Contoh Proposal TA

25
REKONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV UNTUK PERBAIKAN PROFIL TEGANGAN DAN SUSUT DAYA LISTRIK Oleh Hari Prasetijo, ST.,MT. Winasis,ST. UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS SAIN DAN TEKNIK PURWOKERTO November, 2009 1

Transcript of Contoh Proposal TA

Page 1: Contoh Proposal TA

REKONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV UNTUK PERBAIKAN

PROFIL TEGANGAN DAN SUSUT DAYA LISTRIK

Oleh

Hari Prasetijo, ST.,MT.

Winasis,ST.

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS SAIN DAN TEKNIK

PURWOKERTO

November, 2009

1

Page 2: Contoh Proposal TA

RINGKASAN

Studi ini dilakukan untuk mengevaluasi profil tegangan dan susut daya listrik penyulang

utama (main feeder) sistem distribusi 20 kV Gardu Induk (GI) Kalibakal. Evaluasi

mengacu pada standar PT. PLN (Persero) SPLN 72 : 1987 tentang spesifikasi dan desain

untuk JTM dan JTR dan SPLN 10-1A: 1996 toleransi prosentase losses adalah ±10%

dari daya yang dikirimkan. Hasil evaluasi digunakan sebagai dasar simulasi perbaikan

susut tegangan (drop voltage) dan susut daya listrik (losses) dengan metoda

rekonfigurasi jaringan. Potensi rekonfigurasi ditentukan dengan melihat profil tegangan

dan susut daya pada masing-masing penyulang serta konfigurasi penyulang terdekat di

sekitar penyulang yang akan direkonfigurasi. Simulasi dilakukan dengan menggunakan

alat bantu ETAP power station untuk menganalisa aliran daya penyulang utama GI

Kalibakal.

Simulasi pertama dengan mengasumsikan tegangan GI Kalibakal sebesar 20 kV

sesuai rating tegangan system distribusi tegangan menengah. Hasilnya terdapat profil

tegangan yang dibawah standar yaitu 92,66 % pada penyulang 5 dan 94,62% pada

penyulang 6. Dengan menaikkan tegangan GI Kalibakal menjadi 20,5 kV maka profil

tegangan penyulang 5 naik menjadi 95,29% dan penyulang 6 menjadi 97,21%. Maka

dengan menaikkan tegangan GI Kalibakal dari 20 kV menjadi 20,5 kV profil tegangan

sudah memenuhi standar.

Dari simulasi dengan tegangan GI Kalibakal 20,5 kV losses yang terjadi pada

semua penyulang berada dibawah 10% yang berarti sesuai standar dengan losses

terbesar pada penyulang 5 sebesar 2,81%. Karena losses merupakan pemborosan maka

harus ditekan sekecil mungkin dalam hal ini dilakukan dengan rekonfigurasi jaringan

karena dapat dilakukan tanpa investasi. Rekonfigurasi dilakukan dengan melibatkan

penyulang 2,3 5 dan 6 dengan jumlah total losses sebelum rekonfigurasi sebesar 401

kW. Setelah dilakukan rekonfigurasi dengan langkah :

1. Tiga section dengan nilai tegangan pada daerah marginal (section 5_8,

section5_9 dan 5_10) dilimpahkan ke penyulang 6 melalui section 6_8,

2. Section 6_11 dan section 6_12 dilimpahkan ke penyulang 3 melalui section 3_6,

2

Page 3: Contoh Proposal TA

3. Section 5_8, 5_9 dan 5_10 beserta section 6_8, 6_9 dan 6_10 dilimpahkan ke

penyulang 2 melalui section 2_6,

total losses penyulang 2,3,5 dan 6 menjadi 290 kW sehingga terdapat penurunan losses

sebesar 401-290 = 111 kW.

3

Page 4: Contoh Proposal TA

SUMMARY

This study was conducted to evaluate the voltage profile and decrease the electric

power, main feeder 20 kV distribution system of Kalibakal Substation (GI Kalibakal).

Evaluation refers to the standard PT. PLN (Persero) SPLN 72: 1987 about the

specification and design to JTM and JTR and SPLN 10-1A: 1996 percentage losses

tolerance is ± 10% of the power delivered. Evaluation results used as the basis for

improved simulation voltage drop and power losses with a network reconfiguration

method. Potential re-configuration is determined by looking at the voltage profile and

power losses in each configuration feeder and around feeder nearest feeder that will be

reconfiguration. Simulation is done using the tools ETAP power station to analyze the

power flow the main feeder of GI Kalibakal.

The first simulation assuming GI Kalibakal voltage of 20 kV as the voltage

rating of medium voltage distribution system. The result is that the voltage profile,

92.66% in feeder 5 and 94.62% in feeder 6 under standard. With the GI Kalibakal boost

to the 20.5 kV, voltage profile feeder 5 rose to 95.29% and feeder be 97.21% 6. So by

increasing the voltage GI Kalibakal from 20 kV to 20.5 kV voltage profile already meet

the standards.

From the simulation with the GI Kalibakal voltage 20.5 kV, losses that occur in

all feeder under 10% which means meet with the standard, the largest losses in feeder 5

for 2.81%. Losses had to be suppressed as small as possible in this case performed by a

network reconfiguration that can be done without investment. Reconfiguration is done

by involving feeder 2, 3, 5 and 6 with total losses before the reconfiguration is 401 kW.

After a reconfiguration of the steps:

1. Three sections with a value of voltage on the marginal area (section 5_8, section5_9

and 5_10) feeder delegated to section 6 through 6_8,

2. Section 6_11 and 6_12 section feeder transferred to section 3 through 3_6,

3. Section 5_8, 5_9 and 5_10 its section 6_8, 6_9 and 6_10 delegated to feeder section 2

4

Page 5: Contoh Proposal TA

through 2_6,

total losses feeder 2,3,5 and 6 to 290 kW, so there is a decrease losses of 401-290 = 111

kW.

5

Page 6: Contoh Proposal TA

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tenaga listrik merupakan salah satu infrastruktur yang menyangkut hajat

hidup orang banyak. Oleh karena itu penyediaan tenaga listrik harus dapat

menjamin tersedianya dalam jumlah yang cukup, harga yang wajar dan mutu yang

baik. Sebagai upaya untuk menjamin keamanan pasokan energi dalam negeri dan

untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan, Pemerintah menetapkan

Kebijakan Energi Nasional melalui PP no.5 tahun 2006. Beberapa langkah

kebijakan utama dalam KEN tersebut meliputi: kebijakaan penyediaan energi,

kebijakan pemanfaatan energi, kebijakan harga energi dan kebijakan pelestarian

dengan menerapkan prinsip pembangunan berkelanjutan. Termasuk dalam

kebijakan pemanfaatan energi yaitu efisiensi pemanfaatan energi dan diversifikasi

energi (Kebijakan Energi Nasional, 2006)

Selain faktor pemenuhan kapasitas daya, penyediaan tenaga listrik harus

memperhatikan kualitas profil tegangan dan efisiensi daya listrik di jaringan

distribusi. Kualitas profil tegangan diperlukan bagi pelanggan karena peralatan

listrik mengacu pada tegangan nominal suplai listrik. Sementara efisiensi daya

listrik di jaringan distribusi yang tinggi akan menguntungkan karena menurunkan

susut daya listrik (losses) di jaringan dan juga menguntungkan pelanggan karena

semakin banyak calon pelanggan yang akan dapat teraliri daya listrik. Kualitas

tegangan dan efisiensi energi listrik pada suatu sistem kelistrikan sangat

dipengaruhi oleh adanya rugi-rugi (susut daya listrik) yang terjadi baik disisi

pembangkitan, penyaluran ataupun pendistribusian melalui suatu jaringan

distribusi. Dalam kenyataannya, adanya susut daya listrik pada penyediaan energi

listrik adalah sesuatu yang tidak bisa dihindarkan. Meski demikian susut energi

yang terjadi dalam proses penyaluran dan distribusi energi listrik merupakan suatu

pemborosan energi apabila tidak dikendalikan secara optimal.

Jaringan distribusi Listrik di Wilayah Purwokerto dan Banyumas, sebagian

besar dipasok oleh PT. PLN (persero) Area Pelayanan Jaringan (APJ) Purwokerto

melalui Gardu Induk (GI) Kalibakal, tidak lepas dari permasalahan tegangan dan

susut daya listrik tersebut. Pada tahun 2005 Program Sarjana Teknik Unsoed

6

Page 7: Contoh Proposal TA

bekerjasana dengan PT. PLN (Persero) Unit Pendidikan Dan Pelatihan Semarang

melakukan survei kepuasan pelanggan PT. PLN (Persero) APJ Purwokerto dimana

312 responden pelanggan diantaranya merupakan jenis tarif R. Dari responden

tersebut terdapat 33 responden (10%) yang dikategorikan perlu perhatian (back

check) pelayanan PT. PLN (Persero) termasuk diantaranya mengenai kualitas

tegangan. Secara umum ke-33 responden tersebut terletak di daerah

Bancarkembar (16 responden = 48,5%), Bantar Soka (11 responden=33,3%) dan

Kranji (6 responden=18,2%).

Susut tegangan dan daya yang terjadi pada dasarnya disebabkan oleh

beberapa faktor seperti : panjang jaringan, penampang kabel yang digunakan, arus

beban yang mengalir, dan sebaginya. Dengan meningkatnya permintaan energi

listrik (Pertumbuhan kebutuhan tenaga listrik di daerah Purwokerto mencapai

8,35% per tahun) jaringan listrik mengalami perluasan dan menjadi lebih

kompleks. Bertambahnya beban juga akan menaikkan susut tegangan dan daya

pada jaringan jika tidak direncanakan atau diantisipasi dengan baik. selain karena

saluran menjadi lebih panjang, arus beban yang mengalir menjadi lebih besar.

Berdasar Data PT. PLN (Persero) APJ Purwokerto menunjukkan bahwa

transformator 2 x 20 MVA dan 1 x 60 MVA di GI Kalibakal dibagi menjadi 8

penyulang (feeder) menuju pelanggan. Penyulang tersebut menyuplai energi

listrik pada tegangan menengah 20 kV ke suatu area atau daerah tertentu. Data

panjang penyulang dan beban yang terhubung pada masing-masing penyulang

diperlihatkan pada tabel 1.

Tabel 1. Panjang feeder dan kebutuhan daya masing-masing feeder

Kalibakal

No. Feeder Panjang saluran (m) Kapasitas Daya Beban (kVA) 1 Kalibakal 1 5941 1406

2 Kalibakal 2 11736 4596

3 Kalibakal 3 9862 4303

4 Kalibakal 4 23470 5555

5 Kalibakal 5 35631 6142

6 Kalibakal 6 28701 8339

7 Kalibakal 7 14812 2019

8 Kalibakal 8 11528 2007

7

Page 8: Contoh Proposal TA

Terdapat beberapa penyulang panjang yang menyuplai daya besar yang

berpotensi menyebabkan susut tegangan dan daya yang besar. Penelitian yang

dilakukan Fiqi Alawiyah (2009) tentang perencanaan jaringan distribusi 20 kV PT

PLN APJ Purwokerto pada penyulang 2 dan penyulang 5 mendapatkan hasil

beberapa bus pada penyulang 5 berada pada tegangan marginal (mendekati nilai

kritis 10%) dengan drop tegangan mencapai 9,65%. Sedangkan perkiraan untuk

10 tahun dengan tingkat pertumbuhan 8% tegangan pada ujung penyulang 5

sangat rendah dibawah nilai tegangan kritis dengan drop tegangan 20,24%.

Kondisi ini juga berpotensi terjadi pada penyulang Kalibakal yang lain, terutama

penyulang panjang dengan suplai daya besar .

Dari kondisi tersebut, upaya penekanan susut tegangan dan susut daya

adalah sangat penting untuk dilakukan. Nilai tegangan yang berada diluar nilai

kritis tidak bisa ditoleransi karena tidak sesuai dengan standar yang berlaku juga

menyebabkan peralatan listrik tidak bekerja secara optimal sesuai dengan

spesifikasi dan rating peralatan. Jatuh tegangan yang besar di sisi tegangan

menengah 20 kV yang besar juga akan menyebabkan tegangan pemakaian di sisi

tegangan rendah 220 V menjadi rendah. Susut daya yang besar adalah

menyebabkan pemborosan energi karena besarnya daya listrik yang terbuang pada

jaringan. Rekonfigurasi jaringan merupakan salah satu upaya yang sangat

potensial dilakukan guna menekan susut tegangan dan daya yang terjadi. Hal ini

mengingat terdapat beberapa penyulang yang lebih pendek yang menyuplai daya

relatif lebih kecil.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada pendahuluan, maka dapat dirumuskan

permasalahan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana profil tegangan dan susut daya pada penyulang Kalibakal

dengan kapasitas daya beban saat ini, apakah memenuhi standar yang

berlaku?

2. Bagaimana potensi rekonfigurasi penyulang-penyulang Kalibakal guna

mengurangi rugi tegangan dan daya yang terjadi?

3. Berapa besar pengaruh rekonfigurasi yang dilakukan dalam peningkatan

profil tegangan dan penurunan susut daya listrik?

8

Page 9: Contoh Proposal TA

Pembahasan pada penelitian ini dibatasi oleh hal-hal sebagai berikut :

1. Pembahasan pemerataan beban ini dilakukan pada

penyulang Kalibakal jaringan distribusi 20 kV PT. PLN APJ Purwokerto

2. Sistem diasumsikan sebagai sistem tiga phasa

setimbang

3. Profil tegangan dan susut daya yang diamati adalah

pada jaringan distribusi tegangan menengah 20 kV. Tidak membahas profil

tegangan dan susut daya pada jaringan tegangan rendah

4. Representasi Jaringan Tegangan Menengah dibatasi

pada penyulang utama jaringan.

5. Beban direpresentasikan sebagai beban terpusat

(lumped load) pada tiap section penyulang

6. Toleransi untuk tegangan kritis berdasar SPLN 72 :

1987, Sedangkan toleransi susut daya berdasar SPLN 10-1A:1996

1.3. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengevaluasi profil tegangan dan susut daya listrik

penyulang Kalibakal jaringan sistem distribusi 20 kV.

2. Menganalisis rekonfigurasi penyulang Kalibakal

sebagai upaya memperbaiki profil tegangan dan mengurangi susut daya

jaringan distribusi 20 kV

3. Menganalisis kontribusi rekonfigurasi penyulang

kalibakal terhadap perbaikan profil tegangan dan susut daya jaringan

1.4. Manfaat Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah:

1. Memberikan evaluasi dan prediksi solusi peningkatan

profil tegangan dan penurunan susut daya listrik di jaringan distribusi 20 kV

secara efektif sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas daya listrik.

Solusi yang diberikan berupa analisis rekonfigurasi jaringan karena

9

Page 10: Contoh Proposal TA

penentuan rekonsfigurasi yang baik tidak mungkin dilakukan dengan coba-

coba pada jaringan tersebut karena belum tentu tepat dan menyebabkan

bertambahnya waktu pemadaman listrik.

2. Penurunan susut daya yang dihasilkan pada dasarnya

merupakan penghematan penggunaan energi listrik akan menambah

ketersediaan cadangan energy listrik. hal ini secara tidak langsung akan

mengurangi permasalahan ketersediaan (krisis) energi listrik di Indonesia.

3. Pendekatan rekonfigurasi jaringan dapat digunakan

sebagai alternatif untuk perbaikan profil tegangan dan susut daya pada

jaringan distribusi. Rekonfigurasi cukup strategis untuk dilakukan dibanding

pendekatan atau metode lain mengingat biaya yang dibutuhkan relatif lebih

rendah.

10

Page 11: Contoh Proposal TA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Jaringan sistem distribusi dapat dibedakan menjadi dua yaitu jaringan

sistem distribusi primer dan jaringan sistem distribusi sekunder. Kedua sistem

tersebut dibedakan berdasarkan tegangan kerjanya. Pada umumnya tegangan kerja

pada sistem jaringan distribusi primer adalah 20 kV, sedangkan tegangan kerja

pada sistem jaringan distribusi sekunder adalah 220/380 V. (Satriya Utama,N.P.)

Sistem distribusi disuplai dari Gardu Induk (GI) yang terbagi menjadi

beberapa penyulang/feeder menuju pelanggan listrik. Umumnya tipe penyulang

yang digunakan adalah radial dimana antara penyulang yang satu dengan yang

lainnya dapat dihubungkan dengan mengoperasikan sectionalizing

switches/ABSW. Sectionalizing switches dengan posisi terbuka pada kondisi

normal ini sangat berperan untuk proses rekonfigurasi iaringan sistem sehingga

profil tegangan naik dan losses dapat dikurangi. Jika suatu penyulang mengalami

gangguan, daerah yang padam sementara dapat disuplai kembali secara cepat

dengan membuat konfigurasi jaring baru dengan mengoperasikan beberapa

sectionalizing switches. Dalam jarring distribusi tenaga listrik, mengubah status

sectionalizing switches dari normaly open (NO) ke normaly closed (NC) atau

sebaliknya merupakan perubahan struktur topologi dari jaring distribusi. Dalam

operasi sistem tenaga listrik rekonfigurasi bertujuan untuk mengurangi losses,

sehingga kualitas tegangan listrik menjadi lebih baik.( Indra Partha,C.G.)

Rekonfigurasi jaringan merupakan proses pembentukan struktur

topological dari penyulang distribusi dengan mengubah status dari switch. Selama

kondisi operasi normal. Rekonfigurasi jaringan bertujuan untuk mengurangi susut

daya listrik (losses) dan menyeimbangkan beban-beban dalam jaringan

(Civanlar,S., Grainger, J.J.).

11

Page 12: Contoh Proposal TA

Gambar 1. Jaringan distribusi tipe radial

Semakin panjang suatu jaringan, maka konduktor yang digunakan untuk

menghubungkan sumber listrik dengan beban (konsumen) juga akan semakin

panjang. Suatu konduktor, memiliki nilai resistansi, yang akan mengakibatkan

nilai rugi daya pada saluran akan bertambah besar. Karena nilai rugi daya

bergantung kepada hasil perkalian antara kuadrat arus (I2) yang mengalir pada

penghantar, dengan nilai resistansi penghantar (R). Minimalisasi rugi daya dapat

dilakukan merubah konfigurasi jaringan yang telah ada.

Panjang jaring listrik juga mengakibatkan perbedaan tegangan antara sisi

kirim dan sisi terima menjadi berbeda, makin panjang jaring, maka perbedaan

tegangan semakin besar demikian juga susut daya listrik (losses) pada jaring

tersebut. Turunnya tegangan sering terjadi pada sistem didtribusi 20 kV yang

kapasitasnya terbatas, sehingga pada jam-jam tertentu (pada beban puncak)

tegangan pada ujung sisi terima semakin rendah, bahkan melampaui batasbatas

toleransi, sedangkan pada jam-jam dimana beban listriknya berkurang, tegangan

listriknya akan kembali normal.(William H. Kersting).

Untuk saluran udara yang kapasitansinya dapat diabaikan saluran

direpresentasikan sebagai saluran pendek yang secara umum diterapkan pada

sistem yang tegangannya sampai 66 kV dan panjangnya mencapai 50 miles ( 80,5

12

Page 13: Contoh Proposal TA

km). Rangkaian ekivalen saluran pendek terdiri dari tahanan dan reaktansi yang

terhubung seri seperti pada Gambar berikut.

Gambar 2. Representasi saluran pendek

Penurunan tegangan (voltage drop) merupakan selisih antara tegangan

ujung kirim dan tegangan ujung terima (Syukri, 2005)

VD = Vk - Vt

Dimana :

Vk = nilai mutlak tegangan ujung kirim

Vt = nilai mutlak tegangan ujung terima

Penurunan tegangan (Voltage Drop) pada penyulang, atau pada saluran

transmisi yang pendek dengan faktor daya lagging dapat dihitung sebagai berikut

(T.A. Short) :

VD = IRR + IXXL volt

Dengan

R = resistansi total pada penyulang (ohm)

XL= reaktansi induktif total pada penyulang (ohm)

IR = komponen daya nyata dari arus (A)

IX = komponen reaktif arus tertinggal (A)

Penurunan tegangan maksimum yang dibolehkan dibeberapa titik pada

jaringan system distribusi 20 kV adalah 5 % dari tegangan kerja bagi sistem

radial (SPLN 72 :1987).

13

Page 14: Contoh Proposal TA

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1. Materi Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi profil tegangan dan susut

daya pada 8 penyulang kalibakal jaringan distribusi 20 kV PT PLN APJ

Purwokerto serta menganalisis potensi rekonfigurasi dan pengaruh rekonfigurasi

jaringan terhadap perbaikan profil tegangan dan susut daya jaringan distribusi.

3.2. Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui tahapan-tahapan penelitian sebagai

berikut :

1. Tahap persiapan meliputi perijinan dan penelusuran pustaka

2. Pengambilan data yang diperlukan berupa data penyulang

Kalibakal serta spesifikasi teknis peralatan yang terpasang

3. Evaluasi profil tegangan dan susut daya pada penyulang Kalibakal.

Evaluasi ini dilakukan melalui analisis aliran daya dengan menggunakan

software ETAP Power Station 4.0.

4. Menganalisis potensi rekonfigurasi jaringan. Potensi rekonfigurasi

ditentukan dengan melihat profil tegangan dan susut daya pada masing-

masing penyulang serta konfigurasi penyulang terdekat di sekitar

penyulang yang akan direkonfigurasi.

5. Rekonfigurasi penyulang dengan melimpahkan seksi pada satu

feeder yang berpotensi direkonfigurasi ke penyulang terdekat atau dengan

metode rekonfigurasi lain.

6. Simulasi penyulang yang telah direkonfigurasi pada program ETAP

Power Station 4.0 dan menganalisis aliran daya pada penyulang yang telah

direkonfigurasi

7. Menganalisis kontribusi rekonfigurasi pada jaringan. Hal ini

dilakukan dengan menganalisis perbaikan profil tegangan dan susut daya

pada setiap penyulang setelah rekonfigurasi jaringan dibandingkan dengan

kondisi sebelum rekonfigurasi

14

Page 15: Contoh Proposal TA

Gambar 3. Diagram alur penelitian

3.3. Data Penelitian

Data penelitian merupakan data sekunder yang didapatkan dari PT. PLN

APJ Purwokerto berupa :

- single-line diagram Jaringan Distribusi 20 kV Gardu Induk

Kalibakal PT. PLN (Persero) APJ Purwokerto

- Kapasitas dan impedansi transformator tenaga.

- Kapasitas dan impedansi power grid.

- Tegangan nominal busbar.

- Panjang, jenis, dan impedansi kabel dan konduktor yang

digunakan.

- Konfigurasi status dari ABSW dan LBS.

- Kapasitas dan pembebanan trafo distribusi yang terukur pada setiap

seksi penyulang kalibakal

3.4. Variabel yang diamati

Variable yang diamati pada penelitian ini adalah :

- Profil tegangan pada penyulang Kalibakal

- Aliran daya dan susut daya pada penyulang Kalibakal

- Konfigurasi dan rekonfigurasi penyulang Kalibakal

3.5. Analisis Data

Analisis yang dilakukan meliputi analisis profil tegangan, analisis susut

daya, rekonfigurasi jaringan serta perbaikan tegangan dan susut daya setelah

rekonfigurasi.

(1). Analisis profil tegangan

Analisis profil tegangan dilakukan melalui simulasi aliran daya yang

dilakukan dengan melihat hasil tegangan pada setiap bus dan

menghitung drop tegangan yang terjadi. Nilai drop tegangan

merupakan selisih antara tegangan pada ujung sisi pengirim dan

tegangan pada ujung sisi penerima

VD = IRR + IXXL volt

15

Page 16: Contoh Proposal TA

Dengan

R = resistansi total pada penyulang (ohm)

XL= reaktansi induktif total pada penyulang (ohm)

IR = komponen daya nyata dari arus (A)

IX = komponen reaktif arus tertinggal (A)

(2). Analisis susut daya

Susut daya adalah selisih antara jumlah energi yang masuk ke jaringan

(input) dan energi yang keluar dari jaringan (output). Energi output

adalah energi yang diambil dari jaringan tegangan menengah yang

merupakan energi yang termanfaatkan. Adanya selisih daya input dan

output jaringan adalah akibat rugi daya pada konduktor yang

sebanding dengan nilai arus dan hambatan penghantarPloss=I2RDengan

Ploss : rugi daya saluran (Watt)

I : arus saluran (A)

R : Tahanan saluran (Ohm)

Secara matematis, rugi daya yang terjadi di jaringan, dapat ditulis

dengan:

Dimana :

Ps = daya yang disalurkan (kW)

Pi = daya yang terpakai (kW)

(3). Rekonfigurasi

Rekonfigurasi dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:

a. Reconductor, mengganti luas penampang konduktor yang

digunakan dengan luas penampang konduktor yang lebih besar.

b. Mengubah jalur beban atau pelimpahan beban. Hal ini, dapat

dilakukan dengan mengubah konfigurasi status ABSW dan LBS,

16

Page 17: Contoh Proposal TA

baik dari Normally Open menjadi Normally Close, maupun

sebaliknya.

c. Membangun jaringan yang baru

3.6. Waktu dan Lokasi

Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknik Elektro Unsoed, sedangkan

pengambilan data lapangan dilakukan di PT PLN APJ Purwokerto

Penelitian ini dilakukan dalam jangka waktu 4 bulan.

Jadwal Kegiatan

N

o

Bulan I II III

Minggu 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Periapan dan Perijinan                                

2 Pengambilan data jaringan                                

3Evaluasi profil tegangan dan susut

daya penyulang kalibakal eksisting                               

4Analisis rekonfigurasi penyulang

kalibakal                               

6

Analisis profil tegangan dan susut

daya penyulang setelah

rekonfigurasi

                               

7Analisis kontribusi rekonfigurasi

pada jaringan                                

9

Laporan Penelitian , pembuatan

Artikel Ilmiah dan penyusunan

draf usulan penelitian lanjutan                                

17

Page 18: Contoh Proposal TA

18