Proposal TA AFR.docx
-
Upload
tedy-vincenzo-maria-mere -
Category
Documents
-
view
241 -
download
3
Transcript of Proposal TA AFR.docx
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI 1
BAB I PENDAHULUAN 2
1.1 Latar Belakang 2
1.2 Maksud dan Tujuan 2
1.3 Judul Penelitian 2
1.4 Data dan Bahasan Masalah 3
1.5 Jadwal Penelitian 3
1.6 Daerah Penelitian 3
BAB II TEORI DASAR 4
2.1 Genesis Uranium 4
2.2 Deposit Uranium 4
2.3. Radiometrik 8
2.4 Metode Eksplorasi Geokimia 9
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 13
3.1 Tahap Pendahuluan 13
3.2 Tahap Penelitian 14
3.3 Diagram Alir 15
BAB IV HIPOTESIS DAN HASIL YANG DIHARAPKAN 16
4.1 Hipotesis 16
4.2 Hasil Yang Diharapkan 17
BAB V RENCANA KERJA 18
DAFTAR PUSTAKA 19
0
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Uranium adalah salah satu mineral yang sangat penting. Uranium
merupakan logam yang sangat berat yang dapat digunakan sebagai sumber
berlimpah energi terkonsentrasi. Maka dari itu perlu untuk dilakukan
eksplorasi pencarian uranium. Untuk mencari suatu uranium terdapat
beberapa metode, salah satunya yaitu metode geokimia, dimana metode ini
akan digunakan untuk mencari suatu anomali radioaktivitas pada daerah
tersebut. Metode geokimia ini yaitu dengan mengambil sampel air, aktif
stream sedimen/kolovium, gas radon dan dengan radiometrik.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dari penelitian ini adalah untuk menganalisis anomali-
anomali pada data yang diambil.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi,
kandungan serta sebaran uranium pada daerah tersebut.
1.3 Judul Penelitian
Judul yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Analisis Potensi
Kandungan Uranium Dengan Metode Geokimia dan Radiometrik Pada
Daerah Sektor Lodang, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan”.
1
1.4 Data dan Bahasan Masalah
Data yang digunakan adalah milik Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir –
Badan Tenaga Nuklir Nasional (PTBGN-BATAN) jika disetujui. Bahasan
masalah pada penelitian ini adalah interpretasi potensi dan kandungan
uranium pada daerah Sektor Lodang, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi
Selatan”.
.
1.5 Jadwal Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berlangsung dalam kurun waktu 4
bulan.
1.6 Daerah Penelitian
Daerah penelitian adalah pada daerah Sektor Lodang, Kabupaten Luwu
Utara, Sulawesi Selatan”.
.
2
BAB II
TEORI DASAR
2.1. Genesa Uranium
Uranium pertama terbentuk pada saat sebuah bintang menua dan mati. Pada
saat proses matinya bintang itu si bintang menciptakan banyak neutron. Neutron-
neutron ini kemudian ditangkap oleh besi atau material sejenis besi lainnya, sehingga
nomor atomnya jauh meningkat dan menciptakan meterial yang lebih berat daripada
besi. Material baru itu diantaranya adalah uranium.
Uranium-uranium yang berasal dari bintang mati tersebut akhirnya bergabung
dengan material-material hasil bintang mati lainnya menjadi awan bintang (instellar
cloud). Awan bintang adalah awal mula terciptanya tata surya. Sehingga otomatis
uranium menjadi material pembentuk planet-planet termasuk bumi, dan tersebar
dalam beragam bentuk keadaan geologi.
Mineral uranium yang yang banyak ditemukan adalah uraninite (UO2) dan
pitchblende (U3O8). Berikut mineral-mineral yang bersifat seperti uranium :
Uraninite, Pitchblende, Brannerite, Carnonite, Autunite, Saleeite, Tobernite,
Coffinite, Uranophane, Sklodowskite
2.2 Deposit Uranium
Jenis-jenis deposit uranium, yaitu:
a. Deposit ketidakselarasan (unconformity deposit): Ketidakselarasan disini
adalah penimbunan material erosi yang menimbun sebuah lapisan batuan.
menandakan adanya dua lapisan batuan yang memiliki umur geologi yang
berbeda dan memiliki proses sedimentasi yang berbeda. Deposit uranium jenis
ini banyak terdapat pada area ketidakselarasan ini.
b. Deposit komplek breksi: Deposit uranium ini terdapat pada lapisan breksi.
Breksi yaitu batuan yang tesusun dari fragmen yang diselimuti oleh matriks
yang kemudian tersemenkan dan menjadi satu kesatuan batuan. Biasanya
3
deposit ini terdapat pada breksi sedimen, breksi tektonik, igneous breccia,
impact breccia, dan breksi hidrotermal
Uranium ditemukan dalam jumlah kecil sebagai mineral uranium oksida
uraninite (pitchblende) dalam sulfide veins di granit atau batuan beku felsic lainnya
(mengandung mineral felspar, felspathoid, silica) – batuan beku asam. Uranium juga
ditemukan dalam batuan sedimen. Di bawah kondisi air tanah
dekat permukaan, uranium dalam batuan beku dapat teroksidasi dan teruraikan,
ditransportasi air tanah, kemudian diendapkan sebagai uraninit dalam batuan
sedimen.
Burrows, 2010 meringkas ada 13 tipe deposit uranium dimana sebagian sudah
ditambang secara komersial (di luar Indonesia tentunya). Kadar uranium dari
berbagai tipe deposit tersebut bervariasi dari 0.03 sd 25.0%. (Gambar 1.1)
Gambar 2.1 Distribusi sumberdaya uranium berdasarkan Negara (Red Book,
2007 – dari IAGI-MGEI Luncheon Talk, 2010)
Tipe deposit uranium menurut Burrow 2010 :
1. Tipe Phosphorite yaitu uranium yang terkandung dalam sedimentary
phosporite dengan kadar uranium relatif rendah antara 50-500ppm.
Seluruh tipe deposit ini dideliniasi dari cekungan tua (Phanerozoic) di
USA, Maroko dan Yordania
2. Tipe Black Shale yaitu uranium yang berasal dari cekungan old sedimen
yang berumur Cambrian dengan kadar uranium 50-400 ppm.
4
3. Tipe Sandstone Hosted yaitu uranium yang diendapkan sebagai uranitite
atau coinite, diendapkan dari air formasi (basinal brines) yang
berinteraksi dengan reduktan seperti material carbonat, hidrocarbon, dan
mineral sulfida. Deposit ini umum terendapkan dalam bentuk (1) tabular
sejajar dengan lapisan batupasir, (2) roll-front deposit membentuk tubuh
deposit melengkung, atau (3) deposit pengisian sepanjang patahan/
struktur. Beberapa deposit baru tipe ini diketemukan di Kazakhstan pada
sedimen (batupasir) Paleocene-Eocene yang berdampingan dengan
cekungan minyak .
4. Tipe unconformity related yaitu uranium yang diendapkan pada cekungan
yang tua (basal zona) yang menumpang diatas basement(metamorfik).
Kadar uranium rata-rata 1.0 – 25%. Beberapa penemuan baru di Kanada
(Athabasca basin) dan Australia (Ranger basin) berasal dari type ini.
Type deposit lain yang berhubungan dengan magmatisme (intrusive/ plutonic
related) adalah :
a. IOCG (Iron Oxide Copper Gold) – global resource sebesar 900,000 ton,
dengan contoh Olympic Dam (Australia)
b. Intrusive – pegmatite hosted – global resource sekitar 290,000 ton, contoh
di Greenland, South Africa, dan penemuan baru di Rossing (Namibia).
c. Volcanic – caldera associated – 210,000 ton, spt di Dornot (Mongolia),
Xiangshan (China), McDermit (USA).
5
Beberapa model keterdapatan U diilustrasikan pada diagram di bawah ini.
Gambar 2.2 Diagram menunjukkan model deposit uranium (Burrows, 2010)
Gambar 2.3 Model deposit uranium di lingkungan sedimen (Burrows, 2010)
6
Gambar 2.4 Model deposit uranium di lingkungan kaldera (Burrows, 2010)
2.3 Radiometrik
Survei radiometrik harus dilakukan secara terus menerus selama semua tahap
pekerjaan permukaan. Jenis survei dan peralatan yang digunakan harus disesuaikan
dengan kebutuhan tertentu. Instrumen untuk pengukuran lapangan dari berbagai jenis
radiasi telah sangat meningkat pada sensitivity dan discrimination, dan berbagai
model yang tersedia secara komersial. Metode yang dipakai dapat mencakup atau
sebagian tergantung pada kebutuhan dan penerapannya, berikut metode-metode
raiometrik :
1. Survey Portable GM dan scintillometrik (membutuhkan peralatan audio
yang bagus)
2. Survey portable γ-spectrometrik (membutuhkan peralatan audio yang
bagus)
3. Emanometri (alat atau film)
(i) Overburden (Soil-subsoil)
(ii) Water
Harga latar (background) radioactivitas dari seluruh formasi geologi dapat
diukur dan dapat terekam. Setiap anomali yang signifikan harus di sampling. Yang
7
terpenting yaitu sistem audio yang baik yang harus ditekankan. (Uranium
Exploration In Wet Tropical Environments, hal. 144-145)
2.4 Metode Eksplorasi Geokimia
Pemilihan metode eksplorasi yang tepat dipakai untuk mendapatkan deposit
uranium yaitu salah satunya dengan metode geokimia. Pengertian eksplorasi
geokimia dapat diartikan sebagai penerapan praktis prinsip-prinsip geokimia teoritis
pada eksplorasi mineral dengan tujuan agar mendapatkan endapan mineral baru dari
logam-logam yang dicari dengan metoda kimia. Metoda tersebut meliputi
pengukuran sistematik satu atau lebih unsur kimia pada batuan, stream sediment,
tanah, air, vegetasi dan udara. Metoda ini dilakukan agar mendapatkan beberapa
dispersi unsur di atas (di bawah) normal yang disebut anomali, dengan harapan
menunjukkan mineralisasi yang ekonomis.
Tujuan dilakukan metoda geokimia adalah:
1. Menemukan dan melokalisir tubuh mineralisasi
2. Menentukan ukuran (size) dan nilai (value) dari tubuh mineralisasi
3. Mengetahui adanya anomali unsur target, penyebaran kadar, indikasi
mineralisasi, dan melacak batuan sumber.
Terdapat langkah-langkah yang harus diselesaikan selama fase orientasi :
1. Memilih sampling atau media yang terbaik,
2. Determinasi dari densitas sampling,
3. Investigasi dan memilih kemungkinan elemen pathfinder,
4. Investigasi dan memilih kebutuhan treatmen sampling dan metode analisa.
Jenis-Jenis media sampling :
1. Stream sedimen
2. Air
3. Tanah
4. Mineral Berat
5. Batuan
8
6. Biogeochemistri
7. Gas
2.4.1 Stream Sedimen
Beberapa pertimbangan dan alasan pemilihan metoda sedimen sungai adalah:
1. Dipakai dalam eksplorasi tahap awal (regional geochemical reconnaissance)
diareal yang luas
2. Menangkap dispersi geokimia sekunder di sepanjang aliran sungai
3. Keuntungan : mampu menjangkau daerah yang luas dalam waktu yang
singkat, jumlah contoh yang relatif sedikit, dan biaya yang relatif murah.
Beberapa metoda yang dilakukan dalam metoda sedimen sungai adalah:
1. Sedimen sungai aktif (stream sediment, SS), atau kolovium yaitu mengambil
fraksi berukuran silt-clay dengan cara menyaring sedimen dengan saringan
berukuran -80#.
2. Konsentrat dulang (pan concentrate, asdPC) yaitu mengambil fraksi mineral
berat dalam sedimen sungai dengan cara mendulang.
3. Bulk Leach Extractable Gold (BLEG), semua fraksi sedimen diambil tanpa
terkecuali. Tujuannya untuk menangkap semua butiran dan mampu
mendeteksi kadar uranium yang sangat rendah.:
2.3.2 Sampling tanah
Situasi dimana survei tanah dilakukan antara lain :
1. Survei pendahuluan dilakukan di daerah yang pola pengalirannya tidak
berkembang
2. Survei lanjutan dilakukan di daerah anomali yang dilokalisir oleh survei
sedimen sungai
3. Survei lanjutan di daerah anomali yang dilokallisir oleh survei geofisika
4. Survei lanjutan di sekitar lokasi Gossan
Mendeliniasi target bor uji di sekitar mineralisasi yang diketahui.
9
2.4.3 Sampling Batuan
1. Dilakukan dalam tahap akhir eksplorasi permukaan
2. Lokasi pengambilan contoh: singkapan, float, pits, trenches, drill holes
3. Menangkap dispersi geokimia primer
4. Dimaksudkan untuk keperluan analisis kimia mineral (unsur utama, unsur
target,unsur pathfinder) dan fisika mineral (petrografi, X-Ray, dan inklusi
fluida).
Beberapa cara pengambilan contoh yang dapat dilakukan adalah dengan :
1. Grab / specimen
2. Chip
3. Channel / Panel
4. Drill cutting / Core
2.3.4 Sampling Air
Metoda ini merupakan metoda untuk menganalisis/menghitung komposisi
kimia material yang terlarut dalam air. Jenis-jenis air (natural water) yang dapat
dipakai sebagai media sampling yaitu air sungai, danau, air tanah, mata air, dan lain-
lain.
2.3.5 Sampling Mineral Berat
Mineral berat dikumpulkan dari stream sedimen, tanah atau pecahan batuan,
untuk prospek langsung, informasi geologi atau untuk mencari potensi pluton vertile
atau uranium source rock.
Prospek langsung untuk mineralisasi menggunakan mineral berat selalu
bertemu dengan pertanyaan kesuksesan di lingkungan wet tropical. Bagaimanapun,
produktif potensial pluton dan volcanik source rock menjadi mungkin untuk
mengidentifikasi dengan kadar uranium untuk spesifik mineral berat yang stabil dan
10
mencatat bahwa konsentrasi eluvial dan aluvial mineral berat dapat memberikan
jumlah anomali uranium.
2.3.6 Sampling biogeochemistri
Metoda ini memanfaatkan komposisi kimia tumbuhan yang dipakai sebagai
media contoh. Akar tumbuhan potensial sebagai media sampling karena sifatnya
yang menyerap larutan dalam air tanah. Larutan ini mungkin membawa garam-garam
anorganik yang dapat diendapkan di berbagai tumbuhan, seperti daun, kulit kayu,
buah dan bunga. Pada bagian tertentu dari beberapa jenis tumbuhan telah terbukti
menunjukkan kadar konsentrasi unsur-unsur tertentu yang lebih tinggi jika tumbuh
pada soil yang berkembang di atas cebakan mineral daripada di soil biasa. Istilah
geobotany melibatkan identifikasi visual jenis spesies tumbuhan yang hidup di
daerah tertentu. Pengamatan terhadap jenis tumbuhan penutup mungkin dapat
mengindikasikan mineralisasi di bawahnya. Sampling biogeochemistri ini untuk
prospek uranium di wet tropis masih sangat kecil.
2.3.7 Sampling Gas
Konsentrasi radon dan helium di soil gas dapat dipakai untuk
mengindikasikan mineralisasi uranium. Pengukuran gas radon di tanah dapat menjadi
mudah, menggunakan α-track, radon emanometer dan metode lainnya. Halo gas soil
sering jauh lebih besar daripada mineralisasi primer. Di temperatur tinggi, harga latar
(background) untuk signal ratio meningkat tinggi pada helium daripada radon.
(Uranium Exploration In wet Tropical Environments, hal. 147-151)
11
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan berupa metode survei. Metode survei
merupakan suatu metode untuk memperoleh fakta dari gejala – gejala yang ada dan
mencari keterangan secara faktual di lapangan (Gayatri, 2004). Metode survei yang
dilakukan berupa survey pemetaan geologi permukaan. Pemetaan geologi yang
dilakukan bersifat pemetaan permukaan melalui observasi lapangan yang
menggunakan jalur lintasan tertentu. Observasi di lapangan yang dilakukan meliputi
orientasi medan, pengamatan morfologi, pengamatan singkapan dan batuan,
pengamatan zona alterasi, pengukuran struktur geologi, dan pengambilan contoh
batuan.
Penelitian ini dilakukan dengan menganalisa data-data sekunder. Yang
didapat dari penelitian lapangan sebelumnya.
3.1 Tahap Pendahuluan
Tujuan dari kegiatan pendahuluan adalah untuk mendapatkan informasi –
informasi dan gambaran daerah penelitian secara umum, seperti keadaan medan,
bentang alam, stratigrafi, dan struktur geologi. Pengumpulan data tentang hubungan
struktur dan alterasi-mineralisasi di daerah penelitian juga dikumpulkan dari berbagai
sumber. Tahap pendahuluan ini meliputi:
a. Studi Pustaka
Tujuan dari studi pustaka adalah untuk mempelajari bahan – bahan pustaka
yang dapat membantu pemecahan masalah. Bahan literatur ini dapat berupa literatur
umum dan literatur khusus.
Literatur umum merupakan pustaka yang secara tidak langsung digunakan
untuk membantu dalam memecahkan permasalahan geologi yang ada, dapat berupa
teori, konsep, hipotesis, dan model geologi. Literatur khusus meliputi bahan pustaka
12
yang secara langsung dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan geologi
daerah penelitian, berupa laporan geologi hasil penelitian terdahulu.
b. Interpretasi Peta Topografi dan Citra Satelit
Interpretasi peta topografi dan citra ini bertujuan untuk mendapatkan
gambaran awal daerah penelitian, berupa keadaan bentang alam, interpretasi
penyebaran batuan, struktur geologi, dan proses yang mungkin terjadi.
3.2 Tahap Penelitian
Kegiatan pengolahan data yang dilakukan meliputi pengolahan dengan
melakukan analisis baik studi maupun laboratorium secara mandiri berdasarkan
konsep-konsep yang ada berkaitan dengan data yang didapatkan untuk melakukan
pengklasifikasian.
3.2.1 Analisis Data Petrografi
Analisis data petrografi dilakukan untuk mendeskripsi batuan secara
mikroskopis mencakup butiran, jenis butiran, bentuk butir, besar butir, matriks,
semen, dan jenis mineralnya. Dalam analisis data petrografi ini akan menghasilkan
penentuan zona endapan uranium tersebut.
3.2.2 Analisis Geokimia Mineral dan Radiometrik
Analisis Geokimia mineral ini diperlukan berupa sampel soil, air, stream
sedimen dan gas radon, serta pengambilan data persentase kandungan uranium yang
dilakukan dengan radiometrik. Dari pengambilan sampel soil, air, stream sedimen,
dan gas radon akan mendapatkan persentase kandungan mineral-mineral pada sampel
tersebut. Dari data persentase kandungan-kandungan mineral tersebut akan disebut
sebuah peta anomali dimana peta anomali yang akan dibuat yaitu peta anomali pada
air, peta anomali pada soil, peta anomali pada stream sedimen, peta anomali
radiometrik dan peta anomali gas radon. Dari semua peta anomali yang telah dibuat
13
maka akan dioverlay semua peta dan akan diinterpretasi. Dari hasil penggabungan
peta dan interpretasi tersebut akan menghasilkan peta potensi uranium.
3.3 Diagram Alir
14
Tahap Pendahuluan
Tahap Penelitian Lapangan
Data Lapangan
3. 3 .Diagram Alir Penelitian
Peta Citra satelitPeta Topografi
Peta Geologi
Analisis Geokimia Mineral
Deskripsi mineral mikroskopis
Pengambilan Sampel Pengambilan Harga Anomali Radioaktif
Air Soil Stream Sedimen
RadiometrikGas Radon
Analisis Petrografi
Peta Anomali Pada Air
Peta Anomali Pada Soil
Peta Anomali Stream Sedimen
Peta Anomali Radiometrik
Peta Anomali Gas Radon
Peta Potensi UraniumPenentuan Zona Endapan Uranium
Analisis Radiometrik
Gambar 3.8. Diagram Alir Penelitian
BAB IV
HIPOTESIS DAN HASIL YANG DIHARAPKAN
4.1 Hipotesis
4.1.1 Granit sebagai source rock dari deposit uranium
Daerah ini diduga mengandung uranium, dimana diduga granit yang
berumur Kapur adalah source rock dari deposit bijih uranium tersebut.
pendugaan tersebut karena uranium berasal dari kerak benua, dimana batuan
kerak benua disusun oleh batuan granit, dan pendugaan itu batuan granit
tersebut membawa uranium.
4.1.2 Kuarsit sebagai source rock dari deposit uranium
Pendugaan kedua yaitu dimana kuarsit menjadi source rock dari
uranium tersebut dimana kuarsit terbentuk akibat proses metamorfosa, karena
adanya metamorfosa diduga bahwa terdapatnya pergerakan larutan
hidrothermal panas pada daerah tersebut sehingga batuan tersebut menjadi
terubah menjadi kuarsit. Pergerakan larutan hidrothermal itu diduga
membawa uranium naik ke permukaan dan terdeposit di batuan yang dilalui
larutan tersebut, yaitu kuarsit. Uranium itu sangat mudah terurai oleh larutan
hidrothermal maka dari larutan tersebut akan membawa uranium dan
mengendapkan di batuan dinding yang dilalui hidrothermal tersebut, dimana
batuan dinding yang dilewati oleh larutan hidrothermal panas akan
termetamorfosa.
15
Jadi kuarsit ini diduga sebagai primary source dari uranium ini. Selain
itu diduga juga bahwa terdapat deposit sekunder dimana diduga bahwa
terdapat juga uranium pada batuan konglomerat, atau batupasir (Formasi
Dahor). Pendugaan ini karena fragmen, matrik konglomerat atau batupasir
yang berumur Miocen-Plistosen berasal dari erosi kuarsit.
4.2 Hasil Yang Diharapkan
Dari hipotesa tersebut diharapkan bahwa deposit primary of uranium berasal
dari granit dan juga kuarsit, dimana diharapkan memiliki kadar yang tinggi, dan juga
bersifat ekonomis sehingga dapat dilakukan eksploitasi. Selain itu diharapkan juga
pada formasi Dahor ini mengandung kadar uranium yang cukup tinggi.
16
BAB V
RENCANA KERJA
NO KEGIATANBULAN FEB. BULAN MARET BULAN APRIL BULAN MEI
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Tahap Studi Pustaka
2 Tahap Pekerjaan Lapangan
3Tahap Pekerjaan
Laboratorium
4Tahap Analisis dan
Interpretasi
5 Laporan Akhir
17
DAFTAR PUSTAKA
Burrow, GT.2000.”Laboratory Method Analysis”.USA
International Atomic Energy Agency.1983.”Uranium Exploration In Wet
Tropical Environments hal 144-145”.Atomic Agency:Vienna
International Atomic Energy Agency.1983.”Uranium Exploration In Wet
Tropical Environments hal 147-151”.Atomic Agency:Vienna
KOESOEMADINATA R.P., SASTRAWIHARJO S.1985, ”Uranium Prospect in
Tertiary Sediments Sibolga Area, North Sumatra” Technical Committee
Meeting on Uranium Deposits in Asia and the Pasific, Geological and
Exploration, IAEA – BATAN, Jakarta.
L, Mathew, et all.2007.”Eksploration Geochemistry – Basic Principal And
Consept”.GNS Scient;New Zealand
Luncheon Talk.2010.”Red Book” .IAGI-MGEI
Ngadenin.2013.” GEOLOGI DAN POTENSI TERBENTUKNYA MINERALISASI
URANIUM TIPE BATUPASIR DI DAERAH HATAPANG, SUMATERA
UTARA”. Pusat Pengembangan Geologi Nuklir – BATAN, Jakarta.
18
19