Tifoid fix.docx

62
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam tifoid adalah suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang disebabkan oleh Salmonella typhi. Penyakit ini ditandai oleh panas yang berkepanjangan, ditopang dengan bakteremia tanpa keterlibatan struktur endotelial atau endokardial dan invasi bakteri sekaligus multiplikasi ke dalam sel fagosit mononuklear dari hati, limpa, kelenjar limfe usus, dan Peyer’s patch. Beberapa terminologi lain yang erat kaitannya adalah demam paratifoid dan demam enterik. Demam paratifoid secara patologik maupun klinis adalah sama dengan demam tifoid namun biasanya lebih ringan, penyakit ini biasanya disebabkan oleh spesies Salmonella enteriditis, sedangkan demam enterik dipakai baik pada demam tifoid maupun demam paratifoid. 1 Istilah typhoid berasal dari kata Yunani typhos. Terminologi ini dipakai pada penderita yang mengalami demam disertai kesadaran yang terganggu. Penyakit ini juga merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting karena penyebarannya berkaitan erat dengan urbanisasi, kepadatan penduduk, kesehatan lingkungan, sumber air dan sanitasi yang buruk serta standar higiene industri pengolahan makanan yang masih rendah. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan jumlah kasus demam tifoid di seluruh dunia mencapai 16-33 juta dengan 500-600 ribu kematian tiap tahunnya. Demam tifoid merupakan penyakit infeksi

Transcript of Tifoid fix.docx

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangDemam tifoid adalah suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang disebabkan oleh Salmonella typhi. Penyakit ini ditandai oleh panas yang berkepanjangan, ditopang dengan bakteremia tanpa keterlibatan struktur endotelial atau endokardial dan invasi bakteri sekaligus multiplikasi ke dalam sel fagosit mononuklear dari hati, limpa, kelenjar limfe usus, dan Peyers patch. Beberapa terminologi lain yang erat kaitannya adalah demam paratifoid dan demam enterik. Demam paratifoid secara patologik maupun klinis adalah sama dengan demam tifoid namun biasanya lebih ringan, penyakit ini biasanya disebabkan oleh spesies Salmonella enteriditis, sedangkan demam enterik dipakai baik pada demam tifoid maupun demam paratifoid.1 Istilah typhoid berasal dari kata Yunani typhos. Terminologi ini dipakai pada penderita yang mengalami demam disertai kesadaran yang terganggu. Penyakit ini juga merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting karena penyebarannya berkaitan erat dengan urbanisasi, kepadatan penduduk, kesehatan lingkungan, sumber air dan sanitasi yang buruk serta standar higiene industri pengolahan makanan yang masih rendah.Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan jumlah kasus demam tifoid di seluruh dunia mencapai 16-33 juta dengan 500-600 ribu kematian tiap tahunnya. Demam tifoid merupakan penyakit infeksi menular yang dapat terjadi pada anak maupun dewasa. Anak merupakan yang paling rentan terkena demam tifoid, walaupun gejala yang dialami anak lebih ringan dari dewasa. Di hampir semua daerah endemik, insidensi demam tifoid banyak terjadi pada anak usia 5-19 tahun.2

BAB IISTATUS PASIEN

IDENTITAS PASIENNama Pasien: An. AFUsia: 3 tahun 10 bulan Jenis Kelamin: Perempuan Nama ayah:Tn. A Nama ibu:Ny. FAlamat: Klender

ANAMNESIS (ALLOANAMNESIS)Keluhan Utama:Panas sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit

Riw. Peny. Sekarang: 5hari lalu Ibu pasien mengatakan bahwa pasien demam, Demam timbul perlahan-lahan. Demam dirasakan lebih tinggi pada saat sore dan malam hari. Ibu pasien pernah mengukur suhu badan pasien, dan didapatkan hasil meningkat terutama bila malam hari bisa mencapai 390C. Ibu pasien menyangkal adanya kejang pada saat anak demam, demam tidak sampai mengigau. 2hari SMRS pasien masih demam, pasien juga mengeluh lemas, dan adanya pusing. Pasien mengeluh adanya nyeri saat menelan. Pasien juga mengeluh adanya mual, namun tidak muntah. Napsu makan juga dirasakan menurun. Perut dirasakan sakit pada ulu hati, . Pada saat di rumah sakit anak masih demam, pusing (+), lemas (+) mual (+) tidak ada muntah, batuk dan pilek di sangkal, nyeri menelan (+), keluar sekret dari telinga di sangkal, nyeri pada telinga di sangkal. Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya tidak BAB sejak 2 hari SMRS. Normalnya,pasien BAB setiap hari dan lancar, namun semenjak sakit, pasien BAB 2 hari sekali sedikit-sedikit dengan konsistensi keras. BAK lancar.

Riwayat Penyakit Dahulu : Sebelumnya tidak pernah menderita keluhan yang sama, hanya sakit demam dan batuk pilek biasa dan bila minum obat langsung sembuh Riwayat kejang demam disangkal oleh ibu pasien Pasien tidak pernah dirawat sebelumnya Tidak ada riwayat alergi

Riwayat Pengobatan:Pasien pernah berobat ke dokter pada hari ke dua demam di beri obat puyer dan syrup, namun ibu pasien tidak mengetahui nama obat yang diberikan. Dan demam belum turun. Lalu pada hari ke lima demam, pasien berobat lagi, dan ahirnya disarankan untuk dirawat di RS.

Riwayat Penyakit Keluarga: Riwayat keluhan yang sama dalam keluarga tidak ada Riwayat alergi pada keluarga disangkal

Riwayat Psikososial:Pasien merupakan anak pertama. Pasien tinggal dalam 1 rumah oleh ibu dan bapak serta nenek dan kakeknya. Pasien tidur dikamar sendiri dengan ventilasi yang cukup baik. Pasien mandi dalam 1 hari 2-3 kali. Pasien tidur siang 2-3 jam sehari. Pasien makan teratur, pasien sering jajan di sembaraang tempat.Riwayat Kelahiran : Kehamilan : selama kehamilan ibu mengaku tidak ada keluhan yang tidak wajar pada ibu dan janin. Bayi Lahir, spontan, ditolong oleh dokter, umur kehamilan 37minggu, saat lahir langsung menangis

Riwayat Perkembangan : Umur 3 bulan : bisa mengangkat kepala, Umur 6 bulan: Dapat tengkurap dan berbalik sendiri Umur 9 bulan: Dapat merangkak dan mengeluarkan kata-kata Umur 1 tahun: Dapat berdiri sendiri tanpa dibantu, dapat berjalan dengan dituntun Sekarang: udah dapat mengambil makanan seniri, menggambar orang, berbicara di mengerti,sudah dapat berlali dan melompat.Kesan: Perkembangan baik

Riwayat Makan/minum : ASI hingga usia 6 bulan, namun pada usia 4 bulan sudah diberi susu formula. Bubur susu usia 6-9 bulan Nasi tim saatn usia 9 sampai 12 bulan Saat 12 sampai sekarang, anak sudah diberi makanan keluarga

Riwayat Imunisasi : Hepatitis B : 3 kali BCG : 1 kali Polio : 4 kali DPT : 3 kali Campak : 1 kali

Kesan : Imunisasi dasar lengkap tidak melanjutkan imunisasi lanjutan

PEMERIKSAAN FISIKKeadaan Umum: tampak sakit sedangKesadaran: Compos MentisTanda vital : Nadi : 110x/menit, regular,equal, cukupPernafasan: 25x/menit, teraturSuhu : 38,6oC

Status Nutrisi :BB : 16 kg TB : 98 cmBB/U : 16/17 x 100 = 94 %NCHS kesan gizi baikTB/U: 98/102 x 100 = 96%BB/TB: 16/17x 100 = 94 %Status GeneralisKepala : NormocephalRambut: Hitam, distribusi merata, tidak mudah rontokMata: pupil bulat isokor, 3mm/3mm, tidak cekung, konjunctiva tidak anemis, sklera tidak ikterikHidung: tidak ada deviasi septum, tidak ada napas cuping hidung, lendir (-)Mulut: mukosa bibir tidak kering, tidak pucat, mukosa bukal tidak hiperemis, Lidah kotor namun tidak tremor, faring hiperemis, tonsil T2/T2Telinga: normotia, sekret (-)Leher: Tidak teraba pembesaran kelenjar getah beningThorax:PulmoI: bentuk simetris, tidak ada retraksi dinding dadaP: Pergerakan simetris, VF kanan=Kiri, Nyeri tekan (-)P: Sonor dikedua lapang paruA: Vesikuler ka=ki, Rh -/-, Wh -/-

Cor :I: Ictus cordis tidak terlihat di ICS 5 linea midclavicula sinistraP: Ictus cordis teraba di ICS 5 linea misclavicula sinistraP: Batas jantung dalam batas normalA: BJ I & II murni regular, gallop (-), murmur (-)Abdomen : I: Bentuk datarP: Nyeri tekan (+) pada epigastrium, nyeri lepas (-), hepar dan lien tidak teraba,P: timpaniA: Bising usus (+) normalInguinal: Tidak teraba pembesaran kelenjar getah beningEkstremitas :Eks. Atas : hangat, ptekie -/-, pucat -/-, sianosis -/-, RCT