PUBLIC SUMMARY (Resume Hasil Verifikasi) - tuv.com · Plantation, Logistik, KTU, TUK dan Tim...

29
PUBLIC SUMMARY (Resume Hasil Verifikasi) HASIL VERIFIKASI LEGALITAS KAYU 3rd SURVEILLANCE PT. BALAI KAYANG MANDIRI (pemegang IUPHHK-HTI) PROVINSI RIAU Oleh LVLK PT. TUV RHEINLAND INDONESIA

Transcript of PUBLIC SUMMARY (Resume Hasil Verifikasi) - tuv.com · Plantation, Logistik, KTU, TUK dan Tim...

PUBLIC SUMMARY

(Resume Hasil Verifikasi)

HASIL VERIFIKASI LEGALITAS KAYU

3rd SURVEILLANCE

PT. BALAI KAYANG MANDIRI

(pemegang IUPHHK-HTI)

PROVINSI RIAU

Oleh

LVLK PT. TUV RHEINLAND INDONESIA

IDENTITAS LV-LK PT. TUV Rheinland Indonesia

1. Nama Lembaga : PT. TÜV Rheinland Indonesia

2. Nomor Akreditasi : LVLK-005-IDN

3. Alamat : PT TUV Rheinland Indonesia

Menara Karya 10th Floor, Block X-5

Jl. HR. Rasuna Said Kav. 1-2

Jakarta

4. Nomor Telepon/Faks/E-mail : Ph 021-579 44 579

Fax 021-579 44 575

e-mail : [email protected]

5. Pengurus Lembaga VLK : Komisaris Utama :

Ralf Scheller

Komisaris :

Holger Helmut Kunz

DR. Indaryati Swarna Dewi Motik, MBA

Muhammad Bascharul Asana

Presiden Direktur :

I Nyoman Susila

Direktur :

Edmundus Wiharyono

Abdul Qohar

Kepala LV-LK dan PHPL :

Dian Susanty Soeminta, S.Hut

6. Standar : Peraturan Direktur Jenderal PHPL Nomor

P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29 April 2016

tentang Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja

Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) dan

Verifikasi Legalitas Kayu (VLK) Lampiran 2.1

tentang Standar Verifikasi Legalitas Kayu Pada

Hutan Negara Yang Dikelola Pemegang Izin dan

Pemegang Hak Pengelolaan.

7. Tim Auditor : 1. Asep Kurniawan (Auditor Produksi)

2. Ade Sudiana (Auditor Prasyarat)

3. Tri Sugeng Riyanto (Lead auditor / Auditor

Ekologi)

4. M Jamaluddin AA (Auditor Sosial)

5. Suseno Joko Suhendro (Auditor VLK)

8. Tim Pengambil Keputusan Dian Susanty Soeminta, S.Hut

IDENTITAS PERUSAHAAN PT. BALAI KAYANG MANDIRI

1. Nama Pemegang Izin / Hak

pengelolaan :

PT. Balai Kayang Mandiri

2. Nomor & Tanggal SK : SK. Menteri Kehutanan No. SK.57/Menhut-

II/2013, tanggal 23 Januari 2013 tentang

Penetapan Batas Areal Kerja IUPHHK Dalam

Hutan Tanaman PT. BKM, Blok Minas I Seluas

3,289 Ha, Blok Minas II Seluas 5,381 Ha dan Blok

Tasik Besar Serkap Seluas 7,844 Ha.

3. Luas dan Lokasi : ± 16.514 Ha yang terdiri dari 4 Blok yaitu Blok

Minas I Seluas 3.289 Hektar, Blok Minas II

Seluas 5.381 Hektar dan Blok Tasik Besar

Serkap Seluas 7.844 Hektar di Kabupaten Siak

Provinsi Riau.

4. Alamat Kantor : Kantor Pusat Jakarta :

Plaza BII Menara 2 Lt. 19

Jln. MH Thamrin No. 51 Jakarta 10350.

Telp. 021-39834473, fax. 021-39834707,

39834798

Kantor Basecamp :

Blok Minas II, Kecamatan Siak dan Sungai Mandau Kabupaten Siak Provinsi Riau

Kantor Riau :

Jalan Arifin Ahmad No. 01, Sidomulyo Timur,

Marpoyan Damai, Pekanbaru - Propinsi Riau

5. Nomor Telepon/Faks/E-mail : Kantor Pusat Jakarta :

Telp. 021-39834473, fax. 021-39834707,

39834798

6. Pengurus : Komisaris Utama : Tn Ir. Tjhai Witjhun

Komisaris : Tn. Rony Susanto

Direktur Utama : Tn. Fandi Marco

Direktur : Tn. Wilibrudus Budi Artanto

RINGKASAN TAHAPAN

Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan

Konsultansi Publik - Pada penilikan (surveillance) III

tidak ada kewajiban konsultansi

publik, maka tidak diselenggarakan

konsultasi publik.

Pertemuan Pembukaan 21 Agustus 2017

Ruang Pertemuan Kantor

Basecamp Bunga Raya PT.

Balai Kayang Mandiri,

Provinsi Riau

Pertemuan pembukaan dihadiri

Management Representative /

Kepala Unit, Bagian / Divisi : SMF–

FED, Harvesting, Medis, SMF-HC,

FED/SML, Forest Protection,

Plantation, Logistik, KTU, TUK dan

Tim Auditor Lembaga Sertifikasi

PT. TUV Rheinland Indonesia

Verifikasi Dokumen dan

Observasi Lapangan

21 s/d 24 Agustus 2017

- Kantor Basecamp di Blok

Minas II

- Petak tebang

- Petak tanam

- TPK & Pos Faktur

- Kawasan Konservasi

Verifikasi dokumen dan observasi

lapangan dilakukan sesuai dengan

prinsip, kriteria, indikator dan

verifier yang telah ditetapkan

dalam Peraturan Direktur Jenderal

PHPL Nomor

P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29

April 2016 tentang Pedoman

Pelaksanaan Penilaian Kinerja

Pengelolaan Hutan Produksi Lestari

(PHPL) dan Verifikasi Legalitas

Kayu (VLK)

Pertemuan Penutupan 25 Agustus 2017

Ruang Pertemuan Kantor

Pekanbaru, Provinsi Riau

Pertemuan penutupan dihadiri

Management Representative /

Kepala Unit, Bagian / Divisi : SMF–

FED, Harvesting, Medis, SMF-HC,

FED/SML, Forest Protection,

Plantation, Logistik, KTU, TUK dan

Tim Auditor Lembaga Sertifikasi

PT. TUV Rheinland Indonesia

Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan

Pengambilan Keputusan

Ruang Meeting PT. TUV

Rheinland Indonesia

Dilakukan sesuai dengan ketentuan

Peraturan Direktur Jenderal PHPL

Nomor P.14/PHPL/SET/4/2016

tanggal 29 April 2016 tentang

Pedoman Pelaksanaan Penilaian

Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi

Lestari (PHPL) dan Verifikasi

Legalitas Kayu (VLK) Lampiran 3.2

tentang Pedoman Pelaksanaan

Verifikasi Legalitas Kayu Pada

Pemegang IUPHHK-HT.

RINGKASAN HASIL PENILAIAN

Sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Direktur Jenderal PHPL Nomor

P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29 April 2016 tentang Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja

Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) dan Verifikasi Legalitas Kayu (VLK) bahwa Unit

Manajemen PT.BKM dengan usia izinnya telah 5 (lima) tahun lebih, maka berlaku ketentuan

bahwa Kinerja baik ditentukan oleh kinerja 27 indikator 89 verifier dengan 68 verifer Dominan

dan 21 verifier Co Dominan. Verifier Dominan tidak boleh bernilai Buruk. Dan verifier VLK

sebanyak 24 verifer yang diverifikasi dari 28 verifer harus bernilai memenuhi.

Perincian jumlah verifier Dominan dan Co Dominan adalah sebagai berikut :

a. Kriteria Prasyarat : 6 Co Dominan dan 16 Dominan

b. Kriteria Produksi : 10 Co Dominan dan 14 Dominan

c. Kriteria Ekologi : 1 Co Dominan dan 22 Dominan;

d. Kriteria Sosial : 4 Co Dominan dan 19 Dominan.

PT. Balai Kayang Mandiri dinyatakan ”LULUS PHPL” (dengan Total Nilai Kinerja seluruh indikator

PHPL adalah BAIK dengan nilai : 53/66 x 100% = 80,3% dan tidak terdapat verifier dominan yang

bernilai buruk) dan “LULUS VLK” (seluruh norma penilaian untuk setiap verifier pada standar

verifikasi LK dinyatakan “Memenuhi”). Dengan demikian Sertifikat Pengelolaan Hutan Produksi

Lestari (PHPL) PT. Balai Kayang Mandiri dapat dipertahankan 1 tahun sesuai dengan hasil audit

dalam laporan ini dengan nilai BAIK.. Perincian hasil penilaian dapat dilihat dalam table dibawah:

Tabel 1. Rekapitulasi Penilaian PHPL

Indikator

Nilai Kinerja Indikato

r

Justifikasi

Indikator 1.1. Kepastian Kawasan Pemegang IUPHHK-HTI

Baik Dokumen legalitas dan administrasi tata

batas PT. BKM di lapangan tersedia lengkap

sesuai dengan tingkat realisasi tata batas

yang telah dilakukan (sudah temu gelang)

PT. Balai Kayang Mandiri telah

merealisasikan tata batas areal IUPHHK-HT

100 % (tata batas sudah temu gelang) tahun

2011 dan sudah mendapatkan penetapan

melalui SK Menteri Kehutanan Nomor

SK.57/Menhut-II/2013 tanggal 23 Januari

2013

Masih terdapat konflik batas berupa klaim

areal IUPHHK-HT PT.BKM, namun terdapat

upaya pemegang izin untuk menyelesaikan

Indikator

Nilai Kinerja Indikato

r

Justifikasi

konflik tersebut secara terus menerus

Terdapat perubahan luas dan fungsi

kawasan hutan di areal kerja IUPHHK-HT

PT. BKM dan telah dilakukan proses revisi

perencanaan (RKU) dengan tata waktu yang

jelas.

Tidak terdapat penggunaan kawasan untuk

kegiatan di luar sector kehutanan pada areal

IUPHHK-HT PT. BKM (Not Applicable)

Indikator 1.2. Komitmen Pemegang IUPHHK-HTI

Sedang Dokumen Visi dan Misi Perusahaan PT

BKM, disahkan oleh Direktur Utama dan

telah sesuai dengan kerangka Pengelolaan

Hutan Produksi Lestari (PHPL).

PT. BKM telah melakukan sosialisasi Visi

dan Misi perusahaan pada level pemegang

izin dan sebagian masyarakat desa disekitar

areal IUPHHK-HTI.

PT. BKM telah mengimplementasi kegiatan

Pengelolaan Hutan Lestari, namun belum

seluruhnya dapat direalisasikan sesuai

dengan visi dan misi yang telah ditetapkan

Indikator 1.3. Jumlah dan kecukupan tenaga Profesional Bidang Kehutanan pada Seluruh Tingkatan Untuk Mendukung Pemanfaatan implementasi Penelitian, Pendidikan dan Latihan.

Baik

Keberadaan tenaga profesional bidang

kehutanan di lapangan yang dimiliki oleh PT

BKM pada saat ini telah tersedia pada setiap

bidang kegiatan pengelolaan hutan dan

jumlahnya sesuai dengan ketentuan yang

dipersyaratkan.

Realisasi peningkatan kompetensi SDM

yang telah dilakukan PT. BKM melalui

training (internal & eksternal) periode Januari

– Desember 2016 mencapai 63,6 % dari

rencana training

PT. BKM memiliki dokumen ketenagakerjaan

Indikator

Nilai Kinerja Indikato

r

Justifikasi

yang tersedia secara lengkap sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang

berlaku

Indikator 1.4. Kapasitas dan mekanisme untuk Perencanaan Pelaksanaan Pemantauan Periodik, Evaluasi dan Penyajian Umpan Balik Mengenai Kemajuan Pencapaian (Kegiatan) IUPHHK –HTI.

Sedang PT. BKM telah memiliki struktur organisasi

dan job description yang secara prinsip telah

sesuai dengan kerangka PHPL dan telah

disahkan oleh Direksi, namun terdapat

kekosongan jabatan (vacant) pada beberapa

posisi

PT. BKM memiliki perangkat Sistem

Informasi Manajemen (SIM) baik software

dan hardware maupun perangkat pendukung

lainnya, serta terdapat SDM sebagai tenaga

pelaksana SIM pada masing-masing bidang.

PT. BKM telah memiliki internal auditor,

tetapi belum berjalan dengan efektif untuk

mengontrol seluruh tahapan kegiatan,

karena hanya mengontrol kegiatan

harvesting dan plantation. Sedangkan

kegiatan lainnya yaitu kelola lingkungan dan

kelola sosial belum dilaksanakan

Terdapat tindakan pencegahan dan

perbaikan atas monitoring dan evaluasi yang

didasarkan laporan pengawasan internal

audit, namun belum menyeluruh pada

tahapan kegiatan pengelolaan hutan

tanaman.

Indikator 1.5. Persetujuan atas dasar informasi awal tanpa paksaan (PADIATAPA).

PT BKM telah menyampaikan rencana

kegiatan RKT yang salah satunya adalah

rencana penebangan yang merupakan salah

satu kegiatan RKT 2017 kepada masyarakat

sekitar dan mendapat pesetujuan dari

masyarakat

Dalam proses tata batas areal IUPHHK-HT

PT. Balai Kayang Mandiri telah

mendapatkan persetujuan dari sebagian

Indikator

Nilai Kinerja Indikato

r

Justifikasi

para pihak.

Proses dan pelaksanaan CSR/CD PT BKM

telah mendapat persetujuan dari sebagian

para pihak

Proses penetapan kawasan lindung di areal

PT. BKM mendapat persetujuan dari para

pihak, yaitu pihak Kementerian Kehutanan

dan masyarakat sekitar.

Indikator 2.1. Penataan areal kerja

jangka panjang dalam pengelolaan

hutan lestari

Sedang Unit Manajemen telah memiliki dokumen

RKUPHHK-HTI (Revisi) PT. BKM untuk

periode 2008-2017 yang telah disetujui

berdasarkan keputusan Menteri Kehutanan

Nomor SK.135/VI-BUHT/2011 tanggal 11

Oktober 2011 dan telah mempertimbangkan

hasil deliniasi mikro dan tidak dikenai

peringatan terkait pemenuhan kewajiban

RKU namun belum ada revisi RKUPHHK-

HTI setelah ada perubahan luas areal kerja

berdasarkan keputusan SK Menteri

Kehutanan No SK.57/Menhut-II/2013 tanggal

23 Januari 2013.

Penataan areal kerja blok RKTUPHHK-HTI

2016 dan blok RKTUPHHK-HTI 2017 hanya

sebagian yaitu 64,24% atau ≥ 50% yang

sesuai dengan RKUPHHK-HTI (Revisi) PT.

BKM untuk periode 2008-2017, dan

sebagian kecil (35,76%) merupakan

luncuran (carry over) kegiatan tahun

sebelumnya.

Tanda batas blok dan petak kerja seluruhnya

terlihat dengan jelas di lapangan baik berupa

patok, Kanal Primer, Kanal Sekunder, Parit

Collector dan Parit Tertier, namun tidak

diketemukan tanda Pal pada Kawasan

Lindung dan Tanaman Kehidupan.

Indikator 2.2. Tingkat pemanenan Baik PT BKM mempunyai data potensi tegakan

Indikator

Nilai Kinerja Indikato

r

Justifikasi

lestari untuk setiap jenis hasil hutan

kayu utama dan nir kayu pada

setiap tipe ekosistem

ekosistem Wet Land pada hutan tanaman

dari Pre Harvesting Inventory (PHI) dan

dilengkapi dengan peta pendukung serta

informasi posisi lokasi pada Tally Sheet

Survey Cruising Forest Inventory berupa

koordinat didalam kegiatan PHI.

PT BKM hanya memiliki data pengukuran

riap tegakan / PSP untuk sebagian tipe

ekosistem yang ada dan sudah dianalisis.

PT BKM sudah melakukan analisis data

potensi dan riap tegakan untuk periode 5

tahun terakhir atau selama periode waktu

penilaian, dan menyampaikan laporan

namun belum memanfaatkan hasilnya untuk

menyusun perhitungan JTT sendiri.

Indikator 2.3. Pelaksanaan

Penerapan tahapan sistem

Silvikultur untuk menjamin

Regenerasi hutan

Sedang PT BKM telah mempunyai SOP seluruh

tahapan kegiatan silvikultur dengan lengkap

dan isinya sesuai dengan pedoman

pelaksanaan atau ketentuan teknis yang

berlaku dan kondisi areal kerja.

PT BKM telah mengimplementasikan

sebagian tahapan kegiatan silvikultur di

lapangan.

PT BKM memiliki potensi tegakan tanaman

dalam jumlah yang mampu menjamin

terjadinya kelestarian pemanenan hasil

hutan tanaman yaitu memiliki potensi ≥ 120

m3/ha. Berdasarkan data hasil kegiatan

IHMB potensi tegakan masak tebang

berkisar 170 m3/ha, hasil pengukuran PSP

umur 5 tahun berkisar 95,99 m3/ha,

berdasarkan data RLHC untuk RKT 2016

diperoleh hasil kisaran potensi ± 146,92

m3/ha dan untuk RKT 2017 diperoleh hasil

kisaran potensi ± 157,75 m3/ha, namun

dengan realisasi luasan areal yang ditanami

belum menjamin kelestarian hasil.

Indikator

Nilai Kinerja Indikato

r

Justifikasi

Berdasarkan hasil PAT stocking tanaman PT

BKM untuk tanaman berumur 2 dan 6 bulan

berada di atas Benchmark yang ditetapkan

oleh perusahaan sedangkan untuk tanaman

berumur 12 dan 36 bulan berada di bawah

Benchmark yang ditetapkan oleh

perusahaan, rata-rata stocking tanaman

pada umur 2, 6, 12 dan 36 bulan adalah

78,78%, dengan demikian terdapat

permudaan tanaman PT BKM dalam jumlah

yang masih mampu menjamin terjadinya

kelestarian pemanenan (≥ 75-89% dari

jumlah tanaman per hektar sesuai jarak

tanam yang dipergunakan).

Indikator 2.4. Ketersediaan dan

penerapan teknologi ramah

lingkungan dalam pemanfaatan

hutan.

Baik PT BKM telah memiliki prosedur

pemanfaatan hutan yang ramah lingkungan

dan isinya sesuai dengan karakteristik areal

kerjanya yaitu di lahan rawa gambut.

PT BKM telah melaksanakan penerapan

teknologi ramah lingkungan pada 1 - 2

tahapan kegiatan dalam pemanenan hasil

hutan tanaman di areal kerjanya.

Hasil perhitungan faktor eksploitasi (Fe) PT

BKM berdasarkan hasil analisis terhadap

data volume produksi dan data PHI

didapatkan angka Fe rata-rata sebesar 0,91.

Indikator 2.5. Realisasi

penebangan sesuai dengan

rencana kerja

penebangan/pemanenan/pemanfaa

tan pada areal kerjanya

Sedang PT BKM telah memiliki dokumen RKT secara

lengkap (selama periode penilaian) yaitu

RKTUPHHK-HTI PT BKM Tahun 2016 dan

RKTUPHHK-HTI PT BKM Tahun 2017 yang

disusun berdasarkan RKUPHHK-HTI yang

sah dan disahkan secara self approval.

PT BKM telah memiliki peta kerja yang

menggambarkan areal yang boleh

ditebang/dipanen/

Indikator

Nilai Kinerja Indikato

r

Justifikasi

dimanfaatkan/ditanam/dipelihara beserta

areal yang ditetapkan sebagai kawasan

lindung, tetapi hanya sebagian peta RKT

yang sesuai dengan perencanaan

pengelolaan sebagaimana yang tercantum

dalam peta Revisi RKUPHHK-HTI PT. BKM

yang disahkan oleh pejabat yang

berwenang.

PT. BKM telah mengimplementasi peta kerja

berupa penandaan pada sebagian batas

blok

tebangan/dipanen/dimanfaatkan/ditanam/dip

elihara beserta areal yang ditetapkan

sebagai kawasan lindung.

PT. BKM telah merealisasikan volume

tebangan kurang dari 70% atau sebesar

67,87% dari yang direncanakan tebangan

tahunan dan lokasi sesuai dengan RKT yang

disahkan serta tidak melebihi luasan yang

direncanakan.

Indikator 2.6. Kesehatan finansial

perusahaan dan tingkat investasi

dan reinvestasi yang memadai dan

memenuhi kebutuhan dalam

pengelolaan hutan, administrasi,

penelitian dan pengembangan,

serta peningkatan kemampuan

sumber daya manusia.

Sedang Kondisi kesehatan PT. BKM pada tahun

2016 termasuk kategori buruk (likuiditas

<100%, solvabilitas <100%, rentabilitas

positif), dan catatan kantor akuntan publik

terhadap laporan keuangan PT BKM tahun

buku terakhir wajar.

Realisasi alokasi dana PT BKM >80% atau

rata-rata sebesar 97,93% dari kebutuhan

kelola hutan yang seharusnya berdasarkan

laporan penatausahaan keuangan yang

dibuat sesuai dengan Pedoman Keuangan

Pemanfaatan Hutan Produksi (yang telah

diaudit oleh akuntan publik).

Alokasi dana untuk seluruh bidang kegiatan

PT BKM tahun 2016 diberikan secara

proporsional (perbedaan ≤ 20%) yaitu antara

3,40% - 16,36%.

Indikator

Nilai Kinerja Indikato

r

Justifikasi

Realisasi pendanaan untuk kegiatan teknis

kehutanan berjalan lancar (pengelolaan

hutan di areal kerja PT BKM) namun belum

sesuai dengan tata waktu.

PT BKM telah merealisasikan biaya kegiatan

penanaman sebesar 97,11% (lebih dari

80%) yang direncanakan, namun hanya

untuk kegiatan penanaman tanaman pokok

dan belum ada realisasi kegiatan

penanaman Tanaman Kehidupan dan

Tanaman Unggulan.

Realisasi penanaman tanaman pokok,

tanaman kehidupan dan tanaman unggulan

oleh IUPHHK-HTI sebesar 50,57% dari yang

seharusnya.

Indikator 3.1. Keberadaan,

kemantapan dan kondisi kawasan

dilindungi pada setiap tipe hutan

Baik Luas alokasi kawasan lindung sudah sesuai

ketentuan minimal 10 % karena mencapai

46,15 %. Sebagian besar kondisi biofisik

kawasan dilindungi sudah sesuai dengan

peruntukannya yaitu sebagai bufferzone SM

Giam Siak Kecil dan mempunyai fungsi

pelestarian keanekaragaman flora dan fauna

dilindungi. Terdapat alokasi kawasan lindung

sempadan sungai yang diletakkan di areal

yang bukan berupa sungai.

PT. Balai Kayang Mandiri telah melakukan

penataan batas kawasan lindung untuk Blok

Minas II sepanjang 13,000 M dari total

panjang batas 37,400 M. Penataan Batas

Kawasan lindung dengan penandaan berupa

cat biru pada pohon dan plat kuning setiap

jarak 250 m. Blok Minas I dan Blok Tasik

Serkap tidak dilakukan penataan khusus

karena mengikuti tata batas luas konsesi.

Total panjang tata batas kawasan lindung

yang sudah ditata batas adalah 97,080.95 M

atau 79.91 % dari yang seharusnya

Indikator

Nilai Kinerja Indikato

r

Justifikasi

121,480.95 M belum ada penambahan

realisasi penataan sejak tahun 2014

Hasil overlay peta kawasan lindung dengan

citra landsat menunjukkan bahwa kondisi

penutupan kawasan lindung PT BKM yang

masih berupa hutan adalah 88,79 %. Check

lapangan di Sempadan Sungai Siak Kecil

Blok Minas I menunjukkan adanya okupasi

masyarakat dalam bentuk tanaman sawit

yang cukup besar yang diperkirakan sudah

lebih dari 2 tahun.

Masih dijumpainya okupasi di kawasan

lindung menunjukkan bahwa belum semua

anggota masyarakat menyatakan pengakuan

terhadap keberadaan kawasan lindung PT

BKM.

PT. Balai Kayang Mandiri telah melakukan

pengelolaan kawasan lindung melalui

kegiatan penetapan, penataan batas,

perlindungan, dan pemantauan atau

inventarisasi. Kegiatan dituangkan dalam

dokumen Surat Keputusan dan berbagai

laporan pengamatan.

Indikaator 3.2. Perlindungan dan

pengamanan hutan

Sedang PT. Balai Kayang Mandiri mempunyai

sejumlah prosedur terkait dengan kegiatan

perlindungan dan pengamanan hutan dalam

bentuk Standard Operating Procedure (SOP)

dan Instruksi Kerja (WI). Prosedur tersebut

sudah mencakup semua potensi gangguan

yang ada didalam kegiatan pengelolaan

hutan PT BKM.

PT. Balai Kayang Mandiri telah memiliki

sarana prasarana perlindungan hutan. Jenis

dan fungsi sarana - prasarana perlindungan

dan pengamanan hutan. Jenis peralatan

yang tersedia belum mencakup seluruh

potensi gangguan yang ada. Sarana

Indikator

Nilai Kinerja Indikato

r

Justifikasi

prasarana yang tersedia di lapangan dalam

kondisi baik ( terutama peralatan pemadam

kebakaran ).

PT. Balai Kayang Mandiri memiliki SDM dan

struktur organisasi untuk kegiatan

perlindungan hutan. SDM perlindungan

terdiri atas satpam dan Regu Pemadam

Kebakaran Hutan. Jumlah dan kualifikasi

personel sudah memadai. Areal PT BKM

terdiri atas 3 blok yang terpisah dengan

akses yang tidak dapat ditempuh secara

cepat. Semua personel pengamanan hutan

berada di blok yang aktif yaitu Blok Minas II.

PT BKM melakukan kegiatan perlindungan

hutan yang meliputi tindakan

premptif/preventif/represif). PT BKM

melakukan sosialisasi kepada masyarakat

sekitar tentang aspek konservasi dan

perlindungan hutan. Kegiatan belum

dilakukan merata pada seluruh blok

pengelolaan yang ada sesuai izin.

3.3. Pengelolaan dan pemantauan dampak terhadap tanah dan air akibat

Pemanfaatan hutan

Baik PT. Balai Kayang Mandiri telah menyusun

dokumen RKL RPL yang telah disahkan

instansi terkait dan memiliki prosedur terkait

kegiatan pengelolaan pengelolaan dan

pemantauan dampak terhadap tanah dan air.

Prosedur merupakan panduan pengelolaan

tanah dan air dalam kegiatan pengelolaan

hutan tanaman dan dalam rangka konservasi

tanah dan air akibat dampak pengelolaan

hutan.

PT Balai Kayang Mandiri memiliki sejumlah

sarana pengelolaan dan pemantauan

dampak terhadap tanah dan air. Sarana

prasaran berupa patok pengamatan

subsiden, pengukur curah hujan, dan alat

ukur tinggi permukaan air. Sarana

pengelolaan dan pemantauan sesuai dengan

Indikator

Nilai Kinerja Indikato

r

Justifikasi

ketentuan dalam dokumen perencanaan

serta berfungsi baik.

PT Balai Kayang Mandiri telah memiliki SDM

pengelolaan dan pemantauan dampak

terhadap tanah dan air yang dalam

pelaksanaan tugasnya bekerjasama dengan

unit kerja yang berhubungan dengan kelola

lingkungan, serta dibantu dengan tenaga

harian lepas. Jumlah dan spesifikasi SDM

sudah sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

PT BKM mempunyai dokumen RKL RPL

yang merupakan dokumen teknis

operasional rencana kegiatan yang berisi

rencana pengelolaan dampak tanah dan air

akibat kegiatan pengelolaan hutan.

Dokumen RKL RPL telah disahkan oleh

intansi yang berwenang. PT BKM

melaksanaan kegiatan pengelolaan

lingkungan dan dituangkan dalam Laporan

Pelaksanaan Ijin Lingkungan ( Pelaksanaan

Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan

dan dilaporkan kepada instansi yang

berwenang

PT. Balai Kayang Mandiri telah memiliki

rencana untuk melakukan pemantauan

dampak terhadap tanah dan air sesuai

dengan dokumen rencana pengelolaan yang

ada. Kegiatan pemantauan yang sudah

dilaksanakan dilapangan berupa

pemantauan plot subsiden, pengukuran

curah hujan, pemantauan tinggi muka air

(water table & water level), analisa tanah dan

analisa kualita air. Realisasi kegiatan

dituangkan dalam Laporan Pelaksanaan Ijin

Lingkungan ( Pelaksanaan Pengelolaan dan

Pemantauan Lingkungan dan dilaporkan

kepada instansi yang berwenang

Indikator

Nilai Kinerja Indikato

r

Justifikasi

PT BKM melakukan pemantauan berbagai

parameter lingkungan yang terkena dampak

kegiatan pengelolaan hutan seperti kualitas

air, kualitas tanah, subsidensi. Hasil

pemantauan menunjukkan bahwa beberapa

nilai parameter sampel yang diuji tidak

memenuhi bakumutu yang digunakan

Indikator 3.4. Identifikasi spesies

flora dan fauna yang dilindungi

dan/atau langka (endangered),

jarang (rare), terancam punah

(threatened) dan endemik.

Baik

PT Balai Kayang Mandiri memiliki prosedur

dan instruksi kerja untuk kegiatan Identifikasi

Flora Fauna dilindungi dan/atau langka,

jarang, terancam punah dan endemik yang

ada pada areal kerja PT Balai Kayang

Mandiri. Prosedur dan instruksi kerja

mengacu pada literature akademis dan

peraturan yang berlaku.

PT Balai Kayang Mandiri telah melakukan

kegiatan identifikasi flora dan fauna RTE

tetapi belum dilakukan pada seluruh blok

pengelolaan yang ada.

Indikator 3.5. Pengelolaan flora untuk :

1. Luasan tertentu dari hutan produksi yang tidak terganggu, dan bagian yang tidak rusak.

2. Perlindungan terhadap species flora dilindungi dan/atau jarang, langka dan terancam punah dan endemic

Baik PT Balai Kayang Mandiri memiliki prosedur

terkait dengan kegiatan pengelolaan flora

untuk seluruh jenis yang dilindungi dan/atau

langka (endangered), jarang (rare), terancam

punah (threatened) dan endemik yang

terdapat di areal pemegang izin. Prosedur

Pengelolaan dan Pemantauan Flora

Dilindungi telah mengacu pada perundangan

yang berlaku dan referensi akademik.

PT BKM melakukan kegiatan pengelolaan

flora RTE diareal kerjanya. Pengelolaan flora

RTE dilakukan dengan melakukan

pengelolaan terhadap kawasan lindung

dimana flora RTE dapat ditemukan. Kegiatan

pengelolaan meliputi penetapan kawasan

lindung, penataan, pengamanan,

inventarisasi dan rehabilitasi. Kegiatan

Indikator

Nilai Kinerja Indikato

r

Justifikasi

pengelolaan secara lengkap belum dilakukan

pada seluruh blok pengelolaan.

Masih terdapat 14 jenis flora RTE yang

ditemukan didalam areal kawasan lindung

PT BKM. Keberadaan flora RTE merupakan

cadangan sumberdaya genetic dan

tanggung jawab yang di pegang oleh PT

BKM untuk menjaga. Areal kawasan lindung

potensial terganggu oleh ancaman api dan

aktivitas illegal lainnya. Check lapangan

telah terjadi okupasi di Sempadan Sungai

Siak Kecil di Blok Minas 1.

Indikator 3.6. Pengelolaan fauna

1. Luasan tertentu dari hutan produksi yang tidak terganggu, dan bagian yang tidak rusak.

2. Perlindungan terhadap species fauna dilindungi dan/atau jarang, langka dan terancam punah dan endemik

Baik PT Balai Kayang Mandiri memiliki prosedur

dan insruksi kerja terkait dengan kegiatan

pengelolaan fauna untuk seluruh jenis yang

dilindungi dan/atau langka (endangered),

jarang (rare), terancam punah (threatened)

dan endemik yang terdapat di areal

pemegang izin. Prosedur Pengelolaan dan

Pemantauan Fauna Dilindungi telah

mengacu pada perundangan yang berlaku

dan berbagai kajian akademis .

PT Balai Kayang Mandiri melakukan

kegiatan pengelolaan fauna RTE secara

umum melalui pengelolaan kawasan.

Pengelolaan dilakukan kepada semua jenis

secara umum dan tidak ada pengelolaan

secara khusus terhadap suatu jenis tertentu.

Pengelolaan juga belum dilakukan pada

seluruh blok yang ada.

Kegiatan pengelolaan hutan, bahaya

kebakaran dan aktifitas illegal baik

perburuan maupun penebangan illegal

berpotensi menimbulkan dampak terhadap

kondisi satwaliar yang ada. PT BKM

melakukan beberapa kegiatan untuk

menanggulangi ancaman terhadap satwaliar

Indikator

Nilai Kinerja Indikato

r

Justifikasi

tersebut dengan penetapan kawasan

lindung, penjagaan, sosialisasi kepada

masyarakat dan karyawan. Kegiatan

pengelolaan satwaliar di luar areal

konservasi dilakukan dengan melakukan

pemasangan tanda tanda larangan berburu.

Indikator 4.1.

Kejelasan Deliniasi Kawasan

Operasional Perusahaan

/Pemegang Izin dengan Kawasan

Masyarakat Hukum Adat dan atau

Masyarakat Setempat

Sedang PT BKM memiliki dokumen perencanaan

pengelolaan hutan tanaman industri serta

memiliki dokumen yang berisi data/informasi

tentang identifikasi hak-hak dasar

masyarakat setempat termasuk pola

pengusaan dan pemanfaatan lahan yang

terdapat dalam laporan SIA tahun 2014,

Revisi RKUPHHK-HTI PT BKM tahun 2011,

periode Tahun 2008 – 2017.

Para pihak mengetahui bahwa perusahaan

memiliki mekanisme penataan

batas/rekonstruksi batas kawasan secara

partisipatif menggunakan Pemetaan dan

Pelibatan Pemangku Kepentingan &

penyelesaian konflik. Namun demikian tidak

ada bukti kesepakatan para pihak terhadap

mekanisme tersebut.

PT BKM memiliki mekanisme pengakuan

hak-hak dasar masyarakat setempat namun

masih perlu dilakukan revisi disesuaikan

dengan peraturan yang berlaku.

Terdapat bukti-bukti tentang luas dan batas

kawasan pemegang izin dengan sebagian

masyarakat hukum adat/setempat. Namun

PT BKM belum melakukan penataan batas-

batasnya kecuali deliniasi peta sebagai

batas imaginer untuk mencegah perluasan

lahan oleh masyarakat.

Sebagian masyarakat telah menyatakan

persetujuannya terhadap areal konsesi PT

BKM

Indikator 4.2. Implementasi Sedang PT BKM telah memiliki dokumen yang terkait

Indikator

Nilai Kinerja Indikato

r

Justifikasi

tanggung jawab sosial perusahaan

sesuai dengan peraturan

perundangan yang berlaku

dengan tanggung jawab sosial perusahaan

kepada masyarakat secara lengkap.

PT BKM memiliki mekanisme pemenuhan

kewajiban sosial terhadap masyarakat

sekitar secara legal, lengkap dan jelas.

PT BKM telah melakukan sosialisasi

mengenai visi misi, kawasan lindung dan

RKT 2016 di hadapan perwakilan

masyarakat Desa Buantan Lestari dan

DesaTasik Betung. Sosialisasi RKT tahun

2017 sudah dilakukan. Sosialisasi terkait hak

masyarakat dalam hal ini adalah tanaman

kehidupan belum dilakukan

PT BKM telah merealisasikan sebagian dari

rencana CSR/CD.

PT BKM memiliki Dokumen dan/atau laporan

pelaksanaan tanggungjawab sosial kepada

masyarakat yang jelas dan lengkap

Indikator 4.3. Mekanisme dan

Implementasi Distribusi Manfaat

yang Adil antar Para Pihak

Sedang PT BKM memiliki dokumen-dokumen

mengenai komunitas lokal yang terlibat,

tergantung dan terpengaruh oleh aktivitas

perusahaan, namun tidak terdapat informasi

mengenai jumlah masyarkat yang terlibatr,

terpengaruh dan pergantung oleh aktivitas

pengelolaan SDH.

Perusahaan memiliki mekanisme

peningkatan peran serta dan aktivitas

ekonomi masyarakat hukum adat dan/atau

masyarakat setempat yang dibakukan dalam

bentuk dokumen prosedur lengkap jelas dan

implementatif.

Perusahaan memiliki dokumen rencana

mengenai kegiatan peningkatan peran serta

dan aktivitas ekonomi masyarakat namun

belum lengkap dan jelas.

Terdapat bukti implementasi sebagian (<

50%) kegiatan peningkatan peran serta dan

Indikator

Nilai Kinerja Indikato

r

Justifikasi

aktivitas ekonomi masyarakat hukum adat

dan/atau masyarakat setempat oleh

pemegang izin.

Terdapat dokumen / laporan mengenai

pelaksanaan distribusi manfaat kepada para

pihak namun belum lengkap dan jelas.

Indikator 4.4. Keberadaan Resolusi Konflik yang Handal

Sedang PT BKM memiliki mekanisne resolusi

konflik,baik konflik yang berbasis lahan

maupun konflik yang bersumber dari

permasalahan non lahan. Mekanisme

resolusi konflik dibakukan dalam bentuk

Prosedur Operasional Standar.

PT BKM memiliki peta konflik di blok Minas II

sedangkan blok Minas I belum dilakukan

pemetaan areal koflik.

PT BKM memiliki lembaga resolusi konflik

yang didukung dengan SDM yang mumpuni

namun komitmen pendanaan yang

dianggarkan dalam dalam RKAP tahun

2016-2017.

Indikator 4.5. Perlindungan, Pengembangan dan Peningkatan Kesejahteraan Tenaga Kerja

Sedang Hubungan kerja antara

pengusaha/perusahaan dengan para pekerja

berdasarkan. Perusahaan telah

mengimplementasikan sebagian besar

kewajibannya kepada para pekerja

Perusahaan tidak memiliki rencana

pengembangan kompetensi karyawan yang

terukur, realisasi pengembangan kompetensi

hanya berdasarkan undangan dari Sinar Mas

Forestry mengikutsertakan personel

perusahaan pada training internal staff

personalia yang diselenggarakan SMF.

PT BKM memiliki standar jenjang karir dan

mekanisme peningkatan karir dan/atau

jabatan yang dituangkan dalam dokumen PP

serta dibakukan dalam SOP. PT BKM telah

mengimplementasikan seluruhnya.

Indikator

Nilai Kinerja Indikato

r

Justifikasi

Perusahaan telah melaksanakan sebagian

besar ketentuan mengenai tunjangan

kesejahteraan karyawan.

Table 2. Rekapitulasi Penilaian VLK

Prinsip Kriteria Indikator Verifier Pemenuhan

terhadap verifier Justifikasi

P1 K1.1 1.1.1 a. Memenuhi PT Balai Kayang Mandiri telah memiliki Kelengkapan dan keabsahan dokumen SK IUPHHK yaitu No.SK.20/Menhut-II/2007, tanggal 05 Januari 2007 tentang Pemberian Pembaharuan Ijin Usaha Pemanfaatan hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman seluas ± 22,250 ha kepada PT.Balai Kayang Mandiri di Provinsi Riau, dilengkapi dengan lampiran peta areal kerja skala 1:100,000.

PT Balai Kayang Mandiri telah memiliki SK Menhut Nomor SK.57/Menhut-II/2013 Tanggal 23 Januari 2013 tentang Penetapan Batas Areal Kerja Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Dalam Hutan Tanaman PT Balai Kayang Mandiri dengan luas ± 16,514 hektar.

b. Memenuhi PT. Balai Kayang Mandiri telah membayar lunas IIUPHHK (Iuran Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu sesuai dengan SPP dan dapat menunjukan bukti setornya.

c N/A Tidak terdapat penggunaan

kawasan yang sah di luar

kegiatan IUPHHK-HT PT. Balai

Kayang Mandiri.

P2 K2.1 2.1.1 a. Memenuhi PT. Balai Kayang Mandiri memiliki dokumen perencanaan berupa Dokumen RKUPHHK-HTI dan

Prinsip Kriteria Indikator Verifier Pemenuhan

terhadap verifier Justifikasi

RKTUPHHK-HTI yang sah dan dilengkapi dengan peta penataan areal kerja.

b. Memenuhi Tersedia peta lokasi yang

tidak boleh ditebang. Lokasi

tersebut terbukti

keberadaannya di lapangan,

koordinat uji petik lokasi yang

tidak boleh ditebang sesuai

dengan peta.

c. Memenuhi Peta RKT yang memuat

blok/petak tebangan disahkan

(ditandatangani dan

dicap/distempel) oleh

Presiden Direktur PT. Balai

Kayang Mandiri, posisi petak

tebangan benar dan terbukti di

lapangan.

K2.2 2.2.1 a. Memenuhi Dokumen RKUPHHK-HTI PT.

Balai Kayang Mandiri tersedia

lengkap dengan lampirannya

dan sudah disahkan oleh

pejabat yang berwenang.

b. N/A PT. Balai Kayang Mandiri sudah

tidak melakukan kegiatan

pemanfaatan kayu hutan alam

pada areal penyiapan lahan

yang diizinkan untuk

pembangunan hutan tanaman

industri. Selain itu perusahaan

juga melakukan komitmen

Moratorium yang menyatakan

tidak melakukan pemanfaatan

kayu di hutan alam.

P3 K3.1 3.1.1 Memenuhi Dokumen LHP telah dibuat dan

disahkan oleh petugas yang

berwenang; LHP yang dibuat

Prinsip Kriteria Indikator Verifier Pemenuhan

terhadap verifier Justifikasi

dan disahkan sesuai dengan

fisik kayu; serta tumpukan kayu

dilapangan sesuai dengan yang

ada di LHP. Adapun untuk

lacak balak nomor batang di

LHP tidak dapat dilakukan

karena kayu tidak dilakukan

penomoran batang per batang

(N.A.)

3.1.2 Memenuhi Pengangkutan kayu di dalam

areal kerja PT. Balai Kayang

Mandiri menggunakan

dokumen angkutan internal

berupa Surat Pengantar (SP)

dan Kayu yang diangkut dari

PT. Balai Kayang Mandiri ke

tujuan pengiriman kayu di luar

areal kerja disertai dengan

surat keterangan sahnya hasil

hutan berupa dokumen

SKSHHK dilampiri dengan SP.

3.1.3 a. N/A PT. Balai Kayang Mandiri

merupakan IUPHHK-HT bukan

IUPHHK-HA, dimana kayu yang

diproduksi berupa KBK dan

tidak terdapat penandaan

batang per batang dari kayu

hasil produksinya tetapi

pertumpukan, sehingga verifier

ini tidak bisa diaplikasikan.

b. N/A PT. Balai Kayang Mandiri

merupakan IUPHHK-HT bukan

IUPHHK-HA, dimana kayu yang

diproduksi berupa KBK dan

tidak terdapat penandaan

batang per batang dari kayu

hasil produksinya tetapi

pertumpukan, sehingga verifier

Prinsip Kriteria Indikator Verifier Pemenuhan

terhadap verifier Justifikasi

ini tidak bisa diaplikasikan.

3.1.4 Memenuhi Terdapat dokumen SKSHHK

yang lengkap dan telah

disahkan (dibuat dan disahkan

oleh petugas yang berwenang)

untuk pengangkutan hasil hutan

kayu PT. Balai Kayang Mandiri

keluar areal hutannya.

K3.2 3.2.1 a. Memenuhi Dokumen SPP/Kewajiban

PSDH sesuai dengan LHP

yang disahkan, baik dari segi

kelompok jenis, volume

maupun tarif.

b. Memenuhi Berdasarkan hasil

pemeriksaan terhadap

dokumen Bukti Penerimaan

Negara Bukan Pajak (PNBP)

yang diterbitkan oleh Direktorat

Jenderal Anggaran

Kementerian Keuangan RI

melalui Sistem Informasi

PNBP Online (SIMPONI)

Periode Agustus 2016 s/d Juli

2017 telah dibayar lunas

sesuai dengan Kewajiban atas

PSDH yang diterbitkan sendiri

oleh PT. Balai Kayang Mandiri

dan Bukti Pembuatan Tagihan

Penerimaan Negara Bukan

Pajak (PNBP) yang

dikaluarkan oleh Direktorat

Jenderal Anggaran

Kementerian Keuangan RI

melalui Sistem Informasi

PNBP Online (SIMPONI).

c. Memenuhi Dari hasil verifikasi terhadap

dokumen SPP PSDH dan bukti

setor PSDH, PT. Balai Kayang

Prinsip Kriteria Indikator Verifier Pemenuhan

terhadap verifier Justifikasi

Mandiri telah membayar PSDH

sesuai dengan persyaratan

ukuran dan dibayar sesuai tarif

yang berlaku.

K3.3 3.3.1 N/A Seluruh kayu hasil produksi

PT. Balai Kayang Mandiri

diangkut menggunakan

kendaraan darat menuju

industri pulp and paper yaitu

PT. Indah Kiat Pulp And Paper

Tbk (PT. IKPP) yang

berlokasi di Perawang

Kabupaten Siak Provinsi Riau

dengan transportasi darat

(logging truck).

3.3.2 N/A PT Balai Kayang Mandiri

dalam melakukan

pengangkutan Kayu Bulat

Kecil dari tempat

pengumpulan kayu (TPn) ke

tujuan pengiriman di TPK

Industri PT. Indah Kiat Pulp &

Paper Industry Tbk (PT IKPP)

yang berlokasi di Desa Pinang

Sebatang, Kecamatan

Tualang Provinsi Riau, seluruh

angkutan menggunakan jalan

darat dengan alat angkutan

berupa Logging Truck,

sehingga dalam proses

pengangkutan kayu ke tujuan

industri tidak menggunakan

kapal

K.3.4 3.4.1 Memenuhi PT. Balai Kayang Mandiri

melakukan pemasangan

Tanda V-Legal di Dokumen

SKHHK sesuai ketentuan

yang tercantum pada

Prinsip Kriteria Indikator Verifier Pemenuhan

terhadap verifier Justifikasi

Lampiran 6 Perdirjen BUK

Nomor : P. 14/VI-

BPPHH/2016.

P4 K4.1 4.1.1 Memenuhi PT. Balai Kayang Mandiri

memiliki dokumen AMDAL

berupa Laporan Utama, RKL

dan RPL yang telah disetujui

oleh Bupati Siak berdasarkan

Surat Keputusan Bupati Siak

Nomor 660/Bpdl-S/462

tanggal 29 Januari 2003..

4.1.2 a. Memenuhi PT. Balai Kayang Mandiri

telah memiliki dokumen RKL

dan RPL yang disusun

mengacu kepada dokumen

AMDAL yang telah disahkan

oleh Bupati Siak berdasarkan

Surat Keputusan Bupati Siak

Nomor 660/Bpdl-S/462

tanggal 29 Januari 2003 akan

tetapi dokumen ini telah

hilang. Terdapat upaya dari

auditee untuk membuat Izin

Lingkungan dan Dokumen

Lingkungan yang baru tetapi

masih terkendala RTRW

Provinsi Riau yang belum

disahkan.

b. Memenuhi PT. Balai Kayang Mandiri

sudah melaksanakan kegiatan

pengelolaan dan pemantauan

lingkungan terhadap aspek-

aspek yang mempunyai

dampak penting yang terjadi di

lapangan.

P5 K5.1 5.1.1 a. Memenuhi PT. Balai Kayang Mandiri

telah memiliki prosedur K3

dan telah diimplementasikan

Prinsip Kriteria Indikator Verifier Pemenuhan

terhadap verifier Justifikasi

dalam kegiatan operasional di

lapangan.

b. Memenuhi PT. Balai Kayang Mandiri

menyediakan peralatan K3

sesuai ketentuan dan

kebutuhan dan peralatan

tersebut berfungsi baik

c. Memenuhi PT. Balai Kayang Mandiri

memiliki catatan setiap

kecelakaan kerja dan ada

upaya menekan tingkat

kecelakaan kerja

K5.2 5.2.1 Memenuhi PT. Balai Kayang Mandiri

belum memiliki Serikat

Pekerja akan tetapi memiliki

pernyataan tertulis mengenai

kebijakan perusahaan yang

membolehkan untuk

membentuk atau terlibat

dalam kegiatan serikat pekerja

sebagaimana yang tercantum

dalam Kebijakan Prinsip-

Prinsip Dasar Pekerja.

5.2.2 Memenuhi PT. BKM telah Memiliki

dokumen Peraturan

Perusahaan Periode 2016-

2018 yang telah disahkan

Kepala Dinas Sosial, Tenaga

Kerja dan Transmigrasi

Kabupaten Siak dengan SK

Nomor : Kep.560/

Dissosnakertrans/IV/2016/36,

tanggal 29 April 2016.

5.2.3 Memenuhi PT. Balai Kayang Mandiri tidak

mempekerjakan tenaga kerja di

bawah umur.