Prof M P Lambut: Unlam Harus Lebih Cepat -...

17
Prof M P Lambut: Unlam Harus Lebih Cepat Profesor Termuda dari Unlam Pecahkan Rekor MURI Tim Debat Konstitusi Unlam Juara III Nasional Unlam Bergerak l Diterbitkan oleh UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT www.unlam.ac.id DAN KOMUNIKASI MEDIA INFORMASI No.3 Tahun I Mei - Juni 2015 NEWS

Transcript of Prof M P Lambut: Unlam Harus Lebih Cepat -...

Page 1: Prof M P Lambut: Unlam Harus Lebih Cepat - ulm.ac.idulm.ac.id/id/wp-content/uploads/2015/06/UNLAM-NEWS-III-TAMPILAN.pdf · Konsultan perencanaanya sudah ditetapkan dan segera bekerja.

Edisi 3 Mei - Juni TAHUN 2015 1

Prof M P Lambut: Unlam Harus Lebih Cepat

Profesor Termuda dari UnlamPecahkan Rekor MURI

Tim Debat Konstitusi Unlam Juara III Nasional

Unlam Bergerak

l Diterbitkan oleh UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURATwww.unlam.ac.id

dAN KOMUNiKAsiMEdiA iNFORMAsi

No.3 Tahun i Mei - Juni 2015

NEWS

Page 2: Prof M P Lambut: Unlam Harus Lebih Cepat - ulm.ac.idulm.ac.id/id/wp-content/uploads/2015/06/UNLAM-NEWS-III-TAMPILAN.pdf · Konsultan perencanaanya sudah ditetapkan dan segera bekerja.

Bulan Mei MoMentuM

KeBangKitan unlaMBulai Mei adalah bulan yang sangat berarti

bagi bangsa Indonesia, karena pada 2 Mei diperingati Hari Pendidikan Nasional dan pada 20 Mei diperingati Hari Kebangkitan Nasional. Unlam mengambil momentum bulan Mei ini untuk mengingatkan kembali semangat pendirian Unlam, yang digagas dan didirikan oleh para pejuang yang tergabung dalam Dewan Lambung Mangkurat. Merekalah pejuang kemerdekaan yang pada 17 Mei 1949 memproklamirkan Pemerintahan Gubernur Tentara ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan, yang menjadikan Kalimantan tetap sebagai bagian dari NKRI.

Bulan Mei ini layak dijadikan sebagai momentum peningkatan kualitas dan daya saing institusi. Rektor Unlam Prof Sutarto Hadi, telah membulatkan tekad untuk menjadikan Unlam menjadi Universitas terkemuka dan berdaya saing pada 2025.

Terhitung sejak dilantik pada 19 September 2014 berbagai upaya telah dilakukan, antara lain pembenahan birokrasi melalui pengisian pejabat sesuai dengan Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) yang baru. Selain itu, telah dilakukan revitalisasi kurikulum seluruh prodi, dan akan dilanjutkan pengembangannya tahun ini. Melaksanakan program peningkatan kualifikasi dan kompetensi dosen melalui program pendidikan dan pelatihan di dalam dan luar negeri. Menuntaskan pembenahan pangkalan data pendidikan tinggi (PD-Dikti) Unlam, yang Alhamdulillah sudah memenuhi ketentuan Ditjen Dikti di atas 90 persen. Pembenahan website Unlam dengan tampilan baru yang lebih menarik dan lengkap (bisa diakses melalui unlam.ac.id). Pimpinan Unlam juga terus mengawal proses re-akreditasi beberapa prodi yang akan habis masa berlakunya tahun ini.

Proyek IDB 7 in 1 terus berlanjut dengan pekerjaan renovasi beberapa gedung dan masjid kampus Baitul Hikmah, Kayu Tangi. Konsultan perencanaanya sudah ditetapkan dan segera bekerja. Diharapkan pekerjaan fisik renovasi bisa berjalan dengan lancar.

Marilah kita jadikan bulan Mei sebagai momentum kebangkitan Unlam. Semoga Tuhan YME meridhoi langkah dan upaya kita menjadikan Unlamuniversitas terkemuka dan berdaya saing.

Redaksi

cONTENTsDARI MEJA REKTOR

Prof Lambut, Pengabdian Setengah Abad

LAPORAN UTAMAPengabdian Prof M P Lambut

Unlam Harus Lebih Cepat

NAZAR JALAN KAKITunaikan Nazar

untuk Menyatukan Unlam

Kondisi Tetap Prima Usai Tunaikan Nazar

PELANTIKAN 84 Pejabat Unlam Dilantik

BIMTEK DPRD HST

Bimbingan Teknis untuk DPRD Kabupaten dan Kota

MAPALALatgab Mapala Unlam XIX

KOMPAS BORNEO

STOCK TRADING CONTESTBerlatih Mengelola Saham

HARKITNAS Momentum Kebangkitan Unlam

4

7

8

10

11

12

13

14

16

17

SERAH TERIMA GERBANGGerbang Unlam Diserahkan ke Rektorat

HIBAHHibah untuk Peningkatkan Mutu Dosen

BEDAH BUKUMemantapkan “Branding” Melalui Buku

SURVEI KPIUnlam Penyelenggara Survei Terbaik KPI

GURU BESARProfesor Termuda dari UnlamPecahkan Rekor MURI

PENGALAMANTak Pede, Bermodal Niat Baik

ARTIKELFilosofi Burung Enggang

TEROPONG KAMPUSSmart Campus

PRESTASITim Debat Konstitusi Unlam, Juara III Lomba Debat Nasional

18

20

21

22

23

25

27

29

31

2 Edisi 3 Mei - Juni TAHUN 2015 3

dAFTAR is iREdAKs i

NEWS

PEliNDuNG

Prof Dr H Sutarto Hadi MSc (Rektor)

PENaSEHaT

Dr ahmad alim Bachri SE MSi (Wakil Rektor I)

Dra Hj aslamiah MPd PhD (Wakil Rektor II)

Dr ir abrani Sulaiman MSc (Wakil Rektor III)

Prof Dr Ir H Yudi Firmanul Arifin MSc(Wakil Rektor IV)

PEMiMPiN REDaKSi

Dr. M. Rifqinizamy Karsayuda, S.H, LL.M

aNGGOTa REDaKSi

Dr. Budi Suryadi, S.Sos, M.SiDr. H. Ahmad Yunani, S.E, M.Si

SEKRETaRiaT

M. Iqbal Fikri dan Yusri Muhammad

REPORTER

Tim Humas Unlam

FOTOGRaFER

Eka Alamsyah, Syaifullah, Hafidz, dan Najmi H Salam

PENERBiT

Unlam News

alaMaT REDaKSi

Gedung Rektorat Unlam Lantai 2Jalan Brigjen H Hasan Basry Kayu Tangi

Banjarmasin 70123Telp: 05113305195, Fax: 05113305195

Page 3: Prof M P Lambut: Unlam Harus Lebih Cepat - ulm.ac.idulm.ac.id/id/wp-content/uploads/2015/06/UNLAM-NEWS-III-TAMPILAN.pdf · Konsultan perencanaanya sudah ditetapkan dan segera bekerja.

Prof Lambut, Pengabdian Setengah Abad

MENYEBUT Prof Lambut membawa saya ke masa-masa menjadi mahasiswa di FKIP Unlam pada paruh kedua dekade 80-an, tepatnya dari

tahun 1985 hingga 1990. Saat itulah saya menjadi mahasiswa di Prodi Pendidikan Matematika, FKIP Unlam. Saya bertemu dengan beliau dalam mata

kuliah Ilmu Budaya Dasar (IBD).

Oleh Prof Sutarto Hadi

berbagai isu, khususnya dari aspek kemanusian dan kebudayaan. Beliau pernah memberikan ilustrasi tentang pembawa berita di televisi yang menurut beliau tidak memiliki empati. Misalnya, ketika menyampaikan berita tentang bencana yang memakan banyak korban jiwa, pembawa berita sambil tersenyum.

Secara pribadi saya banyak belajar dari Prof Lambut tentang kesetiaan dan kecintaan terhadap profesi. Saya menangkap kesan bahwa menjadi pendidik tidak hanya bertujuan membuat mahasiswa menjadi cerdas dan terampil, tetapi yang jauh lebih penting adalah menjadikan mereka manusia yang berkarakter. Untuk mencapai tujuan tersebut Prof Lambut berani keluar dari silabus dan kurikulum yang dianggap membelenggu. Tapi, memang harus diakui pula, tindakan keluar dari silabus dan kurikulum tersebut tidak bisa dilakukan oleh sembarang dosen. Hanya dosen yang memiliki wawasan pengetahuan dan karakter tangguh saja yang sanggup dan berhasil menerapkannya. Karena muara dari segala ilmu dan pengetahuan

yang diajarkan dosen adalah pencerahan jiwa. Dalam bahasa yang lebih sederhana, dosen pada akhirnya harus memberi inspirasi kepada mahasiswanya. Dan untuk mencapai tahap itu, dosen dituntut memiliki kreativitas. Sebagaimana disampaikan oleh William Arthur Ward: “The mediocre teacher tells. The good teacher explains. The superior teacher demonstrates. The great teacher inspires.” Prof Lambut adalah sedikit diantara the great teacher yang dimiliki Unlam.

Tiba di Banjarmasin Tidak ada Rumah

Pada saat saya menjadi mahasiswa Unlam pada tahun 1985, Prof. Lambut sudah mengabdi selama 20 tahun. Dan saat ini, ketika saya dipercaya memegang tampuk pimpinan Unlam, beliau menggenapkan pengabdian selama setengah abad. Sebuah rentang waktu yang panjang. Prof Lambut adalah saksi sejarah perjalanan Unlam. Beliau adalah sedikit diantara generasi pertama dosen Unlam yang masih hidup. Unlam berdiri pada 21 September 1958 sebagai perguruan tinggi swasta, digagas oleh Tentara ALRI DIVISI IV Pertahanan Kalimantan yang dipimpin oleh Letkol Hassan Basry. Baru pada 1 November 1960 pemerintah menetapkan Unlam sebagai universitas negeri. Beberapa anggota panitia pendirian Unlam adalah tokoh Kalimantan Tengah, yaitu Tjilik Riwut sebagai Ketua III dan Waldenar August Narang yang menjabat sebagai Bendahara II. Nah, pada saat datang ke Banjarmasin dari Yogyakarta pada tahun 1965, Prof Lambut dan keluarga ditampung

di rumah keluarga tokoh Kalteng tersebut, karena Unlam tidak menyediakan rumah bagi Lambut muda yang merupakan dosen FKIP. Pak Lambut sendiri berasal dari Kalteng yang merantau dan kuliah di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Pak Lambut datang pada saat situasi di Unlam agak tegang karena FKIP dianggap sudah bukan bagian dari Unlam. FKIP Unlam dibentuk pada 4 November 1961 dengan lima jurusan, yaitu Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa dan Sastra Inggris, Sejarah Budaya, Pendidikan Jasmani, dan Ilmu Pasti. Pada tahun 1964 FKIP dilebur ke dalam IKIP Bandung Cabang Banjarmasin. Jurusan Pendidikan Jasmani berdiri sendiri menjadi Sekolah Tinggi Olahraga (STO). Namun, pada 9 Juli 1969 IKIP Bandung Cabang Banjarmasin dikembalikan ke Unlam menjadi dua fakultas, yaitu Fakultas Keguruan dan Fakultas Ilmu Pendidikan. Pada 8 Desember 1983 kedua fakultas tersebut digabung kembali menjadi FKIP.

unlam Dulu dan Sekarang

Unlam beruntung masih mempunyai saksi sejarah perjalanannya dari tahun awal pendiriannya hingga di awal abad ke-21, suatu era dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat. Tentu tidak mudah jalan yang dilalui Unlam pada masa-masa awal dengan fasilitas yang sangat terbatas. Saya menyampaikan ini untuk mengingatkan kepada generasi yang hidup pada saat ini, baik dosen, tenaga kependidikan, maupun mahasiswa. Bahwa saat ini kita telah memetik buah dari

Prof SuTaRTO HaDi

Saat itu, IBD diampu tiga orang dosen yang sama hebatnya, yaitu Prof Lambut sendiri, Drs

Amat Asnawi dan Drs Abdurahman Ismail. Drs Amat Asnawi adalah dosen Prodi Pendidikan Sejarah, yang kemudian diangkat sebagai Kepala Kanwil Pendidikan dan Kebudayaan. Sementara Drs Abdurahman Ismail adalah dosen Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah.

Prof Lambut paling mudah dikenali dan diingat. Selain tubuh beliau kurus, juga selalu memakai baret hitam. Ciri fisik itu akan tertanam dalam memori hampir semua mahasiswa FKIP Unlam. Tapi, selain ciri fisik itu, Prof Lambut juga banyak diingat karena pemikiran dan cara mengajarnya yang melampaui orang kebanyakan, khususnya bagi kami yang kuliah pada masa itu.

Sebagai contoh, beliau tidak hanya mendorong mahasiswa untuk mengisi otak dengan informasi dan pengetahuan, tapi yang lebih penting adalah mengisi jiwa dan hati nurani. Kalau saat ini orang gencar membahas tentang pendidikan karakter, maka pada saat itu Prof Lambut sudah mempraktikkan pendidikan karakter di ruang-ruang kelas. Mahasiswa diajak berpikir kritis tentang

4 Edisi 3 Mei - Juni TAHUN 2015 5

dAR i MEJA REKTORdAR i MEJA REKTOR

NEWS

Page 4: Prof M P Lambut: Unlam Harus Lebih Cepat - ulm.ac.idulm.ac.id/id/wp-content/uploads/2015/06/UNLAM-NEWS-III-TAMPILAN.pdf · Konsultan perencanaanya sudah ditetapkan dan segera bekerja.

nya sungai-sungai kecil mem buat mahasiswa betah belajar di kampus.

Yang lebih membanggakan, saat ini sudah lahir generasi penerus akademisi Unlam yang handal dengan usia lebih muda. Sampai dengan April tahun ini Unlam mendapat anugerah tambahan tiga guru besar sehingga jumlah Guru Besar aktif menjadi 29 orang. Mereka adalah Prof. Dr. dr. Zairin Noor Helmi, SpOT (K), MM dari Prodi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Prof. Dr. Ir. Danang Biyatmoko, M.Si. dari Prodi Peternakan, Fakultas Pertanian, dan Prof. Dr. Qomariyatus Sholihah, Hyp, ST, M.Kes dari Prodi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran. Prof. Qomariyatus adalah guru besar termuda di Indonesia berusia 36 tahun pada saat menerima SK Guru Besar terhitung mulai tanggal 1 April 2015.

Unlam akan segera melahirkan profesor-profesor baru. Jumlah dosen dengan kualifikasi S3 sudah mencapai 195 orang, dan setiap bulan selalu ada dosen Unlam yang lulus dari program S3. Saya optimis dalam empat tahun ke depan, jumlah doktor akan mencapai 400 orang (kurang lebih 40 persen), dan profesor akan

mencapai 6 persen atau sekitar 60 orang. (*)

Ramah dan penuh pesona, begitulah saat bertemu dengan guru besar Emeritus

Pendidikan Bahasa Inggris di FKIP Unlam ini. Dengan kacamata dan topi khasnya, dosen senior yang bernama lengkap Malkianus Paul Lambut itu membuka pembicaraan dengan Unlam News. “Tak terasa

hasil perjuangan para pahlawan pendidikan tinggi yang berjasa membangun Unlam.

Sebagai gambaran, tahun 1985 ketika pertama kali kuliah di FKIP Unlam, kami belajar di kampus di Jalan Veteran di gedung peninggalan konsulat Tiongkok. Gedung yang sudah tua yang sebagian daun jendelanya hanya bergantung pada satu engsel. Bangku kuliah tidak seragam seperti bangku sekolah peninggalan zaman Belanda dan bangku-bangku kayu lainnya yang rusak di sana sini. Gendang lawa bergelantungan di sudut-sudut ruangan. Dengan kondisi seperti itu, sungguh tidak layak menyebutnya ruang kuliah. Untungnya kami hanya kuliah satu semester di gedung tersebut, karena semester berikutnya perkuliahan pindah di gedung baru di kawasan Kayu Tangi seperti yang ditempati hingga saat ini. Kini kampus di Jalan Veteran telah berubah menjadi gedung Fakultas Kedokteran yang megah, yang pembangunannya merupakan hibah dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan pada masa Gubernur H. Rudy Ariffin.

Membayangkan fasilitas yang dimiliki Unlam pada saat itu, saya merasakan perbedaan yang besar dengan fasilitas yang dimiliki Unlam sekarang. Hampir semua ruang kuliah di Unlam telah memiliki AC (air conditioning) atau minimal kipas angin, dan dilengkapi pula dengan LCD. Ruang terbuka di

setiap kampus menyediakan tempat duduk yang bisa digunakan oleh mahasiswa berdiskusi. Pohon-pohon yang tumbuh subur menjadi peneduh bagi mahasiswa yang berdiskusi atau sekedar menunggu perkuliahan. Bahkan di open space di kampus Kayu Tangi disediakan gazebo-gazebo dan kursi-kursi panjang untuk mahasiswa bersantai sambil membaca buku. Sungai di sekeliling open space dengan bunga teratai yang berkembang merah dan putih menambah suasana menenangkan.

Semua fasiltas tersebut tentu belum sempurna. Tapi yang penting, telah terbuka kesadaran dari pimpinan universitas dan fakultas untuk memberikan pelayanan prima kepada mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan. Bagi mahasiswa, yang belajar selama empat hingga lima tahun di kampus, kadang-kadang tugas-tugas perkuliahan membuat kehidupan tidak begitu mudah dijalani. Apalagi yang sudah memasuki tahap akhir dan menyusun skripsi, mereka bisa mengalami stres. Oleh karena itu, suasana kampus yang nyaman harus disediakan untuk mereduksi tekanan tersebut. Konsep taman kampus saya rasakan ketika kuliah di Universitas Twente, Belanda. Kampus yang hijau dan mengalir di ba wah-

Pengabdian Prof M P Lambut

Genap 50 Tahun Berdiri di

Muka Kelas Senin, 5 Juni 1965 silam adalah awal Prof Lambut memulai pengabdiannya

di Universitas Lambung Mangkurat (Unlam). Dosen senior ini tak ingin berhenti memberikan ilmu dan pikirannya untuk Unlam.

genap 50 tahun saya berdiri di muka kelas Unlam pada 5 Juni 2015 nanti,” katanya saat Unlam News berkunjung ke kediamannya di Jalan Cendrawasih Banjarmasin.

Diceritakannya, banyak pengalaman mulai dari pahit sampai manis yang dirasa dalam membesarkan Unlam hingga saat

ini. Dahulu saat Unlam berada di Jalan Lambung Mangkurat Banjarmasin yang saat ini berdiri megah kantor Bank Mandiri, pihak kampus sangat dekat dengan masyarakat Banjarmasin. “Saya ingat betul waktu tahun 70- an, masyarakat dengan kampus sangat menyatu, kegiatan apapun

Prof Lambut

6 Edisi 3 Mei - Juni TAHUN 2015 7

LAPORAN UTAMAdAR i MEJA REKTOR

NEWS

Page 5: Prof M P Lambut: Unlam Harus Lebih Cepat - ulm.ac.idulm.ac.id/id/wp-content/uploads/2015/06/UNLAM-NEWS-III-TAMPILAN.pdf · Konsultan perencanaanya sudah ditetapkan dan segera bekerja.

Unlam Harus Lebih Cepat

selalu didatangi masyarakat saat itu,” ingat dosen kelahiran Kapuas, Kalimantan Tengah itu.

Sejak terbangunnya kampus baru di Jalan Hasan Basri saat ini, kegiatan-kegiatan Unlam seperti dulu tak lagi terlihat. Masyarakat pun seperti tak lagi menaruh simpati terhadap kampus tertua di Kalsel itu. “Dulu waktu pertama mengajar, kampus dengan masyarakat sangat dekat sekali,” kata Lambut.

Dalam karirnya sebagai dosen Unlam, ia menyayangkan dan prihatin terhadap fasilitas dan sarana pendukung yang ada di lingkungan kampus saat ini. Ia mencontohkan gedung perpustakaan yang saat ini seperti dipandang sebelah mata oleh

pihak kampus.Menurutnya, perpustakaan

sebagai gerbang informasi bagi dosen dan mahasiswa harusnya dikelola dengan serius agar minat para mahasiswa berkunjung ke sana tetap tinggi. Saat ini, terangnya, tempat tersebut seperti biarkan begitu saja dan terlihat seperti bukan perpustakaan.

Selain itu, koleksi buku dan literaturnya sudah tak mengikuti perkembangan zaman yang saat ini sangat cepat dan pesat. “Buku-buku di sana sudah banyak ketinggalan zaman. Memang buku lama masih sangat berguna. Namun, harus diimbangi dengan buku baru. Di sana seperti tempat beristirahatnya buku-buku yang tak lagi dibaca,” tuturnya.

Ia sangat mengharapkan Rektor Unlam saat ini agar memperhatikan perpustakaan yang menjadi gudang ilmu tersebut. “Kalau bukan kita siapa lagi yang peduli terhadap Unlam,” tukasnya. Di sisi lain, karir Lambut yang akan memasuki masa pengabdian emas (50 tahun) di Unlam, ia berjanji akan terus memberikan seluruh ilmunya kepada mahasiswa Unlam sebagai rasa cinta kasih dan tanggung jawab dirinya dalam membesarkan Unlam. “50 tahun bukan waktu yang singkat dalam karir saya sebagai dosen Unlam. Hal ini semakin membuat saya merasa bertanggung jawab dalam membesarkan sivitas akademik,” pungkas pria yang juga ahli sastra dan budaya Kalsel itu. (redaksi)

“Harus kita akui Unlam saat ini kalah cepat dengan kampus yang seumuran,” sebut Lambut.

Menurutnya, Unlam saat ini kehilangan sifatnya yang awal. Padahal, jelasnya, Unlam didirikan oleh pejuang Kalimantan, yang bertujuan agar warga Kalimantan ini tak ketinggalan dengan pulau-pulau lain di Indonesia. “Sekarang malah semakin banyak yang ingin kuliah di kampus luar Unlam seperti di Unibraw, UGM dan lainnya. Kenapa ini bisa terjadi,” ujarnya sambil bertanya.

Ia berpandangan, di Unlam saat ini terjadi krisis keteladanan, di mana banyak yang ingin menjadi pemimpin. Padahal, terangnya, Unlam memerlukan pahlawan dalam memajukan Unlam sendiri.

“Unlam harus mempunyai seorang figur yang bisa diteladani. Jangan sampai Unlam maju hanya dalam pemahaman dan pandangannya sendiri yang bisa membuat Unlam stagnan,” katanya.

Dengan banyaknya dosen yang menyandang gelar Doktor (S3) dan Magister (S2) sampai guru besar, menurutnya perkembangan Unlam seharusnya semakin pesat dan sudah bisa bersaing dengan PTN yang saat ini terus berkembang.

Ia berharap ke depan Unlam bisa terus eksis dan bersaing serta tak kalah dengan universitas muda. “Untuk mencapai itu, yang pertama, visi dan misi Unlam sendiri harus dipertajam agar masyarakat lebih merespon

Unlam, sehingga masyarakat yang ingin kuliah tak lagi perlu ke luar daerah,” ujarnya.

Kedua adalah tumbuhkan loyalitas dan dedikasi yang tinggi, baik bagi alumni maupun para tenaga yang ada di Unlam. “Unlam jangan hanya dijadikan sebagai tempat bekerja saja. Sejak dulu Unlam didirikan untuk membuat masyarakat Kalimantan, khususnya Kalsel maju,” tandasnya.

Selain itu tuturnya, yang paling penting bersinergi dengan pemerintah, baik eksekutif maupun legislatif. “Tanpa peran serta pemerintah maka Unlam tak akan bisa maju. Bagaimana bisa memberdayakan para dosen tanpa ada peran serta pemerintah daerah,” ujarnya. (redaksi)

Perjalanan waktu telah dilalui Prof Malkianus Paul Lambut, dosen

senior yang juga Guru Besar Emeritus Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Unlam di kampus tertua di Kalimantan Selatan ini. Menurutnya, sebagai kampus yang termasuk kelompok perguruan tinggi tertua di Indonesia, Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) sudah bisa disejajarkan dengan universitas-universitas di Pulau Jawa seperti UGM, Unpad dan Unibraw.

Namun, dalam perkembangannya, Unlam saat ini kalah cepat dengan universitas-universitas yang

seumurannya seperti Unibraw di Malang. “Unlam memang maju. Namun, dikatakan maju hanya sebatas ruang lingkup Unlam saja,” tutur Lambut.

Seperti tenaga dosen yang dulunya masih sangat sedikit yang memiliki jenjang akademik Doktor (S3) dan Magister (S2), sekarang sudah banyak. Tak cuma itu, beberapa fakultas, jurusan, dan program studinya pun seiring zaman terus bertambah. Bahkan, program pascasarjana pun sudah banyak dibuka.

Disebutkan Lambut, jika dibandingkan dengan PTN lain yang seangkatan, Unlam harus sadar belum dapat dikatakan

sepadan. Dicontohkannya, PTN seangkatan Unlam memiliki kemapanan tradisi yang mampu menyerap tuntutan masyarakat.

Prof Lambut

8 Edisi 3 Mei - Juni TAHUN 2015 9

LAPORAN UTAMALAPORAN UTAMA

NEWS

Page 6: Prof M P Lambut: Unlam Harus Lebih Cepat - ulm.ac.idulm.ac.id/id/wp-content/uploads/2015/06/UNLAM-NEWS-III-TAMPILAN.pdf · Konsultan perencanaanya sudah ditetapkan dan segera bekerja.

Tunaikan Nazar untuk Menyatukan Unlam

Sebelum memulai jalan kaki dari Banjarmasin ke Banjarbaru, kesehatan

Sutarto beserta peserta lainnya dicek terlebih dahulu oleh tim medis

yang disiapkan. Kondisi Prof Sutarto saat itu sangat mendukung untuk melakukan perjalanan panjang hanya dengan berjalan kaki.

Tak hanya itu, salat hajat

pun dilaksanakan terlebih dahulu bersama jajaran Unlam dan mahasiswa. Diceritakannya, persiapan melaksanakan nazar ini sejak 6 bulan silam. Persiapan meliputi latihan treadmil selama satu jam setiap dua hari sekali. “Insya Allah sudah siap lahir batin melaksanakan nazar ini,” tutur guru besar itu yang didampingi Ketua Ikatan Alumni Unlam HG (P) Rusdi Effendi AR.

Tepat pukul 21.00 Wita sesuai yang dijadwalkan, rektor

RektoR Universitas Lambung Mangkurat Prof Sutorto Hadi membayar lunas nazarnya dengan berjalan kaki dari kampus Unlam di Banjarmasin menuju kampus Unlam di Banjarbaru, Jumat (10/4) malam. nazar jalan kaki yang dicetuskan Sutarto ini setelah ia terpilih sebagai Rektor Unlam periode 2014-2018.

Kondisi Tetap Prima Usai Tunaikan Nazar

Sesusai menunaikan nazar jalan kaki dari kampus Unlam Banjarmasin ke

Unlam Banjarbaru yang berjarak 40 kilometer, Jumat (10/4), kesehatan Rektor Universitas Lambung Mangkurat Prof Sutarto Hadi tetap prima.

Malah esok harinya guru besar ini berangkat ke Jakarta untuk mengikuti rapat dengan Kementerian Pendidikan Tinggi membahas peluncuran SBMPTN 2015. “Alhamdulillah, walaupun sedikit ngantuk kondisi masih sehat,” tutur Sutarto

Ia bersyukur nazarnya saat terpilih sebagai Rektor Unlam beberapa waktu lalu sudah terlaksana. Walaupun jari kelingking kakinya sedikit cedera karena sepatu yang dipakainya malam itu kurang cocok untuk melakukan

Unlam Banjarmasin dengan Unlam Banjarbaru yang saat ini terpisah. “Ini sebagai simbol. Walaupun terpisah namun kalau dijalanai terasa dekat. Kami harapkan mahasiswa tetap semangat walaupun jaraknya lumayan jauh,” katanya.

Setelah berhasil melaksanakan nazarnya, pagi harinya Sutarto langsung ke lingkungan perkantoran Pemrov Kalsel melakukan penanaman pohon. Nazarnya sekaligus dirangkai dengan menyambut Hari Bumi 16 April 2015. (redaksi)

perjalanan jauh. “Saya kira sepatunya cocok dipakai jalan jauh, ternyata tidak sesuai,” tuturnya.

Diakuinya, badannya seusai menunaikan nazar terasa penuh angin dan pegal-pegal. Namun, tidak begitu mengganggu aktivitasnya. “Memang kaki pegal. Tapi, badan yang terasa penuh angin,” katanya.

Melahap 40 km jalan kaki di saat malam hari memang sedikit dimudahkan. Namun, debu dan adanya sedikit tanjakan mengharuskan fisik dan kesehatan benar-benar disiapkan. “Kalau siang hari mungkin saya tak sanggup,” terang suami Ermina S itu. “Semua yang saya lakukan ini untuk kemajuan Unlam, karena saya cinta Unlam, saya mau melakukan ini demi almamater,” pungkasnya. (redaksi)

beserta puluhan rombongan yang terdiri dari para staf Unlam, mahasiswa, alumni, dan rekan Sutarto dari alumni SMAN 1 Banjarmasin langsung menyusuri jalan Banjarmasin menuju Banjarbaru. Rombongan yang dilepas dari gerbang Unlam Banjarmasin, langsung mengarah ke dalam kota yang dilanjutkan menuju arah Jalan A. Yani.

Saat memasuki Jalan A. Yani, Rektor Sutarto yang awalnya berada di rombongan barisan paling depan, fisiknya mulai sedikit menurun. Ia mulai disalip

rombongan mahasiswa yang usianya jauh lebih muda. Namun, semangatnya tetap menggebu untuk meneruskan perjalanan.

Rute nazar yang jaraknya mencapai 40 kilometer memiliki dua tempat peristirahatan. Tempat peristirahatan pertama di Jalan A. Yani km 8 dan di km 24. “Saya tak menyangka antusias peserta lain sangat tinggi, terima kasih kawan-kawan yang ikut berpartisipasi,” ucap Sutarto di perjalanan.

Diungkapkannya, nazar ini berkaitan dengan visi Unlam ke depan yang ingin menyatukan

10 Edisi 3 Mei - Juni TAHUN 2015 11

NAZAR JALAN KAKiNAZAR JALAN KAKi

NEWS

Page 7: Prof M P Lambut: Unlam Harus Lebih Cepat - ulm.ac.idulm.ac.id/id/wp-content/uploads/2015/06/UNLAM-NEWS-III-TAMPILAN.pdf · Konsultan perencanaanya sudah ditetapkan dan segera bekerja.

Pejabat-pejabat baru yang dilantik tersebut berjumlah delapan puluh empat orang,

yang terdiri dari kepala bagian dan

subbagian. Pelantikan kepala bagian setingkat pejabat Eselon III berjumlah 19 orang. Sedangkan pelantikan untuk subbagian setingkat pejabat

Eselon IV berjumlah 65 orang.Pada pelantikan tersebut,

Prof Sutarto Hadi memberikan kepercayaan penuh kepada semua pejabat yang telah dilantik. Ia berharap para pejabat ini dapat memberikan pelayanan yang lebih maksimal. “Saya percaya para pejabat yang dilantik bisa memberikan yang terbaik bagi Univesitas Lambung Mangkurat dan dapat memberikan pelayanan yang maksimal,” ucapnya. (redaksi)

84 Pejabat Unlam Dilantik REKTOR Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) Banjarmasin Prof Dr H Sutarto Hadi, MSi, MSc, melantik pejabat Eselon III dan Eselon IV serta serah terima jabatan dari pejabat lama kepada pejabat baru dalam lingkungan Unlam. Pelantikan bertempat di Aula Rektorat Unlam Lt I pada Kamis (23/4).

Ketua pelaksana bimtek Dr Abdul Halim Barkatullah menjelaskan, sejak Februari

2015, Unlam sudah mengantongi izin menyelenggarakan diklat bimbingan teknis bagi anggota DPRD dari Badan Diklat Kementerian Dalam Negeri. Unlam juga menjadi satu-satunya perguruan tinggi di Kalsel yang mendapatkan izin. Ia juga menyebutkan bahwa kegiatan ini

Bimbingan Teknis untuk DPRD Kabupaten dan Kota

sudah berjalan ketiga kalinya sejak Unlam mengantongi izin.

“Sudah ada tiga DPRD yang ikut pelatihan. Dua sebelumnya yaitu DPRD Kotabaru dan DPRD HSU (Hulu Sungai Utara),” ungkapnya. Ketua DPRD HST H Sya’ban Effendi yang mengikuti bimtek mengapresiasi penuh atas terselenggaranya kegiatan tersebut. Menurutnya, kegiatan yang dilakukan merupakan pembelajaran

yang sangat bagus serta sangat menambah wawasan.

“Pemateri yang datang variatif, sehingga materi yang diberikan sangat berimbang. Sehingga kami bisa lebih jelas dan betul-betul mengetahui secara mendalam tentang tugas serta fungsi dewan,” tuturnya. Terkait hal tersebut, Dr Abdul Halim Barkatullah juga menambahkan bahwa pemateri pada pelatihan ada empat, dua dari akademisi dan dua dari praktisi.

“Dari akademisi yaitu Dr Budi Suryadi serta guru besar sosiologi Prof Dr Wahyu. Sedangkan dari praktisi kami mendatangkan Badan Pemeriksa Keuangan dan Kementerian Hukum dan HAM,” ungkapnya. Kegiatan tersebut juga bakal berlanjut ke depannya dengan peserta dari DPRD lainnya. (redaksi)

SeBaByak 27 anggota DPRD Hulu Sungai tengah mengikuti kegiatan Bimbingan teknis DPRD. kegiatan yang digelar selama tiga hari dari tanggal 23-25 april 2015 itu bertempat di Fakultas ekonomi Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) Banjarmasin. Bimtek bertujuan untuk pembekalan dan memberi pengetahuan tentang optimalisasi tugas dan fungsi anggota DPRD.

12 Edisi 3 Mei - Juni TAHUN 2015 13

PELANTiKAN BiMTEK dPRd HsT

NEWS

Page 8: Prof M P Lambut: Unlam Harus Lebih Cepat - ulm.ac.idulm.ac.id/id/wp-content/uploads/2015/06/UNLAM-NEWS-III-TAMPILAN.pdf · Konsultan perencanaanya sudah ditetapkan dan segera bekerja.

1. Komunitas Mahasiswa Pecinta alam dan Seni (KOMPaS) “BORNEO” unlam

2. ikatan Mahasiswa Pencinta alam, Seni & Budaya (iMPaS-B) FKiP unlam

3. Mapala Fisipioneer FiSiP unlam Banjarmasin4. Mapala Justitia Fakultas Hukum unlam Banjarmasin5. Mapala Wira Economica FEB unlam Banjarmasin6. Mapala Graminea Faperta unlam Banjarbaru7. Mapala Sylva Fahutan unlam Banjarbaru8. Mapala Fakultas Tekhnik unlam Banjarbaru9. Mapal Piranha Fakultas Perikanan & ilmu Kelautan unlam

Banjarbaru

Latgab Mapala Unlam XIX KOMPAS BORNEO

Mahasiswa Pecinta alam (Mapala) Se-unlam

menyusuri sungai, merambah hutan, menelusuri gua bahkan tentang konservasi alam. Jungle Rescue merupakan materi yang dipilih oleh KOMPAS BORNEO Unlam dalam gelaran kali ini. Menurut Lana-panggilan akrabnya- pemilihan materi tersebut bertujuan untuk lebih meningkatkan dan menambah wawasan lagi mengenai keamanan saat berkegiatan di alam.

Jungle Rescue sendiri berisi tentang SAR (Search And Rescue) yang berlokasi di alam bebas, khususnya di hutan maupun gunung. Jadi secara garis besar Jungle Rescue terpusat pada pencarian korban di alam serta penanganan/pertolongannya dengan cara yang benar dan aman. Pemateri Jungle Rescue pada Latgab Mapala Se-Unlam XIX sendiri dari BASARNAS (Badan SAR Nasional) Banjarmasin yang berjumlah lima orang.

Menurut Lana, tidak sembarangan orang bisa melakukan SAR di alam bebas. “Semuanya itu perlu tekhnik dan cara yang benar-benar aman serta sesuai prosedur. Makanya kami langsung meminta bantuan BASARNAS Banjarmasin untuk memberikan materi dasar dan langsung praktiknya,” bebernya. Banyak materi dan teknik yang diajarkan dalam latiahan itu, mulai dari Navigasi (membaca dan menggunakan peta serta kompas), Resection dan Intersection, Membuat Rute Perjalanan, Komunikasi SAR, Teknik Pencarian Marker (tanda) di alam, sampai membuat tandu darurat serta pengaplikasiannya.

M. Fitrianor (21), salah satu panitia juga menambahkan peserta yang mengikuti latihan Jungle Rescue tersebut sudah terdata di BASARNAS sebagai relawan. “Jadi

Latihan Jungle Rescue

TERIKNYA cahaya matahari di Tahura Sultan Adam Mandiangin tidak menyurutkan semangat para mahasiswa pecinta alam (Mapala) seluruh fakultas di Unlam untuk mengikuti pelatihan Jungle Rescue. Pelatihan tersebut merupakan gelaran yang difasilitasi oleh Komunitas Mahasiswa Pecinta Alam & Seni (KOMPAS) BORNEO Unlam dalam acara Latihan Gabungan (Latgab) Mapala Se-Unlam XIX pada 9-10 Mei.

nanti bagi mereka yang tertarik bisa menjadi relawan BASARNAS. Sebab peserta yang ikut pelatihan ini sudah dibekali materi dasar untuk siap terjun ke lapangan kalau nanti dibutuhkan saat terjadi insiden,” ucapnya.

Selain pelatihan materi Jungle Rescue, pada gelaran Latgab Mapala Se-Unlam XIX itu juga diadakan forum serta aksi bersih-bersih lingkungan. “Kalau forum itu selalu ada di setiap rangkaian acara Latgab Mapala Se-Unlam. Topik pembahasan biasanya terfokus mengenai permasalahan lingkungan maupun prosedural dari Latgab itu sendiri,” tegas Lana.

Acara ini dihadiri oleh seluruh organisasi Mapala yang ada di Unlam. Tercatat ada delapan organisasi Mapala yang ada di Unlam Banjarmasin dan Banjarbaru. Salah satu peserta, Rilo Adityo (21), perwakilan dari Ikatan Mahasiswa Pencinta Alam, Seni & Budaya (IMPAS-B) FKIP Unlam mengatakan, kalau materi pada kali ini sangat bagus dan bermanfaat. “Pelatihan Jungle Rescue ini sangat penting sekali bagi kami yang sering berkegiatan di alam. Apalagi saat materi navigasi dan tenda darurat, itu bisa memudahkan kita saat mengalami insiden sewaktu pendakian,” paparnya. (redaksi)

Latgab Mapala Se-Unlam sendiri merupakan agenda rutin yang diadakan oleh organisasi Mapala yang ada di lingkungan kampus Unlam Banjarmasin dan Banjarbaru. “Latgab kali

ini merupakan yang ke-19 kali diadakan. Biasanya setiap tiga bulan sekali fasilitatornya gonta ganti sesuai urutan yang sudah disepakati,” ucap Ketua Pelakasana Kegiatan, M. Maulana Fajariyanto (23).

Setiap Latgab Mapala Se-Unlam selalu menghadirkan materi yang berbeda-beda. Mulai dari pelatihan tentang pendakian gunung,

14 Edisi 3 Mei - Juni TAHUN 2015 15

M A P A L AM A P A L A

NEWS

Page 9: Prof M P Lambut: Unlam Harus Lebih Cepat - ulm.ac.idulm.ac.id/id/wp-content/uploads/2015/06/UNLAM-NEWS-III-TAMPILAN.pdf · Konsultan perencanaanya sudah ditetapkan dan segera bekerja.

16 Edisi 3 Mei - Juni TAHUN 2015 17

Berlatih Mengelola Saham TEPAT pada hari Rabu tanggal 13 Mei 2015 lalu, ratusan orang terlihat sedang memadati Aula Gedung Baru Magister Fakultas Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi & Bisnis (FEB) Unlam Banjarmasin. Mereka datang bukan tanpa maksud yang jelas. Sebuah acara yang bertajuk Indosat Stock Trading Contest (ISTC) adalah tujuan kedatangan mereka.

ISTC merupakan acara yang digelar Indosat dan difasilitatori oleh Badan Eksekutif Mahasiswa

(BEM) FEB Unlam serta Organisasi Komunitas Pasar Modal FEB Unlam. Perlu diketahui, ISTC adalah event besar yang diadakan oleh Indosat dengan menggaet Universitas yang ada di Indonesia. Ada 15 universitas yang sudah dan akan menggelar ISTC. Unlam menjadi salah satunya dari sekian banyak perguruan tinggi di Nusantara.

Ketua pelaksana kegiatan, Halidi, mengatakan bahwa ISTC bertujuan untuk menyosialisasikan

tentang serba serbi pasar modal kepada mahasiswa maupun masyarakat umum. “Jadi di ISTC ini kita akan langsung mendapatkan materi tentang pasar modal oleh para ahlinya. Selain itu, di sini juga dilakukan praktik virtual untuk belajar memanajemen dan mengelola saham sebijak dan semaksimal mungkin,” ucap Halidi yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua BEM FEB Unlam ini.

Acara ISTC ini berhasil menjaring peserta dari semua kalangan. Mulai dari mahasiswa, pengusaha, wirausahawan dan juga

orang umum. Bahkan, tak hanya mahasiswa Unlam yang hadir, tetapi dari perguruan tinggi di Banjarmasin lainnya juga ikut. Selain pelatihan, dalam ISTC ini juga digelar kompetisi mengelola saham. “Ada yang namanya King Investor. Itu merupakan julukan untuk pemenang dalam kompetisi yang mengasah kemampuan peserta agar sahamnya tidak bangkrut dan berkembang,” tambah Halidi.

M. Reynal Usman (23), peserta dari umum ini terpilih sebagai King Investor ISTC di Unlam. Uang tunai sebesar satu juta rupiah berhasil dikantonginya. Menurut Reynal, dia berhasil menang dengan melakukan strategi tanpa tergesa-gesa dan penuh perhitungan. “Kalau yang lain itu saya lihat agak terburu-buru dalam menentukan pilihan. Kalau saya mengelola saham agar barang yang dibeli itu bisa menghasilkan laba,” paparnya.

Acara yang dibuka langsung oleh Rektor Unlam Prof Sutarto Hadi ini memang sangat bermanfaat dan tidak sia-sia. Salah satu peserta yang ikut ISTC, Aristanti Yunita (18) mengatakan, kalau dirinya banyak mendapatkan pelajaran dan pengalaman. “Acaranya sangat bagus sekali. Karena saya awalnya memang buta sekali dengan yang namanya saham. Setelah ikut ISTC akhirnya sekarang bisa ngerti tentang pasar modal dan yang lainnya. Apalagi ada praktik virtualnya, itu sangat efektif,” ungkap mahasiswi semester satu jurusan Akuntansi FEB Unlam ini. (redaksi)

Momentum Kebangkitan Unlam SEJAK ditetapkannya 20 Mei sebagai hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas), hampir seluruh instansi maupun organisasi yang ada di Nusantara memperingatinya. Tak luput ketinggalan, Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) juga turut andil dalam peringatan hari bersejarah itu. Tepat pada hari Rabu tanggal 20 Mei 2015 , digelar upacara peringatan Harkitnas di depan gedung Rektorat Unlam Banjarmasin.

Ratusan orang terlihat memadati halaman gedung rektorat. Mereka terdiri

dari mahasiswa serta seluruh staf maupun dosen universitas tertua di Kalimantan ini. Rektor Unlam Prof Sutarto Hadi juga menghadiri acara dengan semangat.

Selain Rektor, dalam upacara itu juga hadir mantan Rektor Unlam periode 1979-1987, Prof H Kustan Bas ri. HG (P) Rusdi Effendi yang meru pakan ketua IKA Unlam juga mengikuti upacara itu dari awal sampai selesai. Meski teriknya cahaya matahari pada saat itu terasa mem bakar kulit, tidak terlihat ada muka-muka lelah dan capek dari Rektor Unlam maupun peserta

yang lainnya. Sutarto Hadi

dalam upacara itu juga memberikan sambutan yang luar biasa. Seluruh peserta upacara dengan serius mendengarkan pemaparan Rektor Unlam mengenai makna Harkitnas “Hari Kebangkitan Nasional ini sangat penting bagi Unlam. Kebangkitan juga terjadi pada universitas almamater kuning ini,” tegas rektor.

Sama seperti pada upacara pada hari-hari biasanya, bendera merah putih juga dikibarkan pada upacara Harkitnas. Lagu kebangsaan Indonesia Raya pun menjadi penyemangat dalam momen itu. Seluruh peserta

orang pun serentak mengangkat tangannya di depan keningnya untuk memberi hormat kepada Bendera Merah Putih.

Setelah upacara selesai dilaksanakan dengan sukses dan sesuai rencana. Sedikit demi sedikit seluruh peserta mulai meninggalkan halaman Rektorat. Mereka bukan mau pulang langsung, tetapi berjalan lagi menuju jalan utama Unlam di depan gerbang. Serah Terima Gerbang Unlam merupakan acara setelah upacara peringatan hari kebangkitan nasional. (redaksi)

H A R K i T N A s sTOcK TRAdiNG cONTEsT

NEWS

Page 10: Prof M P Lambut: Unlam Harus Lebih Cepat - ulm.ac.idulm.ac.id/id/wp-content/uploads/2015/06/UNLAM-NEWS-III-TAMPILAN.pdf · Konsultan perencanaanya sudah ditetapkan dan segera bekerja.

berarti dalam gelaran itu.Gelaran yang tidak biasa

itu adalah serah terima gerbang Unlam dari IKA (Ikatan Keluarga Alumni) Unlam ke pihak rektorat. Sebelumnya juga diadakan upacara peringatan Hari Kebangkitan Nasional di depan Gedung Rektorat. Menurut Sutarto Hadi, kedua acara tersebut memang sengaja digelar dalam satu momentum Hari kebangkitan Nasional. “Bulan Mei ini sangat berarti bagi kami. Apalagi dengan momentum Hari Kebangkitan Nasional, itu juga melambangkan bagaimana perjuangan dan kebangkitan Unlam selama ini untuk menjadi universitas yang selalu maju,” paparnya.

Selain dari pihak rektorat, acara tersebut juga dihadiri oleh ketua IKA Unlam , HG Rusdi Effendi dan Prof H Kustan Basri selaku

mantan Rektor Unlam periode 1979-1987. Kehadiran para tokoh-tokoh penting dalam kemajuan Unlam itu makin menambah esensi dari gelaran itu. Setelah selesai dibangun sejak beberapa bulan lalu, akhirnya gerbang Unlam yang megah tersebut resmi diserahkan ke pihak rektorat. “Serah terimanya itu dari IKA Unlam selaku yang membangunnya kepada kami. Jadi setelah ini gerbang tersebut akan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pihak rektorat,” ucap Rektor Prof Sutarto Hadi.

Ketua IKA Unlam juga membenarkan hal tersebut. Menurut HG Rusdi Effendi, selain gerbang, nanti bakal ada juga pembangunan lainnya yang diserahkan. “Pengembangan di open space itu termasuk yang diserahkan. Ini baru tahap pertama, ke depannya

beberapa proyek lagi akan di bangun di Unlam,” ucapnya. Jembatan 18 lampu serta penghijauan di lingkungan kampus merupakan salah satu dari sekian banyak proyek yang akan dikerjakan ke depannya.

Dengan penandatanganan yang dilakukan oleh Rektor dan ketua IKA Unlam, Gerbang Unlam itu akhirnya resmi berpindah tangan. Selain penandatangan itu, juga dilakukan aksi pencet tombol bersama yang menandakan kalau bangunan kebanggaan mahasiswa Unlam itu resmi diserahkan ke Rektorat. Gemuruh tepuk tangan dari mahasiswa makin mengsakralkan hari bersejarah bagi Universitas Tertua ini. Acara ditutup dengan doa dan kemudian dilanjutkan gelaran peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW di aula gedung Rektorat. (redaksi)

18 Edisi 3 Mei - Juni TAHUN 2015 19

Gerbang Unlam Diserahkan ke Rektorat

BERTEPATAN Hari Kebangkitan Nasional, suasana berbeda sangat terasa di kampus Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) Banjarmasin. Sebuah tenda berukuran besar berdiri kokoh menutupi jalan utama kampus dengan almamater kuning tersebut. Ratusan mahasiswa juga hadir dan memadati jalanan tersebut. Selain para mahasiswa, Rektor Unlam Prof Sutarto Hadi beserta stafnya juga ikut dalam gelaran pagi itu.

sERAH TERiMA GERBANGsERAH TERiMA GERBANG

Iring-iringan alunan melodi nan apik dari marching band juga makin menyempurnakan acara

tersebut. Karena banyaknya orang yang berhadir dalam acara itu, jalan utama Unlam ditutup dan dialihkan sementara. Memang sempat terjadi kemacetan, cuma semua itu bisa teratasi berkat kepiawaian para keamanan Unlam yang apik. Tidak ada kendala ataupun masalah yang

NEWS

Page 11: Prof M P Lambut: Unlam Harus Lebih Cepat - ulm.ac.idulm.ac.id/id/wp-content/uploads/2015/06/UNLAM-NEWS-III-TAMPILAN.pdf · Konsultan perencanaanya sudah ditetapkan dan segera bekerja.

Memantapkan “Branding” Melalui Buku

20 Edisi 3 Mei - Juni TAHUN 2015 21

H i B A H B E d A H B U K U

Hibah untuk Peningkatkan Mutu Dosen

Unlam: Universitas Lakas Maju

UNIVERSITAS Lambung Mangkurat (Unlam) Banjarmasin bersama Perguruan Tinggi (PT) lainnya di Kalsel mendapatkan dana hibah dari Pemprov Kalsel. Unlam sendiri mendapatkan dana hibah senilai Rp2,7 miliar yang diserahkan langsung secara simbolis oleh Gubernur Kalsel H Rudy Ariffin saat peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2015 di Banjarmasin.

SINGKATAN Unlam yang secara tidak resmi dikonotasikan dengan Universitas Lakas Maju semakin populer sejalan dengan kemajuan yang dicapai Unlam di bawah kepemimpinan Rektor Prof Sutarto Hadi.

Rektor Unlam Banjarmasin Prof Sutarto Hadi mengatakan, dana hibah yang didapat

Unlam akan digunakan untuk pemberdayaan dosen-dosen Unlam dalam meningkatkan mutu dosen dan pengajaran.

Diterangkan Rektor yang akrab dipanggil Sutarto itu, saat ini dosen-dosen Unlam banyak yang dalam tahap penyelesaian S3. Mereka memerlukan dana yang tidak sedikit untuk lulus. “Dana hibah kali ini hanya untuk tenaga dosen yang dalam tahap penyelesaian studi, tidak untuk infrastruktur Unlam,” terang Sutarto.

Ide dan pikiran Dr Budi Suryadi yang tertuang dalam bukunya itu dibedah puluhan peserta dari

mahasiswa dan akademisi. Bedah buku ini berlangsung atas kerjasama Pusat Studi Ketatanegaraan dan Otonomi Daerah (PUSAKA OTODA) Unlam dan BEM Unlam. Narasumber dalam bedah buku adalah Dr Budi Suryadi (penulis buku), Rektor Unlam Prof Sutarto Hadi dan dosen hukum tata negara Fakultas Hukum Unlam Dr Rifqinizamy Karsayuda. Bedah buku tersebut dihadiri lebih kurang 100 peserta yang terdiri dari para dosen, mahasiswa dan beberapa media di Kalimantan Selatan.

Antusiame peserta yang hadir sangat tinggi, mungkin

Dibeberkannya, jumlah dosen Unlam yang sudah menyelesaikan S3 sampai saat ini sebanyak 195 orang. Ia menargertkan tenaga dosen S3 di Unlam bisa mencapai 300-an. Diakuinya, walaupun tiap tahun terus meningkat, namun tenaga dosen Unlam S3 masih kurang. “Semoga dengan mendapatkan dana hibah yang nilainya cukup besar ini bisa memicu dosen lainnya untuk sekolah lagi,” ujarnya.

Dana hibah dari Pemprov Kalsel ini nantinya akan dibagi untuk setiap dosen yang menempuh S3 dengan nilai masing-masing Rp12 juta. “Mudah-mudahan mereka yang

saat ini sedang menyusun disertasi bisa terbantu,” ucap Sutarto.

Selain menerima dana hibah untuk pemberdayaan dosen, tahun ini Unlam juga mendapatkan dana hibah untuk infrastruktur senilai Rp35 miliar. “Khusus fisik tahun ini kami dapat bantuan tersendiri untuk membangun gedung pascasarjana,” tambahnya.

Pemprov Kalsel membagikan dana hibah kepada 14 PT di Kalsel yang sejak tahun 2014 lalu mengajukan proposal bantuan ke Biro Kesejahteraan Rakyat. Total dana hibah tersebut mencapai Rp10,8 miliar.

PT yang mendapatkan dana hibah terdiri dari 6 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan 8 Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Kalsel. PT yang paling banyak menerima dana hibah tahun ini salah satunya adalah Unlam, nilainya Rp2,7 miliar. Urutan kedua STAI Rakha Amuntai dengan nilai bantuan Rp2 miliar, di urutan ketiga dengan nilai bantuan Rp1,7 miliar diterima oleh STAI Al Washliyah Barabai. (redaksi)

karena kegiatan ini jarang dilakukan di Unlam. Bedah buku berjalan santai dan penuh humor karena penulis menyampaikannya dengan bahasa yang lugas dan sederhana serta dengan cerita-cerita yang mengundang tawa.

Buku ini merupakan gagasan penulis yang merupakan dosen FISIP Unlam. Buku ini lahir dari pengalaman penulis sebagai tim renstra Unlam dan tim statuta Unlam. Penulis menemukan beberapa sisi lain pembangunan Unlam yang tidak terperhatikan oleh warga kampus, sehingga isi buku banyak berisi usulan-usulan penulis tentang Unlam. Buku ini menyambut Struktur Organisasi dan Tata Kerja Unlam yang baru berdasarkan Peraturan Menteri No 20

Tahun 2014, karena hampir 20 tahun yang lalu Unlam menggunakan struktur lama dari tahun 1995 sampai 2014.

Ada beberapa usulan penulis yang tertuang dalam buku tersebut. Beberapa diantaranya adalah usulan penulis tentang singkatan ULM, mencari burung enggang yang menjadi simbol universitas, penyebutan istilah warek (wakil rektor), pembentukan etika akademik, perlunya penciptaan badan perencanaan dan pengembangan seperti Bappeda di pemerintah daerah dan sebagainya.

Respon peserta sangat positif dan menganggap buku ini mengandung gagasan-gagasan brillian tentang Unlam masa kini dan masa akan dating. Buku ini juga sangat inspriratif berisi berbagi upaya yang perlu dilakukan Unlam. Buku ini selain berisi harapan juga tantangan bagi pengelola Unlam dan civitas akademikanya untuk bergerak memajukan Unlam menghadapi tantangan zaman. . (redaksi)

NEWS

Page 12: Prof M P Lambut: Unlam Harus Lebih Cepat - ulm.ac.idulm.ac.id/id/wp-content/uploads/2015/06/UNLAM-NEWS-III-TAMPILAN.pdf · Konsultan perencanaanya sudah ditetapkan dan segera bekerja.

Gagal Jadi Dokter, Usia 36 Tahun Jadi Guru Besar KEGAGALAN justru melecut semangat Qomariyatus Sholihah untuk terus menuntut ilmu. Sempat gagal mewujudkan cita-cita sebagai dokter, kini akademisi Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) menjadi guru besar termuda di Indonesia. Perempuan yang akrab disapa Qoqom ini berhasil meraih gelar kehormatan profesor bidang Ilmu Kesehatan/Keselamatan & Kesehatan Kerja pada usia 36 tahun dan 11 bulan.

Unlam Penyelenggara Survei Terbaik KPI

n Dalam Survei Indeks Kualitas Program Siaran Televisi KOMISI Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat melakukan penandatanganan kesepakatan bersama (MoU) dengan sembilan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) untuk melakukan Survei Indeks Kualitas Program Siaran Televisi tahun 2015. Survei dilakukan KPI untuk mendapatkan gambaran secara kualitas tayangan televisi sepanjang tahun 2015.

Survei kepemirsaan dilakukan di sembilan kota besar di Indonesia, yakni DKI

Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Maluku, Bali dan Kalimantan Selatan. Salah satu PTN yang berpartisipasi adalah Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) Banjarmasin.

Dari 9 kegiatan survei yang dilaksanakan oleh KPI Pusat bekerjasama dengan berbagai perguruan tinggi, Unlam dinyatakan sebagai penyelenggara survei terbaik pada pelaksanaan survei tahap pertama ini. “Dalam tahun 2015 ini, masih akan dilaksanakan empat kali

Qoqom menceritakan perjalanan karirnya hingga mampu menjadi guru besar.

Istri dari dr Wahyudi Kuncoro ini menghabiskan masa kecil hingga kuliah di sebuah desa sentra padi dan bandeng bernama Desa Gumantuk, Kecamatan Maduran, Lamongan.

Perempuan kelahiran Lamongan, 20 April 1978 ini awalnya bercita-cita menjadi dokter. Cita-citanya ini berawal dari kesedihannya karena tak ada dokter di kampung, ketika sang ibu yang melahirkan adik Qoqom menderita tetanus. Selain itu, masih banyak tetangga di sekitar rumah Qoqom saat itu yang harus susah payah menuju kota untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dari dokter.

“Dari situ saya kemudian mendaftar UMPTN (Kini SBMPTN) di Universitas Airlangga (Unair) jurusan pendidik dokter, tapi saya

Rektor Unlam Banjarmasin Prof Sutarto Hadi mengatakan, program siaran di televisi kini semakin memprihatinkan. Menurutnya, program siaran saat ini ini hanya mengacu pada rating dibanding kualitas. Menurutnya, tidak semua siaran yang penontonnya banyak baik bagi masyarakat, terutama perkembangan masa depan anak-anak.

Diharapkannya dengan dilakukan survei kempemirsaan yang digagas KPI ini, akan memberi penilaian yang berbeda terhadap program siaran yang ditayangkan stasiun televisi. Selain itu, dapat menjadi acuan oleh lembaga penyiaran untuk memperbaiki kualitas siaran yang ada. “Dengan demikian fungsi pendidikan yang disematkan pada lembaga penyiaran melalui program televisi dapat dirasakan masyarakat,” harap Sutarto.

Sementara, Kepala Bidang Independent Survey Center of Indonesia (ISCI), Endah Nurwali mengucapkan terimakasih kepada Unlam Banjarmasin yang sudah bersedia ikut berpartisipasi dalam survei kualitas program siaran televisi 2015. “Kita sangat terbantu dengan PTN yang ikut berpartisipasi, termasuk Unlam Banjarmasin. Semoga hasil yang didapat dari survei ini akan membawa dampak baik bagi penyiaran kita,” ucap Endah. (redaksi)

gagal lulus,” ucapnya. Kegagalan itu sempat membuat Qoqom terpukul. Ibu dua anak ini sempat berpikir untuk tidak melanjutkan keinginan kuliah.

Namun pikirannya kemudian terbuka, Qoqom memutuskan untuk kuliah meski bukan di jurusan pendidikan dokter. Ia mendapatkan kesempatan kuliah gratis di Universitas 17 Agustus (Untag) Surabaya Teknik Industri Jurusan K3 pada tahun 1996. “Harapan saya kuliah dulu nanti tahun depan coba lagi kedokteran, tapi ternyata Allah punya jalan lain. Berbuat baik kan tidak hanya melalui jalur dokter, ilmu yang bermanfaat tentu menjadi bekal di akhirat,” katanya.

Setahun menjalani kuliah, Qoqom justru memutuskan mengambil kuliah D3 jurusan hygiene

survei serupa untuk melihat kualitas siaran secara berkelanjutan,” ujar Dr. Rifqinizamy Karsayuda, Koordinator Tim Survei Kualitas Siaran TV kerjasama KPI Pusat dan Unlam.

KPI sendiri akan menjadikan hasil survei ini sebagai bahan evaluasi dan dasar pengambilan keputusan terhadap program siaran, baik dalam rangka penjatuhan sanksi ataupun pemberian apresiasi.

Melalui survei ini diharapkan akan mendapatkan masukan tentang program-program siaran televisi dari masyarakat. Nantinya hasil survei digunakan KPI sebagai dasar penyelarasan dalam penyelenggaraan penyiaran di Indonesia.

Profesor Termuda dari Unlam Pecahkan Rekor MURI

22 Edisi 3 Mei - Juni TAHUN 2015 23

GURU BEsARs U R V E i K P i

NEWS

Page 13: Prof M P Lambut: Unlam Harus Lebih Cepat - ulm.ac.idulm.ac.id/id/wp-content/uploads/2015/06/UNLAM-NEWS-III-TAMPILAN.pdf · Konsultan perencanaanya sudah ditetapkan dan segera bekerja.

perusahaan K3 di Universitas Airlangga, bukan jurusan pendidikan dokter seperti keinginannya. Sejak itu, Qoqom merangkap kuliah. Pagi kuliah di Untag dan malam kuliah di Unair.

Pada tahun 2000, Qoqom berhasil lulus di Unair. Setahun kemudian ia lulus di Untag. Setelah lulus, Qoqom langsung melanjutkan studi S2 Manajemen K3 di Unair. Ia lulus dalam waktu dua tahun. Setelah lulus S2, Qoqom memutuskan untuk menikah. Ia menikah dengan kakak angkatannya, seorang dokter bernama Wahyudi Kuncoro.

Pernikahan itulah yang menjadi awal Qoqom merantau ke Kalsel. Karena sang suami diterima sebagai dokter PTT di Barambai, Barito Kuala, akhirnya Qoqom memutuskan ikut ke Kalsel. Pada 2004, Qoqom ikut tes CPNS dosen di Unlam. Ia lulus dan menjadi PNS penuh pada 2006.

Setelah resmi menjadi dosen, setahun kemudian Qoqom memutuskan untuk menempuh S3 di Universitas Brawijaya jurusan kesehatan kerja. Ia menjalani pendidikan selama tiga tahun delapan bulan. Tahun 2011, Qoqom kembali ke Banjarbaru dan mulai saat itulah ia mengurus pangkat Lektor Kepala dan sertifikasi dosen. Dalam tempo hanya dua tahun tepatnya pada 2013, Qoqom mulai mengurus sejumlah persyaratan menjadi guru besar. Beberapa syarat seperti publikasi buku dan jurnal dipenuhi Qoqom dalam waktu singkat. Pada 1 April 2015, akhirnya SK profesornya terbit.

“Pikiran saya kenapa saya cepat mengurus guru besar karena kalau memang sudah waktunya dan ada rezeki saya kenapa tidak cepat saja diurus. Ini juga sebagai bagian dari memotivasi semua orang terutama anak-anak saya bahwa perempuan juga bisa,” ucap Qoqom.

Qoqom mengakui, menjadi akademisi sekaligus ibu rumah tangga bukan perkara mudah. Ia harus bisa menjadi ibu yang baik sekaligus dosen yang baik. Oleh karena itu, agar waktu

bersama kedua anaknya lebih panjang, Qoqom membuka pintu rumahnya bagi mahasiswa yang ingin konsultasi.

“Saya tidak mau anak saya jadi anak pembantu, tapi di sisi lain saya juga harus bekerja maksimal, makanya saya terkadang cepat pulang dan membuka konsultasi di rumah karena suami saya tugasnya juga jauh,” paparnya sambil menjelaskan suaminya bekerja sebagai dokter perusahaan di PT Indonesia Bulk Terminal, di Mekar Putih, Kotabaru.

Qoqom sendiri bakal dinobatkan sebagai guru besar secara resmi oleh Rektor Unlam Prof Dr H Sutarto Hadi pada 11 Juni mendatang di Aula Rektorat Unlam Lantai 1. Selain pengukuhan sebagai guru besar, nantinya juga ada prosesi penyerahan Rekor MURI kepada Qoqom. Qoqom dinobatkan sebagai guru besar perempuan termuda di Indonesia.

“Awalnya teman saya yang bilang kenapa tidak diajukan ke MURI. Saya kemudian cari tahu dan bisa berkomunikasi dengan Pak Paulus dan Ibu Wina dari MURI. Mereka sangat mendukung dan bilang kalau ini bisa membuat semangat para pendidik di Indonesia. Pak rektor juga mendukung, bahkan beliau membantu membiayai pemecahan rekor ini,” ucapnya.

Qoqom menambahkan, keberhasilannya meraih guru besar tak lepas dari ridho dan dukungan sang suami. Ia menyebut, meski suaminya hanya seorang dokter biasa, namun mendukung dirinya hingga berhasil menjadi profesor. “Tapi setinggi apapun titel saya, saya tetap seorang ibu bagi kedua anak saya dan seorang istri bagi suami saya,” tambahnya.

Pada pengukuhannya nanti, Qoqom akan menyampaikan orasi ilmiah berjudul Peran Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja(SMK3) Wujudkan Budaya K3 Dalam Mencegah Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja(PAK)Sebagai Langkah Mencapai Stabilitas Usaha. Orasi ilmiah ini akan disampaikan dihadapan Senat Unlam dan para undangan. (redaksi)

Tak Pede, Bermodal Niat Baik MENDAPAT kesempatan belajar di luar negeri membawa kesan dan pengalaman tersendiri. Seperti yang dirasakan dosen Prodi Kimia Fakultas MIPA, Utami Irawati. Utami adalah alumni Master of Environment and Sustainability dari Monash University, Melbourne, Australia. Kini Utami sedang menempuh tahun kedua untuk PhD di Ecological Science and Engineering Interdisciplinary Program, dan home department-nya di Environmental and Ecological Engineering Division, School of Civil Engineering, Purdue University, Indiana, Amerika Serikat. Berikut wawancara Unlam News dengan Utami yang masih berada di Amerika Serikat melalui email.

Tanya: Studi apa yang sedang ditempuh saat ini?

Jawab: Saat ini saya baru menyelesaikan tahun kedua untuk PhD di Ecological Science and Engineering Interdisciplinary Program, dan home department saya di Environmental and Ecological Engineering Division, School of Civil Engineering, Purdue University. Saya memulai studi saya di Purdue sejak Agustus 2013, atau Fall Semester 2013. Untuk tahun 2014-2015, berdasarkan Times Higher Eduaction World University Ranking, Purdue menduduki peringkat 102 universitas terbaik di dunia,

dan untuk Engineering, Purdue University menempati peringkat 14 dunia berdasarkan The Academic Ranking of World Universities. Sebelumnya, saya meraih gelar Master of Environment and Sustainability dari Monash University, Melbourne, Australia. Untuk studi S2 ini saya mendapatkan beasiswa dari AusAid.

Tanya: Bagaimana prosesnya sehingga bisa meraih beasiswa?

Jawab: Prosesnya sama seperti beasiswa yang lain. Jadi dimulai dari mengirimkan berkas yang diperlukan (formulir, hasil tes TOEFL, Study Objectives, dan Research Proposal). Sekitar 2 bulan setelah

24 Edisi 3 Mei - Juni TAHUN 2015 25

GURU BEsAR P E N G A L A M A N

NEWS

Page 14: Prof M P Lambut: Unlam Harus Lebih Cepat - ulm.ac.idulm.ac.id/id/wp-content/uploads/2015/06/UNLAM-NEWS-III-TAMPILAN.pdf · Konsultan perencanaanya sudah ditetapkan dan segera bekerja.

batas waktu berkas diterima oleh kantor AMINEF (panitia seleksi Fulbright di Indonesia), saya dinyatakan lulus seleksi berkas, dan dipanggil untuk mengikuti wawancara di Jakarta. Untuk level PhD, saya mendaftar ke empat universitas. Proses pendaftaran ke universitas tujuan semua diatur oleh Fulbright. Bahkan, untuk biaya tes TOEFL dan GRE pun ditanggung oleh Fulbright. Sekitar bulan April, saya mendapatkan kabar bahwa saya diterima di ESE Program, Purdue University.

Tanya: Persiapan apa saja yang dilakukan?

Jawab: Saat pertama kali mengirimkan aplikasi, tentu saja saya fokus pada kelengkapan berkas. Kemudian karena saya mendaftar untuk level PhD, saya juga mempersiapkan proposal penelitian sebagai salah satu kelengkapan berkasnya. Dalam Study Objectives, kita harus bisa menunjukkan secara tertulis kepribadian kita, apa kekuatan kita yang membuat kita layak untuk mendapatkan beasiswa ini. Yang agak tricky, bagaimana kita bisa membuat Study Objective yang menonjol dan stand out dibanding kandidat lain hanya dalam satu halaman.Saya merancang Study Objective ini sekitar satu bulan. Rencanakan, tulis, baca, tulis ulang, baca ulang, tulis ulang, demikian prosesnya.

Tanya: Modal apa yang membuat percaya diri mengikuti seleksi beasiswa?

Jawab: Wah, pertanyaannya berat euy…. Hahahahaha… Kalau dibilang percaya diri, jujur ya, saya bukan orang yang percaya diri. Tapi ya itu, satu hal yang saya percaya adalah, niat baik insya Allah akan dimudahkan. Doa dan kerja keras akan terbayarkan. Dan Tuhan selalu

punya skenario terbaik untuk kita. Niat saya untuk sekolah lagi karena bagi saya, bukankah menuntut ilmu itu salah satu bentuk ibadah? Dan saya niatkan insya Allah ilmu dan pengalaman yang saya dapatkan nantinya saya jadikan modal untuk bisa bermanfaat lebih baik lagi bagi orang lain. Satu lagi yang membuat saya lebih mantap, adalah dukungan orang tua dan adik saya.

Tanya: Apasaja yang didapatkan di sana yang bisa diterapkan di Unlam?

Jawab: Dari segi keilmuan, banyak sekali menurut saya yang bisa diterapkan. Apalagi di sini sebagian besar tugas dan project mata kuliah menuntut kita untuk bisa mengaplikasikan apa yang secara teoritis sudah diajarkan di kelas. Mungkin salah satu hal yang membuat kualitas pengajaran di sini tetap terjaga, evaluasi terhadap dosen dari mahasiswa benar-benar ditanggapi serius. Kurikulum yang ada di sini juga menurut saya sangat bagus, karena antara satu mata kuliah dengan mata kuliah yang lain saling berhubungan dan relevan satu sama lain. Oh, dan satu lagi yang saya salut di sini dengan sistem mengajar mereka: efisiensi waktu. Sebagian besar mata kuliah saya disampaikan 3 kali seminggu, dengan alokasi waktu 50 menit untuk satu kali pertemuan. LIMA PULUH MENIT. Sama saja kan di Unlam, 1 SKS 50 menit? Tapi dalam lima puluh menit itu materi yang disampaikan bisa begitu padat.

Tanya: Setelah lulus, apa yang ingin diberikan kepada Unlam?

Jawab: Pertama, tentu saja saya ingin menjadi figur pendidik yang lebih baik lagi. Banyak cara mengajar dosen di sini yang ingin sekali saya terapkan di Unlam untuk bisa membuat mahasiswa

berpikir lebih kreatif. Selain itu, materi kuliah yang saya dapatkan di sini sangat menarik untuk dijadikan masukan untuk perbaikan kurikulum, setidaknya di program studi saya mengajar ketika saya kembali nanti. Dari segi riset, saat ini saya meneliti tentang proses desinfeksi air. Topik ini sengaja saya pilih berdasarkan hasil diskusi dengan research advisor saya, Prof. Chad Jafvert, karena proses pengolahan air merupakan salah satu topik yang sangat aplikatif di Indonesia, khususnya di Kalimantan Selatan. Selain itu, semester ini saya terlibat dalam Global Development Project, salah satu proyek di Purdue University. Untuk tim kami, kami merancang Slow Sand Filter untuk penyediaan air bersih di Kenya dan Tanzania. Ini sebetulnya mirip dengan Kuliah Kerja Nyata di Indonesia, jadi saya pikir akan menarik sekali kalau system GDP ini bisa kita adopsi di Unlam.

Tanya: Bagaimana menurut Anda peluang dosen-dosen muda Unlam untuk bersaing meraih beasiswa internasional?

Jawab: Menurut saya peluangnya cukup besar. Tapi kembali pada motivasi dan kemauan dari individu dosen itu sendiri. Seringkali, kita terbentur pada batasan-batasan yang kita ciptakan sendiri kan? Peluang beasiswa banyak sekali. Mulai dari Australian Award, Fulbright, DIKTI BLN, LPDP, dan lain-lain. Nah, sekarang peluang sudah ada, sejauh mana kita mau berusaha memanfaatkan peluang itu? Kalau kita betul-betul menginginkannya, kta pasti menemukan jalan. Kalau tidak, kita seringkali hanya mencari alasan. If you really want it, you’ll find a way, if you don’t, you’ll end up making excuses. (redaksi)

26 Edisi 3 Mei - Juni TAHUN 2015 27

A R T i K E LP E N G A L A M A N

Burung Enggang merupakan burung endemik di wilayah Kalimantan, yang tidak

ada di wilayah lainnya. Sebagai burung endemik wajar saja akhirnya burung ini banyak disimbolisasikan oleh masyarakat yang ada di wilayah Kalimantan, seperti masyarakat Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur. Simbolisasi burung enggang ini diwujudkan kedalam bentuk-bentuk simbol pemerintahan daerah, tarian sampai simbol universitas.

Universitas Lambung Mangkurat merupakan salah satu universitas yang menjadikan burung enggang sebagai simbol universitas. Para pendiri Universitas Lambung Mangkurat memiliki gagasan yang tepat dan sangat brilian dengan memilih burung enggang sebagai lambang universitas. Pemilihan ini bernuansa jangka panjang masa depan Kalimantan Selatan dan bernuansa kepentingan lokal serta nasionalisme Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Berdasarkan kepercayaan orang-orang lama, simbolisasi burung enggang ini setara dengan simbolisasi naga, yang dianggap bahwa burung enggang sebagai simbolisasi alam atas (langit) dan naga sebagai simbolisasi alam bawah (darat).Di sini burung enggang sebagai penjaga alam atas, yang sekaligus sebagai wujud

keseimbangan dengan alam bawah.

Pemikiran pendiri Universitas Lambung Mangkurat dengan simbolisasi alam atas ini dapat dibayangkan sebagai wujud alam pikiran atau gagasan atau ide yang sangat cocok dengan kehidupan masyarakat kampus yang hari-harinya belajar sekaligus merajut gagasan-gagasan kemanusiaan.

Genealogis universitas sebagai pengayom kehidupan alam bawah (darat) yang diwujudkan melalui gagasan-gagasan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat ini sangat relevan dengan fungsi Tri Dharma Perguruan Tinggi yang fokus pada bidang penelitian, pembelajaran dan pengabdian masyarakat. Alhasilnya melalui Tri

Dharma Perguruan Tinggi ini para sivitas akademikanya (dosen + mahasiswa) menerapkan gagasan-gagasannya untuk membangun dan mensejahterakan masyarakat Kalimantan Selatan.

Simbol ini menjadi spirit bagi sivitas akademikanya dalam melakukan kegiatan Tri Dharma perguruan tinggi. Para mahasiswanya semangat untuk menimba ilmu pengetahuan di universitasnya sedangkan para dosennya semangat untuk memberikan dan mengembangkan ilmu pengetahuan di universitasnya.

Filosofi Burung EnggangOleh: Dr Budi Suryadi, MSi

NEWS

Page 15: Prof M P Lambut: Unlam Harus Lebih Cepat - ulm.ac.idulm.ac.id/id/wp-content/uploads/2015/06/UNLAM-NEWS-III-TAMPILAN.pdf · Konsultan perencanaanya sudah ditetapkan dan segera bekerja.

Kemudian simbolisasi burung enggang sebagai perwujudan kasih sayang, kebahagiaan dan prinsip. Hal ini terlihat dari kebiasaan burung enggang yang selalu berpasangan dan hidup damai dengan pasangannya. Ini juga bermakna bahwa antara dosen dan mahasiswa itu ibarat pasangan mitra dalam mempelajari ilmu pengetahuan, yang berkasih sayang sebagai orang tua dan anak didik. Di dalam hubungan dosen-mahasiswa ini juga terletak prinsip bahwa hanya sebatas hubungan kolega dalam ilmu pengetahuan, dan tidak ada hubungan lainnya.

Istimewanya dari burung enggang yaitu pada saat burung betina mengerami telurnya sampai menetas tidak pernah meninggalkan sarangnya, kemudian kebutuhan makannya selama disarang disediakan oleh burung enggang yang laki. Dalam hal makanan si burung enggang tidak lah terlalu pilih-pilih yang penting asal buah-buahan itu sudah masak maka akan dimakannya, seperti pisang, kestela, mangga kemudian kadang-kadang juga memakan binatang yang kecil-kecil untuk pencernaan.

Burung enggang betina akan lama berada disarangnya sehingga selama disarangnya burung betina membentuk sarang yang tertutup dengan satu lubang yang tidak terlalu besar, kemudian sarang itu terus dirangkai menjadi sarang besar jika anak-anaknya sudah menetas, serta anak-anak yang sudah mulai besar bisa ikut merevarasi sarang ini menjadi besar untuk tempat tinggalnya sendiri dengan menyambung dari sarang yang induknya.

Kepandaian burung enggang dalam merangkai sarang inilah yang menjadi sebab urang Kotabaru

menyebut burung ini dengan sebutan lain, yaitu burung rangkai. Arti burung rangkai ini adalah burung yang pandai membuat sarang dari awalnya berbentuk kecil sampai menjadi berbentuk besar dan panjang.

Simbolisasi burung enggang ini sangat tepat untuk sebuah universitas, dimana dapat bermakna bahwa para dosen di universitas ibarat para orang tua dan mahasiswa ibarat anak-anaknya. Para dosen mengayomi, mendidik dan membina mahasiswanya dari sejak kuliah sampai selesai dengan hasil prestasi yang baik.

Para mahasiswa yang menempuh pendidikan di universitas lambung mangkurat ibarat anak-anak yang haus akan ilmu pengetahuan sehingga perlu mendapatkan makanan ilmu pengetahuan sedangkan para dosennya ibarat orang tua (bapak/ibu) yang memberikan asupan makanan ilmu pengetahuan agar para mahasiswanya tercukupi kebutuhan makanan ilmu pengetahuannya.

Kemudian para dosennya memberi ruang terbuka dan memfasilitasi bagi anak-anaknya (mahasiswa) untuk melakukan inisiatif inovasi-inovasi sendiri dalam ilmu pengetahuan dengan melalui cara mengembangkan konsep-konsep ilmu pengetahuan maupun teori-teori ilmu pengetahuan baru sesuai dengan tradisi keilmiahan yang berlaku saat itu.

Burung enggang memiliki kebiasaan selalu bertengger di dahan batang pohon yang besar dan yang paling tinggi. Kebiasaan bertengger di pohon yang tinggi ini untuk memudahkan burung tersebut memandang dan memperhatikan gerak-gerik binatang kecil yang

ada di tanah maupun melihat dikejauhan buah-buahan di pohon yang sudah masak.

Simbolisasi ini tentunya bermakna bahwa para sivitas akademika universitas memiliki cita-cita setinggi-tingginya dan berpandangan luas ke depan. Para mahasiswa yang sedang studi di Universitas Lambung Mangkurat memiliki cita-cita atas ilmu pengetahuan yang ditekuninya dan berpandangan luas ke depan dengan menjadikan bakat keilmuannya untuk kemajuan daerahnya.

Sementara itu para dosen yang ada di Universitas Lambung Mangkurat memiliki cita-cita setinggi-tingginya menempuh pendidikan sampai strata doktor dan sampai derajat profesor. Selain itu berpandanan luas ke depan untuk kemajuan Universitas Lambung Mangkurat dan kemajuan pembangunan daerah Kalimantan Selatan.

Warna hitam yang melekat di burung enggang itu melambangkan keteguhan jiwa dan kesetiaan. Ini terkait dengan kebiasaan burung enggang dalam memilih pasangan hidupnya yang selalu dikasihi dan setia sampai akhir hayat. Burung enggang selalu melindungi betinanya dan anak-anaknya dari bahaya luar dengan membangun sarang yang tertutup dan tinggi.

Para mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat dalam menempuh pendidikan memiliki keteguhan jiwa dalam menyelesaikan pendidikannya dan memiliki prinsip dan konsisten dalam hidup sehingga tidak terombang-ambing dalam pengaruh kehidupan global yang penuh dengan godaan-godaan kehidupan duniawi. (*)

Smart Campus

Gagasan kota cerdas (smart city) meletakkan tiga fondasi utama

untuk menopang tata kelola dan kehidupan kota agar ia menjadi “cerdas”. Ketiga fondasi itu adalah aspek sosial, lingkungan dan ekonomi.

Di kota cerdas, interaksi sosial antar invidu dan antar individu dengan institusi publik dibuat secara mudah, cepat dan transparan. Pendekatan yang digunakan oleh konsep kota cerdas menenpatkan teknologi informasi sebagai piranti pentingnya. Di kota cerdas hampir seluruh urusan publik dapat dilayani dengan mudah, cepat dan tak bertele-tele. Pembayaran pajak menggunakan electronic tax (e-tax), anggaran pemerintahan dapat diakses dan

dikontrol melalui electronik budgeting (e-budgeting), begitupula dengan tata kelola lainnya.Pada pihak lain, smart city mengembangkan gagasannya agar lingkungan di kota itu terjaga dan asri. Bagi mereka yang percaya pada konsep ini, lingkungan kota yang nyaman akan membantu warganya untuk beraktivitas secara maksimal, sehingga pada akhirnya produktivitas meningkat dan mempengaruhi aspek terakhir, berupa ekonomi. Ekonomi yang juga digerakkan dengan bantuan piranti teknologi

informasi dalam membaca peluang pasar, investasi dan transaksi.

Lalu, bagaimana dengan gagasan kampus cerdas (smart campus)? Tak jauh berbeda dengan smart city, smart campus meletakkan gagasannya paling tidak pada dua hal, yaitu

penggunaan teknologi informasi dalam tata kelola dan layanan kampus, serta kampus yang memiliki kepedulian lingkungan yang tinggi.

Di kampus cerdas, segala proses pembelajaran dan layanan umum yang dilakukan kampus didominasi oleh proses elektronik. Mahasiswa tak perlu repot antre di bank hanya untuk membayar SPP, mereka tak

perlu pula menunggu papan pengumuman di kampus hanya untuk mengetahui nilai mereka. Hal serupa juga terjadi pada layanan perpustakaan untuk memastikan ada tidaknya buku yang hendak dipinjam, bahkan dibeberapa tempat layanan tigas akhir sudah dilakukan dengan elektronik, termasuk untuk memastikan apakah tugas itu penuh plagiasi atau tidak.

Pada aspek tata kelola kampus yang lain, mulai dari perencanaan program dari unit paling bawah, seperti program studi/jurusan, fakultas, unit-unit pelaksana teknik di kampus,

Jika sekarang banyak kota besar bermimpi menjadikan kotanya sebagai kota cerdas (smart city), gagsan serupa juga telah menjadi tren di kampus-kampus terkemuka di dunia untuk mengagas apa yang disebut dengan kampus cerdas (smart campus).

Rifqinizamy Karsayuda

Suasana Nanyang Technological university di Singapore yang memadu-kan arsitektur bangunan bergaya modern dan keasrian alam.

28 Edisi 3 Mei - Juni TAHUN 2015 29

TEROPONG KAMPUsA R T i K E L

NEWS

Page 16: Prof M P Lambut: Unlam Harus Lebih Cepat - ulm.ac.idulm.ac.id/id/wp-content/uploads/2015/06/UNLAM-NEWS-III-TAMPILAN.pdf · Konsultan perencanaanya sudah ditetapkan dan segera bekerja.

hingga dana berbagai bagian/divisi di kantor pusat (rektorat) dibantu oleh teknologi serupa. Semua orang dengannya dapat mengetahui, apa yang akan dikerjakan masing-masing unit di kampus pada waktu mendatang.

Electronik planing ini menjadi cikal bakal hadirnya electronic budgeting di kampus. Seluruh warga kampus tahu, berapa sesungguhnya dana yang dikelola kampus beserta unit-unit di bawahnya. Setiap saat dapat pula dipantau sejauhmana serapan dana dilakukan untuk melakukan berbagai proyek dan kegiatan di kampus.Penerapan cara ini dapat dipahami sebagai upaya pemangkasan birokrasi yang kerap berbelit-belit, lama dan bertumpu pada sumber daya manusia birokrasinya. Pada pihak lain, upaya ini mengikhtiarkan agar penyelewengan kekuasaan juga dihindari sedemikian rupa. Pada akhirnya, smart campus hendak memastikan bahwa segala layanannya kepada mahasiswa, civitas akademika dan masyarakat umum dapat terlayani secara prima.Aspek lain yang menjadi ciri smart campus adalah kepeduliannya pada lingkungan. Ini bukan hanya disimbolkan dengan banyaknya pepohonan dan tanaman di kampus yang hijau, rindang dan tertata rapi, beserta lingkungan yang bersih minim sampah. Konsep lingkungan di smart campus menyentuh sampai pada aspek pengelolaan teknologi ramah lingkungan.

Pengelolaan sampah yang disinergikan dengan pengelolaan pupuk tanaman, bahkan sumber pembangkit listrik yang mereka kelola secara otonom. Di beberapa tempat mereka bahkan mengelola air minum secara mandiri.

Bulan lalu saya diundang oleh The National University of Malaysia dalam University Mobility in Asia and the Pasific (UMAP) 2015 yang memaparkan dan memperlihatkan contoh nyata smart campus ini. Menutup perjalanan bulan lalu, saya (kembali) mengunjungi National University of Singapore (NUS). Kampus di negara tetangga kita yang makin mantap menempatkan diri sebagai kampus terbaik di Asia dan mendedikasikan diri sebagai salah satu smart campus. Sebagai wujud kecintaan saya pada Unlam, saya berdoa sembari berharap, kita dapat meretas jalan untuk menjadi smart campus pula. Wallahu’alam.

Rifqinizamy KarsayudaPemimpin Redaksi

Unlam News

Universitas Udayana dan berbagai PT terkemuka lainnya.

Untuk dapat masuk ke dalam 24 tim yang berlomba di regional timur tersebut, tim debat Unlam sebelumnya telah menyisihkan 20 tim dari PT lainnya yang gugur dalam tahap seleksi makalah dengan tema dan format yang telah ditentukan oleh MK RI.

Di hadapan 12 orang dewan juri debat yang merupakan akademisi di bidang hukum terkemuka di Indonesia, diantaranya Prof. Dr. Hikmahanto Juana (FH UI), Dr. Ni’matul Huda, M.Hum (FH UII Yogyakarta), Hasrul Halili, S.H, M.A (FH UGM) dan Prof. Dr. I Gusti Ketut Rachmi Handayani, S.H (FH UNS Surakarta), Tim Debat Unlam melalui perdebatan satu group dengan Universitas Mulawarman dan Universitas Muhammadiyah Surabaya. Dengan tema debat “Pencabutan Hak Ulayat untuk Kepentingan Umum” dan “Pemberian Remisi Bagi Terpidana Korupsi”. Di babak ini, Tim Unlam mampu mengalahkan kedua tim dan menjadi Juara Group.

Di babak delapan besar, Tim Unlam berhadapan dengan Tim

tiga Srikandi mahasiswi Fakultas Hukum Unlam, yaitu Fachrunisa, kartini dan yulia

agustina menorehkan prestasi nasional dalam perhelatan

lomba debat konstitusi antarmahasiwa Perguruan tinggi

Se-indonesia Regional timur yang diselenggarakan oleh Mahkamah konstitusi Ri (Mk Ri), bertempat di Universitas Surabaya, 24-26 Mei

2015 lalu di Surabaya.

Tim Debat Konstitusi

Unlam, Juara III

Lomba Debat Nasional

Unhas Makassar. Perdebatannya mengambil tema “Pendanaan Parpol dari APBN”. Sesuai dengan undian yang dicabut di hadapan Tim Juri, Tim Unlam berada di pihak kontra, sementara Unhas berada di pihak pro. Bertemu tim berat seperti Unhas, Tim Unlam tak gentar dan mampu mengeluarkan argumentasi-argumentasi cerdas secara konstitusional. Hasilnya, Unlam unggul atas Unhas dan masuk empat besar.

Di babak empat besar, Unlam bertemu Ubaya yang juga tuan rumah. Tema yang diperdebatkan adalah “Peradilan Khusus Pemilu”. Dalam empat besar ini, lima orang juri menyatakan Tim Ubaya unggul atas Unlam dengan komposisi juri 3:2 untuk kemenangan Ubaya. Ubaya maju ke babak final melawan Unair, sementara Unlam maju memperebutkan tempat ketiga melawan Universitas Udayana.

Melawan Udayana, Unlam tampil lebih hati-hati dengan tetap mempertahankan argumen terbaiknya. Perdebatan itu sendiri dengan tema “Alokasi Dana Desa”. Kesungguhan Tim Unlam berbuah manis, Unlam memenangkan

perdebatan ini dan berhasil menyabet Juara III.

Dalam sejarah perlombaan sejak 2006, baru kali ini Tim Unlam mampu sampai pada tahap ini. Ini semua berkat usaha yang kuat, serta bimbingan dari dosen-dosen kami. “Pak Rifqi Karsayuda sejak awal membatu kami dalam membuat makalah dan menyusun argumentasi dalam tiap tema yang akan diperdebatkan. Kami sering menelpon beliau berjam-jam untuk berkonsultasi sebelum tampil dalam debat,” ujar Kartini, satu dari tiga mahasiswa yang menjadi bagian dari tim ini.

“Pak Ichsan Anwary di tengah kesibukannya sebagai Wakil Dekan I FH Unlam juga selalu memberi arahan dan motivasi. Beliau juga terus mendampingi kami hingga ke Surabaya,” timpal Fachrunnisa dan Yulia, anggota Tim yang lain.

Selanjutnya, tim ini akan bertanding dalam lomba debat tahap nasional yang mempertemukan 4 besar Tim Debat dari setiap regionalnya. Pertandingan itu akan berlangsung di Jakarta. Semoga sukses selalu. (redaksi)

Secara rutin setiap tahunnya MK RI melaksanakan lomba debat konstitusi yang dilakukan dalam dua tahap,

yaitu tahap regional dan nasional. Untuk tahun ini, tahap regional dibagi dalam tiga regional, barat, tengah dan timur. Masing-masing regional berisi 24 tim dari 24 PT. Unlam berada pada regional timur bersama 23 tim debat dari berbagai PT di kawasan ini, antara lain Universitas Airlangga, Universitas Brawijaya, Universitas Hasanuddin,

30 Edisi 3 Mei - Juni TAHUN 2015 31

TEROPONG KAMPUs P R E s T A s i

NEWS

Page 17: Prof M P Lambut: Unlam Harus Lebih Cepat - ulm.ac.idulm.ac.id/id/wp-content/uploads/2015/06/UNLAM-NEWS-III-TAMPILAN.pdf · Konsultan perencanaanya sudah ditetapkan dan segera bekerja.

32 NEWS