Psokologi - Konflik - Stres -Cemas Dan Frustrasi

14
BAB VII KONFLIK, STRES, CEMAS DAN FRUSTRASI Terjadinya Konflik Menurut Ronge (1951) manusia sebagai suatu organisme mengikuti hukum-hukum alam, hukum-hukum fisiolgi, hukum-hukum psikolgi, hukum-hukum lain dalam upaya untuk mencari kebenaran. Semua gejala emosional, seperti marah, rasa takut, rasa gembira, tenang, penuh harap, termasuk konflik, stres, cemas, frustasi, dan sebgainya, dapat mempengaruhi perubahan fisik seseorang. Gangguan emosional jelas akan mempengaruhi stabilitas emosional atau “emotional stability”, dan emotional stability akan mempengaruhi “psychological stability” atau stabilitas psikis seseorang, sehingga yang bersangkutan tidak dapat berfikir dengan baik, tidak dapat berkonsentrasi, koordinasi gerak kacau, dan sebagainya. Namun kenyataan ini tidak mudah terwujud, karena: 1. Motivasi manusia itu tidak hanya satu, dan kemungkinan terjadi bertentangan antara motivasi yang satu dengan motivasi yang lain. 2. Motivasi manusia berbeda-beda sehingga tidak mungkin menyamakan satu dengan yang lain, dan

Transcript of Psokologi - Konflik - Stres -Cemas Dan Frustrasi

Page 1: Psokologi - Konflik - Stres -Cemas Dan Frustrasi

BAB VIIKONFLIK, STRES, CEMAS DAN FRUSTRASI

Terjadinya Konflik

Menurut Ronge (1951) manusia sebagai suatu organisme mengikuti

hukum-hukum alam, hukum-hukum fisiolgi, hukum-hukum psikolgi, hukum-

hukum lain dalam upaya untuk mencari kebenaran.

Semua gejala emosional, seperti marah, rasa takut, rasa gembira,

tenang, penuh harap, termasuk konflik, stres, cemas, frustasi, dan sebgainya,

dapat mempengaruhi perubahan fisik seseorang.

Gangguan emosional jelas akan mempengaruhi stabilitas emosional

atau “emotional stability”, dan emotional stability akan mempengaruhi

“psychological stability” atau stabilitas psikis seseorang, sehingga yang

bersangkutan tidak dapat berfikir dengan baik, tidak dapat berkonsentrasi,

koordinasi gerak kacau, dan sebagainya.

Namun kenyataan ini tidak mudah terwujud, karena:

1. Motivasi manusia itu tidak hanya satu, dan kemungkinan terjadi

bertentangan antara motivasi yang satu dengan motivasi yang lain.

2. Motivasi manusia berbeda-beda sehingga tidak mungkin

menyamakan satu dengan yang lain, dan ini merupakan sumber

pertentangan antara manusia.

Menurut Heckhausen (196) untuk dapat memenuhi kebutuhan

mencapai kepuasan, dalam hubungan dengan motif berprestasi, selalu

mengandung dua hal yang bertentangan yaitu “harapan sukses” karena

tercapai target / cita-citanya, dan “takut gagal” karena tidak tercapai target /

cita-citanya.

Page 2: Psokologi - Konflik - Stres -Cemas Dan Frustrasi

Terjadi Internal Conflict

HARAPAN

UN

TUK SU

KSES

Gambar : Terjadinya konflik karena ketakutan akan gagal lebih dominan

daripada harapan untuk sukses.

Menurut C.P. Chaplin (1989), konflik terjadinya secara bersamaan dua

atau lebih impuls atau motif yang antagonistis, satu konflik aktual itu

biasanya mempercepat satu krisis mental, dan biasanya mempercepat satu

krisis mental, dan bisa dibedakan dari satu konflik akar (konflik dasar, root

conflict) yang sudah timbul sejak masa kanak-kanak, dan ada dalam kondisi

tetap tertidur atau kondisi tidak aktif.

Atkinson et. al(1999) menyebutkan adanya konflik mendekat

menghindar (approach-avoidance conflict”) misalnya seorang remaja pemalu

yang ingin telepon karena adanya kemungkinan berhasil, tetapi kecemasan

tentang kemungkinan ditolak akan meningkat ketika dia mendekati pesawat

telepon.

Macam-Macam Konflik

Menurut Heckhausen (1967) Motif itu dapat membuat seseorang

tertarik untuk mendekati atau menjauh untuk menghindari. Konflik semacam

itu berhubungan dengan penetapan tujuan atau target harapan untuk sukses.

Dalam hubungan ini Adesishiah dan Parry (197) mengatakan :

Page 3: Psokologi - Konflik - Stres -Cemas Dan Frustrasi

“Level of aspiration means the achievement target which an individual

sets for himself to attain and which he feels he is capable of achieving. This will

of course, vary with individual.”

Gejala Stress

Stress merupakan gejala jiwa yang pernah dialami tiap orang sep,

seperti halnya otot-otot mengalami ketegangan bila melakukan pekerjaan

fisik, maka tiap orang dapat mengalami ketegangan psikis yang dalam

keadaan tertentu tersebut “stres”.

Menurut Gauron (1984) stres seperti halnya ketegangan otot tidak

dapat dielakkan dalam kehidupan sehari-hari .

Aktivitas penuh ketegangan tidak selalu buruk bagi atlet, ini

dikemukakan oleh Presiden Asosiasi Olahraga Internasional, Robert Singer

(1986).

Spielberg (1986) dalam tulisannya “Stress and Anxiety in Sport” dalam

kumpulan karya tulis yang dihimpun oleh Morgan, menegaskan bahwa stress

menunjukkan “psycho-biological process” yang sangat kompleks, dan proses

ini pada umumnya terjadi dalam situasi yang mengandung hal yang dapat

merugikan; berbahaya, atau bahkan dapat menimbulkan frustasi.

“Stressor” menurut Spielberger, menunjukkan situasi-situasi atau

stimulasi yang secara obyektif ditandai dengan adanya tekanan fisik ataupun

psikologik, atau bahaya dalam tingkat tertentu.

Menurut Scanlan (1984) dalam tulisannya yang berjudul “Competitive

Stress and the Child Athlete” yang dimuat dalam “Psychological Foundation

of Sport”, mengemukakan bahwa “Competitive Stress” atau stres yang timbul;

dalam pertandingan merupakan reaksi emosional yang negatif pada anak

apabila rasa harga dirinya merasa terancam.

Page 4: Psokologi - Konflik - Stres -Cemas Dan Frustrasi

Kecemasan (“Anxiety”)

Mengenai hubungan antara stres dan kecemasan Saparinah dan

Sumarno Markum (1982) mengatakan :

“Bila Stres yang dialami seseorang terlalu besar, hingga tidak dapat

dilakukan tindakan untuk mengatasi, atau timbulnya stres yang

dihadapi seseorang terus menerus, maka akan timbul kecemasan.”

Menurut Spielberger (1985) “state anxiety” adalah keadaan emosional

yang terjadi pada waktu itu, menghadapi keadaan tertentu, yang ditandai

dengan takut dan ketegangan dan diikuti dengan perasaan cemas yang

mendalam.

Frustasi dan Agresitivas

Frustasi terjadi karena individu merasa gagal tidak dapat mencapai

sesuatu yang diinginkan, yaitu memenuhi kebutuhan untuk mendapat

kepuasan.

Oleh Chaplin (1989) disebut “frustration tolerance” (toleransi

frustrasi) yaitu kemampuan untuk menderita karena gagal dan dihalang-

halangi, namun tanpa mengalami kerusakan (gangguan) psikologis yang

tidak semestinya.

Menurut Saparinah Sumarno Markum (1982) atlet-atlet yang baru

terjuan dalam kompetisi, mempunyai “ambang stres” yang lebih rendah dari

pada atlet yang sudah lama terjun dalam kompetisi, sedangkan Cratty (193)

atlet yang cukup mampu untuk mengatasi kemungkinan mengalami frustasi

disebut yang memiliki “A high frustration tolerance”.

Mengenai hubungan antara frustrasi dengan agresivitas seseorang,

Raven dan Rubin (196) mengemukakan hasil penelitian dari Team Yale

University yang terdiri dari : John Dollard, Neal Miller, Leonard Doob, O.H.

Mowrer, dan Robert Sears (1939) yang berkesimpulan :

Page 5: Psokologi - Konflik - Stres -Cemas Dan Frustrasi

“Agression is always a consequence of frustration and that whenever

frustration occurs, aggression of some kind and in some degree will

inevitably result.”

Page 6: Psokologi - Konflik - Stres -Cemas Dan Frustrasi

BAB VIII

KELAINAN PSIKIS DNA TINGKAH LAKU INDIVIDU

Individu Sebagai Anggota Masyarakat

Dalam kenyataannya kehidupan sosial bukanlah kehidupan yang

homogen, dengan demikian kebudayaan atau “culture” terdiri atas beberapa

Kelompok dalam masyarakat (Daniel Bell, 190) khususnya kelompok

pemuda yang menunjukkan nilai-nilai yang berbeda dengan kaum tua.

Sesuai teori konvergensi (William Stern), sikap terbentuk bukan

karena faktor pembawaan saja, tetapi terbentuk dan berkembang atas dasar

faktor internal (pembawaan) dan faktor eksternal (lingkungan). Menurut

Newcomb (1998) pengalaman subyek yang diterima tidak selalu berupa

bahan informal yang emosional netral.

Jadi menurut Newcomb, sikap terbentuk dari kognisi yang mempunyai

asosiasi positif atau negatif, sedang penulis menyebutkan bahwa manusia

bersikap dan bertindak bukan seperti apa yang yang difikirkan sajat, tetapi

juga seperti apa yang dirasakan (Sudibyo, 1988).

Para Ahli psikologi sosial antara lain Sherif dan Sherif (1956)

mengatakan meskipun “objective group”-nya sama tetapi pasti “subjective

group”-nya akan berbeda , karena tuntutan kebutuhan kepentingan lainnya

berbeda. Krech, Crutchfield, dan Ballacey (1963) mengatakan bahwa sikap

berkembang dalam proses keinginan mendapat kepuasan.

Kenyataan menunjukkan kepada kita, ada anak yang menerima nilai-

nilai yang negatif; konflik yang terjadi akibat broken home, nilai-nilai

keluarga yang immoral, konflik kepentingan kelompok, karena kesulitan

ekonomi, nilai-nilai kelompok sebaya atau “peer group” yang negatif, dan

sebagainya.

Page 7: Psokologi - Konflik - Stres -Cemas Dan Frustrasi

Kelainan Sikap

Kelainan sikap dipelajari para ahli psikologi, dan istilah yang banyak

kita kenal adalah kelainan psikis yang dipelajari para ahli “abnormal

psychology”. Gejala kelainan psikis ada yang ringan, sehngga dapat diatasi

dengan pendidikan atau latihan, tetapi ada yang berat sehingga memerlukan

ahli khusus, seperti ahli neurologi, mental hygiene, psikologi klinis,

psikoterapi, dan psikiatri (Dokter Jiwa).

Keterbelakangan

Keterbelakangan adalah istilah yang digunakan para ahli yang

berhubungan dengan faktor kognisi atau intelegensi, misalnya anak-anak

yang menunjukkan hasil test Intelligence Quotients atau hasil test IQ di

bawah normal, sering juga disebut “retarded children” (anak-anak

terbelakang), “mental deficiency” (Anak-anak yang mengalami kekurangan

mental), dan “mental defect” (Anak-anak yang mengalami cacad mental).

Adapun gejala-gejala keterbelakangan atau cacad mental meliputi

gejala-gejala sebagai berikut :

(a) Moron atau debil ( hasil tes I.Q adalah 50-70)

(b) Imbesil (hasil tes I.Q. adalah 30-50)

(c) Idiot (hasil tes. I.Q. adalah 0-20)

Kelainan Seksual

Kelainan Seksual menurut Sigmund Freud, psikoanalisa itu

merupakan satu sistem dinamis dari psikologi, yang mencari akar-akar

tingkah laku manusia di dalam motivasi dan konflik yang tidak disadari.

Menurut Freud, Libido seksualitas merupakan dorongan utama dari

hidup manusia, sedangkan para psikoanalis neo Freudian lebih banyak

memberikan penekanan kepada jaminan rasa aman terlindung dan relasi-

relasi interpersonal pada perkembangan kepribadian, dan sebab-musabab

kasus-kasus neurosa daripada masalah seksualitas (Chaplin, 1989).

Page 8: Psokologi - Konflik - Stres -Cemas Dan Frustrasi

Adapun macam-macam kelainan seksual antara lain:

(1) Impotensi, tidak dapat ereksi pada pria;

(2) Ejakulasi prematur atau pengeluaran sperma terlalu awal;

(3) Capulatory impotensi atau tanpa sperma;

(4) Nymfomania pada wanita yang mengalami hipersex, berulangkali

tanpa terkendali.

(5) Satyriasi, yaitu hiper seks pada pria;

(6) Dyspareunia, yaitu sakit pada waktu coitus.

Kelainan dalam tindakan atau perbuatannya dapat kita lihat antara

lain dalam bantuk;

(1) Promiskuitas atau seks bebas;

(2) Perzinahan atau “Adultery”;

(3) Perkosaan “seduction”;

(4) Prostitusi atau pelacuran;

(5) Homoseksualitas (pria dengan pria)

(6) Lesbianisme (Wanita dengan wanita)

(7) Bestiality (dengan binatang);

(8) Pedofilia (dengan anak dibawah umur);

(9) Fetishme (benda pengganti kekasih);

(10) Onani / masturbasi (merangsang atau menggesek alat

kelaminnya sendiri

Pengaruh Sekitar

Pengaruh lingkungan sekitar tidak sama terhadap individu satu dengan

lainnya, baik karena faktor obyektif lingkungan yang berbeda-beda, maupun

faktor subyektif, karena motivasi, kepentingan dan kebutuhan yang berbeda-

beda, namun secara garis besar dapat dikemukakan perbedaan antara anak-

anak, remaja dan orang dewasa, yang menunjukkan kecenderungan berbeda-

beda.

Page 9: Psokologi - Konflik - Stres -Cemas Dan Frustrasi

Ada beberapa tindakan strategis yang perlu dilakukan para pendidik

dan pembina remaja, yaitu :

(1) Menanamkan cara berfikir positif (“positive thinking”) kepada

remaja, sehingga remaja melihat sesuatu dari segi positif yang

sangat menguntungkan perkembangan jiwanya.

(2) Menanamkan persepsi diri yang positif-konstruktif, yang

mengandung gambaran, penilaian, dan menetapkan status dirinya

dari gambaran yang positif-konstruktif.

(3) Menanamkan citra diri yang positif, yang mengandung gambaran

ideal yang sesuai dengan kemampuan dan kelemahan yang ada pada

dirinya.

(4) Membentuk konsep diri yang positif, yang berarti siap menghadapi

keadaan yang bagaimanapun juga dan mempunyai rencana hidup

yang matang.

Gejala Psikologi

Gejala seperti ini sering kita sebut sebagai hilang ingatan atau “gila.”

Menurut Chaplin (1989) pada manic-depresive psikosis, yaitu suatu

penyakit mental yang berat, dicirikan dengan ayunan-ayunan dalam emosi

atau suasana hati. Dalam fase manis timbul “hyperexchibility” (rangsangan

kegemparan yang hebat dan berlebihan), kegirangan ekstrim, perbuatan

motorik akan muncul depresi, sedikit sekali kegiatan, ketidaktanggapan,

perlambatan, hambatan ide, kecemasan, kesedihan dan kadangkal impuls

bunuh diri.

Psikosis Fungsional

Psikosis fungsional dapat disebabkan karena keturunan atau

pembawaan, dapat disebabkan karena pengaruh lingkungan yang tidak

memuaskan, yang menyebabkan kecemasan. Penyebab atau faktor ini

disebut psikogenik.

Page 10: Psokologi - Konflik - Stres -Cemas Dan Frustrasi

Adapun psikosis fungsional meliputi :

Schizophrenia

Ada beberapa jenis schizophrenia yang mempunyai tanda-tanda

khusus, menurut Chaplin (1989), jenis-jenis schizophrenia tersebut

antara lain :

(a) Schizophrenia Catatonic

(b) Schizophrenia Henrephrenia

(c) Schizophrenia Paranoid

(d) Schizophrenia Simpel (Sederhana)

Psikosis Organik

Beberapa contoh kelainan jiwa dari psikosis organik yaitu antara lain :

(1) Psikosis Alokoholik

(2) Psikosis Syphyllistick

Psikoneurosis

Psikoneurosis atau sering disebut neurosis diderita orang karena

ketegangan psikis, karena terjadi konflik yang terus menerus dalam pribadi

orang yang bersangkutan dan akhirnya menjadi neurosis.

Menurut Chaplin (1989) neurosis adalah penyakit neurosis adalah

penyakit mental yang lunak, dicirikan dengan tanda-tanda:

(a) Wawasan yang tidak lengkap mengenai sifat-sifat dari

kesukarannya;

(b) Konflik;

(c) Reaksi kecemasan;

(d) Kerusakan parsial atau sebagian dari kepribadiannya;

(e) Seringkali, tetapi tidak selalu perlu ada, disertai fobia, gangguan

pencernaan, dan tingkah laku obsesif kompulsif.

Page 11: Psokologi - Konflik - Stres -Cemas Dan Frustrasi

Beberapa tipe umum dari neurosis dikenal dengan sebutan : histeria,

reaksi kecemasan, neurasthenia, neurosis obsesi kompulsif dan fobia

(Chaplin, 1989)

Psikopati

Psikopati atau psikopat adalah penyakit kepribadian yang tidak

psikosis sifatnya yang tidak mempunyai kecemasan yang jelas atau tidak

nyata. Adaptasinya dengan lingkungan sosial kurang tepat, atau tidak normal,

oleh karena itu penderita psikopat cenderung tidak mau tunduk pada norma-

norma sosial.