Proposal Q

13
OUTLINE PENGARUH KREDIT TERHADAP PEMBIAYAAN MULTIJASA DENGAN AKAD IJARAH DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ABSTRAKSI DAFTAR ISI DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Perumusan Masalah C. Pembatasan Masalah D. Tujuan Penelitian E. Kerangka Pemikiran F. Metodologi Penelitian G. Sistematika Penulisan

Transcript of Proposal Q

Page 1: Proposal Q

OUTLINE

PENGARUH KREDIT TERHADAP PEMBIAYAAN MULTIJASA DENGAN AKAD

IJARAH

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

ABSTRAKSI

DAFTAR ISI

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Perumusan Masalah

C. Pembatasan Masalah

D. Tujuan Penelitian

E. Kerangka Pemikiran

F. Metodologi Penelitian

G. Sistematika Penulisan

Page 2: Proposal Q

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembiayaan Multijasa

1. Pengertian pembiayaan multijasa

2. Produk-produk multijasa

3. Indikator yang mempengaruhi pembiayaan multijasa

B. Kredit dan Akad Ijarah

1. Pengertian kredit

2. Pengertian akad ijarah

3. Akad ijarah terhadap sistem kredit multijasa

4. Indikator yang mempengaruhi kredit

5. Metode sistem kredit

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

A. Ruang lingkup Penelitian

B. Metode pengumpulan data

C. Jenis Metode Penelitian

D. Teknik Analisis data

1. Uji validitas

2. Uji realibitas

3. Uji hipotesis

E. Operasional Variabel Penelitian

Page 3: Proposal Q

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran umum objek penelitian

B. Perekembangan Kredit pembiayaan multijasa

C. Analisis penelitian

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 4: Proposal Q

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat memiliki kebutuhan-kebutuhan yang harus

dipenuhi baik kebutuhan primer, sekunder maupun tersier. Ada kalanya masyarakat tidak

memiliki cukup dana untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karenanya, dalam

perkembangan perekonomian masyarakat yang semakin meningkat muncullah jasa

pembiayaan yang ditawarkan oleh lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non bank.

Lembaga perbankan merupakan salah satu aspek yang mengatur dalam pembentukan

roda perekonomian. Perubahan sistem perbankan Indonesia makin menguat pasca

diundangkannya UU no23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia telah di ubah akhir dengan

peraturan pemerintah pengganti Undang-Undang No 2 tahun 2008 semakin mempertegas

status dan tujuan BI juga dalam mengatur dual banking system,yaitu bank konvensional dan

bank syariah mulai bergulir terutama sejak dikeluarkannya UU no 7 tahun 1992. Kemudian di

susul dengan adanya Bank Perkreditan Rakyat Syariah pelaksanaanya seperti fungsi pada

bank umum,tetapi di tingkat regional dengan prinsip syariah yang merupakan khusus

melayani rakyat kecil di kecamatan dan pedesaan. Jenis produk yang di tawarkan relative

sempit jika di bandingkan dengan bank umum,bahkan ada beberapa jenis jasa yang tidak

boleh diselenggarakan, seperti pembiayaan giro dan ikut kliring.

Suatu pemerintahan syariah Islam juga tak bisa iepas dari bagian muamalah sebagai

bagian yang mengatur hubungan sesama manusia. Pengaturan lembaga perbankan dalam

syariah Islam dilandaskan pada kaidah dalam ushul fiqih yang menyatakan bahwa “maa laa

yatimm al-wajib illa bihi fa huwa wajib“, yakni sesuatu yang harus ada untuk

menyempurnakan yang wajib, maka lembaga perbankan wajib diadakan. Karena pada zaman

modern ini kegiatan perekonomian tidak akan sempurna tanpa adanya lembaga perbankan.

Secara umum,teori keuangan islam mengenal tiga bentuk pola pembiayaan yaitu: (i)

pembiayaan berbasis kepemilikan ( equity financing); (ii) pembiayaan berbasis utang (debt

financing ); (iii) pembiayaan berbasis jasa (service financing). Selanjutnya, literature islam

klasik mengklasifikasikan equity-based financing ke dalam beberapa bentuk produk

Page 5: Proposal Q

pembiayaan seperti Mudharabah (trustee partnership), Musyarokah (plantation menegement

fee based on certain portion of yield). Sementara itu, debt-based financing di jabarkan

menjadi jenis kontrak pembiayaan seperti murabahah (mark up sale), Ijarah (leasing), salam

(deffered delivery sale), Istisna (manufacture sale),dan Qard (benevolent loan).

Terakhir,service based financing juga terdiri dari beberapa kontrak seperti Wakalah (opening

of latter of credit), Kafalah (latter of guarante), dan Hiwalah1

Namun demikian, diantara sederetan instrument pembiayaan syariah di atas, industri

perbankan syariah belum mengembangkankan keseluruhan instrumen karena masih

tergantung kepada kebutuhan nasabah. Dalam hal pembiayaan yang menarik tentang debt-

based financing dalam pembiayaan multijasa yang diberikan bank syariah dalam bentuk

sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah, kemudian mengalokasikan kredit yang berorientasi

pada nilai realisasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Alokasi kredit mengarah

optimisasi produksi dan distribusi barang dan jasa yang di perlukan oleh sebagian besar

masyarakat.

Penambahan modal dalam suatu kegiatan bisnis umumnya dapat dilakukuan melalui

pinjaman di ”Lembaga” perbankan atau perkreditan.Namun karena lembaga ini memerlukan

jaminan yang kadang kala tidak di penuhi oleh badan usaha yang bersangkutan,maka di

perlukan suatu upaya lain, yang tanpa jaminan dan lebih mudah prosesnya. Upaya lain

tersebut dapat di lakukan melalui suatu jenis badan usaha yang di sebut lembaga pembiayaan.

Di lembaga pembiyaan islam atau perbankan syari’ah tersebut terdapat system

“Ijarah” atau lebih di kenal dengan “sewa-menyewa” yang turut membantu masyrakat dalam

memenuhi kebutuhan.tapi Sampai saat ini,mayoritas produk pembiayaan pada Bank syari’ah

masih terfokus pada produk-produk prinsip jual beli seperti murabahah & Ijarah. Bank Islam

menganalisis produk Ijarah atau sewa menyewa yang merupakan hukum bisnis dalam

merangkai peraturan yang berkaitan secara langsung maupun tidak langsung dengan urusan-

urusan masyarkat atau lembaga-lembaga dalam menjalankan roda perekonomian sekarang ini

dengan semakin menggeliatnya kegiatan bisnis khususnya di Indonesia.Tuntutan pelaksanaan

hukum ini semakin besar agar tidak terdapat perbenturan kepentingan diantara badan usaha

dan lembaga yang ada sejalan dengan hal tersebut prinsip dalam pelaksanaan produk ijarah

1(Obaidullah,Mohammed 2005 ‘islamic financial service”. Islamic Ecoomic and Research

Center,king abdul aziz,university Jeddah, Saudi Arabia, May 2005)

Page 6: Proposal Q

harus tau perbedaannya sehingga dapat di lihat dalam bentuk pemanfaatannya.Objek

transaksinya adalah jasa,baik manfaat atas barang maupun manfaat atas tenaga kerja.

Dalil hukumnya sebagai berikut

Surat Al-Baqarah ayat 233

233 .Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, Yaitu bagi yang

ingin menyempurnakan penyusuan. dan kewajiban ayah memberi Makan dan pakaian kepada

Para ibu dengan cara ma'ruf. seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar

kesanggupannya. janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang

ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. apabila keduanya ingin

menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, Maka tidak

ada dosa atas keduanya. dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, Maka tidak

ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. bertakwalah

kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan

Surat Al-Qashash

26 .salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang

bekerja (pada kita), karena Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk

bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya

Page 7: Proposal Q

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul

“Pengaruh Kredit Terhadap Pembiayaan Multijasa dengan Akad Ijarah (study di

BPRS Baitil Muawanah Cilegon- Banten)”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas,maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Sistem kredit seperti apa yang mempengaruhi pembiayaan multijasa2. Bagaimana pembiayaan multijasa dengan akad ijarah3. Apa saja produk pembiayaan multijasa

C. Pembatasan Masalah

Dari berbagai permasalahan yang telah di rumuskan di atas ternyata cakupan

masalahnya lebih luas, karena keterbatasan peneliti maka masalah tersebut di batasi hanya

pada Kredit Pada Pembiayaan Multijasa

D. Tujuan penelitian

1. Bagi Bank

Melalui produk Multijasa bank syariah mendapatkan kemudahan dalam mengelola

kreditnya,karena dapat menyalurkan pembiayaan dengan memenuhi kebutuhan nasabah

terhadap jasa-jasa yang di benarkan secara syariah.

2. Bagi Nasabah

Sebagai sumber bagi Nasabah terhadap jasa-jasa tertentu seperti pendidikan,

kesehatan dan jasa-jasa lainnya yang di benarkan secara syariah.

E. Kerangka pemikiran

Salah faktor penunjang yang menjadi pertumbuhan bank konvensional dan

bank syariah dalam penyaluran kredit adalah permintaan kredit. Masalah permintaan

kredit antara Bank Konvensional dengan Bank Syariah memiliki perbedaan, dimana

Page 8: Proposal Q

menurut Muhammad Safi’i Antonio dalam Jumhur (2006, hal. 23) yang

mengemukakan bahwa dalam penyaluran kredit menurut sistem kredit menerapkan

sistem bunga, sedangkan dalam melakukan penyaluran kredit menurut sistem syariah

adalah bagi hasil.

F. Metodologi penelitian

Dalam penelitian ini analisis kuantitatif yaitu data yang berupa angka-angka

yang di kumpulkan pada pusat BPRS untuk di analisis kemudian di ambil suatu

kesimpulan.

G. Sistematika penulisan

Bab I PENDAHULUAN

Dalam bab ini mengemukakan latar belakang masalah, perumusan masalah,

pembatasan masalah, tujuan penelitian, kerangka pemikiran, metodologi penelitian

dan sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini di tuangkan mengenai beberapa pengertian kredit dan pembiayaan

multijasa, hal yang mempengaruhi pembiayaan multijasa.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

Page 9: Proposal Q

Bab ini berisi tentang objek penelitian dan metode yang di gunakan melalui sumber

data dan jenis pengumpulan data serta teknik analisis penelitian dengan uji hipotesis.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Bab ini memaparkan tentang hasil dari penelitian yang sudah di teliti dan analisis

yang telah di lakukan

BAB V PENUTUP

Menyajikan beberapa kesimpulan dan saran-saran dari hasil penelitian yang telah di teliti.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA

Page 10: Proposal Q

Huda, Nurul dan Mustafa Edwin Nasution, Current Issue Lembaga Keuangan Syariah,

cetakan 1, Jakarta; Kencana, 2009

Soemitra Andri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, cetakan 2, Jakarta; Kencana 2010

Nurhayati sri dan Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia, Edisi 2 Revisi, Jakarta; Salemba

Empat, 2011

Obaidullah,Mohammed 2005 ‘islamic financial service”. Islamic Ecoomic and Research

Center,king abdul aziz,university Jeddah, Saudi Arabia, May 2005)