Tugas Ahir Q
-
Upload
diditghozali -
Category
Documents
-
view
61 -
download
1
Transcript of Tugas Ahir Q
BAB I
PENDIRIAN DAN KEANGGOTAAN KOPERASI
A. PENDIRIAN KOPERASI
1. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mendirikan koperasi. Sehubungan
dengan hal itu, maka sebelum mendirikan sebuah koperasi, terdapat beberapa hal
penting yang perlu diketahui oleh para pemrakarsa pendiri koperasi tersebut, yaitu:
a. Tidak adanya manfaat dari koperasi yang didirikan jika para pendiri koperasi
tidak mengetahui berbagai persoalan pokok tentang koperasi pada umumnya.
b. Walaupun koperasi dimulai dengan 20 orang, namun harus diusahakan
sehingga koperasi dapat menerima anggota-anggotabaru secara sukarela dan
terbuka.
c. Koperasi tidak mungkin dapat mencapai tujuannya dalam jangka pendek,
melainkan memerlukan waktu yang cukup lama.
d. Pembinaan koperasi di Indonesia sebagian merupakan tanggung jawab
pemerintah. Walaupun demikan koperasi tetap milik para anggotanya.
2. Langkah-langkah pendirian koperasi
Langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mendirikan sebuah koperasi adalah:
a. Mengadakan pertemuan pendahuluan di antara orang-orang yang ingin
mendirikan koperasi.
b. Mengadakan penelitian mengenai lingkungan daerah kerja koperasi.
c. Menghubungi kantor Departemen Koperasi setempat.
d. Membentuk panitia pendirian koperasi yang bertugas mempersiapkan
anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.
e. Mengadakan rapat pembentukan koperasi. Hal-hal yang perlu dilakukan
pada rapat anggota yaitu:
1) Memilih pengurus;
2) Memilih pengawas;
3) Menetapkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.
1
f. Mengajukan permohonan status badan hukum koperasi dengan
melampirkan petikan berita acara pembentukan koperasi serta daftar nama
anggota pengurus dan pengawas.1
3. Pelopor pendirian koperasi
Yang dimaksud pelopor adalah orang-orang yang mempunyai pengetahuaan dan
pengalaman di bidang perkoperasian serta mempunyai pengaruh yang cukup besar
dalam kehidupan masyarakat
4. Meneliti lingkungan daerah kerja koperasi
5. Menghubungi kantor Departemen Koperasi dan PKM
6. Modal Dasar Pendirian
7. Mengadakan rapat pembentukan koperasi
8. Mendapatkan pengesahan badan hukum koperasi
B. ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
Anggaran dasar (AD) dan anggaran rumah tangga (ART) adalah keseluruhan
aturan yang mengatur secara langsung kehidupan koperasi dan hubungan antara
koperasi dengan para anggotanya.
Menurut pasal 8 UU No. 25/1992 AD koperasi harus memuat sekurang-kurangnya:
1. Daftar nama pendiri;
2. Maksud dan tujuan kedudukan;
3. Ketentuan dan tujuan, serta bidang usaha;
4. Ketentuan mengenai keanggotaan;
5. Ketentuan mengenai rapat anggota;
6. Ketentuan mengenai pengelolaan;
7. Ketentuan mengenai permodalan;
8. Ketentuan mengenai jangka waktu;
9. Ketentuan mengenai pembagian sisa hasil usaha;
10. Ketentuan mengenai sanksi.
1Baswir. 2000. Koperasi Indonesia. Yogyakarta: BPFE. Hal 109-111
2
Sistimatika Anggaran Dasar Koperasi terdiri dari Pembukaan dan Batang
Tubuh:
I. Pembukaan,
Pembukaan berisi tentang latarbelakang, maksud,tujuan, dan cita-
cita didirikannya Koperasi.
II. Batang Tubuh,
Batang tubuh terdiri dari bab, pasal, dan ayat, yang berisi paling
sedikit tentang :
a. Naman dan tempat kedudukan
b. Maksud dan Tujuan
c. Usaha
d. Ketentuan mengenai
keanggotaan
e. Ketentuan mengenai Rapat
Anggota
f. Azas dan Prinsip
g. Pengurus
h. Pengawas.
i. Modal
j. Pembukuan
k. Transaksi
l. Sisa Hasil Usaha
m. Jangka Waktu Pendirian
n. Sanksi
C. KEANGGOTAAN KOPERASI
Sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam UU No. 25/1992, salah satu syarat
pendirian koperasi ialah tersedianya 20 orang anggota.
1. Sifat keanggotaan koperasi: keanggotaan koperasi pada dasarnya bersifat
sukarela dan terbuka.”.
2. Hubungan anggota dengan usaha koperasi: Hubungan antara usaha koperasi
dengan kepentingan anggota perlu mendapat perhatian.Sebab, alasan
seseorang menjadi anggota koperasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
hidupnya
3. Kewajiban dan hak anggota koperasi
a. Kewajiban anggota koperasi: kewajiban-kewajiban anggota koperasi
tertera pada UU No. 25/1992 pasal 20.
3
b. Hak anggota koperasi
1) Hak untuk menghadiri, menyatakan pendapat, dan memberikan
suara dalam rapat anggota;
2) Memilih/dipilih menjadi pengurus;
3) Meminta diadakan rapat anggota menurut ketentuan-ketentuan
dalam anggaran dasar;
4) Mengemukakan pendapat/saran-saran kepada pengurus di luar
rapat anggota (baik diminta ataupunt idak diminta);
5) Memanfaatkan koperasi dan mendapat pelayanan yang sama
diantara sesama anggota;
6) Mendapat keterangan mengenai perkembangan koperasi
menurut ketentuan anggaran dasar.
c. Syarat-syarat khusus: ialah syarat tambahan yang harus dipenuhi oleh
setiap calon anggota koperasi sebelum mereka diterima menjadi anggota
koperasi secara penuh.
4. Permintaan menjadi anggota koperasi
5. Bukti keanggotaan koperasi
6. Berhenti sebagai anggota koperasi
Keanggotaan seseorang akan berakhir jika yang bersangkutan:
a. Meninggal dunia
b. Minta berhenti atas kehendak sendiri
c. Diberhentikan karena tidak memenuhi syarat keanggotaan
d. Dipecat karena tidak memenuhi kewajiban sebagai anggota
D. PEMBUBARAN KOPERASI
Berdasarkan ketentuan di dalam Bab X UU No. 25/1992, “Pembubaran koperasi
dapat dilakukan dengan 2 alasan: (a) Karena para anggota koperasi menghendaki
pembubaran koperasi, dan (b) Karena keputusan”
BAB II
ALAT KELENGKAPAN DAN ORGANISASI KOPERASI
4
Sebagaimana disebutkan dalam Bab VI UU No. 25/1992, bahwa tentang
perkoperasian “perangkat organisasi koperasi secara keseluruhan terdiri atas:
A. Rapat Anggota
Dalam hal pengambilan keputusan rapat anggota memiliki kekuasaan tertinggi
dalam organisasi koperasi, sebagaimana telah ditegaskan dalam pasal 33 UU No.
25/1992.
B. Pengurus
Pengurus adalah anggota koperasi yang memperoleh kepercayaan dan rapat
anggota untuk memimpin jalannya organisasi dan usaha koperasi, persyaratan untuk
bisa dipilih menjadi pengurus koperasi telah diatur dalam anggaran dasar koperasi
dan telah jelas disebutkan dalam UU No. 12/1967. Kemudian dalam pasal 34 UU No.
25/1992 dinyatakan bahwa pengurus koperasi, baik secara bersama-sam maupun
sendiri-sendiri menanggung kerugian derita yang diderita oleh koperasi, karena
tindakan yang dilakukan dengan kesengajaan atau kelalaian. Jika terbukti pengurus
sengaja melakukan tindakan yang merugikan koperasi, maka pengurus bisa dituntut
melalui pengadilan.
C. Pengawas
Pengawas adalah salah satu perangkat organisasi koperasi yang memiliki
kewenangan melakukan penelitian tehadap catatan-catatan yang ada didalam
koperasi, termasuk akutansi koperasi. Mengingat fungsi dan kedudukannya dalam
pengelolaan koperasi diberlakukan beberapa syarat yang telah diatur secara
khususmoleh UU No. 25/1992 tetapi secara umum tertulis pada pasal 38 ayat 3 UU
tersebut, yaitu syarat-syarat untuk bisa dipilih dan diangkat sebagai anggota koperasi
diatur secara terinci di dalam anggaran dasar koperasi. Kemudian dalam UU No.
25/1992 pasal 29 ayat 4 mengenai jabatan pengurus koperasi yaitu tidak boleh lebih
dari 5 tahun. Selanjutnya pemeriksaan atas pengelolaan anggota koperasi dapt
dibedakan menjadi dua yaitu, pemeriksaan Intern (yang dilakukan oleh pengawas
koperasi yang bertujuan menilai efisiensi dan efektifitas pengelolaan usaha koperasi
oleh pengurus), dan pemeriksaan Ekstern (pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak-
5
pihak diluar kewenangan koperasi untuk mengetahui masalah-masalah yang ada
dalam koperasi) dan yang menjadi sasaran pemeriksaan terhadap jalannya usaha
koperasi pada garis besarnya dapat dibedakan atas pemeriksaan bidang organisasi dan
manajemen, serta atas bidang usaha, permodalan dan keuangan.
D. Manajer Koperasi
Koperasi pada dasarnya memerlukan tenaga manajer yang profesional untuk
menjalankan kegiatan usahanya. Untuk koperasi yang kegiatan usahanya cukup besar
dan komplek perlu mengangkat banyak manajer. Sedangkan bagi koperasi yang
masih sederhana kegiatannya maka cukup penguruslah yang sekaligus bertindak
sebagai manajer.
Rencana pengangkatan pengelola/manajer koperasi harus diajukan dalam rapat
anggota untuk mendapat persetujuan, dalam hal ini manajer dapat dikelompokkan
menjadi 3 tingkatan, yaitu:
1. Manajemen Puncak (top management)
Bertanggung jawab langsung kepada pengurus. Ia bertanggung jawab atas
manajemen bidang usaha dari kopersai secara menyeluruh
2. Manajemen Menengah (Midlle Mnanjement)
Manajemen menengah ini memberi pengarahan-pengarahan kegiatan kepada
manajer bawahan atau dalam hal tertentu bisa juga kepada karyawan-
karyawan operasional.
3. Manajemen Lini Pertama (lower management)
Manajer lini pertama ini bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain
(bawahannya) dan juga memberikan pengarahan kepada mereka
E. Hubungan Kerja Pengurus, Pengawas dan Manajer Koperasi
Hubungan antara pengurus dan pengawas merupakan hubungan yang konsultif
secara timbal-balik. Hubungan pengawas dengan manajer sifatnya koordinatif.
BAB III
MANAJEMEN KOPERASI
6
A. Manajemen dan Organisasi Koperasi
1. Manajemen Koperasi
Manajemen koperasi dapat diartikan sebagai suatu proses untuk mencapai tujuan
melalui usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan. Untuk mencapai tujuan
koperasi, perlu diperhatikan adanya sistem manajemen yang baik, agar tujuannya
berhasil, yaitu dengan diterapkannya fungsi-fungsi Manajemen, yang meliputi:
a. Planning (Perencanaan)
b. Organizing (Pengorganisasian)
c. Actuating (Pelaksanaan)
d. Controlling (Pengawasan/Pengendalian)
B. Struktur Organisasi Koperasi
Struktur organisasi koperasi mecakup segi intern koperasi (yang meliputi unsure-
unsur kelengkapan yang ada dalam koperasi tersebut) dan segi ekstern koperasi
(hubungan serta kedudukan koperasi terhadap organisasi koperasi lainnya).
1. Struktur Intern Organisasi Koperasi
Unsur-unsur alat perlengkapan organisasi koperasi, yang meliputi:
Rapat anggota koperasi
Pengurus koperasi
Pengawas koperasi
Unsur-unsur pelaksana teknis, yang meliputi:
Manajer
Karyawan koperasi lainnya
Unsur penasehat (Dewan Penasehat)
2. Struktur Ekstern Organisasi Koperasi
C. Administrasi Organisasi Koperasi
7
Administrasi organisasi koperasi meliputi semua pencatatan yang berkaitan
dengan kegiatan organisasi koperasi, yang diantaranya:
1. Buku daftar anggota
2. Buku daftar pengurus
3. Buku daftar anggota pengawas
4. Buku notulen rapat
5. Buku simpanan anggota
D. Aspek-aspek Manajemen Koperasi
Dalam garis besarnya, aspek-aspek yang terdapat dalam setiap perusahaan,
dibedakan atas:
1. Manajemen Operasi
2. Manajemen Keuangan
3. Manajemen Pemasanran
BAB IV
8
PERMODALAN KOPERASI
Modal adalah salah satu faktor penting diantara berbagai faktor produksi yang
diperlukan. Bahkan modal merupakan faktor produksi penting untuk pengadaan
faktor produksi seperti tanah, bahan baku, dan mesin.
A. Sumber-sumer Permodalan dalam Koperasi
Pada undang-undang No. 25/1992 tentang perkoperasian yang mengatakan bahwa
modal koperasi itu terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman.
1. Modal Sendiri
a. Simpanan pokok
b. Simpanan wajib
c. Dana cadangan
d. Hibah
2. Modal Pinjaman
a. Anggota
b. Koperasi lain/atau anggotanya
c. Bank dan lembaga keuangan lainnya
d. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya
e. Sumber lain yang sah
B. Perbedaan Saham Koperasi dengan Saham PT
Saham dalam PT merupakan suatu investasi, bila ada gejala suatu PT tersebut rugi
maka pemilik saham bisa lari mneghindari atau mengurangi kerugian tersebut dengan
menjual sahamnya dan mengharapkan deviden yang besar, kemungkinan yang lain ia
dapat menjual sahamnya di pasar bebas atau melalui bursa saham sehingga ia
memperoleh selisih harga beli dengan harga jual (Capital Gain). Sebaliknya saham
koperasi tidak boleh diperjualbelikan, koperasi hanya membayar bunga yang terbatas
pada modal saham sesuai dengan asas Rochdale. jadi jelas bahwa saham koperasi
tidak dapat dipakai untuk investasi spekulatif.
9
C. Dana Cadangan Koperasi
Ada dua jenis cadangan, yaitu valuation reserve dan capital reserve. Termasuk
dalam capital reserve adalah cadangan untuk penyusutan (depreciation), keusangan
(obsolescence), dan pinjaman macet (bad debt). Penyusutan dan keusangan
merupakan suatu pengeluaran tersembunyi. Dana cadangan ini diperlukan untuk:
1. Memenuhi kewajiban tertentu seperti membeyar suatu hipotek (mortage)
2. Meningkatkan jumlah operating capital koperasi ayau memperbaiki ratio
antara current assets dengan current liability
3. sebgai jaminan untuk kemungkinan rugi dimasa depan
4. untuk perluasan usaha
BAB V
10
PERBEDAAN KOPERASI DENGAN BADAN USAHA LAINNYA
A. Badan Usaha dan Bentuknya
Badan usaha adalah kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan
mencari laba atau keuntungan. Secara terperinci, kegiatan usaha Indonesia terdiri atas:
1. Perusahaan Perorangan
2. Persekutuan Firma
3. Persekutuan komanditer
4. Perseroan Terbatas (PT)
5. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
6. Perusahaan daerah
7. koperasi
B. Perbedaan koperasi dengan Badan Usaha yang Lainnya
berikut adalah perbedaan koperasi dengan badan uasaha lainnya:
Dimensi Perorangan Firma PT Koperasi
Pengguna
Jasa
bukan pemilik Umumnya
bukan pemilik
umumnya
bukan pemilik
Umum /
Anggota
Pemilik Usaha Individu sekutu usaha pemegang
saham
anggota
Yang punya
hak suara
tidak perlu para sekutu pemegang
saham
anggota
Pelaksanaan
Voting
tidak perlu biasanya
menurut
besarnya
modal
Penyertaan
menurut
besarnya
saham yang
dimiliki
melalui RUPS
satu
anggota
satu suara
dan
Tidak
boleh
diwakilkan
Penentuan
Kebijaksanaan
orang yang
bersangkutan
para sekutu direksi pengurus
Balas Jasa tidak terbatas tidak terbatas tidak terbatas terbatas
11
Terhadap
modal
Penerima
Keuntungan
orang ybs para sekutu
secara
proporsional
pemegang
saham
secara
proporsional
anggota
sesuai
jasa/
partisipasi
yang
bertanggung
jawab terhadap
rugi
Pemilik para sekutu
pemegang
saham
sejumlah saham
yang dimiliki
anggota
sejumlah
modal
equity
BAB VI
12
KERJASAMA KOPERASI
Koperasi adalah Suatu organisasi yang bersifat sosial, politik dan ekonomi tidak
mampu berdiri sendiri, karena membutuhkan bantuan orang lain atau organisasi lain
dalam rangka meningkatkan kegiatan usahannya. Kerjasama Koperasi tersebut ada
yang bersifat horizontal maupun bersifat vertikal, dalam melakukan kerjasama untuk
dibentuknya organisasi baru untuk mengembangkan kegiatan usahannya yang baru.
Koperasi di Indonesia bekerjasama dengan baik dengan sesama koperasi baik
koperasi primer maupun koperasi skunder dan bekerjasama dengan badan usaha lain
yang bukan koperasi. Kerjasama tersebut ada di dalam surat perjanjiah9,nyn
kerjasama yang saling mengikat atas dasar prinsp saling menguntungkan. Kerjasama
koperasi tersebut terdiri dari:
1. Kerjasama antara Koperasi dan Bukan Koperasi
2. Kerjasama Bukan dibidang Usaha antar Koperasi
3. Kerjasama antar koperasi dan bukan koperasi
4. Kerjasana dibidang usaha antar koperasi
BAB VII
13
GERAKAN DAN TANTANGAN PENGENBANGAN KOPERASI
A. Gerakan Koperasi
Sebagai suatu bentuk perusahaan, koperasi dengan sadar mengemban nilai-nilai tertentu
sebagai norma usahanya, sebagai suatu gerakan ekonomi kerakyatan yang bertujuan untuk
mewujudkan masyarakat yang adil, makmur dan bersekinambungan, baik dalam lingkup
nasional maupun lingkup internasional, berikut adalah gerakan-gerakan koperasi:
1. Internasional cooperative alliance (ICA)
2. ASEAN cooperative organization (ACO)
3. Gerakan koperasi Indonesia
a. sentral organisasi koperasi republic Indonesia (SOKRI)
b. Dewan koperasi Indonesia (DKI)
c. Kesatuan organisasi koperasi seluruh Indonesia(SOKSI)
d. Gerakan koperasi Indonesia (GERKOPIN)
e. Dewan koperasi Indonesia (DEKOPIN)
B. Hubungan Gerakan Koperasi Indonesia dengan Gerakan Koperasi Internasional
Indonesia secara resmi terdaftar sebagai anggota international Cooperative Alliance
(ICA) sejak tahun1985, yakni setelah dewan koperasi Indonesia dengan resmi menjadi
lembaga ini. dengan terbentknya kantor regional ICA di new delhi maka hubungan gerakan
koperasi melalui Dekopin dilakukan melalui kentor tersebut. dekopin juga duduk sebagai
anggota dalam dewan penasehat untuk kantor ICA dan pusat pendidikan I New Delhi.
C. Hubungan Dekopin dengan Koperasi di Luar Negeri
Sebagai salah satu anggota ICA, hubungan Dekopin dengan koperasi-koperasi diluar
negeri berjalan dengan baik. hal ini terutama dalam usaha menigkatkan kemempuan koperasi
di Indonesia untuk mencapai tujuan, kemudian dalam hubungan kerjanya dengan koperasi
luar negeri member kesempatan yang luas untuk memperoleh bantuan tenaga ahli
dankesempatan untuk mengikuti latihan dibidang perkoperasian.
BAB VIII
14
STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING KOPERASI
A. Fungsi Koperasi dalam Ekonomi Pasar
Dalam konteks ekonomi pasar koperasi sebagai asosiasi perorangan harus dilihat sebagai
organisasi atau metode menjalankan usaha untuk menjalankan kerjasama pasar dan
anggotanya sebagai pelaku ekonomi. koperasi mempunyai tugas utama untuk menigkatkan
kapasitas produktif para anggotanya, sehingga mampu menghadapi persaingan pasar yang
semata-mata menekankan pada norma efisiensi. Dengan demikian koperasi harus mampu
menjadika para anggotanya lebih produktif dan lebih efisien dengan berkoperasi daripada
mereka harus berusaha sendiri, hal ini terutama dimiliki oleh koperasi-koperasi yang
didirikan oleh koperasi produsen.
B. Koperasi dalam Pasar Persaingan Sempurna
jika koperasi memasuki pasar persaingan sempurna maka koperasi akan bersaing
secara sempurna dengan para pesaing di pasar, artinya secara umum koperasi tidak dapat
menentukan harga produk yang dijualnya, alasannya adalah jika koperasi jika koperasi
menentapkan harga yang lebih tinggi dari pada harga pasar maka akan banyak pelanggan
yang beralih ke penjual lain. Sebaliknya jika koperasi menetapkan harga dibawah harga pasar
yang berlaku, maka koperasi akan mengalami kerugian, karena pada harga pasar yang
berlakupun semua barang dapat terjual. Dalam jangka pendek bisa saja koperasi menetapkan
harga yang lebih rendah dari harga pasar, tetapi penetapan harga ini tidak berlangsung lama
sebab harga yang lebih rendah akan meningkatkan permintaan anggota akan produk yang
dijual dan biaya produksi koperasi akan meningkat sampai ahirnya terpaksa menentapkan
harga yang sama dengan pasar untuk menutupi kerugian.
C. Koperasi dalam Pasar Persaingan Monopolistik
asumsi yang mendasari model persaingan monopilistik secara mutlak sama seperti
kompetisi sempurna, kecuali mengenai produk yang homogeny. Pada pasar persaingan
monopolistic para penjual bersaing dengan diferensiasi (pembedaan) produk dalam hal
kualitas, iklan, lokasi, pegepakan dan lain-lain.
D. Koperasi dalam Persaingan Pasar Oligopoli
Suatu koperasi dapat menciptakan persaingan harga aktif dalam pasar oligopoly (harga
lebih rendah dari pada harga pesaingnya). Harga dikuarangi sedikit demi sedikit dikurangi
dari harga persaingan. Karena adanya saling ketergantungan antara perusahaan (penjual),
15
koperasi dapat menghancurkan para pesaingnya dan mengakibatkan terjadinya penurunan
keuntungan mereka. Reaksi yang akan timbul dari para pesaing atas kerugian tersebut akan
sulit diramalkan, maka ada kemungkinan terjadi perang harga dan terjadi saling
menghancurkan dengan penentapan harga yang lebih rendah (predatory pricing).
BAB IX
16
KEBIJAKAN PEMBENGUNAN KOPERASI INDONESIA
A. Kebijakan Pemerintah dalam Pembanguan Koperasi
Kebijakan umum pembangunan koperasi yang dijalankan oleh pemerintah dalam
pelita VI ini diarahkan untuk mengembangkan koperasi menjadi makin maju, makin
mandiri, dan makin berakar dalam masyakat, serta menjadi badan usaha yang sehat
dan mampu berperan di semua bidang usaha, terutama dalam kehidupan ekonomi
rakyat, dalam upaya mewujudkan demokrasi ekonomi berdasarkan pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945. Untuk itu, maka pembangunan koperasi
diselenggarakan melalui peningkatan kemampuan organisasi, manajemen,
kewiraswastaan, dan permodalan dengan didukung oleh peningkatan jiwa dan
semangat berkoperasi menuju pemantapan peranannya sebagai sokoguru
perekonomian nasional.
B. Peningkata Kualitas Kelembagaan Koperasi
Dalam menghadapi persaingan ekonomi global saat ini, maka peningkatan
kualitas kelembagaan dan organisasi koperasi mampu tumbuh dan berkembang secara
sehat sesuai dengan jati dirinya menjadi wadah kepentingan bersama bagi anggotanya
untuk memperoleh efisiensi kolektif, sehingga citra koperasi menjadi semakin baik.
Dengan demikian diharapkan kelembagaan dan organisasi koperasi di tingkat primer
dan skunder akan tertata dan berfungsi dengan baik.
C. Sasaran Pembangunan Koperasi
Beberapa sasaran utama pengembangan koperasi yang hendak ditempuh
pemerintah dalam era PJP II ini adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan usaha
2. Pengembangan Sumber daya manusia
3. Peran pemerintah
4. Kerjasama internasional
D. Pola Pembangunan Koperasi
17
Beberapa kreteria kualitatif tentang pola pembangunan koperasi dalam era PJP II,
yaitu sebagaimana diusulkan oleh lembaga manajemen FE UI(1994), adalah sebagai
berikut:
1. Koperasi harus memiliki kemampuan untuk mengantisipasi
kecenderungan perubahan lingkungan
2. Koperasi harus mampu bersaing dengan kekuatan ekonomi non
koperasi
3. Pengurus dan manajer koperasi harus berjiwa wiraswasta
4. Koperasi harus mampu mengembangkan Sumber daya manusia
BAB X
18
TANTANGAN KOPERASI INDONESIA PASA ERA OTONOMI DAERAH
DAN PERDAGANGAN BEBAS
A. Perkembangan Koperasi pada Era Otonomi Daerah
Potensi koperasi pada saat ini sudah mampu untuk memulai gerakan koperasi
yang otonom, namun fokus bisnis koperasi harus diarahkan pada ciri universalitas
kebutuhan yang tinggi seperti jasa keuangan, pelayanan infrastruktur serta pembelian
bersama. Dengan otonomi selain peluang untuk memanfaatkan potensi setempat juga
terdapat potensi benturan yang harus diselesaikan di tingkat daerah.
Dapat dikatakan bahwa kehadiran koperasi di Indonesia memang menganut basis
wilayah atau kekuasan. Namun dalam menghadapi persaingan koperasi perlu
merubah orientasi dari basis kewilayahan dengan pertimbangan orientasi kelayakan
bisnis. Potensi koperasi pada saat ini sudah mampu untuk memulai gerakan koperasi
secara otonom, namun focus bisnis koperasi harus diarahkan pada ciri universalitas
kebutuhan yang tinggi seperti jasa keuangan, pelayanan infrastruktur serta pembelian
bersama.
B. Koperasi Indonesia Memasuki Era Perdagangan Bebas
Melihat posisi koperasi pada saat ini di mana aset koperasi sudah di dominasi oleh
kegiatan koperasi di bidang jasa keuangan, maka restrukturisasi kegiatan koperasi
sebenarnya sudah berjalan, dengan demikian akan mampu tumbuh dan berkembang
sejalan dengan perkembangan koperasi di Indonesia saat ini sangat kompatible untuk
menanggapi rasionalisasi kredit perbankkan kepada petani dan belum pernah terjadi
sebelumnya.
C. Posisi dan Peran Koperasi dalam Sistem Ekonomi Indonesia
Fungsi koperasi selain gerakan pendidikan dan memajukan kesejahteraan
masyarakat termasuk aspek kelestarian lingkungan hidup, untuk mengangkat
kemartabatan suatu masyarakat atau bangsa terutama dalam berekonomi. Karena sifat
gerakan koperasi yang sering di sebut sebagai “quasi public”, maka cukup banyak
barang-barang public yang dihasilkan oleh koperasi.
19
EKONOMI KOPERASI
Resume Materi
Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Matakuliah Ekonomi Koperasi Islam
yang dibina oleh Masrohatin, SE. MM
Oleh:
Didit Ghozali
084 091 056
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) JEMBER
Juli, 2012
20