KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

173

Transcript of KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Page 1: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU
Page 2: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Marietna 27 0kt 2010

FIRDAUS

Membuka memori berjuta kenangan…

Tersesat dalam mimpi dan tak bisa kembali

Membanjiri sukma dan nikmat

Tak bergeming oleh dosa

Menembus jutaan hari…

Tuhan menghardik nasibku

Melecut menghantam hatiku

Kemanakan harus kuhadapkan muka?

Malu pada dunia yang berputar

Memercik disudut mata

Air dari beningnya kehidupan

Tersentak dari tidur panjangku

Hitam,,,Pekat,,, Mengikat

Tuhanku,,,,

Ulurkan tanganmu..

Sambut aku dari jurang beracun ini

Bawa aku tersenyum dan menari

Didalam Firdaus Mu

Page 3: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Marietna 26 0kt 2010

BUMI

Apa maksud dari marahmu wahai bumi?

Mencengkram kami oleh takut dan putus asa

Tak cukup jua puasmu akan darah –darah kami

Kami tau,,kami hanya untaian debu di genggammu…

Bumi…..

Mungkin tak kami sadari lelahmu,,,,,

Mungkin tak kami takutkan gertakmu…

Mungkin tak kami hiraukan murkamu…

Tangan tangan serakah dan liar itu robek senyummu

Mesin –mesin tak kenal lelah kuras impianmu..

Bengis mereka tertawa di atasmu

Kami tau itu bumi…

Bumi,,,???

Jangan lagi buat negeriku menangis oleh jentik jemarimu

Cukupkan darah dan tangis kami untukmu,,,

Tuk puaskan murkamu pada kami….

Bumi….

Maafkan kami yang salah ini,,,,

Page 4: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Marietna 28 okt 2010

HEPAR

Kadang harus ditempa oleh siksa

Kadang harus disisir oleh perih

Kadang harus bermandikan air mata

Hepar….

Sebuah rahasia dari setiap jiwa

Mengubur hasrat-hasrat tersembunyi

Bahagia atau duka,,,

Hepar…

Hanyalah seonggok darah dan danging

Membusuk karna dosa dan lara

Bercahaya karna iman dan taqwa,,,

Hepar…

Jadikanlah permata hidupmu

Agar firdaus tersenyum padamu…

Hepar…..

Page 5: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Marietna 24 okt 2010

DESEMBER KELABU

20004…

Menusuk mendengar kata itu…

Berderap luka kurasa

Beribu sepi menyiksa hati

Desember…..

Bisakah kau menguap dari dunia ini?

Kejammu tak terlupa

Menghilangkan raut-taut kebahagianku

Ya….

24 desember 2004

Kau rebut panutanku

Kau hancurkan perisaiku

Kau sirnakan anganku

Kini,,,,

Berpuluh windu tlah kulewati

Berjuta kisahku ingin kubagi untuknya

Harusnnya kau duduk disini

Memangku aliran darah sucimu…

Ayah….

Page 6: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Banjarbaru, 15 oktober 2010

KEHILANGAN

Relung kosong tak berhuni

Bagai kesturi tanpa biji

Kosong melompong

Sunyi…. Sepi….

Kutatap dinding hitam

Polos tak berwarna

Gelap… seakan tak ada,

Cahaya penerang memancar

Hatiku beku

Dingin, melebihi dinginnya kutub

Rasa dihati tak menentu

Bergejolak bak ombak dilaut lepas

Tak mampu lagi

Raga menopang tubuh penuh dosa

Seribu maaf tak mampu

Hapuskan salah dan khilaf

Kini diriku sendiri

Karena ku tlah kehilangan

Dirimu kekasih yang ku cinta…

September 2010

Page 7: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

BUNGA

Mawar, melati…

Kemboja, kenanga…

Banyak rupa, penuh warna

Indah nama, penuh pesona

Itulah bunga….

Siapa pemilikmu wahai bunga..?

Bunga….

Harapku, kau terus mekar sepanjang masa

Kokoh, cantik, bercahaya

Meruntuhkan angkuhnya sinar purnama…

Page 8: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

KAU DAN PENGABDIANMU

WAHDIAH

KAU…

SEBONGKAH SOSOK YANG PERNAH HADIR DIHATI KAMI…

KAU…

BAGAI SETETES EMBUN DIPAGI HARI,

MEMBASAHI TANDUSNYA GURUN KEHIDUPAN KAMI…

SEUNTAI KASIH TLAH TERJALIN,,,

DARIMU… UNTUK KAMI….

SECERCAH HARAPAN CINTA MENAUNGI KAMI

KAU….

SEORANG AYAH DENGAN ANAK YANG BERJUTA JIWA,

BERJUTA WARNA…..

NAMUN KAU….

TETAP TEGAR, MERELAKAN DIRI, MENDIDIK, MEMBINA, DAN MEMBELA KAMI

SEKARANG,,, WAKTU TLAH BERLALU….

BERJALAN MERAMPASMU DARI KAMI

KINI,,, KAU INGIN PERGI MENINGGALKAN KAMI…

TANPAMU,,, KEMANA LAGI KAMI HARUS MENGADU…

TANPAMU,,, KAMI KEHILANGAN JIWA “SELAMAT PAGI”………..

Banjarbaru, 13 september 2010

Page 9: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

September 2010

“Ummi Ku Sayang”

Memancar sang surya

Bersinar cahayanya

Begitulah berseri

Wajah Ummiku sayang

Aku sayang Ummi

Ummiku sayang Ummi

Bila pulang sekolah

Ummi sambut kami

Sembahyang bersamamu Ummi

Alhamdulillah….

Ummiku kaulah srikandi

Berkorban slalu untuk kami

Ummiku kau pelita hati….

Page 10: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Banjarbaru, 25 Oktober 2010

Dasimah

SAYANGILAH

Bulu – bulu halus di tubuhmu tak terawat

Tubuh yang kurus layu lemah terkulai

Dibalik keringnya wajah sendu sunyi

Suara lucu haus kasih sayang belaian

Kau tatap jalan kemana melangkah

Kau tetap barjalan tanpa arah

Kasihan dalam jiwa terdalam

Adakah jawabannya ?

Mendekat mengharap iba rembulan

Meratapi rona kehidupan

Tertatih tanpa bosan kerinduan

Hinaan kebencian tak berakhir keindahan

Tak pantaskah sinar kedamaian abadi

Taburkan kepedihan nalurimu

Tak pernah ada rasa peduli

Kau kau menjauh berlalu pergi

Kau hanyalah kucing ciptaan Tuhan

Penghibur jiwa yang gersang

Berharap disayangi berangan kelembutan

Jangan pernah disakiti

Page 11: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Banjarbaru, 26 Oktober 2010

Dasimah

TOBAT

Kliat cahaya membelah angkasa

Diiringi halilintar yang menyambar

Kristalpun berjatuhan ke bumi

Disambut pepohonan yang bersenandung

Kalimat syukur tiada tara

Masih ada kehidupan indah

Penuh liku – liku dalam ujian

Menghantarkan penyesalan membias

Titik noda mewarnai senyuman

Dusta munafik meruntuhkan hati

Membuka hati yang kelabu

Waktu waktu mulai bersinar

Putih cinta untukMu

Dengan saksi alam semesta

Aku kembali ke jalanMu

Page 12: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Banjarbaru, 26 Oktober 2010

Dasimah

AYAH

Lantang suaramu menggairahkan hidupku

Menyejukkan hati yang berambisi

Di wajahmu ada cinta untukku

Senyuman takluk taburan bintang

Sempurna mewarnai kehidupan

Jauh mata memandang mentari

Aku tak sanggup

Mendengar malaikat simponi kasih

Sungguh tiada daya menghantarkan

Gerakan bibir memanggilmu

Ayah Ayah tercinta

Tanpa hadirmu dunia sepi

Sunyi tak berarti dalam kesedihan

Tapi Ayah ...

Aku setegar karang di lautan

Sekuat semangat membaramu

Mencapai harapan impianmu

Ayah rembulan masih tersenyum

Tersenyum untuk tali kasih yang terpatri

Meskipun alam terpisah fana

Kau selalu hidup dalam hatiku

Page 13: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Banjarbaru, 26 Oktober 2010

Dasimah

PECUNDANG SEJATI

Kegelapan menyerah tanpa arah

jauh di relung hati ada duka

Kenangan mengharukan harapan sirna

Berjuta impian terhapuskan waktu

Langit hitam di jiwa

membutakan pelangi kegalauan

Bumi berteman malam sendiri

hancur berkeping tak peduli

Aku pasrah menyerah

Berhenti berjuang mata batin

Angin berlari menyapu pagi

Hilang ditelan kecewanya embun

Pecundang sejati menutup cerita

Tiada arti penyesalan tak berujung

Dalam butiran bening di pipi

Kasih tak sampai selamanya

Page 14: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Hilang Bagiku

Banjarbaru, 27 September 2010

Dewi Nuf

Dingin menyelinap pilu

saat kabut-kabut persahabatan itu tlah menghilang

sirna diterjang panasnya cahaya matahari yang lebih gemerlapan

Di antara sesaknya hari yang panas namun kelabu

Hujan ikut bersemarak dengan gemerincingnya

laksana dewi durga dengan gelang kakinya

Menciptakan rintihan perih

Dingin menusuk

Dingn simpati

Kemanisan wajahmu tingkahmu yang imut

Semua tak ada artinya

Saat persahabatan yang tercipta kau buang begitu saja

bagai sampah tiada berguna.

Page 15: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Topengmu

Banjarbaru, 28 September 2010

Dewi Nuf

Wajah imut nan manis

Kini nampak sedingin es

Keluguan merayu

Menyeret arti yang palsu

Begitu apik rapi

Terhimpun erat dan sunyi

Menenggelamkan jutaan pandang

Pada satu titik kata kekang

Terhanyut pada kelembutan

Terlarut pada bisikan

Tanpa sadar itu tebal

Tanpa sadar itu Kental

Kemanisan terselubung

Kelembutan menghadang

Semua tlah terkuak Dan mencipta rasa muak

Tatap sayu kini bagai sembilu

Suara merdu kini bagai aum harimau

Yang tersembunyi

Bom waktu memecah sunyi

Page 16: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Noda Hitam

Banjarbaru, 29 September 2010

Dewi Nuf

Sejuknya menyerap dikulit

Memandu perasaan lembut

Dinginnya menyadarkan

membakar kelalaian

di antara gelap ini

kuharapkan setitik cahaya suci

Seberkas sinar kerelaan

untuk titik-titik hitam kehinaan

Tak berdaya menyerah menitik dikegelapan nan pekat

mengharap kunang-kunang mendekat

Wahai pemilik kasih sayang

Pantaskah kubertemu denganMu

Kubagai titik hitam pada putihnya rahmatMu

Mengharu biru atas kekhilafanku

ku terdampar jauh di daratan mati

Bersimpuh dalam keheningan

Berharap kau buka ampunan

Membasuh noda-noda kegelapan

Mengganti dengan cahaya keimanan

Page 17: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Untuk Negeri

Banjarbaru, 13 Oktober 2010

Dewi Nuf

Air beriak tenang

Mengalir sepanjang pematang

Daun luluh membawa keringat

panas terik membakar menyengat

Burung hinggap dari pucuk ke pucuk

Berceloteh bagai bayi mungil

Angin menari membawa kabar

Salam bumi pada tanaman menjalar

Kau ayunkan canngkul sekuat tenaga

Tanah itu tlah rapi dan merata

Butir-butir kehidupan kau tebar

Sambil berdo`a dan bersyukur

Berwaktu tlah berlalu

Kini saat tlah tiba

Kuning keemasan mulai merona

Siap di tuai memenuhi pangan negeri

Terimakasih pak tani

Karenamu tertanam padi

Karenamu pangan cukup tuk negeri

Page 18: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Arti Sahabat

Banjarbaru, 22 Oktober 2010

Dewi Nuf

Tak sesibuk Ekonomi

Dengan rumus-rumus dagangnya yang menguntungkan

Tak memusingkan bagai matematika

Dengan perhitungan yang mematikan

Bukan seperti kimia

Yang memerlukan penelitian yang akurat

Tak seserius PKN

Dengan Undang-Undang dan tatanan pemeritahan

Tak sepadat Fisika

Dengan Rumus-rumus ketetapan

Serta bukan seni

Dengan berbagai keragaman budaya

Tapi kita adalah sejarah

Penuh kenangan dan memori

Setiap pertemuan adalah pencerahan

saling berbagi dan mengisi

Penuh makna yang berarti

Takkan lekang walau diterpa waktu

Selalu hadir dan hangat diingatan

Takkan tergantikan dalam perjalanan hidup

Page 19: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Paulina Rohana Simatupang

Karena Aku

Senyumku tak berarti bahagiaku

Tawaku tak berarti riangku

Luka dibalik senyum

Risau dibalik tawa

Luka karena salahku

Risau karena bodohku

Banjarbaru, 5 Oktober 2010

Page 20: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

DIAM

Tak akan kuucapkan

Tak akan kukatakan

Ku hanya akan diam

Tak akan pernah kunyatakan

Tak akan pernah kugoreskan

Yang kulakukan hanyalah diam

Kan kulakukan dalam keheningan

Tak akan ku lari

Tak akan pula kuhindari

Namun,

Tak akan ku umbar

Tak akan kutampakkan

Tak akan pula kucurahkan

Agat tetap terjaga

Agar tetap suci

Agar tetap abadi

Banjarbaru, 22 Oktober 2010

Megawati

Page 21: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

IZINKAN AKU

Tuhan...

Izinkan aku menulis bait-bait indah dihatiku

Untuk dia yang telah menaklukan hatiku

Seulas senyum itu menggoda mimpiku

Memberikan kebahagiaan dihari-hariku

Indah terasa dunia dengan senyuman itu

Tuhan...

Aku bahagia bersamanya

Waktu seakan berjalan lambat tanpanya

Jantungku pun berdetak lebih cepat

Saat bersamanya...

Tuhan...

Aku jatuh cinta...

Jangan biarkan perasaan ini semu

Izinkan aku untuk selalu bersamanya

Bersatu di dermaga yang sama

Mengarungi samudera kehidupan

Bersama selamanya...

Karya: Siti Zubaidah

Banjarbaru, Oktober 2010

Page 22: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

JALAN HIDUP

Ku kikis pagi dengan senyuman

Hangat nya mentari menghangatkan tubuhku

Berharap ku dapat apa yang ku inginkan

Dengan semangat ku sisihkan waktu

Ku lawan zaman

Tak ku pedulikan mentari menyambar kulitku

Tetap tegap ku langkahkan kakiku

Menuju impian dan harapan

Di masa depan

Mengapa manusia selalu mengeluh

Tak tahukah ini semua adalah jalan hidup

Semua ada yang mengatur

Dan semua ada yang menjalankan

Datang pergi...

Senang sedih...

Sehat sakit...

Tua muda...

Hidup dan mati...

Page 23: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Karya : Siti Zubaidah

Banjarbaru, Oktober 2010

CAHAYA-MU

Ku larut luruh dalam gelapnya malam

Hening tak terdengar suara

Kosong ku rasa semua

Hilang ditelan hitamnya malam

Perlahan ku kikis bayang hitam itu

Ku terobos gelapnya malam

Terkatung-katung ku berjalan dikegelapan

Mengapa?

Mengapa tak ku temukan setitik cahaya dikegelapan ini?

Aku takut...

Aku takut sekali tenggelam dikegelapan ini

Aku takut terbelenggu hitamnya malam

Tuntun aku menuju cahaya-Mu

Jangan lepaskan aku dari pandangan tajam-Mu

Ya Allah….

Page 24: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Bangun...Bangun...

Bangunlah hai jiwa yang terpuruk

Jangan biarkan gelap menyelimutimu

Jangan kau biarkan jiwamu tenggelam dalam kegelapan

Membelenggumu di tempat yang tak berujung

Waktunya bangkit

Hai jiwa-jiwa yang terbuai

Hapus gelap itu dari mimpimu

Dan berjalanlah menuju cahaya terang

Yang akan membimbing menuju hidup yang nyata

Yang sebenarnya...

Page 25: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Karya: Siti Zubaidah

Banjarbaru, Oktober 2010

Cerita setitik rinai

Tirai langit mulai membuka

Membawa rinai bermain lincah

Melompat girang memeluk harumnya bumi

Semesta itu ternyata bijak

Biarkan musim tak hanya terik

Tapi jua sejuk dari rintik berirama

Biar alam tak kerut oleh panas masa

Rinai kecil itu berkejaran…memburu

Beranjak meninggalkan kelabu awan

Menyingkap kelamnya tabir penutup cahaya

Berlomba menyatu bersama tanah

Hujan itu indah

Meski awalnya berkawan mendung

Meski datangnya dikawal kabut kelam

Namun…hujan itu tetap indah

Hadirnya ciptakan warna warni atas selendang pelangi

Membuka semburat yang sempat tertutupi

Sungguh, rintik itu mampu membingkai pesona marcapada

Bahkan mayapada….

Page 26: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Banjarbaru, 15 oktober 2010

Mariyana

Perjalanan kotaku

Hampir tak ku kenali rupa itu

Meski harumnya masih sama

Tapi geliat masa buatnya bersolek

Tertutupi oleh gerus yang tak ku sadari

Meski olak itu tetap sama

Dan riak barito tetap di sana

Tapi tak kurasa lagi tenangku

Aku merasa beda di tanah lahirku

Aku merasa hilang di pusaran arus waktu

Hampir tak kudapati lagi kenanganku

Bahkan dongeng perahu naga,rapuh…

Seperti siring terkikis hantaman barito

Memudar bersama debu bernama modernisasi

Entah…masih juakah kudapati lagi

Jingganya cakrawala di hulu kotaku

Hangatnya sambut dari hilir yang mengesankan

Dan aku merindukan itu….

Page 27: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Banjarbaru,20 Oktober 2010

Mariyana

Kehilangan

Senyap menundukkan daya

Ketika kebisuan menghadang tanpa permisi

Dan hati ambruk seketika dalam pikir tak berarah

Tegar itu lepas…

Entah kemana perginya tak jua pamit

Hingga tangis tak lagi tertahan

Menyeruak tanpa ampun

Pikir ini rancuh

Kebingungan dalam bolak balik memori

Kadang terdiam…

Kadang berlari tak menentu

Entahlah…

Asa pun tak lagi mampu berdiri sendiri

Roboh dalam raung tak henti

Mengantar pilu dalam duka

Tak jua senyum mampu tercipta

Ketika gores menyayat perih

Meski masih ada harap tak berkawan

Namun percuma…ketika tegar tak jua kembali

Page 28: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Banjarbaru, 15 Oktober 2010

Mariyana

Renung dari Mentawai

Barat Indonesia berguncang

Ombak yang tadinya kawan kini menyerang

Coba robohkan benteng terluar Indonesiaku

Ubah tenang menjadi raung

Mentawai…primitif yang sembunyi dari masa

Pesisir indah tanpa cela

Alami yang tak terjamah tangan – tangan modernisasi

Kin rancuh oleh hentakan tak terprediksi

Sahabat,terpikirkah amuk itu?

Tatkala sejuk yang didapat telah ubah

Ketika damai yang kau rasa menjadi erang

Dan ketika duka itu hadir tanpa permisi

Menelusup diantara riak-riak tawa kita

Mungkinkah sejarah sudah terlupa?

Hingga tanah adat tak lagi terkuasai

Dan amuk itu kini kembali menghantam

Tersadarkah kita akan tegur itu?

Atas frekuensi yang tak jua terhitung

Sahabat,andai detik itu masih di sini

Ketika sejuk masih milik kita

Ketika ombak masih antarkan selancar kita

Tak perlu ada tangis di reruntuhan

Tak lagi ada kehilangan di antara hempas gelombang

Page 29: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Banjarbaru,31 Oktober 2010

Mariyana

Duka Yogyakarta

Merapi itu terbangun dari lelapnya

Hibernasinya telah usai

Da kubah itu terkuak

Ciptakan kepul yang menggumpal

Merapi itu tak lagi seramah dulu

Kabutnya sudah berubah jadi awan panas

Menguap ke langit lalu turun ke bumi

Tergelincir lewat lereng tak henti

Mengubur jiwa-jiwa yang sujud

Mungkin merapi itu bosan

Mungkin jua lelah tak tertahan

Ketika tangan dingin menjamah alaminya

Atau dia rasakan murka sang pencipta?

Ketika jiwa-jiwa itu berpaling dari-Nya

Ketika sujud tak lagi maknakan khusyuk

Tegarnya merapi terusik kafilah tak berhati

Lembah-lembahpun berguncang

Seimbangkan ritme lereng yang berdebu

Tebarkan duka di negeriku

Sadarkah engkau wahai kawan?

Akan alpa yang kita lewatkan

Akan khilaf yang menjadi…

Page 30: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Banjarbaru,28 Oktober 2010

Mariyana

Catatan Mahameru

Harum masih tercium dari lembah mandalawangi

Deskripsikan anggunnya semeru

Bersama kabut di puncaknya

Bersama edelweis di lereng tak terjamah

Berawal dari sambut hangat ranu pani dan ranu regulo

Terukir pesona hingga ke ranu kumbolo

Menyusur bukit terjal dari tapak ke oro-oro ombo

Dengan padang hijau terhampar

Dengan lereng terhias pinus menawan

Sempurnakan relief yang tercipta

Mahameru…mengukir legenda

Puncaknya dewa atas perjalanan Brahma dan Wisnu

Penyampai pesan bumi untuk mayapada

Dan jonggring seloko…terbentuk indah

Puncak kekuatan yang tersimpan

Lahar yang tertutupi rindangnya cemara

Dari balik gunung kepolo…

Dan Gie membukukan di akhir nafasnya

Bersama senyum bangga kebebasan…

Page 31: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Banjarbaru,22 Oktober 2010

Mariyana

Halau-Halau

Semburat jingga jelaga menyatu bersama kabut

Terbuhul rapi di puncak meratus

Menyisakan legenda yang terlewat

Tentang dewa dan roh bersemayam

Tentang pelarian komunis atas lascar kesultanan

Tentang puncak gaib dari seratus gunung

Puncak itu masih tegak berdiri

Mengisahkan singgasana maharaja dan bunian

Tentang tanya yang belum jua terjawab

Lalu…tertutupi oleh selimut daun-daun

Puncak itu masih seperti itu

Elok dengan pesonanya

Menyimpan rapat misteri di pundaknya

Tentang pertapaan datu Ayuh

Tentang sumpah yang tenggelam bersama mata air

Janji yang terikat nining bahatara

Semburat jingga jelaga menyatu bersama kabut

Mengawal kelam merasuk hening bukit-bukit

Sembunyikan adat yang hamper tak disadari

Dari pijak yang tak jua dimengerti

Tentang endemik di puncak meratus

Page 32: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Banjarbaru,23 Oktober 2010

Mariyana

Sajak Untukmu

Dengarlah sajakku

Syair alam yang kupetik malam ini

Lewat desir hening

Lewat kemilau ratu malam yang purnama

Dengar nyanyiku

Bincang burung yang kubukukan dalam lirik

Kurangkai lewat notasi embun pagi

Biar sempurnakan nada-nada sumbangku

Biar tak sekedar bising

Lihat sketsaku

Lukisan semesta yang kubawa bersama ilalang

Kusapukan dalam kanvas kesederhanaan

Biar kokohnya tebing terimbangi

Rasakan gerakku

Roh bumi yang kudeskripsikan lewat kepak angin

Nafas-nafas hijau yang berhembus merayu

Dan selendang pelangi yang terjalin kontras

Menuntun tiap tapak meniti di warnanya

Meski tak jua mampu hapus kenangan tentang hujan

Dan aku tahu…kamu rindukan itu!

Page 33: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Banjarbaru,24 Oktober 2010

Mariyana

Setapak Jalanku

Ku sadari….

Tak selamanya melodi itu harmonis

Ketika not-not itu kumainkan

Ternyata ada sumbang di nadanya

Dan ku akui…

Ternyata di jalan ini ada yang menghadang

Terjal yang kupijak tak selamanya bersahabat

Dan tak selamanya mampu ku bertahan

Kini kurasakan riak-riak gamang

Bimbang atas hati yang kujaga

Pilihan yang tak mampu ku ukur

Bahkan lewat jemari pikirpun aku tak sanggup

Andai aku bisa maknai tiap baris yang kubaca

Andai aku bisa rasakan tiap jejak

Mungkin aku tak begini

Tapi, apalah arti khayalku?

Ketika yang kudapat tak seindah mimpiku

Biarlah…mungkin ini buatku belajar

Biar tak kudapati lagi gerutuku

Dan tangis pergi selamanya

Page 34: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Banjarbaru,4 Nopember 2010

Mariyana

Antara kini dan masa lalu

Perjalanan ini tak berujung

Seperti berkubang di labirin waktu yang kosong

Dan ternyata tak mudah melewatinya

Tak semudah bayangku meniti lengkung pelangi

Atau mungkin aku tersesat?

Tersuruk dalam lembah detik tak terukur

Tapi mungkinkah aku tersesat di benakku sendiri?

Entahlah…nyatanya tak mampu kutemukan portal itu

Pembatas antara kini dan masa lalu

Aku memang sudah kehilangan arah

Aku tak lagi punya peta apalagi navigasi

Terombang ambing dalam deskripsi sendiri

Dalam kontruksi pikir yang rancuh

Tak lagi mampu batasi nyata dan mimpi

Tak lagi bisa pisahkan kenangan dan fakta

Atau mungkin kubiarkan saja begini?

Terus tenggelam dalam dimensi tak dimengerti

Lalu biarkan tapak tak peduli petunjuk jalannya

Hingga aku terus terlupa akan sejatiku…..

Page 35: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Banjarbaru,5 Nopember 2010

Mariyana

Ayah

Sosok itu masih sama

Tetap saja begitu

Teduh dalam bijaknya

Beku dalam amarah tak terarah

Aku masih saja mengaguminya

Masih teguh dengan baktiku

Mengiring cita dari harapnya

Mematri mimpi bersama waktu

Sosok itu masih sama

Diam dalam renung yang tak ku mengerti

Biarkan dirinya bergelut sendiri

Menimbang tiap skenario-skenario hidup

Biar aku tak salahi lakonku

Biar tak terbuai hiruk pikuk masa

Dalam geliat manja….

Page 36: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Banjarbaru,22 September 2010

Mariyana

Refleksi dalam pagi

Malam semakin surut

Mengantar purnama turun dari singgasana

Kabutpun turun mengepung marcapada

Mengawal mentari menggantikan bulan

Mungkin purnama meditasi sejenak

Sedikit refleksi atas hadirnya

Biar tak buat kecewa bintang

Biar mentari tak pongah atas sinarnya

Malam semakin surut

Tegaskan semburat pagi yang merekah

Menyapu kelam lewat biru tenang

Mengarak awan dari keteduhan yang tersimpan

Biarkan kokok menyambut kehangatan cahaya

Malam semakin surut

Ketika jiwa-jiwa itu terbangun

Hening dalam sujud

Senyap ditakbir bersama sejuknya embun

Page 37: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Banjarbaru,15 Oktober 2010

Mariyana

Hening Memory

Masih saja aku tak lena di ujung malam

Membolak balik naskah perjalanan masaku

Mengolah persepsi dari segumpal pikir

Mematut impian dan fakta

Resahpun tak jua enyah didiriku

Menimbang episode-episode lalu

Ciptakan sesal atas bimbang

Kadang aku terbakar ego

Lupakan nurani hingga raga letih sendiri

Atau kadang jauhkan hati

Hingga rasa terombang-ambing

Hanyut tak tentu arah

Mungkin harusnya aku diam

Sejenak terpaku dalam renung

Rasakan sedikit rasaku

Biar tangis tak malu menyapaku

Biar bisaku tak jadi biasa…

Page 38: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Banjarbaru,28 September 2010

Mariyana

Tunas Bangsa

Senyum polos situ

Untaian kata yang lugu

Canda tawa yang tak berbatas

Keringat bau tak berdosa

Bola mata yang penuh harap

Bola mata yang penuh mimpi

Mereka adalah tunas bangsa

Tak kan ku biarkan mereka sia-sia

Karena kuingin mereka

Kan jadi manusia seutuhnya.

Page 39: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Afdah

Bajarbaru, 27 Oktober 2010

Sariawanku

Hadirnya dirimu begitu menyiksaku

Makanan terasa batu

Minuman terasa duri

Seyumpun sulit tuk terbit

Untaian kata juga sulit tuk terucap

Mengapa kau datang lagi padaku

Kau sungguh menyiksaku

Apakah aku ada dosa?

Apakah aku ada khilaf kata?

Tapi ku kan ikhlas

Mungkin kau adalah teguran Allah bagiku

Agar aku tak banyak kata,tak banyak cela, tak banyak dusta

Terima kasih atas hadirmu

Sariawanku ……..

Banjarbaru,17 oktober 2010

Page 40: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Maafkan Hati Ini

Hati ini telah lama sakit dan hampir mati

Tak ada ruang yang bisa dimasuki

Tak ada tanda kehidupan dan cinta

Warnanya pucat dan tak berdarah lagi

Namun tak kusadari ada darah yang mengalir ke hati ini

Dengan hangat darah itu meresap ke ruang-ruang hati yang beku

Ruang hati yang hampa ……….

Perlahan hati ini hangat

Perlahan hati ini hidup kembali…..

Darah yang kau beri bawakan sari-sari makanan cinta

Bawakan oksigen kasih…..

Namun darah itu tak sanggup tuk buang penyakit lama

Penyakit yang menyiksa hati ini

Kini hati ini sakit lagi

Sakit yang tak bisa terobati dengan darah yang kau alirkan

Hati ini tak ingin kau tercemari

Karena kau darah yang sungguh berarti bagi hati-hati yang lain

Maafkan hati ini yang perlahan mulai menolakmu

Maafkan hati ini yang tak bisa memberimu apa-apa

Terima kasih untuk darah hangat penuh cintamu……..

Terimakasih atas hidup yang sempat kau berikan pada hati ini……

Banjarbaru, Oktober 2010

Perlahanku Harus Pergi

Page 41: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Kau adalah yang kucinta

Kau adalah nafasku

Jantungku mungkin berhenti tanpamu

Otakku tak dapat berpikir tanpamu

Jiwaku ada dalam tatapan matamu

Tapi kau tak tahu semua itu

Hanya aku yang tahu

Hanya aku yang merasa

Tapi tak pernah ku ungkapkan lewat bahasa

Bahkan matakupun hampir takut tuk bicara semua

Hasratku menjadi bagianmu

Adalah naïf

Kau tak tahu akan cintaku

Cintaku memang salah untukmu

Kutakut kau tahu cintaku

Tapi kutakut tuk jauh darimu

Tapi…..kini ku sadar sudah tiba waktunya

Aku harus pergi

Pergi meninggalkan cintaku

Cinta yang tak kan pernah terwujud

Cinta yang hanya akan terkubur di hatiku.

Banjarbaru, 7 Okt., 2010.

Page 42: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Akhir Cerita Kita

Biarpun cerita kita pernah tertulis di diary cinta

Namun ruang dan waktu tlah memisahkan kita

Biarpun kau pilihan hatiku

Namun kau bukan yang terpilih

Biarlah...

Biarlah cerita kita hanya legenda

Biarlah kuikhlaskan semuanya

Karena memilikimu itu,

hanya mimpi belaka

hanya angan yang tak mungkin tercapai

hanya asa yang tak dapat dikejar

hanya impian yang membelenggu

Banjarbaru, 14 Oktober 2010

Musfi Rosmaini

Page 43: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Diary Bunga

Kemarin...

Buana pernah tak bersahabat dengannya

Sang bayu enggan membelai

Dan awan berarak menjauh

Panas pun menghadang

Hingga bunga itu menjadi layu

Layu..

Bahkan hampir mati

Namun, hari ini sang rinai hujan berkirim kabar

Hingga bunga mulai bisa tersenyum bahagia

Hingga bunga mulai bisa berwarna

Kini...

Bunga sadar

Masih ada rerumputan yang menemaninya

Masih ada embun yang menyusup hingga bergelombang lautan hati

Masih ada lebah yang menantinya

Inilah saatnya bunga bersemi kembali

Banjarbaru, 14 Oktober 2010

Dari: Musfi Rosmaini

Page 44: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Kerinduanku

Ketika sang surya hampir terbenam

Merah merona warna lembayung senja

Menggoda dengan kehangatannya dan seberkas senyum

Nyatakan kasih sayangnya pada dunia

Ku terpaku memandangnya

Seolah seberkas wajah tampak dalam merahnya awan

Wajah yang membawa senyum kesejukkan dan ketenangan

Itulah wajah dan senyum yang slalu kuharapkan

Yang kuimpikan untuk bisa bersamanya

Itulah harapanku

Yang kujaga setiap waktu

Banjarbaru, 11 Oktober 2010

Dari: Musfi Rosmaini

Page 45: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Tentang Rasaku

Kau hadir disaatku kesepian

Kau hadir disaatku bimbang

Kau hadir disaatku goyang

Kau oase disaatku kehausan

Kau iringi jalanku dengan keindahan

Kau iringi setiap langkahku dengan kedamaian

Kau iringi setiap jejakku dengan perhatian

Namun,

Rerumputan berbisik,

Bunga-bunga ikut berteriak

Air pun beriak

Hingga aku sadar keadaan

Rasa itu tak boleh hadir

Asa itu tak boleh mampir

Karena aku tlah bersamanya

Karena aku tak boleh egois

Karena aku tak boleh menyakiti

Kamu dan dia

Banjarbaru, 17 Oktober 2010

Musfi Rosmaini

Page 46: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Tuk Mama

Ijinkan kuungkap semua rasa yang terpendam dibenakku

Lewat rangkaian aksara ini

Walau semua tak mungkin tergenapi

Mama,

Sudah 21 tahun ku mengisi diary cinta bersamamu

dengan tawa dan tangis,

dengan ketulusan kasihmu,

dengan keindahan rindu,

dengan ketulusan sayangmu,

dengan penuh pengorbananmu

Sudah 21 tahun ku menyempurnakan puzzle kehidupan bersamamu

Agar tak ada sekeping pun bagian puzzle itu hilang

Mama,

Disetiap hela napasku

Disetiap detak jantungku

Disetiap melodi yang dilantunkan

Kuukir sebuah asa

Kupatri sebuah obsesi terbesar

Kuingin memberikan yang terbaik dari apa yang kumampu

Kuingin memberikan yang terindah dalam hidupku

Kuingin mengembalikan senyummu yang tlah hilang karena penyakitku

Kuingin membuatmu bangga tlah melahirkanku

Meski kutahu tak banyak yang kubanggakan

Namun,

Page 47: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Semua asa itu kan kuwujudkan dalam nyata

Hanya seuntai doa yang kuharapkan darimu, Mama

Agar jalan itu terasa ringan

Agar asa itu tak goyah

Agar obsesi itu tak pudar

Mama,

Seutuhnya kan ku lakukan hanya untukmu

Tuk malaikat pelindungku

Sang mujahidah sejati

Dian yang tak pernah padam di hati

Simfoni yang tak pernah mati di sanubari

Ijinkan aku penuhi janji dari serpihan nuraniku ini, Mama..

Banjarbaru. 29 September 2010

Dari : Musfi Rosmaini

Page 48: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Salam Pagi

Pagi ini saat daun ketapang masih berserakan

Tanda belum ada tangan iba memungutnya

Ku dengar riuh bersahutan teriakan-teriakan

Memanggil penghuni asrama keluar dari kamarnya

Ketika bumi masih berselimut kabut

Hawa dingin menyergap raga yang pulas

Namun teriakan itu terdengar sangat ribut

Merontokkan sendi-sendi jiwa yang malas

Semua orang beranjak mengambil sapu

Berbaris rapi walau bukan latihan militer

Sambil memegang bilahan ijuk yang kaku

Teriakan pun terdengar kembali

Kala menyahut sebuah salam wajib tiap hari

“Selamat pagi!”

“Pagi!”

Sahutan itu berdentum beberapa kali

Penyemangat mahasiswa mengawali pagi

Page 49: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Ukiran Hati

Terbius hati ku oleh indahnya karya pemahat rupa

Selaksa puji pun tak akan mampu lagi terucap

Gugup terpana namun enggan berhenti menatap

Salah tingkah meluapkan gejolak gelombang rasa

Dia . . .

Adam sang pengukir senyum yang membuai hawa

Membawa hembusan semilir kala teriknya surya

Menyejukkan kekeringan yang berwulan melanda

Ukiran senyum itu memendarkan berjuta makna

Terketuk hati ku memendam meredam satu rasa

Entahlah itu apa

Sirnakan senyum itu andai itu hanya goresan beku

Sebuah sunggingan tanpa lensa yang fokus padaku

Tapi aku yakin

Duhai pengukir senyum yang begitu sakti

Senyummu adalah ukiran terindah dari lembutnya hati

Page 50: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Fenomena Pagi

Ketika mentari tlah mengguliat

Bangunkan seisi jagad yang sempat terlelap

Berarak arak semesta terbangun dari hitam kopi likat

Berganti temaram jingga dari timur cahaya

Fenomena indah yang sering terlupa

gerutu karena lelap yang ditantang

Dipaksa bergerak sendi sendi lelah

Meradang mimpi tak berujung senang

Hanya dapat tersenyum sumbang

Kita lupa....

Saat butiran embun sejukan kering dahaga jiwa

Kobarkan api semangat lewat percikan hangat

Lantunkan ayat ayat lewat kicau kecil nan khusyu

Pagi nan indah

Hanya dinikmati orang orang indah

Yang memandang hidup dengan indah

Dan bersyukur terhadap Zat Maha Indah

Nurhidayati

Page 51: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

KORUPTOR

Wajah wajah keras dengan rahang bergetar

Melontarkan kata kata tak beradap

Menghujam menindas menginjak jepit lusuh

Tanpa nurani teman jadi musuh

Sepatu mengkilat buatan import

Menginjak tanah dengan penuh angkuh

Menggilas bongkahan kerikil kerikil kecil

Hingga lumat jadi serpihan debu

Tebal kantong celana dengan sumpalan kertas

Topeng cantik tutupi muka muka bengis

Meringis melihat hati kecil menangis

Inikah gambaran negriku

Tikus tikus berdasi yang dielu elu

Merampas bulir padi dari tanah gersang

Menghianati negri hanya demi segenggam kacang

Nurhidayati

Page 52: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Kebersamaan Terindah

Hitam payung awan berselimut kabut

Menemani khayal ku yang kian hanyut

mengenang kebersamaan kita

Kebersamaan yang penuh kasih

saat berada di peraduan yang sama

Dengan satu tujuan seirama

Kebersamaan ini

Berwarna warni bagai pelangi

Walau harus tersapu malam

Namun keindahannya kekal di hati

Kebersamaan ini

Kebersamaan paling bermakna

Memikul beban beramai ramai

Tersenyum manis bersama sama

Ketapang tua

Saksi bisu kebersamaan kita

Kebersamaan Keluarga Asrama

Nurhidayati

Page 53: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Hilang

Yulyyana

Melodi tak jua terangkum indah di benakku

Meski aku coba rangkai tanpa batas

Mungkin aku tak lagi peka

Mungkin jua ku tak paham dengan nada

Yang terdengar…yang ku rasa hanya sumbang

Tlah letih ku raba not jiwa

Namun tak jua berarti….

Bukan…bukan ku tak belajar

Atau aku tak selami tiap lirik

Hanya saja aku tlah rapuh…

Tak lagi kenali bait perasaan..

Aku memang kuat…tapi itu pertahananku!

Aku memang tak menangis apalagi menggerung

Ketika aku kehilangan

Ketika satu persatu tinggalkanku

Lalu…menghapus tiap memori egoku

Tapi aku tetaplah aku

Dan akan kupertahankan benten pertahanku

Tetap tegar dan tak mau menangis

Banjarbaru, 16 oktober 2010

Page 54: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Akhir Kisah Sepenggal Jalan

Yulyyana

Dipundakmu tunas- tunas kecil kau panggul

Bersama sang ratu menyusuri notasi senyum

Menuju melodi yang ingin kelak kau senandungkan

Mengajari tunas –tunas kecil hitam putih pelangi

Mengajari tunas-tunas kecil wangi hujan

Mengecapkan madu keringat perjuangan

Hingga mengerti bagaimana menjalani hidup

Tapi mengapa begitu cepat kau meninggalkan tunas -tunasmu

Begitu pagi kubelajar merangkai nada sendiri

Saat nada yang dirangkai masih tercium sumbang

Hanya cukup hantarkan kita sepenggal jalan

Tak lagi tunas-tunas kecil ini kau panggul

Bersama sang ratu

Mengajari tunas-tunas kecilmu

Merapal melodi yang akankah dapat dititipkan

Kisah kita hanya sampai sepenggal jalan

Mungkin kisah kita hanya sepenggal jalan

Namun tunas-tunas kecilmu takkan menyerah

Walaupun kau tak ada lagi bersama

Tunas-tunas kecimu akan buktikan

Bahwa mereka akan menjadi pucuk yang besar

Agar kau bisa tersenyum

Agar kau bisa mendengar nada yang indah

Page 55: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Yang mulanya sumbang

Agar kau bisa bahagia

Menatap indahnya pucuk yang besar.

Banjarbaru, 6 oktober 2010

Page 56: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Semangat Kawan !

Yulyyana

Kawan ……

Perjuangan kita belum selesai

Masih banyak melodi yang harus dirangkum

Masih banyak titian yang harus kita lewati

Semangatlah kawan …..!

Mungkin sekarang kita hanya sebutir kerikil

atau….

Hanya sebutir pasir

Yang hilang terbawa derasnya ombak

Semangatlah kawan…..!

Jalan masih panjang

Melodi itu akan terus kita rangkum bersama

Dan akan kita senandungkan dengan indah

Titian demi titian akan kita lewati bersama

Mewujudkan cita-cita dan harapan

Banjarbaru, 22 oktober 2010

Page 57: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Harapan

Yulyyana

Bersama hujan dan panas

Yang kuhitung dalam hari lelahmu

Bersama sang ratu menyusuri notasi senyum

Menuju melodi yang kelak kau senandungkan

Tangis tunas-tunas kecilmu mengatakan

Inilah kebahagian

Bersama hujan dan panas

Yang kuhitung dalam hari lelahmu

Kau susuri tangga waktu

Merangkai hari demi hari

Mengucur peluh

Hari lelah yang indah

Bersama hujan dan panas

Yang kuhitung dalam hari lelahmu

Terselip harapan

Untuk tetap terangi hati

Sang ratu dan tunas-tunas kecilmu

Hingga sampai di penghujung lelah

Kau bisa tersenyum indah

Page 58: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Banjarbaru, 1 oktober 2010

Tugasmu Ayah

Yulyyana

Inilah singgasanamu

Berpayung mahoni

Ditingkahi angin damai Desa

Termashur bagimu

Setelah kayuhan yang terasa kian berat

Kau tetap semangat

Kaki gemetarmu tetap setia dalam kayuahan

PRmu masih banyak

Melodi indah harus kau rangkum

Dan kau senandungkan

Meniti bait-bait yang terlupa

Spasi panjang dalam helaan

Harus terus kau rangkai

ratu dan pangeranmu perlu penghidupan

Banjarbaru, 15 oktober 2010

Page 59: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Kasih sayang Ibu

Yulyyana

Orang itu manatap ku tajam

Orang itu membuat ku tersenyum

Orang itu memeluk ku mesra

Orang itu melindungi ku dari serangan musuh ku

Orang itu slalu membuatku tenang

Orang itu slalu ku kenang

Orang itu slalu ada dalam pikiranku

Orang itu sebuah matahari dalam hidupku

Matahari yang slalu menerangi setiap jalan hidupku

Cahaya lampu yang slalu menerangi gelap malamku

Ketika dia tersenyum dunia terasa damai

Ketika dia memelukku terasa hanyut dalam buayannya

Takkan ku lupakan senyuman itu

Takkan hilang dari benakku saat kecil mungil

Kau belai dan kau peluk hangat

Kasih sayangmu kan ku ukir indah bak prasasti dalam hidupku

Sampai akhir hayatku

Banjarbaru, 27 Oktober 2010

Page 60: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Kenistaanku

Yulyyana

Dosa ini mungkin tak sanggup ku ukir dalam lembaran hidupku

Luka ini menikam tajam dalam hatiku

Perih…..Sakit……

Tapi luka ini kan slalu ku coba tuk ku obati dalam hitungan hariku

Taubat

Inilah kata kunci bagiku

Ku tau semuanya benci padaku

Ku tau semuanya marah padaku

Ku ingin lari tapi ku tak bisa

Ku ingin pergi jauh tapi ku pikirkan mereka

Ku tau cahaya penerangku kini mulai redup

Matahari mulai ditutupi awan hitam

Malam sunyi dan gelap tanpa sang rembulan

harus ku jalani

Tapi apakah aku salah ?

Ku hanya minta tanggung jawab

Ku hanya minta keadilan

Ku hanya minta konsekwen darinya

Paksaan untuknya adalah sesuatu yang paling ku benci

dan ku hidari

Tapi aku tak dapat berkata lagi

Kesalahan itu sudah terjadi

Dosa itu sudah ku buat

Walaupun hati ini sakit teriris

Page 61: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Ku harus tetap semangat jalani hidupku

Untuk mereka yang menyayangiku dan cita-citaku

Ku tak mau mereka kecewa padaku

Ya allah ampunilah dosa kami

Dan berikan aku kekuatanuntuk dapat menjalani semuanya

Banjarbaru, 02 November 2010

Page 62: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Di setiap datangnya siang dan malam

Disetiap bintang yang berlomba memberikan kemerlap sinarnya

Dinginnya angin malam yang berhembus

Menusuk tulang-tulang raga ini

Terselip keinginan untuk bisa menghadapnya

Disepertiga malam yang penuh dengan keberkahannya..

Keberkahan-mu yang selalu diharap semua insan

Tahajud....

Seluruh alam raya...

Berlomba untuk bisa bertahajud disajadah keberkahan

Menangis berharap mendapat samudra pengampunan

Bersujud mengharap kemerlap sinar rahmat

Yang kau turunkan disepertiga malam mu

Diri ini....

Ingin ikut merasakan gemerlapnya sinar rahmat yang kau turunkan

Ingin ikut mengecap rasa samudra pengampunanmu

Tahajud di sepertiga malam yang pernuh dengan nikmat-mu

Page 63: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Ibu..

Tiga huruf yang begitu menggugah perasaan..

Ketulusan yang terpancar di setiap desah napasnya..

Matanya memancarkan sinar kasih sayang

Mulutnya selalu berdoa untuk keberkahan orang terkasihnya..

Ibu...

Memang dapat ku rasakan

Sayang orang tua sepanjang jalan..

Menghantarkan orang terkasihnya

Menuju gerbang kebahagiaan.

Dunia dan akhiratmu

Ibu...

Tiada sanggup kata-kata dipuisi ini..

Untuk mengungkapkan seberapa besar sayang mu padaku.

Ingin ku sampaikan padamu ibu..

Ku menyayangimu...

Page 64: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Dunia...

Tempat persinggahan sementara...

Mengumpulkan butir-butir rahmat-nya

Untuk hari keabadian kelak.

Dunia..

Dengan segala tipu dayanya..

Ingin manusia tertipu dengan segala kenikmatannya..

Dan menjadi ladang penuh dengan dosa

Dunia.

Siapapun makhluk mau bersandar..

Pada keabadian hidup setelahnya.

Maka manisnya kebahagiaan akan terasa..

Dalam perjalanan menuju keabadian-nya

Dunia..

Jadikan lah ia tempat persinggahan menuju rahmatnya..

Tempatkanlah diri kita bagaikan musafir.

Yang mencari jalan mencari sinar kebahagiaan

Menuju Sang Maha Pemberi Rahmat

Page 65: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Cinta bagaikan sebuah kupu-kupu

Yang harus diberikan kebebasan

Agar bisa menampakkan warna kebahagiaan

Seperti taman bunga yang berwarna ceria

Menyambut datangnya kupu-kupu

Yang siap memberikan kesemarakan di taman hati

Pada Sang Pencinta..

Page 66: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Keindahan yang menyenangkan

Kau tahu keindahan apa

Yang dapat menenangkan risauku?

Bulan yang menampakkan dirinya

Dengan sempurna, ketika mendung terkurung

Senyum dari jiwa lain yang adalah kekasihku

Yang didalamnya membawa semua kebaikan

Keindahan pancaran dari matamu, temanku

Yang sedang ceria dalam penglihatan

Dan belaian lembut ibuku dari kasihnya

Melalui tangannya yang lebih suci dari langit

Kau tahu keindahan siapa yang dapat menenangkan risauku?

Page 67: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Tunas Bangsa

Senyum polos situ

Untaian kata yang lugu

Canda tawa yang tak berbatas

Keringat bau tak berdosa

Bola mata yang penuh harap

Bola mata yang penuh mimpi

Mereka adalah tunas bangsa

Tak kan ku biarkan mereka sia-sia

Karena kuingin mereka

Kan jadi manusia seutuhnya.

Page 68: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Satu dihatiku

Indahnya cinta

Bukan pada biru samudera dibatas cakrawala

Indahnya cinta

Menyejukkan hati yang lara

Terangi jiwa yang gelap

Inilah yang ku rasa

Wajahmu membuat aku terpana

Biru matamu memancarkan sejuta pesona

Derai tawamu menjadi bintang dilangit terang

Nada suaramu membuat aku rindu

Senyumanmu ketenangan dijiwa ku

Kau adalah jejak yang iringi langkahku

Kau adalah detak yang iringi jantungku

Kau adalah air mata yang iringi tangisku

Catatlah aku dalam hatimu

Catatlah olehmu tentang satu kepastianku

Aku takkan pernah berpaling darimu

Karena kau satu dihatiku

Mentari

Dengan langkah malu-malu

Kelam mulai beranjak meninggalkan singgasana raja

Page 69: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Yang baru mengerdipkan mata

Dibangunkan kokok sijago dari tidurnya

Sang fajar mulai menyemburatkan sinar cemerlangnya

Terpantul elok didedaunan nan bermandikan embun

Dihiasi tawa canda bidadari dari balik lengkungan pelangi

Mentari . . .

Dengan senyum menawan, mulai menampakkan indahnya

Memberikan sapa bagi penghuni bumi

Mengikis dinginnya sungai yang berselimut dingin

Memeluk hangat jagad raya

Memberikan harapan yang tak kan putus

Bagi setiap insane pemilik cita-cita penuh

Page 70: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Ibu

Senyum dan tawamu menghangatkan jiwa

Menyejukkan hati yang lara

Mendapat cintamu adalah anugerah

Mendapat sayangmu adalah karunia

Tapi melihat air matamu adalah dosa bagiku

Ibu

Bagiku kau pemata

Kau mutiara

Tak boleh sedikitpun dirimu

Tergores air mata kecewa dariku

Karena aku tak pantas buatmu terhempas retak

Karena ibu pelita emas didunia cintaku

Page 71: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Dua Hati

Ku jalani hidup mengarungi samudera

Tuk mencari penawar rasa dihati

Mencari makna cinta sejati

Pertemuan kita adalah sebuah bukti

Begitu banyak jurang pemisah antara kita

Tapi pertemuan dua hati takkan ada yang bisa memisahkan

Walau seberat apapun rintangan akan dihadapi

Kini ku tahu makna cinta

Cinta bukanlah sekedar rasa

Cinta bukanlah sekedar tutur kata

Cinta itu tuk membahagiakan

Cinta itu tuk menentramkan

Kini perahu telah ditambatkan

Pada satu sisi kehidupan

Masa yang terus berjalan

Semoga menambah kedewasaan

Dan cinta kan terus berjalan

Page 72: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Kau untukku

Aku ingin buatmu tersenyum manis

Aku ingin buatmu selalu tertawa

Tertawa takkan pernah kecewa

Aku ingin selalu ada dalam hatimu

Perasaan dan ingatanmu

Tatap mataku dank au kan lihat

Betapa kau begitu berarti bagiku

Tetaplah berdiri menatap langit

Takkan pernah diterpa badai

Takkan mengihang tersapu debu

Sampan sudah terlalu jauh lita tempuh

Pantang rasanya untuk menepi dan berhenti

Untuk cinta kita selamanya

Page 73: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Alur Mimpi

Dalam kegelapan malam

Ku dengar gemercik air

Yang menenangkan jiwa

Membentuk sebuah simponi alam

Dalam kegelapan

Seperti memainkan lagu sendu

Diantara kekosongan angan dan kegelapan malam

Ku rindukan mentari

Dengan cahayanya yang sombong

Marasuk masuk kedalam jendela kaca

Mengirimkan sinyal akan datangnya pagi

Menghentikan alur mimpi indahku

Page 74: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

“Ingin”

Karya : Noviecka Wieyanthi

Keheningan menyelimuti hatiku

Seakan tak ingin pergi jauh

Rasa berbalut pedih

Bagai disayat sembilu yang tumpul

Entah kenapa aku seperti ini

Layak air yang mengalir dan tak tahu kemana muaranya

Perih bercampur sakit

Luka meninggalkan bekas

Napas ini….

Air mata ini….

Aku tak tahu harus apa?

Denting jantung bergema seakan tak ingin berhenti

Ingin rasanya menyulam diatas pasir

Meneguk sedikit kasih sayang bersama orang terkasih

Didalam indahnya bulan purnama

Tenggelam dalam kehanyutan…

Banjarbaru, 19 Oktober 2010

Page 75: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

“Bimbangku”

Karya : Noviecka Wieyanthi

Dingin menusuk tulang

Tangan ini kaku dan ngilu

Aku bingung akan semua ini

Gelap…gelap dan gelap

Pikiran ini tak tahu ambang batasnya…

Entahlah, aku pun bingung

Semakin aku cumbu hatimu dengan lembut

Semakin aku larut akan sakit ini

Disana…seonggok bayangan menantiku sangat lama

Tapi, aku semrawut akan perasaanku

Bagai benang yang tak tahu ujungnya

Akankah bayangan itu pantas untukku?

Banjarbaru, 15 Oktober 2010

Page 76: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

“Mama”

Karya : Noviecka Wieyanthi

Ma…

Dirimu sangat tegar bagai batu karang yang terhempas ombak

Seolah redup bagai bulan purnama yang tertutupi awan hitam

Seperti bongkahan es yang keras membantu…

Kadang pula kau bagai angin yang berhembus memberi kesejukan

Sering sekali aku nakal…

Tapi, kau sangat sabar dan sayang denganku

Senyummu sangat lembut dan hangat

Tanganmu laksana selimut yang melindungiku saat dingin datang

Kasih sayangmu tak pernah habis dimakan zaman

Setiap saat…

Setiap waktu…

Bahkan saat ku sakit, kau adalah malaikat penyembuhku

Pemberi semangatku…

Dan tempat curhatku…

Mama…satu kata untukmu

I Love You Mom…

Banjarbaru, 01 Oktober 2010

Page 77: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

“Setia”

Karya : Noviecka Wieyanthi

Dua insan saling melengkapi

Dimana kejujuran terbina

Hati dan jiwa beradu pandang

Cinta dan kasih sayang melebur jadi satu

Seorang adam melindungi hawa

Tak ada kebohongan diantara keduanya

Saling percaya dan mengerti

Saling melengkapi

Tak berpaling kelain hati

Disaat sedih…

Sepi…

Bahagia…menjadi bagian hidup

SETIA

Ucapan terurai bak lantunan gaung

Antara dua insan tak ada perselisihan

Tak ada kesalahan yang dalam

Kapar, 18 April 2005

Page 78: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

“Uang”

Karya : Noviecka Wieyanthi

U…A…N…G….

Rangkaian kata UANG…

Uang banyak membuat dunia bodoh

Uang bikin sengsara

Koruptor menguasai Negara

Karna uang dan tahta, hidup pun menderita

Kemiskinan…Gara-gara uang

Kejahatan…Gara-gara uang

Uang diatas segalanya

Uang merajai dunia

Tanpa uang orang tak bias apa-apa

Sekalipun itu aparat bahkan pejabat

Masuk sekolah…uang

Masuk rumah sakit…uang

Masuk WC umum dan mau makan pun harus pakai uang

Kapan “uang” dapat dikalahkan…Ehm…uang…uang…..

Kapar, 10 Agustus 2005

Page 79: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

“Kesendirianku”

Karya : Noviecka Wieyanthi

Sepi…Sepi sekali hidupku ini

Semenjak seorang maya pergi

Aku…aku bagaikan sosok cahaya yang ingin redup

Hati ini seakan telah tertutup untuk seseorang

Entah dimana dia berada

Kepedihan dan kesendirian aku jalani

Tapi…aku tak dapat pungkiri perasaan ini

Bagai air yang keruh menghitam

Jiwaku t’lah rapuh bagai kayu yang lapuk akibat tetes hujan

Setiap hari kabut tebal menghiasi langit

Seakan langit tak ingin muncul untuk sekian kalinya

Apakah kesendirianku akan dihilangkan seseorang adam..

Kapar, 06 Oktober 2004

Page 80: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

“Tirai Jingga”

Karya : Noviecka Wieyanthi

Hati ini t’lah singgah di singgasana emas

Meneguk sekecup indahnya kebahagiaan

Mengalir bunga-bunga cinta ditaman jiwa

Merah merona warna langit diatas tirai jingga

Kesejukan seakan enggan pergi jauh

Hujan malu-malu berjalan kebumi

Sayup terdengar suara lantunan melodi jiwa

Tersenyum simpul diatas awan cinta

Relung hati sanggup bertahan diranting lapuk

Menggantikan daun yang t’lah lama kering

Keheningan seakan bertepuk bahagia

Menuju indahnya panah asmara

Banjarbaru, 24 Oktober 2010

Page 81: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Rindu Muhammad

Menggema rindu di sanubari

Terpatri di dalam relung hati

Hati yang gersang

Hati yang penuh ego

Hati yang mendamba akan cinta

Muhammadku….

Sungguh aku rindu, rindu, rindu padamu

tak ada ungkapan yang mampu melukiskan

tiada lisan yang dapat menyampaikan

bibir pun menjadi kelu

kata-kata terpendam dalam hati yang telah merindu

Muhammadku….

Kau memang pantas untuk dipuji, dipuja, bahkan tuk dicinta

Karna apa???

Parasmu yang elok serta akhlakmu yang tak kalah anggun dan cantiknya

Kau penyejuk hati yang terhimpit akan dosa

Peneduh qolbu yang galau oleh panasnya bara dunia

Tiada benci di hati atas salah

Tiada marah atas khilaf

Ikhlas dan santun dirimu memberi maaf

senyum nan ramah tabarkan khasanah yang tiada terucap dengan kata

Muhammadku ….

Hiduplah selalu dalam pikiranku, hatiku, dan perilakuku

Hadirlah dalam kehidupan dan kematianku.

Page 82: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Nada-nada Rindu

Lantunan nada jiwa yang mengalun

diantara hembusan nafas-nafas

saat bibir terhenti sejenak tuk berucap

lonceng-lonceng rindu bergema

menciptakan rangkaian nada

untuk seberkas cahaya yang terjalin sudah

Diantara senja, rintihan malam membawa kedamaian hati

saat dua hati melangkah manja

mengikat cinta yang terdalam

rembulan tersenyum, bersama lesung pipit bintang

memandang jauh dua insane

laksana pijar bintang

cinta itu pun terangi jiwa yang gelap

laksana panas api asmara

membakar bekunya darah yang menggumpal

entah berapa lama

menyejukkan hati bersama cinta

yang kau hembuskan padaku

moga sampai akhir hayat kita.

Page 83: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Puisi untuk Ayah

Aku tak mampu mengantarkan kepergianmu

langit mendung seolah seolah turut berduka

orang-orang riuh rendah bercerita

tentang semua amal kebaikanmu

Ayah….

aku datang kepadamu

semilir angin di bawah kamboja dan nisanmu

aku menangis dan berdo’a

mengenang segala salah dan dosaku padamu

kepergianmu seketika mendewasakan aku

mengajarkan aku betapa penting arti hidup ini

kepergianmu mengajarkanku, bagaimana harus mencintai dan menyayangi

bagaimana harus tulus berkorban dan bersabar

bagiamana harus berjuang demi penghidupan anak dan keluargamu

hingga saat terakhir hayatmu, engkau terus berdoa demi kebaikan anak dan keluargamu

Ayah ….

hari ini aku menemuimu

lewat sebait puisi untuk mengenangmu

bila datang saatnya nanti, ku kan cerita segala kebesaran dan keagunganmu

bersama tetesan air mata, ku sertakan doa

Page 84: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Pahlawanku

engkau bagaikan mentari pagi yang mengikis embun di dedaunan

tebarkan senyum menghiasi cakrawala hati yang sedang gersang

hati yang telah lama mati, ditikam kebodohan

engkau bagaikan embun bening penghias mahkota bunga

hembuskan nafas kehidupan yang menyejukkan diri yang ditimpa kebingungan

tak tau apa arti kehidupan

Allah ciptakan bulan untuk menerangi malam, seperti halnya engkau,

yang selalu membimbing dan menerangi kami dengan berbagai ilmu

Allah ciptakan bintang dimalam hari sebagai penghias, seperti halnya engkau,

yang selalu menghiasi hari-hari kami dengan begitu indahnya

engkau adalah pahlawanku,yang tidak mengharapkan balasan

Segalanya kau lakukan dengan ikhlas

jasamu takkan kulupa, takkan terhapus oleh waktu

hingga akhir hayat menjemputku

tak ada yang dapat kuucapkan selain beribu terima kasih setulus hati

terima kasih pahlawanku, terima kasih guruku

Page 85: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Sahabat yang Hilang

Sahabat….

Sampai kapan kau anggap aku musuh, pengkhianat bahkan mungkin penjahat

Sampai kapan kau palingkan wajahmu saat melihatku, saat bertemu pandang atau

berpapasan denganku

sampai kapan kau pertahankan pertengkaran ini

jika aku bersalah, maafkanlah

jika aku khilaf, ingatkanlah

jangan kau pergi untuk menghindar dan mendiamkan ku

terlarut dalam kesalahan yang tak ku sadari

kurang cukupkah kata maaf yang ku ucapkan

kurang puaskah akan sesal yang telah ku rasakan

masih kurangkah air mata yang jatuh berlinangan

aku ingin melihat senyummu kembali

tawa dan candamu seperti dulu yang telah menghiasi hari-hari

mendengarkan cerita pengalaman kita berdua

ku takkan bosan dan berputus asa untuk menunggu hari itu

hari dimana kau dapat bersama ku lagi

meniti hari-hari yang ceria

Page 86: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Rinduku

Kasih….

kerinduan hati

terendap dalam mimpi

ku coba pandangi langit

melihat kau di sana

udara pagi ….

laksana wangi tubuhmu

hangatnya mentari

bagaikan pelukan hangatmu

kasih yang kau beri

takkan sia-sia di hati

ku beri cinta ini

untuk kau jaga sepenuh hati

jika rindu merasuk hati

hiruplah udara pagi dan rasakanlah kasih

disetiap hembusan nafassmu

aku akan selalu ada untukmu

Page 87: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Mentari

dengan langkah yang malu-malu

kelam mulai beranjak meninggalkan singgasana raja

yang baru mengerdipkan mata

dibangunkan kokok si jago dari tidurnya

sang fajar mulai menyemburatkan sinar cemerlangnya

terpantul elok didedaunan nan bermandikan embun

dihiasi tawa canda bidadari dari balik lengkungan pelangi

mentari….

dengan senyum menawan, mulai menampakkan indahnya

memberikan sapa bagi penghuni bumi

mengikis dinginnya sungai yang berselimut dingin

memeluk hangat jagad raya

memberikan harapan yang tak kan pupus

bagi setiap insan pemilik cita-cita penuh

Page 88: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

BUNDA

Engkau pelita hidupku penerang gelapnya jiwa

Pemberi sinar terang pada hatiku yang redup

Engkau laksana cakrawala menyinari semesta

Dengan kasih sayang tiada tara

Tanpamu aku tak berarti apa-apa

Tanpamu aku laksana debu yang tak berguna

Tanpamu aku laksana ranting tak berdaun

Dan tanpamu aku tak tahu arti hidupku

Bunda....

Ku hanya bisa tersenyum menatap matamu

Ku hanya bisa bergelut manja dipelukmu

Dan ku hanya bisa mencium tangan dan keningmu

Takkan ku ganti bahagiamu dengan sedihmu

Takkan ku buat ceriamu menjadi laramu

Dan takkan ku jadikan senyummu jadi tangismu

Tapi akan ku jadikan kau selalu tersenyum bahagia

Jalani sisa waktumu yang tersedia untukku

Bunda....

Saat ini ku tak bisa selalu menatap senyummu

Merasakan hangatnya belaian lembut tanganmu

Dan mendengarkan nasehat-nasehat terbaikmu

Ku di sini hanyalah untukmu

Hanya untaian doa yang ku persembahkan

Semoga Tuhan selalu menjaga dan melindungimu

Aku rindukan semua yang ada padamu

Beri ku restu untuk setiap jalanku

Tuk tempuhi tiap liku hidupku

Page 89: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Dosaku

Ku termangu sendiri dalam gulita

Terpejam mataku saat sadari semua

Tergoda oleh indahnya kilau dunia

Terasa hatiku sebagai manusia biasa

Langkahkan kaki yang tak lepas dari khilaf dan dosa

Terngiang lagi bisikan –bisikan syaitan itu

Terdengar lagi rintihan tawanya yang menderu-deru

Dan terbayang lagi semua dosa dimasa lalu

Kini ku hanya bisa menangis pilu

Tangisan sesal dipenuhi haru dan malu

Ampuni aku ya Allah

Ampunkan ku atas sgala perbuatanku

Kini ku tersadar dari tidur panjangku

Tanpa-Mu ku takkan jalani hari-hari yang indah

Tanpa-Mu tak mungkin kaki ini pijaki dunia

Dan tanpa-Mu ku cacat hati dan jiwa

Karena ku hanya manusia biasa yang tak sempurna

Tuntunku dalam jalan -Mu Ya Allah

Kala mata tak mampu lagi melihat

Kala bibir tak mampu lagi berucap

Kala telinga tak mampu lagi mendengar

Dan kala semuanya tak mampu lagi merasa

Hanya iman dan amal yang tersisa

Mungkinkah ku mampu mencium bau surga

Padahal diri ini penuh berlumur dosa

Ya Allah tunjukkan ku menuju jalan lurus-Mu

Page 90: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Sebelum tubuh ini terbujur kaku membeku

Sucikanlah aku sebelum menghadap-Mu

Suci lahir dan batin yang ku mau

Ya Allah, dengarlah rintihan hatiku

Saat ku terbangun dari buaian dunia-Mu

Page 91: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Malam

Di tengah keheningan dan kebisuan malam

Ku terbangun dari rengkuhan buaian

Saat sang rembulan menampakkan senyum indahnya

Ku tadahkan wajah menatapi langit

Terlihat indahnya kerlipan jutaan bintang

Ku terbuai oleh senyuman sang rembulan

Ku terpesona oleh ramahnya tatapan malam

Ku terhanyut oleh lembutnya bisikan angin

Dihiasi nyanyian syair-syair penghuni malam

Desahan dedaunan yang dihembus angin

Menggodaku untuk menatap tariannya yang gemulai

Oh Tuhan.....

Inikah malam sebagai karunia-Mu?

Inikah keindahan yang hanya dimiliki oleh malam-Mu?

Tanpa ku sadari ku terhanyut dalam khayalan

Andai ku bisa menjadi rembulan

Ku ingin selalu bisa menerangi malam

Tanpa malu dan bersembunyi di balik gumpalan awan

Ku ingin selalu bisa tersenyum menatap malam

Ku ingin selalu bisa bercanda bersama bintang-bintang

Dan ku ingin selalu memancarkan sinar lembutku

Page 92: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Ke seluruh semesta alam

Ya Tuhan....

Biarkan malam-Mu berlalu dengan kedamaian

Biarkan pesona keindahan-Mu terpatri

Dalam kalbu pengagum-Mu

Dan biarkan jiwa-jiwa ini selalu merindukan malam-Mu

Page 93: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

SAHABAT

Bagai udara dia hadir setiap waktu

Laksana air dia ada saat ku butuhkan

Hangat hadirnya bagaikan mentari yang selalu bersinar

Saat derai air mata ku tumpahkan

Saat awan mendung menghias wajahku

Saat hatiku berkeluh kesah

Saat lisanku mengadu mengeluh

Dia selalu limpahkan lembut sinarnya

Wahai sahabat...

Bagai oksigen arti hadirmu

Tanpamu ku tak bisa hadapi hidup

Kau tempat berbagi suka dan duka

Mencipta warna-warni hariku

Terima kasih sahabat...

Bagai kupu-kupu di taman bunga

Kau buatku selalu tersenyum cerah

Nantikan hari esok nan cemerlang

Meniti lintasan hidup berbatu sandungan

Kau cerahkan detik-detik waktu

Dengan canda tawa mengesankan

Page 94: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Karya: Muhammad Eko Wahono

Senja

Terbersit merah senjamu

Meliuk ufuk merona indahmu

Menusuk dalam membekas hatiku

Menggores jiwa mutiara syahdu

Senja

Senja

Hentikan langkahmu pergi dariku

Ketika mendung berhembus mendekatimu

Rupawan warnamu menangis tersedu

Oh senja

Ku tak kuasa menahan diri

Saat engkau tak pernah kembali

Merintih pahit di dalam hati

Berharap kembali hiasi hari

Banjarbaru, 24 September 2010

Page 95: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Karya: Muhammad Eko Wahono

Bangkit

Dengan kesunyian kuraih semua

Dengan keheningan kudapatkan cita

Tak perlu resah

Tak perlu ragu

Semangat empat limamu

Bersemayam dihatiku

Wahai anak bangsa

Lihatlah dirimu sekarang

Kau tak berbaju

Kau tak berpakaian

Apakah seperti ini?

Sahabat karibmu mengambil semua

Teman seperjuanganmu mengobrak-abriknya

Negara tetanggamu dapatkan suka

Berdirilah kawan

Bangkitlah

Singsingkan lengan bajumu

Kuatkan tekatmu

Banggakan nenek moyangmu.

Banjarbaru, 1 Oktober 2010

Page 96: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Karya: Muhammad Eko Wahono

Siapakah Kau

Menjerit hati cercah cahaya

Ufuk rona kemilau mewangi

Haus dahaga di gurun sahara

Angan hati raih misteri

Malaikat kecil bangunkan mimpi

Menyapa indah mentari pagi

Aroma tubuh cerminan jiwa

Dikeheningan malam sunyi sepimu

Elok rupamu cerminkan tingkahmu

Kemilau sinarmu terangi gelap hati

Ombakpun bernyanyi sambut bahagia itu

Wahai tunas hijau di kerikil lembayung

Alirkan air di musim kemarau ini

Hancurkan benteng-benteng kokoh itu

Obori api di gua-gua senyap

Nirwana yang dibanggakan

Oase yang menyejukkan

Banjarbaru, 15 Oktober 2010

Page 97: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

UNGKAPAN HATI UNTUK KUPU-KUPU

JILID 1

Gelisahku,,,

Ketika raut wajah kupu-kupu menyiratkan kesedihan

Sedihku,,,

Bila ku lihat air mata dipipi merahmu

Tangisku,,,

Jika ada sesuatu yang menyakiti hatimu

Tenangku,,,

Ketika tatapan matamu memancarkan kebahagiaan

Bahagaiaku,,,

Bila ku lihat senyum manis diwajahmu

Senyumku,,,

Jika kau memberikan senyummu kepadaku

Page 98: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

UNGKAPAN HATI UNTUK KUPU-KUPU

JILID 2

Aku membuat warna untuk kupu-kupu

Biru,,,

Tak bisa ku ungkapkan bahagia hatiku,,,

Hijau,,,

Dia tersenyum padaku dan aku pun tersenyum manis padanya

Kuning,,,

Gelisah hatiku bagai mendung yang menyelimuti awan

Merah,,,

Akhirnya hatiku pun menangis, seperti hujan yang turun dari awan

Tapi,,,

Apapun warnya, kupu-kupu tetaplah indah bagiku

Karena itu, aku pun tetap menyayanginya

Meski,,,

Rasa sayangku mengiris pedih hatiku sendiri

Page 99: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

UNGKAPAN HATI UNTUK KUPU-KUPU

JILID 3

Aku,,,

Siapa Aku?

Aku adalah pohon,,,

Tempat kupu-kupu berteduh, saat tak ada satupun tempat berteduh untuknya

Aku adalah lavender,,,

Tempat kupu-kupu mereguk manisnya madu, saat tak ada satupun bunga untuknya

Aku adalah kepompong,,,

Tempat kupu-kupu hinggap, saat tak dapat terbang karena sayapnya yang terluka

Tapi,,,

Saat kupu-kupu dapat terbang kembali

Saat kupu-kupu menghisap madu yang lebih manis

Saat kupu-kupu menemukan pohon yang lebih teduh

Aku masih bisa tersenyum dari bumi

Memandang kupu-kupu yang terbang indah dilangit

Meski,,,

Tak ada suatu apa pun yang dapat mengungkap perihnya hatiku

Page 100: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Rindu Muhammad

Menggema rindu di sanubari

Terpatri di dalam relung hati

Hati yang gersang

hati yang penuh ego

hati yang mendamba akan cinta

Muhammadku….

Sungguh aku rindu, rindu, rindu padamu

tak ada ungkapan yang mampu melukiskan

tiada lisan yang dapat menyampaikan

bibir pun menjadi kelu

kata-kata terpendam dalam hati yang telah merindu

Muhammadku….

Kau memang pantas untuk dipuji, dipuja, bahkan tuk dicinta

Karna apa???

Parasmu yang elok serta akhlakmu yang tak kalah anggun dan cantiknya

Kau penyejuk hati yang terhimpit akan dosa

Peneduh qolbu yang galau oleh panasnya bara dunia

Tiada benci di hati atas salah

Tiada marah atas khilaf

Ikhlas dan santun dirimu memberi maaf

senyum nan ramah tabarkan khasanah yang tiada terucap dengan kata

Muhammadku ….

Hiduplah selalu dalam pikiranku, hatiku, dan perilakuku

Hadirlah dalam kehidupan dan kematianku.

Page 101: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Nada-nada Rindu

Lantunan nada jiwa yang mengalun

diantara hembusan nafas-nafas

saat bibir terhenti sejenak tuk berucap

lonceng-lonceng rindu bergema

menciptakan rangkaian nada

untuk seberkas cahaya yang terjalin sudah

Diantara senja, rintihan malam membawa kedamaian hati

saat dua hati melangkah manja

mengikat cinta yang terdalam

rembulan tersenyum, bersama lesung pipit bintang

memandang jauh dua insane

laksana pijar bintang

cinta itu pun terangi jiwa yang gelap

laksana panas api asmara

membakar bekunya darah yang menggumpal

entah berapa lama

menyejukkan hati bersama cinta

yang kau hembuskan padaku

moga sampai akhir hayat kita.

Page 102: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Puisi untuk Ayah

Aku tak mampu mengantarkan kepergianmu

langit mendung seolah seolah turut berduka

orang-orang riuh rendah bercerita

tentang semua amal kebaikanmu

Ayah….

aku datang kepadamu

semilir angin di bawah kamboja dan nisanmu

aku menangis dan berdo’a

mengenang segala salah dan dosaku padamu

kepergianmu seketika mendewasakan aku

mengajarkan aku betapa penting arti hidup ini

kepergianmu mengajarkanku, bagaimana harus mencintai dan menyayangi

bagaimana harus tulus berkorban dan bersabar

bagiamana harus berjuang demi penghidupan anak dan keluargamu

hingga saat terakhir hayatmu, engkau terus berdoa demi kebaikan anak dan

keluargamu

Ayah ….

hari ini aku menemuimu

lewat sebait puisi untuk mengenangmu

bila datang saatnya nanti, ku kan cerita segala kebesaran dan keagunganmu

bersama tetesan air mata, ku sertakan doa

Page 103: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Pahlawanku

Engkau bagaikan mentari pagi yang mengikis embun di dedaunan

tebarkan senyum menghiasi cakrawala hati yang sedang gersang

Hati yang telah lama mati, ditikam kebodohan

Engkau bagaikan embun bening penghias mahkota bunga

hembuskan nafas kehidupan yang menyejukkan diri yang ditimpa

kebingungan

tak tau apa arti kehidupan

Allah ciptakan bulan untuk menerangi malam, seperti halnya engkau,

yang selalu membimbing dan menerangi kami dengan berbagai ilmu

Allah ciptakan bintang dimalam hari sebagai penghias, seperti halnya engkau,

yang selalu menghiasi hari-hari kami dengan begitu indahnya

Engkau adalah pahlawanku,yang tidak mengharapkan balasan

Segalanya kau lakukan dengan ikhlas

jasamu takkan kulupa, takkan terhapus oleh waktu

hingga akhir hayat menjemputku

tak ada yang dapat kuucapkan selain beribu terima kasih setulus hati

Terima kasih pahlawanku, terima kasih guruku

Page 104: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

“ Memang Begitu Bagiku “

Harus . . . ya, memang harus

Tidak . . . ya, memang tidak

Jangan ditanya lagi karena memang begitu

Dan memang sudah semestinya begitu bagiku

Lakukanlah meski harus menentang alur hati

Larilah sampai kakimu tak sanggup lagi berlari mendaki

Patahkan semua yang membuat tekadmu lemah

Singkirkan hambatan sedih melintang dihadapanmu

Persimpangan itu menggoyahkamu?

Jangan dihiraukan, ingat tujuan awalmu

Keramaian manusia mengganggumu?

Enyahkan, kebahagianmu ada dalam dirimu

Sebagian dalam dirimu berkecamuk?

Tak masalah, untai lagi harapan baru

Sebagian pengisi hartimu tak berprinsip?

Khawatir . . . itu jelas, cepatlah kau bersihkan

Dunia menertawaimu, terserahlah

Dunia mengejekmu, memang tak ada yang sempurna

Tapi ingat jangan memaksakan awan putih

Jika sekarang memang sedang mendung

Kau kan masih bisa menatap langit besok

Biarkan langit hujan dulu . . .

Rasakan tetesan hujan yang jatuh

Di wajahmu, di hatimu dan di setiap langkahmu

Yang jelas ada kasih sayang Tuhan dibalik hujan

Hanya satu yang bisa menggoyahkan segala argumenku tentang hidup dan hatiku . . .

Yang Membuatku mengiyakan tanpa syarat . . .

Yang membuatku tertindak tanpa alasan

Tak ada orang lain yang bisa mempengaruhiku

Tak ada orang lain yang mampu membuatku yakin

Hanya kau . . .

kau yang melahirkanku dan yang membuatku terlahir ke dunia

karena kau kumasih berjuang . . .

“untuk hidup dan anggapanku tentang kebahagian”

By : Mahfuzatul Husna

Page 105: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

“Entah apakah ini hanya egoku semata atau bisa ku jadikan sebagai tameng penguat hati . . . Entahlah

Tapi beginilah caraku memperlakukan hatiku agar kerapuhan dan ketakutan itu tersamarkan”

Bjb, B24 (4 okt’ 10)

Page 106: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

PERJALANAN MATAHARI

Pagi membawa kita pada sebuah cerita

Membuka jendela harapan mula seorang anak manusia

Bertemu dengan cahaya matahari yang menyehatkan

Berlari-lari kecil di atas rumput basah

Siang hari, kau harus sedikit berjuang belajar berlari

Berjuang Belajar alur pencipta, belajar alur dunia, belajar alur hati

Menghadapi matahari menyengat, kerikil tajam, duri runcing

Matahari kadang sinarnya menyilaukan mata hati, kau terlupa tapi ku yakin kau tak gagal

Sesekali berteduhlah di tempat yang rindang

Jangan berhenti berjuang agar segala wisuda ilmumu tercapai

Sore hari, matahari tak seterik tadi tapi tak kalah hebatnya menghantam

Aku yakin bisa, Jika kau mau berlarilah berjuang belajar

Berlari berjuang bersama, bersama dia beriringan sejajar

Payung mungkin bisa membantumu di kala hujan, berpayunglah bersama

Matahari mulai tenggelam, senja tak dapat di tolak

Tapi kau tak sendirian, kau bersamanya, kau bisa belajar darinya

Kau pun telah menyiapkan lilin pelita

Bekal di bakulmu pun ada . . . jadi tenanglah

Sekarang sudah malam . . . kau mau apa?

Kupikir nikmati saja malammu . . .

Sujudlah, pendinginanlah, istirahatlah bersama teman masa tuamu

Entah kau masih bisa atau tidak melihat matahari esok hari

( BY : MAHFUZATUL HUSNA)

Page 107: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Dalam setiap nafas itu tersirat harapan tentang HARAPAN masa depanyang tak tahu apa saja itu.

Kita akan selalu merindukan kehidupan bumi, merinukan kedamaian dalam sebuah yang terus

bersemi hingga bumi berhenti bernafas dalam jiwanya. Yang namanya hidup harus tetap berjalan hingga

tetap pada suatu titik yang akan berhenti. Hingga orang lain tidak akan pernah peduli dengan apapun

cara kita menghadapi satu titik itu.

Page 108: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

PERLAKUAN UNTUK HATI

Ketika menderita, sedih, menangis . . .

kalau bisa jangan ada orang lain yang tau.

Biar aku rasakan sendiri . . .

Dengan merasakannya aku mungkin akan mengerti :

Kenapa ini . . .? Bagaimanai ini. . .? Harus apa aku . . .?

Apabila ada resah di hati ,,,orang lain tidak akan memberikan penyelesaian,

yang mereka berikan hanya masukkan menurut pemikiran mereka ,

padahal mungkin saja orang lain itu tak tau sama sekali……

yang mereka berikan hanya versi mereka, yang mereka dengar, yang mereka lihat, yang mereka pikir…

padahal mungkin saja tidak seperti itu kenyatannya di hatiku.

Ada hal yang membuat hatiku resah yang tak bisa ku ungkapkan, hanya hatiku yang tau,

ada hal yang normal menurut hatiku tapi otakku tak bisa menerima itu, ketika hati dan otak tak sejalan

ada hal yang mau ku lakukan tapi aku tak mampu, ada hal yang mau kukatakan tapi tak bisa aku ucapkan

Dan pada saat ini orang akan menganggapku EGOIS

Namun pada dasarnya manusia memang makhluk egois

tapi inilah caraku memperlakukan hatiku,

biar hatiku terkontrol, biar hatiku tak rapuh.

Dan satu hal yang membuatku tidak kehilangan kebahagianku adalah diam

Page 109: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Diam adalah kekuatan terbesar hatiku . . .

HANYA KAMU

Saat ku sendiri dalam keramaian

Hanya kamu penghibur sepi

Saat semua orang menghinaku

Kau genggam tanganku

Saat mata-mata tertuju tajam padaku

Hanya kamu yang slalu tersenyum

Saat kata-kata menghujam jantungku

Hanya kamu yang menghibur hati

Saat kesalahan dituding padaku

Hanya kamu yang kuatkanku

Saat mereka pergi dariku

Hanya kamu yang ada disisi

Kau temani setiap hariku

Kau bisikan tulus kata cinta

Kau yang mengerti isi hati

Kau yang pahami arti diriku

Hanya kamu….SAHABAT

Fathul Jannah “_”

Page 110: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Banjarbaru, September 2010

Kasih ku hilang

Ku tunggu datangnya hari ini

penuh arti mengukir sejarah hidup

episode baru yang dinanti

jalani hidup bersamamu kasih

Waktu berjalan begitu cepat

yang tertinggal hanya memori

kuulang semua kisah bersamamu

mengenang kasih merajut cinta

Kini kau telah pergi tuk selamanya

meninggalkan sepenggal kisah manis

bersama sejuta mimpi dan cinta

dalam hidupmu yang singkat

Kini…

Hariku sunyi tanpa tawamu

pagiku kelam tanpa hadirmu

siangku sunyi tanpa senyummu

tidurku resah tanpa pelukmu

Kini...

kita terpisah jarak dan waktu

hapus semua mimpi dan cintaku

tuk berdua bersama selamanya

ucap ikrar cinta dalam ikatan suci

tuk reguh indah cinta abadi

Fathul Jannah “_”

Page 111: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Banjarbaru, 18 Oktober 2010

MASA

Masa silam yang terpendam dalam waktu

Goresan sejarah yang tak pernah terulang

Jarak terjauh tak mungkin terlampaui

Masa kini yang terukir dalam waktu

Goresan detik, menit, hari yang dilalui

Anugrah terindah yang dimiliki

Masa depan yang terpancar dalam waktu

Goresan tinta di atas buih air

Tabir misteri kegelapan abadi

Demi masa yang terus berputar

Demi masa yang tak mungkin terganti

Demi masa silam, masa kini dan masa depan…

Fathul Jannah “_”

Page 112: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Banjarbaru, September 2010

PUISI UNTUK AYAH

Tanah itu masih basah...

Aku berdiri terpaku diam seribu bahasa menatap nisan itu

Tapi air mata ini terus mengalir tak dapat ku bendung

Langit pun mendung turut berduka

Pikiranku melayang ketempat lain

21 tahun sudah ku jalani denganmu Ayah

Terlalu cepat Kau menjemputnya Tuhan

Ku masih ingin terus bersamamu Ayah

Kau menjaga di saat anak-anak lain nakal kepada ku

Kau menggendong di saat ku terjatuh

Kau memapah di saat ku rapuh

Kini.....

Semua sudah berakhir dan terpisah

Aku tak mampu mengantar kepergianmu

Page 113: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Aku tak tau harus kemana ku pergi untuk mecari perlindungan lagi

Aku tak tau harus kemana mencari sosok sepertimu Ayah

Ayah,... Kau begitu sempurna di mataku

Kini.....

Aku datang kepadamu, Ayah...

Semilir di bawah kamboja dan nisanmu

Aku menangis dan berdoa

Mengenang segala salah dan dosaku kepadamu

Kepergianmu seketika mendewasakan aku

Mengajarkan aku betapa penting arti hidup

Untuk menjadi berguna bagi ibu dan saudaraku

Kepergianmu mengajarku

Bagaimana harus mencintai dan menyayangi

Bagaimana harus tulus berkorban dan bersabar

Bagaimana harus berjuang demi ibu dan saudaraku

Hingga saat terakhir hayatmu

Engkau terus berdoa demi kebahagiaan Kami anak-anakmu

Hari ini aku menemuimu, ayah

Lewat sebait puisi untuk mengenangmu

Bila datang saatnya nanti

Kan kuceritakan segala kebesaran dan keagunganmu

Page 114: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Bersama embun fajar kemarau ku sertakan doa

Semoga engkau mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya

Memori in Tanjung, 25 Mei 2009

Page 115: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

AYAH BUNDAKU

Karya : Feny NoorJanah

Kau bangun sebelum sang surya muncul dari peraduannya

Kau berjalan menyusuri embun di pagi buta yang penuh liku dan duri

Demi mencari sesuap nasi

Kau goreskan pahat getah teman setiamu

Pada pohon-pohon yang s’lalu sabar menemanimu

Kau pikul beban dengan bambu tuamu

Sakit yang dirasa tak kau hiraukan

Kau tetap semangat dan tersenyum demi anak cucumu

Oh… Ayah Bundaku

Jasamu sungguh tiada tara

Walau dua gunung ku berikan padamu

Apa yang ada di langit dan di bumi ku persembahkan padamu

Semua itu tiada artinya

Tuk menebus cucuran keringat yang membasahi tubuhmu

Oh… Ayah Bundaku

Apa yang telah kau lakukan

Page 116: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Kan menjadi semangat bagiku

Guna mencapai cita – cita dan anganku

Menuju cakrawala dunia dan akhirat kelak

Ku mohon do’a dan restu darimu dalam menemaniku setiap langkahku

Banjarbaru, 15 Agustus 2008

Page 117: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

KETIKA ANUGERAH DATANG

MENYADARKAN KU

Karya : Feny NoorJanah

Kau tau apa yang ku rasa sekarang

Kelam, dingin, dan hampa

Ku hanya bisa meneteskan airmata dari dua bola mata ku

Ku hanya bisa mengerang kesakitan yang tiada tara

Orang-orang Cuma bisa memandang ku dengan rasa iba

Mereka tak tau apa yang menerpa diriku

Oh,,,Tuhan inikah azab yang kau berikan padaku untuk menebus semua dosaku

Jika ia, hamba ikhlas Tuhan…

Kata-kata itu yang ku ucapkan dalam hati kecilku

Tatkala pisau kecil nan bersih mengiris dagingku

Ku pasrahkan hidup dan matiku hanya Padamu

Banyak ilmu yang ku ambil dari anugerah ini

Ku sadar betapa lemahnya hamba ini

Yang berharap kuasa dan keajaiban dari-Mu

Tanjung, 30 Desember 2009

Page 118: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

PAGI KU HILANG

Kala pagi datang

Ku tak sadar akan diriku

Kala matahari muncul

Ku tak sadar rantingku tumbuh

Kala hari mulai terik

Ku juga belum sadar dahanku tumbuh

Hingga senja hari

Ku mulai sadar bahwa ku t’lah menjadi pohon

Pohon yang tumbuh ditaman bunga

Pohon yang merasa hening tiada berkawan

Dan tak ada pohon lain yang mau tumbuh di dekatnya

Akankah kasunyian ini menyelimutinya

Hingga senja hilang di pelupuk mata

Karya : Feny N.J

Agung, 22 Juli 2007

Page 119: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

AYAH

By ; ita

Malam itu

Saat semuanya terlelap

Saat hanya terdengar suara detak jam

Aku tenggelam

Tenggelam dalam sosok bayangan

Sosok itu begitu perkasa

Begitu kuat

Begitu tegar

Tak bergeming bagai batu karang diterpa ombak

Tak peduuli angin datang

Tak takut badai menggulung

Dia tetap berdiri kokoh

Menjadi pahlawan bagi kami

Ayah..........

Ya, sosok sosk batu karang itu adalah ayahku

Lelaki tangguh dalam hidupku

Yang selalu melindungi kami

Page 120: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Saat fajar mulai menyingsing

Tak kenal lelah ayah banting tulang

Sampai senja datang menjelang

Titik peluh tak kau hiraukan

Hanya demi kami

Terima kasih ayah.......

Page 121: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

KERINDUAN

OLEH : ITA

Aku berharap selalu bertahan

Dengan sisa nafas yang menyekap

Aku meminta tidak ada orang tahu

Hanya Kamu dan aku

Aku ingin cerita dengan-Mu

Ingin kutumpahkan semua gundahku

Tentang dosa yang kuselendangkan dengan bangga

Tentang dosa Yang kupamerkan dengan angkuh

Aku sesak.....

Aku ngeri.....

Aku gentar.....

Aku pilu dengan rasa ini

Ya Rabb.....

Aku menyesal

Aku rindu pada-Mu

Ya Rabb....

Pegangi aku

Rengkuh aku

Dengan cinta-Mu yang seluas samudera

Page 122: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Dulu… By : aMy ahLa

Dulu…

Kau embun dalam pagiku

Pemberi kesejukan

Dikala pagi mulai merayap

Dulu…

Kau mentari dalam siangku

Pemberi kehangatan

Dikala dingin masih memeluk

Dulu…

Kau pelangi dalam hujanku

Pemberi warna

Dikala mendung menyelimuti

Page 123: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Dulu…

Kau bintang dalam malamku

Yang setia temani rembulan

Dikala hening menggerogoti

Dulu…

Ya…itu dulu

Sebelum cinta menjadi bara

Sebelum rindu menjadi batu

“Kenapa hanya dulu ?”

Banjarbaroe, 15 Oktober 2010

Page 124: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Melupakanmu

By : aMy ahLa

Mungkin t’lah tiba saatnya

Ku berhenti berharap

Setetes embun kasih darimu

Riak-riak cinta yang kau miliki

Ku sadari semua t’lah berlalu

Ku harus melupakanmu

Melupakan semua tentang kita

Semua yang t’lah kita lewati bersama

Inilah akhir penantianku

Biarlah semua berakhir

Menjadi sepenggal kisah

Antara kau dan aku . . .

Barabai, 26 November 2006

Page 125: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Rangkaian Kata Terindah untuk Bunda

By : aMy ahLa

Bunda…

Kau umpama mata air dikala dahaga menggelayuti

Pe,mberi kedamaian jiwa

Yang selalu sejukkan hati

Bunda…

Kau laksana pelita ketika gelap mengukungku

Cahaya kehidupan

Yang selalu menerangi langkahku

Bunda…

Kau layaknya selimut saat dingin menyiksaku

Pemberi kehangatan

Yang selalu setia menemaniku

Page 126: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Bunda…

Sahabat dkala duka menghampiri

Sahabat dikala suka menghiasi

Sahabat yang selalu setia menemani hari dan langkahku

Bunda…

Walau kini semua itu tak kunikmati lagi

Kau tetap selalu ada

Ada dalam mimpi dan relung hatiku

Ada bersama cita dan harapku

Bunda…

Wanita tangguh

Pahlawan hati dalam hidupku

Darimu kubelajar arti hidup yang sejati

=Banjarbaroe, 24 September 2010=

Page 127: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Kecantikan Sejati

Wajah nan kemerahan

Lesung pipi mengikat

Bibir indah merekah bak mawar yang mekar

Gigi runcing dan putih berbaris rapi

Hidung mancung terus menantang

Semampai tubuh tegak menjulang

Seputih salju membalut kulitmu

Rambut indah terurai panjang

Memikat semua hati yang memandang

Lalu engkau bangga

Lalu engkau lupa

Memancing dengan ucapanmu

Menggoda dengan lenggokmu

Kau bantu jiwa yang haus

Tuk teguk dan tenggelam dalam nafsunya

Memburu kaum yang lalai

Tuk lupakan hakikat hidupnya

Kau bisikkan nyanyian surga

Dan tenggelamkan mereka dalam neraka

Ingat. . . .

Engkau harus memikul

Engkau harus kuat

Cantik yang memang nampak diluar

Dari dalam haruslah lebih

Lembut budi slalu dinanti

Santun kata yang dicari

Cantik hati yang berarti

Itulah kecantikan sejati

Page 128: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

INIKAH SETIA?

Untaian kata penuh makna

Kurangkai dalam bait-bait cinta

Menggapai asa tuk bersama

Meski hamparan jarak siap menantang kita

Kuukir namamu di dalam hati

Tempat terjaga yang takkan pernah terusik

Meski angin khianat datang berbisik

Bibit setia kutanam dalam-dalam

Dengan tekun selalu kusiram

Tumbuhlah cinta yang mendalam

Janji setia kan selalu kugenggam

Inikah setia?

Siap berdiri tegak

Di tengah aroma nikmat yang menggoda

Siap berdiri teguh

Walaupun kepercayaan hampir runtuh

Siap berdiri kokoh

Meski jiwa tengah bergejolak dan rapuh

Inikah setia?

Tetap bertahan di tengah gelombang yang mematikan

Tetap tersenyum di antara tangisan

Inilah setia. . . .

Saat ku mulai bisa

Menerima dia apa adanya

September 2010

Curahan hati: Santi Sartika

Page 129: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

SURGAKU DI KAKIMU, IBU

Dialah sosok yang mulia

Kata-katanya adalah panjatan doa

Airmatanya adalah cinta

Senyumannya adalah gelombang berkah

Ibu

Tak cukup tinta untuk menuliskan kasih sayangmu

Hangatnya mentaripun tak mampu gantikan hangatnya pelukanmu

tak perlu kuucapkan berapa besar jasamu

dari mana dan sampai kemana

dari kapan dan sampai kapan, kasih sayangmu

semua tau, alam bersaksi

kaulah malaikat penolongku

Ibu, terlalu besar perjuanganmu

Kesabaranlah keutamaanmu

Kau bawa beban berat dalam perutmu

Ketika berdiri sakitlah pinggangmu

Ketika berduduk sesaklah nafasmu

Tapi itu tak pernah buatmu ragu

Ibu

Kau gadaikan nyawa, demi anakmu ini

Habis usiamu tergerus harapan untuk lukiskan senyuman bahagia

Kau enggan pergi, sebelum bola mataku tenggelam

Dalam mimpi

Ibu

Asing rasanya telinga ini dengan keluhmu

Tak kenalkah ibu dengan rasa lelah?

Malu aku menghitung berapa kali permintaanku yang memberatkanmu

Tapi, kau lakukan itu dengan ringan

Page 130: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Takut rasanya aku mengingat berapa kali aku menyakitimu

Namun, hamparan maaf menantiku

Ibu

Jika kau tengah terluka

Izinkan aku menutupnya dengan perilakuku

Jika kau tengah menangis

Perkenankan tangan ini menghapus air matamu

Jika kau tengah bahagia

Ajaklah aku turut merasakan kebahagiaanmu

Ibu

Sungguh,

Tak cukup lautan membasuh peluhmu

Tak cukup purnama menemani lelapmu

Ku kayuh sampan kecil ini

Tuk membawamu pergi selalu bersamaku

Ibu

Firdauslah hadiah terbaik untukmu

Rangkaian doa terpancar selalu untukmu

Rahmat-Nya melimpah bersamamu

Ibu, aku ingin sepertimu

Ibu

Sungguh pantas

Penghargaan Allah untukmu

Surga yang suci

Mengalir di sela kakimu

Page 131: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

IBU

Sinar pagi yang cerah

Menampakansemangat kasih mu

Yang selalu ada mengiringi perjalanan hidup ku

Kau seperti air dari surga

Yang selalu memberikan kesejukan

Kesejukan jiwa dan hati ku

Berikan ketenangan dalam alunan langkah ku

Kau bak pelita dalam gua penerang jiwa ku

Kau penyinar hati penentram jiwa ku

Yang harus selalu ku jaga hingga diakhir bakti mu

Wajah teduhmu penyejuk kalbu

Memberikan semangat juang untuk ku

Mimpimu jadi cita – cita ku

Harapan mu tujuan hidup ku

Disetiap untaian doa ku

Kulantunkan hormat, cinta dan kasih sayang ku

Hanya untuk mu

IBU……………..

Nopember 2010

Nurliani

Page 132: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Mutiara Kasih

Kuhempas luka dibalik tawa

Namun derita tak mampu merakit kata

Kusembunyikan sedih dibalik sapa

Namun jerit turut meneteskan air mata

Reyuh harapan

Pudar impian

Musnah dambaan

Ditelan kekecewaan

Aku salah dalam melangkah

Aku mencintaimu ditanah yang haram

Mengharap cinta yang tak mungkin

Dimana mutiara kasih ku dulu

Yang pernah menghiasi relung hatiku

Kini secercah kenangan membelitku

Page 133: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Dan tak luput dari lakon hidupku

Nyatanya kini kujauhi rasa yng menyiksa

Biarlah air melukis kenanganku di atas batu

Tuk hiasi rumah hidupku

Biar dia indah dan jadi cermin dalam mata

Oktober 2010

Nurliani

Page 134: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

TINTA DALAM PENAKU

Hidupku bagaikan sebuah tinta

Mengalir mengikuti irama tangan ketetapan garis takdir – Mu

Mencari mim pi yang hakiki

Menggores setiap langkah demi langkah

Meniti perjalanan hidup

Kadang hitam, kelam, dan kelabu

Dalam gelap malam ku mencari secercah sinar

Untuk menerangi langkah kaki ku

Dipersimpangan jalan aku kehilangan arah

Jati diri ku bagaikan kapal ditengah laut

Terombang – ambing tak tentu arah

Aku tesesat……..

Tersesat dalam menuju pangkuan- Mu

Ajarilah aku dalam bahasa firman- Mu

Agar aku dapat mengalir dengan warna yang baru

Yang melambangkan keteduhan kalbu

Dalam mencari ridho- MU

Oktober 2010

Nurliani

Page 135: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

PENARI

Bila penari meliuk takluk gelombang nada

Memejam mata menutup bicara

Terentang dengan naluri mengembara

Menyusuri padang gelap dan kabut senja

Pasrah terengah...

Oleh gerak sayu yang tak bisa terhenti

Penari itu bersandiwara

Berontak oleh kosongnya diri

Lewat lincah

Juga senyum menggantung manja

agar tak kecewakan kupu-kupu

juga selendang yang tergantung di bahu

Penari itu lelah

Terpasung dalam gravitasi waktu

Tercebur dalam kubang tak ada tepi

Bergelut

Agar tetap hidup di atas bumi

Penari itu cemas

Oleh hari yang mulai renta

Dan kupu-kupu yang tak lagi suka

juga selendang yang tak lagi menggantung lincah

Mungkin sandiwara itu harusnya usai

Tapi pasung dan kubang itu membuatnya tetap terjaga

Menempanya hingga waktu tak terkira

Page 136: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Di balik jeritan layar

Dan rintihan yang tak berkesudahan

Penari itu penari itu

Masih ada

dengan warna dan ujud beda

Banjarbaru,Nopember 2010

Asri Fatimah

Page 137: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Surau Tua di Sudut Kota

Sedikit asa yang tersisa

Dan sepercik semburat kepedihan

Membuatku mengerti

Betapa menjulangnya arti lara

Mendekam di balik tirai duka

Yang pucat tak berwarna

Menggapai-gapai derai haapan

Yang angkuh membusungkan dada

Lalu dia berkata

‘Siapa yang kan menolongmu?

Terhenyak...

Lalu rentetan gelombang audiosonik

Mengusik ilusi mengapung mengembara

Mengalun-alun di daun telinga

Tanpa makna

Entah apa maksudnya

Suara bisu itu lalu mengalun

Mengumandangkan bunyi kedamaian

Dari surau tua di sudut kota

Banjarbaru, Oktober 2010

ASRI

Page 138: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Aku Masih Manusia

Aku masih manusia

Jangan kau harap aku jadi dewa

Miliki godam seperti bima

Menjadi tangguh dan perkasa

Aku masih manusia

Masih punya asa dan rasa

Atas sepinya rindu dan perihnya kecewa

Juga atas hianat yang kau lakukan...

Aku bukan batu

Tapi ku tak merintih dalam peluk munafikmu

Tak meraung terhimpit ganas tuturmu

Tak meronta dalam cengkeraman ilusi semu

Yang mulai kau bangun dalam pusaran ambisi

Ditambah rasa percaya yang dulu kumiliki

Aku masih manusia

Sendiri di tengah gundukan batu

Tertimbun hingga batang leherku

Uph...jika kubergerak sedikit saja

Page 139: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Batu-batumu itu akan menggilas kepalaku

Selamat!! Ambisimu akan tercapai jua

Banjarbaru, Oktober 2010

ASRI

Page 140: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Peringatan

Di setiap helaan nafas

Sebenarnya tersimpan suatu rasa

Rasa rindu kepada-Nya

Di dalam jiwa dan raga manusia

Tak habis-habisnya mereka menyebut nama Tuhannya

Tapi???

mengapa dalam kesedihan

mereka sering menyalahkan Tuhan!

Mengapa!!!!

padahal disaat dia senang,lupa!

Dengan semua anugerah-Nya

Bagai air susu dari Ibunda

Yang tak terbalaskan dengan apapun

Begitu pula dengan Tuhan kita . . .

Tak memberikan banyak tuntutan,

hanya:

"BERIMAN DAN BERTAQWALAH WAHAI MANUSIA"

Page 141: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

By: Aulia Azizah

Banjarbaru, 11 November 2010

Coretan Kalbuku

Kupersembahkan.....

Coretan pena untuk Ibunda tercinta;

Embun hati bagaikan bintang dan bulan

Takkan terpisahkan...

Kasih dan sayang kau curahkan....

Sebagai tanda kesetiaan....

Sakit yang kurasakan...

Akan hilang dalam sekejap

Belianmu... Cintamu...dan

Ketulusanmu

Selalu kurasakan dalam jurang kalbuku

Sentuhan telapak tanganmu...

Seraya embun yang menetes dari dedaunan

Kesabaranmu bagai lautan yang luas

Yang kan menghiasi hidupmu dan,...,

melindungi buah hatimu...

Bunda......

Sesungguhnya cintamu takkan lepas dari benakku

Hingga ajal menjemput

Cintamu kan menyertai..

Perginya nyawaku....

Page 142: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

By: Aulia Azizah

Banjarbaru, 11 November 2010

JANGAN TINGGALKAN AKU

Ketika gelisah menghampiri

Ketika rasa rindu menyergap hati

Ketika tiada keinginan selain bertemu..

Maka….

Ku bulatkan tekadku

Ku ambil air wudhu dan ku mulai shalatku

Ku tumpahkan segala rasa yang menyesakkan dadaku…

Sungguh…

Ku ingin memastikan bahwa kau akan terus bersamaku,

Menjagaku, memperhatikan dan mengawasiku..

Karena ku tau tiada yang seperti diri-Mu

Oh Tuhan….

Ku ingin kau ada untukku…

Selalu !

Page 143: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

BUNDAKU

Bunda….

Rinduku padamu tak terbendung lagi

Ku ingin mencurahkan segala rasa dan asa yang ada di hatiku padamu

Ada banyak cerita yang ingin ku bagi bersamamu

Hidup ini terasa hampa tanpa belai kasihmu..

Bunda….

Seandainya mampu ku putar ulang waktu

Ku ingin menghabiskan hari-hariku besamamu

Menikmati belai kasihmu

Serta nasehat-nasehat bermakna darimu

Bunda….

Bolehkah ku iri pada mereka?

Yang masih mempunyai ayah dan bunda

Yang penuh kasih saying dan cinta

Pintaku ya Allah….

Sayangi bundaku,

Berikan dia ganjaran syurga

Dan bantu aku tuk melakukan yang terbaik untuk bundaku

Serta mendapatkan yang terbaik dari-Mu…

Page 144: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

DERITA INI BUKAN MILIKMU

Jika dunia sedang tak ramah padamu

Dan sekeliling Nampak acuh padamu

Jika hari-hari yang kau lalui terasa berat

Dan penderitaan terasa pedih menjerat

Jika kini kau merasa terpuruk dan terjatuh

Ini bukan saat tuk kau menangis dan sesali

Ketauhilah kawan, derita ini bukan milikmu

Walau jauh dari harapan, kau harus hadapi ini dengan senyuman

Ketauhilah kawan, roda kehidupan kan selalu berputar

Ketauhilah Tuhan itu nyata,

Harapan itu ada

Kebahagian kan selalu terbit dari hati hambaNya yang bersyukur

Maka, percayalah kawan…

Kasih sayang Tuhan kan selalu ada disetiap hembus nafas dan detak jantungmu…

Page 145: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

AKU ALPA TUHAN…

Lelah tak pernah berujung…

Bagai busur panah… yang selalu melesatkan anaknya

Menghujam tiada henti dipergantian hari

Tidak setajam tusukan duri mawar…

Tapi perihnya… lebih dari sayatan sembilu !

Mengeluh itu Dosa !

Tapi aku bisa apa Tuhan,,,,??

Aku lemah seperti Adam yang terlena buah khuldi

Aku menyerah seperti Yunus yang meninggalkan kaumnya

Tak jua seperti Yusuf…yang sanggup menolak godaan Zulaikha

Yahhhh…

Aku lemah memang

Kelemahan tak bertepi

Justru semakin berakar

Akar yang tumbuhkanku pada pohon penyesalan

Sesal akan keluhan tak terjawab

Sesal pada semua khilaf yang kubuat

Tak terlihat memang

Tapi noda itu nyata

Aku alpa Tuhan…..

Khaliq ku

Jika masih ada waktu

Izinkan aku kembali padaMu

Lurus pada koridor surgaMu

Kuharap ampunan dariMu

Lewat sajadah doa ini

Fierdaus menunggu…..

Page 146: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

IMPIANKU

Bagiku…

Mimpi itu harapan…Bukan khayalan !

Mimpi itu kenyataan…Bukan angan-angan !

Mimpi itu misteri…Tapi begitu dinanti

Bukan seperti punguk merindukan bulan

Bukan pula mengharap durian runtuh

Atau….

Penuh semangat ingin menjelajahi dunia

Apalagi sampai harus pergi ke Roma…

Itu terlalu tinggi kawan !

Bagiku…

Mimpiku, mimpimu

Mimpiku mungkin tak sama denganmu

Mimpiku hanya, Toga…Topi wisuda serta Izajah yang melengkapinya

Mereka semua lah mimpiku

Ku ingin segera menjadi guru

Sosok yang pantas digugu dan ditiru

Mengabdi tulus untuk bangsa dan negeriku

Disini….Di kawah candradimuka

Titian tuk menggapai cita

Tempaan menjadikanku kuat

Nasehat menjadikanku hebat

Sahabat buatku semangat

Harapan kelak suatu saat

Menggapai pilihan hidup tepat

Guru…sang penyampai amanat !

Page 147: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Dipersembahkan untuk pangeran hatiku...

RINDU

Rindu...

Jika ini rindu...ku biarkan dia menyatu...

Jika ini rindu...ku biarkan ia membiru

Ku mau rindu tak membelenggu..

Ku mau rindu tak menyerang batinku..

Aku rindu padamu..

Diantara tebing cintamu yang mengelilingiku...

Ku harap rindu ini tak membeku..

Tak pula menyeretku..

Aku merindumu di antara lengkingan-lengkingan waktu...

Berpayung rinai-rinai kasih sayang tulusmu..

Ku hantarkan rindu ini lewat malam dambamu...

Sabarlah kau menunggu...

Rinduku kusampaikan hanya untukmu..

Banjarbaru, 15 Oktober 2010

Page 148: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

` Laila fitriani

SUARA

Suara indah itu masih menari-nari di telingaku

Tangan ini pun terbuai talu bertalu mengiringinya

Indah...angkasa raya terbuai

Merayu semilir angin...

Menyanyi tetesan embun

Mengiring indah suara itu

Malu-malu telinga ini mengintip disetiap langkah-langkah syair darinya

Samudra bergetar...

Atlantik mencair...

Pulaupun membelah

Hanyut larut mendayu Qalbu mendengar indahnya

Aku semakin jatuh...jatuh...jatuh ke dalam indah suaranya

Aku jatuh cinta pada suara itu

Ahh....tapi maaf aku hanya jatuh cinta pada suaranya bukan dirinya...

Laila Fitriani

Ayah

Setiap pagi..suara bijak itu bersenandung

Page 149: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Bangun...bangun...

Membangunkan anak-anak manjanya tuk bersujud pada Rabbnya..

Duhai ayah...

Anak manja ini sering berpaling

Kadang melupa akan teduhnya hatimu..

Kadang melupa akan benarnya ucapmu..

Anak manja ini kadang membuat kau menyunggingkan senyum teduhmu..

Tapi...anak manja ni tak jarang buat buat rinai di matamu..

Maaf...maaf kan anak manjamu...

Maaf...ayahku...

Laila Pitriani

Banjarbaru, 9 Oktober 20

Page 150: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

DENGAN SEDERHANA

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

Hanya menghadir di sisi sepenggalan senja

Untuk menyibak awal tirai malam yang mulai menjelaga

Aku ingin mengasihi mu dengan apa ada nya

Bukan menghadirkan puncak gunung emas zaman negeri saba’

Bukan menyembahkankan sisi pualam kemilau intan permata

Aku Ingin menyayangimu dengan biasa

Melindungimu tanpa perlu sapuan ucap semanis madu

Membantumu menuntun pijakan hidup tanpa sepenggal pamrih

Mungkin kisah cinta ini tak seelok kisah rama shinta

Mungkin kisah cinta kita tak seagung kisah dewi drupadi di mahabarata

Cinta ini hanya getaran lirih di sisi rerumputan

Yang mengambang tersentuh semilir angin yang bersahutan

Tak perlulah hujaman rasa itu menggelora hingga sisi samudera

Tak perlu juga kabar itu menggema hingga ke ujung tepian angkasa

Maka biarkan kita berdua duduk terdiam merasa

Menggapai makna cinta lewat sabar menanti lambaian kebahagiaan

Karena hanya lewat keheningan

Kesederhanaan itu meresap di sisi keteguhan jiwa

By. LF

Page 151: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Banjarbaru, Oktober 2010

Malam

Sunyi……

Hening….

Hanya dunia mimpi indah tanpa adanya balutan masalah

Ku terusik, terbangun dari kelana yang terasa bagai sedetik

Kurasakan kelamnya malam

Kubangkit, berusaha melawan dinginnya malam

Yang berusaha membujuk tuk kembali keindahnya dunia fantasi

Membujuk diri keluar dari ketakutan diri

Akan hal-hal fiktif yang selalu menghantui

Mengajak diri tuk berteman degan tetes-tetes dingin yang menusuk tulang

Dengan harapan sedalam lautan

Sang Pencipta bersedia menengok hambanya yang penuh dosa

Dengan impian seindah rembulan

Sang Pencipta bersedia mendengar doa hamba bagi sang bunda

Page 152: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Banjarbaru, Oktober 2010

Teman

Teman……

Betapa hebatnya kita

Selalu tertawa, bertengkar, dan menangis bersama

Selalu memuji dan mengkritik bersama

Saat paling terang kalian terus disamping

Memeluk dengan ucapan bangga yang tak pernah berhenti keluar dari bibir

Saat tergelap kalian ada disamping

Terus merangkul dengan dukungan yag tak pernah berhenti mengalir

Teman…….

Kalian seperti matahari yang setia pada paginya

Seperti bintang yang setia pada malamnya

Selalu ada saat gundah melanda

Selalu hadir saat bibir tak lagi bisa mengucap kata

Dan terganti dengan tetes air mata

Teman……

Kita lebih dari saudara

Kita bagai tubuh dengan satu jantung

Terima kasih teman

Untuk kehadiranmu yang tak pernah alpa

Page 153: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Pernikahan

Pernikahan menyingkap tabir rahasia

Sarana mencampakkan rasa dalam hentak kata cinta

Tempat memadu kasih sayang di antara dua jenis manusia

Peristiwa yang diharapkan untuk menjaga kesucian fitrahnya

Pernikahan itu bahtera baru

Yang menuju rumah tangga samara

Pernikahan itu adalah ibadah sunnah

Suatu mitsaqan ghalizani bagi manusia

Dimana malaikat bersayap mengantar janji kepada Ilahi

Ikatan suci.......

Kehidupan dua insan bersenyawa padu

Damai..............

Dalam alunan dan rangkaian ikrar suci

Pernikahan bagai sarana tarbiyah dan ladang dakwah

Pernikahan itu adalah wadah terciptanya generasi robbani

Penerus perjuangan, menegakkan ajaran Allah

Kini dengan pernikahan

Terciptalah bingkai yang suci dan halal

Tempat bermuaranya cinta

Berlabuhnya kehidupan

Dan inilah puncak segala kenikmatan cinta

Menyinta dan memilih hidup bersama

Berjanji untuk mengasihi dan saling setia

Berbagi hidup dalam suka maupun duka

(Norlatifah, Banjarbaru 22 Oktober 10)

Page 154: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Samara : Sakinah, Mawaddah, dan Rahmah

Mitsaqan Ghalizan : Perjanjian yang sangat kuat

Tarbiyah : Pendidikan

Wanita Sholehah

Wanita sholehah adalah keindahan dunia

Ibarat perhiasan yang tak ternilai harganya

Wanita sholehah adalah bidadari syurga yang hadir di dunia

Yang slalu menampakkan kemuliaannya

Ia mencintai Rabbnya.....

Ia menyayangi Rasulnya......

Ia menjaga Agamanya......

Wanita sholehah akan menjadi sumber kekuatan dunia

Ia adalah taman indah nan penuh pesona

Perkataannya yang lembut bak menyejukkan kalbu slalu

terngiang

Senyumnya yang tulus kan slalu dinanti

Wajahnya yang teduh kan slalu dikenang

Air mukanya yang jernih kan slalu dirindu

Cinta kan tenggelam dalam samudra hatinya

Cinta kan datang atas kebaikan dan kebagusan akhlaknya

Disaat gemerlap dunia kian menerpa

Allah meletakkan cahaya di atas faraznya

Menyejukkan mata bagi orang-orang di sekitarnya

Dia penuh cinta, kelembutan,kasih sayang, dan

kerinduan

Ingin rasanya ku jadi wanita sholehah

Page 155: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Yang mampu membuat orang tersenyum

Yang slalu memancarkan keindahan budi pekerti

Yang ingin menyemburkan kebeningan di wajah

lewat tatapan mata

Yang slalu dipandang dengan penuh kekaguman dan

pesona

Kini kan ku daki tangga keistimewaan itu

Dan ku jadikan simbol hidupku

Amin......

(Norlatifah, Banjarbaru 22 Oktober 10)

Page 156: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Puisi

Puisi itu indah

Seperti karya Arsyad Indraji, Taufik Ismail, Chairil Anwar, dan sastrawan

lainnya

Puisi itu hasil sulingan kata-kata

Yang menjadi gerbang menuju makna

Dua puluh enam huruf membangun kata dan kalimat

Dapat menyampaikan maksud dan makna dalam jiwa

Permainan puisi adalah kata

Puisi itu mungkin khayalan

Mungkin juga tiruan dari sebuah kenyataan

Kejadian yang pernah terjadi

Penuh bumbu oleh pengalaman penyair

Puisi itu diungkapkan dengan pikiran dan perasaan

Keduanya tidak bisa saling dipisahkan

Puisi dihiasi dengan sikap penyair, pandangan hidupnya,

kedewasaannya, dan entah apa lagi.......

Ada yang mengatakan puisi itu membuka jalan ke masa depan bahasa

Puisi itu pasti bernilai dan bermakna bagi kehidupan

Tapi terkadang hanya penulisnya saja yang mengerti maknanya

Butuh otak dan pikiran yang harus dikuras

Apa karena bahasanya yang mendramatisir ??

Atau kalimatnya yang penuh arti ??

Entahlah..............

Namun puisi yang sekedar berindah-indah tapi kopong makna

Mungkin hanya jadi deretan kalimat yang basi

Puisi adalah curahan hati, mengungkap pengalaman pribadi

Banyak pesan yang tersirat di dalamnya

Ketika sedih mungkin kita buat puisi

Ketika bete mungkin kita buat puisi

Ketika putus asa, riang, gembira, rindu, atau kasmaran

Page 157: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Mungkin kita buat puisi

Jika puisi itu memuaskan jiwamu

Jika puisi itu membahagiakanmu

Maka tulislah puisi itu........

Page 158: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

(Norlatifah, Banjarbaru 22 Oktober 10)

PENYESALAN

Benci aku menatapmu

Hina aku mengagumimu

Pedih aku melihatmu

Luka aku menyukaimu

Muak aku dengan kata-katamu

Jengkel aku dengan sikapmu

Bosan aku dengan senyummu

Sakit aku dengan perlakuanmu

Resah aku dengan dustamu

Jenuh aku mendengar manisnya kata-katamu

Sedih wajahku karnamu

Sepi hidupku karnamu

Buta penglihatanku karnamu

Buntu jalanku karnamu

Gelap pandanganku karnamu

Gersang hidupku karnamu

Gagal harapanku karnamu

Hilang bahagiaku karnamu

Page 159: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Kau musuh bagiku

Sirna sudah kebahagiannku

Mimpi-mimpi indahku Bagai bunga yang telah layu

Kini ku terpaku ku merenungi penyesalanku

Beginikah akhirnya kisahku?

Kini Ku coba tuk menulis kisah

Diantara bintang dan rembulan yang berpelukan malam

Gelap gulita tanpa sirnamu

Biarlah menjauh

Biar biar biar

Biar ku trima nasibku ini

Kini berlinanglah air mataku

Aku gadis yang malang

Oh Tuhan tunjukkanlah jalanMu

Agarku terbebas dari rasa itu dan tabah menjalani

cobaanMu

Hanya iman di dada yang berikan kekuatanku

(Norlatifah, Banjarbaru 5 Oktober 2010)

Page 160: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

BENCANA Hitam pekat

Panas

Menyelimuti pandangan itu

Muntahan abu gunung itu makin luas

Luncuran awan panas semakin cepat

Dia merenggut nyawa saudaraku

Dia menghancurkan Indonesiaku

Dia mengubah senyum dengan air mata

Kini tangisan mulai terlihat

Indonesia kembali dilanda ketakutan

Indonesia kembali hancur

Negeri ini jadi negeri air mata

Kini tangisan mulai terlihat

Indonesia kembali dilanda ketakutan

Indonesia kembali hancur

Negeri ini jadi negeri air mata

Bencana, bencana, dan bencana

Tak henti-hentinya menggoreskan duka dan luka

Puing-puing derita semakin menyeruak di dunia

Dengarlah jeritan saudara kita

Dengarlah tangisan saudara kita

Page 161: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Ratusan jiwa pergi mendahului kita

Kita semua bersaudara

Luka mereka luka kita semua

Duka mereka duka kita semua

Air mata jadikanlah permata

Kesedihan jadikanlah senyuman

Kini hati telah lusuh

Jiwa tak mampu lagi menahan duka dan resah

Merenggut semua detak jantung dan dada

Apakah ini cobaan ?

Peringatan ?

Teguran ?

Atau Azab Tuhan ?

Fikirkanlah……….

Hanya kepadaNya

Merendah dan berserah

Karena Dia tahu semua segera berakhir

Hanya dia harapan kita

(Banjarbaru, 29 Oktober 2010)

Page 162: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

IBU

Engkau laksana pelita hati

Terangi siang dan malamku

Tiada henti,

Pancarkan sinar ketulusanmu

Demi aku yang kadang lupa

Kadang khilaf

Kadang mengecewakanmu

Tak sedikitpun kau redupkan cahaya kasihmu

Kini yang kulihat

Wajah keriput yang penuh lelah

Yang semakin renta dimakan usia

Kapan lagi kubalas semua jasa-jasamu

Ya Allah

Jangan kau ambil cahayaku

Sebelum

Aku membalas segala budinya

Banjarbaru, 8 Oktober 2010

Nurul Azizah

Page 163: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Tuhan

Dinginnya malam merasuk tulang

Membuatku tak ingin bangun dari tidurku

Nikmat rasanya saat kutarik selimutku

Kusadari piciknya aku

Lebih mementingkan nuraniku

Terbuai dalam nikmatnya malam

Tanpa ingat akan diri-Nya

Yang selalu member nikmat yang berlimpah

Yang selalu menjaga dan menyayangiku

Kubuka selimutku

Kupaksa bangkitkan tubuhku

Kurasakan dinginnya air basahi mukaku

Alangkah nikmatnya tiap tetesan air

Sejuk segarkanku

Kubersujud padaMu

Tundukan muka dipangkuanMu

Ya Allah maafkan hamba yang selalu lupa

Yang selalu khilaf

Ya Allah ampunilah dosa-dosaku

Banjarbaru, 15 Oktober 2010

Nurul Azizah

Page 164: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

HUJAN

Disaat pagi datang

Awan kelam menyelimuti langit

Desir angin menyapu dedaunan

Dinginpun datang menghampiri

Seketika itu denting ramai berdenting

Seirama dijatuhi butiran hujan

Teduhkan hati yang gundah

Ramaikan suasana pagi

Hujan ingatkan aku tentang satu rindu

Dimasa yang lalu saat mimpi indah bersamamu

Kenangan itu hadir saat hujan dating

Menceritakan kembali arti hadirmu

Banjarbaru, 29 Oktober 2010

Nurul Azizah

Page 165: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Petuah hidup

By Ranto Yunawan

Aku sering bahagia daripada sedih

Aku tak rela kehidupanku

Semakin terpuruk

Aku ingin bangkit dari lamunanku

Dan aku akan mencari jalan

Saat aku mendapat kebahagian

Tak lupa aku bersyukur kepadaNya

Begitupun sebaliknya

Teman……………….hidup ini hanya

Semenntara

Lambat laun kita akan musnah

Ditelan zaman

Maka dari itu kita harus selalu bahagia

dan ingatlah teman ……………..

“Ajal akan datang secara tiba-tiba”.

Page 166: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Banjarbaru, 16 November 2010

Sesalku

Setelah hari bergulir semua peristiwa pasti ada batasnya

Tapi sering aku merasa sedih, takut kehilangan kenangan itu

Tapi kadang aku berpikir . . . . .

Untuk apa hal-hal seperti itu

Namun hal itu mengapa tak bisa lepas dari anganku?

Hatiku terasa terguncang, ketika harus melupakannya

karena bunga nan indah terpampang mantap di depan mata ini

Haruskah ku terima bunga itu?

ya walau ku tahu sekali ku buang,

kesempatan mungkin tak datang dua kali

By: Ranto Yunawan

Banjarbaru, 20 November 2010

Page 167: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Banjarbaru, 15 Oktober 2010

“TANYA AKHIR CERITA”

Diam…

Pikiranku melayang

Logikaku terbungkam

Semua terasa dikekang

Ku bingung

Ku capek

Ku letih dengan semua ini

Ku berjalan terus maju

Tapi kau ada didepanku

Ku mundurkan langkahku

Namun kau sudah dibelakangku

Ku duduk melepas penatku

Tapi kenapa selalu ada kamu ?

Ku bangkit…

Ku lari ke gunung

Tapi kau sudah dipuncaknya

Ku berjalan ke laut

Tapi kau sudah didermaganya

Hah…

Lelah mulai menghinggapi rasa

Ku hanya diam dan bertanya-tanya

Bagaimanakah nanti akhir ceritanya ?

Page 168: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Wahyu Setyo Agustina

Banjarbaru, 22 oktober 2010

“KABUT ASA”

Jauh sudah jalan ku telusuri

Banyak sudah cerita ku deskripsi

Beribu jiwa ku temui

Menanti asa yang tak pasti

Bidadari senja pemberi warna

Pengukir pelangi yang tak kan terlupa

Sosok bayangan penggores luka

Memaknai indahnya semesta cinta

Tanya hati memaksa diri

Tuk mencari dan terus mencari

Mencari rasa keraguan hati

Mencari rasa yang tak pernah ku mengerti

Asa ku semakin tinggi

Membuat langkahku tak bisa berhenti

Walaupun kabut menyelimuti

Harapku…

Ini bukan sekedar mimpi

Wahyu Setyo Agustina

Page 169: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Banjarbaru, 05 Nopember 2010

“BIMBANG”

Hening hati bercampur pilu

Meenguak kisah tak terencana

Terbesit nama dalam doa

Memecah asa yang tertunda

Sepotong rasa dalam doa

Mengusik mimpi tanpa makna

Mengganti angan yang bertahta

Hatiku ragu…

Logikaku goyah…

Arah mana yang harus ku ikuti

Jalan mana yang harus ku lalui

Haruskah ku bertahan dalam mimpi ?

Atau bangun dengan hari yang tak ku nanti…

Wahyu Setyo Agustina

Page 170: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

Banjarbaru, 18 Nopember 2010

“TAK PASTI”

Resah hati tak menentu

Harap kelabu menjadi biru

Ku tak tau apa yang ku pikirkan

Ku tak mengerti apa yang ku rasakan

Yang pasti Ku bosan dengan smua ini

Aku benci…………..

Lelah sudah aku menahan

Cukup sudah aku menunggu

Tapi jawabannya tetap sama

Tak pasti

Wahyu Setyo Agustina

Page 171: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

IBU

Kau bagai pelita di kelam malam

Bak mentari di ufuk timur

Ketabahan dan kesabaranmu

Menjadikan kau sosok yang paling berharga di dunia ini

Tak akan pernah ku biarkan

Buliran air mata menetes di pipi cekungmu

Ketika kau harus merelakan

Tubuh langsingmu menjelma besar setelah melahirkanku

Bahu dan tangan yang kokoh menjadi tangan yang lemah

Hanya untuk menggendong dan menuntunku

Tubuh yang kuat berubah ringkih saat kau berusaha menopangku

Dunia beserta isinya tak sebanding dengan

Ketulusan, ketabahan dan kesabaranmu merawatku

Tak sekalipun lelah kau menyayangiku

Walau kadang sikap nakalku yang kau dapat

Kini usia mulai menggerogotimu

Cekung dan tirus wajahmu karenaku

Mereka bilang sekarang kau tidak cantik

Tapi bagiku kaulah

Wanita tercantik dan terindah yang kumiliki

IBU

Page 172: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

BINTANG

Hembusan angin malam itu

Hantarkan sejuk di tubuh ringkihku

Sunyi senyap tak berbintang

Kala sang surya kembali ke peraduannya

Hening, kelam, mencekam

Tak tahu jalan tuk temukan sebersit cahaya

Cahay hidup yang terangi pekatnya hati

Tak pernah q sadari langit tak berbintang sekelam ini

Menatap diriku pun aku tak mampu

Tuhan, satu pintaku padaMu

Hadirkan bintang tuk malam kelam nan mencekam

Agar malam tak pernah merasa sendiri

Temani hati yang sedang lara

Page 173: KUMPULAN PUISI KARYA MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA UNLAM BANJARBARU

AYAH

Bak seonggok debu di padang sahara

Semua terkumpul dan menyatu

Menjalani hari dengan sosokmu

Merenda mimpi dengan bayangmu

Aku tak ingin hari ini berlalu bagai angin

Kurasakan slalu tanpa pernah terlihat mata

Saat aku jauh darimu

Hati ini menderu bak deburan ombak di lautan

Bayangmu selalu hadir di setiap lakuku

Ingin ku kau selalu temani aku

Saat aku berjuang wujudkan mimpi dan citaku

Namun, aku harus tuk gapai harapanmu padaku

Satu tekad membaja dalam dadaku

Tak akan pulang dengan kegagalan

AYAH, itulah janjiku kepadamu