Non Tenaga

Teknis dan secara internal maupun eksternal

Dokumen ketenagakerjaan yang dimiliki dan

dijadikan acuan oleh Manajemen PT YST

tersedia tetapi tidak lengkap, dimana terkait

dengan hubungan industrial diketahui terdapat

beberapa hal yang belum diimplementasikan

oleh PT YST, yaitu belum tersedia Lembaga

Kerjasama Bipartit sesuai dengan UU No 13

tahun 2013 dan masih terdapat karyawan yang

telah dikontrak lebih dari 3 tahun berturut

namun belum diangkat sebagai karyawan tetap

sebagaimana diatur dalam UU No 13 tahun

2003

Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

1.4. Kapasitas dan Mekanisme untuk Perencanaan Pelaksanaan Pemantauan Periodik, Evaluasi dan Penyajian Umpan Balik Mengenai Kemajuan Pencapaian (Kegiatan) IUPHHK–HA/RE/ HT/ Pemegang Hak Pengelolaan

Sedang Tersedia Struktur organisasi dan job

description PT YST yang ditetapkan oleh

Corporate HR Manager melalui SK Nomor

012/HRP-SK/CHR-YST/XII/2016 dan sesuai

dengan kerangka PHPL dimana di dalamnya

terdapat unit kerja yang membidangi Kelola

Produksi, Kelola Lingkungan dan Kelola Sosial

PT YST telah memiliki sebagian perangkat

sistem informasi manajemen dan komunikasi

serta tenaga pelaksananya di Kantor Pusat

Jakarta, Kantor Cabang Manokwari dan Base

Camp Touh. Perangkat radio komunikasi yang

merupakan perangkat penting untuk

penyampaian informasi dan salah satu

perangkat pengendali bahaya kecelakaan

dalam kegiatan operasional di dalam areal

kerjanya sampai dengan saat ini belum dimiliki

oleh PT YST

PT YST telah memiliki organisasi SPI (internal

control) tetapi masih belum mencukupi untuk

kegiatan pengawasan terhadap seluruh

tahapan kegiatan operasional pengelolaan

hutan alam yang diselenggarakan oleh

manajemen camp. Pengawasan yang

dilakukan SPI belum dapat mengontrol seluruh

tahapan kegiatan PHPL, seperti kegiatan

perencanaan secara keseluruhan, kegiatan

pengelolaan ekologi/lingkungan dan kegiatan

kelola sosial

Tindak koreksi perbaikan terhadap hasil

monitoring dari tim SPI/internal control, baru

sebagian yang dilaksanakan oleh manajemen

camp PT YST. Tindakan pencegahan dan

perbaikan atas monitoring dan evaluasi belum

menyeluruh pada tahapan kegiatan

pengelolaan hutan, mulai dari seluruh tahapan

teknis kegiatan perencanaan, tahapan teknis

produksi, teknis pengelolaan

ekologi/lingkungan dan kelola sosial

Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

1.5. Persetujuan atas dasar informasi awal tanpa paksaan (PADIATAPA)

Sedang Kegiatan penebangan PT YST pada Blok

RKTUPHHK-HA Tahun 2017 maupun

RKTUPHHK-HA 2018 dan Carry Over 2017 yang

akan mempengaruhi kepentingan hak-hak

masyarakat pemilik hak ulayat (Marga Manikrowi,

Marga Irai dan Marga Horna), telah mendapatkan

persetujuan atas dasar informasi awal yang

memadai.

Proses tata batas areal kerja IUPHHK-HA PT

YST baru mendapat persetujuan dari

sebagian para pihak. Masih terdapat batas

areal kerjanya sepanjang 41.386 m (24,32%

dari total 170.386 m) yang belum dilakukan

penataan batas, sehingga belum seluruhnya

batas areal kerjanya mendapat persetujuan

para pihak

Terdapat persetujuan dalam proses

penyusunan program CSR/CD (PMDH) PT

YST dari para pihak, baik pemerintah maupun

masyarakat setempat, namun dalam

pelaksanaan program tersebut yang telah

direncanakan baru sebagian dari jenis

program kegiatan PMDH yang dapat

direalisasikan kepada masyarakat di sekitar

areal kerja IUPHHK-HA PT YST

Persetujuan dalam proses penetapan

kawasan lindung PT YST diperoleh dari

sebagian para pihak, yaitu baru dari pihak

Pemerintah. Persetujuan dari pihak

masyarakat yang berada di sekitar arealnya,

sosialisasi kawasan lindungnya baru dilakukan

pada sebagian masyarakat di sekitar areal

kerjanya, yaitu Kampung Tihibo, Pasamai,

Bumi Saniari, dan Athibo, sedangkan

sosialisasi kepada masyarakat Kampung

Athisba dan Kampung Sibena belum

dilakukan. Sehingga belum seluruhnya

masyarakat kampung sekitar areal kerja PT

YST mengetahui dan mendukung keberadaan

kawasan lindungnya

Produksi

2.1 Penataan areal kerja jangka panjang dalam pengelolaan hutan lestari

Sedang PT YST telah memiliki dokumen rencana

jangka panjang sepuluh tahunan berupa

RKUPHHK yang berdasarkan hasil IHMB

periode tahun 2013 – 2022 yang telah

disahkan oleh pejabat Departemen Kehutanan

Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

dengan nomor SK. 15/BUHA-2/2013

Kegiatan penataan areal kerja periode tahun 2017

dan 2018 telah sesuai dengan Blok kerja yang

direncanakan diareal rencana kerja RKUPHHK

periode tahun 2013 s/d 2022, tetapi masih terdapat

blok tebangan yang belum sesuai yaitu blok carry

over dari tahun sebelumnya.

Penandaan batas pada areal bekas tebangan

terlihat dengan adanya papan nama blok dan

petak serta penandaan batas blok dan batas

petak berupa cat warna merah, namun masih

terdapat tanda batas blok yang tidak terlihhat

dengan jelas

2.2 Tingkat penebangan/ pemanen-an lestari utk setiap jenis hasil hutan kayu utama dan nir kayu pada setiap ekosistem hutan.

Sedang Terdapat data potensi tegakan per tipe

ekosistem dari hasil IHMB/Survei Potensi dan

hasil ITSP 3 tahun terakhir yaitu tahun 2015,

2016 dan 2017, dan tetapi kelengkapan peta

pendukungnya seperti peta sebaran pohon

belum seluruhnya dibuat

PT Yotefa telah membuat dan melakukan

pengukuran riap tegakan pada lokasi PUP di Petak

37 EE tahun 2015 dan telah dilakukan pengukuran

ke tiga, hasil pengukuran telah dilakukan analisis

pertumbuhan diameter dan tingginya tetapi belum

dapat disimpulkan tentang riap pertumbuhan

tegakan setiap tahunnya.

PT YST telah melakukan analisis data potensi dan

riap tegakan namun memanfaatkan hasilnya

sebagai pembanding untuk menyusun perhitungan

JTT. Dalam penyusunan JTT PT YST masih

menggunakan data hasil IHMB

2.3 Pelaksanaan penerapan tahapan sistem silvikultur untuk menjamin regenerasi hutan

Baik Terdapat dokumen SOP seluruh tahapan

Silvikultur sistem TPTI yang telah dilaksanakan di

areal kerja dan pada prosedur kerja/prosesnya

sesuai dengan teknis kegiatan yang sesuai dengan

peraturan yang berlaku pada kegiatan inventarisasi

tegakan sebelum penebangan.

PT YST telah melaksanakan seluruh tahapan

kegiatan TPTI tetapi masih terdapat kegiatan

yang belum sesuai dengan SOP yang

disusun dan disahkan

Berdasarkan hasil survey IHMB masih

memiliki cukup potensi sedian pohon inti dan

pohon tinggal yakni 48, 59 batang/Ha. Kondisi

tersebut menunjukkan bahwa dalam tegakan

hutan yang ada di areal kerja PTYST terdapat

pohon inti atau pohon komersil yang harus

disisakan setelah ditebang dan mampu

Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

menjamin kelestarian

Terdapat pohon induk jenis komersial yang

menjamin ketersediaan permudaan tingkat

semai dan terdapat permudaan tingkat tiang

dan/atau pancang dari jenis-jenis komersial

yang tersebar merata dalam jumlah yang 74

batang/Ha (dengan mempertimbangkan

kemampuan riap pertumbuhan tegakan

setempat) mampu menjamin terjadinya

kelestarian pemanenan hasil pada rotasi ke -3

2.4 Ketersediaan dan penerapan teknologi ramah lingkungan untuk pemanfaatan hutan.

Sedang PT YST telah memiliki SOP pemafaatan hutan

ramah lingkungan dengan NO. PROD-03 versi :

04, namun belum berdasarkan kondisi areal kerja

seperti topografi, kondisi sungai, jenis tanah dan

fungsi hutannya sebagai acuan untuk menentukan

kegiatannya

PT YST telah menerapan teknologi ramah

lingkungan pada tahapan I yaitu

Praperencanaan (penyusunan RKU dan RKT),

dan tahapan II Perencanaan berupa kegiatan

PAK, ITSP dan PWH sedangkan pada

tahapan kegiatan perasional (pemanenan

hasil) dan tahapan pasca operasional belum

dilakukan secara maksimal

Berdasarkan hasil studi, pengamatan dilapangan

diketahui bahwa tingkat kerusakan tegakan tinggal

rata-rata untuk semua tingkatan permudaan dan

pohon dengan rata rata sebesar 24%

Pemanfaatan kayu selama periode penilaian

sebesar faktor Eksploitasi sebesar 0,84 dengan

masih terdapatnya limbah yang tidak dapat

dimanfaatkan dari hasil kegiatan pemotongan

batang

2.5 Realisasi penebangan sesuai dengan rencana kerja penebangan/ pemanenan/ pemanfaatan pada areal kerja

Baik Terdapat dokumen rencana jangka pendek

yaitu RKT selama periode tahun 2015 sampai

dengan tahun 2018 yang disahkan oleh Kepala

Dinas Kehutanan Propinsi Papaua Barat.

Dokumen RKT disusun berdasarkan pada

dokumen RKUPHHK berbasis IHMB periode

tahun 2013 s/d 2023

Terdapat peta kerja sesuai RKT yang disahkan

oleh pejabat yang berwenang yang

menggambarkan areal yang boleh

ditebang/dipanen/dimanfaatkan/ditanam/dipelih

ara beserta areal yang ditetapkan sebagai

kawasan lindung

PT YST telah melakukan implementasi peta

Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

kerja berupa penandaan pada sebagian batas

blok

tebangan/dipanen/dimanfaatkan/ditanam/dipeli

hara beserta areal yang ditetapkan sebagai

kawasan lindung

Realisasi volume tebangan, kurang dari 70%

yaitu sebesar 50,16 % (2016) dan 20,36%

(2017) dengan jenis yang dari kelompok

meranti (merbau) yang terbanyak. Sedangkan

berdasarkan luas areal pencapaian kurang

maksimal sehingga pada tahun berikutnya di

Carry over

2.6 Tingkat investasi dan reinvestasi yang memadai dan memenuhi kebutuhan dalam peman-faatan hutan, adminis-trasi, penelitian dan pengembangan, serta peningkatan kemampuan sumberdaya manusia.

Sedang likuiditas perusahaan untuk tahun 2014 - 2016 adalah dalam kondisi tidak likuid (di bawah 100%), kondisi solvabilitas perusahaan untuk tahun 2014 - 2016 adalah tidak solvable (di bawah 100%), dan tahun 2015 mulai solvable dan rmodal atau asset (aktiva) yang dimiliki perusahaan sudah dapat menghasilkan laba (kecuali tahun 2016)

Realisasi alokasi dana hanya mencukupi kurang dari 80% kebutuhan kelola hutan yang seharusnya berdasarkan laporan penatausahaan keuangan yang dibuat sesuai dengan Pedoman Pelaporan Keuangan Pemanfaatan Hutan Produksi (yang telah diaudit oleh akuntan publik).

Alokasi dana untuk seluruh bidang kegiatan diberikan secara proporsional atau Alokasi dana untuk seluruh bidang kegiatan terdapat perbedaan lebih dari 50%

Kegiatan pengelolaan hutan telah dilakukan yaitu dari kegiatan perencanaan (PAK, ITSP, PWH), kegiatan penanaman (Persemaian dan penanaman), perlindungan hutan dan kegiatan kelola lingkungan, namun terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan belum sesuai dengan tata waktu yang telah direncanakan didalam dokumen rencana kerja tahunan

Realisasi modal untuk pembinaan hutan, perlindungan hutan dan penanaman tanah kosong di areal Pemegang Hak izin oleh IUPHHK-HA sebesar 72,51%

Realisasi pelaksanaan kegiatan pembinaan hutan (luas dan kualitas tegakan) diatas 80% dari yang direncanakan

Ekologi

3.1. Keberadaan, kemantapan dan kondisi kawasan dilindungi pada setiap tipe hutan

Baik Berdasarkan hasil verifikasi dokumen AMDAL,

RKUPHHK-HA dan Surat Keputusan Direktur

terkait dengan penetapan kawasan lindung,

diketahui bahwa tidak terdapat perubahan rencana

alokasi kawasan lindung di PT Yotefa Sarana

Timber, total luas kawasan lindung yang terdapat

di dalam areal kerja PT YST 5.378 Ha yang terdiri

dari kelerengan >40% 4.200 Ha; Sempadan

Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

Sungai 878 Ha dan KPPN 300 Ha, berdasarkan

hasil verifikasi lapangan, kondisi kawasan lindung

telah sesuai dengan kondisi biofisiknya

Berdasarkan hasil verifikasi tersebut diketahui,

realisasi kegiatan penataan kawasan lindung telah

mencapai 5.196 Ha dari total luas 5.378 Ha,

sehingga telah mencapai 97%. Kegiatan penataan

kawasan lindung dengan melakukan pemasangan

papan nama lokasi/jenis kawasan lindung,

pemasangan patok berupa batang kayu yang di cat

warna merah dan pembuatan rintisan pada batas

terluar kawasan lindung dengan lebar rintisan 1 m

Kondisi Kawasan Lindung PT Yotefa Sarana

Timber berdasarkan hasil overlay antara peta

kawasan lindung dengan peta penafsiran citra

satelit tahun 2017 diketahui bahwa kondisi

tutupan lahan kawasan lindung PT Yotefa

Sarana Timber seluruhnya masuk dalam

kategori hutan lahan kering primer dengan

kata lain >90% berhutan. Berdasarkan hasil

verifikasi lapangan juga di ketahui untuk

kawasan lindung kelerengan >40% yang

terdapat di areal blok RKT 2017 dan

Sempadan Sungai Chii kondisi tutupan

vegetasi masih baik dan terjaga

Hasil verifikasi diketahui bahwa pengakuan

terhadap kawasan lindung yang terdapat di dalam

areal kerja PT Yotefa Sarana Timber baru sebatas

pemerintah pusat (Kementerian Lingkungan Hidup

dan Kehutanan) dan Dinas Kehutanan Provinsi

Papua Barat. Sedangkan untuk masyarakat

(Kampung Tihibo, Pasamai, Bumi Saniari, dan

Atibo) dan karyawan belum seluruhnya dilakukan

kegiatan sosialisasi. Sehingga pengakuan

kawasan lindung dari para pihak baru sebesar

60,57%.

Pengelolaan kawasan lindung meliputi penetapan,

penataan batas, pengamanan, pemeliharaan dan

inventarisasi, kegiatan pengelolaan yang telah

dilakukan oleh PT YST yang telah efektif dilakukan

baru sebatas pada 3 (tiga) kegiatan yaitu

penetapan, penataan dan pemeliharaan kawasan

lindung. Sedangkan untuk kegiatan pengamanan

dan inventarisai baru terlaksana sebagian belum

mencakup seluruh kawasan lindung yang telah di

tetapkan. Sehingga dari 5 (lima) jenis kegiatan

pengelolaan kawasan lindung berdasarkan

ketentuan Keputusan Presiden No. 32 Tahun

1990, yang diimplementasikan PT YST secara

Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

evektif baru mencapai 60% dari ketentuan yang

berlaku

3.2. Perlindungan dan pengamanan hutan

Sedang Prosedur tentang perlindungan dan pengamanan

hutan yang telah di miliki PT YST mencakup jenis

gangguan hutan berupa Gangguan kebakaran

hutan, perambahan hutan, pencurian hasil hutan,

penggembalaan ternak dan hama penyakit. Akan

tetapi penanggung jawab dalam prosedur tersebut

belum menyesuaikan dengan struktur organisasi

dan atau direksi terbaru. Serta dalam langkah

penanganan yang di atur dalam prosedur baru

sebatas preemptife dan preventife belum sampai

dengan tindakan represif dalam penanganan

gangguan hutan tersebut

Sarana prasarana perlindungan dan pengamanan

hutan belum sepenuhnya sesuai dengan

ketentuan. Hal ini di jumpai seperti alat komunikasi

radio HT dan SSB yang seharusnya tersedia

minimal di pos pengamanan dan masing-masing

tim security belum tersedia, begitu juga papan

informasi Fire Dengerous Indicator (FDI) belum

dijumpai dilapangan. Maka berdasarkan data

sarana prasarana yang dimiliki, baru terdapat

68,4% ketersediaan sarana prasarana

berdasarkan ketentuan dan rencana yang dimiliki

PT YST

PT YST telah memiliki SDM perlindungan dan

pengamanan hutan, sampai dengan kegiatan

penilikan ke-3 ini untuk ketercukupan anggota

perlindungan dan pengamanan hutan telah

mencukupi jumlah berdasarkan ketentuan yang

berlaku sebanyak 7-11 orang. Akan tetapi untuk

kualifikasi dan kompetensi belum dipertimbangkan

dalam hal peningkatannya untuk masing-masing

anggota. Sehingga berdasarkan norma yang

disyaratkan untuk ketersediaan jumlah SDM dan

kualifikasinya, PT YST baru memiliki 50% dari

ketentuan yang berlaku

PT YST telah melakukan kegiatan perlindungan

hutan tetapi belum sepenuhnya sesuai dengan

ketentuan. masih terdapat beberapa kegiatan yang

bersifat represif yang belum diatur dalam prosedur

sehingga belum terealisasi dilapangan, hal ini

dikarenakan masih terdapat kegiatan penebangan

oleh masyarakat setempat. Begitu juga telah

terekam dalam laporan pada bulan Oktober 2017

di Km 25 s/d km 60 terdapat kegiatan gesekan

kayu dan kegiatan perburuan liar. Akan tetapi

sampai dengan kegiatan penilikan ke-3 belum

terdapat bukti tindak lanjut dari temuan dilapangan

Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

tersebut

3.3. Pengelolaan dan pemantauan dampak terhadap tanah dan air akibat pemanfaatan

hutan

Sedang PT Yotefa Sarana Timber telah memiliki beberapa

prosedur terkait dengan pengelolaan dampak

terhadap tanah dan air, akan tetapi masih terdapat

kekurangan dalam penyusunan prosedur terkait

dengan kegiatan yang dilakukan berdasarkan

dokumen lingkungan dan perencanaan,

penanggung jawab kegiatan yang belum sesuai

dengan struktur organisasi PT YST. Dan masih

terdapat prosedur yang belum disusun atau belum

dimiliki oleh PT YST yaitu terkait kegiatan

pengelolaan dan pemantauan tanah dan air yaitu

prosedur pemantauan sifat fisik kimia tanah dan air

PT Yotefa Sarana Timber telah memiliki sejumlah

sarana prasarana pengelolaan dan pemantauan

dampak tanah dan air, sarana prasarana yang

dimiliki berupa alat berat dalam pembuatan sarana

jalan dan sarana pemantauan dampak berupa bak

erosi, pengukur curah hujan dan pengukur tingi

muka air. Akan tetapi sarana prasarana yang

belum dimiliki yaitu sarana penanganan limbah B3

seperti oli bekas, sarana pemantauan sedimentasi,

suhu dan kelembaban, sehingga baru terdapat

76,47% ketersediaan sarana prasarana

pengelolaan dan pemantauan lingkungan

Sumber Daya Manusia (SDM) pengelolaan dan

pemantauan dampak terhadap tanah dan air yang

dimiliki oleh PT YST, dalam pelaksanaan kegiatan

dilaksanakan bersama antara SDM perencanaan

dan Bina Hutan. Berdasarkan hasil verifikasi SDM

pengelolaan dan pemantauan dampak terhadap

tanah dan air dari segi kualifikasi masih dapat

dikatakan kurang, dikarenakan PT YST baru

memiliki 1 GANIS BINHUT. Sedangkan

berdasarkan peraturan P.16 tahun 2015 untuk

luasan areal 100.000 s/d 200.000 ha, keperluan

GANIS BINHUT yang dibutuhkan berjumlah 8

orang. Berdasarkan hasil verifikasi tersebut

diketahui bahwa dari segi kualifikasi baru terdapat

4 orang sarjana kehutanan. Maka jumlah dan

kualifikasi dari SDM pengelolaan dan pemantauan

baru mencapai 63,33% dari ketentuan dan

ketercukupan dilapangan.

Berdasarkan hasil verifikasi dokumen, PT YST

telah memiliki rencana kegiatan pengelolaan

dampak terhadap tanah dan air, berupa dokumen

rencana pengelolaan lingkungan (RKL) yang telah

disetujui dan disahkan oleh Komisi Pusat AMDAL

Departemen Kehutanan Nomor 212/DJ-

VI/AMDAL/95 tanggal 10 Oktober 1995.

Implementasi kegiatan pengelolaan secara sipil

Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

teknis yang telah dilakukan berupa pengerasan

pembuatan jalan utama, pembuatan parit, mating-

mating, gorong-gorong dan jembatan. Untuk

pengelolaan secara vegetatif yang telah

diimplementasikan kegiatan penanaman areal non

produktif dan pembuatan persemaian permanen.

kegiatan yang belum dilaksanakan (pembuatan

sedimen trap dan penanaman penutup/caver crop),

beberapa kegiatan yang baru sebagian kecil

dilaksanakan (rencana pembuatan jalan sarad,

penebangan dan penyaradan) dan pengelolaan

limbah B3 (penampungan oli, pengisian BBM,

penyimpanan bekas sparepart) belum tertata

dengan baik, maka realisasi kegiatan baru

mencapai 58,34%

Berdasarkan hasil verifikasi dokumen laporan

permasing-masing kegiatan dengan laporan

kegiatan RKL-RPL semester I dan II tahun 2017.

Kegiatan pemantauan yang telah dilakukan secara

rutin berupa pemantauan erosi, curah hujan, tinggi

muka air dan uji laboratorium sifat fisik kimia air.

Sedangkan untuk sifat fisik kimia tanah,

pemantauan sedimentasi dan pemantauan suhu

kelembaban belum terealisasi. Begitu juga untuk

pemantauan limbah B3 juga belum

terimplementasi dengan sepenuhnya. Berdasarkan

hasil verifikasi tersebut diketahui bahwa rencana

dan implementasi kegiatan pemantauan tanah dan

air baru sebesar 50%

Terdapat indikasi terjadinya dampak yang besar

dan penting terhadap tanah dan air, serta ada

upaya pengelolaan dampak sesuai ketentuan.

Beberapa usaha untuk meminimalkan terjadinya

dampak terhadap tanah dan air yang telah

dilakukan oleh PT YST berupa pembuatan jalan

dengan pengerasan, pembuatan parit yang di

alirkan masuk kedalam areal berhutan,

penanamanan areal tanah kosong (areal non

produktiv dan bekas jalan sarad, TPN dan TPK)

dan lainnya, upaya tersebut telah disampaikan

dalam verifier 3.3.4 yaitu kegiatan pengelolaan

dampak terhadap tanah dan air dari segi sipil

teknis dan vegetative

3.4. Identifikasi spesies flora dan fauna yang dilindungi dan/ atau langka (endangered), jarang (rare), terancam punah (threatened) dan endemik.

Sedang Tersedia prosedur identifikasi untuk flora dan

fauna, akan tetapi masih terdapat kekurangan

dalam cakupan prosedur yang dimiliki seperti

penanggung jawab pelaksanaan yang belu

disesuaikan dengan struktur organisasi PT YST

terbaru. Sedangkan focus prosedur identifikasi

untuk jenis flora hanya pada flora/vegetasi

berkayu, sedangkan untuk fauna baru sebatas

Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

jenis aves, mamalia, reptile atau amphibi. sehingga

belum mencakup jenis vegetasi non kayu, dan

fauna jenis insect dan ikan. Maka diketahui bahwa

prosedur identifikasi belum mencakup seluruh flora

fauna berdasarkan ketentuan yang berlaku

(57,14%)

PT YST baru melakukan identifikasi sebatas

vegetasi berkayu dan non kayu untuk kelompok

Flora, akan tetapi belum di kelompokkan

berdasarkan status perlindungannya, dan untuk

Fauna baru sebatas mamalia, aves, dan reptile,

dan hasil identifikasi baru sebatas di areal Virgin

forest dilakukan di areal KPPN petak 39 KK, 40 KK

dan 40 LL dan areal LOA di petak 28 OO dan Blok

Tebangan dari kegiatan ITSP, belum mencakup

seluruh areal kerja PT YST. Berdasarkan hasil

verifikasi tersebut, maka PT YST telah melakukan

(67,5%) kegiatan identifikasi flora fauna akan tetapi

belum mencakup seluruh jenis berdasarkan

ketentuan peraturan PP 7 tahun 1999, CITES dan

IUCN untuk seluruh areal IUPHHK-HA

3.5. Pengelolaan flora untuk :

1. Luasan tertentu dari HP yang tidak ter ganggu, dan bagian yang tidak rusak.

2. Perlindungan terhadap species flora dilindungi/ jairang, langka dan terancam punah dan endemik.

Sedang Prosedur pengelolaan flora yang dimiliki PT YST

belum mencakup seluruh kegiatan pengelolaan

flora berdasarkan ketentuan yang berlaku.

Kegiatan baru mencakup pembinaan habitat dan

pemantauan keberadaan flora. Sedangkan untuk

penyelamatan jenis dan perlindungan flora belum

dijelaskan secara rinci dalam prosedur tersebut

(50%).

PT YST telah melakukan kegiatan pengelolaan

flora, akan tetapi baru terbatas pada pembinaan

habitat dan pemantauan keberadaan flora.

Sedangkan untuk penyelamatan jenis dan

perlindungan flora belum dijelaskan secara rinci

dalam prosedur pengelolaan, sehingga dengan

belum sempurnanya prosedur pengelolaan dan

kegiatan identifikasi, maka untuk implementasi

kegiatan pengelolaan flora belum sepenuhnya

diimplementasikan

Berdasarkan hasil verifikasi diketahui bahwa

gangguan terhadap flora diareal PT YST masih

terjadi, hal ini masih dijumpai kegiatan penebangan

pohon jenis tertentu oleh masyarakat, di jumpai

dilapangan di km 40-45. Hal ini diperkuat dengan

laporan hasil patrol pada bulan Oktober tahun

2017 sama dengan kondisi lapangan yaitu dijumpai

kegiatan penggesekan kayu oleh masyarakat

3.6. Pengelolaan fauna untuk :

1. Luasan tertentu dari HP yang

Sedang Prosedur pengelolaan fauna yang dimiliki PT YST

belum mencakup seluruh kegiatan pengelolaan

fauna berdasarkan ketentuan yang berlaku.

Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

tidak ter ganggu, dan bagian yang tidak rusak.

2. Perlindungan terhadap species flora dilindungi/ jairang, langka dan terancam punah dan endemik.

Kegiatan baru mencakup pembinaan habitat dan

pemantauan keberadaan fauna. Sedangkan untuk

penyelamatan jenis dan perlindungan fauna belum

dijelaskan secara rinci dalam prosedur tersebut

PT YST telah melakukan kegiatan pengelolaan

fauna, akan tetapi baru terbatas pada pembinaan

habitat dan pemantauan keberadaan fauna.

Sedangkan untuk penyelamatan jenis dan

perlindungan fauna belum dijelaskan secara rinci

dalam prosedur pengelolaan, sehingga dengan

belum sempurnanya prosedur pengelolaan dan

kegiatan identifikasi, maka untuk implementasi

kegiatan pengelolaan flora belum sepenuhnya

diimplementasikan

Gangguan terhadap fauna dilindungi di areal kerja

PT YST masih terjadi, hal ini berdasarkan laporan

perlindungan dan pengamanan hutan diketahui

bulan Februari dan agustus terdapat gangguan

perburuan satwa dilindungi. Upaya

penanggulangan gangguan tersebut berupa

sosialisasi dan pemasangan baner untuk jenis-

jenis fauna diindungi. Dan pemasangan papa

himbauan larangan berburu

Sosial

4.1. Kejelasan deliniasi kawasan Operasional perusahaan/pemegang izin dengan kawasan masyarakat hukum adat dan/atau masyarakat setempat

Baik PT YST telah mengidentifikasi keberadaan

masyarakat desa binaannya melalui Laporan

Tindak Lanjut Data Base Sosial tahun 2017.

dimana Laporan Tindak Lanjut data base sosial PT

YST telah memuat memuat tentang kajian adanya

potensi ekonomi di masyarakat, dan upaya untuk

menjadikan hasil identifikasi yang ada sebagai

basis pengelolaan sosial ekonomi masyarakat di

desa binaan

Telah tersedia mekanisme yang mengatur

pembuatan batas kawasan secara parsitipatif dan

penyelesaian konflik batas kawasan namun belum

direvsi sesuai dengan ketentuan terbaru tentang

resolusi konflik. Permasalahan yang timbul dalam

prakteknya berkaitan dengan fee kompensasai

produksi kayu yang diselesaikan oleh Unit

Manajamen langsung dengan suku pemilik hak

tanah ulayat/adat

PT YST telah memiliki mekanisme yang mengatur

pengakuan hak-hak dasar masyarakat hukum adat

dan masyarakat setempat dalam perencanaan

pemanfataan SDH yang legal lengkap dan jelas

Terdapat bukti-bukti tentang luas dan batas

kawasan PT YST dengan batas kawasan yang

dimiliki oleh masyarakat hukum adat/ setempat

Terdapat persetujuan para pihak dan konflik dapat

Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

dikelola dengan baik

4.2. Implementasi tanggungjawab sosial perusahaan sesuai dengan Peraturan perundangan yang berlaku

Baik Tersedia dokumen yang lengkap menyangkut

tanggung jawab sosial PT YST sesuai dengan

peraturan perundangan yang relevan

Tersedia mekanisme yang lengkap & legal tentang

pemenuhan kewajiban sosial PT YST terhadap

masyarakat

Terdapat bukti sebagian pelaksanaan kegiatan

sosialisasi mengenai hak dan kewajiban

pemegang izin terhadap masyarakat dalam

mengelola SDH

PT YST telah melaksanakan tanggung jawab

sosial terhadap masyarakat/ implementasi hak-hak

dasar masyarakat hukum adat dan masyarakat

setempat dalam pengelolaan SDH. Namun

demikian terkait dengan kegiatan pemberdayaan

ekonomi koperasi sebagaimana diamanatka, oleh

Surat Keputusan Menteri Kehutanan Republik

Indonesia Nomor: SK.570/MENHUT-II/2011,

tanggal 3 Oktober 2011 tentang Pemberian

Perpanjangan IUPHHK-HA pada PT Yotefa

Sarana Timber belum sepenuhnya dilaksanakan.

Tersedia sebagian laporan kelola sosial terkait

pelaksanaan tanggungjawab sosial pemegang izin

termasuk ganti rugi

4.3. Ketersediaan mekanisme dan implementasi distribusi manfaat yang adil antar para pihak

Baik Data dan informasi yang berkaitan tentang

masyarakat hukum adat dan/atau masyarakat

setempat yang terlibat, tergantung, terpengaruh

oleh aktivitas pengelolaan SDH

Telah tersedia mekanisme mengenai peningkatan

peran serta dan aktivitas ekonomi masyarakat

Terdapat dokumen rencana PT YST mengenai

kegiatan peningkatan peran serta dan aktivitas

ekonomi masyarakat, namun belum dilengkapi

dengan RO PMDH tahun 2017

Terdapat bukti implementasi sebagaian

peningkatan peran serta dan aktivitas ekonomi

masyarakat hukum adat dan/atau masyarakat

setempat oleh PT YST.

PT YST memiliki bukti dokumen/laporan mengenai

pelaksanaan distribusi manfaat kepada para pihak

yang lengkap dan terdokumentasi dengan baik

4.4. Keberadaan mekanisme resolusi konflik yang handal

Sedang Telah tersedia mekanisme resolusi konflik namun

belum mengacu pada ketentuan Perdirjen

P.5/PHPL/UHP/PHPL.1/2/2016 Tentang Pedoman

Pemetaan dan Resolusi Konflik Pada Pemegang

Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu

(IUPHHK) dalam Hutan Produksi

Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

PT YST belum memiliki peta potensi konlik sesuai

dengan ketentuan Perdirjen

P.5/PHPL/UHP/PHPL.1/2/2016 Tentang Pedoman

Pemetaan dan Resolusi Konflik Pada Pemegang

Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu

(IUPHHK) dalam Hutan Produks, namun setiap

konflik yang timbul akibat kegiatan operasional PT

YST dapat diselesaikan dengan baik

Tersedia organisasi kelembagaan konflik namun

belum memiliki rencana kerja dan rencana alokasi

anggaran biaya operasional yang secara khusus

untuk operasional kegiatannya

PT YST belum menyampaikan laporan pemetaan

potensi dan resolusi konflik berkala sesuai dengan

ketentuan Perdirjen

P.5/PHPL/UHP/PHPL.1/2/2016 tentang Pedoman

Pemetaan dan Resolusi Konflik Pada Pemegang

Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu

(IUPHHK) dalam Hutan Produksi. Berdasarkan

ketentuan tersebut laporan harus disampiakn

secara berkala setiap 6 bulan kepada Dinas

Kehutanan Provinisi dan Dirjen PHPL

4.5. Perlindungan, Pengembangan dan Peningkatan Kesejahteraan Tenaga Kerja

Sedang PT YST telah merealisasikan sebagian besar

hubungan industrial dengan seluruh karyawan.

PT YTS telah merealisasikan sebagian besar

pengembangan kompetensi karyawanya, namun

belum belum merujuk kepada rencana dari Analisis

Kebutuhan Pelatihan (Training Need Analysis)

pada masing-masing bagian

PT YST telah mengimplementasikan standar

jenjang karir karyawan berdasarkan hasil

pengamatan dan penilaian karyawan (evaluasi

kinerja karyawan), namun belum dilaksanakan

secara menyeluruh pada setiap bagian

Terdapat dokumen tunjangan kesejahteraan

karyawan dan baru sebagian diimplementasikan

VLK

1.1.1. Pemegang izin mampu menunjukkan keabsahan IUPHHK

Memenuhi a. Kelengkapan dan keabsahan Surat Keputusan

Menteri Kehutanan Nomor SK.570/MENHUT-

II/2011, tanggal 3 Oktober 2011 di Kabupaten

Teluk Bintuni, Propinsi Papua Barat, Luas ±

123.565 Ha dipenuhi seluruhnya

Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

b. PT Yotefa Sarana Timber dapat menunjukan SPP

dan bukti bayar IIUPH : Berupa Aplikasi

Pengiriman Uang dan Tujuan pengiriman :

Bendahara Umum penerima setoran IIUPH,

tanggal pembayaran telah sesuai dengan bukti

Pengirim dan sesuai dengan SPP

NA c.

2.1.1. RKUPHHK/RPKH dan Rencana Kerja Tahunan (RKT/Bagan Kerja/RTT) disahkan oleh yang berwenang

Memenuhi a. PT Yotefa Sarana Timber telah memiliki dokumen

RKUPHHK-HA dan RKTUPHHK-HA yang sah dan

dilengkapi dengan peta penataan areal kerja yang

dibuat dan disahkan oleh petugas yang berwenang

Memenuhi b. Tersedia peta lokasi yang tidak boleh ditebang,

terdapat penandaan lokasi yang tidak boleh

ditebang yang berada di dalam Areal Blok RKT

2017 berupa Non Exploitable (NE)/Medan Berat

dan Sempadan Sungai Chi

Memenuhi c. Pada peta RKT yang diverifikasi yaitu Peta Blok

RKT 2017, blok RKT disahkan oleh pejabat yang

berwenang. Hasil observasi lapangan

menunjukkan bahwa lokasi/posisi blok RKT sesuai

dengan peta Blok RKT yang telah disahkan

2.2.1. Pemegang izin mempunyai rencana kerja yang sah sesuai dengan peraturan yang berlaku

Memenuhi a. Dokumen RKUPHHK-HA PT Yotefa Sarana

Timber tersedia lengkap dengan lampirannya dan

sudah disahkan oleh pejabat yang berwenang.

NA b. melaksanakan kegiatan usaha pemanfaatan hasil

hutan kayu dalam hutan alam dengan silvikultur

TPTI, tidak ada kegiatan penyiapan lahan untuk

pembangunan hutan tanaman industri

3.1.1. Seluruh kayu bulat yang ditebang/dipanen atau yang dipanen/dimanfaatkan telah di LHP-kan

Memenuhi LHP dibuat dan disahkan oleh petugas yang

berwenang yaitu Ade M.Latief dengan No. Reg.

00133-18/PKB-R/XXXIII/2015, hasil uji petik LHP

dengan fisik kayu yang dilakukan di TPn dan TPK

Antara/Logpond oleh Ganis yang berwenang

menunjukkan selisih pengukuran volume dengan

dokumen LHP dibawah 5 % dan Nomor batang di

LHP dapat ditemukan di lapangan yaitu di petak

44-U

3.1.2. Seluruh kayu yang diangkut keluar areal izin dilindungi dengan surat keterangan sahnya hasil hutan

Memenuhi Kayu yang diangkut dari TPK Hutan ke TPK

Antara/ Logpond atau ke tujuan pengiriman kayu di

luar areal kerja dilindungi dengan surat keterangan

sahnya hasil hutan kayu (SKSHHK)

Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

3.1.3. Pembuktian asal usul kayu bulat (KB) dari pemegang IUPHHK-HA/IUPHHK-HT/IUPHHK-RE/Pemegang Hak Pengelolaan

Memenuhi a. Sistem penomoran kayu yang terdapat di PT

Yotefa Sarana Timber sesuai dengan nomor yang

terdapat di dokumen, sehingga kayu yang

tercantum di dokumen dapat ditelusur sampai ke

petak tebangan

Memenuhi b. Berdasarkan hasil pemeriksaan penandaan kayu

bulat yang diterapkan oleh pemegang izin dan bukti

ketelusuran kayu hingga ke petak tebangan

diperoleh bahwa identitas kayu diterapkan secara

konsisten oleh PT Yotefa Sarana Timber

3.1.4 Pemegang izin mampu membuktikan adanya catatan angkutan kayu ke luar TPK

Memenuhi Terdapat dokumen angkutan berupa SKSHHK yang

lengkap dan telah disahkan (dibuat dan disahkan

oleh petugas yang berwenang) yang terbit pada

Bulan Desember 2016 dan Januari s/d Desember

2017

3.2.1. Pemegang izin menunjukkan bukti pelunasan Dana Reboisasi (DR) dan atau Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH)

Memenuhi a. Dokumen SPP yang diterbitkan sesuai dengan LHP

yang disahkan, baik dari segi kelompok jenis,

volume maupun tarif

Memenuhi b. Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap dokumen

Bukti Setor PSDH dan DR, PSDH dan DR telah

dibayar lunas dan sesuai dengan dokumen SPP

Memenuhi c. Dari hasil verifikasi terhadap dokumen SPP PSDH

dan DR dan bukti setor PSDH dan DR, PT Yotefa

Sarana Timber telah membayar lunas PSDH dan

DR sesuai dengan persyaratan ukuran dan dibayar

sesuai tarif yang berlaku

3.3.1. Pemegang izin yang mengirimkan kayu bulat antar pulau memiliki pengakuan sebagai Pedagang Kayu Antar Pulau Terdaftar (PKAPT)

Memenuhi PT Yotefa Sarana Timber telah mendapatkan Pengakuan Sebagai Pedagang Kayu Antar Pulau Terdaftar (PKAPT) dengan Nomor PKAPT: 26.02.1.03552 yang berlaku sampai dengan 16 Mei 2018, dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Departemen Perdagangan RI

3.3.2. Pengangkutan kayu bulat yang menggunakan kapal harus kapal yang berbendera Indonesia dan memiliki izin yang sah

Memenuhi Semua kapal pengangkut kayu yang digunakan PT

Yotefa Sarana Timber berbendera Indonesia

3.4.1 Implementasi Tanda V-Legal

Memenuhi PT Yotefa Sarana Timber telah melakukan

pemasangan Tanda V-Legal yang menyatu dengan

Label Barcode sebagaimana yang diatur dalam

Lampiran 6 Perdirjen BUK Nomor : P. 14/VI-

BPPHH/2014

Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

4.1.1. Pemegang izin telah memiliki Dokumen AMDAL/DPPL/UKL-UPL meliputi Analisa Dampak Lingkungan (ANDAL), Rencana Kelola Lingkungan (RKL), dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) yang telah disahkan sesuai peraturan yang berlaku meliputi seluruh areal kerjanya

Memenuhi PT Yotefa Sarana Timber telah memiliki Dokumen

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan

(Andal) dan telah mendapatkan

pengesahan/Persetujuan Komisi Pusat AMDAL

DEPHUT Nomor: 212/DJ-VI/AMDAL/95, tanggal 10

Oktober 1995

4.1.2. Pemegang izin memiliki laporan pelaksanaan RKL dan RPL yang menunjukkan penerapan tindakan untuk mengatasi dampak lingkungan dan menyediakan manfaat social.

Memenuhi a. PT Yotefa Sarana Timber telah memiliki dokumen RKL dan RPL yang telah mendapatkan pengesahan/persetujuan dari Komisi Pusat AMDAL DEPHUT Nomor: 212/DJ-VI/AMDAL/95, tanggal 10 Oktober 1995

Memenuhi b. PT Yotefa Sarana Timber telah melakukan pemantauan dan pengelolaan lingkungan atas dampak penting yang telah ditimbulkan sesuai dengan rekomendasi yang tercantum dalam dokumen ANDAL, RKL-RPL yang telah disahkan, dan telah dilaporkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku

5.1.1. Prosedur dan Implementasi K3

Memenuhi a. PT Yotefa Sarana Timber telah memiliki prosedur

K3 dan telah Menunjuk Panitia Pembina K3 yang

diketuai sdr. Hadi Suroso

Memenuhi b. PT Yotefa Sarana Timber menyediakan peralatan

K3 sesuai ketentuan dan kebutuhan dan peralatan

tersebut berfungsi baik

Memenuhi c. PT Yotefa Sarana Timber memiliki catatan

kecelakaan kerja dan ada upaya menekan tingkat

kecelakaan kerja

5.2.1. Kebebasan berserikat bagi pekerja

Memenuhi Terdapat Nota Dinas Manager Pengusahaan Hutan

yang menyatakan bahwa managemen memberikan

kebijakan kepada setiap karyawan/pekerja untuk

membentuk dan bergabung dalam serikat

pekerja/buruh yang berada dalam lingkungan PT

Yotefa Sarana Timber

5.2.2. Adanya Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) atau Peraturan Perusahaan (PP)

Memenuhi PT YST telah menyusun dokumen Peraturan

Perusahaan (PP) yang digunakan sebagai sarana

hubungan industrial (hadan telah didaftarkan ke

Disnakertarans Kabupaten Teluk Bintuni pada tanggal

5 Desember 2015

5.2.3. Perusahaan tidak mempekerjakan anak di bawah umur

Memenuhi PT Yotefa Sarana Timber tidak mempekerjakan tenaga kerja dibawah umur