Proposal Penyuluhan

25
PROPOSAL PENYULUHAN Cabang Ilmu Gizi Masyarakat GIZI PAA ANA! "ALI#A $isusun %l&' ( Ra)'&l Anin$ya San$ra H&l&na NIM* +,-.+++/0,1 POL#E!!ES !EMEN!ES SEMARANG 2URUSAN GIZI /0+-

Transcript of Proposal Penyuluhan

PROPOSAL PENYULUHANCabang Ilmu Gizi MasyarakatGIZI PADA ANAK BALITA

disusun oleh :

Rachel Anindya Sandra HelenaNIM. 17431112076

POLTEKKES KEMENKES SEMARANGJURUSAN GIZI2014

LEMBAR PENGESAHAN

Semarang, 9 Juni 2014Penyuluh

Rachel Anindya S. HP17431112076

Mengetahui,

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG JURUSAN GIZIKELUARGA BESAR MAHASISWAJURUSAN GIZISekretariat : Jl. Wolter Monginsidi 115 Pedurungan Semarang 50192

Ketua Program Studi

Susi Tursilowati, SKM, M.Sc.PHNIP. 1966112419911922001Pembimbing

Cahyo Hunandar, SKM, M.KesNIP.

Ketua Jurusan Gizi

Wiwik Wijaningsih, STP, M.SiNIP. 196412021986032002

Penyuluhan : Gizi Seimbang Untuk Anak Balita

A. Latar BelakangKonsumsi gizi yang baik dan cukup seringkali tidak bisa dipenuhi oleh seorang anak karena faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternal menyangkut keterbatasan ekonomi keluarga sehingga uang yang tersedia tidak cukup untuk membeli makanan. Sedangkan faktor internal adalah faktor yang terdapat didalam diri anak yang secara psikologis muncul sebagai problema makan pada anak.Anak balita memang sudah bisa makan apa saja seperti halnya orang dewasa. Tetapi merekapun bisa menolak bila makanan yang disajikan tidak memenuhi selera mereka. Oleh karena itu sebagai orang tua kita juga harus berlaku demokratis untuk sekali-kali menghidangkan makanan yang memang menjadi kegemaran si anak.Intake gizi yang baik berperan penting di dalam mencapai pertumbuhan badan yang optimal. Dan pertumbuhan badan yang optimal ini mencakup pula pertumbuhan otak yang sangat menentukan kecerdasan seseorang.Faktor yang paling terlihat pada lingkungan masyarakat adalah kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi yang harus dipenuhi anak pada masa pertumbuhan. Ibu biasanya justru membelikan makanan yang enak kepada anaknya tanpa tahu apakah makanan tersebut mengandung gizi-gizi yang cukup atau tidak, dan tidak mengimbanginya dengan makanan sumber zat gizi yang baik.B. Tujuan Penyuluhan1. Tujuan UmumSetelah selesai mengikuti penyuluhan tentang gizi seimbang untuk anak balita selama 1 x 60 menit keluarga (ibu) mengetahui makanan yang baik untuk masa pertumbuhan anak balita dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

2. Tujuan KhususSetelah mengikuti penyuluhan gizi, maka Ibu mampu melakukan hal-hal berikut :a. Ibu dapat menjelaskan peranan makanan bagi anak balitab. Ibu dapat menjelaskan kebutuhan gizi balitac. Ibu dapat membuat menu makanan balita

C. SasaranSasaran dari kegiatan penyuluhan Gizi Seimbang untuk Anak Balita adalah:a. Sasaran primer kegiatan penyuluhan ini adalah ibu-ibu yang mempunyai anak balita di lingkungan Pamularsih RT. 08 RW. 07 Semarangb. Sasaran sekunder kegiatan penyuluhan ini adalah kader posyandu yang ada di wilayah Pamularsih RT. 08 RW 07 Semarangc. Sasaran tersier kegiatan penyuluhan ini adalah seluruh ibu-ibu yang tergabung di PKK RT. 08 RW. 07 Semarang

D. Media PenyuluhanMedia yang akan digunakan dalam penyuluhan Gizi Seimbang untuk Anak Balita adalah :a. LCD (Power Point)b. Posterc. Food Model

E. Metode PenyuluhanMetode yang akan digunakan dalam penyuluhan Gizi Seimbang untuk Anak Balita adalah :a. Ceramahb. Praktekc. Tanya Jawabd. Diskusie. Post-test (Lampiran 5)

F. Waktu dan TempatKegiatan penyuluhan gizi dengan tema Gizi Seimbang untuk Anak Balita ini akan dilaksanakan pada :Hari:MingguTanggal :6 Juli 2014Waktu :Pukul 16.00Tempat:Depan Rumah Bapak Indera, Ketua RT 08Jalan Pamularsih VII / 10G. Rencana AnggaranTerlampir pada Lampiran 1H. Materi PenyuluhanMateri yang akan kami sampaikan pada penyuluhan Gizi Seimbang untuk Anak Balita adalah sebagai berikut :a. Definisi Gizi Seimbangb. Karakteristik Balitac. Peran Makanan bagi Balitad. Kebutuhan Gizi Balitae. Kekurangan Energi dan Protein (KEP)f. Syarat Makanan Balitag. Menu Makanan Balitah. Makanan Selingan untuk BalitaUlasan tentang materi penyuluhan terlampir pada Lampiran 2.

I. Deskripsi Kerja Kegiatan PenyuluhanTerlampir pada Lampiran 3.

J. Setting Tempat dan PengorganisasianTerlampir pada Lampiran 4.

K. Evaluasi1. Evaluasi Struktura. Proposal dan SAP sudah siap 1 minggu sebelum penyuluhan.b. Media (Laptop, LCD, Leaflet dan Lembar pertanyaan) dan tempat sudah siapc. Pengorganisasian sudah tersusun.d. Penyaji sudah menyiapkan mater dan study case.e. Moderator dan sekretaris sudah siap.f. Peserta siap mengikuti penyuluhan.2. Evaluasi Prosesa. Penyuluhan gizi mengenai Gizi Seimbang untuk Anak Balita berjalan dengan lancarb. Peserta (ibu) mengerti tentang materi penyuluhan yang diberikan dan mendapatkan hasil post-test 80% jawaban benarc. Selama penyuluhan dilaksanakan diharapkan terjadi interaksi yang positif antara penyuluh dengan ibu balita, ditandai dengan keaktifan masyarakat dalam bertanyad. Adanya kemauan ibu balita untuk mendengarkan dengan baike. Kehadiran peserta diharapkan tidak kurang dari 80%, ibu balita hadir tepat waktu dan tidak meninggalkan ruangan saat penyuluhan berlangsung.3. Evaluasi Hasila. Jangka PendekPeserta penyuluhan mengerti setidaknya 80% dari semua materi yang telah disampaikan dengan kriteria: Menjelaskan kembali peranan gizi seimbang bagi balita. Menyebutkan kebutuhan gizi balita. Menyebutkan penyebab KEP pada balita. Menyusun menu sederhana untuk balita. b. Jangka PanjangMeningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan pentingnya pemenuhan gizi seimbang bagi balita sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk menekan angka kejadian KEP pada balita.L. PenutupDemikian proposal kegiatan penyuluhan gizi dengan tema Gizi Seimbang bagi Anak Balita di lingkungan wilayah Pamularsih RT 08 yang kami susun dan kami ajukan. Kami berharap agar acara mahasiswa Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Semarang ini dapat berjalan dengan lancar. Semoga penyuluhan ini dapat memberikan manfaat dan dapat menyelamatkan generasi baru yang akan datang. Atas partisipasi dan kerjasama dari semua pihak, kami ucapkan terima kasih.

Lampiran 1RENCANA ANGGARANPemasukanDana Panitia = Rp170.000Dana dari PKK (bentuk konsumsi)=Rp 80.000Dana kampus (food model + LCD proy)=Rp100.000 +Total Rp350.000

PengeluaranPembuatan Proposal :3 bendel x Rp 20.000=Rp 60.000Konsumsi peserta :20 x Rp 3.000 = Rp 60.000Konsumsi panitia :5 x Rp 4.000=Rp 20.000Sewa LCD proy. :1 x Rp 50.000=Rp 50.000Food Model :1 paket x Rp 100.000= Rp 50.000Pembuatan poster :2 x Rp 10.000=Rp 20.000Dokumentasi=Rp 20.000Transportasi : PP=Rp 20.000Doorprize :5 paket x Rp 10.000=Rp 50.000 +Total Rp350.000

Lampiran 2MATERI PENYULUHAN GIZIGIZI SEIMBANG UNTUK ANAK BALITA

DEFINISIGizi seimbang balita adalah gizi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh melalui makanan sehari-hari sehingga tubuh bisa aktif dan sehat optimal, serta tak terganggu penyakit atau tubuh tetap sehat.KARAKTERISTIK BALITAAnak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima makanan dari apa yang disediakan ibunya. Dengan kondisi demikian, sebaiknya anak balita diperkenalkan dengan berbagai bahan makanan. Laju pertumbuhan masa batita lebih besar dari masa usia prasekolah sehingga diperlukan jumlah makanan yang relatif lebih besar. Namun, perut yang masih lebih kecil menyebabkan jumlah makanan yang mampu diterimanya dalam sekali makan lebih kecil daripada anak yang usianya lebih besar. Oleh karena itu, pola makan yang diberikan adalah porsi kecil dengan frekuensi sering.PERAN MAKANAN BAGI BALITAMakanan sebagai sumber zat gizi. Didalam makanan terdapat enam jenis zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. Zat gizi ini diperlukan bagi balita sebagai zat tenaga, zat pembangun , dan zat pengatur :1. Zat tenagaZat gizi yang menghasilkan tenaga atau energi adalah karbohidrat , lemak, dan protein. Bagi balita, tenaga diperlukan untuk melakukan aktivitasnya serta pertumbuhan dan perkembangannya. Oleh karena itu, kebutuhan zat gizi sumber tenaga balita relatif lebih besar daripada orang dewasa.2. Zat PembangunProtein sebagai zat pembangun bukan hanya untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan organ-organ tubuh balita, tetapi juga menggantikan jaringan yang aus atau rusak.3. Zat pengaturZat pengatur berfungsi agar faal organ-organ dan jaringan tubuh termasuk otak dapat berjalan seperti yang diharapkan. Berikut ini zat yang berperan sebagai zat pengatur.a. Vitamin, baik yang larut air ( vitamin B kompleks dan vitamin C ) maupun yang larut dalam lemak ( vitamin A, D, E, dan K ).b. Berbagai mineral, seperti kalsium, zat besi, iodium, dan flour.c. Air, sebagai alat pengatur vital kehidupan sel-sel tubuh.KEBUTUHAN GIZI BALITAKebutuhan gizi seseorang adalah jumlah yang diperkirakan cukup untuk memelihara kesehatan pada umumnya. Secara garis besar, kebutuhan gizi ditentukan oleh usia, jenis kelamin, aktivitas, berat badan, dan tinggi badan. Antara asupan zat gizi dan pengeluarannya harus ada keseimbangan sehingga diperoleh status gizi yang baik. Kebutuhan gizi balita sesuai dengan penggolongannya sebagai berikut :a. Kebutuhan EnergiKebutuhan energi bayi dan balita relatif besar dibandingkan dengan orang dewasa, sebab pada usia tersebut pertumbuhannya masih sangat pesat. Kecukupannya akan semakin menurun seiring dengan bertambahnya usia.b. Kebutuhan zat pembangun Secara fisiologis, balita sedang dalam masa pertumbuhan sehingga kebutuhannya relatif lebih besar daripada orang dewasa. Namun, jika dibandingkan dengan bayi yang usianya kurang dari satu tahun, kebutuhannya relatif lebih kecil.c. Kebutuhan zat pengatur Kebutuhan air bayi dan balita dalam sehari berfluktuasi seiring dengan bertambahnya usia.Status gizi balita dapat dipantau dengan menimbang anak setiap bulan dan dicocokkan dengan Kartu Menuju Sehat (KMS).KEKURANGAN ENERGI DAN PROTEIN (KEP)Berikut ini sebab-sebab kurangnya asupan energi dan protein :a. Makanan yang tersedia kurang mengandung energyb. Nafsu makan anak terganggu sehingga tidak mau makanc. Gangguan dalam saluran pencernaan sehingga penyerapan sari makanan dalam usus terganggud. Kebutuhan yang meningkat, misalnya karena penyakit infeksi yang tidak diimbangi dengan asupan yang memadai.Kekurangan energi dan protein mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan balita terganggu.Gangguan asupan gizi yang bersifat akut menyebabkan anak kurus kering yang disebut dengan wasting. Wasting, yaitu berat badan anak tidak sebanding dengan tinggi badannya. Jika kekurangna ini bersifat menahun ( kronik), artinya sedikit demi sedikit, tetapi dalam jangka waktu yang lama maka akan terjadi kedaan stunting. Stunting , yaitu anak menjadi pendek dan tinggi badan tidak sesuai dengan usianya walaupun secara sekilas anak tidak kurus.Anak akan kehilangan nafsu makan karena hal-hal sebagai berikut:a. Air Susu Ibu yang diberikan terlalu sedikit sehingga bayi menjadi frustasi dan menangisb. Anak terlalu dipaksa untuk menghabiskan makanan dalam jumlah/ takaran tertentu sehingga anak menjadi tertekanc. Makanan yang disajikan tidak sesuai dengan yang diinginkan / membosankand. Susu formula yang diberikan tidak disukai anak atau ukuran / dosis yang diberikan tidak sesuai dengan sehingga susu yang diberikan tidak dihabiskane. Suasana makan tidak menyenangkan/ anak tidak pernah makan bersama kedua orang tuanya.Berikut ini beberapa upaya untuk mengatasi anak sulit makan (faktor organis, faktor psikologis, atau faktor pengaturan makanan):a. Jika penyebabnya faktor organis, yang harus dilakukan adalah dengan menyembuhkan penyakitnya melalui dokter.b. Jika penyebabnya faktor psikologis, berikut beberapa hal yang dapat dilakukan: Makanan dibuat dengan resep masakan yang mudah dan praktis sehingga dapat menggugah selera makan anak dan disajikan semenarik mungkin. Jangan memaksa anak untuk menghabiskan makanan, orangtua harus sabar saat memberi makan anak. Upayakan suasana makan menyenangkan , sebaiknya waktu makan disesuaikan denga waktu makan keluarga karena anak punya semangat untuk menghabiskan makanannya dengan makan bersama keluarga (orangtua) Pembicaraan yang kurang menyenangkan terhadap suatu jenis makanan sebaiknya dihindari dan ditanamkan pada anak memilih bahan /jenis makanan yang baik.c. Jika penyebabnya adalah faktor pengaturan makanan maka dapat dilakukan beberapa hal berikut ini : Diusahakan waktu makan teratur dan makanan diberikan pada saat anak benar-benar lapar dan haus Makanan selingan dapat diberikan asalkan makanan tersebut tidak membuat anak menjadi kenyang agar anak tetap mau makan nasi. Untuk membeli makanan jajanan sebagai makanan selingan, sebaiknya didampingi oleh orang tuanya sehingga anak dapat memilih makanan jajanan yang baik dari segi kandungan gizi maupun kebersihannya. Kuantitas dan kualitas makanan yang diberikan harus diatur disesuaikan dengan kebutuhan/kecukupan gizinya sehingga anak tidak menderita gizi kurang atau gizi lebih. Bentuk dan jenis makanan yang diberikan harus disesuaikan dengan tahap pertumbuhan dan perkembangan anak.SYARAT MAKANAN BALITAa. Mengandung energy dan semua zat gizi yang dibutuhkan sesuai dengan umurb. Susunan hidangan disesuaikan dengan selera serta daya terima balitac. Bentuk dan porsi makanan disesuaikand. Konsistensi biasa dan mudah dicernae. Tidak berbumbu tajam dan bersantan kental/berlemakf. Makanan harus bersih dan bebas kumanMENU MAKANAN BALITAMakanan memegang peranan penting dalam pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak. Oleh karenanya, pola makan yang baik dan teratur perlu diperkenalkan sejak dini, antara lain dengan pengenalan jam-jam makan dan variasi makanan.Gizi seimbang dapat dapat dipenuhi dengan pemberian makanan sebagai berikut:a. Agar kebutuhan gizi seimbang anak terpenuhi, makanan sehari-hari sebaiknya terdiri atas ketiga golongan bahan makanan tersebut.b. Kebutuhan bahan makanan itu perlu diatur, sehingga anak mendapatkan asupan gizi yang diperlukannya secara utuh dalam satu hari. Waktu-waktu yang disarankan adalah: Pagi hari waktu sarapan. Pukul 10.00 sebagai selingan. Tambahkan susu. Pukul 12.00 pada waktu makan siang. Pukul 16.00 sebagai selingan Pukul 18.00 pada waktu makan malam. Sebelum tidur malam, tambahkan susu. Jangan lupa kumur-kumur dengan air putih atau gosok gigi.Contoh Pola Jadwal Pemberian Makanan Menjelang Anak Usia 1 Tahun. Perlu diketahui, jadwal pemberian makanan ini fleksibel (dapat bergeser, tapi jangan terlalu jauh) : Pukul 06.00 : Susu Pukul 08.00 : Bubur saring/Nasi tim Pukul 10.00 : Susu/Makanan selingan Pukul 12.00 : Bubur saring/Nasi tim Pukul 14.00 : Susu Pukul 16.00 : Makanan selingan Pukul 18.00 : Bubur saring /nasi tim Pukul 20.00 : Susu.MAKANAN SELINGAN BALITAPada usia balita juga membutuhkan gizi seimbang yaitu makanan yang mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh sesuai umur. Makanan seimbang pada usia ini perlu diterapkan karena akan mempengaruhi kualitas pada usia dewasa sampai lanjut.Gizi makanan sangat mempengaruhi pertumbuhan termasuk pertumbuhan sel otak sehingga dapat tumbuh optimal dan cerdas, untuk ini makanan perlu diperhatikan keseimbangan gizinya sejak janin melalui makanan ibu hamil. Pertumbuhan sel otak akan berhenti pada usia 3-4 tahun.Pemberian makanan balita sebaiknya beraneka ragam, menggunakan makanan yang telah dikenalkan sejak bayi usia enam bulan yang telah diterima oleh bayi, dan dikembangkan lagi dengan bahan makanan sesuai makanan keluarga.Pembentukan pola makan perlu diterapkan sesuai pola makan keluarga. Peranan orangtua sangat dibutuhkan untuk membentuk perilaku makan yang sehat. Seorang ibu dalam hal ini harus mengetahui, mau, dan mampu menerapkan makan yang seimbang atau sehat dalam keluarga karena anak akan meniru perilaku makan dari orangtua dan orang-orang di sekelilingnya dalam keluarga.Makanan selingan tidak kalah pentingnya yang diberikan pada jam di antara makan pokoknya. Makanan selingan dapat membantu jika anak tidak cukup menerima porsi makan karena anak susah makan. Namun, pemberian yang berlebihan pada makanan selingan pun tidak baik karena akan mengganggu nafsu makannya.Jenis makanan selingan yang baik adalah yang mengandung zat gizi lengkap yaitu sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral, seperti arem-arem nasi isi daging sayuran, tahu isi daging sayuran, roti isi ragout ayam sayuran, piza, dan lain-lain.Fungsi makanan selingan adalah :a. Memperkenalkan aneka jenis bahan makanan yang terdapat dalam bahan makanan selingan.b. Melengkapi zat-zat gizi yang mungkin kurang dalam makanan utamanya (pagi, siang dan malam).c. Mengisi kekurangan kalori akibat banyaknya aktivitas anak pada usia balita.Makanan selingan yang baik dibuat sendiri di rumah sehingga sangat higienis dibandingkan jika dibeli di luar rumah.Bila terpaksa membeli, sebaiknya dipilih tempat yang bersih dan dipilih yang lengkap gizi, jangan hanya sumber karbohidrat saja seperti hanya mengandung gula saja. Makanan ini jika diberikan terus-menerus sangat berbahaya. Jika sejak kecil hanya senang yang manis-manis saja maka kebiasaan ini akan dibawa sampai dewasa dan risiko mendapat kegemukan menjadi meningkat. Kegemukan merupakan faktor risiko pada usia yang relatif muda dapat terserang penyakit tertentu.

Sumber : Santosa, Sugeng. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: PT.Rieneka Cipta.Emawati F . , Yuniar R , Susilawati , Herman . 2000 . Kebutuhan Ibu Hamil Akan Tablet Besi Untuk Pencegahan Anemia . Penelitian Gizi dan Makanan . Jilid 23 : 92Libuae P . Perbaikan Gizi Anak Sekolah Sebagai Investasi SDM . dalam Kompas 9 September 2002 .Sudiyanto. Dalam membina anak dalam mencapai cita-citanya. Tumbuh kembang anak, Fakultas Kedokteran UI.

Lampiran 3DESKRIPSI KERJA KEGIATAN PENYULUHANNoWaktuTahapMateri PenyajiTarget Sasaran

110 menitPembukaan :a. Salam pembukab. Perkenalanc. Menyampaikan tujuand. Kontrak waktue. Melakukan apersepsi Menyampaikan : salam pembuka, maksud dan tujuan serta kontrak waktu pelaksanaan kegiatan kepada peserta penyuluhan dengan bahasa yang sopan dan jelas serta penggunaan kata yang efisien.

Menanyakan beberapa pertanyaan seputar opini peserta mengenai topik, contoh : makanan yang disuapkan kepada balitanya siang tadi.

Menjawab salam

Memperhatikan

Mengikuti penyuluhan

225 menitKegiatan Inti :a. Penyampaian materi dengan metode ceramahb. Penguraian materi : Definisi Gizi Seimbang, Karakteristik Balita, Peran Makanan bagi Balita, Kebutuhan Gizi Balita, Kekurangan Energi dan Protein (KEP), Syarat Makanan Balita, Menu Makanan Balita, Makanan Selingan untuk Balitac. Praktek pembuatan menu dengan food model

Menyampaikan materi dengan jelas dan tepat sesuai dengan metode yang dipilih

Menyampaikan materi dengan efisien mencegah kekurangan waktu

Memanfaatkan semua media yang tersedia untuk menyampaikan materi dengan baik. Menyimak dan memperhatikan penyuluhan dengan baik dan antusias.

35 menitSesi tanya jawab :a. Membuka pertanyaan ataub. Memberi pertanyaan

Melalukan dialog interaktif dengan peserta penyuluhan.

Menanyakan beberapa pertanyaan singkat kepada pasien tentang materi penyuluhan untuk mengetahui feed back.

Peserta penyuluhan bertanya dan berdialog tentang materi penyuluhan.

410 menitDiskusi :a. Menjawab pertanyaan peserta penyuluhan yang berkaitan dengan materi yang belum jelas.

Menjelaskan kembali materi yang berkaitan dengan pertanyaan

Mendiskusikan dengan peserta lain : meminta peserta lain untuk menjawab

Menjawab studi kasus dari peserta lain

Memperhatikan penjelasan penyaji/peserta lain

55 menitPost test :a. Melakukan evaluasi (tertulis/lisan)

Memberikan form post-test (tertulis)

Memberikan pertanyaan lisan terkait materi

Memberikan pertanyaan terkait pembuatan menu Mengerjakan post test

Menjawab post test

Membuat menu

65 menitPenutup :a. Menyimpulkan materi yang didiskusikanb. Mengakhiri kegiatan dengan salam Menyampaikan kesimpulan dengan singkat dan jelas Membuat kesepakatan

Menyampaikan salam penutup dan ucapan terimakasih dengan sopan dan jelas. Bersama penyaji menyimpulkan materi.

Mengerti dan mempunyai pengetahuan baru tentang materi penyuluhan ditandai dengan hampir keseluruhan peserta dapat menjawab studi kasus.

Menjawab salam

Lampiran 4SETTING TEMPAT DAN PENGORGANISASIAN

Entri&ExitLCD ProyektorModerator& NotulisPenyajiFood modelPesertaLokasi : Depan Rumah Bapak Indera, Ketua RT 08

Penyaji:Rachel AnindyaModerator:Ana ArolyumnaNotulis:Evi Puji RahayuPeserta:Ibu PKK RT. 08 wilayah Pamularsih Semarang

Nama : ..Alamat : Lampiran 5FORM POST-TESTBerilah tanda centang () pada pernyataan dibawah ini! Jawaban harus sesuai dengan kehidupan sehari-hari.NoPernyataanSetujuTidak setuju

1Gizi seimbang bagi balita adalah pemberian makanan dalam porsi besar karena anak suka makan.

2Anak dengan usia 1-3 tahun adalah konsumen aktif.

3Makanan yang paling tepat diberikan kepada balita adalah makanan ringan (jajanan)

4Makanan balita untuk fungsi organ tubuh dan pertumbuhannya.

5Anak balita tidak perlu dibawa ke posyandu

6Anak berusia 2 tahun boleh diberikan PMT-ASI

7Makanan untuk balita berbumbu pedas

8Makanan untuk balita dengan santan kental untuk mencapai konsistensi kental

9Cara untuk meningkatkan nafsu makan adalah dengan memaksa

10Makanan balita harus bersih dan hygene

11Minum susu itu penting bagi balita.

12Makanan selingan bagi balita itu penting.

13Penyusunan menu bagi balita itu penting

14Makanan selingan yang baik adalah makanan yang dibeli di luar (jajan)

15Tidak memberikan sayur karena balita tidak suka sayur

Tabel Skore RespondentNama respondent : NoSetujuTidak SetujuSkor (0/1)

101

201

301

410

501

610

701

801

901

1010

1110

1210

1310

1401

1501

TOTAL

Penggolongan Skore :a. Skore 0-5 : Kurang Tahub. Skore 6-10 : Cukup Tahuc. Skore 11-15 : Tahu Baik