Proposal TA Pepaya

download Proposal TA Pepaya

of 25

Transcript of Proposal TA Pepaya

PROPOSAL TUGAS AKHIR

ANALISA KANDUNGAN ASAM AMINO PADA DAUN PEPAYA DENGAN SPEKTROFOTOMETER

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma III Teknik Kimia Program Diploma Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang

Disusun oleh :

ERMA MUSTIKA SARI L0C 008 051

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA PROGRAM DIPLOMA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2011

HALAMAN PENGESAHAN

Nama NIM Program Studi Fakultas Universitas Dosen Pembimbing Judul Bahasa Indonesia

: Erma Mustika Sari : L0C 008 051 : Diploma III Teknik Kimia : Teknik : Diponegoro : Ir. Deddy Kurniawan Wikanta, MM : Analisa Kandungan Asam Amino Pada Daun Pepaya Dengan Spektrofotometer

Laporan Tugas Akhir ini telah diperiksa dan disetujui pada : Hari Tanggal : :

Semarang,

Mei 2011

Dosen Pembimbing,

Ir. Deddy Kurniawan Wikanta, MM NIP. 19560909 198703 2 001

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pepaya (Carica pepaya L.) merupakan salah satu buah yang telah lama dikenal berkembang luas di Indonesia. Buah matangnya sangat digemari sebagai buah meja dan sering dihidangkan sebagai buah pencuci mulut karena cita rasanya yang enak, relatif tingginya kandungan nutrisi dan vitamin, fungsinya dalam melancarkan pencernaan. serta

Substansi lain yang banyak

dimanfaatkan adalah dari buah, batang, ataupun daun pepaya. Pepaya mengandung 4 10% gula dan sangat berair . Batang, daun, dan buah pepaya muda mengandung getah berwarna putih. Get ah tersebut merupakan sumber enzim papain, yaitu suatu enzim proteolitik (pemecah protein). Daun pepaya memiliki banyak manfaat bagi kesehatan . Perasan daun pepaya muda mengandung alkaloid berasa pahit yang konon berkhasiat sebagai obat penyakit malaria, penurun demam, penurun tekanan darah, dan pembunuh amuba. Daun pepaya muda dapat diolah menjadi buntil, urap, atau lalap rebus. Salah satu kandungan gizi pada daun pepaya adalah asam amino. Asam amino ialah asam karboksilat yang mempunyai gugus amino. Asam amino yang terdapat sebagai komponen protein mempunyai gugus NH2 pada atom karbon dari posisi gugus COOH. Sebagai fungsi biologis dalam tubuh, asam amino berfungsi sebagai penyusun protein, termasuk enzim. Selain itu, asam amino menyusun kerangka dasar sejumlah senyawa penting dalam metabolisme s erta sebagai pengikat ion logam penting yang diperlukan dalam reaksi enzimatik

Diantara banyak fungsi yang harus dipenuhi oleh asam amino dalam tubuh, terdapat fungsi sebagai unit monomer untuk membangun ranta i polipeptida protein. Sebagian besar protein mengandung 20 buah asam amino L -amino yang sama dalam proporsi yang beragam. Di samping itu, banyak protein khusus yang juga mengandung asam L - -amino yang diturunkan dari sebagian di antara ke -20 asam amino tersebut. 1.2. PERUMUSAN MASALAH Pepaya merupakan tumbuhan berbatang tegak dan basah. Tinggi pohon pepaya dapat mencapai 8 -10 meter dengan akar yang kuat. Daun pepaya juga sangat berguna bagi kesehatan. Daun pepaya memiliki berbagai kandungan gizi yang bermanfaat bagi tubuh. Salah satu kandungan gizi pada daun pepaya adalah asam amino. Asam amino ialah asam karboksilat penyusun komponen protein yang mempunyai gugus amino. Sebagai fungsi biologis dalam tubuh, asam amino berfungsi sebagai penyusun protein, termasuk enzim. Selain itu, asam amino menyusun kerangka dasar sejumlah senyawa penting dalam metabolisme (terutama vitamin, hormon, dan asam nukleat), serta sebagai pengikat ion logam penting yang diperlukan dalam reaksi enzimatik (kofaktor). Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian terhadap kadar asam amino yang terdapat daun pepaya. Salah satu pengujian kadar asam amino yaitu dengan menggunakan spektrofotometer.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Spectrophotometer

Spectrophotometer adalah suatu instrument untuk mengukur transmitansatau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang dan pengukuran terhadap sederetan sampel pada suatu panjang gelombang tunggal. 2.2. Jenis-jenis Spectrophotometer

Spectrophotometer dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :1.

Spectrophotometer Inframerah Spectrophotometer Inframerah sangat penting dalam kimia modern,

terutama

(meskipun

bukan

satu -satunya)

dalam

kimia

organik.

Spectrophotometer ini merupakan alat rutin untuk mendeteksi gugus fun gsional,mengidentifikasi senyawa dan menganalisis campuran. Instrumen yang merekam spectra inframerah tersedia secara komersial dan mudah digunakan secara rutin. Tabel 1. Beberapa Frekuensi Gugus Inframerah Gugus Frekuensi (cm) OH Alkohol 3580-3650 Ikatan-H 3210-3550 Asam 2500-2700 NH Amina 3300-3700 CH Alkana 2850-2960 Alkena 3010-3095 Alkuna 3300 Aromatik 3030 C C Alkuna 2140-2260 C C Alkena 1620-1680 Aromatik 1600 C O Aldehida 1720-1740 Keton 1675-1725 Asam 1700-1725 Ester 1720-1750 C N Nitril 2000-2300 NO Nitro 1500-1650

Panjang Gelombang ( ) 2,74 2,79 2,82 3,12 3,70 4,00 2,70 3,03 3,37 3,50 3,23 3,32 3,03 3,30 4,42 4,76 5,95 6,16 6,25 5,75 5,81 5,79 5,97 5,79 5,87 5,71 5,86 4,35 5,00 6,06 6,67

2.

Spectrophotometer Ultra Violet Cahaya Tampak (UV-VIS)Spektrum UV-Vis merupakam hasil interaksi antara radiasi

elektromagentik (REM) dengan molekul. REM merupakan bentuk energy radiasi yang mempunyai sifat gelombang dan partikel (foton). Karena bersifat sebagai gelombang maka beberapa parameter perlu diketahui, misalnya panjang gelombang, frekuensi, bil angan gelombang , dan serapan. REm mempunyai vektor listrik dan vektor magnet yang bergetar dalam -dalam bidang-bidang yang tegak lurus satu sama lain dan masing -masing tegak lurus pada arah perambatan radiasi. Tabel 2. Spektrum cahaya tampak dan warna -warna komplementer Panjang Gelombang Warna Warna (nm) Komplementer 400 435 Violet Kuning Oranye 435 480 Biru Kuning 480 490 Hijau Biru Oranye 490 500 Biru Hijau Merah 500 560 Hijau Ungu 560 580 Kuning Hijau Violet 580 595 Kuning Biru 595 610 Oranye Hijau Biru 610 750 Merah Biru Hijau

3.

Spectrophotometer Serapan AtomSpektrofotometer Serapan Atom (AAS) adalah suatu alat yang digunakan

pada metode analisis untuk penentuan unsur -unsur logam dan metaloid yang berdasarkan pada penyerapan absorbsi radiasi oleh atom bebas. Peristiwa serapan atom pertama kali diamati oleh Fraunhofer, ketika menelaah garis -garis hitam pada spectrum matahari. Sedanngkan yang memanfaatkan prinsip serapan atom pada bidang analisis adalah seorang Australia bernama Alan Walsh pada tahun 1955. Sebelumnya ahli kimia ba nyak tergantung pada cara cara spektrofotometrik atau analisis spektrografik. Beberapa cara ini sulit dan

memakan waktu, kemudian digantikan dengan spektroskopi serapan atom. Metode ini sangat tepat untuk analisis zat pada ko nsentrasi rendah. Teknik ini mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan metode spektroskopi emisi konvensional. Pada metode konvensional, emisi tergantung pada sumber eksitasi. Bila eksitasi dilakukan secara termal, maka ia bergantung pada temperatur sumber. Selain itu eksitasi t ermal tidak selalu spesifik, dan eksitasi secara serentak pada berbagai spesies dalam suatu campuran dapat saja terjadi. Sedangk an dengan nyala, eksitasi unsur -unsur dengan tingkat eksitasi yang rendah dapat dimungkinkan. Tentu saja perbandingan banyaknya atom yang tereksitasi

terhadap atom yang berada pada tingkat dasar harus cukup besar, karena metode serapan atom hanya tergantung pada perbandingan ini dan tidak

bergantung pada temperatur. Logam -logam yang membentuk campuran kompleks dapat dianalisis dan selain itu tidak selalu diperlukan sumber energi yang besar. 4.

Spectrophotometer UV (Ultra Violet)Berbeda dengan spektrofotometri visible, pada spektrofotometri UV

berdasarkan interaksi sample dengan sinar UV. Sinar UV memiliki panjang gelombang 190 -380 nm. Sebagai sumber sinar dapat digunakan lampu deuterium. Deuterium disebut juga heavy hidrogen. Dia merupakan isotop hidrogen yang stabil yang terdapat berlimpah di laut dan daratan. Inti atom deuterium mempunyai satu proton dan satu neutron, sementara hidro gen hanya memiliki satu proton dan tidak memiliki neutron. Nama deuterium diambil dari bahasa

Yunani, deuteros , yang berarti dua, mengacu pada intinya yang mem iliki dua partikel. Karena sinar UV tidak dapat dideteksi oleh mata kita, maka senyawa yang dapat menyerap sinar ini terkadang merupakan senyawa yang tidak memiliki warna. bening dan transparan. Oleh karena itu, sampel tidak berwarna tidak perlu dibuat berwarna dengan penambahan reagen t tertentu. Bahkan sampel dapat langsung dianalisa meskipun tanpa preparasi. Namun perlu diingat, sampel keruh tetap harus dibuat jernih dengan filtrasi atau centrifugasi. Prinsip dasar pad a spektrofotometri adalah sampel harus jernih dan larut sempurna. Tidak ada partikel koloid apalagi suspensi. 2.3. Komponen Spectrophotometer Komponen yang penting sekali dari suatu spektrofotometer yang secara skema sebagai berikut :

Sumber

Monokromator

Sampel

Detektor

Amplifier Gambar 1. Komponen Spektrofotometer

Monitor

Fungsi masing-masing bagian : 1. Sumber sinar polikromatis berfungsi sebagai sumber sinar polikromatis dengan berbagai macam rentang panjang gelombang. Untuk spektrofotometer Spektrofotometer UV menggunakan lampu deuterium atau disebut juga heavi hydrogen.

-

Spektrofotometer Vis menggun akan lampu tungsten yang sering disebut lampu wolfram.

-

Spektrofotometer UV -Vis menggunakan photodiode yang telah dilengakapi monokromator.

-

Spektrofotometer IR mengunakan lampu pada panjang gelombang IR. penyeleksi panjang gel ombang yaitu

2. Monokromator berfungsi sebagai

mengubah cahaya yang berasal dari sumber sinar polikromatis menjadi cahaya monokromatis. Jenis monokromator yang saat ini banyak digunakan adalah gratting atau lensa prisma dan filter optik. Jika digunakan grating maka cahaya akan diubah menjadi spektrum cahaya. Sedangkan filter optik berupa lensa berwarna sehingga cahaya yang diteruskan sesuai dengan warnya lensa yang dikenai cahaya. Ada banyak lensa warna dalam satu alat yang digunakan sesuai dengan jenis pemeriksaan. 3. Sel sampel berfungsi unt uk sebagai tempat untuk meletakkan sampel. - UV, Vis. dan UV-Vis menggunakan kuvet sebagai tempat untuk memasukkan sampel. Kuvet biasanya terbuat dari kuarsa atau gelas, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik. - IR untuk sampel cair dan padat (dalam bentuk pasta) biasanya dioleskan pada dua lempeng natrium klorida. Untuk sampel dalam bentuk larutan dimasukkan ke dalam sel natrium klorida. Sel ini akan dipecahkan untuk mengambil kembali larutan yang dianalisis, jik a sampel yang dimiliki sangat sedikit dan harganya mahal. 4. Detektor berfungsi menangkap cahaya yang diteruskan dari sampel dan mengubahnya menjadi arus listrik.

Syarat-syarat sebuah detektor : - Kepekaan yang tinggi - Perbandingan isyarat atau signal dengan b ising tinggi - Respon konstan pada berbagai panjang gelombang - Waktu respon cepat dan signal minimum tanpa radiasi - Signal listrik yang dihasilkan harus sebanding dengan tenaga radiasi Macam-macam detektor : - Detektor foto (photo detector) - Photocell - Phototube - Hantaran foto - Dioda foto - Detektor panas 5. Read out merupakan suatu sistem baca yang menangkap besarnya isyarat listrik yang berasal dari detektor. 2.4.

Hukum Kuantitatif

2.4.1 Hukum Bouguer ( Lambert) Hubungan antara absorbsi radiasi dan panjang jalan medium penyerap pertama kali dirumuskan oleh Bouguer (1729) meskipun kadang -kadang dianggap berasal dari Lambert (Underwood;1998). Bila sebuah medium penyerap yang homogen seperti larutan kimia dibagi menjadi lapisan -lapisan maya masing-masing dengan ketebalan s ama, maka tiap-tiap lapisan akan menyerap bagian yang sama dari suatu sinar radiasi monokromatik yang diarahkan melewati medium tersebut atau tiap lapisan mengurangi tenaga radiasi sinar dengan bagian yang sama.

2.4.2

Hukum Beer Hubungan antara konsentras i macam-macam zat penyerap dan besarnya

absorpsi dirumuskan oleh Beer pada tahun 1859. Hukum Beer analog dengan Hukum Buoguer dalam menguraikan pengurangan eksponensial dalam tenaga transmisi dengan suatu peningkatan aritmatik dalam konsentrasi. 2.4.3 Hukum Gabungan Bouguer Beer Gabungan Hukum Bouguer -Beer sering di tuliskan sebagai A = abc, jika sampel dalam konsentrasi %b/v atau A = bc, jika sampel dalam konsentrasi molar. Dengan A = absorbans = absorpsivitas molar (jika konsentrasi dalam molar) dengan satuan M -1cm-1 a = absorpsivitas (jika konsentrasi dalam %b/v) dituliskan E 1%1cm b = panjang jalan/kuvet ( huruf l pada gambar diatas ) c = konsentrasi sampel ( dalam molar atau %b/v) Spektra absorpsi sering diyatakan dalam T (P/P o) maupun dalam ben tuk A (absorbansi) Maka, A = log 1/T A = log (P o/P), Dimana, T adalah persen transmitan (%T) Po adalah daya cahaya masuk ( Io ) P adalah daya yang diteruskan melewati sampel ( I1 ) 2.5. Kesalahan dalam penggunaan Spektrofotometer Faktor-faktor yang sering menyebabkan kesalahan dalam menggunakan spektrofotometer dalam mengukur konsentrasi suatu analisa :

1. Adanya serapan oleh pelarut. Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan blangko, yaitu larutan yang berisi selain komponen yang akan dianalisis termasuk zat pembentuk warna. 2. Serapan oleh kuvet. Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik. 3. Kesalahan fotometrik normal pada pengukuran dengan absorbansi sangat rendah atau sangat tinggi, hal ini dapat diatur dengan pengaturan konsentrasi, sesuai dengan kisaran sensitivitas dari alat yang digunakan (melalui pengenceran atau pemekatan). 2.6. Daun Pepaya Pepaya merupakan tumbuhan yang berbatang tegak dan basah. Pepaya menyerupai palma, bunganya berwarna putih dan buahnya yang masak berwarna kuning kemerahan, rasanya seperti buah melon. Tinggi pohon pepaya dapat mencapai 8 sampai 10 meter dengan akar yang kuat. Helaian daunnya menyerupai telapak tangan manusia . Tanaman ini juga dibudidayakan karena buahnya segar dan bergizi. Apabila daun pepaya tersebut dilipat menjadi dua bagian persis di tengah, akan nampak bahwa daun pepaya tersebut simetris. 2.6.1. Kandungan Daun Pepaya Komposisi zat yang terkandung dalam daun pepaya sangatlah lengkap . Komposisi nutrisi dan vitamin buah dari daun pepaya dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Komposisi gizi daun pepaya per 100 gr . Komposisi Kandungan Daun Pepaya Energi 79 kkal Protein 8,0 gr Lemak 2,0 gr Karbohidrat 11,9 gr Kalsium 353 mg Fosfor 63 mg Besi 0,8 mg Vitamin A 18.250 SI Vitamin B1 0,15 mg Vitamin C 140 mg Air 75,4 gr

2.6.2. Manfaat Daun Pepaya Daun pepaya memiliki manfaat bagi kesehatan manusia. Perasan daun pepaya muda mengandung alkaloid berasa pahit yang konon berkhasiat sebagai obat penyakit malaria, penurun demam, penurun tekanan darah, dan pembunuh amuba. Daun pepaya muda dapat diolah menjadi buntil, urap, atau lalap rebus. Daun papaya juga dapat dipakai sebagai obat penyakit batu ginjal, sakit pada waktu haid, dan malnutrisi pada balita. 2.7. Asam Amino

2.7.1. Pengertian Asam Amino Asam amino adalah senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karboksil (-COOH) dan amina (biasanya NH2). Gugus karboksil ini memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Asam amino pembentuk protein akan saling berikatan dengan ikatan peptida, sehingga dalam satu molekul dipeptida mengandung satu ikatan peptida.

Gambar 3. Struktur umum asam amino Secara umum, pada asam amino sebuah atom C mengikat empat gugus yaitu : gugus karboksil, gugus amina, satu buah atom hydrogen dan satu gugus sisa (rantai samping, gugus R). 2.7.2. Macam, Sifat, Klasifikasi, dan Fungsi Asam Amino a. Macam-macam asam amino 1. Asam amino yang bersifat hidrofobik, antara lain : alanin, isoleusin, leusin, metionin, fenilalanin, prolin, triptofan, tirosin, dan valin. 2. Asam amino yang bersifat hidrofilik, antara lain : arganin,

aspargin, asam aspartat, sistein, asam glutamat, glutamine, glisin, histidin, lisin, serin, dan treonin. b. Sifat-sifat asam amino 1. Pada umumnya, asam amino larut dalam air dan tidak larut dalam pelarut organik non polar seperti eter, aseton dan kloroform 2. Asam amino mempunyai titik lebur yang lebih tinggi dibandingkan dengan asam karboksilat atau amina (lebih besar dari 200 C). 3. Bersifat sebagai elektrolit. Dalam larutan kondisi netral (pH isoelektrik), asam amino dapat membentuk ion yan g bermuatan positif dan juga bermuatan negative (zwitterion) atau ion amfoter.

c. Klasifikasi asam amino Terdapat 2 jenis asam amino berdasarkan kemampuan tubuh dalam sintesisnya, yaitu asam amino esensial dan asam amino non esensial. Asam amino esensial adalah asam amino yang tidak dapat disintesis didalam tubuh, tetapi diperoleh dari luar misalnya melalui makanan( lisin, leusin, isoleusin, treonin, metionin, valin, fenilalanin, histidin, dan arginin). Asam amino non esensial adalah a sam amino yang dapat disintesis didalam tubuh melalui perombakan senyawa lain. Klasifikasi asam amino dapat dilakukan berdasarkan rantai samping (gugus R) dan sifat kelarutannya didalam air. Berdasarkan kelarutan didalam air dibagi atas asam amino hidrof obik dan hidrofilik (klasifikasi dapat dilihat pada bagian struktur asam amino).

Berdasarkan rantai sampingnya dapat diklasifikasikan sebagai berikut : - Dengan rantai samping alifatik (asam amino non polar) : Glisin, Alanin, Valin, Leusin, Isoleusin. - Dengan rantai samping yang mengandung gugus hidroksil (OH), (asam amino polar) : Serin, Treonin, Tirosin. - Dengan rantai samping yang mengandung atom sulfur (asam amino polar) : Sistein dan metionin. - Dengan rantai samping yang mengandung gugus asam a tau amidanya(gugus R bermuatan negative) : Asam aspartat, Aspargin, Asam glutamate, Glutamin.

- Dengan rantai samping yang mengandung gugus basa (gugus R bermuatan positif): Arginin, lisin, Histidin - Yang mengandung cincin aromatic : Histidin, Fenilalan in, Tirosin, Triptofan. - Asam imino : Prolin. d. Fungsi Biologis asam amino 1. Penyusun protein, termasuk enzim. 2. Kerangka dasar sejumlah senyawa penting dalam metabolisme (terutama vitamin, hormon, dan asam nukleat). 3. Pengikat ion logam penting yang diperlukan dalam reaksi enzimatik (kofaktor).

BAB III TUJUAN DAN MANFAAT 3.1. TUJUAN Tujuan dari penentuan asam amino pada umbi daun pepaya ini meliputi : 1. Melengkapi syarat kelulusan mahasiswa menempuh Program Diploma III pada program studi Diploma III Teknik Kimia Universitas Diponegoro. 2. Menerapkan ilmu yang didapat dari bangku perkuliahan secara terpadu dan terperinci, sehingga berguna bagi perkembangan industri di Indonesia. 3. Melatih dan mengemba ngkan kreatifitas dalam berfikir serta mengemukakan gagasan secara ilmiah dan praktis sesuai dengan spesialisasinya secara sistematis dan ilmiah.

3.2. MANFAAT Manfaat diadakan penyusunan tugas akhir ini diharapkan : 1. Mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di perkuliahan. 2. Mahasiswa dapat mengetahui mekanisme kerja dari spektrofotometer. 3. Mahasiswa dapat mengetahui mengetahui kandungan asam amino pada daun pepaya. 4. Memberikan kontribusi positif bagi pengembangan almamater Program Studi Diploma III Teknik Kimia Universitas Diponegoro .

BAB IV METODOLOGI

4.1

Alat yang Digunakan No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Nama Alat Spektrofotometer Kuvet Labu takar Tabung reaksi Penangas air Sentrifusa Ukuran SP 300 10 ml 50 ml Jumlah 1 1 2 7 1 1

4.2

Perancangan Alat a. Gambar Alat SPEKTROFOTOMETER OPTIMA SP 300

Keterangan : 1. Peletakan Sampel 2. Panjang Gelombang Kontrol 3. Tombol ON/OFF 4. Pembacaan LCD Digital Spesifikasi Alat Rentang Panjang Gelombang Spectral Bandwidth Pengolahan Data Akurasi Panjang Gelombang Pengulahan Panjang Gelombang Sistem Optikal Stray Light Tampilan Rentang Fotometri Pengaturan Nol dan Blank Akurasi Fotometri Drift Detector Pencahayaan Volume Sampel Media Sampel Data Output Power Dimensi Berat 330 - 1000nm 6nm Microprocessor 2nm 1nm Grating, 1200 lines/mm 0.5% T at 340nm & 400nm 3 1/2 LCD 0 to 2.5 Abs 0 to 100% T 0 to 1999 C (0 to 1999F) Automatic 1% T 0.003A/hour after warming up Silicon Photodiode Tungsten Halogen lamp, 6V 10W 1.0ml (minimum) Round and Square cuvette Analog output, RS -232C interface, Printer (optional) 100-240VAC, 50/60Hz, Selected automatically 330(W) x130 (H) x270 (D) mm 5.0kg 5. Tombol Pemilihan MODE 6. Tombol 100%T/0-Absorbansi 7. Tombol 0%T 8. Tombol Cetak

b. Cara Kerja Alat Spektrofotometer SP 300 1. Persiapkan seluruh alat dan bahan kemudian dibersihkan 2. Hidupkan alat selama 20 menit sebagai fungsi pemanasan

3. Pilih mode % transmitansi dengan menekan tombol MODE 4. Mengatur panjang gelombang berdasarkan warna dari sampel yang akan dianalisa 5. Sebagai blanko, masukkan air suling ke dalam kuvet (terlebih dahulu dicuci dengan air dan bersihkan kuvet dengan menggunakan tisu), kemudian masukkan kuvet ke dalam alat spektrofotometer 6. Menekan tombol T100% / 0-Abs sampai layar terbaca T 100% atau 0,000A 7. Ulangi percobaan 3 sampai 6 untuk sampel yang berb eda. 4.3 Bahan yan Digunakan 1. Asam amino lisin 2. Daun pepaya 3. Piridin 10 % 4. Ninhidrin 2 % 5. Kapas 6. Aquadest 4.4 Prosedur Percobaan 1. Pembuatan larutan standar dan blanko a. Pembuatan larutan standar dilakukan dengan menggunakan asam amino lisin dengan konsentrasi 10, 12, 14, 16, 18, 20, dan 22 ppm. b. 10 ml larutan standar diambil dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambah 1 ml piridin 10 % dan 1 ml ninhidrin 2 %. c. Tabung ditutup dengan kapas dan ditempatkan dalam penangas air mendidih selama 20 menit.

d. Setelah dingin diencerkan menjadi 50 ml dalam labu takar . e. Larutan blanko disiapkan dengan mengganti analat menggunakan air suling. f. Pembuatan spektrum serapan zat dilakukan dengan diisikannya kuvet dengan salah satu standar larutan yang digunakan pada penentuan asam amino bebas. g. Larutan blanko disiapkan dengan mengganti analat dengan air suling pada pene ntuan kadar asam amino bebas. h. Absorbansi larutan dibaca pada kisaran panjang gelombang 400 700 nm, dengan interval 5 nm, tiap interval diukur panjang gelombang. 2. Analisa asam amino a. 1 g daun pepaya dalam 40 ml air diblender kemudian di sentrifuse, hasil dari sentrifuse ditampung dalam labu takar 100 ml, tera dengan air suling . b. Ekstrak asam amino dari daun pepaya 10 ml dipipet dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Ditambah 1 ml pi ridin 10 % dan 1 ml ninhidrin 2 %. c. Tabung ditutup dengan kapas kemudian ditempatka n dalam penangas air mendidih selama 20 menit. d. Setelah dingin diencerkan menjadi 50 ml labu takar, absorbans i larutan dibaca dengan panjang gelombang sesuai dengan warna larutan. e. Ulangi analisa ini dengan bahan dan variabel yang sama untuk didapatkan rata -rata absorbansi dari sampel.

4.5

Rencana Kegiatan 4.5.1. Jadwal kegiatan Maret No 1. Kegiatan Study Pustaka Survey dan pembelian alat Pengujian alat Pengajuan proposal praktikum TA Praktikum TA Analisa data Penyusunan laporan Pengajuan Laporan April Mei

Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

2.

3.

4.

5.

6. 7.

8.

4.5.2. Waktu dan Pelaksanaan a. Waktu Pelaksanaan Praktikum dilakukan bulan Mei 2011 pada semester 6. b. Lokasi Pelaksanaan Praktikum Tugas Akhir akan dilaksanakan di Laboratorium Kimia Analisa PSD III Teknik Kimia Universitas Diponegoro

4.6

Perencanaan Biaya 4.6.1. Rencana Pengeluaran 1. Pengadaan alaty Iuran pembelian spektrofotometer optima SP -300

Rp 750.000,00 2. Bahan Praktikum Daun Pepaya Asam Amino lisin Ninhidrin Piridin 3. Penyusunan Proposal dan Laporany y y

Rp

5.000,00

Rp 10.000,00 Rp 15.000,00 Rp 10.000,00

Kertas HVS 80 gr @ 1pack Tinta Penjilidan Soft cover (proposal) Hard Cover (laporan)

Rp Rp

35.000,00 25.000,00

Rp Rp Rp Total

3.000,00 15.000,00 20.000,00

4.

Biaya Lain-lain

Rp 888.000,00

PENUTUP

Demikian proposal tugas akhir yang berjudul Analisa Kandungan Asam Amino Pada Daun Pepaya Dengan Spektrofotometer penulis susun dengan sebaik-baiknya. Semoga proposal ini mendapat persetujuan dan dapat memberikan manfat yang positif bagi pengembangan almamater Program Studi Diploma III Teknik Kimia Universitas Diponegoro pada khususnya serta masyarakat luas pada umumnya.

Dosen Pembimbing,

Semarang,

Mei 2011

Praktikan,

Ir. Dedy Kurniawan Wikanta, MM NIP. 19560909 198703 2 001

Erma Mustika Sari NIM. L0C 008 051

DAFTAR PUSTAKAhttp://rgmaisyah.wordpress.com/2008/11/25/ spektrofotometer/ http://rahma-alchemist.blogspot.com/2010/03/jenis -jenis-spektrofotometri.html http://rgmaisyah.wordpress.com/2008/10/31/asam -amino http://.sendokgarpu.com/2008/08/manfaat -daun pepaya-bagi -kesehatan