Proposal Penelitian Tifoid
-
Upload
sepadyawan-kavasivii -
Category
Documents
-
view
131 -
download
3
Transcript of Proposal Penelitian Tifoid
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan nilai yang paling berharga bagi sikap manusia
dengan demikian kita harus senantiasa menjaga kesehatan tubuh kita. Salah satu
penyakit yang sering timbul di masyarakat kita yaitu Tifoid. Tifoid terjadi karena
faltor lingkungan yang kurang sehat dan pola hidup yang kurang sehat.
Penyakit tifoid tidak dapat dianggap enteng dan dibiarkan begitu saja
karena dapat cepat menular pada orang-orang di sekitarnya. Untuk itu kita sebagai
petugas kesehatan perlu untuk memberikan penyluhan tentang demam tifoid. Dan
dengan kasus diatas penulis tertarik membahas dan memberikan gambaran tentang
penyebab, pencegahan dan pengobatan tiroid.
B. Perumusan Masalah
Dengan memperhatikan judul penelitian maka perumusan masalah adalah
“Sejauh manakah Pengetahuan Warga Ds. Bojong Salam Terhadap Tifoid, Baik
Penyebab, Pengobatan dan Pencegahannya”.
C. Pertanyaan Penelitian
Dari perumusan masalah di atas, maka pertanyaan penelitian adalah
sebagai berikut :
1. “Sejauh mana kesadaran warga Ds. Bojong Salamterhadap demam
tifoid?”.
2. “Apakah warga mengetahui apa yang menjadi penyebab tifoid?”.
3. “Usaha apakah yang dilakukan warga untuk mengobati demam tifoid
secepatnya?”.
4. “Upaya apa yang dilakukan warga untuk mencegah demam tifoid?”.
Untuk memudahkan pembahasan maka penulis menetapkan beberapa
kesimpulan :
1. Kurangnya keperdulian warga terhadap tifoid.
2. Kurangnya pengetahuan warga tentang demam tifoid.
1
3. Kurangnya pengetahuan warga tentang cara pengobatan dan pencegahan
demam tifoid.
4. Tidak adanya program penyuluhan
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Memberikan gambaran mengenai penyebab, pengobatan dan
pencegahan demam tifoid pada anak dan dewasa.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tingkat pengetahuan warga terhadap demam tifoid.
b. Mengidentifikasi efek dari demam tifoid bagi warga terhadap status
kesehatannnya.
E. Manfaat Penelitian
Diharapkan dari penelitian ini dapat dijadikan masukan dan pegangan
dalam pembangunan pengetahuan warga Ds. Bojong Salam mengenai pengaruh
demam tifoid terhadap status kesehatan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Demam Tifoid
Demam tifoid (Typhus Abdominalis, Typhoid Fever) adalah penyakit
infeksi yang disebabkan oleh salmonella typhi atau salmonella paratyphi A, B,
atau C. Penyakit ini mempunyai tanda-tanda khas berupa perjalanan yang cepat
dan berlangsung lebih kurang 3 minggu disertai dengan demam, toksaemia,
gejala-gejala perut, pembesaran limpadan erupsi kulit.
B. Penyebab Tifoid
Penyebab demam tifoid adalah bakteri golongan salmonella yang
memasuki tubuh penderita melalui saluran pencernaan. Asam lambung merupakan
penghambat masuknya salmonella dan bakteri usus lainnya. Jika bakteri masuk
bersama-sama cairan maka terjadi pengenceran asam lambung yang mengurangi
daya hambat terhadap mikro organisme penyebab penyakit yang masuk, daya
hambat asam lambung ini juga akan menurun pada waktu terjadi pengosongan
lambung sehingga bakteri dapat lebih leluasa masuk ke dalam usus penderita.
C. Masa Inkubasi
Masa inkubasi dapat berlangsung 7-21 hari meskipun pada umumnya
adalah 10-12 hari pada awal penyakit keluhan dan gejala tidaklah khas, berupa
anoreksia, rasa malas, sakit kepala bagian depan, nyeri otot, lidah kotor dan
gangguan perut.
Pada minggu pertamaserangan demam dapat mencapai 40o celcius dengan
nadi antara 80-100 permenit, denyut lemah dan bersifat dicrotic, pernafaan
semakin cepat dengan gambaran bronchitis kataral, perut kembung dan meras
tidak enak sedangkan demam tifoid dan sembelit silih berganti. Pada akhir
minggu pertama demam tifoid lebih sering terjadi, lidah tampak kotor dan
berkerak berwarna merah di ujung dan tepinya.
D. Pengobatan Demam Tifoid
3
3
Kloramfenikol merupakan bakteriostatik yang cukup kuat untuk
mengendalikan perkembang biakan bakteri sampai mekanisme pertahanan tubuh
penderita mampu mengatasi keadaan. Pemberian obat ini harus cukup dosisnya
maupun waktu pemberiannya untuk menghindari terjadinya relaps penyakit.
Tramfenikol juga berhasil baik untuk demam tifoid.
Untuk demam tifoid yang amat berat kloramfenikol dapat diberikan
sebanyak
4 x 1 gr untuk 3 hari pertama diikuti dengan
4 x 0,5 gr untuk 12 hari berikutnya
Untuk kasus ringan kloramfenikol diberikan sebanyak
4 x 0,5 gr selama 15 hari
Dosis tramfenikol : 4 x 0,5 gr selama 10-15 hari
Pemberian kloramfenikol kurang dari 10 hari akan memberikan relaps
yang tinggi sampai mencapai lebih dari 30 %. Perlu diketahui juga bahwa
pemberian kloramfenikol pada akhir minggu kedua dan awal minggu ketiga ketika
terjadi lesi usus, tidak mampu menghambat terjadinya perdarahan atauperforasi
usus meskipun tampak terjadinya perbaikan dari gejala-gejala klinis.
E. Pencegahan Demam Tifoid
Perbaikan sanitasi dan penyediaan sarana air yang baik dapat mengurangi
penyebaran penyakit ini. Vaksinasi dengan menggunakan vaksin T.A.B
(mengandung basil tifoid dan panitifoid A dan B yang dimatikan) yang diberikan
subkutan dua atau tiga kali pemberian dengan interval 10 hari merupakan tindakan
yang praktis untuk mencegah penularan demam tifoid.
BAB III
4
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
B. Hipotesis dan Sub-Hipotesis
1. Hipotesis
“Penyebab, pengobatan dan pencegahan demam tifoid dapat
mempengaruhi status kesehatan warga”.
2. Sub-Hipotesis
a. “Bakteri golongan salmonella yang memasuki tubuh penderita melalui
saluran pencernaan dapat menjadi penyebab demam tifoid”.
5
Demam Tifoid
Pengobatan PencegahanPenyebab
Untuk demam tifoid berat - Kloramfenikol 4 x 1 gr
3 hari pertama- 4 x 0,5 gr 12 hari
berikutnya Untuk demam tifoid
ringan - Kloramfenikol 4 x 0,5
gr 15 hari Tramfenikol 4 x 0,5 gr
10-15 hari
Bakteri golongan salmonella yang memasuki tubuh penderita melalui saluran pencernaan
Perbaikan sanitasi dan penyediaan sarana air yang baik.
Vaksinasi dengan vaksin T.A.B
5
b. “Kloramfenikol 4 x 1 gr dan tramfenikol 4 x 0,5 gr dapat
mempengaruhi status kesehatan warga yang mengalami demam
tifoid”.
c. “Perbaikan sanitasi dan penyediaan sarana air yang baik, pemberian
vaksinasi T.A.B dapat menguranfgi dan mencegah penularan demam
tifoid”.
C. Variabel dan Definisi Operasional
1. Variabel
Variabel bebas Variabel terikat
(Variabel Independent) (Variabel Dependent)
Penyebab Demam Tifoid
Masuknya bakteri
golongan salmonella
melalui saluran pencernaan
Pengobatan
Pemberian Kloramfenikol 4 x 1 gr 3 hari pertama
Pemberian Kloramfenikol 4 x 0,5 gr 12 hari berikutnya
Tramfenikol 4 x 0,5 gr 10-15 hari
Pencegahan
- Perbaikan sanitasi dan penyediaan air yang baik
- Pemberian vaksi T.A.B
2. Definisi Operasional
V D CU AU HU SUDemam Tifoid Demam
tinggi yang berlangsung < 7 hari
Observasi tanda-tanda Demam tifoid
Pedoman wawancara
Demam tifoid terjadi pada perempuan atau laki-laki, baik dewasa maupun anak-anak
Nominal
Penyebab- Kebersihan
perseorangan yang buruk
- Masuknya bakteri golongan
Hal-hal yang menyebabkan demam tifoid
Observasi hal-hak yang menyebabkan demam tifoid
Pedoman wawancara
Kebersihan perseorangan yang buruk dan Masuk nya bakteri golongan
Ordinal
6
salmonella melalui saluran pencernaan
salmonella melalui saluran pencernaan dapat menjadi penyebab demam tifoid
(Ya)Pengobatan Kloramfenikol 4 x
1 gr 3 hari pertama
4 x 0,5 gr 12 hari berikutnya
Tramfenikol 4 x 0,5 gr 10-15 hari
Memberikan antibiotik kloramfenikol dan tramfenikol
Menganjurkan minum obat dengan cara 5 benar
Antibiotik dapat mengendalikan perkembangan bakteri
(Ya)
Ordinal
Pencegahan- Perbaikan sanitasi
dan penyediaan air yang baik
- Pemberian vaksin T.A.B
Melakukan upaya-upaya pencegahan penularan demam tifoid di lingkungan masyarakat
Melakukan wawancara
Pedoman wawancara
Upaya-upaya tersebut dapat mencegah Demam tifoid
(Ya)
Ordinal
Ket : V VariabelD DefinisiCU Cara ukurAU Alat ukurHU Hasil ukurSU Skala ukur
BAB IV
7
METODELOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam proposal ini adalah penelitian
deskriptif, analisa secara sistematis yang kemudian dari analisasi dibuat
kesimpulan. Dengan metode ini diharapkan warga mendapatkan gambaran bahwa
demam tifoid dapat mempengaruhi status kesehatan.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh keluarga di Ds. Bojong Salam
yang mempunyai anggota keluarga yang demam tifoid (target) dengan sampel
penelitian total sampel.
C. Pengumpulan data
Untuk mengumpulkan data penulis melakukan observasi, wawancara
dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai demam tifoid.
D. Penyuntingan dan Pengkodean
1. Penyuntingan
Demam tifoid dapat terjadi pada anak dan dewasa laki-laki maupun
perempuan.
2. Pengkodean dari 56 kepala keluarga
“Siapa yang menjadi kepala keluarga ?”.
a.
b.
“Pendidikan kepala keluarga ?”.
c. SD
d. SLTP
e. SLTA
f. Perguruan Tinggi
“Adakah anggota keluarga yang menderita demam tifoid ?”.
g. Ya
h. Tidak
8
8
“Hubungan dengan kepala keluarga ?”.
i. Suami
j. Istri
k. Anak
l. Saudara
“Apakah kepala keluarga dan keluarga sudah tahu penyebab demam
tifoid”.
m. Ya
n. Tidak
“Apakah keluarga dan keluarga tahu cara mengobati atau pertolongan
pertama pada penderita tifoid ?”.
o. Ya
p. Tidak
“Apakah kepala keluarga dan keluarga tahu pencegahan supaya tidak
terjadi demam tifoid ?”.
q. Ya
r. Tidak
1
(43)
2
(8)
3
(7)
4
(13)
5
(23)
6
(14)
7
(39)
8
(17)
9
(3)
10
(13)
11
(21)
12
(3)
13
(17)
14
(21)
15
(24)
16
(15)
17
(16)
18
(23)
E. Pengolahan Data
9
Penulis hanya melakukan pengolahan hsil penelitian secara manual.
F. Analisa Data
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uni variat.
Dimana jumlah laki-laki yang menjadi Kepala Keluarga sebanyak 48 orang dan
jumlah wanita yang menjadi KK sebanyak 8 orang. Kepala keluarga yang
berpendidikan SD ada 7 orang, SLTP 3 orang, SLTA 22 orang dan Perguruan
Tinggi 14 orang.
Dari 56 KK ada 39 KK yang mempunyai anggota keluarga yang menderita
tifoid 3 diantaranya sebagai suami, 14 istri, 36 anak dari 3 hubungan saudara. Dari
39 KK, 18 KK mengetahui penyebab tifoid, 21 tidak mengetahui penyebab tifoid,
24 KK mengetahui pengobatan tifoid dan 15 KK tidak mengetahui pengobatan
tifoid, 16 KK mengetahui upaya mencegah tifoid dan 23 tidak mengetahui upaya
mencegah tifoid.
DAFTAR PUSTAKA
10
DTMH, Soedarto Se, Ph.D. 1995. Penyakit-Penyakit Infeksi Di Indonesia.
Widya Medika : Jakarta
DAFTAR ISI
11
Halaman
DAFTAR ISI…………………………………………………………….. i
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………. 1
A. Latar Belakang………………………………………………. 1
B. Perumusan Masalah .……………………….……………….. 1
C. Pertanyaan Penelitian……………………….………………. 1
D. Tujuan Penelitian…………………………….……………… 2
E. Manfaat Penelitian…………………….………….…………. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………….……….……………. 3
A. Pengertian Demam Tifoid…………………………..…….… 3
B. Penyebab Tifoid…………………………………………….. 3
C. Masa Inkubasi………………………………………………. 3
D. Pengobatan Demam Tifoid…………………………………. 4
E. Pencegahan Demam Tifoid..………..….….…….…………. 4
BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI
OPERASIONAL………………..………………………………. 5
A. Kerangka Konsep……………………………………………. 5
B. Hipotesis dan Sub-Hipotesis..……………………………….. 5
C. Variabel dan Definisi Operasional…………………………… 6
BAB IV METODELOGI PENELITIAN……………………………….. 8
A. Desain Penelitian……………………………………………. 8
B. Populasi dan Sampel Penelitian…………………………….. 8
C. Pengumpulan Data………………………………………….. 8
D. Penyuntingan dan Pengkodean……………………………… 8
E. Pengolahan Data………………………………………….. 10
F. Analisa Data………………………………………………… 10
DAFTAR PUSTAKA
PROPOSAL PENELITIAN
12
i
PENYEBAB, PENGOBATAN DAN PENCEGAHAN TIFOID TERHADAP STATUS KESEHATAN WARGA
DI BOJONG SALAM BANYURESMI KAB. GARUT
Disusun oleh :
NURHAYATI03026
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
AKADEMI KEPERAWATAN
2005
13