PUBLIC SUMMARY
(Resume Hasil Verifikasi)
HASIL VERIFIKASI LEGALITAS KAYU
3rd SURVEILLANCE
PT. BALAI KAYANG MANDIRI
(pemegang IUPHHK-HTI)
PROVINSI RIAU
Oleh
LVLK PT. TUV RHEINLAND INDONESIA
IDENTITAS LV-LK PT. TUV Rheinland Indonesia
1. Nama Lembaga : PT. TÜV Rheinland Indonesia
2. Nomor Akreditasi : LVLK-005-IDN
3. Alamat : PT TUV Rheinland Indonesia
Menara Karya 10th Floor, Block X-5
Jl. HR. Rasuna Said Kav. 1-2
Jakarta
4. Nomor Telepon/Faks/E-mail : Ph 021-579 44 579
Fax 021-579 44 575
e-mail : [email protected]
5. Pengurus Lembaga VLK : Komisaris Utama :
Ralf Scheller
Komisaris :
Holger Helmut Kunz
DR. Indaryati Swarna Dewi Motik, MBA
Muhammad Bascharul Asana
Presiden Direktur :
I Nyoman Susila
Direktur :
Edmundus Wiharyono
Abdul Qohar
Kepala LV-LK dan PHPL :
Dian Susanty Soeminta, S.Hut
6. Standar : Peraturan Direktur Jenderal PHPL Nomor
P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29 April 2016
tentang Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja
Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) dan
Verifikasi Legalitas Kayu (VLK) Lampiran 2.1
tentang Standar Verifikasi Legalitas Kayu Pada
Hutan Negara Yang Dikelola Pemegang Izin dan
Pemegang Hak Pengelolaan.
7. Tim Auditor : 1. Asep Kurniawan (Auditor Produksi)
2. Ade Sudiana (Auditor Prasyarat)
3. Tri Sugeng Riyanto (Lead auditor / Auditor
Ekologi)
4. M Jamaluddin AA (Auditor Sosial)
5. Suseno Joko Suhendro (Auditor VLK)
8. Tim Pengambil Keputusan Dian Susanty Soeminta, S.Hut
IDENTITAS PERUSAHAAN PT. BALAI KAYANG MANDIRI
1. Nama Pemegang Izin / Hak
pengelolaan :
PT. Balai Kayang Mandiri
2. Nomor & Tanggal SK : SK. Menteri Kehutanan No. SK.57/Menhut-
II/2013, tanggal 23 Januari 2013 tentang
Penetapan Batas Areal Kerja IUPHHK Dalam
Hutan Tanaman PT. BKM, Blok Minas I Seluas
3,289 Ha, Blok Minas II Seluas 5,381 Ha dan Blok
Tasik Besar Serkap Seluas 7,844 Ha.
3. Luas dan Lokasi : ± 16.514 Ha yang terdiri dari 4 Blok yaitu Blok
Minas I Seluas 3.289 Hektar, Blok Minas II
Seluas 5.381 Hektar dan Blok Tasik Besar
Serkap Seluas 7.844 Hektar di Kabupaten Siak
Provinsi Riau.
4. Alamat Kantor : Kantor Pusat Jakarta :
Plaza BII Menara 2 Lt. 19
Jln. MH Thamrin No. 51 Jakarta 10350.
Telp. 021-39834473, fax. 021-39834707,
39834798
Kantor Basecamp :
Blok Minas II, Kecamatan Siak dan Sungai Mandau Kabupaten Siak Provinsi Riau
Kantor Riau :
Jalan Arifin Ahmad No. 01, Sidomulyo Timur,
Marpoyan Damai, Pekanbaru - Propinsi Riau
5. Nomor Telepon/Faks/E-mail : Kantor Pusat Jakarta :
Telp. 021-39834473, fax. 021-39834707,
39834798
6. Pengurus : Komisaris Utama : Tn Ir. Tjhai Witjhun
Komisaris : Tn. Rony Susanto
Direktur Utama : Tn. Fandi Marco
Direktur : Tn. Wilibrudus Budi Artanto
RINGKASAN TAHAPAN
Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan
Konsultansi Publik - Pada penilikan (surveillance) III
tidak ada kewajiban konsultansi
publik, maka tidak diselenggarakan
konsultasi publik.
Pertemuan Pembukaan 21 Agustus 2017
Ruang Pertemuan Kantor
Basecamp Bunga Raya PT.
Balai Kayang Mandiri,
Provinsi Riau
Pertemuan pembukaan dihadiri
Management Representative /
Kepala Unit, Bagian / Divisi : SMF–
FED, Harvesting, Medis, SMF-HC,
FED/SML, Forest Protection,
Plantation, Logistik, KTU, TUK dan
Tim Auditor Lembaga Sertifikasi
PT. TUV Rheinland Indonesia
Verifikasi Dokumen dan
Observasi Lapangan
21 s/d 24 Agustus 2017
- Kantor Basecamp di Blok
Minas II
- Petak tebang
- Petak tanam
- TPK & Pos Faktur
- Kawasan Konservasi
Verifikasi dokumen dan observasi
lapangan dilakukan sesuai dengan
prinsip, kriteria, indikator dan
verifier yang telah ditetapkan
dalam Peraturan Direktur Jenderal
PHPL Nomor
P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29
April 2016 tentang Pedoman
Pelaksanaan Penilaian Kinerja
Pengelolaan Hutan Produksi Lestari
(PHPL) dan Verifikasi Legalitas
Kayu (VLK)
Pertemuan Penutupan 25 Agustus 2017
Ruang Pertemuan Kantor
Pekanbaru, Provinsi Riau
Pertemuan penutupan dihadiri
Management Representative /
Kepala Unit, Bagian / Divisi : SMF–
FED, Harvesting, Medis, SMF-HC,
FED/SML, Forest Protection,
Plantation, Logistik, KTU, TUK dan
Tim Auditor Lembaga Sertifikasi
PT. TUV Rheinland Indonesia
Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan
Pengambilan Keputusan
Ruang Meeting PT. TUV
Rheinland Indonesia
Dilakukan sesuai dengan ketentuan
Peraturan Direktur Jenderal PHPL
Nomor P.14/PHPL/SET/4/2016
tanggal 29 April 2016 tentang
Pedoman Pelaksanaan Penilaian
Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi
Lestari (PHPL) dan Verifikasi
Legalitas Kayu (VLK) Lampiran 3.2
tentang Pedoman Pelaksanaan
Verifikasi Legalitas Kayu Pada
Pemegang IUPHHK-HT.
RINGKASAN HASIL PENILAIAN
Sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Direktur Jenderal PHPL Nomor
P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29 April 2016 tentang Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja
Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) dan Verifikasi Legalitas Kayu (VLK) bahwa Unit
Manajemen PT.BKM dengan usia izinnya telah 5 (lima) tahun lebih, maka berlaku ketentuan
bahwa Kinerja baik ditentukan oleh kinerja 27 indikator 89 verifier dengan 68 verifer Dominan
dan 21 verifier Co Dominan. Verifier Dominan tidak boleh bernilai Buruk. Dan verifier VLK
sebanyak 24 verifer yang diverifikasi dari 28 verifer harus bernilai memenuhi.
Perincian jumlah verifier Dominan dan Co Dominan adalah sebagai berikut :
a. Kriteria Prasyarat : 6 Co Dominan dan 16 Dominan
b. Kriteria Produksi : 10 Co Dominan dan 14 Dominan
c. Kriteria Ekologi : 1 Co Dominan dan 22 Dominan;
d. Kriteria Sosial : 4 Co Dominan dan 19 Dominan.
PT. Balai Kayang Mandiri dinyatakan ”LULUS PHPL” (dengan Total Nilai Kinerja seluruh indikator
PHPL adalah BAIK dengan nilai : 53/66 x 100% = 80,3% dan tidak terdapat verifier dominan yang
bernilai buruk) dan “LULUS VLK” (seluruh norma penilaian untuk setiap verifier pada standar
verifikasi LK dinyatakan “Memenuhi”). Dengan demikian Sertifikat Pengelolaan Hutan Produksi
Lestari (PHPL) PT. Balai Kayang Mandiri dapat dipertahankan 1 tahun sesuai dengan hasil audit
dalam laporan ini dengan nilai BAIK.. Perincian hasil penilaian dapat dilihat dalam table dibawah:
Tabel 1. Rekapitulasi Penilaian PHPL
Indikator
Nilai Kinerja Indikato
r
Justifikasi
Indikator 1.1. Kepastian Kawasan Pemegang IUPHHK-HTI
Baik Dokumen legalitas dan administrasi tata
batas PT. BKM di lapangan tersedia lengkap
sesuai dengan tingkat realisasi tata batas
yang telah dilakukan (sudah temu gelang)
PT. Balai Kayang Mandiri telah
merealisasikan tata batas areal IUPHHK-HT
100 % (tata batas sudah temu gelang) tahun
2011 dan sudah mendapatkan penetapan
melalui SK Menteri Kehutanan Nomor
SK.57/Menhut-II/2013 tanggal 23 Januari
2013
Masih terdapat konflik batas berupa klaim
areal IUPHHK-HT PT.BKM, namun terdapat
upaya pemegang izin untuk menyelesaikan
Indikator
Nilai Kinerja Indikato
r
Justifikasi
konflik tersebut secara terus menerus
Terdapat perubahan luas dan fungsi
kawasan hutan di areal kerja IUPHHK-HT
PT. BKM dan telah dilakukan proses revisi
perencanaan (RKU) dengan tata waktu yang
jelas.
Tidak terdapat penggunaan kawasan untuk
kegiatan di luar sector kehutanan pada areal
IUPHHK-HT PT. BKM (Not Applicable)
Indikator 1.2. Komitmen Pemegang IUPHHK-HTI
Sedang Dokumen Visi dan Misi Perusahaan PT
BKM, disahkan oleh Direktur Utama dan
telah sesuai dengan kerangka Pengelolaan
Hutan Produksi Lestari (PHPL).
PT. BKM telah melakukan sosialisasi Visi
dan Misi perusahaan pada level pemegang
izin dan sebagian masyarakat desa disekitar
areal IUPHHK-HTI.
PT. BKM telah mengimplementasi kegiatan
Pengelolaan Hutan Lestari, namun belum
seluruhnya dapat direalisasikan sesuai
dengan visi dan misi yang telah ditetapkan
Indikator 1.3. Jumlah dan kecukupan tenaga Profesional Bidang Kehutanan pada Seluruh Tingkatan Untuk Mendukung Pemanfaatan implementasi Penelitian, Pendidikan dan Latihan.
Baik
Keberadaan tenaga profesional bidang
kehutanan di lapangan yang dimiliki oleh PT
BKM pada saat ini telah tersedia pada setiap
bidang kegiatan pengelolaan hutan dan
jumlahnya sesuai dengan ketentuan yang
dipersyaratkan.
Realisasi peningkatan kompetensi SDM
yang telah dilakukan PT. BKM melalui
training (internal & eksternal) periode Januari
– Desember 2016 mencapai 63,6 % dari
rencana training
PT. BKM memiliki dokumen ketenagakerjaan
Indikator
Nilai Kinerja Indikato
r
Justifikasi
yang tersedia secara lengkap sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang
berlaku
Indikator 1.4. Kapasitas dan mekanisme untuk Perencanaan Pelaksanaan Pemantauan Periodik, Evaluasi dan Penyajian Umpan Balik Mengenai Kemajuan Pencapaian (Kegiatan) IUPHHK –HTI.
Sedang PT. BKM telah memiliki struktur organisasi
dan job description yang secara prinsip telah
sesuai dengan kerangka PHPL dan telah
disahkan oleh Direksi, namun terdapat
kekosongan jabatan (vacant) pada beberapa
posisi
PT. BKM memiliki perangkat Sistem
Informasi Manajemen (SIM) baik software
dan hardware maupun perangkat pendukung
lainnya, serta terdapat SDM sebagai tenaga
pelaksana SIM pada masing-masing bidang.
PT. BKM telah memiliki internal auditor,
tetapi belum berjalan dengan efektif untuk
mengontrol seluruh tahapan kegiatan,
karena hanya mengontrol kegiatan
harvesting dan plantation. Sedangkan
kegiatan lainnya yaitu kelola lingkungan dan
kelola sosial belum dilaksanakan
Terdapat tindakan pencegahan dan
perbaikan atas monitoring dan evaluasi yang
didasarkan laporan pengawasan internal
audit, namun belum menyeluruh pada
tahapan kegiatan pengelolaan hutan
tanaman.
Indikator 1.5. Persetujuan atas dasar informasi awal tanpa paksaan (PADIATAPA).
PT BKM telah menyampaikan rencana
kegiatan RKT yang salah satunya adalah
rencana penebangan yang merupakan salah
satu kegiatan RKT 2017 kepada masyarakat
sekitar dan mendapat pesetujuan dari
masyarakat
Dalam proses tata batas areal IUPHHK-HT
PT. Balai Kayang Mandiri telah
mendapatkan persetujuan dari sebagian
Indikator
Nilai Kinerja Indikato
r
Justifikasi
para pihak.
Proses dan pelaksanaan CSR/CD PT BKM
telah mendapat persetujuan dari sebagian
para pihak
Proses penetapan kawasan lindung di areal
PT. BKM mendapat persetujuan dari para
pihak, yaitu pihak Kementerian Kehutanan
dan masyarakat sekitar.
Indikator 2.1. Penataan areal kerja
jangka panjang dalam pengelolaan
hutan lestari
Sedang Unit Manajemen telah memiliki dokumen
RKUPHHK-HTI (Revisi) PT. BKM untuk
periode 2008-2017 yang telah disetujui
berdasarkan keputusan Menteri Kehutanan
Nomor SK.135/VI-BUHT/2011 tanggal 11
Oktober 2011 dan telah mempertimbangkan
hasil deliniasi mikro dan tidak dikenai
peringatan terkait pemenuhan kewajiban
RKU namun belum ada revisi RKUPHHK-
HTI setelah ada perubahan luas areal kerja
berdasarkan keputusan SK Menteri
Kehutanan No SK.57/Menhut-II/2013 tanggal
23 Januari 2013.
Penataan areal kerja blok RKTUPHHK-HTI
2016 dan blok RKTUPHHK-HTI 2017 hanya
sebagian yaitu 64,24% atau ≥ 50% yang
sesuai dengan RKUPHHK-HTI (Revisi) PT.
BKM untuk periode 2008-2017, dan
sebagian kecil (35,76%) merupakan
luncuran (carry over) kegiatan tahun
sebelumnya.
Tanda batas blok dan petak kerja seluruhnya
terlihat dengan jelas di lapangan baik berupa
patok, Kanal Primer, Kanal Sekunder, Parit
Collector dan Parit Tertier, namun tidak
diketemukan tanda Pal pada Kawasan
Lindung dan Tanaman Kehidupan.
Indikator 2.2. Tingkat pemanenan Baik PT BKM mempunyai data potensi tegakan
Indikator
Nilai Kinerja Indikato
r
Justifikasi
lestari untuk setiap jenis hasil hutan
kayu utama dan nir kayu pada
setiap tipe ekosistem
ekosistem Wet Land pada hutan tanaman
dari Pre Harvesting Inventory (PHI) dan
dilengkapi dengan peta pendukung serta
informasi posisi lokasi pada Tally Sheet
Survey Cruising Forest Inventory berupa
koordinat didalam kegiatan PHI.
PT BKM hanya memiliki data pengukuran
riap tegakan / PSP untuk sebagian tipe
ekosistem yang ada dan sudah dianalisis.
PT BKM sudah melakukan analisis data
potensi dan riap tegakan untuk periode 5
tahun terakhir atau selama periode waktu
penilaian, dan menyampaikan laporan
namun belum memanfaatkan hasilnya untuk
menyusun perhitungan JTT sendiri.
Indikator 2.3. Pelaksanaan
Penerapan tahapan sistem
Silvikultur untuk menjamin
Regenerasi hutan
Sedang PT BKM telah mempunyai SOP seluruh
tahapan kegiatan silvikultur dengan lengkap
dan isinya sesuai dengan pedoman
pelaksanaan atau ketentuan teknis yang
berlaku dan kondisi areal kerja.
PT BKM telah mengimplementasikan
sebagian tahapan kegiatan silvikultur di
lapangan.
PT BKM memiliki potensi tegakan tanaman
dalam jumlah yang mampu menjamin
terjadinya kelestarian pemanenan hasil
hutan tanaman yaitu memiliki potensi ≥ 120
m3/ha. Berdasarkan data hasil kegiatan
IHMB potensi tegakan masak tebang
berkisar 170 m3/ha, hasil pengukuran PSP
umur 5 tahun berkisar 95,99 m3/ha,
berdasarkan data RLHC untuk RKT 2016
diperoleh hasil kisaran potensi ± 146,92
m3/ha dan untuk RKT 2017 diperoleh hasil
kisaran potensi ± 157,75 m3/ha, namun
dengan realisasi luasan areal yang ditanami
belum menjamin kelestarian hasil.
Indikator
Nilai Kinerja Indikato
r
Justifikasi
Berdasarkan hasil PAT stocking tanaman PT
BKM untuk tanaman berumur 2 dan 6 bulan
berada di atas Benchmark yang ditetapkan
oleh perusahaan sedangkan untuk tanaman
berumur 12 dan 36 bulan berada di bawah
Benchmark yang ditetapkan oleh
perusahaan, rata-rata stocking tanaman
pada umur 2, 6, 12 dan 36 bulan adalah
78,78%, dengan demikian terdapat
permudaan tanaman PT BKM dalam jumlah
yang masih mampu menjamin terjadinya
kelestarian pemanenan (≥ 75-89% dari
jumlah tanaman per hektar sesuai jarak
tanam yang dipergunakan).
Indikator 2.4. Ketersediaan dan
penerapan teknologi ramah
lingkungan dalam pemanfaatan
hutan.
Baik PT BKM telah memiliki prosedur
pemanfaatan hutan yang ramah lingkungan
dan isinya sesuai dengan karakteristik areal
kerjanya yaitu di lahan rawa gambut.
PT BKM telah melaksanakan penerapan
teknologi ramah lingkungan pada 1 - 2
tahapan kegiatan dalam pemanenan hasil
hutan tanaman di areal kerjanya.
Hasil perhitungan faktor eksploitasi (Fe) PT
BKM berdasarkan hasil analisis terhadap
data volume produksi dan data PHI
didapatkan angka Fe rata-rata sebesar 0,91.
Indikator 2.5. Realisasi
penebangan sesuai dengan
rencana kerja
penebangan/pemanenan/pemanfaa
tan pada areal kerjanya
Sedang PT BKM telah memiliki dokumen RKT secara
lengkap (selama periode penilaian) yaitu
RKTUPHHK-HTI PT BKM Tahun 2016 dan
RKTUPHHK-HTI PT BKM Tahun 2017 yang
disusun berdasarkan RKUPHHK-HTI yang
sah dan disahkan secara self approval.
PT BKM telah memiliki peta kerja yang
menggambarkan areal yang boleh
ditebang/dipanen/
Indikator
Nilai Kinerja Indikato
r
Justifikasi
dimanfaatkan/ditanam/dipelihara beserta
areal yang ditetapkan sebagai kawasan
lindung, tetapi hanya sebagian peta RKT
yang sesuai dengan perencanaan
pengelolaan sebagaimana yang tercantum
dalam peta Revisi RKUPHHK-HTI PT. BKM
yang disahkan oleh pejabat yang
berwenang.
PT. BKM telah mengimplementasi peta kerja
berupa penandaan pada sebagian batas
blok
tebangan/dipanen/dimanfaatkan/ditanam/dip
elihara beserta areal yang ditetapkan
sebagai kawasan lindung.
PT. BKM telah merealisasikan volume
tebangan kurang dari 70% atau sebesar
67,87% dari yang direncanakan tebangan
tahunan dan lokasi sesuai dengan RKT yang
disahkan serta tidak melebihi luasan yang
direncanakan.
Indikator 2.6. Kesehatan finansial
perusahaan dan tingkat investasi
dan reinvestasi yang memadai dan
memenuhi kebutuhan dalam
pengelolaan hutan, administrasi,
penelitian dan pengembangan,
serta peningkatan kemampuan
sumber daya manusia.
Sedang Kondisi kesehatan PT. BKM pada tahun
2016 termasuk kategori buruk (likuiditas
<100%, solvabilitas <100%, rentabilitas
positif), dan catatan kantor akuntan publik
terhadap laporan keuangan PT BKM tahun
buku terakhir wajar.
Realisasi alokasi dana PT BKM >80% atau
rata-rata sebesar 97,93% dari kebutuhan
kelola hutan yang seharusnya berdasarkan
laporan penatausahaan keuangan yang
dibuat sesuai dengan Pedoman Keuangan
Pemanfaatan Hutan Produksi (yang telah
diaudit oleh akuntan publik).
Alokasi dana untuk seluruh bidang kegiatan
PT BKM tahun 2016 diberikan secara
proporsional (perbedaan ≤ 20%) yaitu antara
3,40% - 16,36%.
Indikator
Nilai Kinerja Indikato
r
Justifikasi
Realisasi pendanaan untuk kegiatan teknis
kehutanan berjalan lancar (pengelolaan
hutan di areal kerja PT BKM) namun belum
sesuai dengan tata waktu.
PT BKM telah merealisasikan biaya kegiatan
penanaman sebesar 97,11% (lebih dari
80%) yang direncanakan, namun hanya
untuk kegiatan penanaman tanaman pokok
dan belum ada realisasi kegiatan
penanaman Tanaman Kehidupan dan
Tanaman Unggulan.
Realisasi penanaman tanaman pokok,
tanaman kehidupan dan tanaman unggulan
oleh IUPHHK-HTI sebesar 50,57% dari yang
seharusnya.
Indikator 3.1. Keberadaan,
kemantapan dan kondisi kawasan
dilindungi pada setiap tipe hutan
Baik Luas alokasi kawasan lindung sudah sesuai
ketentuan minimal 10 % karena mencapai
46,15 %. Sebagian besar kondisi biofisik
kawasan dilindungi sudah sesuai dengan
peruntukannya yaitu sebagai bufferzone SM
Giam Siak Kecil dan mempunyai fungsi
pelestarian keanekaragaman flora dan fauna
dilindungi. Terdapat alokasi kawasan lindung
sempadan sungai yang diletakkan di areal
yang bukan berupa sungai.
PT. Balai Kayang Mandiri telah melakukan
penataan batas kawasan lindung untuk Blok
Minas II sepanjang 13,000 M dari total
panjang batas 37,400 M. Penataan Batas
Kawasan lindung dengan penandaan berupa
cat biru pada pohon dan plat kuning setiap
jarak 250 m. Blok Minas I dan Blok Tasik
Serkap tidak dilakukan penataan khusus
karena mengikuti tata batas luas konsesi.
Total panjang tata batas kawasan lindung
yang sudah ditata batas adalah 97,080.95 M
atau 79.91 % dari yang seharusnya
Indikator
Nilai Kinerja Indikato
r
Justifikasi
121,480.95 M belum ada penambahan
realisasi penataan sejak tahun 2014
Hasil overlay peta kawasan lindung dengan
citra landsat menunjukkan bahwa kondisi
penutupan kawasan lindung PT BKM yang
masih berupa hutan adalah 88,79 %. Check
lapangan di Sempadan Sungai Siak Kecil
Blok Minas I menunjukkan adanya okupasi
masyarakat dalam bentuk tanaman sawit
yang cukup besar yang diperkirakan sudah
lebih dari 2 tahun.
Masih dijumpainya okupasi di kawasan
lindung menunjukkan bahwa belum semua
anggota masyarakat menyatakan pengakuan
terhadap keberadaan kawasan lindung PT
BKM.
PT. Balai Kayang Mandiri telah melakukan
pengelolaan kawasan lindung melalui
kegiatan penetapan, penataan batas,
perlindungan, dan pemantauan atau
inventarisasi. Kegiatan dituangkan dalam
dokumen Surat Keputusan dan berbagai
laporan pengamatan.
Indikaator 3.2. Perlindungan dan
pengamanan hutan
Sedang PT. Balai Kayang Mandiri mempunyai
sejumlah prosedur terkait dengan kegiatan
perlindungan dan pengamanan hutan dalam
bentuk Standard Operating Procedure (SOP)
dan Instruksi Kerja (WI). Prosedur tersebut
sudah mencakup semua potensi gangguan
yang ada didalam kegiatan pengelolaan
hutan PT BKM.
PT. Balai Kayang Mandiri telah memiliki
sarana prasarana perlindungan hutan. Jenis
dan fungsi sarana - prasarana perlindungan
dan pengamanan hutan. Jenis peralatan
yang tersedia belum mencakup seluruh
potensi gangguan yang ada. Sarana
Indikator
Nilai Kinerja Indikato
r
Justifikasi
prasarana yang tersedia di lapangan dalam
kondisi baik ( terutama peralatan pemadam
kebakaran ).
PT. Balai Kayang Mandiri memiliki SDM dan
struktur organisasi untuk kegiatan
perlindungan hutan. SDM perlindungan
terdiri atas satpam dan Regu Pemadam
Kebakaran Hutan. Jumlah dan kualifikasi
personel sudah memadai. Areal PT BKM
terdiri atas 3 blok yang terpisah dengan
akses yang tidak dapat ditempuh secara
cepat. Semua personel pengamanan hutan
berada di blok yang aktif yaitu Blok Minas II.
PT BKM melakukan kegiatan perlindungan
hutan yang meliputi tindakan
premptif/preventif/represif). PT BKM
melakukan sosialisasi kepada masyarakat
sekitar tentang aspek konservasi dan
perlindungan hutan. Kegiatan belum
dilakukan merata pada seluruh blok
pengelolaan yang ada sesuai izin.
3.3. Pengelolaan dan pemantauan dampak terhadap tanah dan air akibat
Pemanfaatan hutan
Baik PT. Balai Kayang Mandiri telah menyusun
dokumen RKL RPL yang telah disahkan
instansi terkait dan memiliki prosedur terkait
kegiatan pengelolaan pengelolaan dan
pemantauan dampak terhadap tanah dan air.
Prosedur merupakan panduan pengelolaan
tanah dan air dalam kegiatan pengelolaan
hutan tanaman dan dalam rangka konservasi
tanah dan air akibat dampak pengelolaan
hutan.
PT Balai Kayang Mandiri memiliki sejumlah
sarana pengelolaan dan pemantauan
dampak terhadap tanah dan air. Sarana
prasaran berupa patok pengamatan
subsiden, pengukur curah hujan, dan alat
ukur tinggi permukaan air. Sarana
pengelolaan dan pemantauan sesuai dengan
Indikator
Nilai Kinerja Indikato
r
Justifikasi
ketentuan dalam dokumen perencanaan
serta berfungsi baik.
PT Balai Kayang Mandiri telah memiliki SDM
pengelolaan dan pemantauan dampak
terhadap tanah dan air yang dalam
pelaksanaan tugasnya bekerjasama dengan
unit kerja yang berhubungan dengan kelola
lingkungan, serta dibantu dengan tenaga
harian lepas. Jumlah dan spesifikasi SDM
sudah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
PT BKM mempunyai dokumen RKL RPL
yang merupakan dokumen teknis
operasional rencana kegiatan yang berisi
rencana pengelolaan dampak tanah dan air
akibat kegiatan pengelolaan hutan.
Dokumen RKL RPL telah disahkan oleh
intansi yang berwenang. PT BKM
melaksanaan kegiatan pengelolaan
lingkungan dan dituangkan dalam Laporan
Pelaksanaan Ijin Lingkungan ( Pelaksanaan
Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
dan dilaporkan kepada instansi yang
berwenang
PT. Balai Kayang Mandiri telah memiliki
rencana untuk melakukan pemantauan
dampak terhadap tanah dan air sesuai
dengan dokumen rencana pengelolaan yang
ada. Kegiatan pemantauan yang sudah
dilaksanakan dilapangan berupa
pemantauan plot subsiden, pengukuran
curah hujan, pemantauan tinggi muka air
(water table & water level), analisa tanah dan
analisa kualita air. Realisasi kegiatan
dituangkan dalam Laporan Pelaksanaan Ijin
Lingkungan ( Pelaksanaan Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan dan dilaporkan
kepada instansi yang berwenang
Indikator
Nilai Kinerja Indikato
r
Justifikasi
PT BKM melakukan pemantauan berbagai
parameter lingkungan yang terkena dampak
kegiatan pengelolaan hutan seperti kualitas
air, kualitas tanah, subsidensi. Hasil
pemantauan menunjukkan bahwa beberapa
nilai parameter sampel yang diuji tidak
memenuhi bakumutu yang digunakan
Indikator 3.4. Identifikasi spesies
flora dan fauna yang dilindungi
dan/atau langka (endangered),
jarang (rare), terancam punah
(threatened) dan endemik.
Baik
PT Balai Kayang Mandiri memiliki prosedur
dan instruksi kerja untuk kegiatan Identifikasi
Flora Fauna dilindungi dan/atau langka,
jarang, terancam punah dan endemik yang
ada pada areal kerja PT Balai Kayang
Mandiri. Prosedur dan instruksi kerja
mengacu pada literature akademis dan
peraturan yang berlaku.
PT Balai Kayang Mandiri telah melakukan
kegiatan identifikasi flora dan fauna RTE
tetapi belum dilakukan pada seluruh blok
pengelolaan yang ada.
Indikator 3.5. Pengelolaan flora untuk :
1. Luasan tertentu dari hutan produksi yang tidak terganggu, dan bagian yang tidak rusak.
2. Perlindungan terhadap species flora dilindungi dan/atau jarang, langka dan terancam punah dan endemic
Baik PT Balai Kayang Mandiri memiliki prosedur
terkait dengan kegiatan pengelolaan flora
untuk seluruh jenis yang dilindungi dan/atau
langka (endangered), jarang (rare), terancam
punah (threatened) dan endemik yang
terdapat di areal pemegang izin. Prosedur
Pengelolaan dan Pemantauan Flora
Dilindungi telah mengacu pada perundangan
yang berlaku dan referensi akademik.
PT BKM melakukan kegiatan pengelolaan
flora RTE diareal kerjanya. Pengelolaan flora
RTE dilakukan dengan melakukan
pengelolaan terhadap kawasan lindung
dimana flora RTE dapat ditemukan. Kegiatan
pengelolaan meliputi penetapan kawasan
lindung, penataan, pengamanan,
inventarisasi dan rehabilitasi. Kegiatan
Indikator
Nilai Kinerja Indikato
r
Justifikasi
pengelolaan secara lengkap belum dilakukan
pada seluruh blok pengelolaan.
Masih terdapat 14 jenis flora RTE yang
ditemukan didalam areal kawasan lindung
PT BKM. Keberadaan flora RTE merupakan
cadangan sumberdaya genetic dan
tanggung jawab yang di pegang oleh PT
BKM untuk menjaga. Areal kawasan lindung
potensial terganggu oleh ancaman api dan
aktivitas illegal lainnya. Check lapangan
telah terjadi okupasi di Sempadan Sungai
Siak Kecil di Blok Minas 1.
Indikator 3.6. Pengelolaan fauna
1. Luasan tertentu dari hutan produksi yang tidak terganggu, dan bagian yang tidak rusak.
2. Perlindungan terhadap species fauna dilindungi dan/atau jarang, langka dan terancam punah dan endemik
Baik PT Balai Kayang Mandiri memiliki prosedur
dan insruksi kerja terkait dengan kegiatan
pengelolaan fauna untuk seluruh jenis yang
dilindungi dan/atau langka (endangered),
jarang (rare), terancam punah (threatened)
dan endemik yang terdapat di areal
pemegang izin. Prosedur Pengelolaan dan
Pemantauan Fauna Dilindungi telah
mengacu pada perundangan yang berlaku
dan berbagai kajian akademis .
PT Balai Kayang Mandiri melakukan
kegiatan pengelolaan fauna RTE secara
umum melalui pengelolaan kawasan.
Pengelolaan dilakukan kepada semua jenis
secara umum dan tidak ada pengelolaan
secara khusus terhadap suatu jenis tertentu.
Pengelolaan juga belum dilakukan pada
seluruh blok yang ada.
Kegiatan pengelolaan hutan, bahaya
kebakaran dan aktifitas illegal baik
perburuan maupun penebangan illegal
berpotensi menimbulkan dampak terhadap
kondisi satwaliar yang ada. PT BKM
melakukan beberapa kegiatan untuk
menanggulangi ancaman terhadap satwaliar
Indikator
Nilai Kinerja Indikato
r
Justifikasi
tersebut dengan penetapan kawasan
lindung, penjagaan, sosialisasi kepada
masyarakat dan karyawan. Kegiatan
pengelolaan satwaliar di luar areal
konservasi dilakukan dengan melakukan
pemasangan tanda tanda larangan berburu.
Indikator 4.1.
Kejelasan Deliniasi Kawasan
Operasional Perusahaan
/Pemegang Izin dengan Kawasan
Masyarakat Hukum Adat dan atau
Masyarakat Setempat
Sedang PT BKM memiliki dokumen perencanaan
pengelolaan hutan tanaman industri serta
memiliki dokumen yang berisi data/informasi
tentang identifikasi hak-hak dasar
masyarakat setempat termasuk pola
pengusaan dan pemanfaatan lahan yang
terdapat dalam laporan SIA tahun 2014,
Revisi RKUPHHK-HTI PT BKM tahun 2011,
periode Tahun 2008 – 2017.
Para pihak mengetahui bahwa perusahaan
memiliki mekanisme penataan
batas/rekonstruksi batas kawasan secara
partisipatif menggunakan Pemetaan dan
Pelibatan Pemangku Kepentingan &
penyelesaian konflik. Namun demikian tidak
ada bukti kesepakatan para pihak terhadap
mekanisme tersebut.
PT BKM memiliki mekanisme pengakuan
hak-hak dasar masyarakat setempat namun
masih perlu dilakukan revisi disesuaikan
dengan peraturan yang berlaku.
Terdapat bukti-bukti tentang luas dan batas
kawasan pemegang izin dengan sebagian
masyarakat hukum adat/setempat. Namun
PT BKM belum melakukan penataan batas-
batasnya kecuali deliniasi peta sebagai
batas imaginer untuk mencegah perluasan
lahan oleh masyarakat.
Sebagian masyarakat telah menyatakan
persetujuannya terhadap areal konsesi PT
BKM
Indikator 4.2. Implementasi Sedang PT BKM telah memiliki dokumen yang terkait
Indikator
Nilai Kinerja Indikato
r
Justifikasi
tanggung jawab sosial perusahaan
sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku
dengan tanggung jawab sosial perusahaan
kepada masyarakat secara lengkap.
PT BKM memiliki mekanisme pemenuhan
kewajiban sosial terhadap masyarakat
sekitar secara legal, lengkap dan jelas.
PT BKM telah melakukan sosialisasi
mengenai visi misi, kawasan lindung dan
RKT 2016 di hadapan perwakilan
masyarakat Desa Buantan Lestari dan
DesaTasik Betung. Sosialisasi RKT tahun
2017 sudah dilakukan. Sosialisasi terkait hak
masyarakat dalam hal ini adalah tanaman
kehidupan belum dilakukan
PT BKM telah merealisasikan sebagian dari
rencana CSR/CD.
PT BKM memiliki Dokumen dan/atau laporan
pelaksanaan tanggungjawab sosial kepada
masyarakat yang jelas dan lengkap
Indikator 4.3. Mekanisme dan
Implementasi Distribusi Manfaat
yang Adil antar Para Pihak
Sedang PT BKM memiliki dokumen-dokumen
mengenai komunitas lokal yang terlibat,
tergantung dan terpengaruh oleh aktivitas
perusahaan, namun tidak terdapat informasi
mengenai jumlah masyarkat yang terlibatr,
terpengaruh dan pergantung oleh aktivitas
pengelolaan SDH.
Perusahaan memiliki mekanisme
peningkatan peran serta dan aktivitas
ekonomi masyarakat hukum adat dan/atau
masyarakat setempat yang dibakukan dalam
bentuk dokumen prosedur lengkap jelas dan
implementatif.
Perusahaan memiliki dokumen rencana
mengenai kegiatan peningkatan peran serta
dan aktivitas ekonomi masyarakat namun
belum lengkap dan jelas.
Terdapat bukti implementasi sebagian (<
50%) kegiatan peningkatan peran serta dan
Indikator
Nilai Kinerja Indikato
r
Justifikasi
aktivitas ekonomi masyarakat hukum adat
dan/atau masyarakat setempat oleh
pemegang izin.
Terdapat dokumen / laporan mengenai
pelaksanaan distribusi manfaat kepada para
pihak namun belum lengkap dan jelas.
Indikator 4.4. Keberadaan Resolusi Konflik yang Handal
Sedang PT BKM memiliki mekanisne resolusi
konflik,baik konflik yang berbasis lahan
maupun konflik yang bersumber dari
permasalahan non lahan. Mekanisme
resolusi konflik dibakukan dalam bentuk
Prosedur Operasional Standar.
PT BKM memiliki peta konflik di blok Minas II
sedangkan blok Minas I belum dilakukan
pemetaan areal koflik.
PT BKM memiliki lembaga resolusi konflik
yang didukung dengan SDM yang mumpuni
namun komitmen pendanaan yang
dianggarkan dalam dalam RKAP tahun
2016-2017.
Indikator 4.5. Perlindungan, Pengembangan dan Peningkatan Kesejahteraan Tenaga Kerja
Sedang Hubungan kerja antara
pengusaha/perusahaan dengan para pekerja
berdasarkan. Perusahaan telah
mengimplementasikan sebagian besar
kewajibannya kepada para pekerja
Perusahaan tidak memiliki rencana
pengembangan kompetensi karyawan yang
terukur, realisasi pengembangan kompetensi
hanya berdasarkan undangan dari Sinar Mas
Forestry mengikutsertakan personel
perusahaan pada training internal staff
personalia yang diselenggarakan SMF.
PT BKM memiliki standar jenjang karir dan
mekanisme peningkatan karir dan/atau
jabatan yang dituangkan dalam dokumen PP
serta dibakukan dalam SOP. PT BKM telah
mengimplementasikan seluruhnya.
Indikator
Nilai Kinerja Indikato
r
Justifikasi
Perusahaan telah melaksanakan sebagian
besar ketentuan mengenai tunjangan
kesejahteraan karyawan.
Table 2. Rekapitulasi Penilaian VLK
Prinsip Kriteria Indikator Verifier Pemenuhan
terhadap verifier Justifikasi
P1 K1.1 1.1.1 a. Memenuhi PT Balai Kayang Mandiri telah memiliki Kelengkapan dan keabsahan dokumen SK IUPHHK yaitu No.SK.20/Menhut-II/2007, tanggal 05 Januari 2007 tentang Pemberian Pembaharuan Ijin Usaha Pemanfaatan hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman seluas ± 22,250 ha kepada PT.Balai Kayang Mandiri di Provinsi Riau, dilengkapi dengan lampiran peta areal kerja skala 1:100,000.
PT Balai Kayang Mandiri telah memiliki SK Menhut Nomor SK.57/Menhut-II/2013 Tanggal 23 Januari 2013 tentang Penetapan Batas Areal Kerja Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Dalam Hutan Tanaman PT Balai Kayang Mandiri dengan luas ± 16,514 hektar.
b. Memenuhi PT. Balai Kayang Mandiri telah membayar lunas IIUPHHK (Iuran Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu sesuai dengan SPP dan dapat menunjukan bukti setornya.
c N/A Tidak terdapat penggunaan
kawasan yang sah di luar
kegiatan IUPHHK-HT PT. Balai
Kayang Mandiri.
P2 K2.1 2.1.1 a. Memenuhi PT. Balai Kayang Mandiri memiliki dokumen perencanaan berupa Dokumen RKUPHHK-HTI dan
Prinsip Kriteria Indikator Verifier Pemenuhan
terhadap verifier Justifikasi
RKTUPHHK-HTI yang sah dan dilengkapi dengan peta penataan areal kerja.
b. Memenuhi Tersedia peta lokasi yang
tidak boleh ditebang. Lokasi
tersebut terbukti
keberadaannya di lapangan,
koordinat uji petik lokasi yang
tidak boleh ditebang sesuai
dengan peta.
c. Memenuhi Peta RKT yang memuat
blok/petak tebangan disahkan
(ditandatangani dan
dicap/distempel) oleh
Presiden Direktur PT. Balai
Kayang Mandiri, posisi petak
tebangan benar dan terbukti di
lapangan.
K2.2 2.2.1 a. Memenuhi Dokumen RKUPHHK-HTI PT.
Balai Kayang Mandiri tersedia
lengkap dengan lampirannya
dan sudah disahkan oleh
pejabat yang berwenang.
b. N/A PT. Balai Kayang Mandiri sudah
tidak melakukan kegiatan
pemanfaatan kayu hutan alam
pada areal penyiapan lahan
yang diizinkan untuk
pembangunan hutan tanaman
industri. Selain itu perusahaan
juga melakukan komitmen
Moratorium yang menyatakan
tidak melakukan pemanfaatan
kayu di hutan alam.
P3 K3.1 3.1.1 Memenuhi Dokumen LHP telah dibuat dan
disahkan oleh petugas yang
berwenang; LHP yang dibuat
Prinsip Kriteria Indikator Verifier Pemenuhan
terhadap verifier Justifikasi
dan disahkan sesuai dengan
fisik kayu; serta tumpukan kayu
dilapangan sesuai dengan yang
ada di LHP. Adapun untuk
lacak balak nomor batang di
LHP tidak dapat dilakukan
karena kayu tidak dilakukan
penomoran batang per batang
(N.A.)
3.1.2 Memenuhi Pengangkutan kayu di dalam
areal kerja PT. Balai Kayang
Mandiri menggunakan
dokumen angkutan internal
berupa Surat Pengantar (SP)
dan Kayu yang diangkut dari
PT. Balai Kayang Mandiri ke
tujuan pengiriman kayu di luar
areal kerja disertai dengan
surat keterangan sahnya hasil
hutan berupa dokumen
SKSHHK dilampiri dengan SP.
3.1.3 a. N/A PT. Balai Kayang Mandiri
merupakan IUPHHK-HT bukan
IUPHHK-HA, dimana kayu yang
diproduksi berupa KBK dan
tidak terdapat penandaan
batang per batang dari kayu
hasil produksinya tetapi
pertumpukan, sehingga verifier
ini tidak bisa diaplikasikan.
b. N/A PT. Balai Kayang Mandiri
merupakan IUPHHK-HT bukan
IUPHHK-HA, dimana kayu yang
diproduksi berupa KBK dan
tidak terdapat penandaan
batang per batang dari kayu
hasil produksinya tetapi
pertumpukan, sehingga verifier
Prinsip Kriteria Indikator Verifier Pemenuhan
terhadap verifier Justifikasi
ini tidak bisa diaplikasikan.
3.1.4 Memenuhi Terdapat dokumen SKSHHK
yang lengkap dan telah
disahkan (dibuat dan disahkan
oleh petugas yang berwenang)
untuk pengangkutan hasil hutan
kayu PT. Balai Kayang Mandiri
keluar areal hutannya.
K3.2 3.2.1 a. Memenuhi Dokumen SPP/Kewajiban
PSDH sesuai dengan LHP
yang disahkan, baik dari segi
kelompok jenis, volume
maupun tarif.
b. Memenuhi Berdasarkan hasil
pemeriksaan terhadap
dokumen Bukti Penerimaan
Negara Bukan Pajak (PNBP)
yang diterbitkan oleh Direktorat
Jenderal Anggaran
Kementerian Keuangan RI
melalui Sistem Informasi
PNBP Online (SIMPONI)
Periode Agustus 2016 s/d Juli
2017 telah dibayar lunas
sesuai dengan Kewajiban atas
PSDH yang diterbitkan sendiri
oleh PT. Balai Kayang Mandiri
dan Bukti Pembuatan Tagihan
Penerimaan Negara Bukan
Pajak (PNBP) yang
dikaluarkan oleh Direktorat
Jenderal Anggaran
Kementerian Keuangan RI
melalui Sistem Informasi
PNBP Online (SIMPONI).
c. Memenuhi Dari hasil verifikasi terhadap
dokumen SPP PSDH dan bukti
setor PSDH, PT. Balai Kayang
Prinsip Kriteria Indikator Verifier Pemenuhan
terhadap verifier Justifikasi
Mandiri telah membayar PSDH
sesuai dengan persyaratan
ukuran dan dibayar sesuai tarif
yang berlaku.
K3.3 3.3.1 N/A Seluruh kayu hasil produksi
PT. Balai Kayang Mandiri
diangkut menggunakan
kendaraan darat menuju
industri pulp and paper yaitu
PT. Indah Kiat Pulp And Paper
Tbk (PT. IKPP) yang
berlokasi di Perawang
Kabupaten Siak Provinsi Riau
dengan transportasi darat
(logging truck).
3.3.2 N/A PT Balai Kayang Mandiri
dalam melakukan
pengangkutan Kayu Bulat
Kecil dari tempat
pengumpulan kayu (TPn) ke
tujuan pengiriman di TPK
Industri PT. Indah Kiat Pulp &
Paper Industry Tbk (PT IKPP)
yang berlokasi di Desa Pinang
Sebatang, Kecamatan
Tualang Provinsi Riau, seluruh
angkutan menggunakan jalan
darat dengan alat angkutan
berupa Logging Truck,
sehingga dalam proses
pengangkutan kayu ke tujuan
industri tidak menggunakan
kapal
K.3.4 3.4.1 Memenuhi PT. Balai Kayang Mandiri
melakukan pemasangan
Tanda V-Legal di Dokumen
SKHHK sesuai ketentuan
yang tercantum pada
Prinsip Kriteria Indikator Verifier Pemenuhan
terhadap verifier Justifikasi
Lampiran 6 Perdirjen BUK
Nomor : P. 14/VI-
BPPHH/2016.
P4 K4.1 4.1.1 Memenuhi PT. Balai Kayang Mandiri
memiliki dokumen AMDAL
berupa Laporan Utama, RKL
dan RPL yang telah disetujui
oleh Bupati Siak berdasarkan
Surat Keputusan Bupati Siak
Nomor 660/Bpdl-S/462
tanggal 29 Januari 2003..
4.1.2 a. Memenuhi PT. Balai Kayang Mandiri
telah memiliki dokumen RKL
dan RPL yang disusun
mengacu kepada dokumen
AMDAL yang telah disahkan
oleh Bupati Siak berdasarkan
Surat Keputusan Bupati Siak
Nomor 660/Bpdl-S/462
tanggal 29 Januari 2003 akan
tetapi dokumen ini telah
hilang. Terdapat upaya dari
auditee untuk membuat Izin
Lingkungan dan Dokumen
Lingkungan yang baru tetapi
masih terkendala RTRW
Provinsi Riau yang belum
disahkan.
b. Memenuhi PT. Balai Kayang Mandiri
sudah melaksanakan kegiatan
pengelolaan dan pemantauan
lingkungan terhadap aspek-
aspek yang mempunyai
dampak penting yang terjadi di
lapangan.
P5 K5.1 5.1.1 a. Memenuhi PT. Balai Kayang Mandiri
telah memiliki prosedur K3
dan telah diimplementasikan
Prinsip Kriteria Indikator Verifier Pemenuhan
terhadap verifier Justifikasi
dalam kegiatan operasional di
lapangan.
b. Memenuhi PT. Balai Kayang Mandiri
menyediakan peralatan K3
sesuai ketentuan dan
kebutuhan dan peralatan
tersebut berfungsi baik
c. Memenuhi PT. Balai Kayang Mandiri
memiliki catatan setiap
kecelakaan kerja dan ada
upaya menekan tingkat
kecelakaan kerja
K5.2 5.2.1 Memenuhi PT. Balai Kayang Mandiri
belum memiliki Serikat
Pekerja akan tetapi memiliki
pernyataan tertulis mengenai
kebijakan perusahaan yang
membolehkan untuk
membentuk atau terlibat
dalam kegiatan serikat pekerja
sebagaimana yang tercantum
dalam Kebijakan Prinsip-
Prinsip Dasar Pekerja.
5.2.2 Memenuhi PT. BKM telah Memiliki
dokumen Peraturan
Perusahaan Periode 2016-
2018 yang telah disahkan
Kepala Dinas Sosial, Tenaga
Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Siak dengan SK
Nomor : Kep.560/
Dissosnakertrans/IV/2016/36,
tanggal 29 April 2016.
5.2.3 Memenuhi PT. Balai Kayang Mandiri tidak
mempekerjakan tenaga kerja di
bawah umur.
Top Related