Profesi Kependidikan

19
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Guru adalah salah satu unsur manusia dalam proses pendidikan. Dalam proses pendidikan di sekolah, guru memegang tugas ganda yaitu sebagai pengajar dan pendidik. Sebagai pengajar guru bertugas menuangkan sejumlah bahan pelajaran ke dalam otak anak didik, sedangkan sebagai pendidik guru bertugas membimbing dan membina anak didik agar menjadi manusia susila yang cakap, aktif, kreatif, dan mandiri. Oleh sebab itu, tugas yang berat dari seorang guru ini pada dasarnya hanya dapat dilaksanakan oleh guru yang memiliki kompetensi profesional yang tinggi. Untuk itu profesionalisme para guru hendaknya lebih ditingkatkan lagi, dari masalah inilah maka kami mengangkat tema ini sebagai bahan makalah kami. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Apa, Mengapa, dan Bagaiamana Pekerjaan Profesi ? 1.2.2 Bagaimanakah Pengertian dan Ciri-ciri Profesi Keguruan ? 1.3 Tujuan 1.3.1 Mengetahui tentang Pekerjaan Profesi 1

description

Profesi Kependidikan

Transcript of Profesi Kependidikan

Page 1: Profesi Kependidikan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Guru adalah salah satu unsur manusia dalam proses pendidikan. Dalam proses

pendidikan di sekolah, guru memegang tugas ganda yaitu sebagai pengajar dan

pendidik. Sebagai pengajar guru bertugas menuangkan sejumlah bahan pelajaran ke

dalam otak anak didik, sedangkan sebagai pendidik guru bertugas membimbing dan

membina anak didik agar menjadi manusia susila yang cakap, aktif, kreatif, dan

mandiri. Oleh sebab itu, tugas yang berat dari seorang guru ini pada dasarnya hanya

dapat dilaksanakan oleh guru yang memiliki kompetensi profesional yang tinggi. Untuk

itu profesionalisme para guru hendaknya lebih ditingkatkan lagi, dari masalah inilah

maka kami mengangkat tema ini sebagai bahan makalah kami.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa, Mengapa, dan Bagaiamana Pekerjaan Profesi ?

1.2.2 Bagaimanakah Pengertian dan Ciri-ciri Profesi Keguruan ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Mengetahui tentang Pekerjaan Profesi

1.3.2 Mengetahui yang dimaksud dengan Profesi Keguruan beserta ciri-cirinya

1

Page 2: Profesi Kependidikan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Apa, Mengapa, dan Bagaiamana Pekerjaan Profesi

Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian (expertise)

dari para anggotanya. Artinya, tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang yang tidak

terlatih dan tidak disiapkan secara khusus untuk melakukan pekerjaan itu. Keahlian

diperoleh melaluia apa yang disebut profesionalisasi, yang dilakukan baik sebelum

seseorang menjalani profesi itu maupun setelah menjalani suatu profesi (inservice

training). Ada beberapa istilah lain yang dikembangkan yang bersumber dari istilah

“profesi” yaitu istilah professional, profesionalisme, profesionalitas, dan

profesionaloisasi secara tepat, berikut ini akan diberikan pengkelasan singkat mengeni

pengertian istilah-istilah tersebut.

“Profesional” mempunyai makna yang mengacu kepada sebutan tentang orang

yang menyandang suatu profesi dan sebutan tentang penampilan seseorang dalam

mewujudkan unjuk kerja sesuai dengn profesinya. Penyandangan dan penampilan

“professional” ini telah mendapat pengakuan, baik segara formal maupun informal.

Pengakuan secara formal diberikan oleh suatu badan atau lembaga yang mempunyai

kewenangan untuk itu, yaitu pemerintah dan atau organisasi profesi. Sedang secara

informal pengakuan itu diberikan oleh masyarakat luas dan para pengguna jasa suatu

profesi.

“Profesionalisme” adalah sebutan yang mengacu kepada sikap mental dalam

bentuk komitmen dari para anggota suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan dan

meningkatkan kualitas profesionalnya.

“Profesionalitas” adalah sutu sebutan terhadap kualitas sikap para anggota suatu

profesi terhadap profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki

untuk dapat melakukan tugas-tugasnya. Dengan demikian, sebutan profesionalitas lebih

menggambarkan suatu “keadaan” derajat keprofesian seseorang dilihat dari sikap,

pengetahuan, dan keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya.

2

Page 3: Profesi Kependidikan

“Profesionalisasi” pada dasarnya adalah serangkaian proses pengembangan

profesional, baik dilakukan melalui pendidikan/latihan. Profesionalisasi adalah sutu

proses menuju kepada perwujudan dan peningkatan profesi dalam mencapai suatu

kriteria yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Oleh karena itu

profesionalisasi merupakan proses sepanjang hayat dan tidak pernah berakhir, selama

seseorang telah menyatakan dirinya sebagai warga suatu profesi.

Dari definisi yang telah dikemukakan, dapat diangkat beberapa kriteria untuk

menentukan ciri-ciri suatu profesi, yaitu sebagai berikut :

1. Memiliki standar kerja yang baku atau dengan kata lain memiliki aturan yang

jelas tentang hal yang dikerjakan.

2. Anggota profesinya memperoleh pendidikan tinggi yang memberikan dasar

pengetahuan yang bertanggung jawab

3. Memiliki lembaga pendidikan khusus yang menghasilkan tenaga profesi yang

dibutuhkan.

4. Memiliki organisasi profesi yang memperjuangkan hak – hak anggotanya, serta

bertanggung jawab untuk meningkatkan profesi yang bersangkutan.

5. Adanya pengakuan yang layak dari masyarakat

6. Adanya sistem imbalan yang memadai sehingga anggota profesi dapat hidup

dari profesinya.

7. Memiliki kode etik yang mengatur setiap anggota profesi

Sekarang ini, masyarakat menginginkan semua pelayanan yang diberikannya

adalah yang terbaik. Tuntutan – tuntutan masyarakat inilah yang membuat setiap profesi

untuk dapat memberikan pelayanan yang terbaik. Setiap anggota profesi baik secara

sendiri – sendiri atau dengan cara bersama melalui wadah organisasi profesi dapat

belajar. Belajar yang dimaksud, yaitu belajar untuk mendalami pekerjaan yang sedang

disandangnya dan belajar dari masyarakat apa yang menjadi kebutuhan mereka saat ini

dan saat yang akan datang. Telah dikemukakan pula diawal bahwa profesionalisasi

adalah usaha untuk mengembangkan profesi melalui pendidikan prajabatan dan

pendidikan dalam jabatan, sehingga pelayanan kepada pemakai (klien) akan semakin

meningkat.

3

Page 4: Profesi Kependidikan

2.2 Pengertian dan Ciri-ciri Profesi Keguruan

Pada dasarnya guru belum sepenuhnya dapat dikategorikan sebagai suatu profesi

yang utuh, dan bahkan banyak orang berpendapat bahwa guru hanya jabatan

semiprofesional atau profesi yang baru muncul karena belum semua ciri – ciri di atas

yang dapat dipenuhi. Guru seharusnya dilihat sebagai profesi yang baru muncul, dan

karena itu mempunyai status yang lebih tinggi dari jabatan semiprofesional bahkan

mendekati jabatan profesi penuh. Profesi kependidikan khususnya profesi keguruan

mempunyai tugas utama yaitu melayani masyarakat dalam dunia pendidikan. Sejalan

dengan alasan tersebut jelas kiranya bahwa profesionalisasi dalam bidang keguruan

mengandung arti peningkatan segala daya dan usaha dalam rangka pencapaian secara

optimal layanan yang akan diberikan kepada masyarakat.

Dalam pendidikan diperlukan adanya profesionalisasi. Sanusi et. al. (1991:23)

mengajukan enam asumsi yang melandasi perlunya profesionalisasi dalam pendidikan,

yakni sebagai berikut :

1. Subjek pendidikan adalah manusia yang memiliki kemauan, pengetahuan,

emosi, dan perasaan dan dapat dikembangkan sesuai dengan potensinya;

sementara itu pendidikan dilandasi oleh nilai – nilai kemanusiaaan yang

menghargai martabat manusia.

2. Pendidikan dilakukan secara internasional, yaknin secara sadar bertujuan, maka

pendidikan menjadi normatif yang didikat oleh norma – norma dan nilai – nilai

yang baik secara universal, nasional, maupun lokal, yang merupakan acuan para

pendidik, peserta didik dan pengelola pendidikan.

3. Teori – teori pendidikan merupakan jawaban kerangka hipotesis dalam

menjawab permasalahan pendidikan.

4. Pendidikan bertolak dari asumsi pokok tentang manusia, yakni manusia

mempunyai potensi yang baik untuk berkembang. Oleh sebab itu, pendidikan itu

adalah usaha untuk mengembangkan potensi unggul tersebut.

5. Inti pendidikan terjadi dalam prosesnya, yakni situasi dimana terjadi dialog

antara peserta didik dengan pendidik yang memungkinkan peserta didik tumbuh

kearah yang dikehendaki oleh pendidik agar selaras dengan nilai – nilai yang

dijunjung tinggi masyarakat.

4

Page 5: Profesi Kependidikan

6. Seiring terjadinya dilema antara tujuan utama pendidikannya, yaitu menjadikan

manusia sebagai manusia yang baik (dimensi intrinsik) dengan misi instrumental

yakni yang merupakan alat untuk perubahan atau mencapai sesuatu.

Dalam keseluruhan perangkat tenaga penggerak di sektor pendidikan,

nampaknya tenaga pelaksana umumnya, dan guru pada khususnya merupakan salah satu

mata rantai yang cukup lemah. Di banyak tempat, kita masih menemukan guru berada

didalam situasi yang kurang menguntungkan untuk melaksanakan tugas yang

dibebankan kepadanya. Hal ini akan bertambah lebih berat dan kompleks, bilamana

dihadapkan lagi dengan kemajuan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tetapi

dengan dukungan fasilitas yang minim dan dengan iklim kerja yang tidak

menyenangkan. Selain itu beban guru ditambah lagi dengan berbagai tugas non-

mengajar yang banyak menyita waktu dan tenaga para guru.

Pendidikan yang baik, sebagaimana yang diharapkan oleh masyarakat modern

dewasa ini dan sifatnya yang selalu menantang, mengharuskan adanya pendidik yang

baik. Hal ini berarti bahwa di masyarakat diperlukan pemimpin yang baik, di rumah

diperlukan orang tua yang baik, dan di sekolah diperlukan guru yang baik. Akan tetapi

dengan ketiadaan pegangan tentang persyaratan pendidikan profesional maka hal ini

menyebabkan timbulnya bermacam – macam tafsiran orang tentang arti guru yang baik,

tegasnya guru yang profesional. Berbagai masalah diatas seperti tuntutan akan

perkembangan ilmu, sikap masyarakat terhadap guru, fasilitas yang kurang memadai,

dsb, namun ada hal yang memerlukan perhatian khusus, yaitu disiplin.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat dikemukakan bahwa dalam mencari

jawaban tentang apa dan siapa itu guru yang baik memerlukan suatu tinjauan yang luas

serta melingkupi berbagai segi. Sesudah itu barulah disimpulkan profil guru yang

bagaimana yang dikehendaki. Jawabannya adalah guru yang profesional yang memiliki

kemampuan profesional, personal dan sosial.

Guru yang professional harus memiliki kompetensi berikut ini.

1. Kompetensi professional, artinya ia memiliki pengetahuan yang luas serta dalam

dari subjek matter yang akan diajarkan serta serta penguasaan metodologis

dalam arti memiliki pengetahuan konsep teoritik, mampu memilih metode yang

5

Page 6: Profesi Kependidikan

tepat serta mampu menggunakan berbagai metode dalam proses belajar

mengajar. Guru pun harus memiliki pengetahuan luas tentang landasan

kependidikan dan pemahaman terhadap murid.

2. Kompetensi personal, artinya memiliki sikap kepribadian yang mantap sehingga

mampu menjadi sumber identifikasi bagi subjek.

3. Kompetensi social, artinya ia menunjukkan kemampuan berkomunikasi social,

baik dengan murid-muridnya maupun dengan sesame teman guru, dengan kepala

sekolah bahkan dengan masyarakat luas.

4. Kemampuan untuk memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya yang berarti

mengutamakan nilai kemanusiaan daripada nilai benda material. Apabila

seorang guru telah memiliki kompetensi tersebut di atas, maka guru tersebut

telah memiliki hak profesional, karena ia telah dengan nyata memenuhi syarat-

syarat berikut ini.

a. Mendapat pengakuan dan perlakuan hukum terhadap batas wewenang

keguruan yang menjadi tanggung jawabnya.

b. Memiliki kebebasan untuk mengambil langkah-langkah interaksi edukatif

dalam batas tanggung jawabnya dan ikut serta dalam prose pengembangan

pendidikan setempat.

c. Menikmati kepemimpinan teknis dan dukungan pengelolaan yang efektif dan

efisien dalam rangka menjalankan tugas sehari-hari

d. Menerima perlindungan dan penghargaan yang wajar terhadap usaha-usaha

dan prestasi yang inovatif dalam bidang pengabdiannya.

e. Menghayati kebebasan mengembangkan kompetensi profesionalnyasecara

individual maupun secara institusional.

Guru bertugas membangun manusianya. Hal ini tetntu memerlukan persyaratan

tertentu untuk dapat melaksanakan tugas tersebut yaitu guru sebagai suatu profesi,

sebagai perpaduan antara panggilan, ilmu, teknologi, dan seni, yang bertumpu pada

landasan pengabdian dan sikap kepribadian yang mulia.

Pada hakikatnya tugas guru tidak hanya diperlukan sebagai suatu tugas yang

professional, tetapi adalah wajar bilamana melihatnya sebagai suatu profesi yang utama,

6

Page 7: Profesi Kependidikan

karena mengajar, antara lain berarti berrati turut menyiapkan subjek didik kearah

berbagai profesi. Dikaitkan dengan angkatan kerja maka implikasinya ialah guru

merupakan tenaga yang turut menyiapkan tegan pembangunan lainnya.

Setelah mengkaji uraian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa diatas

pundak guru terdapat beban yang menantang, karena memang tugas guru adalah

sedemikian berat dan akan semakin berat dengan majunya masyarakat serta

berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi maka sudah sewajarnya apabila

apabila kepada setiap guru diberikan jaminan supaya ia menghayati haknya sebagai

seorang petugas professional.

CIRI-CIRI PROFESIONAL KEGURUAN

Ciri-ciri profesionalisasi jabatan guru akan mulai nampak, seperti yang

dikemukakan oleh Robert W. Richey sebagai berikut.

1. Para guru akan bekerja hanya semata-mata memberikan pelayanan kemanusiaan

daripada usaha untuk kepentingan pribadi.

2. Para guru secara hokum dituntut untuk memenuhi berbagai persyaratan untuk

mendapatkan lisensi mengajar serta persyaratan yang ketat untuk menjadi

anggota organisasi guru.

3. Para guru dituntut memiliki pemahaman serta keterampilan yang tinggi dalam

hal bahan pengajar, metode, anak didik, dan landasan kependidikan.

4. Para guru dalam organisasi profesional, memiliki publikasi professional yang

dapat melayani para guru, sehingga tidak ketinggalan, bahkan selalu mengikuti

perkembangan yang terjadi.

5. Para guru, diusahakan untuk selalu mengikuti kursus-kursus, workshop, seminar,

konversi serta terlibat secara luas dalam berbagai kegiatan in service.

6. Para guru diakui sepenuhnya sebagai suatu karier hidup (a life career).

7. Para guru memiliki nilai dan etika yang berfungsi secar nasional maupun secar

lokal.

Khusus untuk jabatan guru ini sebenarnya juga sudah ada yang mencoba

menyusun ciri-cirinya. Misalnya National Education Assosiation (NEA) (1948)

menyarankan ciri-ciri sebagai berikut.

7

Page 8: Profesi Kependidikan

1. Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual

Jelas sekali bahwa jabatan guru memenuhi kriteria ini, karena mengajar

melibatkan upaya-upaya yang sifatnya sangat didominasi kegiatan intelektual.

2. Jabatan yang menggeluti batang tubuh ilmu yang khusus

Semua jabatan mempunyai monopoli pengetahuan yang memisahkan

anggota mereka dari orang awam yang memungkinkan mereka mengadaka

pengawasan tentang jabatannya.

3. Jabatan yang memerlukan persiapan latihan yang lama

Lagi-lagi terdapat perselisihan pendapat mengenai hal ini. Yang

membedakan jabatan profesinal dengan nonprofesional antara lain adalah dalam

penyelesaian pendidikan melalui kurikulum yaitu ada yang diatur universitas/

institute atau melaui pengalaman praktek dan pemagangan atau pamagangan dan

kuliah.

4. Jabatan yang membutuhkan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.

Jabatan guru cenderung menunjukkan bukti yang kuat sebagai jabatan

professional, sebab hamper tiap tahun guru melakukan berbagai kegiatan latihan

professioanal, baik yang mendapatkan penghargaan kredit maupun tanpa kredit.

5. Jabatan yang menjaanjikan karier hidup dan keanggotaan yang permanen

6. Jabatan yang menetunkan bakunya sendiri

Dikarenakan jabatan guru menyangkut hajat hidup orang banyak, maka

pembakuan jabatan guruini sering tidak diciptakan oleh anggita profesi sendiri

terutama di Negara kita.

7. Jabatan yang mementingkan layanan diatas keuntungan pribadi

Jabatan mengajar adalah jabatan yang mempunyai nilai social yang tinggi,

tidak perlu diragukan lagi. Guru yang baik akan sangat berperan dalam dalam

mempengaruhi kehidupan yang lebih baik dari warga Negara masa depan.

8

Page 9: Profesi Kependidikan

8. Jabatan yang mempunyai organisasi professional yang kuat dan terjalin rapat.

Semua profesi yang dikenal mempunyai organisasi professional yang kuat

untuk dapat mewadahi tujuan bersama dan melindungi anggotanya.

KODE ETIK GURU

Setiap profesi memiliki kode etik profesi. Menurut UU No.8/1974 tentang

Pokok-Pokok Kepegawaian, kode etik pegawai negeri sipil adalah pedoman sikap

tingkah laku, dan perbuatan di dalam dan di luar dinas. Kode Etik Guru Indonesia

menurut PGRI (1973) adalah landasan moral dan pedoman tingkah laku guru warga

PGRI dalam melaksanakan panggilan pengabdiannya bekerja sebagai guru.

Tujuan kode etik profesi adalah untuk kepentingan anggota dan organisasi

profesi itu sendiri, yaitu untuk:

1. Menjunjung tinggi martabat profesi;

2. Menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya;

3. Meningkatkan pengabdian para anggota profesi;

4. Meningkatkan mutu profesi;

5. Meningkatkan mutu organisasi profesi

Kode etik ditetapkan oleh anggota profesi. Kode etik guru ditetapkan oleh

anggota profesi guru yang bergabung dalam wadah PGRI. Kode etik ini dijadikan

pedoman bertindak bagi seluruh anggota organisasi atau profesi tersebut.

Kode etik guru Indonesia ditetapkan dalam Kongres PGRI pada tahun 1973 pada

Kongres ke XIII di Jakarta. Kemudian disempurnakan pada Kongres ke XVI tahun 1989

di Jakarta. Adapun rumusan kode etik guru sebagai berikut.

KODE ETIK GURU INDONESIA

Guru Indonesia mmenyadari bahwa pendidikan adalah bidang pengabdian

terhadap Tuhan Yang Maha Es. Bangsa dan Negara serta kemanusiaan pada umumnya

9

Page 10: Profesi Kependidikan

Guru Indonesia yang berjiwa pancasila dan setia pada Undang-Undang Dasar 1945,

turut bertanggung jawab atas terwujudnya cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17

Agustus 1945. Oleh sebab itu, guru Indonesia untuk menunaikan karyanya dengan

memedomi dasar-dasar sebagai berikut.

1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia

seutuhnya yang berjiwa pancasila.

2. Guru memiliki dan melaksanakn kejujuran professional.

3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan untuk

melakukan bimbingan dan pembinaan.

4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya

proses belajar mengajar.

5. Guru memilahar hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat

sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap

pendidikan.

6. Guru secara pribadi dan bersama-sam mengembangkan dan meningkatkan mutu

dan martabat profesinya.

7. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan

kesetiakawanan social.

8. Guru secara bersama-sam memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI

sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.

9. Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan.

10

Page 11: Profesi Kependidikan

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian (expertise)

dari para anggotanya. Artinya, tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang yang tidak

terlatih dan tidak disiapkan secara khusus untuk melakukan pekerjaan itu. ciri-ciri suatu

profesi, yaitu sebagai berikut :

1. Memiliki standar kerja yang baku

2. Anggota profesinya memperoleh pendidikan tinggi

3. Memiliki lembaga pendidikan

4. Memiliki organisasi profesi

5. Adanya pengakuan yang layak dari masyarakat

6. Adanya sistem imbalan yang memadai

7. Memiliki kode etik yang mengatur setiap anggota profesi

Tuntutan masyarakat yang membuat setiap profesi untuk dapat memberikan

pelayanan yang terbaik. profesionalisasi adalah usaha untuk mengembangakan profesi

melalui pendidikan prajabatan dan pendidikan dalam jabatan, sehingga pelayanan

kepada pemakai (klien) akan semakin meningkat.

Profesi kependidikan khususnya profesi keguruan mempunyai tugas utama yaitu

melayani masyarakat dalam dunia pendidikan. Sejalan dengan alasan tersebut jelas

kiranya bahwa profesionalisasi dalam bidang keguruan mengandung arti peningkatan

segala daya dan usaha dalam rangka pencapaian secara optimal layanan yang akan

diberikan kepada masyarakat.

Ciri-ciri profesionalisasi jabatan guru adalah sebagai berikut :

1. Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual

2. Jabatan yang menggeluti batang tubuh ilmu yang khusus

3. Jabatan yang memerlukan persiapan latiha yang lama

11

Page 12: Profesi Kependidikan

4. Jabatan yang membutuhkan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.

5. Jabatan yang menjaanjikan karier hidup dan keanggotaan yang permanen

6. Jabatan yang menetunkan bakunya sendiri

7. Jabatan yang mementingkan layanan diatas keuntungan pribadi

8. Jabatan yang mempunyai organisasi professional yang kuat dan terjalin rapat

3.2 Saran

Dalam penyusunan ini masih terdapat kesalahan. Semoga kesalahan yang ada

dapat dijadikan pelajaran agar dalam menyusun makalah yang selanjutnya lebih baik.

12