Proposal TA AFR.docx

27
DAFTAR ISI DAFTAR ISI 1 BAB I PENDAHULUAN 2 1.1 Latar Belakang 2 1.2 Maksud dan Tujuan 2 1.3 Judul Penelitian 2 1.4 Data dan Bahasan Masalah 3 1.5 Jadwal Penelitian 3 1.6 Daerah Penelitian 3 BAB II TEORI DASAR 4 2.1 Genesis Uranium 4 2.2 Deposit Uranium 4 2.3. Radiometrik 8 2.4 Metode Eksplorasi Geokimia 9 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 13 3.1 Tahap Pendahuluan 13 3.2 Tahap Penelitian 14 3.3 Diagram Alir 15 0

Transcript of Proposal TA AFR.docx

Page 1: Proposal TA AFR.docx

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI 1

BAB I PENDAHULUAN 2

1.1 Latar Belakang 2

1.2 Maksud dan Tujuan 2

1.3 Judul Penelitian 2

1.4 Data dan Bahasan Masalah 3

1.5 Jadwal Penelitian 3

1.6 Daerah Penelitian 3

BAB II TEORI DASAR 4

2.1 Genesis Uranium 4

2.2 Deposit Uranium 4

2.3. Radiometrik 8

2.4 Metode Eksplorasi Geokimia 9

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 13

3.1 Tahap Pendahuluan 13

3.2 Tahap Penelitian 14

3.3 Diagram Alir 15

BAB IV HIPOTESIS DAN HASIL YANG DIHARAPKAN 16

4.1 Hipotesis 16

4.2 Hasil Yang Diharapkan 17

BAB V RENCANA KERJA 18

DAFTAR PUSTAKA 19

0

Page 2: Proposal TA AFR.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Uranium adalah salah satu mineral yang sangat penting. Uranium

merupakan logam yang sangat berat yang dapat digunakan sebagai sumber

berlimpah energi terkonsentrasi. Maka dari itu perlu untuk dilakukan

eksplorasi pencarian uranium. Untuk mencari suatu uranium terdapat

beberapa metode, salah satunya yaitu metode geokimia, dimana metode ini

akan digunakan untuk mencari suatu anomali radioaktivitas pada daerah

tersebut. Metode geokimia ini yaitu dengan mengambil sampel air, aktif

stream sedimen/kolovium, gas radon dan dengan radiometrik.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penelitian ini adalah untuk menganalisis anomali-

anomali pada data yang diambil.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi,

kandungan serta sebaran uranium pada daerah tersebut.

1.3 Judul Penelitian

Judul yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Analisis Potensi

Kandungan Uranium Dengan Metode Geokimia dan Radiometrik Pada

Daerah Sektor Lodang, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan”.

1

Page 3: Proposal TA AFR.docx

1.4 Data dan Bahasan Masalah

Data yang digunakan adalah milik Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir –

Badan Tenaga Nuklir Nasional (PTBGN-BATAN) jika disetujui. Bahasan

masalah pada penelitian ini adalah interpretasi potensi dan kandungan

uranium pada daerah Sektor Lodang, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi

Selatan”.

.

1.5 Jadwal Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berlangsung dalam kurun waktu 4

bulan.

1.6 Daerah Penelitian

Daerah penelitian adalah pada daerah Sektor Lodang, Kabupaten Luwu

Utara, Sulawesi Selatan”.

.

2

Page 4: Proposal TA AFR.docx

BAB II

TEORI DASAR

2.1. Genesa Uranium

Uranium pertama terbentuk pada saat sebuah bintang menua dan mati. Pada

saat proses matinya bintang itu si bintang menciptakan banyak neutron. Neutron-

neutron ini kemudian ditangkap oleh besi atau material sejenis besi lainnya, sehingga

nomor atomnya jauh meningkat dan menciptakan meterial yang lebih berat daripada

besi. Material baru itu diantaranya adalah uranium.

Uranium-uranium yang berasal dari bintang mati tersebut akhirnya bergabung

dengan material-material hasil bintang mati lainnya menjadi awan bintang (instellar

cloud). Awan bintang adalah awal mula terciptanya tata surya. Sehingga otomatis

uranium menjadi material pembentuk planet-planet termasuk bumi, dan tersebar

dalam beragam bentuk keadaan geologi.

Mineral uranium yang yang banyak ditemukan adalah uraninite (UO2) dan

pitchblende (U3O8). Berikut mineral-mineral yang bersifat seperti uranium :

Uraninite, Pitchblende, Brannerite, Carnonite, Autunite, Saleeite, Tobernite,

Coffinite, Uranophane, Sklodowskite

2.2 Deposit Uranium

Jenis-jenis deposit uranium, yaitu:

a. Deposit ketidakselarasan (unconformity deposit): Ketidakselarasan disini

adalah penimbunan material erosi yang menimbun sebuah lapisan batuan.

menandakan adanya dua lapisan batuan yang memiliki umur geologi yang

berbeda dan memiliki proses sedimentasi yang berbeda. Deposit uranium jenis

ini banyak terdapat pada area ketidakselarasan ini.

b. Deposit komplek breksi: Deposit uranium ini terdapat pada lapisan breksi.

Breksi yaitu batuan yang tesusun dari fragmen yang diselimuti oleh matriks

yang kemudian tersemenkan dan menjadi satu kesatuan batuan. Biasanya

3

Page 5: Proposal TA AFR.docx

deposit ini terdapat pada breksi sedimen, breksi tektonik, igneous breccia,

impact breccia, dan breksi hidrotermal

Uranium ditemukan dalam jumlah kecil sebagai mineral uranium oksida 

uraninite (pitchblende) dalam sulfide veins di granit atau batuan beku felsic lainnya

(mengandung mineral felspar, felspathoid, silica) – batuan beku asam. Uranium juga

ditemukan dalam batuan sedimen. Di bawah kondisi air tanah

dekat permukaan, uranium dalam batuan beku dapat teroksidasi dan teruraikan,

ditransportasi air tanah, kemudian diendapkan sebagai uraninit dalam batuan

sedimen.

Burrows, 2010 meringkas ada 13 tipe deposit uranium dimana sebagian sudah

ditambang secara komersial (di luar Indonesia tentunya). Kadar uranium dari

berbagai tipe deposit tersebut bervariasi dari 0.03 sd 25.0%. (Gambar 1.1)

Gambar 2.1 Distribusi sumberdaya uranium berdasarkan Negara (Red Book,

2007 – dari IAGI-MGEI Luncheon Talk, 2010)

Tipe deposit uranium menurut Burrow 2010 :

1. Tipe Phosphorite yaitu uranium yang terkandung dalam sedimentary

phosporite dengan kadar uranium relatif rendah antara 50-500ppm.

Seluruh tipe deposit ini dideliniasi dari cekungan tua (Phanerozoic) di

USA, Maroko dan Yordania

2. Tipe Black Shale yaitu uranium yang berasal dari cekungan old sedimen

yang berumur Cambrian dengan kadar uranium 50-400 ppm.

4

Page 6: Proposal TA AFR.docx

3. Tipe Sandstone Hosted yaitu uranium yang diendapkan sebagai uranitite

atau coinite, diendapkan dari air formasi (basinal brines) yang

berinteraksi dengan reduktan seperti material carbonat, hidrocarbon, dan

mineral sulfida. Deposit ini umum terendapkan dalam bentuk (1) tabular

sejajar dengan lapisan batupasir, (2) roll-front deposit membentuk tubuh

deposit melengkung, atau (3) deposit pengisian sepanjang patahan/

struktur. Beberapa deposit baru tipe ini diketemukan di Kazakhstan pada

sedimen (batupasir) Paleocene-Eocene yang berdampingan dengan

cekungan minyak .

4. Tipe unconformity related yaitu uranium yang diendapkan pada cekungan

yang tua (basal zona) yang menumpang diatas basement(metamorfik).

Kadar uranium rata-rata 1.0 – 25%. Beberapa penemuan baru di Kanada

(Athabasca basin) dan Australia (Ranger basin) berasal dari type ini.

Type deposit lain yang berhubungan dengan magmatisme (intrusive/ plutonic

related) adalah :

a. IOCG (Iron Oxide Copper Gold) – global resource sebesar 900,000 ton,

dengan contoh Olympic Dam (Australia)

b. Intrusive – pegmatite hosted – global resource sekitar 290,000 ton, contoh

di Greenland, South Africa, dan penemuan baru di Rossing (Namibia).

c. Volcanic – caldera associated – 210,000 ton, spt di Dornot (Mongolia),

Xiangshan (China), McDermit (USA).

5

Page 7: Proposal TA AFR.docx

Beberapa model keterdapatan U diilustrasikan pada diagram di bawah ini.

Gambar 2.2 Diagram menunjukkan model deposit uranium (Burrows, 2010)

Gambar 2.3 Model deposit uranium di lingkungan sedimen (Burrows, 2010)

6

Page 8: Proposal TA AFR.docx

Gambar 2.4 Model deposit uranium di lingkungan kaldera (Burrows, 2010)

2.3 Radiometrik

Survei radiometrik harus dilakukan secara terus menerus selama semua tahap

pekerjaan permukaan. Jenis survei dan peralatan yang digunakan harus disesuaikan

dengan kebutuhan tertentu. Instrumen untuk pengukuran lapangan dari berbagai jenis

radiasi telah sangat meningkat pada sensitivity dan discrimination, dan berbagai

model yang tersedia secara komersial. Metode yang dipakai dapat mencakup atau

sebagian tergantung pada kebutuhan dan penerapannya, berikut metode-metode

raiometrik :

1. Survey Portable GM dan scintillometrik (membutuhkan peralatan audio

yang bagus)

2. Survey portable γ-spectrometrik (membutuhkan peralatan audio yang

bagus)

3. Emanometri (alat atau film)

(i) Overburden (Soil-subsoil)

(ii) Water

Harga latar (background) radioactivitas dari seluruh formasi geologi dapat

diukur dan dapat terekam. Setiap anomali yang signifikan harus di sampling. Yang

7

Page 9: Proposal TA AFR.docx

terpenting yaitu sistem audio yang baik yang harus ditekankan. (Uranium

Exploration In Wet Tropical Environments, hal. 144-145)

2.4 Metode Eksplorasi Geokimia

Pemilihan metode eksplorasi yang tepat dipakai untuk mendapatkan deposit

uranium yaitu salah satunya dengan metode geokimia. Pengertian eksplorasi

geokimia dapat diartikan sebagai penerapan praktis prinsip-prinsip geokimia teoritis

pada eksplorasi mineral dengan tujuan agar mendapatkan endapan mineral baru dari

logam-logam yang dicari dengan metoda kimia. Metoda tersebut meliputi

pengukuran sistematik satu atau lebih unsur kimia pada batuan, stream sediment,

tanah, air, vegetasi dan udara. Metoda ini dilakukan agar mendapatkan beberapa

dispersi unsur di atas (di bawah) normal yang disebut anomali, dengan harapan

menunjukkan mineralisasi yang ekonomis.

Tujuan dilakukan metoda geokimia adalah:

1. Menemukan dan melokalisir tubuh mineralisasi

2. Menentukan ukuran (size) dan nilai (value) dari tubuh mineralisasi

3. Mengetahui adanya anomali unsur target, penyebaran kadar, indikasi

mineralisasi, dan melacak batuan sumber.

Terdapat langkah-langkah yang harus diselesaikan selama fase orientasi :

1. Memilih sampling atau media yang terbaik,

2. Determinasi dari densitas sampling,

3. Investigasi dan memilih kemungkinan elemen pathfinder,

4. Investigasi dan memilih kebutuhan treatmen sampling dan metode analisa.

Jenis-Jenis media sampling :

1. Stream sedimen

2. Air

3. Tanah

4. Mineral Berat

5. Batuan

8

Page 10: Proposal TA AFR.docx

6. Biogeochemistri

7. Gas

2.4.1 Stream Sedimen

Beberapa pertimbangan dan alasan pemilihan metoda sedimen sungai adalah:

1. Dipakai dalam eksplorasi tahap awal (regional geochemical reconnaissance)

diareal yang luas

2. Menangkap dispersi geokimia sekunder di sepanjang aliran sungai

3. Keuntungan : mampu menjangkau daerah yang luas dalam waktu yang

singkat, jumlah contoh yang relatif sedikit, dan biaya yang relatif murah.

Beberapa metoda yang dilakukan dalam metoda sedimen sungai adalah:

1. Sedimen sungai aktif (stream sediment, SS), atau kolovium yaitu mengambil

fraksi berukuran silt-clay dengan cara menyaring sedimen dengan saringan

berukuran -80#.

2. Konsentrat dulang (pan concentrate, asdPC) yaitu mengambil fraksi mineral

berat dalam sedimen sungai dengan cara mendulang.

3. Bulk Leach Extractable Gold (BLEG), semua fraksi sedimen diambil tanpa

terkecuali. Tujuannya untuk menangkap semua butiran dan mampu

mendeteksi kadar uranium yang sangat rendah.: 

2.3.2 Sampling tanah

Situasi dimana survei tanah dilakukan antara lain :

1. Survei pendahuluan dilakukan di daerah yang pola pengalirannya tidak

berkembang

2. Survei lanjutan dilakukan di daerah anomali yang dilokalisir oleh survei

sedimen sungai

3. Survei lanjutan di daerah anomali yang dilokallisir oleh survei geofisika

4. Survei lanjutan di sekitar lokasi Gossan

Mendeliniasi target bor uji di sekitar mineralisasi yang diketahui.

9

Page 11: Proposal TA AFR.docx

2.4.3 Sampling Batuan

1. Dilakukan dalam tahap akhir eksplorasi permukaan

2. Lokasi pengambilan contoh: singkapan, float, pits, trenches, drill holes

3. Menangkap dispersi geokimia primer

4. Dimaksudkan untuk keperluan analisis kimia mineral (unsur utama, unsur

target,unsur pathfinder) dan fisika mineral (petrografi, X-Ray, dan inklusi

fluida).

Beberapa cara pengambilan contoh yang dapat dilakukan adalah dengan :

1. Grab / specimen

2. Chip

3. Channel / Panel

4. Drill cutting / Core

2.3.4 Sampling Air

Metoda ini merupakan metoda untuk menganalisis/menghitung komposisi

kimia material yang terlarut dalam air. Jenis-jenis air (natural water) yang dapat

dipakai sebagai media sampling yaitu air sungai, danau, air tanah, mata air, dan lain-

lain.

2.3.5 Sampling Mineral Berat

Mineral berat dikumpulkan dari stream sedimen, tanah atau pecahan batuan,

untuk prospek langsung, informasi geologi atau untuk mencari potensi pluton vertile

atau uranium source rock.

Prospek langsung untuk mineralisasi menggunakan mineral berat selalu

bertemu dengan pertanyaan kesuksesan di lingkungan wet tropical. Bagaimanapun,

produktif potensial pluton dan volcanik source rock menjadi mungkin untuk

mengidentifikasi dengan kadar uranium untuk spesifik mineral berat yang stabil dan

10

Page 12: Proposal TA AFR.docx

mencatat bahwa konsentrasi eluvial dan aluvial mineral berat dapat memberikan

jumlah anomali uranium.

2.3.6 Sampling biogeochemistri

Metoda ini memanfaatkan komposisi kimia tumbuhan yang dipakai sebagai

media contoh. Akar tumbuhan potensial sebagai media sampling karena sifatnya

yang menyerap larutan dalam air tanah. Larutan ini mungkin membawa garam-garam

anorganik yang dapat diendapkan di berbagai tumbuhan, seperti daun, kulit kayu,

buah dan bunga. Pada bagian tertentu dari beberapa jenis tumbuhan telah terbukti

menunjukkan kadar konsentrasi unsur-unsur tertentu yang lebih tinggi jika tumbuh

pada soil yang berkembang di atas cebakan mineral daripada di soil biasa. Istilah

geobotany melibatkan identifikasi visual jenis spesies tumbuhan yang hidup di

daerah tertentu. Pengamatan terhadap jenis tumbuhan penutup mungkin dapat

mengindikasikan mineralisasi di bawahnya. Sampling biogeochemistri ini untuk

prospek uranium di wet tropis masih sangat kecil.

2.3.7 Sampling Gas

Konsentrasi radon dan helium di soil gas dapat dipakai untuk

mengindikasikan mineralisasi uranium. Pengukuran gas radon di tanah dapat menjadi

mudah, menggunakan α-track, radon emanometer dan metode lainnya. Halo gas soil

sering jauh lebih besar daripada mineralisasi primer. Di temperatur tinggi, harga latar

(background) untuk signal ratio meningkat tinggi pada helium daripada radon.

(Uranium Exploration In wet Tropical Environments, hal. 147-151)

11

Page 13: Proposal TA AFR.docx

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan berupa metode survei. Metode survei

merupakan suatu metode untuk memperoleh fakta dari gejala – gejala yang ada dan

mencari keterangan secara faktual di lapangan (Gayatri, 2004). Metode survei yang

dilakukan berupa survey pemetaan geologi permukaan. Pemetaan geologi yang

dilakukan bersifat pemetaan permukaan melalui observasi lapangan yang

menggunakan jalur lintasan tertentu. Observasi di lapangan yang dilakukan meliputi

orientasi medan, pengamatan morfologi, pengamatan singkapan dan batuan,

pengamatan zona alterasi, pengukuran struktur geologi, dan pengambilan contoh

batuan.

Penelitian ini dilakukan dengan menganalisa data-data sekunder. Yang

didapat dari penelitian lapangan sebelumnya.

3.1 Tahap Pendahuluan

Tujuan dari kegiatan pendahuluan adalah untuk mendapatkan informasi –

informasi dan gambaran daerah penelitian secara umum, seperti keadaan medan,

bentang alam, stratigrafi, dan struktur geologi. Pengumpulan data tentang hubungan

struktur dan alterasi-mineralisasi di daerah penelitian juga dikumpulkan dari berbagai

sumber. Tahap pendahuluan ini meliputi:

a. Studi Pustaka

Tujuan dari studi pustaka adalah untuk mempelajari bahan – bahan pustaka

yang dapat membantu pemecahan masalah. Bahan literatur ini dapat berupa literatur

umum dan literatur khusus.

Literatur umum merupakan pustaka yang secara tidak langsung digunakan

untuk membantu dalam memecahkan permasalahan geologi yang ada, dapat berupa

teori, konsep, hipotesis, dan model geologi. Literatur khusus meliputi bahan pustaka

12

Page 14: Proposal TA AFR.docx

yang secara langsung dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan geologi

daerah penelitian, berupa laporan geologi hasil penelitian terdahulu.

b. Interpretasi Peta Topografi dan Citra Satelit

Interpretasi peta topografi dan citra ini bertujuan untuk mendapatkan

gambaran awal daerah penelitian, berupa keadaan bentang alam, interpretasi

penyebaran batuan, struktur geologi, dan proses yang mungkin terjadi.

3.2 Tahap Penelitian

Kegiatan pengolahan data yang dilakukan meliputi pengolahan dengan

melakukan analisis baik studi maupun laboratorium secara mandiri berdasarkan

konsep-konsep yang ada berkaitan dengan data yang didapatkan untuk melakukan

pengklasifikasian.

3.2.1 Analisis Data Petrografi

Analisis data petrografi dilakukan untuk mendeskripsi batuan secara

mikroskopis mencakup butiran, jenis butiran, bentuk butir, besar butir, matriks,

semen, dan jenis mineralnya. Dalam analisis data petrografi ini akan menghasilkan

penentuan zona endapan uranium tersebut.

3.2.2 Analisis Geokimia Mineral dan Radiometrik

Analisis Geokimia mineral ini diperlukan berupa sampel soil, air, stream

sedimen dan gas radon, serta pengambilan data persentase kandungan uranium yang

dilakukan dengan radiometrik. Dari pengambilan sampel soil, air, stream sedimen,

dan gas radon akan mendapatkan persentase kandungan mineral-mineral pada sampel

tersebut. Dari data persentase kandungan-kandungan mineral tersebut akan disebut

sebuah peta anomali dimana peta anomali yang akan dibuat yaitu peta anomali pada

air, peta anomali pada soil, peta anomali pada stream sedimen, peta anomali

radiometrik dan peta anomali gas radon. Dari semua peta anomali yang telah dibuat

13

Page 15: Proposal TA AFR.docx

maka akan dioverlay semua peta dan akan diinterpretasi. Dari hasil penggabungan

peta dan interpretasi tersebut akan menghasilkan peta potensi uranium.

3.3 Diagram Alir

14

Tahap Pendahuluan

Tahap Penelitian Lapangan

Data Lapangan

3. 3 .Diagram Alir Penelitian

Peta Citra satelitPeta Topografi

Peta Geologi

Analisis Geokimia Mineral

Deskripsi mineral mikroskopis

Pengambilan Sampel Pengambilan Harga Anomali Radioaktif

Air Soil Stream Sedimen

RadiometrikGas Radon

Analisis Petrografi

Peta Anomali Pada Air

Peta Anomali Pada Soil

Peta Anomali Stream Sedimen

Peta Anomali Radiometrik

Peta Anomali Gas Radon

Peta Potensi UraniumPenentuan Zona Endapan Uranium

Analisis Radiometrik

Page 16: Proposal TA AFR.docx

Gambar 3.8. Diagram Alir Penelitian

BAB IV

HIPOTESIS DAN HASIL YANG DIHARAPKAN

4.1 Hipotesis

4.1.1 Granit sebagai source rock dari deposit uranium

Daerah ini diduga mengandung uranium, dimana diduga granit yang

berumur Kapur adalah source rock dari deposit bijih uranium tersebut.

pendugaan tersebut karena uranium berasal dari kerak benua, dimana batuan

kerak benua disusun oleh batuan granit, dan pendugaan itu batuan granit

tersebut membawa uranium.

4.1.2 Kuarsit sebagai source rock dari deposit uranium

Pendugaan kedua yaitu dimana kuarsit menjadi source rock dari

uranium tersebut dimana kuarsit terbentuk akibat proses metamorfosa, karena

adanya metamorfosa diduga bahwa terdapatnya pergerakan larutan

hidrothermal panas pada daerah tersebut sehingga batuan tersebut menjadi

terubah menjadi kuarsit. Pergerakan larutan hidrothermal itu diduga

membawa uranium naik ke permukaan dan terdeposit di batuan yang dilalui

larutan tersebut, yaitu kuarsit. Uranium itu sangat mudah terurai oleh larutan

hidrothermal maka dari larutan tersebut akan membawa uranium dan

mengendapkan di batuan dinding yang dilalui hidrothermal tersebut, dimana

batuan dinding yang dilewati oleh larutan hidrothermal panas akan

termetamorfosa.

15

Page 17: Proposal TA AFR.docx

Jadi kuarsit ini diduga sebagai primary source dari uranium ini. Selain

itu diduga juga bahwa terdapat deposit sekunder dimana diduga bahwa

terdapat juga uranium pada batuan konglomerat, atau batupasir (Formasi

Dahor). Pendugaan ini karena fragmen, matrik konglomerat atau batupasir

yang berumur Miocen-Plistosen berasal dari erosi kuarsit.

4.2 Hasil Yang Diharapkan

Dari hipotesa tersebut diharapkan bahwa deposit primary of uranium berasal

dari granit dan juga kuarsit, dimana diharapkan memiliki kadar yang tinggi, dan juga

bersifat ekonomis sehingga dapat dilakukan eksploitasi. Selain itu diharapkan juga

pada formasi Dahor ini mengandung kadar uranium yang cukup tinggi.

16

Page 18: Proposal TA AFR.docx

BAB V

RENCANA KERJA

NO KEGIATANBULAN FEB. BULAN MARET BULAN APRIL BULAN MEI

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Tahap Studi Pustaka

2 Tahap Pekerjaan Lapangan

3Tahap Pekerjaan

Laboratorium

4Tahap Analisis dan

Interpretasi

5 Laporan Akhir

17

Page 19: Proposal TA AFR.docx

DAFTAR PUSTAKA

Burrow, GT.2000.”Laboratory Method Analysis”.USA

International Atomic Energy Agency.1983.”Uranium Exploration In Wet

Tropical Environments hal 144-145”.Atomic Agency:Vienna

International Atomic Energy Agency.1983.”Uranium Exploration In Wet

Tropical Environments hal 147-151”.Atomic Agency:Vienna

KOESOEMADINATA R.P., SASTRAWIHARJO S.1985, ”Uranium Prospect in

Tertiary Sediments Sibolga Area, North Sumatra” Technical Committee

Meeting on Uranium Deposits in Asia and the Pasific, Geological and

Exploration, IAEA – BATAN, Jakarta.

L, Mathew, et all.2007.”Eksploration Geochemistry – Basic Principal And

Consept”.GNS Scient;New Zealand

Luncheon Talk.2010.”Red Book” .IAGI-MGEI

Ngadenin.2013.” GEOLOGI DAN POTENSI TERBENTUKNYA MINERALISASI

URANIUM TIPE BATUPASIR DI DAERAH HATAPANG, SUMATERA

UTARA”. Pusat Pengembangan Geologi Nuklir – BATAN, Jakarta.

18

Page 20: Proposal TA AFR.docx

19