Laporan EkoPer Q

35
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembapan, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan (Pratiwi, D.A, 2000). Ekologi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata oikos yang rartinya tempat hidup dan logos yang berarti ilmu. Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya atau tempat hidupnya (zoologiawan Jerman, 1834-1914) (Pratiwi, D.A, 2000). Ekologi akan selalu membahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembapan, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor

description

laporan praktikum anak BDA

Transcript of Laporan EkoPer Q

Page 1: Laporan EkoPer Q

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem

dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik.

Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembapan, cahaya, dan topografi,

sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia,

hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan

tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas,

dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem

yang menunjukkan kesatuan (Pratiwi, D.A, 2000).

Ekologi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata oikos

yang rartinya tempat hidup dan logos yang berarti ilmu. Ekologi diartikan

sebagai ilmu yang mempelajari interaksi antar makhluk hidup maupun

interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya atau tempat hidupnya

(zoologiawan Jerman, 1834-1914) (Pratiwi, D.A, 2000).

Ekologi akan selalu membahasan ekosistem dengan berbagai

komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik

antara lain suhu, air, kelembapan, cahaya, dan topografi, sedangkan

faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan,

tumbuhan, dan mikroba. (Pratiwi, D.A, 2000).

Organisme atau individu yang dilihat atau dibedakan berdasarkan

sejarah dan penempakan yang dilihat merupakan pengertian dari ekologi

autekologi. Sedangkan ekologi sinekologi adalah pengkajian golongan

atau kumpulan organisme-organisme yang diasosiasikan bersama

sebagai satu-kesatuan. Kedua macam ekologi ini mempunyai peranan

penting untuk melakukan penelitian terladap ekosistem (Irawan, 1995).

Ekologi merupakan ilmu yang mencakup lingkungan darat dan

lingkungan perairan. Lingkungan perairan merupakan salah satu cabang

ilmu yang penting peranannya dalam mempelajari hubungan timbal balik

Page 2: Laporan EkoPer Q

antara makhluk hidup dan lingkungan perairan, pengetahuan mengenai

lingkungan perairan sangat berguna bagi mahasiswa perikanan, karena

menyangkut kelestarian sumber daya perairan yang dapat menentukan

pola pemanfaatan dan pengelolaan serta pengembangan sumber daya

perairan (Heddy, 1996).

Dalam laporan hasil praktikum ini, akan dibahas tentang perairan

darat (tawar). Ekosistem air tawar digolongkan menjadi dua yaitu air

menggenang dan mengalir. Perairan tawar yang menggenang contohnya

adalah danau dan rawa. Sedangkan perairan tawar yang mengalir adalah

sungai (Pratiwi, D.A, 2000).

Ekosistem di dalam dunia ini sangatlah beragam mulai dari

ekosistem yang berbasis di daratan ataupun yang berbasis di perairan,

oada praktikum kali ini kita akan membahas mengenai kedua macam

lingkungan tadi, disini kita akan mengambil ekosistem rawa yang akan

diwakilkan pada Danau Unsri, dan Ekosistem sungai yang akan

diwakilkan pada Sungai keramasan di Musi II palembang.

B. Tujuan

Tujuan dari kegiatan praktikum Ekologi Perairan adalah untuk

meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai materi yang diperoleh

pada perkuliahan dan memberikan pengalaman lapangan sehingga dapat

meningkatkan wawasan mahasiswa dalam bidang ekologi perairan.

Page 3: Laporan EkoPer Q

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN

Danau merupakan perairan payau yang terakumulasi di suatu

tempat yang cukup luas, yang dapat terjadi karena mencairnya gletser,

aliran sungai, atau karena adanya mata air. Biasanya danau dapat dipakai

sebagai sarana rekreasi, tempat membuka keramba dan bisa juga

dijadikan sarana Olahraga. Danau sering juga disebut cekungan besar di

permukaan bumi yang digenangi oleh air yang pinggirannya berupa

daratan (Wardiyatmoko K, 2003).

Danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan luasnya

mulai dari beberapa meter persegi hingga ratusan meter persegi, yang

dibatasi oleh daratan dan airnya tidak akan surut kecuali saat itu sedang

terjadi kemarau panjang dan akan melimpah atau bertambah ketika hujan

(Pratiwi, D.A, 2000).

Sungai dapat dikatakan juga aliran air dari pegunungan yang

akhirnya akan mengalir di permukaan bumi. Sumber sungai boleh jadi dari

mata air pegunungan, ataupun anak-anak sungai. Dari sumbernya semua

sungai menuruni bukit. Sungai juga dikatakan berasal dari laut karena

salah satu sumber mata air sungai adalah dari hujan yang merupakan

penguapan dari lautan, pasang surut sungai juga sangat dipengaruhi oleh

curah hujan di daerah sungai tersebut (Wardiyatmoko K, 2003).

Sungai adalah air tawar yang mengalir dari sumberdaya di daratan

menuju dan bermuara di laut, danau, atau sungai lain yang lebih besar

Sungai merupakan badan air yang mengalir satu arah, dan akan tmenuju

dataran yang tinggi menuju dataran rendah, serta kondisi pasang terjadi

saaat siang hari dan sangat dipengaruhi oleh curah hujan.

(Wardiyatmoko K, 2003).

Page 4: Laporan EkoPer Q

B. Komponen Ekosistem Perairan

Kebanyakan danau adalah air tawar dan juga banyak berada di

belahan bumi utara pada ketinggian yang lebih atas. Sebuah danau

periglasial adalah danau yang di salah satunya terbentuk lapisan es, "ice

cap" atau gletser, es ini menutupi aliran air keluar danau.Istilah danau juga

digunakan untuk menggambarkan fenomena seperti Danau Eyre, di mana

danau ini kering di banyak waktu dan hanya terisi pada saat musim hujan.

Banyak danau adalah buatan dan sengaja dibangun untuk penyediaan

tenaga listrik-hidro, rekreasi (berenang, selancar angin, dll), persediaan

air, dll.

Great Lakes di Amerika Utara juga memiliki asal dari jaman es.

Finlandia dikenal sebagai Tanah Seribu Danau dan Minnesota dikenal

sebagai Tanah Sepuluh Ribu Danau. Sekitar 60% danau dunia terletak di

Kanada, ini dikarenakan sistem pengaliran kacau yang mendominasi

negara ini. Di bulan ada wilayah gelap berbasal, mirip mare bulan tetapi

lebih kecil, yang disebut lacus (dari bahasa Latin yang berarti "danau").

Mereka diperkirakan oleh para astronom sebagai danau.

Menurut terjadinya, danau dapat dibagi menjadi beebrap jenis

sebagai berikut :

1. Danau vulkanis, yaitu danau yang terbentuk akibat adanya aktivitas

vulkanis.

2. Danau dolina, yaitu danau yang terdapat di daerah karst dan umumnya

berupa danau yang kecil yang bersifat temporer.

3. Danau tektonik, yaitu danau yang terjadi karena gerak dislokasi atau

perpindahan lokasi di permukaan bumi yang menimbulkan bentuk-

bentuk patahan, slenk dan lain-lain.

4. Danau lembah gletser, yaitu lembah yang telah berisi air yang tidak

berhubungan dengan laut sehingga lembah tersebut menjadi danau.

Air sungai biasanya terbatas di dalam satu saluran, yang terdiri

daripada dasar sungai yang di antara dua tebing di kiri dan kanan.

Page 5: Laporan EkoPer Q

Kebanyakan curahan hujan di darat akan melalui sungai dalam

perjalanannya ke laut. Sebuah sungai (river) biasanya terdiri dari

beberapa anak sungai (stream) yang bergabung.

Menurut perkembangan stadium lembah sungai dan jenis

batuannya, maka terdapatlah tipe-tipe sungai di permukaan bumi ,yaitu

sebagai berikut.

1. Sungai consequent longitudinal, yaitu sungai yang arah alirannya

sejajar dengan antiklinal atau bagian puncak gelombang pegunungan

2. Sungai consequent lateral, yaitu sungai yang arah alirannya menuruni

lereng-lereng asli yang ada di permukaan tanah seperti dome dan

blockmountain atau dataran yang baru terangkat

3. Sungai insequent, yaitu sungai yang terjadi tanpa ditentukan oleh

sebab-sebab nyata. Sungai ini mengalir tidak mengikuti perlapisan

batuan atau dip. Sungai ini mengalir dengan arah tidak tertentu

sehingga terjadi pola aliran dendritis.

4. Sungai obsequent, yaitu sungai yang mengalir menuruni permukaan

patahan, jadi berlawanan dengan dip dari formasi-formasi sungai

obsequen

Page 6: Laporan EkoPer Q

III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum Ekologi Perairan ini dilaksanakan di perairan danau

Universitas Sriwijaya dan di perairan Sungai Keramasan di Kecamatan

Kertapati kota Palembang. Dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 21

November 2009. Dimulai dari pukul 08.30 sampai dengan 16.00 WIB.

B. Alat dan Bahan

Peralatan serta bahan yang digunakan untuk melakukan praktikum

ini adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Alat dan Bahan

No. Nama Alat/Bahan Jumlah1. Tongkat Bambu ( 2 meter ) 5 buah

2. Secci disc 2 buah3. Transek 1buah

4. Ember 10 liter 2 buah5. Saringan 3 buah6. Plankton net 1 buah

7. Botol film 25 buah

8. Kantong plastik 1/4 kg 25 buah9. Pipa paralon diameter 30 cm 2 buah10.Tali rapiah Secukupnya

11.Botol Aqua 5 buah12.Bola plastik 1 buah13.Stopwatch 1 buah14.Kertas Label Secukupnya15.Mikroskop 1 buah16.Pipet tetes 3 buah

17.Objek gelas dan cover 1 buah18.Lugol Secukupnya19.Buku identifikasi plankton dan ikan 1 buah20.Formalin 4 % Secukupnya

Page 7: Laporan EkoPer Q

21.Sarung Tangan 2 buah22.Masker dan Snorkel 2 buah

C. Metodologi

Materi yang akan diamati dalam kegiatan praktikum ini terdiri dari

pengamatan faktor fisika-kimia perairan yang meliputi pengukuran

temperatur air, temperatur udara, kedalaman, kecerahan, arus dan pH,

serta pengamatan parameter biologi yang meliputi plankton dan bentos.

Metode yang digunakan untuk pengamatan masing-masing

parameter adalah sebagai berikut :

1. Temperatur

Mengukur suhu air dengan mencelupkan thermometer pada setiap

unit pengamatan per satuan waktu. Suhu udara diukur dengan melihat

skala yang ditunjukkan thermometer yang berada di atas permukaan air.

2. Kedalaman

Prosedur pengukuran kedalaman perairan adalah sebagai berikut :

a. Ambil seutas tali yang diberi skala, bagian ujung yang satu diberi

pemberat

b. Ujung tersebut dimasukkan kedalam perairan sampai mencapai dasar,

sedang ujung yang lain dipegang

c. Tarik tali hingga merenggang dan usahakan supaya pemberat tidak

sampai terangkat

d. Baca panjang tali rentangan dan ujung tali yang dipegang oleh

pengamat terhadap permukaan air, baca sudut antara renggang tali

tadi terhadap ordinat (garis tengah yang lurus dengan permukaan

tali)

e. Perhitungan :

Page 8: Laporan EkoPer Q

D = L. Cos a – d2

Dimana :

D : Kedalaman air

L : Panjang rentang tali

a : Sudut antara tali rentang dengan ordinat

d :Tinggi antara ujung tali yang dipegang pengamat dengan

permukaan air.

3. Kecerahan

a. Ambil seutas tali atau tongkat yang diberi skala

b. Ikatkan tali atau tongkat pada titik pusat secchi disk yang berdiameter

20-30 cm

c. Masukkan alat tersebut dalam perairan dan baca skala pada

tongkat/tali tersebut.

d. Perhitungan :

k1 + k2

D =

2

Dimana :

D = Kedalaman kecerahan air

k1 = Kedalaman secchi disk yang masih dapat terlihat

k2 = Kedalaman secchi disk yang tidak dapat terlihat

4. Arus

Page 9: Laporan EkoPer Q

Pengukuran arus menggunakan bola plastik yang diberi tali rafia

sepanjang 1 meter. Selanjutnya dihitung waktu bola arus itu bergerak dari

0-1 meter.

5. pH

Pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan kertas Ph.

Dimana kertas pH kita masukan kedalam perairan lalu kita liha perubahan

warna yang terjadi pada kertas tersebut,lalu cocokan dengan keterangan

pada kotak kertas pH tersebut.

6. Biota

a) Makro biota : dilakukan dengan menginvestasikan dan

mengidentifikasi bola yang ditemukan pada setiap satuan pengamatan

selama waktu pengamatan.

b) Pengambilan sampel benthos dengan menggunakan pipa paralon

yang ditancapkan ke dasar perairan. Selanjutnya dipindahkan ke

dalam ember dan disaring dengan menggunakan saringan tepung.

c) Pengambilan sampel plankton dengan menggunakan plankton net. Air

sampel diambil menggunakan ember yang diketahui volumenya.

Selanjutnya dimasukkan ke dalam plankton net. Sampel yang ada

dalam botol film diberi lugol. Identifikasi plankton dilakukan di

laboratorium menggunakan mikroskop.

d) Penghitungan plankton dengan menggunakan alat pencacah sedwigk

rafter. Identifikasi dan perhitungan dilakukan sebanyak 3 kali ulangan

dengan 10 lapang pandang tanpa pengulangan pada lapang pandang

yang sama.

e) Adapun cara pengamatan dan perhitungannya adalah sebagai berikut :

Sedwigk rafter berukuran 20 x 50 mm, terdiri dari 1000 petak.

Panjang 50 petak, lebar 20 petak dengan ukuran masing-masing 1 mm

kubik. Dengan demikian luas permukaan sedgwick rafter 1000 m² dan

Page 10: Laporan EkoPer Q

bervolume 100 m³ (1 cc). Pengamatan dilakukan dengan mengikuti

gambar di atas yaitu dimulai pada petak ke 5-15-25-35-45 dan turun ke

bawah dengan jarak 10 petak dan digeser ke kiri dengan jarak 10

petak.

Perhitunganjumlah plankton per liter dilakukan dengan

menggunakan rumus dari APPA, AWWA, WPOF (1976) yaitu :

T P V 1

N = x x x

L p v W

Dimana :

N = Jumlah plankton per liter

T = Luas gelas penutup (mm )

L = Luas lapang pandang (mm )

P = Jumlah plankton yang tercacah

p = Jumlah lapang pandang yang diamati

V = Volume sampel plnkton yang tersaring (ml)

v = Volume sampel plankton dibawah gelas penutup

W = Volume sampel plankton yang disaring (liter)

Karena sebagian besar dari unsur-unsur rumus telah diketahui pada

sedgwick rafter, seperti T = 1000 mm , v 1 ml, dan L = 0,25 mm

(dimisalkan 1 lingkaran sama dengan luas lapang pandang paada

mikroskop dengan r = 0,5 mm), dengan demikian rumus tersebut menjadi :

1000 mm² P Vml 1

N = x x x

0,25 10 1ml W

Atau :

Page 11: Laporan EkoPer Q

100 (P x V)

N =

0,25

Penghitungan keragaman jenis dan keseragaman jenis dilakukan

dengan menggunakan formulasi Shannon-Wiener (Poole, 1974), yaitu :

s

H' = - Σ pi ln pi

n = 1

Dimana :

H’ = Indeks keragaman jenis

S = Banyaknya jenis

Pi = ni/N

Ni = Jumlah individu jenis ke-1

N = Jumlah total individu

Sedangkan rumus untuk mennghitung keseragaman jenis dengan

menggunakan rumus ;

J = H’ / H max

Dimana :

J = Keseragaman jenis

H max = In s

S = Jumlah jenis

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Page 12: Laporan EkoPer Q

A. Sungai

a. Geografi Daerah Pengamatan

Nama tempat : Sungai Keramasan

Lokasi : Musi II

Kecamatan : Keramasan

Kabupaten : Kota Palembang

b. Suhu

Tabel 9. Suhu di Sungai Keramasan

No Waktu Ulangan

Stasiun

I II III

1 08.30 1 28°C 28°C 28°C

2 10.00 2 29°C 28°C 28°C

Grafik 1. Pengukuran suhu disungai keramasan.

Pengukuran suhu di Sungai Keramasan dilakukan dua kali. Suhu di

Sungai Keramasan adalah 28-29o C.

Page 13: Laporan EkoPer Q

c. Ph

Tabel 10. pH di Sungai Keramasan

No Waktu Ulangan

Stasiun

I II III

1 08.30 1 7 7 7

2 10.00 2 7 7 7

Grafik 2. pH di sungai keramasan

Pada Sungai Keramasan pH-nya adalah 7,ini menandakan bahwa

perairan di Sungai keramasan ini netral (pratiwi, 2000).

d. Kedalaman

Tabel 11. Kedalaman Sungai Keramasan

Stasiun

Page 14: Laporan EkoPer Q

No Waktu Ulangan

I II III

1 08.30 1 55 cm 110 cm 138 cm

2 10.00 2 96 cm 145 cm 170 cm

Grafik 3. Pengukuran kedalaman sungai keramasan

Pada praktikum ini, menghitung kedalaman perairan dilakukan

dengan menancapkan batang bambu sampai ke dasar perairan

(pratiwi, 2000).

e. Kecerahan

Tabel 12. Kecerahan di Sungai Keramasan

No Stasiun sampling K1 K2 D

1 I 15 cm 10 cm 12,5 cm

II 14 cm 9 cm 11,5 cm

III 28 cm 20 cm 24 cm

2 I 11 cm 18 cm 14,5 cm

II 30 cm 20 cm 25 cm

Page 15: Laporan EkoPer Q

III 30 cm 25 cm 25,25 cm

Grafik 4. Mengukur Tingkat Kecerahan

Keterangan :

K1 : Kedalaman secchi disk yang masih dapat dilihat

K2 : Kedalaman secchi disk yang tidak dapat lagi dilihat

D : Kedalaman kecerahan air

Cara mengukur kecerahan adalah dengan memasukkan secchi

disk ke dalam perairan di masing-masing stasiun. Lalu, dilihat berapa

skala yang masih dapat dilihat dan skala yang tidak dapat lagi terlihat

(Tim Ekoper, 2005).

f. Bentos

Bentos adalah organisme yang hidup di dasar perairan, seperti

kerang-kerangan dan kepiting. Pada praktikum di Sungai Keramasan ini

ditemukan gondang (Ampullaria ampulaceae) di dasar perairannya.

g. Nekton

Page 16: Laporan EkoPer Q

Nekton adalah organisme yang hidup yang melayang-layang di

dalam air. Nekton yang ditemukan di Sungai Keramasan adalah ikan

seluang (Rasbora sp.)

h. Plankton

Tabel plankton di sungai keramasan :

No Spesies

Stasiun Sampling

I II III

1 Dimorphococus .l - - 1

2 Calanus . f - 1 -

3 Mormonila .p - - 1

4 Eurtepina. a 1 - -

∑ 1 1 2

B. Danau

a) Geografi Daerah Pengamatan

Nama tempat : Danau Universitas Sriwijaya

Lokasi : Ogan Komering Ilir

Kecamatan : Sukapuli

Kabupaten : Ogan Komering Ilir

b) Suhu

Tabel 3. Suhu di Danau Universitas SriwijayaNo Jam Sampling Ulangan Stasiun sampling

A B C

1 13.00 1 29o C 29o C 29o C

2 14.00 2 29°C 29°C 29°C

Page 17: Laporan EkoPer Q

Grafik 5. Pengukuran suhu di danau UNSRI

Pengukuran suhu di Danau UNSRI dilakukan dua kali di setiap

stasiunnya, suhu yang diperoleh sama disetiap stasiun dan pengulangnan

yaitu 29o C

c) pH

Tabel 4. pH (Derajat Keasaman) di Danau Universitas Sriwijaya

No Stasiun sampling pH1 I 6

II 6

III 6

2 I 6

II 6

III 6

Grafik 6. Pengukuran pH di danau UNSRI

Page 18: Laporan EkoPer Q

Pengukuran pH di Danau UNSRI hanya dilakukan satu kali pada

setiap stasiun. Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan kertas

lakmus. Kertas lakmus dicelupkan ke dalam perairan sekitar beberapa

detik. Setelah diangkat, kertas lakmus disesuaikan dengan skala pH yang

ada. pH 6 ini menandakan bahwa perairan di Danau UNSRI tergolong

Netral.

d) Kedalaman

Tabel 5. Kedalaman di Danau Universitas Sriwijaya

No Stasiun sampling Kedalaman

1 I 88 cm

II 79 cm

III 85 cm

2 I 125 cm

II 118 cm

III 115 cm

Grafik 7. Pengukuran Kedalaman danau Unsri

Page 19: Laporan EkoPer Q

Kedalaman dari Danau UNSRI yang kami hitung paling cetek 79

cm dan paling dalam 125 cm, stair (tawar atau asin) yang terakumulasi di

suatu tempat yang cukup luas, yang dapat terjadi karena mencairnya

gletser, aliran sungai, atau karena adanya mata air. Biasanya danau dapat

dipakai sebagai sarana rekreasi, dan olahraga. Danau sering juga disebut

cekungan besar di permukaan bumi yang digenangi oleh air bisa tawar

ataupun asin yang seluruh cekungan tersebut dikelilingi oleh daratan

(Wardiyatmoko K, 2003).

e) Kecerahan

Tabel 6. Kecerahan di Danau Universitas Sriwijaya

No Stasiun sampling K1 K2 D

1 I 10 cm 7 cm 8.5 cm

II 18 cm 15 cm 16,5 cm

III 20 cm 17 cm 18,5 cm

2 I 13 cm 7 cm 10 cm

II 7 cm 6 cm 6,5 cm

III 12 cm 10 cm 10,5 cm

Grafik 8. Mengukur tingkat kecerahan di Danau Unsri

Page 20: Laporan EkoPer Q

Keterangan :

K1 : Kedalaman secchi disk yang masih dapat dilihat

K2 : Kedalaman secchi disk yang tidak dapat lagi dilihat

D : Kedalaman kecerahan air

f) Bentos

Bentos adalah organisme yang hidup di dasar perairan, seperti

kerang-kerangan dan kepiting. Pada praktikum di Danau UNSRI ini tidak

ditemukan bentos (Tim Ekoper, 2005).

g) Plankton

Tabel 7. Plankton di Danau Universitas Sriwijaya

No Spesies

Stasiun Sampling

I II III

1 Glocotrichia .e - - 1

2 Ophryotrocha. p 1 - -

3 Aphanizomeron .f - 1 -

4

5

Tetraedson. T

Micraslerias . f

-

-

-

1

1

-

∑ 1 2 2

Page 21: Laporan EkoPer Q

Keterangan :

Jumlah Spesies (N) = 5

Jumlah Individu (ni) = 5

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

Page 22: Laporan EkoPer Q

A. Kesimpulan

Dari praktikum yang telah kami laksanakan, dapat disimpulkan

bahwa :

1. Di Danau Universitas Sriwijaya, pada stasiun A, suhu perairannya

berada pada 29o C. Pada stasiun B, suhu perairannya 29o C dan

pada stasiun C suhu perairannya adalah 29o C.

2. Derajat keasaman (pH) dari Danau Universitas Sriwijaya dan

Sungai Keramasan adalah 6-7, sebagai petunjuk bahwa perairan

tersebut bersifat asam sampai dengan netral.

3. Pada sungai keramasan nekton yang terdapat disana berupa ikan

seluang, sepatung dan lain-lain.

4. Plankton yang ditemukan pada dua perairan tersebut ada 9

spesies.

5. Ternyata tingkat kecerahan suatu perairan dapat juga dipengaruhi

oleh berlumpur atau tidak suatu perairan tersebut.

B. Saran

Untuk menjadi perhatian dan pertimbangan kita agar lebih

mempersiapkan semua peralatan dan menggunakan sample

pemngukuran yang benar agar dapat menghasilkan sesuatu yang benar-

benar real dan diusahakan agar tidak banyak bermain dan dituntut

kerjasama tim yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Page 23: Laporan EkoPer Q

Asmawi, Suhaili. 1986. Pemeliharaan Ikan dalam Keramba. PT.Gramedia. Jakarta

Brotowidjoyo, Mukayat ; Djoko Tribawono & Eko Mulbyantoro. 1995. Pengantar Lingkungan Perairan dan Budidaya Air. Liberty. Yogyakarta.

Heddy, Suwasono, MS; Metty Kurniati. 1996. Prinsip-prinsip Dasar Ekologi : Suatu Bahasan Tentang Kaidah Ekologi dan Penerapannya. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Irawan, Agus. 1995. Pengolahan Hasil Perikanan. CV.Aneka. Solo.

Jangkaru, Zulkipli. 1995. Pembesaran Ikan Air Tawar di berbagai Lingkungan Pemeliharaan. Penebar Swadaya. Jakarta.

Odum, E.P. 1996. Dasar-dasar Ekologi Perairan. Gajah Mada. University Press. Yogyakarta.

Pratiwi, D.A dkk. 2000. Biologi SMU kelas I. Erlangga. Jakarta.

Tim Ekoper. 2005. Petunjuk Praktikum Ekologi Perairan. Universitas Sriwijaya. Inderalaya.

Wardiyatmoko K dan Bintarto HR. 2003. Geografi SMU Kelas I. Erlangga. Jakarta.

Page 24: Laporan EkoPer Q

LAMPIRAN

Page 25: Laporan EkoPer Q

LAPORAN TETAPPRAKTIKUM EKOLOGI PERAIRAN

OLEH

Kelompok : III

1. Rudiansyah (05081009004)

2. Desi Susanti (05081009026)

3. Rizal Firdaus (05081009029)

4. Yopie (05081010013)

5. Ade Fitriani (05081010020)

6. Anitiya Ismaresi (05091010027)

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRANDAN TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS SRIWIJAYA

Page 26: Laporan EkoPer Q

INDRALAYA2009

Page 27: Laporan EkoPer Q

BLANKO DRAFT EKOPER

KELOMPOK III

No Nama Asisten Draft-Ke Nilai paraf Keterangan

1

2

3

4

5

6

7

8