Proposal Print Editan q

93
I. Judul Penelitia Penerapan Standart Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) dalam Penyajian Laporan Keuangan pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) “Warga Sejahtera” Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kendal. II. Latar Belakang Pembangunan yang dilaksanakan bangsa Indonesia merupakan wujud dari usaha untuk mencapai tujuan nasional. Tujuan nasional bangsa Indonesia tercermin dalam Undang – Undang Dasar 1945. Dalam bidang ekonomi pada Undang- Undang pasal 33 ayat 1 menyatakan bahwa “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.” Dalam penjelasan Undang- Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa usaha yang sesuai dengan pasal tersebut adalah koperasi. Koperasi merupakan salah satu organisasi ekonomi yang memiliki ruang gerak dan kesempatan usaha yang menyangkut kepentingan kehidupan ekonomi rakyat. Ekonomi rakyat adalah sektor ekonomi yang ditangani dan 1

Transcript of Proposal Print Editan q

Page 1: Proposal Print Editan q

I. Judul Penelitia

Penerapan Standart Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK ETAP) dalam Penyajian Laporan Keuangan pada Koperasi Pegawai

Republik Indonesia (KPRI) “Warga Sejahtera” Madrasah Aliyah Negeri (MAN)

Kendal.

II. Latar Belakang

Pembangunan yang dilaksanakan bangsa Indonesia

merupakan wujud dari usaha untuk mencapai tujuan nasional.

Tujuan nasional bangsa Indonesia tercermin dalam Undang –

Undang Dasar 1945. Dalam bidang ekonomi pada Undang-

Undang pasal 33 ayat 1 menyatakan bahwa “Perekonomian

disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas

kekeluargaan.” Dalam penjelasan Undang- Undang Dasar 1945

disebutkan bahwa usaha yang sesuai dengan pasal tersebut

adalah koperasi.

Koperasi merupakan salah satu organisasi ekonomi yang

memiliki ruang gerak dan kesempatan usaha yang menyangkut

kepentingan kehidupan ekonomi rakyat. Ekonomi rakyat adalah

sektor ekonomi yang ditangani dan dikerjakan oleh rakyat,

berkaitan dengan tujuan pembangunan nasional yaitu

memajukan kesejahteraan umum, yang berarti kemakmuran

masyarakatlah yang diutamakan, bukan kemakmuran orang

perorang dan untuk mewujudkan hal itu salah satu bentuk usaha

1

Page 2: Proposal Print Editan q

yang tepat sebagai representasi rakyat Indonesia dalam

kehidupan ekonomi nasional adalah badan usaha dalam bentuk

Koperasi (Muslimin Nasution, 2007).

Pembinaan koperasi pada dasarnya dimaksudkan untuk

mendorong agar koperasi menjalankan kegiatan usaha dan

berperan utama dalam kehidupan ekonomi rakyat. Selain itu

perlu adanya adanya pembangunan koperasi sebagai badan

usaha yang ditujukan pada penguatan serta perluasan basis

usaha, peningkatan mutu sumber daya manusia terutama

pengurus, pengelola dan anggotanya untuk selalu meningkatkan

profesionalisme dalam kewirausahaan koperasi, sehingga

dengan kinerja yang makin sehat, kompetitif dan mandiri,

koperasi mampu menjadi bangun usaha utama dalam

perekonomian. (Yuni Maryana, 2013)

Koperasi juga merupakan suatu lembaga ekonomi dimana

didalamnya terdapat aspek-aspek yang mengatur kegiatan-

kegiatan koperasi tersebut. Aspek keuangan merupakan aspek

penting dalam perkoperasian. Aspek keuangan yang transparan

dan seimbang serta diatur dengan baik akan menjadikan

koperasi lebih berkembang. Terutama jika dilihat dari keuangan

koperasi yang pada akhirnya akan terlihat pada laporan

keuangan tiap periodenya.

2

Page 3: Proposal Print Editan q

Menurut PSAK nomor 1 (revisi 2009), laporan keuangan

adalah suatu pengkajian terstruktur dari posisi keuangan dan

kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah

untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja

keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian

besar kalangan pengguna laporan keuangan agar dapat di

jadikan dasar pengambilann keputusan serta diperbandingkan.

Laporan keuangan yang lengkap meliputi laporan posisi

keuangan pada akhir periode, laporan laba rugi komprehensif

selama periode, laporan perubahan ekuitas selama periode,

laporan arus kas selama periode, catatan atas laporan keuangan

yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting serta

informasi penjelasan lainnya dan laporan posisi keuangan pada

awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas

menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau

membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau

ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan

keuangannya.

Informasi keuangan atau akuntansi akan bermanfaat bila

dipenuhi tujuh kualitas yaitu relevan, dapat dimengerti, daya uji,

Netral, tepat waktu, daya banding dan lengkap. Kriteria utama

informasi akuntansi adalah harus berguna untuk pengambilan

keputusan. Agar dapat berguna, informasi itu harus mempunyai

3

Page 4: Proposal Print Editan q

dua sifat utama yaitu relevan dan dapat dipercaya (reliability).

Agar informasi itu relevan ada tiga sifat yang harus dipenuhi

yaitu mempunyai nilai prediksi, mempunyai nilai umpan balik

(feedback value) dan tepat waktu. Dan informasi yang dapat

dipercara mempunyai tiga sifat yaitu dapat di periksa, netral dan

menyajikan yang seharusnya. Di samping dua sifat utama yang

wajib ada pada informasi akuntansi, terdapat pula dua sifat

sekunder pada informasi akuntansi yaitu dapat diperbandingkan

dan konsisten. (Zaki Baridwan, 2004)

Adapun dalam penyusunan akuntansi koperasi tidak berbeda

jauh dengan penyusunan akuntansi umum (perusahaan

dagang/jasa). Laporan keuangan koperasi merupakan hasil dari

pencatatan dan pengklasifikasian dari kegiatan transaksi yang

dapat di ukur dengan nilai nominal pada koperasi selama periode

berjalan dan sebagai bahan untuk pertimbangan kebijakan yang

akan di ambil koperasi. Pada umumnya koperasi melakukan

pencatatan keuangan paling tidak satu tahun sekali dan di

laporkan dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT). Laporan

keuangan koperasi terdiri atas Neraca, Laporan perhitunga hasil

usaha atau laporan SHU, Laporan Arus KAS, Laporan promosi

ekonomi anggota dan Catatan atas Laporan Keuangan.

Dalam penyusunan laporan keuangan harus memperhatikan

standar yang digunakan. Seperti penyusunan laporan keuangan

4

Page 5: Proposal Print Editan q

untuk koperasi, penyusunannya menggunakan Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntanbilitas Publik atau

yang biasa disebut SAK ETAP. SAK-ETAP dimaksudkan untuk

digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak

memiliki akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan

laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial

statement ) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna

eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam

pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit.

Mengingat kebijakan akuntansi SAK-ETAP di beberapa aspek

lebih ringan dari pada PSAK, maka ketentuan transisi dalam

SAK-ETAP ini cukup ketat (SAK ETAP, 2009).

Selain itu diterbitkannya SAK ETAP sendiri bertujuan untuk

memudahkan pengusaha kecil atau menengah untuk menyusun

laporan keuangan sendiri sehingga dapat berguna bagi intern

atau untuk mendapatkan dana. Untuk itu setiap koperasi

diharapkan dapat menggunakan SAK ETAP ini sebagai pedoman

dalam teknik penyusunan laporan keuangannya dengan di

tambahi informasi dari PSAK No. 27 agar pencatatan semakin

baik dan sesuai standart yang berlaku.

Penelitian tentang koperasi yang telah dilakukan oleh para

peneliti. Di antaranya adalah :

5

Page 6: Proposal Print Editan q

1. Yuni Maryana, dengan judul penelitian “Penerapan

Standar Akuntansi Keuangan No. 27 Perkoperasian Pada

Koperasi Simpan Pinjam Berau Kaltim di Tanjung Redeb”.

Dan hasil penelitiannya adalah

a. Pihak manajemen koperasi dalam menyajikan laporan

keuangannya tidak mengacu pada Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan No. 27 Akuntansi Perkoperasian

karena hanya menyajikan Neraca dan Perhitungan

Hasil Usaha (PHU), yang seharusnya terdiri dari

neraca, perhitungan hasil usaha (PHU), laporan arus

kas, laporan promosi ekonomi anggota, dan catatan

atas laporan keuangan.

b. Dalam penyajian neraca koperasi masih terdapat

kekeliruan dalam penulisan nama akun pada penulisan

juga tidak sesuai dengan tata urutan dalam standar

akuntansi keuangan.

c. pada penyajian perhitungan hasil usaha juga terdapat

kesalahan penafsiran nama akun, ada beberapa akun

yang seharusnya ikut mengurangi pendapatan dalam

perhitungan hasil usaha akan tetapi tidak dicatat

koperasi dalam beban perkoperasian dan dalam

perhitungan hasil usaha juga tidak ada pemisahan

pendapatan anggota dan non anggota serta beban

6

Page 7: Proposal Print Editan q

usaha dan beban perkoperasian.

2. Supriyono, dengan judul “Pengaruh Besarnya Pinjaman Anggota

Terhadap Eksistensi Kelangsungan KPRI Nusantara IAIN Walisongo,

Semarang”. Hasil dari penilitianna adalah Terdapat Pengaruh yang

signifikan antara Besarnya pinjaman Anggota Terhadap eksistensi

Kelangsungan Koperasi.

3. Dani Cahyono, Dengan judul “ Analisis Pengaruh Modal

Kerja, Aktiva Tetap dan Hutang Terhadap SHU pada

Koperasi “Tirta Usaha” Semarang. Dan hasil Penelitiannya

:

a. Secara bersama- sama atau keseluruhan hubungan

antara variabel-variabel bebas yang meliputi modal

kerja (X1), Aktiva Tetap (X2), dan Hutang (X3) dengan

SHU (Y) pada KPRI “Tirta Usaha” Balai PSDA Wilayah

Sungai Jragung Tuntang Semarang memiliki tingkat

hubungan yang sangat kuat dengan koefisien korelasi

atau multiple R = 0,868. Sehingga perubahan Variabel

Modal kerja (X1), Aktiva Tetap (X2), dan Hutang (X3)

akan menyebabkan perubahan SHU (Y).

b. Secara Individual hubungan antar variabel X1 dengan

Y atau r (x1y) = 0,728. Hal ini menunjukkan bahwa

antara modal kerja dengan SHU memiliki hubungan

yang sangat kuat dan positif.

7

Page 8: Proposal Print Editan q

c. Hubungan Individual Antara variabel X2 dengan Y atau

r (x2y) = - 0,659, hal ini menunjukkan bahwa antara

aktiva tetap dengan SHU memiliki hubungan kuat

negatif.

d. Hubungan Individual antara Variabel X3 dengan Y atau

r (x3y) =-0,557, hal ini menunjukkan bahwa antara

aktiva tetap dengan SHU memiliki hubungan kuat

negatif.

e. Secara bersama-sama pengaruh variabel-variabel

bebas modal kerja (X1), aktiva tetap (X2) dan hutang

(X3) terhadap SHU (Y) pada KPRI “tirta Usaha” Balai

PSDA Wilayah sungai Jragung Tuntang Semarang

ditujukan dengan besarnya koefisien determinasi atau

adjusted r square = 0,722. Hal ini berarti besarnya

SHU pada koperasi tersebut (Y) dipengaruhi oleh

ketiga variabel bebas yaitu X1, X2 dan X3 sebesar

72,2%. Sedangkan sisanya ( 27,8%) dipengaruhi oleh

faktor-faktor diluar dari ketiga variabel tersebut.

Dengan referensi penelitian-penelitian diatas penulis

mengadakan penelitian dengan menggunakan standart dan

objek yang berbeda. Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI)

“Warga Sejahtera” Madrasah Aliyah Negeri Kendal memiliki aset

maupun ekuitas yang cukup besar, oleh karena itu dengan apa

8

Page 9: Proposal Print Editan q

yang telah dimiliki oleh koperasi seharusnya didukung dengan

penyajian laporan keuangan yang baik. Dengan adanya laporan

keuangan yang baik sangat membantu koperasi dalam

menjalankan usahanya.

Pelaporan keuangan yang baik harus disertai dengan

pengembngan sistem yang baik pula karena salah satu harta

yang paling berharga bagi organisasi bisnis modern adalah

sebuah sistem informasi yang berorientasi pada pemakai dan

responsif. Sebuah sistem yang dirancang dengan baik dapat

meningkatkan produktivitas, mengurangi persediaan,

menghilangkan aktivitas yang tidak menambah nilai,

memperbaiki pelayanan pelanggan dan keputusan manajemen

serta mengkoordinasi aktivitas- aktivitas di seluruh organisasi.

(James A Hall, 2002)

Untuk mencapai laporan keuangan dan sistem yang baik

tentunya harus mengacu pada standar akuntansi keuangan yang

berlaku pada saat ini yang sesuai dengan jenis usaha

perkoperasian. Dan adapun standart yang dapat di jadikan

pedoman adalah Standart Akuntansi Keuangan (SAK) Entitas

Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP).

Dari latar belakang tersebut maka penulis menuangkan

pemikirannya pada penelitian ini yang berjudul : PENERAPAN

STANDART AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA

9

Page 10: Proposal Print Editan q

AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP) DALAM PENYAJIAN

LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK

INDONESIA (KPRI) “WARGA SEJAHTERA” MADRASAH

ALIYAH NEGERI (MAN) KENDAL.

III. Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang

menjadi pokok permasalahan dalam penulisan skripsi ini adalah : “ Apakah

Koperasi Pegawai Republik Indonesia “Warga Sejahtera” MAN Kendal telah

menerapkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK ETAP) dalam penyajian laporan keuangan koperasi”.

IV. Tinjauan Pustaka

4.1 Pengertian Koperasi

Koperasi berasal dari bahasa latin “coopere” yang dalam

bahasa inggris disebut cooperation. Co berarti bersama dan

operation berarti bekerja, jadi berarti bekerja bersama-sama.

Dalam UUD 1945 pasal 33 ayat 1 dinyatakan bahwa

perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas

asas kekeluargaan.

Hal ini mengandung arti bahwa kemakmuran masyarakat

yang diutamakan dan bukan kemakmuran orang seorang.

Sedangkan menurut PSAK nomor 27 tahun 2009 (revisi 1998 )

Koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan

dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya

10

Page 11: Proposal Print Editan q

atas dasar prinsip-prinsip Koperasi dan kaidah usaha ekonomi

untuk meningkatkan taraf hidup anggota pada khususnya dan

masyarakat daerah kerja pada umumnya, dengan demikian

koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat dan sokok guru

perekonomian nasional. Dan koperasi menurut Undang-Undang

Nomor 25 Tahun 1992 pasal 1 (satu) ayat 1 (satu) adalah badan

usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum

koperasi, dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip

koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat, yang

berdasar atas asas kekeluargaan (Supriyono, 2009).

Adapun pengertian koperasi menurut Undang-Undang No. 17

Tahun 2012 yaitu koperasi merupakan badan hukum yang didirikan oleh

orang perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan

para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha yang memenuhi aspirasi

dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai

dan prinsip koperasi.

Pengertian Koperasi menurut beberapa ahli

(http://candranopitasari. blogspot.com /2013/01/ pengertian-

tujuan-dan-prinsip-prinsip_12.html) :

1. Definisi Chaniago (2002)

Koperasi sebagai suatu perkumpulan yang beranggotakan

orang-orang atau badan hukum, yang memberikan

kebebasan kepada anggota untuk masuk dan keluar,

11

Page 12: Proposal Print Editan q

dengan bekerja secara kekeluargaan menjalankan usaha

untuk mencapai kesejahteraan anggotanya.

2. Definisi Dooren

Dooren menyatakan tidak ada satu pun definisi koperasi

yang diterima dan sekaligus menambahkan definisi yaitu

koperasi bisa juga kumpulan badan-badan hukum.

3. Definisi Hatta

Menurut Pendapat Moh. Hatta “Koperasi adalah usaha

bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi

berdasarkan tolong menolong. Semangat tolong-

menolong tersebut didorong oleh keinginan member jasa

kepada kawan berdasarkan ‘semua buat seorang seorang

buat semua’.”

4. Definisi Munker

Koperasi adalah organisasi yang menjalankan “urusniaga”

secara kumpulan, yang berazaskan konsep tolong-

menolong.

5. Definisi Dr. Fay

Koperasi adalah suatu perserikatan dengan tujuan

berusaha bersama yang terdiri atas mereka yang lemah

dan di usahakan selalu dengan semangat tidak

memikirkan diri sendiri sedemikian rupa, sehingga

masing-masing sanggup menjalankan kewajibannya

12

Page 13: Proposal Print Editan q

sebagai anggota dan mendapat imbalan sebanding

dengan pemanfaatan mereka terhadap organisasi.

6. Definisi Margono Djojohadikoesoemo

Menurut Margono Djojohadikoesoemo yang merupakan

inspektur koperasi pada cooperatie en binnenlansche

handel di departement van economische zaken di batavia

(Jakarta) serta pendiri Bank National Indonesia (BNI)

koperasi adalah perkumpulan manusia seorang-seorang

yang dengan sukanya sendiri hendak bekerja sama untuk

memajukan ekonominya.

7. Definisi Prof. R.S. Soeriaatmadja

Koperasi adalah suatu perkumpulan dari orang-oang yang

atas dasar persamaan derajat sebagai manusia, dengan

tidak memandang haluan agama dan politik secara

sukarela masuk untuk sekedar memenuhi kebutuhan

bersama yang bersifat kebendaan atas tanggungan

bersama.

8. Definisi Prof. Marvin, A.Schaar

Definisi menurut Prof. Marvin, A. Schaarz, seorang guru

besar dari University of Wisconsin, Madison USA yang

mengatakan : a Cooperative is a business voluntary

owned and controlled by its member patrons, and

operated for them and by them on a nonprofit or cost

13

Page 14: Proposal Print Editan q

basis (koperasi adalah suatu badan usaha yang secara

sukarela dimiliki dan di kendalikan oleh anggota yang

juga pelanggannya dan dioperasikan oleh mereka dan

untuk mereka atas dasar nirlaba atau atas dasar biaya.

Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

koperasi merupakan wadah bagi perseorangan, organisasi,

perkumpulan ataupun badan usaha untuk melakukan kegiatan

usaha yang berlandaskan hukum dan berdasar aspek-aspek

sosial tanpa mengurangi sifat perekonomiannya dengan tujuan

mensejahterakan para anggotanya.

Untuk mencapai tujuan koperasi, maka koperasi koperasi

tidak dapat dilepas dari usaha-usaha untuk mendapatkan

keuntungan tanpa mengesampingkan prinsip-prinsip yang

dimilikinya. Manfaat yang diterima anggota lebih diutamakan

daripada laba, meskipun demikian harus diusahakan agar

koperasi tidak menderita kerugian. Tujuan ini dicapai dengan

karya dan jasa para anggotanya. (Dani Cahyono, 2006).

Oleh karena itu koperasi tetap harus punya sistem

pengelolaan dan pengembangan baik usaha ataupun manajemen

agar eksistensi koperasi tetap meningkat dan kesejahteraan

anggotanya tetap terjaga. Dengan sistem yang baik, laba yang

terus meningkat serta manajemen pengelolaan yang maksimal

14

Page 15: Proposal Print Editan q

maka akan dapat dipastikan bahwa kesehatan kinerja koperasi

semakin baik dan tujuan koperasi dapat terwujud.

4.2 Sejarah dan Perkembangan Koperasi

Sejarah singkat gerakan koperasi bermula pada abad ke-20

yang pada umumnya merupakan hasil dari usaha yang tidak

spontan dan tidak dilakukan oleh orang-orang yang sangat kaya.

Meraka mempersatukan diri untuk memperkaya dirinya sendiri,

seraya ikut mengembangkan kesejahteraan masyarakat di

sekitarnya. Koperasi tumbuh dari kalangan rakyat, ketika

penderitaan dalam lapangan ekonomi dan sosial yang di

timbulkan oleh sistem kapitalisme demikian memuncaknya.

Beberapa orang yang penghidupannya sederhana dengan

kemampuan ekonomi terbatas, terdorong oleh penderitaan dan

beban ekonomi yang sama, secara spontan mempersatukan diri

untuk menolong dirinya sendiri dan manusia sesamanya.

Pada tahun 1896 seorang Pamong Praja Patih R.Aria Wiria

Atmaja di Purwokerto mendirikan sebuah Bank untuk para

pegawai negri (priyayi). Ia terdorong oleh keinginanmya untuk

menolong para pegawai yang makin menderita karena terjerat

oleh lintah darat yang memberikan pinjaman dengan bunga yang

tinggi Maksud Patih tersebut untuk mendirikan koperasi kredit

model seperti di Jerman Ia dibantu oleh seorang asisten Residen

Belanda (Pamong Praja Belanda) Assisten-Residen itu sewaktu

15

Page 16: Proposal Print Editan q

cuti berhasil mengunjungi Jerman dan menganjurkan akan

mengubah Bank Pertolongan Tabungan yang sudah ada menjadi

Bank Pertolongan, Tabungan dan Pertanian Selain pegawai

negeri juga para petani perlu dibantu karena mereka makin

menderita karena tekana para pengijon (pelepan uang). Ia juga

menganjurkan merubah Bank tersebut menjadi koperasi Di

samping itu ia pun mendirikan lumbung-lumbung desa yang

menganjurkan para petani menyimpan pada pada musim panen

dan memberikan pertolongan pinjaman padi pada musim

paceklik Ia pun berusaha menjadikan lumbung-lumbung itu

menjadi Koperasi Kredit Padi. Tetapi Pemerintah Belanda pada

waktu itu berpendirian lain. Bank Pertolongan, Tabungan dan

Pertanian dan Lumbung Desa tidak dijadikan Koperasi tetapi

Pemerintah Belanda membentuk lumbung-lumbung desa baru,

bank –bank Desa , rumah gadai dan Centrale Kas yang kemudian

menjadi Bank Rakyak Indonesia (BRI).Semua itu adalah badan

usaha Pemerntah dan dipimpin oleh orang-orang Pemerintah.

Pada zaman Belanda pembentuk koperasai belum dapat

terlaksana, karena:

1. Belum ada instansi pemerintah ataupun badan non

pemerintah yang memberikan penerangan dan

penyuluhan tentang koperasi

16

Page 17: Proposal Print Editan q

2. Belum ada Undang-Undang yang mengatur kehidupan

koperasi

3. Pemerintah jajahan sendiri masih ragu-ragu

menganjurkan koperasi karena pertimbangan politik,

khawatir koperasi itu akan digunakan oleh kaum politik

untuk tujuan yang membahayakan pemerintah jajahan

itu.

Koperasi menjamur kembali, tetapi pada tahun 1933 keluar

UU yang mirip UU no. 431 sehingga mematikan usaha koperasi

untuk yang kedua kalinya. Pada tahun 1942 Jepang menduduki

Indonesia. Jepang lalu mendirikan koperasi kumiyai. Awalnya

koperasi ini berjalan mulus. Namun fungsinya berubah drastis

dan menjadi alat Jepang untuk mengeruk keuntungan, dan

menyengsarakan rakyat.

Setelah Indonesia merdeka, pada tanggal 12 Juli 1947,

pergerakan koperasi di Indonesia mengadakan Kongres Koperasi

yang pertama di Tasikmalaya Hari ini kemudian ditetapkan

sebagai Hari Koperasi Indonesia. (Alfian Hayqal,

http://alfianhayqal.wordpress.com/2011/09/29/koperasi/)

Pada dasarnya lembaga koperasi sejak awal diperkenalkan di Indonesia

memang sudah diarahkan untuk berpihak kepada kepentingan ekonomi rakyat.

Eksistensi koperasi memang merupakan suatu fenomena tersendiri, sebab tidak

satu lembaga sejenis lainnya yang mampu menyamainya, tetapi sekaligus

17

Page 18: Proposal Print Editan q

diharapkan menjadi penyeimbang terhadap pilar ekonomi lainnya. Lembaga

koperasi oleh banyak kalangan, diyakini sangat sesuai dengan budaya dan tata

kehidupan  bangsa Indonesia. Di dalamnya terkandung muatan menolong diri

sendiri, kerjasama untuk kepentingan bersama (gotong royong), dan beberapa

esensi moral lainnya. Sangat banyak orang mengetahui tentang koperasi meski

belum tentu sama pemahamannya, apalagi juga hanya sebagian kecil dari populasi

bangsa ini yang mampu berkoperasi secara benar dan konsisten. Sejak

kemerdekaan diraih, organisasi koperasi selalu memperoleh tempat sendiri dalam

struktur perekonomian dan mendapatkan perhatian dari pemerintah. 

Keberadaan koperasi sebagai lembaga ekonomi rakyat ditilik dari sisi

usianya, sudah relatif matang. Sampai dengan bulan November 2001, berdasarkan

data Departemen Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), jumlah koperasi

di seluruh Indonesia tercatat sebanyak 103.000 unit lebih, dengan jumlah

keanggotaan ada sebanyak 26.000.000 orang. Jumlah itu jika dibanding dengan

jumlah koperasi per-Desember 1998  mengalami peningkatan sebanyak dua kali

lipat. Jumlah koperasi aktif, juga mengalami perkembangan yang cukup

menggembirakan. Jumlah koperasi aktif per-November 2001, sebanyak 96.180

unit (88,14 persen). Hingga tahun 2004 tercatat 130.730, tetapi yang aktif

mencapai 28,55%, sedangkan yang menjalan rapat tahunan anggota (RAT) hanya

35,42% koperasi saja. Data terakhir tahun 2006 ada 138.411 unit dengan anggota

27.042.342 orang akan tetapi yang aktif 94.708 unit dan yang tidak aktif sebesar

43.703 unit.

18

Page 19: Proposal Print Editan q

Namun uniknya, kualitas perkembangannya selalu menjadi bahan perdebatan

karena tidak jarang koperasi dimanfaatkan di luar kepentingan generiknya. Juga,

secara makro pertanyaan yang paling mendasar berkaitan dengan kontribusi

koperasi terhadap  Produk Domestik Bruto (PDB), pengentasan kemiskinan, dan

penciptaan lapangan kerja. Sedangkan secara mikro pertanyaan yang mendasar

berkaitan dengan kontribusi koperasi terhadap peningkatan pendapatan dan

kesejahteraan anggotanya. Di Indonesia, setelah  lebih dari 50 tahun

keberadaannya, lembaga koperasi  yang diharapkan menjadi pilar atau soko guru

perekonomian nasional dan lembaga gerakan ekonomi rakyat ternyata tidak begitu

berkembang baik seperti di negara-negara maju. Di Indonesia pengenalan

koperasi memang dilakukan oleh dorongan pemerintah, bahkan sejak

pemerintahan penjajahan Belanda telah mulai diperkenalkan. Pengalaman di tanah

air kita lebih unik karena koperasi yang pernah lahir dan telah tumbuh secara

alami di jaman penjajahan, kemudian setelah kemerdekaan diperbaharui dan

diberikan kedudukan yang sangat tinggi dalam penjelasan undang-undang dasar.

Dan atas dasar itulah kemudian melahirkan berbagai penafsiran bagaimana harus

mengembangkan koperasi (Soetrisno, 2003).

Dari hasil survey  kondisi koperasi di Indonesia saat ini sangat

memperihatinkan. Sebanyak 27 persen dari 177.000 koperasi yang ada di

Indonesia atau sekitar 48.000 koperasi kini tidak aktif. Hal itu mengindikasikan

kondisi koperasi di Indonesia saat ini masih memprihatinkan. Beberapa faktor

penyebab banyaknya koperasi tidak aktif, di antaranya pengelolaan yang tidak

profesional. Namun demikian hingga kini kementerian masih melakukan

19

Page 20: Proposal Print Editan q

pendataan untuk mengetahui hal tersebut. Dalam hal ini, kementrian terus

melakukan pengkajian. Rencananya koperasi yang tidak sehat tersebut akan

dipilah sesuai kondisinya. Namun bila sudah tidak ada pengurusnya, koperasi

yang tidak aktif tersebut akan dibubarkan.

(http://dewirahmiati.blogspot.com/2011/11/perkembangan-koperasi-di-

indonesia.html)

4.3 Landasan dan Asas, Prinsip, Karakteristik serta Tujuan

Koperasi

4.3.1 Landasan Dan Asas Koperasi

1. Koperasi mempunyai landasan :

a. Landasan Idiil/ideologi/dasar adalah : Pancasila.

b. Landasan Struktural UUD 45 pasal 33 ayat 1 yang

berbunyi " Perekonomian disusun sebagai usaha

bersama berdasarkan asas kekeluargaan"

c. Landasan Operasional adalah : GBHN tentang arah

pembangunan koperasi

d. Landasan Mental adalah : setia kawan dan kesadaran

pribadi.

e. UU No. 070/SK III/1966

f. UU No.12/1967 tentang pokok-pokok Perkoperasian

g. UU No. 25 tahun 1992

h. UU No.14/1965

i. UU No.17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian

20

Page 21: Proposal Print Editan q

2. Azas Koperasi

Rochdale atau lebih dikenal “The Rochdale Society of

Equitable Pioneers “ terdaftar pada tanggal 24 Oktober 1844 dan

memulai usahanya pada tanggal 21 Desember 1844, cita-cita

dari Rochdale Pionners, yang dinyatakan sebagai perkumpulan

kemudian dikenal sebagai asas asas Rochdale atau Rochdale

Principles, telah menghilhami cara kerja dari gerakan-gerakan

koperasi sedunia (Hendrojogi,2003)

Adapun Asas Rochdale tersebut adalah :

a. Pengendalian secara demokrasi (Democratic control)

b. Keanggotaan yang terbuka) (Open membership)

c. Bunga terbatas atas modal (Limited interest on

capital)

d. Pembagian sisa hasil usaha kepada anggota

proporsional dengan pembeliannya.

e. Pembayaran secara tunai atas transanksi

perdagangan.

f. Tidak boleh menjual barang-barang palsu

g. Mengadakan pendidikan bagi anggota-anggotanya

tentang asas-asas koperasi dan perdagangan yang

saling membantu.

h. Netral dalam aliran agama dan politik.

4.3.2 Prinsip Koperasi

21

Page 22: Proposal Print Editan q

Menurut UU No. 25 tahun 1992 Pasal 5 disebutkan prinsip

koperasi, yaitu:

1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.

2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis.

3. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil

sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing

anggota (andil anggota tersebut dalam koperasi).

4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.

5. Kemandirian.

6. Pendidikan perkoprasian.

7. kerjasama antar koperasi.

Prinsip Munkner :

1. Keanggotaan bersifat sukarela

2. Keanggotaan terbuka

3. Manajemen dan pengawasan dilaksanakan secara

demokratis

4. Efisiensi ekonomi dari perusahaan koperasi

5. Pendistribusian hasil ekonomi yang adil dan merata

6. Kebebasan dalam pengambilan keputusan dan penetapan

tujuan.

22

Page 23: Proposal Print Editan q

Menurut Undang-Undang No.17 Tahun 2012 Tentang

perkoperasian. Koperasi melaksanakan Prinsip Koperasi yang

meliputi:

1. Keanggotaan Koperasi bersifat sukarela dan terbuka

2. pengawasan oleh Anggota diselenggarakan secara

demokratis

3. Anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekonomi

koperasi

4. Koperasi merupakan badan usaha swadaya yang otonom,

dan independen

5. Koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi

Anggota, Pengawas, Pengurus, dan karyawannya serta

memberikan informasi kepada masyarakat tentang jati diri,

kegiatan, dan kemanfaatan Koperasi

6. Koperasi melayani anggotanya secara prima dan

memperkuat Gerakan Koperasi, dengan bekerja sama

melalui jaringan kegiatan pada tingkat lokal, nasional,

regional, dan internasional; dan

7. Koperasi bekerja untuk pembangunan berkelanjutan bagi

lingkungan dan masyarakatnya melalui kebijakan yang

disepakati oleh Anggota.

4.3.3 Karakteristik Koperasi

23

Page 24: Proposal Print Editan q

Sesuai dengan ketentuan umum yang tercantum dalam UU RI

No 25 tahun 1992 tentang perekonomian Bab I pasal 1 bahwa

koperasi adalah badan hukum yang beranggotakan orang

seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan

kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai

gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas azas

kekeluargaan serta ikut membangun tatanan perekonomian

nasional.

Ciri-Ciri dalam koperasi adalah :

1. Berasas kekeluargaan.

2. Keanggotaan sukarela dan terbuka bagi setiap Warga

Negara Republilk Indonesia.

3. Rapat anggota adalah pemegang kekuasaan tertinggi.

4.3.4 Tujuan Koperasi

Tujuan koperasi Indonesia, seperti tertuang dalam pasal 3

Bab II Undang-undang nomor 25 tahun 1992, yakni, memajukan

kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada

umumnya serta ikut membangun tatanan ekonomi nasional

dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan

makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

1945.

4.4 Fungsi dan Peranan Koperasi

24

Page 25: Proposal Print Editan q

Fungsi dan peran koperasi menurut Undang-undang No. 25

tahun 1992 Pasal 4 dijelaskan bahwa fungsi dan peran koperasi

sebagai berikut:

1. Membangun dan mengembangkan potensi dan

kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan

masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan

kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.

2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi

kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.

3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar

kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan

koperasi sebagai soko-gurunya.

4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan

perekonomian nasional, yang merupakan usaha bersama

berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi

ekonomi.

5. Mengembangkan kreativitas dan membangun jiwa

berorganisasi bagi para pelajar bangsa.

4.5 Keanggotaan, Kewajiban dan Hak Anggota.

4.5.1 Anggota koperasi:

1. Perorangan, yaitu orang yang secara sukarela menjadi

anggota koperasi;

25

Page 26: Proposal Print Editan q

2. Badan hukum koperasi, yaitu suatu koperasi yang menjadi

anggota koperasi yang memiliki lingkup lebih luas.

Pada Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 27

(Revisi 1998), disebutkan bahwa karateristik utama koperasi

yang membedakan dengan badan usaha lain, yaitu anggota

koperasi memiliki identitas ganda, Identitas ganda maksudnya

anggota koperasi merupakan pemilik sekaligus pengguna jasa

koperasi.

Menurut UU. No. 17 tahun 2012 tentang perkoperasian

keanggotaan koperasi bersifat terbuka, Keanggotaan koperasi

tidak bisa di pindah tangankan, KSP wajib mendaftarkan non-

anggota menjadi anggota koperasi paling lambat 3 (tiga) bulan.

4.5.2 Hak anggota

Adapun hak seorang anggota adalah sebagai berikut.

1. Menghadiri, berpendapat, dan memberikan suara dalam

rapat anggota.

2. Memilih atau dipilih menjadi pengurus atau pengawas.

3. Memberikan pendapat atau saran kepada pengurus dan

pengawas di luar rapat anggota.

4. Memanfaatkan koperasi dan mendapat pelayanan yang

sama antar sesama anggota.

5. Mendapat keterangan mengenai perkembangan koperasi

menurut ketentuan dalam anggaran dasar.

26

Page 27: Proposal Print Editan q

4.5.3 Kewajiban anggota

Kewajiban seorang anggota adalah sebagai berikut :

1. Memenuhi anggaran dasar dan anggaran rumah tangga

serta keputusan yang telah disepakati.

2. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang

diselenggarakan.

3. Mengembangkan dan memelihara kebersamaan atas asas

kekeluargaan.

Antara hak dan kewajiban haruslah seimbang dan berjalan

beriringan. Hal ini sesuai dengan status keanggotaannya yang

telah diatur dan disepakati dalam anggaran dasar dan anggaran

rumah tangga maupun peraturan khusus.

4.6 Perangkat dalam Organisasi Koperasi

Pengurus koperasi dipilih dari kalangan dan oleh anggota

dalam suatu rapat anggota. Ada kalanya rapat anggota tersebut

tidak berhasil memilih seluruh anggota Pengurus dari kalangan

anggota sendiri Hal demikian umpamanya terjadi jika calon-calon

yang berasal dari kalangan-kalangan anggota sendiri tidak

memiliki kesanggupan yang diperlukan untuk memimpin

koperasi yang bersangkupan, sedangkan ternyata bahwa yang

dapat memenuhi syarat-syarat ialah mereka yang bukan anggota

atau belum anggota koperasi (mungkin sudah turut dilayani oleh

koperasi akan tetapi resminya belum meminta menjadi anggota).

27

Page 28: Proposal Print Editan q

Dalam hal dapatlah diterima pengecualian itu dimana yang

bukan anggota dapat dipilih menjadi anggota pengurus koperasi.

Perangkat organisasi koperasi sebagaimana diatur dalam

Undang-Undang Perkoperasian Nomor 17 tahun 2012 terdiri

atas :

1. Rapat Anggota

Rapat Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi

dalam Koperasi. Rapat Anggota berwenang:

a. Menetapkan kebijakan umum Koperasi;

b. Mengubah Anggaran Dasar;

c. Memilih, mengangkat, dan memberhentikan Pengawas

dan Pengurus;

d. Menetapkan rencana kerja, rencana anggaran

pendapatan dan belanja koperasi;

e. Menetapkan batas maksimum pinjaman yang dapat

dilakukan oleh pengurus untuk dan atas nama

koperasi;

f. Meminta keterangan dan mengesahkan

pertanggungjawaban Pengawas dan Pengurus dalam

pelaksanaan tugas masing-masing;

g. Menetapkan pembagian Selisih Hasil Usaha;

h. Memutuskan penggabungan, peleburan, kepailitan,

dan pembubaran koperasi; dan

28

Page 29: Proposal Print Editan q

i. Menetapkan keputusan lain dalam batas yang

ditentukan oleh Undang-Undang ini.

2. Pengurus merupakan orang yang dipilih baik dari Anggota

maupun non-Anggota. Calon pengurus harus memenuhi

persyaratan:

a. mampu melaksanakan perbuatan hukum;

b. memiliki kemampuan mengelola usaha Koperasi;

c. tidak pernah menjadi Pengawas atau Pengurus suatu

koperasi atau komisaris atau direksi suatupe rusahaan

yang dinyatakan bersalah karena menyebabkan

Koperasi atau perusahaan itu dinyatakan pailit; dan

d. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak

pidana yang merugikan korporasi, keuangan

negara,dan atau yang berkaitan dengan sektor

keuangan, dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum

pengangkatan.

e. Persyaratan lain untuk dapat dipilih menjadi Pengurus

diatur dalam Anggaran Dasar.

Pengurus dipilih dan diangkat pada Rapat Anggota atas

usul Pengawas. Pengangkatan Pengurus dilakukan dengan

mencantumkan susunan dan nama Pengurus dalam Akta

Pendirian Koperasi sebagaimana dimaksud. Pengurus

29

Page 30: Proposal Print Editan q

diangkat untuk jangka waktu tertentu dengan

kemungkinan diangkat kembali. Ketentuan mengenai tata

cara pencalonan, pemilihan, pengangkatan, jangka waktu

kepengurusan, pemberhentian, penggantian Pengurus,

susunan, pembagian tugas, dan wewenang Pengurus

diatur dalam Anggaran Dasar. Gaji dan tunjangan setiap

Pengurus ditetapkan oleh Rapat Anggota atas usul

Pengawas.

3. Pengawas adalah orang yang dipilih dari dan oleh

Anggota pada Rapat

Anggota. Dengan persyaratan meliputi:

a. Tidak pernah menjadi Pengawas atau Pengurus suatu

koperasi atau komisaris atau direksi suatu perusahaan

yang dinyatakan bersalah karena menyebabkan

koperasi atau perusahaan itu dinyatakan pailit; dan

b. Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak

pidana yang merugikan korporasi, keuangan negara,

dan atau yang berkaitan dengan sektor keuangan,

dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatan.

c. Persyaratan lain untuk dapat dipilih menjadi Pengawas

diatur dalam Anggaran Dasar.

30

Page 31: Proposal Print Editan q

Susunan dan nama pengawas dicantumkan dalam

Akta Pendirian Koperasi dan dalam Anggaran Dasar.

Jumlah imbalan bagi Pengawas ditetapkan dalam

Rapat Anggota. Pengawas diangkat untuk jangka

waktu tertentu dan dapat diangkat kembali. Pengawas

dilarang merangkap sebagai Pengurus.

Selain perangkat koperasi yang disebutkan di atas,

sumber lain menyatakan bahwa terdapat beberapa

perangkat koperasi lainnya yaitu :

a. Dewan Penasehat atau Badan Pembina

Badan penasehat yang di perlukan oleh koperasi.

Biasanya di jabat oleh personil dari kantor koperasi

atau dari pemda.

b. Manajer

Merupakan pimpinan dari semua karyawan yang

dimiliki oleh koperasi yang disserahi tugas dan

tanggung jawab oleh pengurus. Tugasnya yaitu

mengelola dan menjalankan usaha koperasi sebagai

organisasi ekonomi.

c. Stuktur Eksternal Koperasi

Merupakan sebuah ikatan antar koperasi. Misalnya,

koperasi primer, koperasi pusat, koperasi gabungan

dan induk koperasi. (ir. Sumardi, M. Si, 2011)

31

Page 32: Proposal Print Editan q

4.7 Laporan Keuangan

4.7.1 Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses

pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi

keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan.

Laporan keuangan dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk

mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan

kepadanya oleh para pemilik perusahaan atau badan usaha.

Disamping itu laporan keuangan juga digunakan untuk

memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada

pihak-pihak di luar perusahaan. Menurut Harahap (2009), laporan

keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan

pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu.

4.7.2 Karakteristik Laporan Keuangan

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009), laporan keuangan yang berguna

bagi pemakai informasi bahwa harus terdapat empat karakteristik kualitatif pokok

yaitu dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat diperbandingkan.

1.      Dapat dipahami

Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan

adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai.

2.      Relevan

Informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam

proses pengambilan keputusan.

32

Page 33: Proposal Print Editan q

3.      Keandalan

Informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas andal

jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, material, dan dapat

diandalkan pemakaiannya sebagai penyajian yang tulus atau jujur dari

yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat

disajikan.

a. Penyajian jujur

Informasi harus digambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa

lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat

diharapkan untuk disajikan.

b. Substansi mengungguli bentuk

Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur

transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka

peristiwa tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi

dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya.

c. Netralitas

Informasi harus diarahkan pada kebutuhan dan keinginan pihak

tertentu. Tidak boleh ada usaha untuk menyajikan informasi yang

menguntungkan beberapa pihak, sementara hal tersebut akan

merugikan pihak lain yang mempunyai kepentingan yang

berlawanan.

d. Pertimbangan sehat

33

Page 34: Proposal Print Editan q

Penyusunan laporan keuangan ada kalanya menghadapi

ketidakpastian peristiwa dan keadaan tertentu, seperti ketertagihan

piutang yang diragukan, perkiraan masa manfaat prabrik serta

peralatan, dan tuntutan atas jaminan garansi yang mungkin timbul.

Ketidakpastian semacam itu diakui dengan mengungkapkan hakekat

serta tingkatnya dan dengan menggunakan pertimbangan sehat

dalam penyusunan laporan keuangan.

e. Kelengkapan

Informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan

materialitas dan beban.

4.      Dapat dibandingkan

Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan

antara periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja

keuangan.

4.7.3 Keterbatasan Laporan Keuangan

Menurut Munawir (2010), keterbatasan laporan keuangan antara lain:

1. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan

interim report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya

sementara) dan bukan merupakan laporan yang final.

2. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatannya

bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dengan standar nilai yang

mungkin berbeda atau berubah-ubah.

34

Page 35: Proposal Print Editan q

3. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi

keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu

dimana daya beli (purchasing power) uang tersebut menurun, dibanding

dengan tahun-tahun sebelumnya, sehingga kenaikan volume penjualan

yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu menunjukkan atau

mencerminkan unit yang dijual semakin besar, mungkin kenaikan

tersebut disebabkan naiknya harga jual barang tersebut yang mungkin

juga diikuti kenaikan harga-harga.

4. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat

mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor-

faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dengan suatu uang.

4.7.4 Komponen Laporan keuangan

Agar pembaca laporan keuangan memperoleh gambaran

yang jelas, maka laporan keuangan yang disusun harus di

dasarkan pada prinsip keuangan yang lazim. Di Indonesia prinsip

akuntansi disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia yang di

implementasikan pada Stadart Akuntansi Keuangan. Pada

Standart Akuntansi Keuangan menyebutkan bahwa laporan

keuangan yang lengkap meliputi Neraca, Laporan laba Rugi,

Laporan Perubahan Equitas, Laporan Arus Kas, Catatan Atas

laporan Keuangan.

Berikut penjelasan tentang komponen laporan keuangan :

1. Neraca

35

Page 36: Proposal Print Editan q

Menurut Harahap (2009), neraca atau daftar neraca

disebut juga laporan posisi keuangan perusahaan.

Laporan ini menggambarkan posisi aset, kewajiban dan

ekuitas pada saat tertentu. Neraca atau balance sheet

adalah laporan yang menyajikan sumber-sumber

ekonomis dari suatu perusahaan atau aset kewajiban-

kewajibannya atau utang, dan hak para pemilik

perusahaan yang tertanam dalam perusahaan tersebut

atau ekuitas pemilik suatu saat tertentu. Neraca harus

disusun secara sistematis sehingga dapat memberikan

gambaran mengenai posisi keuangan perusahaan. Oleh

karena itu neraca tepatnya dinamakan statements of

financial position.

Menurut Riyanto (2010), aset dapat dibagi atas dua kelompok besar,

yaitu aset lancar adalah aset yang habis dalam satu kali perputaran dalam

proses produksi dan proses berputarnya adalah dalam waktu yang pendek

(umumnya kurang dari satu tahun). Dalam perputarannya yang satu kali

ini, elemen-elemen dari aset lancar tidak sama cepatnya ataupun tingkat

perputarannya, misalnya piutang menjadinya kas adalah lebih cepat

daripada inventory (apabila penjualan dilakukan secara kredit), karena

piutang menjadi kas hanya membutuhkan satu langkah saja, sedangkan

inventory melalui piutang dahulu barulah menjadi kas. Dengan kata lain,

aset lancar ialah aset yang dapat diuangkan dalam waktu yang pendek.

36

Page 37: Proposal Print Editan q

Sedangkan aset tetap adalah aset yang tahan lama yang tidak atau secara

berangsur-angsur habis turut serta dalam proses produksi. Syarat lain

untuk dapat diklasifikasikan sebagai aset tetap selain aset itu dimiliki

perusahaan, juga harus digunakan dalam operasi yang bersifat permanen

(aset tersebut mempunyai umum kegunaan jangka panjang atau tidak

akan habis dipakai dalam satu periode kegiatan perusahaan).

Menurut Munawir (2010), hutang adalah semua kewajiban-kewajiban

perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini

merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari

kreditur. Hutang atau kewajiban-kewajiban perusahaan dapat dibebankan

ke dalam kewajiban lancar (kewajiban jangka pendek) dan kewajiban

jangka panjang. Kewajiban jangka pendek atau kewajiban lancar adalah

kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya atau pembayarannya

akan dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun sejak tanggal neraca)

dengan menggunakan aset lancar yang dimiliki perusahaan, sedangkan

kewajiban jangka panjang adalah kewajiban keuangan yang jangka

waktu pembayaran (jatuh temponya) jangka panjang (lebih dari satu

tahun sejak tanggal neraca).

Menurut Riyanto (2010), modal sendiri merupakan ekuitas yang berasal

dari pemilik perusahaan dan tertanam di dalam perusahaan untuk waktu

yang tidak tertentu lamanya. Ekuitas dari sumber ini merupakan dana

yang berasal dari pemilik perusahaan atau dapat pula bersumber dari

pendapatan atau laba yang ditahan.

37

Page 38: Proposal Print Editan q

2. Laporan Laba-Rugi

Menurut Munawir (2010), laporan laba-rugi merupakan

suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan,

beban, laba-rugi yang diperoleh oleh suatu perusahaan

selama periode tertentu. Walaupun belum ada

keseragaman tentang susunan laporan laba-rugi bagi tiap-

tiap perusahaan, namun prinsip-prinsip yang umumnya

diterapkan adalah sebagai berikut:

a. Bagian yang pertama menunjukkan penghasilan yang

diperoleh dari usaha pokok perusahaan (penjualan

barang dagangan atau memberikan service) diikuti

dengan harga pokok dari barang yang dijual, sehingga

diperoleh laba kotor.

b. Bagian kedua menunjukkan beban-beban operasional

yang terdiri dari beban penjualan dan beban

umum/administrasi (operating expenses).

c. Bagian ketiga menunjukkan hasil-hasil yang diperoleh

di luar operasi pokok perusahaan, yang diikuti dengan

beban-beban yang terjadi di luar usaha pokok

perusahaan (non operating/financial income dan

expenses).

d. Bagian keempat menunjukkan laba atau rugi yang

insidentil (extra ordinary gain or loss) sehingga

38

Page 39: Proposal Print Editan q

akhirnya diperoleh laba bersih sebelum pajak

pendapatan.

3. Laporan Perubahan Ekuitas

Hasil Operasi Perusahan yang berupa laba atau rugi akan

berpengaruh terhadap modal pemilik. Apabila Perusahaan

memperoleh laba maka laba tersbut akan menambah

modal pemilik. Begitu juga sebaliknya, kemudian ketika

pemilik modal mengambil harta perusahaan untuk

keperluan pribadi (pengambilan prive) maka itu akan

mengurangi modal atau ekuitas perusahaan. Informasi

tentang modal pemilik biasanya di tuangkan dalam

sebuah laporan yang disebut laporan perubahan ekuitas.

(Al. Haryono Jusup, 2005).

4. Catatan Atas Laporan Keuangan.

Catatan atas laporan keuangan disusun dengan maksud

untuk mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan

kebijakan akuntansi yang penting digunakan sebagai

dasar penyusunan laporan keuangan, rincian dan

penjelasan masing-masing pos laporan keuangan serta

informasi tambahan lainnya yang diperlukan untuk

memberikan penjelasan lebih lanjut atas pos laporan

keuangan tertentu.(IAI, 2009).

39

Page 40: Proposal Print Editan q

Salah satu komponen catatan atas laporan keuangan

adalah laporan arus kas, arus kas merupakan ikhtisar arus

kas masuk dan arus kas keluar yang dalam format

laporanya dibagi dalam kelompok-kelompok kegiatan

operasi, kegiatan investasi, dan kegiatan pembiayaan.

(Sofyan Syafri Harahap 2008)

Saat ini standart keuangan di Indonesia mengacu pada

Standart Keuangan Internasional yaitu International Financial

Reporting Stadards (IFRS). Laporan keuangan IFRS terdiri atas

neraca gabungan, laporan laba rugi, laporan kas, laporan

perubahan ekuitas ( laporan laba rugi dan pengeluaran yang

diakui) dan catatan penjelasan. Ungkapan catatan harus

mencakup : kebijakan akuntans yang diikuti, penilaian yang di

buat oleh manajemen dalam menerapkan kebijakan akuntansi

yang penting dan asumsi utama mengenai masa depan dan

sumber-sumber penting tentang ketidakpastian estimasi.

(Frederick D.S Choi dan Gary K. Meek , 2008)

Namun pada umumnya laporan keuangan koperasi yang

disajikan adalah laporan sisa hasil usaha dan neraca. Laporan

sisa hasil usaha adalah laporan jumlah pendapatan koperasi

yang didapat pada satu periode akuntansi. Sedangkan laporan

neraca adalah laporan keuangan yang menunjukkan tentang

40

Page 41: Proposal Print Editan q

kondisi akun aset,kewajiban, dan ekuitas atau modal koperasi

pada akhir periode akuntansi

4.8 Standart Akuntansi Keuangan

Pernyataan Standart Akuntansi Keuangan (PSAK) merupakan

pedoman dalam melakukan praktek akuntansi dimana uraian

materi di dalamnya mencakup hampir semua aspek yang

berkaitan dengan akuntansi, yang dalam penyusunannya

melibatkan sekumpulan orang dengan kemampuan dalam

bidang akuntansi yang tergabung dalam suatu lembaga yang

dinamakan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Dengan kata lain,

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah buku

petunjuk bagi pelaku akuntansi yang berisi pedoman tentang

segala hal yang ada hubungannya dengan akuntansi.

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) mencakup konvensi,

peraturan dan prosedur yang sudah disusun dan disahkan oleh

lembaga resmi (standard setting body) pada saat tertentu.

Pernyataan di atas memberikan pemahaman bahwa

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) merupakan

buku petunjuk tentang akuntansi yang berisi konvensi atau

kesepakatan, peraturan dan prosedur yang telah disahkan oleh

suatu lembaga atau institut resmi. Dengan kata lain Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)merupakan sebuah

41

Page 42: Proposal Print Editan q

peraturan tentang prosedur akuntansi yang telah disepakati dan

telah disahkan oleh sebuah lembaga atau institut resmi.

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang disusun oleh

lembaga Ikatan Akuntan Indonesia selalu mengacu pada teori-

teori yang berlaku dan memberikan tafsiran dan penalaran yang

telah mendalam dalam hal praktek terutama dalam pembuatan

laporan keuangan dalam memperolah informasi yang akurat

sehubungan data ekonomi.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat dipahami bahwa

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) mengacu pada

penafsiran dan penalaran teori-teori yang “berlaku” dalam hal

praktek “pembuatan laporan keuangan” guna memperoleh

inforamsi tentang kondisi ekonomi.

Pemahaman di atas memberikan gambaran bahwa

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) berisi “tata cara

penyusunan laporan keuangan” yang selalu mengacu pada teori

yang berlaku, atau dengan kata lain didasarkan pada kondisi

yang sedang berlangsung.

Hal ini menyebabkan tidak menutup kemungkinan

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dapat

mengalami perubahan/penyesuaian dari waktu ke waktu sejalan

dengan perubahan kebutuhan informasi ekonomi.

42

Page 43: Proposal Print Editan q

Dari keseluruhan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) merupakan

suatu buku petunjuk dari prosedur akuntansi yang berisi

peraturan tentang perlakuan, pencatatan, penyusunan dan

penyajian laporan keuangan yang disusun oleh lembaga IAI yang

didasarkan pada kondisi yang sedang berlangsung dan telah

disepakati (konvensi) serta telah disahkan oleh lembaga atau

institut resmi.

Sebagai suatu pedoman, Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan (PSAK) bukan merupakan suatu kemutlakan bagi

setiap perusahasan dalam membuat laporann keuangan. Namun

paling tidak dapat memastikan bahwa penempatan unsur-unsur

atau elemen data ekonomi harus ditempatkan pada posisi yang

tepat agar semua dat ekonomi dapat tersaji dengan baik,

sehingga dapat memudahkan bagi pihak-pihak yang

berkepentingan dalam menginterpretasikan dan megevaluasi

suatu laporan keuangan guna mengambil keputusan ekonomi

yang baik bagi tiap-tiap pihak.

(http://ichsannur.blogspot.com/2012/12/pengertian-standar-

akuntansi-keuangan.html)

Standart Akuntansi Keuangan mengacu pada Standart

Akuntansi Internasional atau International Financial Roporting

Standart (IFRS).

43

Page 44: Proposal Print Editan q

Standar ini berlaku apabila sebuah perusahaan menerapkan IFRS

untuk pertama kalinya melalui suatu pernyataan eksplisit tanpa

syarat tentang kesesuaian dengan IFRS. Tujuannya adalah untuk

memastikan bahwa laporan keuangan keuangan perusahaan

yang pertama kalinya berdasarkan IFRS (termasuk laporan

keuangan interim untuk periode pelaporan tertentu)

menyediakan titik awal yang memadai dan transparan kepada

para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang seluruh

periode disajikan. Program dan Sasaran Konvergensi IFRS Dua

puluh Sembilan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) masuk dalam

program konvergensi IFRS yang dicanangkan DSAK IAI tahun

2009 dan 2010. Sasaran konvergensi IFRS yang telah

dicanangkan IAI pada tahun 2012 adalah merevisi PSAK agar

secara material sesuai dengan IFRS versi 1 Januari 2009 yang

berlaku efektif tahun 2011/2012.

(

http://gracebannepabutungan.wordpress.com/2012/05/07/perlun

ya-sak-konvergen-ke-ifrs/)

4.9 Standart Akuntansi Keuangan Entitas tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP)

Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik atau

SAK ETAP (IAI,2009) dimaksudkan untuk digunakan entitas tanpa akuntabilitas

publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik adalah entitas yang:

44

Page 45: Proposal Print Editan q

1. Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan

2. Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum(general purpose

financial statement) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal

adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha,

kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit.

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

SAK ETAP.

Dalam koperasi tentu tidak lepas dari laporan keuangan koperasi. Penyusunan

laporan keuangan tentu berdasarka standar yang telah ditetapkan. Standar yang

berlaku saat ini yaitu Standar akuntansi entitas tanpa akuntanbilitas publik (SAK

ETAP) merupakan standar baru yang mulai efektif digunakan pada tanggal 1

januari 2011. Standar ini merupakan pengganti dari PSAK no 27 yang mengatur

tentang pelaporan laporan keuangan pada koperasi.

SAK-ETAP yaitu standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia

yang bertujuan untuk memudahkan usaha kecil atau menengah atau Entitas tanpa

akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan; dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement ) untuk mampu membuat

pelaporan keuangn sendiri. Selain itu SAK ETAP lebih sederhana dibandingkan

dengan PSAK – IFRS sehingga lebih mudah dalam implementasinya tetapi tetap

memberikan informasi yang handal dalam penyajian laporan keuangan.

45

Page 46: Proposal Print Editan q

Dalam beberapa hal SAK-ETAP dinilai lebih mudah dipahami karena dalam

SAK-ETAP terdiri dari seratus halaman dengan menyajikan 30 bab. SAK ETAP

ini disusun dengan mengadopsi IFRS for SME dengan modifikasi sesuai kondisi

di Indonesia dan dibuat lebih ringkas. Sehingga lebih mudah dalam penerapan

atau praktik pada penyusunan laporan keuangan.

SAK ETAP dimaksudkan agar konvergensi IFRS dapat segera diwujudkan

secara penuh. Sehingga perusahaan maupun badan usaha yang kesulitan untuk

menerapkan SAK penuh, dapat mengadopsi SAK ETAP sebagai standar keuangan

yang lebih sederhana. Perbedaan yang paling terlihat antara PSAK no. 27 dengan

SAK ETAP adalah tidak ada kewajiban koperasi menyusun dan menyajikan

Laporan Promosi Ekonomi Anggota (LPEA).

4.10 Laporan Keuangan Koperasi

Laporan keuangan adalah laporan keuangan yang disusun

untuk dapat menggambarkan posisi keuangan, hasil usaha dan

arus kopeasi secara keseluruhan sebagai pertanggung jawaban

pengurus atau pengelolaan keuangan koperasi yang terutama di

tujukan kepada anggota (Hiro Tugiman, 1996). Laporan

keuangan koperasi yang disusun berdasarkan PSAK, akan

membuat informasi yang disajikan menjadi lebih mudah

dipahami, mempunyai relevansi, keandalan, dan mempunyai

daya banding yang tinggi.

Pelaporan Keuangan Koperasi setelah tahun buku Koperasi

ditutup, paling lambat 1 (satu) bulan sebelum  diselengggarakan

46

Page 47: Proposal Print Editan q

rapat anggota tahunan, Pengurus menyusun laporan keuangan

tahunan yang memuat sekurang-kurangnya :

1. Perhitungan tahunan yang terdiri dari neraca akhir tahun

buku yang baru lampau dan perhitungan hasil usaha dari

tahun yang bersangkutan serta penjelasan atas dokumen

tersebut.

2. Keadaan dan usaha koperasi serta hasil usaha yang dapat

dicapai.

3. Laporan keuangan tersebut harus ditandatangani oleh

semua anggota pengurus. Apabila salah seorang

pengurus tidak menandatangani laporan tahunan

tersebut, anggota yang bersangkutan harus menjelaskan

alasannya secara tertulis.

Persetujuan terhadap laporan tahunan termasuk pengesahan

perhitungan tahunan merupakan penerimaan

pertanggungjawaban pengurus oleh rapat anggota. Bentuk dan

format laporan keuangan koperasi telah diatur oleh Ikatan

Akuntan   Indonesia (IAI) dalam Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan (PSAK) nomor 27 tentang Akuntansi Perkoperasian

(Revisi 1998), sebagai berikut :

Laporan keuangan Koperasi meliputi :

1. Neraca

47

Page 48: Proposal Print Editan q

Neraca menyajikan informasi mengenai aktiva, kewajiban,

dan ekuitas koperasi pada waktu tertentu. Aktiva yang

diperoleh dari sumbangan yang terikat penggunaannya

dan tidak dapat dijual untuk menutup kerugian koperasi

diakui sebagai aktiva lain-lain. Sifat keterikatan

penggunaan tersebut dijelaskan dalam catatan laporan

keuangan. Aktiva-aktiva yang dikelola oleh koperasi tetapi

bukan milik koperasi, tidak diakui sebagai aktiva, dan

harus dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan.

Simpanan anggota yang tidak berkarakteristik sebagai

ekuitas diakui sebagai kewajiban jangka pendek atau

jangka panjang sesuai dengan tanggal jatuh temponya

dan dicatat sebesar nilai nominalnya.

Ekuitas koperasi terdiri dari modal anggota berbentuk

simpanan pokok, impanan wajib, simpanan lain yang

memiliki karaketeristik yang sama dengan simpanan

pokok atau simpanan wajib, modal penyertaan, modal

sumbangan, cadangan, dan sisa hasil usaha belum dibagi.

Ekuitas ini dicatat sebesar nilai nominalnya. Simpanan

pokok dan simpanan wajib yang belum diterima disajikan

sebagai piutang simpanan pokok dan piutang simpanan

wajib. Kelebihan setoran simpanan pokok dan simpanan

wajib anggota baru di atas nilai nominal simpanan pokok

48

Page 49: Proposal Print Editan q

dan simpanan wajib anggota pendiri diakui sebagai Modal

Penyetaraan Partisipasi Anggota.

2. Perhitungan Hasil Usaha

Perhitungan hasil usaha (PHU) harus memuat hasil usaha

dengan angggota dan laba atau rugi kotor dengan non-

anggota

3. Laporan Promosi Ekonomi Anggota

Dalam hal sisa hasil usaha tahun berjalan belum dibagi,

maka manfaat ekonomi yang diperoleh anggota dari

pembagian sisa hasil usaha pada akhir tahun buku dapat

dicatat sebesar taksiran jumlah sisa hasil usaha yang

akan dibagi untuk anggota.

Laporan promosi ekonomi anggota adalah laporan yang

memperlihatkan manfaat ekonomi yang diperoleh

anggota koperasi selama satu tahun tertentu. Laporan

tersebut mencakup 4 (empat) unsur yaitu :

a. Manfaat ekonomi dari pembelian barang atau

pengadaan jasa bersama.

b. Manfaat ekonomi dari pemasaran dan pengolahan

bersama.

c. Manfaat ekonomi dari simpan pinjam lewat koperasi.

d. Manfaat ekonomi dalam bentuk pembagian sisa hasil

usaha

49

Page 50: Proposal Print Editan q

4. Catatan atas Laporan Keuangan

Salah satu komponen dari catatan atas laporan keuangan

adalah laporan arus kas yang menyajikan informasi

mengenai perubahan kas yang meliputi saldo awal,

sumber penerimaan kas, pengeluaran kas, dan saldo akhir

kas pada periode tertentu. Dan adapun catatan atas

laporan keuangan menyajikan pengungkapan yang

memuat:

a. Perlakuan akuntansi mengenai pengakuan

pendapatan dan beban sehubungan dengan tansaksi

koperasi dengan anggota dan non-anggota, kebijakan

akuntansi tentang aktiva teetap, penilaian persediaan,

piutang, dan sebagainya, dasar penetapan harga

pelayanan kepada anggota dan non-anggota.

b. Pengungkapan informasi lain seperti kegiatan atau

pelayanan utama koperasi kepada anggota baik yang

tercantum dalam anggaran dasar dan anggaran rumah

tangga maupun dalam praktek, atau yang telah

dicapai oleh koperasi, ikatan koperasi dalam

pengembangan sumber daya dan mempromosikan

usaha ekonomi anggota, pendidikan dan pelatihan

perkoperasian dan sebagainya

50

Page 51: Proposal Print Editan q

Menurut Tatik Suryani, Sri Lestari dan Wiwik Lestari (2008),

selain laporan keuangan pada umumnya, koperasi juga

memerlukan laporan kinerja keuangan. Laporan kinerja

keuangan yaitu laporan keuangan yang umumnya digunakan

untuk menilai kinerja manajemen. Tampilannya bisa berbeda

dengan laporan keuangan untuk pihak luar. Dan adapun

karakteristik pelaporan keuangan adalah

1. Pengurus bertanggung jawab dan wajib melaporkan

kepada rapat anggota segala sesuatu yang menyangkut

aktivitas koperasi.

2. Laporan keuangan koperasi merupakan bagian dari

sistem pelaporan keuangan koperasi. Laporan keuangan

lebih ditujukan kepada pihak-pihak di luar pengurus

koperasi dan tidak dimaksudkan untuk pengendalian

usaha.

3. Para pemakai laporan keuangan adalah anggota koperasi

itu sendiri dan para pejabat di dalamnya.

4. Kepentingan utama para pemakai laporan keuangan

koperasi adalah

a. Mengetahui manfaat yang diperoleh dengan menjadi

anggota koperasi.

b. Mengetahui prestasi keuangan koperasi

c. Mengetahui sumber daya ekonomis yang dimiliki.

51

Page 52: Proposal Print Editan q

d. Mengetahui transaksi, kejadian dan keadaan yang

mengubah sumber daya ekonomi, kewajiban dan

kekayaan bersih.

5. Modal koperasi adalah Modal sendiri dan dipupuk dari

simpanan-simpanan, piutang-piutang, penyisihan dari

hasil usahanya termasuk cadangan dari sumber-sumber

lain.

6. Pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun

buku dikurangi penyusutan-penyusutan dan beban-beban

dari tahun buku yang bersangkutan disebut Sisa Hasil

Usaha (SHU).

4.11 Penerapan SAK ETAP Pada Koperasi

Dalam penerapan SAK ETAP terdapat permasalahan tentang

keterterapan SAK ETAP pada koperasi dikarenakan pada SAK

ETAP tidak mengatur secara khusus terhadap laporan keuangan

koperasi. Dalam buletin teknis 6 tentang keterterapan SAK ETAP

untuk entitas koperasi(IAI,2011;1) disebutkan dalam SAK ETAP

Bab 1 tentang ruang lingkup mengatur bahwa entitas yang dapat

menerapkan SAK ETAP adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan menerbitkan laporan

keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial

statement).

52

Page 53: Proposal Print Editan q

Dan dalam SAK ETAP Bab 9 tentang kebijakan dan estimasi

akuntansi dan kesalahan dinyatakan bahwa entitas yang menerapkan

SAK ETAP, dalam mengembangkan dan menerapkan suatu kebijakan

akuntansi, untuk mempertimbangkan persyaratan dan panduan dalam

SAK non-ETAP yang berhubungan dengan isu serupa dan terkait.

Berdasarkan pengaturan di atas, jika ada entitas koperasi yang

memenuhi syarat untuk menerapkan SAK ETAP, maka entitas tersebut

dapat menerapkan SAK ETAP. Untuk hal-hal yang tidak diatur secara

spesifik dalam SAK ETAP, entitas dapat mengacu pada SAK non-ETAP.

Misalnya, entitas koperasi yang menggunakan SAK ETAP dapat

mengacu pada PSAK 27.

Berikut ini merupakan perlakuan akuntansi menurut PSAK

no.27 yang tidak diatur dalam SAK ETAP :

NO KOMPONEN SAK ETAP

1. ASET Aktiva yang diperoleh dari sumbangan

yang terikat penggunaannya dan tidak

dapat dijual untuk menutup kerugian

koperasi diakui sebagai aktiva lain-

lain. Sifat keterikatan penggunaan

tersebut dijelaskan dalam catatan

atas laporan keuangan.

53

Page 54: Proposal Print Editan q

Aktiva-aktiva yang dikelola oleh

koperasi, tetapi bukan milik koperasi,

tidak diakui sebagai aktiva dan harus

dijelaskan dalam catatan atas laporan

keuangan.

2. KEWAJIBAN Simpanan anggota yang tidak

berkarakteristik sebagai ekuitas diakui

sebagai kewajiban jangka pendek

atau jangka panjang sesuai dengan

tanggal jatuh temponya dan dicatat

sebesar nilai nominalnya.

3. EKUITAS Simpanan pokok, simpanan wajib dan

simpanan lain yang memiliki

karakteristik yang sama dengan

simpanan pokok atau simpanan wajib

diakui sebagai ekuitas koperasi dan

dicatat sebesar nilai nominalnya.

Kelebihan setoran simpanan pokok

dan simpanan wajib anggota baru di

atas nilai nominal simpanan pokok

dan simpanan wajib anggota pendiri

diakui sebagai Modal Penyetaraan

Partisipasi Anggota.

54

Page 55: Proposal Print Editan q

Modal penyertaan diakui sebagai

ekuitas dan dicatat sebesar jumlah

nominal setoran. Dalam hal modal

penyertaan yang diterima selain uang

tunai, maka modal penyertaan

tersebut dinilai sebesar harga pasar

yang berlaku pada saat diterima.

Modal sumbangan yang diterima oleh

koperasi yang dapat menutup risiko

kerugian diakui sebagai ekuitas,

sedangkan modal sumbangan yang

substansinya merupakan pinjaman

diakui sebagai kewajiban jangka

panjang dan dijelaskan dalam catatan

atas laporan keuangan.

Pembayaran tambahan kepada

anggota yang keluar dari keanggotaan

koperasi di atas jumlah simpanan

pokok, simpanan wajib dan simpanan

lain-lain dibebankan pada cadangan.

4. PENDAPATA

N

Pendapatan koperasi yang timbul dari

transaksi dengan anggota diakui

sebesar partisipasi bruto.

55

Page 56: Proposal Print Editan q

Pendapatan koperasi yang berasal

dari transaksi dengan non-anggota

diakui sebagai pendapatan

(penjualan) dan dilaporkan terpisah

dari partisipasi anggota dalam laporan

perhitungan hasil usaha sebesar nilai

transaksi. Selisih antara pendapatan

dan beban pokok transaksi dengan

non-anggota diakui sebagai laba atau

rugi kotor dengan non anggota.

5.

BEBAN Beban usaha dan beban-beban

perkoperasian harus disajikan terpisah

dalam laporan perhitungan hasil

usaha.

6. LABA/SHU Sisa hasil usaha tahun berjalan dibagi

sesuai dengan ketentuan yang

berlaku pada koperasi. Dalam hal jenis

dan jumlah pembagian sisa hasil telah

diatur secara jelas maka bagian yang

tidak menjadi hak koperasi diakui

sebagai kewajiban. Apabila jenis dan

jumlah pemba-giannya belum diatur

56

Page 57: Proposal Print Editan q

secara jelas, maka sisa hasil usaha

tersebut dicatat sebagai sisa hasil

usaha belum dibagi dan harus

dijelaskan dalam catatan atas laporan

keuangan.

7. LAPORAN

KEUANGAN

Laporan keuangan koperasi meliputi

Neraca, Perhitungan Hasil Usaha,

Laporan Arus Kas, Laporan Promosi

Ekonomi Anggota, dan Catatan atas

Laporan Keuangan. Perhitungan hasil

usaha harus memuat hasil usaha

dengan anggota dan laba atau rugi

kotor dengan non anggota.

Laporan promosi ekonomi anggota

adalah laporan yang memperlihatkan

manfaat ekonomi yang diperoleh

anggota koperasi selama satu tahun

tertentu. Laporan tersebut mencakup

empat unsur, yaitu:

a. Manfaat ekonomi dari pembelian

barang atau pengadaan jasa bersama.

b. Manfaat ekonomi dari pemasaran dan

pengolahan bersama.

57

Page 58: Proposal Print Editan q

c. Manfaat ekonomi dari simpan pinjam

lewat koperasi.

d. Manfaat ekonomi dalam bentuk

pembagian sisa hasil usaha

4.12 Pendapatan Koperasi

Pendapatan Koperasi terbagi menjadi dua yaitu

1. Pendapatan koperasi dari transaksi anggota disebut

partisipasi bruto. Jika transaksinya berupa pengadaan

barang/jasa untuk anggota, maka partisipasi bruto

dihitung dari harga yang diterima atau dibayar oleh

anggota mencakup beban pokok dan partisipasi neto. Jika

transaksinya dalam pemasaran hasil produksi anggota,

partisipasi bruto dihitung dari beban jual hasil produksi

anggota baik kepada nonanggota maupun ke anggota.

2. Pendapatan dari kegiatan transaksi dengan nonanggota

disebut pendapatan (penjualan) dan dilaporkan terpisah

dari partisipasi anggota dalam laporan perhitungan hasil

usaha sebesar nilai transaksi. Selisih antara pendapatan

dan beban pokok transaksi dengan nonanggota diakui

sebagai laba atau rugi kotor dengan nonanggota.

4.13 Sisa Hasil Usaha (SHU)

Menurut UU No.17 tahun 2012 tentang perkoperasian

menekankan bahwa mengacu pada ketentuan Anggaran Dasar

58

Page 59: Proposal Print Editan q

dan keputusan Rapat Anggota, Surplus Hasil Usaha disisihkan

terlebih dahulu untuk Dana Cadangan dan sisanya digunakan

seluruhnya atau sebagian untuk:

1. Anggota sebanding dengan transaksi usaha yang

dilakukan oleh masing-masing Anggota dengan Koperasi;

2. Anggota sebanding dengan Sertifikat Modal Koperasi yang

dimiliki;

3. Pembayaran bonus kepada Pengawas, Pengurus, dan

karyawan Koperasi;

4. Pembayaran kewajiban kepada dana pembangunan

Koperasi dan kewajiban lainnya; dan/atau;

5. Penggunaan lain yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar

6. Koperasi dilarang membagikan kepada Anggota Surplus

Hasil Usaha yang berasal dari transaksi dengan non-

Anggota.

7. Surplus Hasil Usaha yang berasal dari non-Anggota

sebagaimana dimaksud pada ayat dapat digunakan untuk

mengembangkan usaha Koperasi dan meningkatkan

pelayanan kepada Anggota.

Penghitungan SHU bagian anggota dapat dilakukan bila

beberapa informasi dasar diketahui sebagai berikut :

1. SHU Total Koperasi pada satu tahun buku

2. Bagian (persentase) SHU anggota

59

Page 60: Proposal Print Editan q

3. Total simpanan seluruh anggota

4. Total seluruh transaksi usaha (volume usaha atau omzet)

yang bersumber dari anggota

5. Omzet atau volume usaha per anggota

6. Jumlah simpanan per anggota

7. Bagian (persentase) SHU untuk simpanan anggota

8. Bagian (persentase) SHU untuk transaksi usaha anggota

Rumus Pembagian SHU 

Acuan dasar untuk membagi SHU adalah prinsip-prinsip dasar

koperasi yang menyebutkan bahwa pembagian SHU dilakukan

secara adil sebanding denagn besarnya jasa usaha masing-

masing anggota. Untuk koperasi Indonesia, dasar hukumnya

adalah pasal 5 ayat 1 ; UU No. 25 Tahun 1992 tentang

Perkoperasian yang dalam penjelasannya mengatakan bahwa

“pembagian SHU kepada anggota dilakukan tidak semata-mata

berdasarkan modal yang dimiliki seseorang dalam koperasi,

tetapi juga berdasarkan perimbangan jasa usaha anggota

terhadap koperasi. Ketentuan ini merupakan perwujudan

kekeluargaan dan keadilan.

Dengan demikian, SHU koperasi yang diterima oleh anggota

bersumber dari 2 kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh anggota

sendiri, yaitu : 

1. SHU atas jasa modal 

60

Page 61: Proposal Print Editan q

Pembagian ini juga sekaligus mencerminkan anggota

sebagai pemilik ataupun investor, karena jasa atas

modalnya (simpanan) tetap diterima dari koperasinya

sepanjang koperasi tersebut menghasilkan SHU pada

tahun buku yang bersangkutan. 

2. SHU atas jasa usaha 

Jasa ini menegaskan bahwa anggota koperasi selain

pemilik juga sebagai pemakai atau pelanggan. Secara

umum SHU Koperasi dibagi sesuai dengan aturan yang

telah ditetapkan pada Anggaran Dasar/Anggaran Rumah

Tangga Koperasi sebagai berikut : 

a. Cadangan koperasi

b. Jasa anggota 

c. Dana pengurus 

d. Dana karyawan 

e. Dana pendidikan 

f. Dana sosial 

g. Dana untuk pembangunan lingkungan.

V. Metode Penelitian

5.1 Jenis Penelitian

Dalam penelitian terdapat banyak jenis penelitian yang digunakan. Dalam

penelitian ini penulis memilih jenis penelitian studi kasus, yaitu suatu penelitian

61

Page 62: Proposal Print Editan q

yang diarahkan untuk menghimpun data, mengambil makna dan memperoleh

pemahaman dari suatu kasus tersebut. (Sukmadinata, 2010)

5.2 Objek Penelitian

Menurut Sugiyono (2011) objek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat

atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang

ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. Objek yang penulis gunakan

dalam penelitian adalah laporan keuangan KPRI “Warga Sejahtera” MAN

Kendal. Penelitian dilakukan di Koperasi Pegawai Republik Indonesia “Warga

Sejahtera” MAN Kendal yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta Komplek

Islamic Center Kotak pos 18 Bugangin Kendal 51314 dengan

tujuan agar penyajian laporan keuangan KPRI “ Warga Sejahtera”

MAN Kendal sesuai dengan standart yang baru karena dalam

penyajian laporan keuangannya masih belum sepenuhnya

menggunakan standart baru .

5.3 Jenis Data

Dalam penelitian ini diperlukan data sebagai bahan informasi untuk dijadikan

alat analisis, diantaranya sebagai berikut :

1. Data kuantitatif, yaitu data yang dapat dihitung atau dinyatakan

dengan bentuk angka sebagai data yang banyak dipergunakan dalam

penelitian. Data ini dapat diperoleh dari laporan keuangan.

2. Data kualitatif, yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk kalimat atau

uraian. Data kuantitatif diperoleh dari hasil wawancara dimana

gambaran keadaan umum koperasi yang menjadi objek penelitian.

62

Page 63: Proposal Print Editan q

5.4 Sumber Data

Sumber data dapat dibedakan menjadi dua yaitu

1. Data Primer

Data primer ialah data yang berasal dari sumber asli atau pertama.

Data ini tidak tersedia dalam bentuk terkompilasi ataupun dalam

bentuk file-file. Data ini harus dicari melalui narasumber atau dalam

istilah teknisnya responden, yaitu orang yang kita jadikan objek

penelitian atau orang yang kita jadikan sebagai sarana mendapatkan

informasi ataupun data. (Umi Narimawati,SE.,M.Si, 2008)

2. Data Sekunder.

Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau

dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah

ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder

dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro Pusat

Statistik (BPS), buku, laporan, jurnal, dan lain-lain.

(http://csuryana.wordpress.com/2010/03/25/data-dan-

jenis-data-penelitian/)

Pada penelitian ini data diperoleh dari data laporan keuangan KPRI

“Warga Sejahtera” MAN Kendal dengan dibantu dengan Study Kepustakaan .

5.5 Metode Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan tahap pengumpulan data

yaitu :

1. Survey Pendahuluan

63

Page 64: Proposal Print Editan q

Penulis melakukan survey pendahuluan dengan cara mendatangi koperasi

yang merupakan objek penelitian dengan tujuan untuk mengetahui dan

mendapatkan gambaran umum dan khusus koperasi yang bersangkutan.

2. Studi pustaka

Penulis melakukan penelitian pustaka dengan membaca dan mempelajari

teori dan konsep yang relevan, dimana akan digunakan sebagai pedoman

untuk pemecahan masalah.

3. Survey lapangan

Penelitian secara langsung terhadap objek dengan menggunakan

beberapa teknik yaitu :

a. Wawancara : yaitu mengumpulkan data dengan mengadakan tanya

jawab dengan narasumber yang bersangkutan.

b. Dokumentasi : yaitu dengan cara mempelajari catatan dan buku-

buku yang terdapat dalam koperasi yang bersangkutan untuk

mendapatkan data yang berhubungan dengan penelitian.

5.6 Metode Analisis Data

Data-data yang telah dikumpulkan kemudian diolah melalui tahapan-tahapan

sebagai berikut :

1. Editing

Yaitu meneliti kembali data-data yang dikumpulkan untuk mengetahui

apakah data-data tersebut sesuai dengan masalah yang penulis bahas.

2. Coding

64

Page 65: Proposal Print Editan q

Yaitu memberikan kode-kode atau mengalokasikan data ke masing-

masing elemen.

3. Verifikasi

Yaitu dengan melakukan perbandingan data-data yang diperolaeh peneliti

dari koperasi yang bersangkutan dengan teori-teori yang ada sebagai

landasan.

5.7 Analisis data

Analisis data adalah pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan

rumus atau aturan-aturan yang sesuai dengan pendekatan penelitian. Analisis data

ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji hipotesis dalam rangka penarikan

kesimpulan. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Menginventarisasi laporan keuangan yang telah disajikan oleh KPRI

“Warga Sejahtera” MAN Kendal

2. Mempelajari penerapan SAK ETAP dalam penyajian laporan keuangan.

3. Menganalisis penerapan SAK ETAP dalam penyajian laporan keuangan

KPRI “Warga Sejahtera” MAN Kendal.

5.8 Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : diduga bahwa

KPRI “Warga Sejahtera” MAN Kendal belum sepenuhnya menerapkan

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas

Publik (SAK ETAP) dalam penyajian laporan keuangan koperasi.

VI. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

65

Page 66: Proposal Print Editan q

6.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui apakah KPRI “Warga Sejahtera” MAN Kendal telah

menerapkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

dalam menyajikan laporan keuangan koperasi.

6.2 Manfaat Penelitian

1. Bagi Pihak KPRI “Warga Sejahtera” MAN Kendal. Dengan hasil

penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukkan bagi pihak manajemen

koperasi dalam menyajikan laporan keuangan dengan benar yang sesuai

dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik.

2. Bagi Peneliti, dengan skripsi ini diharapkan dapat digunakan untuk

menambah dan mengembangkan pengetahuan dan wawasan khususnya

tentang seluk beluk dunia usaha berupa koperasi serta merupakan salah

satu syarat untuk menyelesaikan studi Strata 1 Akuntansi pada Sekolah

Tinggi Ilmu Ekonomi Dharmaputra Semarang.

3. Bagi Peneliti Lain diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan

dalam melakukan penelitian dengan tema yang sejenis untuk yang akan

datang.

4. Bagi STIE Dharmaputra, sebagai referensi yang menambah bahan bacaan

ilmiah di perpustakaan.

VII. Sitematika Penulisan

Bab I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

66

Page 67: Proposal Print Editan q

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan dan Manfaat penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

1.3.2 Manfaat Penelitian

1.4 Sistematika Penyusunan Skripsi

1.5 Lokasi Penelitian

Bab II LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Koperasi

2.1.2 Sejarah atau tahapan Koperasi

2.1.3 Landasan dan asas, Prinsip, Karakteristik dan

Tujuan Koperasi

2.1.3.1 Landasan dan Asas

2.1.3.2 Prinsip Koperasi

2.1.3.3 Karakteristik Koperasi

2.1.3.4 Tujuan Koperasi

2.1.4 Fungsi Dan Peranan Koperasi

2.1.5 Keanggotaan, Kewajiban, dan Hak Anggota

2.1.5.1 Anggota Koperasi

2.1.5.2 Hak Anggota

2.1.5.3 Kewajiban Anggota

2.1.6 Perangkat dalam Organisasi Koperasi

2.1.7 Macam-Macam Koperasi

67

Page 68: Proposal Print Editan q

2.1.7.1 Berdasarkan Sejarah Timbulnya

Koperasi

2.1.7.2 Berdasarkan Keanggotaannya

2.1.7.3 Berdasarkan Tingkatanya

2.1.8 Laporan Keuangan

2.1.8.1 Pengertian Laporan Keuangan

2.1.8.2 Karakteristik laporan Keuangan

2.1.8.3 Keterbatasan Laporan keuangan

2.1.8.4 Komponen laporan Keuangan

2.1.9 Standart Akuntansi Keuangan (SAK)

2.1.10 Standart Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

2.1.11 Laporan Keuangan Koperasi

2.1.12 Peranan SAK ETAP Untuk Koperasi

2.1.13 Pendapatan Koperasi

2.1.14 Sisa Hasil Usaha

2.2 Hipotesis

Bab III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

3.2 Objek Penelitian

3.3 Jenis Data

3.4 Sumber Data

3.5 Jangkauan Penelitian

68

Page 69: Proposal Print Editan q

3.6 Metode Pengumpulan Data

3.7 Metode Analisis Data

Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Analisa Data Laporan keuangan KPRI

“Warga Sejahtera” MAN Kendal

4.2.2 Pemrosesan Data

4.2.2.1 Neraca

4.2.2.2 Laporan Perhitungan Hasil Usaha

4.2.2.3 Laporan Arus Kas

4.2.2.4 Laporan Promosi Ekonomi Anggota

4.2.3 Interprestasi

Bab V PENUTUP

5.1 Simpulan

5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

VIII. Time Scedule

No KeteranganBulan

Agustus September Oktober

69

Page 70: Proposal Print Editan q

1 Proposal X X X

2 Bab I X

3 Bab II X

4 Bab III X

5 Bab IV X X

6 Bab V X

7 Penjilidan X

70