HIRAC of Palm Oil Plantation

18
2009 M. Ekaditya Albar / 0806331683 Teknik Metalurgi dan Material 12/4/2009 Paper K3LL HIRAC of Palm Oil Plantation

Transcript of HIRAC of Palm Oil Plantation

Page 1: HIRAC of Palm Oil Plantation

2009

M. Ekaditya Albar / 0806331683

Teknik Metalurgi dan Material

12/4/2009

Paper K3LL HIRAC of Palm Oil Plantation

Page 2: HIRAC of Palm Oil Plantation

Paper K3LL : HIRAC of Palm Oil Plantation Page 2

Kelapa Sawit

Kelapa sawit (Elaeis) adalah tumbuhan industri penting

penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar

(biodiesel). Perkebunannya menghasilkan keuntungan besar

sehingga banyak hutan dan perkebunan lama dikonversi menjadi

perkebunan kelapa sawit. Indonesia adalah penghasil minyak kelapa

sawit kedua dunia setelah Malaysia. Di Indonesia penyebarannya di

daerah Aceh, pantai timur Sumatra, Jawa, dan Sulawesi.

Habitat aslinya adalah daerah semak belukar. Sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah

tropis (15° LU - 15° LS). Tanaman ini tumbuh sempurna di ketinggian 0-500 m dari permukaan

laut dengan kelembaban 80-90%. Sawit membutuhkan iklim dengan curah hujan stabil, 2000-

2500 mm setahun, yaitu daerah yang tidak tergenang air saat hujan dan tidak kekeringan saat

kemarau. Pola curah hujan tahunan memperngaruhi perilaku pembungaan dan produksi buah

sawit.

Peta Wilayah Penyebaran Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia

Page 3: HIRAC of Palm Oil Plantation

Paper K3LL : HIRAC of Palm Oil Plantation Page 3

Industri Minyak Kelapa Sawit

Produk minyak kelapa sawit sebagai bahan makanan mempunyai dua aspek kualitas.

Aspek pertama berhubungan dengan kadar dan

kualitas asam lemak, kelembaban dan kadar

kotoran. Aspek kedua berhubungan dengan rasa,

aroma dan kejernihan serta kemurnian produk.

Kelapa sawit bermutu prima (SQ, Special Quality)

mengandung asam lemak (FFA, Free Fatty Acid)

tidak lebih dari 2 % pada saat pengapalan. Kualitas

standar minyak kelapa sawit mengandung tidak

lebih dari 5 % FFA. Setelah pengolahan, kelapa sawit bermutu akan menghasilkan rendemen

minyak 22,1 % ‐ 22,2 % (tertinggi) dan kadar asam lemak bebas 1,7 % ‐ 2,1 % (terendah).

Mutu minyak kelapa sawit dapat dibedakan menjadi dua arti, pertama, benar‐benar murni

dan tidak bercampur dengan minyak nabati lain. Mutu minyak kelapa sawit tersebut dapat

ditentukan dengan menilai sifat‐sifat fisiknya, yaitu dengan mengukur titik lebur angka

penyabunan dan bilangan yodium. Kedua, pengertian mutu sawit berdasarkan ukuran. Dalam hal

ini syarat mutu diukur berdasarkan spesifikasi standar mutu internasional yang meliputi kadar

ALB, air, kotoran, logam besi, logam tembaga, peroksida, dan ukuran pemucatan. Kebutuhan

mutu minyak kelapa sawit yang digunakan sebagai bahan baku industri pangan dan non pangan

masing‐masing berbeda. Oleh karena itu keaslian, kemurnian, kesegaran, maupun aspek

higienisnya harus lebih diperhatikan. Rendahnya mutu minyak kelapa sawit sangat ditentukan

oleh banyak faktor. Faktor‐faktor tersebut dapat langsung dari sifat induk pohonnya, penanganan

pascapanen, atau kesalahan selama pemrosesan dan pengangkutan.

Page 4: HIRAC of Palm Oil Plantation

Paper K3LL : HIRAC of Palm Oil Plantation Page 4

HIRAC of Palm Oil Plantation

Untuk menentukan suatu HIRAC (Hazard Identification Risk Assessment Control) dari

sebuah industry minyak kelapa sawit, kita perlu terlebih dahulu mengetahui bagaimana proses

atau tahapan dari industry kelapa sawit itu sendiri. Proses pengolahan biji kelapa sawit menjadi

minyak kelapa sawit dapat dilihat melalui skema berikut :

Dari skema di atas, saya akan mencoba menjelaskan HIRAC dari masing-masing proses

untuk mengetahui HIRAC secara keseluruhan dari proses industry kelapa sawit.

Proses Pembuatan

Crude Palm Oil

Page 5: HIRAC of Palm Oil Plantation

Paper K3LL : HIRAC of Palm Oil Plantation Page 5

Proses HIRAC meliputi :

Selection ( Pemilihan Area )

Pemilihan area di sini maksudnya adalah menentukan pada bagian proses apa kita akan

melakukan proses analisis ini. Berdasarkan tugas yang diberikan, maka pemilihan area terletak

pada Palm Oil Planting atau Industri Minyak Kelapa Sawit, yang akan menganalisa setiap

tahapan proses, dari mulai penanaman benih hingga proses produksi minyak itu sendiri.

Proses Penanaman

Legume Cover Crop (LCC)

Sebelum kita menanam kelapa sawit, ada baiknya kita melakukan proses cover crop

pada lahan yang akan kita gunakan sebagai tempat perkebunan kelapa sawit. Dalam

pertanian, proses ini disebut juga proses penanaman tanaman penutup tanah (Legume

Cover Crop atau LCC). Kegunaan dari LCC adalah untuk menahan pukulan hujan,

menahan laju air limpasan, menambah kadar Nitrogen, melindungi permukaan tanah

dari erosi dan menekan pertumbuhan gulma. Kekurangan dari LCC yaitu dapat

menimbulkan persaingan dengan tanaman pokok, mengganggu tanaman pokok dan

dapat menjadi inang dari bakteri, virus dan jamur. Contoh tanaman yang dapat

digunakan sebagai LCC adalah Centrosema pubescen dan Pueraria javanica.

Penanaman Kelapa Sawit

Penanaman kelapa sawit ini dapat dilakukan pada jarak yang teratur atau tidak teratur

yang biasanya dilakukan dengan jarak tanam 9 m x 9 m. jarak tanam yang ideal adalah

berbentuk segitiga samasisi sehingga penangkapan cahaya maksimal dan populasi

lebih banyak, namun sulit untuk penerapan mekanisasi dalam kegiatan penanaman,

pemeliharaan, maupun pemanenan. Untuk operasional terbaik juga dapat

menggunakan metode penanaman berbentuk persegi panjang. Ukuran lubang

tergantung ukuran tanaman terutama daerah perakaran. Pada umumnya menggunakan

Page 6: HIRAC of Palm Oil Plantation

Paper K3LL : HIRAC of Palm Oil Plantation Page 6

ukuran 60 cm x 60 cm x 40 cm. Lubang dapat dibuat beberapa bulan sebelum

penanaman agar tanah dalam lubang mengalami perbaikan. Untuk daerah dengan

curah hujan tinggi sering tidak dapat karena tergenang Beberapa minggu sebelum

penanaman lubang diisi campuran tanah atas dan pupuk organik Saat penanaman tanah

digali seukuran perakaran.

Identifikasi Bahaya :

Proses penanaman secara

membungkuk dan harus menjangkau

daerah lebih dari 30 cm dari

tubuhnya

(Postural Hazard)

Daerah penanaman yang luas dan

terbuka sangat berpotensi bahaya

(Natural Environment Hazard)

Adanya hewan yang mengganggu

proses penanaman

(Biological Hazard)

Page 7: HIRAC of Palm Oil Plantation

Paper K3LL : HIRAC of Palm Oil Plantation Page 7

Organizational and Procedural Arrangements

Bahaya yang mungkin muncul pada bagian ini antara lain tidak tersedianya alat P3K

atau orang yang terampil di lapangan jika sewaktu-waktu terjadi kecelakaan di

lapangan. Ketidakteraturan manajemen kerja (Rotasi kerja dan waktu istirahat) serta

lalainya pekerja untuk menggunakan PPE (Personal Protective Equipment) juga dapat

menjadi sumber bahaya tersendiri.

Psycho-social Environment and Task Design

Bahaya pada bagian ini sangat mungkin terjadi karena sangat terkait dengan

pembagian tugas dalam proses penanaman seperti tidak diperhatikannya setiap resiko

yang akan terjadi pada saat terjadi perubahan pada lingkungan, kesalahpahaman

pembagian kerja antar pekerja, dan buruknya work roles atau pergantian tugas antar

pekerja.

Risk Assessment:

Very

Likely Likely Unlikely

Very

Unlikely

Sev

erit

y

Death or

permanent

disability

3 2 2 1

Long term illness 1 1 2 3

Medical attention

and several days

off work

3 1 2 3

First aid needed 2 1 2 3

Keterangan : 1 = Berpotensi Tinggi

2 = Berpotensi Sedang

3 = Berpotensi Rendah

Very Likely = Dapat terjadi kapan saja

Likely = Dapat terjadi suatu saat

Unlikely = Dapat terjadi tapi sangat jarang

Very Unlikely = Kemungkinan tidak pernah terjadi

Page 8: HIRAC of Palm Oil Plantation

Paper K3LL : HIRAC of Palm Oil Plantation Page 8

Risk Control :

Control terhadap resiko sangat dibutuhkan terutama untuk bahaya-bahaya yang berpotensi

tinggi berdasarkan risk assessment di atas. Control dapat dilakukan dengan cara:

Engineering control (mencoba berinovasi untuk menggunakan mesin untuk

melakukan proses penanaman sehingga resiko terhadap manusia dapat dieliminasi).

Administrative control (melakukan pelatihan dan memberi pengetahuan tentang

pekerjaan yang dilakukan, rotasi kerja, dan perencanaan kerja).

Personal Protective Equipment (penggunaan masker, pelindung kepala, sepatu

pelindung, dan sarung tangan pada saat melakukan proses penanaman).

Proses Pemeliharaan dan Pemanenan

Pemeliharaan

Proses pemeliharaan yang dilakukan terhadap tanaman kelapa sawit adalah sebagai

berikut :

o Penyulaman dan penjarangan

Tanaman yang mati disulam dengan bibit berumur 10-14 bulan agar tidak ada

persaingan sinar matahari.

o Penyiangan

Tanaman di sekitar pohon harus bersih dari gulma.

o Pemupukan

Pemupukan dapat menggunakan pupuk Urea, TSP, MOP / KCl, Kieserite,

Borax dengan kadar yang telah disesuaikan.

o Pemangkasan daun

Proses pembuangan daun kering atau busuk (biasa dilakukan pada tanaman

yang berumur 16-20 bulan). Dapat juga melakukan pemotongan terhadap daun

yang saling menumpuk agar sinar matahari dapat terdistribusi dengan baik.

o Kastrasi bunga

Memotong bunga-bunga jantan dan betina yang tumbuh pada tanaman yang

berumur 12-20 bulan.

o Penyerbukan buatan

Page 9: HIRAC of Palm Oil Plantation

Paper K3LL : HIRAC of Palm Oil Plantation Page 9

Penyerbukan buatan dilakukan untuk mengoptimalkan jumlah bunga yang

akan berbuah dan dapat dilakukan oleh manusia atau serangga.

Pemanenan

Kelapa sawit mulai berbuah setelah 2.5 tahun dan masak 5.5 bulan setelah

penyerbukan. Dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan.

Identifikasi Bahaya :

Adanya duri di sekitar tanaman yang

akan dipelihara

(Physical Environment and

Workplace Design)

Penggunaan alat menyerupai garpu

tajam untuk melakukan pemupukan

( Mechanical Hazard )

Page 10: HIRAC of Palm Oil Plantation

Paper K3LL : HIRAC of Palm Oil Plantation Page 10

Adanya tanaman pengganggu selama

proses pemeliharaan

( Biological Hazard )

Penggunaan pestisida untuk

pemberantasan hama

(Chemical and Toxicity Hazard)

Lingkungan kerja yang beresiko

menimbulkan bahaya (iklim buruk

dan ranting yang mungkin jatuh)

(Natural Environment Hazard)

Proses pengambilan dengan cara memanjat yang

beresiko tinggi

( Physical Environment Hazard )

Page 11: HIRAC of Palm Oil Plantation

Paper K3LL : HIRAC of Palm Oil Plantation Page 11

Organizational and Procedural Arrangements

Bahaya yang mungkin muncul pada bagian ini yaitu tidak tersedianya alat P3K atau

orang yang terampil di lapangan jika sewaktu-waktu terjadi kecelakaan di lapangan.

Lalainya pekerja untuk menggunakan PPE (Personal Protective Equipment) juga dapat

menjadi sumber bahaya tersendiri.

Penggunaan alat-alat yang tajam

pada saat memanen yang beresiko

melukai pekerja

( Mechanical Hazard )

Bekerja dengan tangan di atas bahu,

dan jangkauan lebih dari 30 cm dari

tubuh

( Postural Hazard )

Mengangkat dan menahan beban

yang berat dengan jangka waktu

lama

( Postural Hazard )

Page 12: HIRAC of Palm Oil Plantation

Paper K3LL : HIRAC of Palm Oil Plantation Page 12

Psycho-social Environment and Task Design

Bahaya pada bagian ini sangat mungkin terjadi karena sangat terkait dengan

pembagian tugas dalam proses penanaman seperti tidak diperhatikannya setiap resiko

yang akan terjadi pada saat terjadi perubahan pada lingkungan, kesalahpahaman

pembagian kerja antar pekerja, dan buruknya work roles atau pergantian tugas antar

pekerja.

Risk Assessment :

P r o b a b i l i t y

Very likely

Likely

Unlikely

Very Unlikely

Se

ve

rit

y

Death or

permanent

disability

1 1 2 3

Long-term

illness 2 1 1 3

Medical attention

and several days

off work

2 1 3 3

First aid needed 1 1 2 3

Risk Control :

Penggunaan kawat sebagai

pelindung tanaman dan sebagai

pelindung pada saat pemeliharaan

( Engineering control )

Page 13: HIRAC of Palm Oil Plantation

Paper K3LL : HIRAC of Palm Oil Plantation Page 13

Administrative control (Melakukan pelatihan dan memberi pengetahuan tentang

pekerjaan yang dilakukan, rotasi kerja, dan perencanaan kerja).

Personal Protective Equipment (Penggunaan masker, pelindung kepala, sepatu

pelindung, kacamata dan sarung tangan pada saat melakukan proses penanaman).

Substitution of hazard (Menghndari penggunaan pestisida dan menggantinya dengan

pemberantas hama yang lai, misalnya menggunakan predator alam)

Proses Produksi

Tahapan yang harus dilakukan pada proses produksi pembuatan CPO ( Crude Palm Oil )

adalah sebagai berikut :

o Bunch Reception (Penerimaan buah hasil panen berupa tandan)

o Threshing (Memisahkan buah kelapa sawit dari tandannya)

Penggunaan kerete beroda untuk

memudahkan pengangkutan hasil

panen

( Engineering control )

Tandan Kelapa Sawit Buah Kelapa Sawit

Page 14: HIRAC of Palm Oil Plantation

Paper K3LL : HIRAC of Palm Oil Plantation Page 14

o Sterillization of bunches (Proses sterilisasi buah kelapa sawit dengan cara dipanaskan

menggunakan tekanan tinggi).

o Digestion of the fruit (Proses pelepasan minyak kelapa sawit dari buah melalui sebuah

oil-bearing cells yang sebuah tabung bertekanan dan suhu tinggi yang berputar pada

suatu sumbu).

Threshing Machine

Penggunaan yang tidak hati-hati

dapat menjerat rambut atau

anggota tubuh pekerja ke dalam

mesin.

Adanya bagian dari mesin yang

tajam dan dapat membahayakan

pekerja.

( Mechanical Hazard )

Fruit Sterilizer

Bagian dari mesin yang memiliki

tekanan dan suhu tinggi dapat

membahayakan pekerja di

sekitarnya

( Mechanical Hazard )

Page 15: HIRAC of Palm Oil Plantation

Paper K3LL : HIRAC of Palm Oil Plantation Page 15

o Pressing / Extracting the palm oil (Proses ekstraksi minyak kelapa dengan metode

kering atau basah). Pada proses kering, tujuannya adalah memeras minyak untuk

keluar dengan menggunakan mesin bertekanan. Proses penekanan ini dapat dilakukan

untuk jumlah yang kecil (Spindle Press) atau dengan mesin yang digunakan untuk

skala besar.

o Clarification and Drying of Oil (Proses pemisahan minyak dari pengotor yang masih

mengandung air dan sisa-sisa kulit buah). Hasil pemisahan tersebut lalu dilewatkan ke

sebuah penyaringan untuk menyaring pengotor yang kasar, lalu dimasak. Setelah

dipisahkan, minyak akan dikeringkan menggunakan mesin.

o Oil Storage (Minyak yang telah dikeringkan tadi lalu dimasukkan ke dalam sebuah

tangki penyimpanan yang diatur suhu dan tekanannya agar tidak terjadi proses

solidifikasi).

Sprindle Press Hydraulic Press

Penggunaan dan pemahaman

yang keliru terhadap mesin

dapat menimbulkan bahaya

( Mechanical Hazard )

Oil Tanker

Pelapisan / Coating yang kurang baik pada

permukaan tangki dapat menimbulkan

racun atau zat-zat berbahaya

(Chemical and Toxicity Hazard)

Page 16: HIRAC of Palm Oil Plantation

Paper K3LL : HIRAC of Palm Oil Plantation Page 16

Identifikasi Bahaya :

Selain bahaya-bahaya yang telah disebutkan di atas, terdapat beberapa bahaya lagi dalam proses

pembuatan CPO ini, yaitu :

Organizational and Procedural Arrangements

Bahaya yang mungkin muncul pada bagian ini yaitu tidak tersedianya alat P3K atau

orang yang terampil di lapangan jika sewaktu-waktu terjadi kecelakaan di lapangan.

Lalainya pekerja untuk menggunakan PPE (Personal Protective Equipment) juga dapat

menjadi sumber bahaya tersendiri.

Psycho-social Environment and Task Design

Bahaya pada bagian ini sangat mungkin terjadi karena sangat terkait dengan

pembagian tugas dalam proses penanaman seperti tidak diperhatikannya setiap resiko

yang akan terjadi pada saat terjadi perubahan pada lingkungan, kesalahpahaman

pembagian kerja antar pekerja, dan buruknya work roles atau pergantian tugas antar

pekerja.

Risk Assessment :

P r o b a b i l i t y

Very likely

Likely

Unlikely

Very Unlikely

Se

ve

rit

y

Death or

permanent

disability

2 2 1 2

Long-term

illness 2 1 1 3

Medical attention

and several days

off work

2 1 1 3

First aid needed 1 1 2 3

Page 17: HIRAC of Palm Oil Plantation

Paper K3LL : HIRAC of Palm Oil Plantation Page 17

Risk Control :

Administrative control (Melakukan pelatihan dan memberi pengetahuan tentang

pekerjaan yang dilakukan, rotasi kerja, dan perencanaan kerja).

Personal Protective Equipment (Penggunaan masker, pelindung kepala, sepatu

pelindung, kacamata dan sarung tangan pada saat melakukan proses penanaman).

Penggunaan mesin yang multi fungsi

dapat mempermudah sekaligus

mengurangi bahaya

(Engineering Control)

Page 18: HIRAC of Palm Oil Plantation

Paper K3LL : HIRAC of Palm Oil Plantation Page 18

Produk Minyak Kelapa Sawit

Limbah Crude Palm Oil

Pada proses pembuatan minyak kelapa sawit tersebut, limbah yang dihasilkan adalah tandan

dari kelapa sawit yang dipisahkan melalui proses Threshing. Limbah tandan ini dapat

dimanfaatka kembali sebagai pupuk. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membakar tandan

tersebut (biasanya dalam perusahaan besar) hingga menjadi abu. Abu tersebut merupakan

sumber yang kaya akan Kalium dan berguna sebagai pupuk. Selain pupuk, sisa atau limbah

dari proses pembuatan minyak kelapa sawit ini juga dapat digunakan sebagai campuran

makanan ternak.

REFERENSI

www.wikipedia.com diakses hari Rabu, 2 Desember 2009 pukul 20.00 WIB

www.fao.org diakses hari Rabu, 2 Desember 2009 pukul 20.20 WIB