PUBLIC SUMMARY (Resume Hasil Penilaian) - tuv.com · jadwal audit pada dasarnya fleksibel antara...

23
PUBLIC SUMMARY (Resume Hasil Penilaian) LAPORAN TAHAP II SERTIFIKASI PENILAIAN KINERJA PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI DAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU IUPHHK- HA PT DIADYANI TIMBER SK.292/Menhut-II/2009 Tanggal 18 Mei 2009 LUAS ± 205.160 Ha Lokasi Unit Manajemen Kabupaten Mimika Provinsi Papua Oleh : LP-PHPL PT. TUV RHEINLAND INDONESIA

Transcript of PUBLIC SUMMARY (Resume Hasil Penilaian) - tuv.com · jadwal audit pada dasarnya fleksibel antara...

PUBLIC SUMMARY

(Resume Hasil Penilaian)

LAPORAN TAHAP II

SERTIFIKASI PENILAIAN KINERJA

PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI DAN

VERIFIKASI LEGALITAS KAYU

IUPHHK- HA

PT DIADYANI TIMBER SK.292/Menhut-II/2009 Tanggal 18 Mei 2009

LUAS ± 205.160 Ha

Lokasi Unit Manajemen

Kabupaten Mimika

Provinsi Papua

Oleh :

LP-PHPL PT. TUV RHEINLAND INDONESIA

RESUME HASIL PENILAIAN KINERJA PHPL IUPHHK-HA

PT DIADYANI TIMBER

1. IDENTITAS LPPHPL PT. TÜV RHEINLAND INDONESIA

1. Nama Lembaga Sertifikasi : PT. TÜV Rheinland Indonesia

2. Alamat : Menara Karya 10th Floor

Jl. H.R. Rasuna Said Block X-5 Kav. 1-2,

Jakarta 12950 INDONESIA

Telp. +62-21-579 44 579, Fax .+62-21-579 44 579

e-mail : [email protected]

3 Akte Pendirian : Akta Pendirian: No. 3 tanggal 11 September 1996 oleh Notaris Siti Mariam Muchtar Widodo SH, yang disahkan oleh Menteri Kehakiman RI Nomor: 02-23576 HT.01.01.Th.98 Tanggal 30 Oktober 1998.

Akta Perubahan Terakhir: No. 04 tanggal 10 Agustus 2016 oleh Notaris Anesta Chrisanti, SH, M.Kn., yang disahkan oleh Menteri Hukum dan HAM RI Nomor: AHU-AH.01.03-0071862 Tanggal 15 Agustus 2016.

4. Pengurus LPPHPL :

Komisaris Utama :

Ralf Scheller

Komisaris :

Andreas Hoefer

DR. Indaryati Swarna Dewi Motik, MBA

Ir. M. Bascharul Asana, MBA

Direktur Utama :

I Nyoman Susila

Direktur :

Edmundus Wiharyono

Abdul Qohar

Kepala LPPHPL:

Dian Susanty Soeminta, S.Hut

5. Tim Auditor PHPL-VLK Asep Kurniawan, S.Hut (Auditor Prasyarat)

Darnawi (Lead/Auditor Produksi)

M. Arief Hidayat, S.Hut (Auditor Ekologi)

Ardi Kustrinto. S.Sos (Auditor Sosial)

Yus Agus Tresna (Auditor VLK)

6. Auditor Trainee Tidak ada

2. IDENTITAS AUDITEE

1. Nama Unit Manajemen PT. Diadyani Timber

2. Alamat Kantor Pusat Jakarta:

Jl. S.Parman Kav-67, Jakarta Barat

Nama Kontak : ………………

Telephone : (021) 5306448

Fax : (021) 5306458

Email : ……………………..

Kantor Cabang:

Jl. KS. Tubun No. 52A, Resimen Hamadi, Jayapura, Provinsi Papua

3. Lokasi Unit Manajemen Lokasi Unit Manajemen : Distrik Mimika Barat Tengah,

Kabupaten Mimika, Provinsi Papua

4. Luas Areal Hutan yang

Disertifikasi ± 205.160Ha

5. SK IUPHHK -HA SK. Menteri Kehutanan No. SK.292/Menhut-II/2009 Tanggal 18 Mei 2009

6. Susunan Komisaris dan

Pengurus Perusahaan

Berdasarkan akta perubahan terakhir Akta Nomer 36

tanggal 18-08-2016, Pengurus Perusahaan adalah sebagai

berikut:

Komisaris : Bonari

Direktur : Puji Suwahyono

7. Pemilik

Perusahaan/Saham Susunan Kepemilikan Saham PT. Diadyani Timber sesuai

dengan Akte Notaris Jose Dima Satria No.36 tanggal 18

-08-2016 adalah PT Abadi Sinar Pelangi dan Hunawan

Widjajanto

8. Penanggung Jawab

Sertifikasi Ir. Neneng SM Teguh

3. RINGKASAN TAHAPAN

Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan

Koordinasi dengan Instansi Kehutanan

Tanggal 30 Oktober 2017 dan Tanggal 8 Noppember , Dinas Kehutanan Propinsi Papua , BPHP

Koordinasi di BP2HP, Dinas Kehutanan

Propinsi, BPKH dilakukan pada saat datang

dan selesai penilaian lapangan.

Auditor meminta masukan kinerja auditee dan

memberikan laporan pada waktu koordinasi

setelah penilaian lapangan

Pertemuan Pembukaan

Tanggal 1 Nopember , Base Camp Yaoka PT. DDT

Pertemuan pembukaan dihadiri oleh perwakilan

PT Diadyani Timberyang hadir terdiri dari

Management Representative, Manager

Pengusahaan Hutan, Kepala Bidang, Kepala

Bagian dan Staf PT Diadyani Timber serta Tim

Auditor Lembaga Sertifikasi PT TUV Rheinland

Indonesia. Perincian pelaksanaan pertemuan

pembukaan adalah :

Pembukaan Rapat dan Perkenalan Seluruh

Tim Auditee

Lead Auditor menjelaskan maksud dan

tujuan, ruang lingkup, jadwal, metodologi,

prosedur penilaian dan ketentuan/

mekanisme pengambilan keputusan

Meminta ketersediaan, kelengkapan data

dan transparansi data.

Pada saat pertemuan disepakati antara lain

jadwal audit pada dasarnya fleksibel antara

audit dokumen dan lapangan

Penandatanganan Berita Acara Pertemuan

Verifikasi Dokumen dan Observasi Lapangan

Tanggal 01 s/d 06 Nopember , Base Camp Yaoka dan Areal Kerja PT DDT

Verifikasi dokumen dan observasi lapangan dapat berjalan dengan baik dan seluruh parameter penilaian sesuai peraturan yang berlaku dapat diselesaikan.

Pertemuan Penutupan

Tanggal 07 Nopember Timika

Pertemuan penutupan dihadiri oleh perwakilan PT. Diadyani Timber yang terdiri dari : dari Management Representative,Manager Pengusahaan Hutan, Kepala Bidang, Kepala Bagian dan Staf PT Diadyani Timber serta Tim Auditor Lembaga Sertifikasi PT TUV Rheinland Indonesia. Lead Auditor memaparkan hasil verifikasi dan melakukan konfirmasi hasil dan temuan di lapangan serta menginformasikan batas waktu penyampaian dokumen tambahan serta Lead Auditor dan Auditee menandatangani Notulensi Pertemuan Penutupan.

Pengambilan Keputusan

Kantor PT. TUV Rheinland Indonesia.

Dilakukan sesuai dengan ketentuan Perdirjen PHPL No. P.14/PHPL/SET/4/2016 Lampiran 3.1 tentang Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL).

RINGKASAN HASIL PENILAIAN

Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

Prasyarat

1.1. Kepastian Kawasan Pemegang Izin dan Pemegang Hak Pengelolaan

Sedang PT DDT telah memiliki dokumen legal (dokumen legal

perizinan perusahaan, dokumen legal kegiatan

pengelolaan hutan) dan dokumen legal administrasi tata

batas lengkap sesuai dengan tingkat realisasi

pelaksanaan tata batas yang telah dilakukan

Tata batas areal kerja IUPHHK-HA PT DDT sampai

dengan tahun 2017 belum mencapai temu gelang,

realisasi penataan batas areal kerjanya sepanjang 230,22

Km (95,72%) dari panjang keseluruhan 450,51 Km.

Upaya yang dilakukan oleh PT DDT untuk merealisasikan

tata batas temu gelang adalah surat Direktur PT DDT

(Mochamad Mansur) kepada Direktur Jenderal Planologi

Kehutanan dan Tata Lingkungan tanggal 31 Oktober

2016 perihal Permohonan pengesahan peta trayek dan

pedoman tata batas areal IUPHHK-HA PT DDT Provinsi

Papua sepanjang ± 10,3 Km.

Terdapat pengakuan para pihak atas eksistensi areal

kerja IUPHHK-HA PT DDT, baik dari pihak Pemerintah,

Pemegang IUPHHK-HA lain maupun Masyarakat

setempat dan tidak terdapat konflik batas selama lima

tahun terakhir (tahun 2013 s/d tahun 2017).

Terdapat perubahan fungsi kawasan hutan di areal kerja

PT DDT, sampai saat pelaksanaan penilaian kinerja

PHPL tahun 2017 tidak ada perubahan perencanaan

yaitu revisi RKUPHHK-HA PT DDT Periode 2010 s/d

2019

Selama lima tahun terakhir (tahun 2013 s/d 2017)

ditemukan adanya penggunaan tanpa izin di luar sektor

kehutanan di dalam areal kerja IUPHHK-HA PT DDT,

yaitu pertambangan. PT DDT telah mendata dan

melaporkan seluruh penggunaan kawasan diluar sektor

kehutanan kepada instansi yang berwenang yaitu

Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari,

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan

tembusan disampaikan kepada (1) Direktur Jenderal

Penegakan Hukan Lingkungan Hidup dan Kehutanan, (2)

Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata

Lingkungan, (3) Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Papua,

(4) Kepala Balai Pengelolaan Hutan Produksi Papua, dan

ada upaya pemegang izin untuk mencegah penggunaan

kawasan di luar sektor kehutanan tanpa izin yaitu

pengumpulan data dan informasi terhadap PT Unitras

Energy yang sedang melaksanakan kegiatan usaha

pertambangan di areal kerja IUPHHK-HA PT DDT

bersama petugas Polhut/PPNS dari Balai Pengamanan

dan Penegakan Hukum Wilayah Maluku Papua

Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

1.2.Komitmen Pemegang Izin

BAIK PT DDT telah memiliki dokumen visi dan misi perusahaan

dalam dokumen RKUPHHK-HA PT DDT periode tahun

2010 s/d 2019 yang ditandatangai oleh Direktur Utama

(Humawan Widjajanto) pada bulan Juni 2011 dan sesuai

dengan kerangka pengelolaan hutan lestari

Kegiatan sosialisasi visi dan misi perusahaan telah

dilakukan oleh manajemen PT DDT kepada seluruh

karyawannya baik secara langsung maupun tidak

langsung dan kepada masyarakat Kampung Kipia,

Mapar, Akar, Wumuka, dan Pronggo yang berada di

sekitar areal kerja PT DDT dan terdapat bukti

pelaksanaannya berupa berita acara sosialisasi visi dan

misi perusahaan

Implementasi kegiatan pengelolaan hutan lestari (kelola

produksi, kelola ekologi, kelola sosial) yang telah

dilakukan PT DDT baru sebagian yang sesuai dengan visi

dan misi perusahaan

1.3. Jumlah dan Kecukupan Tenaga Profesional Bidang Kehutanan pada Seluruh Tingkatan Untuk Mendukung Pemanfaatan Implementasi Penelitian, Pendidikan dan Latihan

SEDANG Keberadaan tenaga profesional bidang kehutanan PT

DDT di lapangan masih terdapat kekurangan jumlahnya

pada bidang kegiatan pengelolaan hutan yang

dipersyaratkan dalam ketentuan yang berlaku. Jumlah

tenaga profesional yang dimiliki PT DDT saat ini

sebanyak 7 orang sarjana kehutanan, 5 orang tenaga

teknis PHPL (14,71%) dari 34 orang tenaga teknis PHPL

yang seharusnya dimiliki PT DDT

Realisasi peningkatan kompetensi sumber daya manusia

(SDM) PT DDT pada tahun 2013 s/d 2017 sebesar

89,60% dari yang direncanakan dengan realisasi jenis

kegiatan sebesar 82,93% dari yang direncanakan sesuai

kebutuhan

PT DDT telah memiliki dokumen ketenagakerjaan tetapi

tidak lengkap dan belum seluruhnya diterapkan

1.4. Kapasitas dan Mekanisme untuk Perencanaan Pelaksanaan Pemantauan Periodik, Evaluasi dan Penyajian Umpan Balik Mengenai Kemajuan Pencapaian (Kegiatan) IUPHHK–HA/RE/ HT/ Pemegang Hak Pengelolaan

BAIK Tersedia Struktur Organisasi dan Job Description PT

DDT yang telah diperbaharui berdasarkan Surat

Keputusan Direktur Utama PT DDT Nomor 009/DIR-

E/DDY/V/2017 tanggal 02 Mei 2017 tentang Struktur

Organisasi dan Tugas Pokok Unit Camp Pengusahaan

Hutan PT DDT sesuai dengan kerangka PHPL dimana di

dalamnya terdapat unit kerja yang membidangi Kelola

Produksi, Kelola Lingkungan, Kelola Sosial, Audit

Internal, dan lain sebagainya, dan tidak ditemukan

adanya perangkapan jabatan dan jabatan yang kosong

Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

PT DDT telah menerapkan sistem informasi manajemen

(SIM) dan menerapkan sistem informasi penatausahaan

hasil hutan berbasis online (SIPUHH Online) serta

dilengkapi dengan perangkat dan tenaga pelaksananya

baik di Kantor Camp Unit Pengusahaan Hutan

PT DDT telah memiliki organisasi SPI sesuai SK Direktur

yang diperbaharui dengan Surat Keputusan Direktur

Nomor 004/Dir-DDY/i/I/2017 tanggal 12 Januari 2017

tentang Penetapan Tim Pengawas Intern (SPI), tetapi

belum berjalan efektif untuk mengontrol seluruh tahapan

kegiatan dalam kerangka pengelolaan hutan produksi

lestari. Kegiatan internal audit yang telah dilakukan baru

meliputi monitoring dan pengamatan terhadap kegiatan

bidang administrasi, perencanaan, produksi dan

pembinaan hutan, sedangkan monitoring kegiatan bidang

logpond, bidang peralatan, dan asset perusahaan belum

dilaksanakan

Keterlaksanaan tindak koreksi manajemen berbasis hasil

monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh PT DDT

belum menyeluruh dan belum dapat mengontrol seluruh

kegiatan pengelolaan hutan produksi lestari

1.5. Persetujuan atas dasar informasi awal tanpa paksaan (PADIATAPA)

Kegiatan penebangan yang direncanakan PT DDT pada

Blok RKT 2013, 2014, 2015, 2016 dan 2017 yang akan

mempengaruhi kepentingan hak-hak masyarakat

setempat (Kampung Pronggo, Kampung Kipia, Kampung

Mapar, Kampung Akar, Kampung Wumuka dan Kampung

Wakia), telah mendapat persetujuan dari para pihak atas

dasar informasi awal yang memadai

Proses tata batas areal kerja IUPHHK-HA PT DDT baru

mendapat persetujuan dari sebagian para pihak sebesar

70% yaitu 7 kampung (Kampung Kapiraya, Kampung

Pronggo, Kampung Kipia, Kampung Mapar, Kampung

Akar, Kampung Wumuka dan Kampung Wakia) dari 10

kampung terdampak tata batas areal kerja IUPHHK-HA

PT DDT (Kampung Umar, Kampung Kapiraya, Kampung

Pronggo, Kampung Kipia, Kampung Mapar, Kampung

Akar, Kampung Wumuka, Kampung Wakia, Kampung Uta

dan Kampung Mupuruka). Sampai dengan tahun 2017 ini

masih terdapat lokasi batas areal kerja IUPHHK-HA PT

DDT yang belum dilakukan penataan batas, yaitu batas

hutan lindung Charles Lois sepanjang 10,30 km yang

harus dilakukan rekonstruksi tata batasnya dan mendapat

persetujuan dan pengesahan para pihak yang terkait

Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

Rencana program kelola sosial (PMDH) PT DDT

didasarkan pada rencana jangka panjangnya dalam

dokumen RKUPHHK-HA Berbasis IHMB periode tahun

2010 -2019 atas nama PT DDT Provinsi Papua yang

disahkan berdasarkan SK Menteri Kehutanan Nomor :

SK.146/VI-BUHA/2011, tanggal 27 Oktober 2011. Proses

penyusunan program kelola sosial (PMDH) setiap tahun

dilakukan melalui sosialisasi dan musyawarah dengan

masyarakat dan ditetapkan melalui kesepakatan bersama

dan selanjutnya dituangkan dalam dokumen RKTUPHHK-

HA PT DDT. Pelaksanaan program-program PMDH PT

DDT telah direalisasi-kan kepada masyarakat Kampung

Pronggo, Kampung Kipia, Kampung Mapar, Kampung

Akar, Kampung Wumuka dan Kampung Wakia

Proses penetapan kawasan lindung di areal kerja PT

DDT telah mendapat dukungan pengakuan dan

persetujuan dari para pihak, baik pemerintah maupun

masyarakat sekitar areal kerjanya yaitu 4 kampung

(66,67%) dari 6 Kampung terdampak kawasan lindung

yaitu Kampung Pronggo, Kampung Kipia, Kampung

Mapar, dan Kampung Akar, sedangkan yang belum

memberikan persetujuan adalah masyarakat dari

Kampung Umar dan Kampung Uta

Produksi

2.1 Penataan areal kerja jangka panjang dalam pengelolaan hutan lestari

SEDANG Unit Manajemen telah memiliki dokumen Rencana

Jangka Panjang (Management Plan) berupa Dokumen

Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu

pada Hutan Alam (RKUPHHK-HA) Periode 2010 – 2019

yang disahkan oleh Menteri Kehutanan. Penyusunan

RKU tersebut telah berdasarkan pada hasil inventarisasi

hutan menyeluruh berkala dan telah terdapat zonasi

areal kerja yang disusun berdasarkan pengelolaan hutan

lestari yaitu kelola produksi, kelola ekologi dan kelola

sosial

Terdapat peta revisi RKUPHHK-HA periode tahun 2010

s/d 2019 yang mengakomodir perubahan blok tebangan

periode tahun 2013 s/d 2016 dan perubahan tahun 2017,

perubahan blok tebangan telah dilaporkan ke

kementerian kehutanan sesuai dengan peraturan yang

berlaku. Realisasi blok tebangan tahunan (RKT) telah

sesuai dengan perubahan rencana blok tebangan untuk

periode tebangan tahun 2013 s/d 2017

PT DDT telah melakukan kegiatan pemeliharaan batas

batas blok dan petak tebangan sehingga mudah dilihat

batas blok dan petak yaitu berupa papan nama

Blok/Petak, tanda batas berupa jalur rintisan dan patok.

Pada jalur rintisan hanya sebagian yang terlihat dengan

jelas

2.2 Tingkat penebangan/ pemanen-an lestari utk

Buruk Terdapat data potensi tegakan areal kerja PT DDT dari

kegiatan Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala (IHMB)

Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

setiap jenis hasil hutan kayu utama dan nir kayu pada setiap ekosistem hutan.

dan Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan (ITS)

selama periode 3 tahun terakhir. Kelengkapan dokumen

potensi yaitu Peta Sebaran Pohon yang menggambarkan

lokasi pohon tetapi jalur pengamatan/pengukuran

kegiatan ITSP sudah tidak dapat ditemukan dilapangan

Terdapat data dan informasi riap tegakan pada dokumen

RKUPHHK periode tahun 2010 s/d 2019. PT DDT telah

melakukan pembuatan dan pengukuran PUP yang

terletak di areal bekas tebangan tahun 2013 pada petak

37 W tetapi hasil pengukuran belum dilakukan analisis

data riap tegakan

Kegiatan pembuatan dan pengukuran PUP belum dapat

dianalisis untuk mendapatkan data riap tegakan sebagai

bahan untuk menentukan jatah tebangan tahunan

2.3 Pelaksanaan penerapan tahapan sistem silvikultur untuk menjamin regenerasi hutan

BAIK Terdapat prosedur standar operasonal untukk seluruh

kegiatan pengelolaan hutan dengan sistem Silvikulture

TPTI yaitu Penataan Areal Kerja (PAK), Pembukaan

Wilayah Hutan (PWH), Inventarisasi Tegakan Sebelum

Penebangan (ITSP), Pengadaan Bibit, penanaman dan

pemeliharaan tanaman pengayaan dan rehabilitasi.

Secara teknis kegiatan didalam prosedur masih belum

menyesuaikan koondisi areal kerja PT DDT dan belum

terdapatnyya referensi yang digunakan dalam

penyusunan teknis kegiatan

Kegiatan pengelolaan hutan yang dilaksanakan oleh PT

DDT sebagian telah sesuai dengan teknis kegiatan pada

prosedur operasional, tetapi terdapat kegiatan yang

belum sesuai dengan prosedur seperti pada kegiatan

pembuatan trace jalan sarad, pembebasan pohon

binaan, teknis pada pemeliharaan dan penanaman

tanaman pengayaan

Potensi tegakan pada kelas diameter 20 – 39 cm yang

merupakan potensi pohon masak tebang dan akan

ditebang pada rotasi ke2, masih dalam kondisi baik atau

cukup. Dan potensi tegakan untuk rotasi ke 2 akan lebih

banyak lagi sesuai dengan realisasi tebangan

Potensi tegakan pada areal bekas tebangan pada tingkat

semai sebesar.10.290 batang per hektar.dan tingkat

pancang sebesar 1.152 batang perhektar dengan

komposisi jenis yang dominan yaitu Matoa, jambu jambu,

Mersawa, terentang, mangga hutan, Medang dan

merbau

2.4 Ketersediaan dan penerapan teknologi ramah lingkungan untuk pemanfaatan hutan.

SEDANG Terdapat prosedur standar operasional untuk kegiatan

penebangan ramah lingkungan yaitu PSO No. Prod-03

yang menjelaskan tentang tahapan pelaksanaannya yaitu

tahap praperencanaan, perencanaan, operasional

penebangan, dan pasca penebangan. Tetapi prosedur

tersebut belum mempertimbangkan kondisi areal kerja

dalam tekniis pekerjaannya.

Implementasi prosedur penebangan ramah lingkungan

Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

yang telah dilakukan yaitu pada praperencanaan

penebangan, perencanaan penabangan, operasional dan

pasca penebangan. Terdapat kegiatan penebangan

ramah lingkungan yang belum dilaksanakan yaitu

evaluasi ketercapaian prinsip RIL, kegiatan pasca

penebangan seperti perlakuan terhadap petak petak yang

sudah dilakukan penebangan

PT Diadyani Timber telah melakukan kegaiatn penelitian

tingkat kerusakan tegakan dengan hasil sebesar 24%

tegakan mengalami kerusakan akibat kegiatan

penebangan

Kegiatan pemanfaatan kayu yang dilakukan ooleh PT

DDT sebesar 0,83 % dari perhitungan dan penelitian

yang dilakukan pada blok 2015, 2016 dan 2017 dengan

limbah yang ada dari kegiatan pembagian batang yaitu

pemotongan pangkal dan pemotongan ujung kayu.

2.5 Realisasi penebangan sesuai dengan rencana kerja penebangan/ pemanenan/ pemanfaatan pada areal kerja

SEDANG Kegiatan pengelolaan hutan alam PT DDT berdasarkan

pada dokumen rencana jangka panjang (RKUPHHK –HA)

periode tahun 2010 s/d 2019 dan dokumen rencana

jangka pendek (RKT) untuk periode 5 tahun yaitu tahun

2013 s/d 2017 yang disahkan oleh pejabat Dinas

Kehutanan provinsi Papua

PT DDT telah memeiliki petak kerja yang terdiri dari Peta

kerja RKU dan peta kerja pada periode tahunan (RKT)

yang menggambarkan areal yang effektif (areal blok

tebangan) dan areal non Produktif yaitu areal yang tidak

boleh ditebang yang terdiri dari areal Pantai, Rawa,

Mangrove, sungai, Bufferzone hutan lindung dan areal

yang dipelihara seperti PUP, KPPN dan areal kelerengan

lebih dari 40%.

PT DDT telah melakukan penandaan pada areal yang

ditebang (blok Tebangan), areal yang tidak boleh

ditebang (kawasan lindung ) dan areal yang dipelihara

serta ditanam (persemaian, penanaman, dan PUP),

sedangkan pada kawasan lndung Buffer zone hutan

lindung belum dilakukan penandaan batas

Realisasi produksi selama periode tahun 2013 s/d bulan

Oktober 2017 sebesar 16,93% (Volume) dan 15,35%

(luas) dari target yang ttelah ditetapkan dalam dokumen

RKT dan jenis yang dimanfaatakn yaitu Merbau,

Kelompok Meranti lainnya dan Kayu dari Rimba

Campuran

2.6 Tingkat investasi dan reinvestasi yang memadai dan memenuhi kebutuhan dalam peman-faatan hutan, adminis-trasi, penelitian dan pengembangan, serta peningkatan kemampuan sumberdaya manusia.

BURUK Kondisi keuangan PT. DDT yaitu likuiditas <150% untuk tahun 2012, 2013 dan 2015 sedanggkan tahun 2014 likuiditasnya sebesar 177%, nilai solvabilitas kurang dari 100% kecuali tahun 2012 sebesar 114% dan rentabilitas negatif kecuali tahun 2012 sebesar 1,29 dengan kecenderungan setiap tahun meningkat kearah positif. Catatan Akuntan Publik terhadap Laporan Keuangan tahun 2013 – 2016 adalah Wajar.

Realisasi kegiatan pengelolaan hutan yang terdiri dari

Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

bbiaya pemungutan hasil, biaya penanaman/pembinaan hutan dan kewajiban kepada lingkungan dan sosial kurang dari 50% dari anggaran yangtelah ditetapkan

Alokasi dana untuk seluruh bidang kegiatan PT. DDT periode tahun 2013 - 2016 kurang proporsional yaitu terdapat perbedaan yang lebh besar (> 50%) yaitu biaya untuk pemungutan hasil hutan (biaya terbesar) dan biaya untuk lingkungan (terkecil)

Realisasi kegiatan pengelolaan hutan seperti kegiatan pembinaan hutan, penanaman pada areal bekas tebangan tidak dilakukan seperti yang telah direncanakan sebelumnya.

PT DDT telah menanmkan kembali modal ke dalam hutan yaitu kegiatan pembinaan hutan, perlindungan dan pengamanan hutan, penanaman tanah kosong dan penanaman kanan kiri jalan selama 3 tahun yaitu 60,91%, 143,53% dan 85,4%.

Realisasi kegiatan pembinaan hutan berupa pengadaan bibit (persemaian), penanaman kanan kiri jalan, penanaman areal bekas TPn/TPK transit dan penanaman tanah kosong dengan kondisi persen tumbuh lebih dari 80%.

Ekologi

3.1. Keberadaan, kemantapan dan kondisi kawasan dilindungi pada setiap tipe hutan

SEDANG Luas kawasan lindung yang terdapat di dalam areal kerja

PT Diadyani Timber baru sebagian yang sesuai dengan

dokumen perencanaan AMDAL yang diturunkan kedalam

Dokumen RKUPHHK-HA dan Surat Keputusan Direktur

Nomor: 07/Dir-i/ND/DDT-SK.Setf/09/2011 tanggal 7

September 2011 tentang penetapan kawasan lindung.

PT Diadyani Timber belum dipertimbangkan dalam

penetapan kawasan lindung seperti ekosistem

mangrove, Rawa dan Danau yang telah dialokasikan di

dalam dokumen AMDAL dan terbukti pada saat verifikasi

lapangan. Sehingga dari 7 kawasan lindung yang

dialokasikan dalam dokumen AMDAL baru terdapat 5

kawasan lindung yang diterapkan dalam dokumen

RKUPHHK-HA dan SK penetapan kawasan lindung,

maka alokasi kawasan lindung baru mencapai 71,43%

yang sesuai dengan kondisi biofisik

Realisasi kegiaan penataan kawasan lindung PT

Diadyani Timber dari hasil verifikasi sampai dengan

tahun 2017 sepanjang 309,62 Km dari total rencana

kegiatan penataan sepanjang 608,56 Km atau baru

mencapai 51%. Kegiatan penataan kawasan lindung

dengan melakukan pemasangan papan nama

lokasi/jenis kawasan lindung, pemasangan patok berupa

batang kayu yang di cat warna putih dan pembuatan

rintisan pada batas terluar kawasan lindung dengan lebar

rintisan 2 m

Kondisi Kawasan Lindung PT Diadyani Timber sebagian

besar masih berupa hutan. berdasarkan Peta Citra

Landsat Overlay Peta kawasan lindung dengan peta

penutupan lahan areal kerja IUPHHK PT DDT

Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

berdasarkan Peta Citra Landsat 8 OLI+ Band 542

Path/Row : 104/63 tanggal 25 Februari 2016 skala 1 :

100.00, menunjukkan areal kawasan lindung yang

berhutan di dominasi oleh hutan lahan kering primer dan

sekunder serta hutan mangrove primer, yang mana

penutupan vegetasi kawasan lindung seluas 10.613 Ha

atau 99,80 %..

Hasil verifikasi baru diketahui bahwa pengakuan

terhadap kawasan lindung baru sebatas pemerintah

pusat (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan)

dan Dinas Kehutanan Provinsi Papua. Sedangkan untuk

masyarakat dan karyawan belum seluruhnya dilakukan

kegiatan sosialisasi. Sehingga pengakuan kawasan

lindung dari para pihak baru sebesar 66,25%. Sehingga

baru sebagian (50%) terdapat pengakuan kawasan

lindung yang terdapat di PT Diadyani Timber

Pengelolaan kawasan lindung yang telah dilakukan oleh

PT Diadyani Timber berupa penetapan kawasan lindung,

penataan dan kegiatan inventarisasi. Berdasarkan hasil

verifikasi verifier 3.1.2 diketahui kegiatan penataan baru

mencapai 51% dari rencana. kawasan lindung yang

belum dilakukan kegiatan pengelolaan yaitu Buffer Zone

Hutan lindung, kelerengan >40% (lereng E).Maka

kegiatan pengelolaan kawasan lindung belum mencakup

seluruh kawasan lindung berdasarkan hasil tata ruang

areal/Land scaping yang terdapat didalam rencana yang

telah dimiliki PT DDT.

3.2. Perlindungan dan pengamanan hutan

SEDANG Prosedur tentang perlindungan dan pengamanan hutan

yang telah di miliki PT DDT mencakup jenis gangguan

hutan berupa Gangguan kebakaran hutan, perambahan

hutan, pencurian hasil hutan. Sedangkan untuk gangguan

huta berupa hama dan penyakit belum di pertimbangkan

dalam prosedur yang dimiliki. Prosedur yang dimiliki

tersebut beberapa belum mencantumkan acuan/referensi

yang di gunakan dan penanggungjawab pelaksanaan

kegiatan belum sesuai dengan struktur organisasi yang

dimiliki

Sarana prasarana perlindungan dan pengamanan hutan

belum sepenuhnya sesuai dengan ketentuan. sarana

prasarana yang masih belum tercukupi untuk peralatan

mekanis, peralatan personil dan gedung (pos

pengamanan pada akses masuk areal dan menara

pemantau api minimal 2 berdasarkan dokumen

perencanaan yang dimiliki). Beberapa sarana masih

dalam kondisi rusak/dalam perbaikan seperti mobil

kebakaran

Rencana ketersediaan SDM perlindungan dan

pengamanan hutan berdasarkan rencana yang telah

diuraikan sejumlah 17 orang, sampai dengan tahun 2017

ketersediaan baru terpenuhi 10 orang, sehingga

ketersediaan SDM baru mencapai 58% dan untuk

Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

kualifkasi keahlian personil baru mencapai 47%.

Sehingga berdasarkan norma yang disyaratkan untuk

ketersediaan jumlah SDM dan kualifikasinya, PT DDT

baru memiliki 52% dari ketentuan yang berlaku

PT DDT telah melakukan kegiatan perlindungan hutan

tetapi belum sepenuhnya sesuai dengan ketentuan.

Berdasarkan hasil verifikasi lapangan implementasi

lapangan baru sebatas kegiatan preemtif, dan sebagian

preventif telah dilakukan dalam penanganan ganti rugi

lahan dalam pembuatan camp. Akan tetapi dalam

penanganan gangguan hutan belum mempertimbangkan

seluruh gangguan yang di indikasi akan muncul dalam

kegiatan pengelolaan hutan. Begitu juga dalm prosedur

penanganan gangguan yang tercantum dalam PSO PT

DDT belum secara rinci dalam penanganan gangguan

yang ada

3.3. Pengelolaan dan pemantauan dampak terhadap tanah dan air akibat pemanfaatan

hutan

SEDANG PT Diadyani Timber telah memiliki beberapa prosedur

terkait dengan pengelolaan dampak terhadap tanah dan

air, akan tetapi dalam penyusunan masih terdapat tidak

mencantumkan reverensi/acuan yang digunakan,

penanggung jawab kegiatan yang belum sesuai dengan

struktur organisasi PT DDT. Dan masih terdapat prosedur

pemantauan yang belum belum dimiliki yaitu prosedur

terkait dengan pemantauan sifat fisik kimia tanah dan air.

Sehingga baru sebagian prosedur yang sesuai dengan

dokumen perencanaan lingkungan untuk kegiatan

pengelolaan dan pemantauan dampak terhadap tanah

dan air

Sejumlah sarana prasarana pengelolaan dan

pemantauan dampak tanah dan air yang dimiliki oleh PT

DDT berupa alat berat seperti traktor, motor grader,

compactor, excavator dan dump truck dan sarana

pemantauan dampak berupa bak erosi, pengukur curah

hujan dan pengukur tingi muka air. Akan tetapi sarana

prasarana yang belum dimiliki yaitu berupa uji

laboratorium (pemantauan kualitas fisik kimia tanah dan

air), pengukur suhu dan kelembaban udara. sehingga

baru terdapat 66,67% ketersediaan sarana prasarana

pengelolaan dan pemantauan lingkungan.

Sumber Daya Manusia (SDM) pengelolaan dan

pemantauan dampak terhadap tanah dan air dalam

pelaksanaan kegiatan dilaksanakan bersama antara SDM

perencanaan, Perawatan/pembuatan jalan, Bina Hutan

dan Kelola lingkungan. Berdasarkan hasil verifikasi baru

terdapat sebagian yang sesuai dengan kualifikasi yaitu

dilihat dari segi pengalaman dan pendidikan terakhir yaitu

sarjana S-1. sedangkan pada struktur organisasi dan

prosedur yang dimiliki PT DDT, diketahui bahwa belum

terdapat kasie kelola lingkungan yang telah

disebutkan/disampaikan dalam prosedur yang dimiliki,

yang nantinya bertugas mengkoordinir dalam

Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

pelaksanaan kegiatan pengelolaan dan pemantauan

dampak terhadap tanah dan air.

Implementasi kegiatan pengelolaan tanah dan air dari

segi sipil teknis dan vegetative baru sebagian yang

terlaksana, masih terdapat beberapa kegiatan yang

belum dilaksanakan berdasarkan rencana yang dimiliki,

kegiatan yang belum direalisasikan secara penuh yaitu

teknis penebangan, pembuatan trase jalan, pembuatan

bangunan konservasi penahan tebing, pembuatan

drainase melintang. Sehingga dari 12 jenis rencana baru

terdapat 8 jenis rencana yang telah di implementasikan

atau baru mencapai 66,67% dari rencana

Rencana pemantauan dampak terhadap tanah dan air

telah dimiliki, dan tertuang dalam dokumen perencanaan

PT Diadyani Timber. rencana kegiatan pemantauan

dampak terhadap tanah dan air yang surah direalisasikan

sampai dengan tahun 2017 yaitu pemantauan curah

hujan, pemantauan erosi dan pemantauan tinggi muka

air. Sedangkan yang belum terealisasi sampai dengan

tahun 2017 yaitu pemantauan sifat fisik kimia tanah dan

air, pemantauan debit air dan pemantauan sedimentasi.

Sehingga dapat diketahui bahwa kegiatan pemantauaan

baru terlaksana 50% dari rencana yang dimiliki

Terdapat indikasi terjadinya dampak yang besar dan

penting terhadap tanah dan air, serta ada upaya

pengelolaan dampak sesuai ketentuan. Usaha dalam

penanganan untuk meminimalisir terjadinya dampak

terhadap tanah dan air, PT DDT telah melakukan

kegiatan penanaman KKJ, exs TPn

3.4. Identifikasi spesies flora dan fauna yang dilindungi dan/ atau langka (endangered), jarang (rare), terancam punah (threatened) dan endemik.

SEDANG Tersedia prosedur identifikasi untuk flora dan fauna, akan

tetapi masih terdapat kekurangan dalam cakupan

prosedur yang dimiliki seperti penanggung jawab

pelaksanaan yang tidak sesuai dengan struktur

organisasi PT DDT, dan tidak terdapat acuan peraturan

ataupun ketentuan lain yang berlaku. Jenis yang

diidentifikasi berdasarkan prosedur tersebut belum

sesuai dengan PP 7 tahun 1999. Focus identifikasi untuk

jenis flora hanya pada vegetasi berkayu, sedangkan

untuk fauna baru sebatas jenis aves, mamalia, reptile

atau amphibi. Belum mencakup jenis vegetasi non kayu,

dan fauna jenis insect dan ikan. Maka diketahui bahwa

prosedur identifikasi belum mencakup seluruh flora fauna

berdasarkan ketentuan yang berlaku (57,14%)

PT DDT baru melakukan identifikasi sebatas vegetasi

berkayu untuk Flora, dan untuk Fauna baru sebatas

mamalia, aves, dan reptile. Sehingga baru terdapat

sebagian yang teridentifikasi berdasarkan ketentuan

yang berlaku

3.5. Pengelolaan flora untuk :

SEDANG Prosedur pengelolaan flora yang dimiliki PT DDT belum

mencakup seluruh kegiatan pengelolaan flora

Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

1. Luasan tertentu dari HP yang tidak ter ganggu, dan bagian yang tidak rusak.

2. Perlindungan terhadap species flora dilindungi/ jairang, langka dan terancam punah dan endemik.

berdasarkan ketentuan yang berlaku. Kegiatan baru

mencakup pembinaan habitat dan pemantauan

keberadaan flora. Sedangkan untuk penyelamatan jenis

dan perlindungan flora belum dijelaskan secara rinci

dalam prosedur tersebut

PT DDT telah melakukan kegiatan pengelolaan flora,

akan tetapi baru terbatas pada pembinaan habitat dan

pemantauan keberadaan flora. Sedangkan untuk

penyelamatan jenis dan perlindungan flora belum

dijelaskan secara rinci dalam prosedur pengelolaan,

sehingga dengan belum sempurnanya prosedur

pengelolaan dan kegiatan identifikasi, maka untuk

implementasi kegiatan pengelolaan flora belum

sepenuhnya diimplementasikan

Kegiatan pengelolaan menimbulkan gangguan terhadap

fauna jenis RTE. Dalam sistem silvikultur dapat dijamin

bahwa flora RTE terlindungi tetapi kerusakan tetap dapat

terjadi pada setiap kegiatan ekploitasi terhadap jenis yang

lain baik dari vegetasi berkayu maupun non kayu

3.6. Pengelolaan fauna untuk :

1. Luasan tertentu dari HP yang tidak ter ganggu, dan bagian yang tidak rusak.

2. Perlindungan terhadap species flora dilindungi/ jairang, langka dan terancam punah dan endemik.

SEDANG Prosedur pengelolaan fauna yang dimiliki PT DDT belum

mencakup seluruh kegiatan pengelolaan fauna

berdasarkan ketentuan yang berlaku. Kegiatan baru

mencakup pembinaan habitat dan pemantauan

keberadaan fauna. Sedangkan untuk penyelamatan jenis

dan perlindungan fauna belum dijelaskan secara rinci

dalam prosedur tersebut

PT DDT telah melakukan kegiatan pengelolaan fauna,

akan tetapi baru terbatas pada pembinaan habitat dan

pemantauan keberadaan fauna. Sedangkan untuk

penyelamatan jenis dan perlindungan fauna belum

dijelaskan secara rinci dalam prosedur pengelolaan,

sehingga dengan belum sempurnanya prosedur

pengelolaan dan kegiatan identifikasi, maka untuk

implementasi kegiatan pengelolaan flora belum

sepenuhnya diimplementasikan

Gangguan terhadap fauna dilindungi di areal kerja PT

DDT masih terjadi, hal ini dikarenakan kebiasaan dari

masyarakat sekitar areal kerja. Kegiatan berburu ini biasa

dilakukan pada saat acara keagamaan maupun acara

adat lainya. PT DDT telah melakukan beberapa upaya

penanggulangan gangguan tersebut berupa sosialisasi

dan pemasangan baner untuk jenis-jenis fauna

diindungi. Dan pemasangan papa himbauan

larangan berburu

Sosial

4.1. Kejelasan deliniasi kawasan Operasional perusahaan/pemegang izin dengan kawasan masyarakat hukum adat dan/atau masyarakat

BAIK Dokumen/laporan PT DDT tersedia lengkap mengenai :

1. Pola penguasaan dan pemanfaatan SDA/SDH

setempat dalam dokumen Amdal Tahun 1996

dan Database Kampung Tahun 2017,

2. Identifikasi hak-hak dasar masyarakat hukum

Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

setempat adat melalui penggunaan kayu untuk perahu dan

pembangunan rumah, dan

3. Rencana pemanfaatan SDH dalam dokumen

jangka panjang, jangka menengah dan jangka

pendek melalui Rencana Operasional oleh PT

DDT

Proses yang melibatkan kedua belah pihak antara

masyarakat dan perusahaan telah berjalan dalam kurun

waktu 5 (lima) tahun terakhir. Dengan terlebih dahulu

dilaksanakan musyawarah untuk menentukan di wilayah

hak ulayat mana perusahaan bekerja, maka disanalah

dilaksanakan kesepakatan terkait batas. Hal ini diperkuat

dengan keberadaan bukti dokumentasi kesepakatan

dalam hal pembagian wilayah yang terdampak kegiatan

operasional PT DDT dengan pemilik Hak Ulayat

PT DDT memiliki mekanisme pengakuan hak-hak dasar

masyarakat adat yang dapat dilihat pada tahapan: (1)

Perencanaan dan/atau pemanfaatan SDH, (2) Organisasi

Penanggung jawab Kegiatan, (3) Pelaksanaan Kegiatan

Kelola Sosial/PMDH, dan (4) Petunjuk Pelaksanaan

Kegiatan Pemenuhan Hak-hak dasar masyarakat adat

setempat dengan didukung oleh bukti dokumentasi yang

legal dan jelas

Pembagian wilayah berdasarkan kesepakatan pemilik

Hak Ulayat bersifat mengikat dan harus dipatuhi oleh

para pihak yang besepakat. Jadi hanya pemilik wilayah

dimana kegiatan operasional PT DDT berjalan yang

berkuasa penuh atas wilayahnya

PT DDT memiliki dokumen legal dan administrasi tata

batas lengkap sesuai dengan tingkat realisasi

pelaksanaan tata batas yang telah dilakukan, beserta

persetujuan dengan sebagian masyarakat. Dalam

kaitannya dengan kepemilikan Hak Ulayat, dalam kurun

waktu 5 (lima) tahun terakhir terdapat perpindahan areal

kerja (blok RKT) yang sudah direncanakan oleh PT DDT

mengalami pergeseran/perpindahan dikarenakan adanya

areal keramat yang masih dipegang teguh oleh

masyarakat adat

4.2. Implementasi

tanggungjawab sosial

perusahaan sesuai

dengan Peraturan

perundangan yang

berlaku

BAIK Ketersediaan dokumen menyangkut tanggung jawab

sosial PT DDT meliputi: (1) Rencana Kerja Usaha

Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Alam Pada

Hutan Produksi Berbasis Inventarisasi Hutan Menyeluruh

Berkala (IHMB) Periode Tahun 2010 s/d 2019 PT

Diadyani Timber ; (2) Rencana Kerja Tahunan Usaha

Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Dalam Hutan Alam

Tahun 2013 – 2017 PT DDT ; dan (3) Peraturan

Perusahaan PT DDT

Pemenuhan mekanisme terkait pemenuhan kewajiban

sosial telah didokumentasikan berdasarkan tanggung

jawab PT DDT serta proses tahapan kegiatan kelola

sosial yang dapat dibuktikan dari setiap output kegiatan

Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

yang berpedoman pada dokumen prosedur kerja yang

ada pada bidang Pembinaan Hutan, Perencanaan,

Personalia dan/atau Kelola Sosial

PT DDT telah melaksanaan kegiatan sosialisasi kepada

masyarakat Kampung Pronggo, Kampung Kakao,

Kampung Bakiha, Kampung Kipia, Kampung Mapar,

Kampung Akar, Kampung Wumuka dan Kampung Wakia

mengenai hak dan kewajiban dalam mengelola SDH

dalam jangka waktu 5 (lima) tahun terakhir terkait

kepemilikan Hak Ulayat dimana kegiatan Operasional

(RKT) PT DDT dilaksanakan. Berkaitan dengan Hak

Ulayat tersebut desa-desa yang berada di dalam areal

seperti Kampung Wanapiri, Kampung Uta, Kampung

Mupuruka dan Kampung Kapiraya beserta kampung-

kampung yang berada di sekitar areal meliputi Baraja,

Ipaya dan Amar tidak diikutsertakan dalam sosialisasi

Realisasi pelaksanaan program CSR/Kelola Sosial PT

DDT mencapai 224 % (dua ratus dua puluh empat

prosen), dimana realisasi biaya mencapai

Rp.5.108.771.950 dari rencana yang dianggarkan

sebesar Rp.2.275.400.000.- disertai dengan bukti

realisasi yang lengkap terkait pemenuhan tanggung

jawab sosial terhadap masyarakat

PT DDT telah mendokumentasikan seluruh output hasil

pelaksanaan kegiatan kelola sosial dan/atau kegiatan

lainnya terkait dengan tanggung jawab sosial mulai dari

tahap rencana operasional dengan berita acara serah

terima bantuan kelola sosial sampai dengan ganti rugi.

4.3. Ketersediaan mekanisme dan implementasi distribusi manfaat yang adil antar para pihak

SEDANG PT DDT memiliki data dan informasi mengenai kelompok-

kelompok masyarakat Hukum adat yang terlibat,

tergantung dan terpengaruh oleh aktivitas perusahaan,

namun data-data belum tersusun dengan jelas dan

lengkap dalam format pelaporan yang utuh dalam suatu

kajian dampak social

PT DDT memiliki mekanisme peningkatan peran serta

dan aktivitas ekonomi masyarakat hukum adat dan/atau

masyarakat setempat, meskipun belum secara utuh

mengarah pada upaya untuk meningkatkan akses dan

peran serta masyarakat dalam pemanfaatan hasil hutan

bukan kayu

PT DDT memiliki dokumen rencana mengenai kegiatan

peningkatan peran serta dan aktivitas ekonomi

masyarakat dengan konsistensi data yang baik antara

dokumen rencana yang satu dengan rencana lainnya

dalam hal perincian kegiatan dan biaya yang akan

dikeluarkan oleh PT DDT untuk kegiatan kelola sosialnya

kegiatan peningkatan peran serta dan aktivitas ekonomi

masyarakat PT DDT telah terealisasi sebagian dari

dokumen perencanaan yang telah dibuat. Tingkat

realisasi masih didominasi kegiatan pemberian bantuan

yang sifatnya diberikan secara rutin dan pemenuhan

Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

proposal/permohonan bantuan masyarakat. Sedangkan

untuk industri pengembangan rumah tangga, pembinaan

Pertukangan, pembinaan kerajinan industri rumah

tangga, pengembangan koperasi tidak diketemukan bukti

implementasi

PT DDT telah merealisasikan dan mendokumentasikan

seluruh kegiatan terkait dengan distribusi manfaat kepada

para pihak seperti yang termuat dalam RKTUPHHK-HA

Tahun 2013 - 2017, Laporan Pelaksanaan Kelola Sosial

Tahun 2013 – 2016, serta terdapat dalam Laporan

Realisasi Produksi dan Perhitungan Dana Kompensasi

Tahun 2013 – 2017

4.4. Keberadaan mekanisme resolusi konflik yang handal

SEDANG Mekanisme resolusi Konflik Sosial PT DDT belum

mengacu kepada Perdirjen PHPL Nomor:

P.5/PHPL/UHP/PHPL.1/2/2016 tentang Pedoman

Pemetaan Potensi dan Resolusi Konflik Pada Pemegang

Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK)

Dalam Hutan Produksi

PT DDT telah melakukan Identifikasi Konflik dan Peta

Spasial Potensi konflik, namun bentuk penyajian dari

hasil Pemetaan Potensi Konflik belum dilengkapi dengan

deskripsi potensi konflik sebagaimana termuat dalam

Lampiran Perdirjen PHPL Nomor: P.5/2016 Bab II poin 3,

dimana deskripsi potensi konflik merupakan laporan hasil

pemetaan potensi konflik secara utuh mulai dari

Pendahuluan, Gambaran singkat IUPHHK, pelaksanaan

identifikasi, Hasil identifikasi potensi konflik, Kesimpulan

dan Rekomendasi

PT DDT memiliki kelembagaan resolusi konflik melekat

dalam Struktur Organiasasi Bidang Kelola Sosial

disahkan oleh Manager Pengelolaan Hutan dan

pendanaan PT DDT untuk mengelola konflik cukup

memadai selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir

dengan alokasi biaya kegiatan kelola sosial dalam upaya

pemenuhan tuntutan masyarakat yang mencapai Rp.

5.108.771.950,-

PT DDT memiliki bukti penyelesaian konflik yang pernah

terjadi dengan didukung oleh dokumentasi surat-

menyurat dan Berita Acara penyelesaian konflik. Namun,

perkembangan penyelesaian konflik belum dilaporkan

kepada Dinas Kehutanan Provinsi ditembuskan pada

Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari

dan Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi

Lestari sebagaimana tercantum dalam Pasal 4 Perdirjen

PHPL Nomor: P.5/2016

4.5. Perlindungan,

Pengembangan dan

Peningkatan

Kesejahteraan

Tenaga Kerja

SEDANG PT DDT telah merealisasikan sebagian hubungan

industrial kepada karyawan, dimana realisasi Diklat baru

sebagian besar (tercapai realisasi sebesar 89,6%) dari

rencana pengembangan kompetensi dan implementasi

standar jenjang karir yang belum merata pada karyawan

Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

pada setiap unit/bidang.

PT DDT telah merealisasikan sebagian besar rencana

pengembangan kompetensi, dimana tercapai prosentase

sebesar 89,6%.

PT DDT telah menjalankan standar jenjang karir

karyawannya sesuai dengan pedoman/acuan yaitu

mengacu kepada Peraturan Perusahaan. Hal ini

diperkuat dengan adanya kenaikan upah dan pemberian

penghargan atas Penilaian prestasi kerja tersebut

karyawan yang bersangkutan. Namun implementasi

standar jenjang karir belum dilaksanakan secara merata

pada setiap bagian/unit kerja karyawan

PT DDT memiliki sebagian dokumen dan implementasi

tunjangan kesejahteraan karyawan, dimana realisasi

Diklat baru sebagian besar (tercapai realisasi sebesar

89,6%) dari rencana pengembangan kompetensi dan

implementasi standar jenjang karir yang belum merata

pada karyawan pada setiap unit/bidang

VLK

1.1.1. Pemegang izin mampu menunjukkan keabsahan IUPHHK

Memenuhi a. PT. Diadyani Timber telah memiliki izin usaha IUPHHK-HA

berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor.

SK.292/Menhut-II/2009 tentang Perpanjangan izin usaha

pemanfaatan hasil hutan kayu dalam hutan alam PT.

Diadyani Timber atas areal hutan produksi seluas ±

205.160 hektar di Provinsi Papua

Memenuhi b. PT. Diadyani Timber telah membayar lunas Iuran IUPHHK-

HA sesuai dengan Surat Perintah Pembayaran Iuran Izin

Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Alam

(SPPIIUPHHK)Nomor:S.601/VI-BIKPHH/2009, tanggal 16

Juni 2009 yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Bina

Produksi Departemen Kehutanan

Memenuhi c. PT. Diadyani Timber telah melakukan identifikasi terhadap

penggunaan lain diluar kegiatan IUPHHK-HA yaitu

kegiatan usaha pertambangan yang dilakukan oleh PT.

Unitras Energy dan telah disampaikan kepada Direktur

Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Kementerian

Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Jakarta berdasarkan

Surat Direktur PT. Diadyani Timber No. 001/DDY/IX/2017

tanggal 11 September 2017

2.1.1. RKUPHHK/RPKH dan Rencana Kerja Tahunan (RKT/Bagan Kerja/RTT) disahkan oleh yang berwenang

Memenuhi a. Berdasarkan hasil verifikasi diperoleh bahwa dokumen

RKUPHHK/RKPH/RKT sudah sesuai dengan Peraturan

yang berlaku, baik dari segi keabsahannya maupun

kelengkapannya, serta keberadaan tenaga teknis dalam

mendukung kegiatan operasional di lapangan

Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

Memenuhi b. Berdasarkan telaahan terhadap peta RKUPHHK-HA, peta

RKT 2017, peta pemeliharaan KPN dan dan peta tata

batas Sempadan sungai Mapar, PT. Diadyani Timber

telah melakukan penataan areal kerja yang Tidak Boleh

Ditebang pada Blok RKT 2017 berupa Sempadan Sungai

Mapar, Sempadan Mangrove dan Sempadan Pantai dan

hasil observasi lapangan terdapat penandaan berupa

pemasangan plang dengan tulisan sempadan sungai dan

tanda batas sempadan sungai

Memenuhi c. Berdasarkan hasil verifikasi terhadap keabsahan blok

tebangan yang disetujui pada peta lampiran RKT,

diketahui bahwa peta sudah mendapat pengesahan dari

yang berwenang dan blok tebangan sudah dibubuhi

dengan stempel/cap Basah Dinas Kehutanan, dan hasil

verifikasi lapangan diketahui bahwa posisi koordinat blok

tebangan di peta sudah sesuai dengan koordinat lapangan

2.2.1. Pemegang izin mempunyai rencana kerja yang sah sesuai dengan peraturan yang berlaku

Memenuhi a. Terdapat kelengkapan dan keabsahan dokumen

RKUPHHK dan pemeriksaan proses penyusunan dan

pengesahan RKUPHHK diperoleh hasil bahwa Surat

Keputusan Menteri Kehutanan No SK.146/VI-BPHA/2011,

tentang persetujuan rencana kerja usaha pemanfaatan

hasil hutan kayu dalam hutan alam pada hutan produksi

berbasis inventarisasi hutan menyeluruh berkala (IHMB)

periode tahun 2010- 2019 atas nama PT. Diadyani Timber

Provinsi Papua

NA b. PT. Diadyani Timber tidak ada penyiapan lahan untuk

pembangunan hutan tanaman industri

3.1.1. Seluruh kayu bulat yang ditebang/dipanen atau yang dipanen/dimanfaatkan telah di LHP-kan

Memenuhi Berdasarkan hasil verifikasi dan uji petik fisik serta

pemeriksaan silang antara dokumen Laporan Hasil

Produksi Kayu Bulat (LHP-KB) dan Fisik log yang

terdapat di TPK Hutan, TPn Transit dan Petak tebang

dengan dokumen Laporan Hasil Cruising yang telah

disahkan oleh pejabat yang berwenang diperoleh hasil

bahwa tidak ada perbedaan jenis pohon dan nomor

pohon/petak yang tercantum dalam LHP, LHC dan Fisik

kayu,dan nomor batang dapat ditemukan di lapangan

3.1.2. Seluruh kayu yang diangkut keluar areal izin dilindungi dengan surat keterangan sahnya hasil hutan

Memenuhi Berdasarkan hasil verifikasi dan hasil pemeriksaan silang

daftar pengangkutan kayu bulat dari Tempat Penimbunan

Kayu (TPK) hutan ke Industri primer hasil hutan dan atau

pedagang kayu bulat serta pemeriksaan silang dengan

dokumen pengangkutan lainnya diperoleh hasil bahwa

semua kayu yang diangkut keluar areal izin PT Diadyani

Timber telah dilindungi dengan surat keterangan sah hasil

hutan (SKSHHK),

Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

3.1.3. Pembuktian asal usul kayu bulat (KB) dari pemegang IUPHHK-HA/IUPHHK-HT/IUPHHK-RE/Pemegang Hak Pengelolaan

Memenuhi a. Berdasarkan hasil verifikasi dan hasil pemeriksaan silang

dengan fisik barang log yang ada di lapangan diperoleh

hasil bahwa tanda-tanda PUHH/Barcode pada log yang

dimiliki PT.Diadyani Timber bisa dilacak dan telah sesuai

dengan dokumen

Memenuhi b. Berdasarkan hasil pemeriksaan penandaan kayu bulat

yang diterapkan oleh pemegang izin dan bukti ketelusuran

kayu hingga ke tunggak di petak tebangan diperoleh hasil

bahwa sistem yang dibangun PT Diadyani Timbe rdapat

membuktikan identitas kayu dari Logpond sampai ke

tunggak di petak tebangan

3.1.4 Pemegang izin mampu membuktikan adanya catatan angkutan kayu ke luar TPK

Memenuhi Dokumen angkutan kayu keluar dari areal (TPK

/logpond)yaitu menggunakan SKSHHK yang lengkap dan

sah yaitu dibuat dan diterbitkan dengan menggunakan

sistem Online oleh petugas yang ditunjuk oleh PT DDT

3.2.1. Pemegang izin menunjukkan bukti pelunasan Dana Reboisasi (DR) dan atau Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH)

Memenuhi a. Berdasarkan hasil verifikasi, pemeriksaan silang dan

membandingkan antara realisasi pembayaran Provisi

Sumber Daya Hutan (PSDH) dan Pelunasan Dana

Reboisasi (DR) dengan dokumen Surat Perintah

Pembayaran (SPP) yang dikeluarkan oleh Dinas

Kehutanan diperoleh bahwa semua dokumen SPP yang

telah diterbitkan sudah dibayar lunas oleh PT. Diadyani

Timber

Memenuhi b. Berdasarkan hasil verifikasi dan pemeriksaan keabsahan

dan kesesuaian bukti setor PSDH dan DR dengan SPP

PSDH dan DR diperoleh hasil bahwa semua SPP-PSDH

dan DR telah dibayarkan lunas oleh PT Diadyani Timber

sesuai dengan dokumen SPP yang diterbitkan

Memenuhi c. Pembayaran DR dan PSDH PT.Diadyani Timber telah

sesuai dengan ukuran kayu dan besaran tarif yang

tercantum dalam peraturan yang berlaku, kesesuaian

ditemukan dalam pembayaran kewajiban DR dan PSDH

Kayu Bulat (KB) dan Kayu Bulat Sedang (KBS) yang

diproduksi dari hutan alam yang memiliki diameter ≥ 49 cm,

dan ukuran panjangnya harus ≤ 130 cm

3.3.1. Pemegang izin yang mengirimkan kayu bulat antar pulau memiliki pengakuan sebagai Pedagang Kayu Antar Pulau Terdaftar (PKAPT)

Memenuhi PT.Diadyani Timber telah memiliki pengakuan sebagai Pedagang Kayu Antar Pulau Terdaftar (PKAPT)yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Departemen Perdagangan RI dengan Nomor PKAPT: 0495/UPP/PKAPT/08/2013, berlaku sampai dengan 21 Agustus 2018

3.3.2. Pengangkutan kayu bulat yang menggunakan kapal harus kapal yang berbendera Indonesia dan memiliki izin yang sah

Memenuhi Berdasarkan hasil verifikasi dokumen Identitas Kapal

yang digunakan PT. Diadyani Timber yang berbendera

Indonesia

Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

3.4.1 Implementasi Tanda V-Legal

Memenuhi Terdapat perjanjian Sub Lisensi pemasangan Tanda V-

Legal antara PT DDT dengan PT TUV Rheinland untuk

memberikan hak bagi PT DDT untuk memasang tanda V-

Legal pada batang kayu . Dengan demikian, verifier 3.4.1.

Tanda V-Legal yang dibubuhkan sesuai ketentuan

4.1.1. Pemegang izin telah memiliki Dokumen AMDAL/DPPL/UKL-UPL meliputi Analisa Dampak Lingkungan (ANDAL), Rencana Kelola Lingkungan (RKL), dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) yang telah disahkan sesuai peraturan yang berlaku meliputi seluruh areal kerjanya

Memenuhi PT. Diadyani Timber telah memiliki dokumen ANDAL dan

dokumen RKL-RPL, serta terdapat bukti pengajuan revisi

RKL-RPL yang diajukan kepada instansi berwenang

sesuai perubahan perpanjangan SK IUPHHK

4.1.2. Pemegang izin memiliki laporan pelaksanaan RKL dan RPL yang menunjukkan penerapan tindakan untuk mengatasi dampak lingkungan dan menyediakan manfaat social.

Memenuhi a. PT. Diadyani Timber telah membuat dokumen RKL

dan RPL yang disusun berdasarkan dokumen

AMDAL yang telah disahkan oleh pejabat yang

berwenang, dan telah menyampaikan laporan

pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan

lingkungan kepada instansi berwenang secara

periodik

Memenuhi b. PT. Diadyani Timber telah melakukan pemantauan

dan pengelolaan lingkungan atas dampak yang telah

ditimbulkan sesuai dengan rekomendasi yang

tercantum dalam dokumen ANDAL, RKL-RPL yang

telah disahkan, dan telah dilaporkan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku

5.1.1. Prosedur dan Implementasi K3

Memenuhi a. PT. Diadyani Timber dapat menunjukkan dan

mengimplementasikan prosedur keselamatan dan

kesehatan kerja dalam setiap kegiatan operasionalnya

Memenuhi b. PT. Diadyani Timber telah menyediakan peralatan

Kesehatan dan Keselamatan Kerja sesuai dengan

ketentuan yang berlaku dan kebutuhan yang ada di

lapangan serta dari hasil verifikasi peralatan masih

berfungsi dengan baik

Memenuhi PT. Diadyani Timber telah mencatat setiap kejadian

kecelakaan kerja baik kronologi maupun evaluasinya serta

telah membuat rencana program kerja untuk menekan

tingkat kecelakaan

5.2.1. Kebebasan berserikat bagi pekerja

Memenuhi Terdapat pernyataan tertulis mengenai kebijakan

perusahaan yang memberi kebebasan bagi karyawan

untuk membentuk atau terlibat dalam kegiatan serikat

pekerja yang ditandatangani oleh Corporate HR Manager

Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

5.2.2. Adanya Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) atau Peraturan Perusahaan (PP)

Memenuhi Terdapat Peraturan Perusahaan yang telah disahkan oleh

Dinas Tenaga Kerja dan Kependudukan Kota Jayapura

5.2.3. Perusahaan tidak mempekerjakan anak di bawah umur

Memenuhi Hasil verifikasi dokumen dan observasi di lapangan seluruh karyawan yang bekerja di PT. Diadyani Timber berusia di atas 18 tahun