Prinsip Dasar Kesehatan Ternak Perah Web viewRambut harus halus dan bercahaya. Pada kasus anemia,...

22

Click here to load reader

Transcript of Prinsip Dasar Kesehatan Ternak Perah Web viewRambut harus halus dan bercahaya. Pada kasus anemia,...

Page 1: Prinsip Dasar Kesehatan Ternak Perah Web viewRambut harus halus dan bercahaya. Pada kasus anemia, insfeksi parasit, dan defisiensi, rambut menjadi kasar kering dan tidak bercahaya.

Prinsip Dasar Kesehatan Ternak Perah 2010

PRINSIP DASAR KESEHATAN TERNAK PERAH

PENDAHULUANSapi perah diharapkan menghasilkan susu sebanyak mungkin dan mempunyai fertilitas tinggi. Keadaan ini hanya mungkin dicapai bila sapi sehat. Telah diketahui bahwa penyakit menurunkan produksi susu yang berarti juga menurunkan pendapatan dan menaikkan biaya pemeliharaan.

Batasan penyakit sukar diartikan dengan tepat. Dalam pengertian umum, penyakit dimaksudkan sebagai penyimpangan dari keadaan normal. Dalam arti yang lebih terbatas, penyakit berarti suatu keadaan yang timbul pada makhluk hidup karena ada parasit, yang merugikan kondisi tubuh dan kesehatan makhluk hidup tersebut. Pengertian umum penyakit mencakup juga luka, defisiensi nutrisi, keracunan, dan penyakit turunan atau herediter.

Kesehatan berbeda pengertian. Kesehatan adalah menjaga fungsi keadaan tetap baik dan normal dari seluruh proses yang terjadi dalam tubuh ternak.

PROGRAM DASAR KESEHATAN TERNAK PERAHPenyakit timbul karena pemeliharaan kurang baik. Jadi, kesehatan sapi tergantung pada peternak itu sendiri. Pencegahan timbulnya penyakit lebih baik daripada pengobatan. Timbulnya penyakit baik akut atau khronik selalu menyebabkan kerugian uang pada peternak, karena mengurangi produksi. Pemeliharaan kesehatan ternak dengan perlakuan tepat, pencegahan penyakit, higiena, program vaksinasi, dan sebagainya merupakan hal penting untuk peternakan menguntungkan dan teknis optimal.

Secara praktis program dasar kesehatan ternak perah dilaksanakan seperti berikut ini :

a. Pencegahan

Pencegahan lebih baik dari pengobatan dan biasanya peternak yang melakukan hal ini menjadi sukses.

1. Sanitasi dan Isolasi

Program yang sukses membutuhkan disinfeksi kandang induk, kandang anak, dan fasilitas isolasi lainnya setelah digunakan. Begitu juga, ternak yang dibeli diisolasi terlebih dahulu beberapa waktu sebelum dimasukkan ke dalam kelompoknya. Tetapi jika jumlah ternak membesar maka biasanya isolasi menjadi mengecil. Kekurangan tenaga kerja memaksa peternak menghilangkan kandang pendisinfektanan dan pencucian. Untuk alasan yang sama, kasus mencurigakan yang sebaiknya diisolasi dibiarkan tetap dalam kelompok ternak. Hal ini untuk waktu yang lama akan menyebabkan penyakit berkembang dalam kelompok ternak.

2. Pengujian dan Vaksinasi

Pengujian yang teratur menurut undang-undang diperlukan untuk penyakit menular tertentu, seperti tuberkulosis. Uji standar untuk penyakit lainnya juga ada. Bakterin dan vaksin digunakan untuk pencegahan penyakit tertentu melalui imunisasi. Peternak dengan tenaga medis menentukan kebijakan uji seperti itu agar ternak imun melawan penyakit utama.

Bila organisme penyebab penyakit masuk kedalam tubuh melalui kulit, hidung atau mulut, reaksi pertama tubuh adalah mencoba menjaga infeksi tetap terlokalisir. Tubuh meng-aktifkan membran mukus dan kelenjar limpe yang dekat dengan tempat infeksi. Kelenjar lemfe meningkatkan produksi sel darah putih, organisme penyebab penyakit dan toksin yang dihasilkan menyebar keseluruh tubuh dan ternak menjadi sakit.

Laboratorium Produksi Ternak Perah – Fakultas Peternakan UNPAD Page 1

Page 2: Prinsip Dasar Kesehatan Ternak Perah Web viewRambut harus halus dan bercahaya. Pada kasus anemia, insfeksi parasit, dan defisiensi, rambut menjadi kasar kering dan tidak bercahaya.

Prinsip Dasar Kesehatan Ternak Perah 2010

Bagian dari mekanisme pertahanan umum, berupa produksi sel darah putih, tubuh juga menghasilkan substansi pertahanan spesifik. Pertahanan spesifik ada dua macam yaitu (1) antibodi, yang menyerang organisme penyebab penyakit, dan (2) antitoksin, yang me-nyerang toksin.

Substansi ini disebut spesifik karena tiap tipe organisme penyebab penyakit dan toksin yang dihasilkan menyebabkan tubuh menghasilkan antibodi dan antitoksin yang secara khusus cukup untuk menghilangkan tipe spesifik organisme penyebab penyakit atau toksin.

Jika tubuh mampu menghasilkan antibodi dan antitoksin pada tingkat lebih cepat dari pembelahan organisme penyebab penyakit dan penghasil toksin, organisme penyebab penyakit akan dihilangkan dan juga toksin, ternak sembuh dari penyakit. Jika kasus ini tidak terjadi, ternak akan mati bila tidak sesuatupun dikerjakan. Untungnya pada berbagai kasus tenaga medis mampu mengobati ternak dengan pemberian obat yang menolong tubuh melawan infeksi. Dengan cara ini kesembuhan akan lebih cepat atau ternak yang berada pada keadaan alamiah telah mati dapat diselamatkan.

Kadang-kadang organisme penyebab penyakit tidak seluruhnya dihilangkan dan masih ada yang tertinggal dalam tubuh. Akibatnya, ternak tidak berada pada kondisi optimal dan tidak dapat memproduksi sesuai dengan kemampuannya. Penyakit disebut berada pada kondisi khronik yang sering kali terlihat tanpa gejala. Bila keadaan lingkungan menjadi kurang menyenangkan, penyakit dapat timbul kembali. Atau dengan kata lain penyakit mencapai tingkat akut lagi.

Organisme penyebab penyakit umumnya tidak menimbulkan kesukaran pada setiap jenis ternak. Sebagai contoh, organisme tertentu mempengaruhi unggas tetapi tidak terhadap sapi. Hal ini berarti bahwa sapi secara alami mempunyai sesuatu yang menyebabkan sapi tahan terhadap mikroorganisme ini.

Sesudah ternak sembuh dari sakit, antibodi kadang-kadang masih ada didalam tubuh. Selagi antibodi masih berada dalam jumlah cukup, penyakit sebelumnya tidak akan berpengaruh terhadap ternak.Ternak telah membangun satu immunitas melawan penyakit. Immunitas berakhir tergantung pada tipe penyakit. Immunitas bervariasi dari beberapa bulan hingga sepanjang umur.

Sekarang ini adalah mungkin memberi ternak imunitas melawan sejumlah penyakit secara artifisial. Imunitas ini dikerjakan dengan memvaksinasi ternak, atau dengan kata lain, mem-beri ternak vaksin. Vaksin adalah kultur organisme penyebab penyakit yang dilemahkan. Organisme penyebab penyakit telah mengalami beberapa jenis perlakuan menyebabkan mereka kurang virulen, sehingga vaksin tidak akan membuat ternak sakit. Akan tetapi, vaksin cukup kuat untuk membuat tubuh bereaksi sehingga tubuh menghasilkan antibodi dan karena itu membangun imunitas melawan penyakit tertentu. Pada sapi, vaksin diberikan melalui injeksi. Setelah vaksin diinjeksi, ternak membutuhkan waktu untuk membangun imunitas. Waktu yang dibutuhkan berlangsung 1 hingga 2 minggu. Imunitas berakhir setelah beberapa bulan sampai beberapa tahun, tergantung pada penyakit yang melawan vaksin yang disuntikkan dan tipe vaksin yang digunakan. Sebagai contoh, vaksinasi melawan bibit penyakit kaki hitam (Blackleg) harus diulang tiap tahun.

Walaupun tidak seluruh penyakit menular dapat dikontrol oleh vaksinasi, vaksin tersedia untuk sejumlah penyakit berbahaya. Cara lain memberikan ternak imunitas melawan penyakit adalah dengan menyuntikan antiserum, yang mengandung antibodi melawan penyakit. Antiserum dapat berasal dari ternak yang kuat bertahan terhadap penyakit. Antiserum disuntikan langsung ke adalam aliran darah dan menyebabkan ternak segera imun. Ternak tidak harus membentuk antibodi itu sendiri, itulah sebabnya bentuk imunitas ini disebut imunitas pasif dan imunitas ternak yang dibentuk setelah vaksinasi disebut imunitas aktif. Imunitas setelah injeksi antiserum berlangsung tidak lama, antara 1 minggu

Laboratorium Produksi Ternak Perah – Fakultas Peternakan UNPAD Page 2

Page 3: Prinsip Dasar Kesehatan Ternak Perah Web viewRambut harus halus dan bercahaya. Pada kasus anemia, insfeksi parasit, dan defisiensi, rambut menjadi kasar kering dan tidak bercahaya.

Prinsip Dasar Kesehatan Ternak Perah 2010

hingga 1 bulan. Metode ini hanya digunakan saat mendesak, bila penyebaran penyakit sudah berjangkit atau dalam kasus harus dilindungi selama waktu singkat, misalnya setelah operasi bedah ada resiko melalui luka ternak akan terinfeksi tetanus.

3. Pemeriksaan Lainnya

Pembelian ternak pengganti dan ternak pamer pada pameran ternak meningkatkan resiko memasukan penyakit menular ke dalam kelompok ternak. Peternak yang tidak memamerkan ternaknya dan memelihara sendiri ternak pengganti memiliki resiko lebih kecil. Seluruh langkah praktis, terutama isolasi, untuk melindungi kesehatan ternak sebaiknya diambil bila ternak pengganti dibeli atau dara dipelihara oleh orang lain dan kemudian kembali ke peternakan.

Biasanya ternak dikeluarkan bila dianggap produksi susunya rendah. Pengeluaran ternak dapat juga berguna untuk mengontrol penyakit terutama ternak penghasil susu rendah dengan masalah kesehatan.

4. Catatan Kesehatan Individual

Catatan melengkapi sejumlah data kesehatan dan status pemuliabiakan. Program kesehatan mencakup catatan kesehatan individual ternak. Banyak contoh catatan yang dapat digunakan.

Tetapi, catatan bercetak itu tidak penting. Buku notes dapat berfungsi untuk mencatat tanggal dan perlakuan setiap keadaan dihubungkan dengan status kesehatan individu ternak. Buku notes dengan catatan akurat, berlaku dan lengkap sehingga setiap ternak dilengkapi data latar belakang yang sangat bernilai bagi tenaga medis untuk mendiagnosis dan menilai masalah penyakit.

5. Kontrak Medis

Jika jumlah ternak membesar, resiko kehilangan ternak karena penyakit juga meningkat. Tenaga medis ragu-ragu untuk menerima kontrak karena sukar menentukan jumlah pelayanan yang dibutuhkan. Peternak yang biasa membayar hanya untuk pengobatan ternak sedikit enggan membayar biaya nasihat, pengawasan dan perancangan untuk melaksanakan program efektip pencegahan penyakit.

Program prarancang melingkupi (1) perjanjian antara peternak dan tenaga medis, (2) penyiapan khusus seperti layanan apa yang diberikan, dan (3) dasar pembayaran. Persetujuan dapat dibuat berdasarkan hukum. Kontrak dapat mencakup seluruh aspek kesehatan ternak atau terbatas pada masalah tertentu saja, seperti mastitis atau masalah reproduksi..

Pelayanan ditampilkan berupa kunjungan bulanan, pemeriksaan sapi induk dan dara sebelum kawin, pemeriksaan kebuntingan, vaksinasi, pemeriksaan kesehatan ambing, inspeksi dan perlakuan untuk kontrol parasit internal, dan perlakuan untuk masalah kesehatan lainnya atas permintaan pemilik saat kunjungan bulanan.

b. Faktor-Faktor Yang Menandai Keadaan Kesehatan Seekor Ternak

Keadaan nutrisi dapat dilihat dengan mengamati ternak. Ternak mungkin gemuk, normal, atau kurus. Ternak kurus tidak selalu sakit. Sebagai contoh adalah pedet yang berasal dari induk produksi tinggi biasanya sedikit kurang berat dan agak kurus. Karena itu keadaan ternak harus ditentukan berdasarkan hubungannya dengan keadaan lainnya seperti berapa banyak pakan tersedia, waktu laktasi, bangsa dan lain-lain.

Ternak sakit biasanya berkurang berat, kadang-kadang terjadi sangat cepat. Pengurangan berat terjadi karena penurunan nafsu makan, proses pencernaan terganggu, dan jika ternak demam maka tubuh menggunakan zat gizi lebih banyak. Untuk memudahkan kerja dari tenaga medis

Laboratorium Produksi Ternak Perah – Fakultas Peternakan UNPAD Page 3

Page 4: Prinsip Dasar Kesehatan Ternak Perah Web viewRambut harus halus dan bercahaya. Pada kasus anemia, insfeksi parasit, dan defisiensi, rambut menjadi kasar kering dan tidak bercahaya.

Prinsip Dasar Kesehatan Ternak Perah 2010

peternakan maka sebaiknya peternak dapat memberikan penjelasan mengenai ternaknya. Untuk dapat memberikan penjelasan yang baik maka peternak harus melakukan kegiatan sebagai berikut :

1. Perhatikan ternak sesering mungkin, minimal satu hari sekali.

2. Menandai ternak yang memerlukan pertolongan tenaga medis/dokter hewan.

3. Berikan informasi yang lengkap pada tenaga medis/dokter hewan mengenai keadaan ternak yang perlu diperhatikan.

4. Sediakan tempat di peternakan untuk aktifitas tenaga medis/dokter hewan.

5. Kemukakan semua sifat faali ternak.

6. Perlihatkan pada tenaga medis/dokter hewan catatan kesehatan ternak.

Sebelum dapat mengidentifikasi ternak yang sakit, pengetahuan mengenai ternak yang sehat perlu untuk dikuasai. Karakteristik umum ternak sehat sangat bervariasi untuk setiap jenis ternak, namun secara umum dapat diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Ternak yang sehat akan makan secara teratur dan agresif.

2. Tidak gelisah saat sedang istirahat.

3. pergerakannya mudah dan ringan.

4. mempunyai mata, membran mucus dan warna kulit yang normal.

5. pengeluaran kotoran dan urine tidak sulit dengan warna dan konsistensi yang normal.

6. Tidak ada kelainan pada pernafasan, denyut nadi dan temperatur

Cara berjalan dan Berdiri

Cara ternak berjalan dan berdiri dapat menjadi abnormal karena ada bagian tubuh yang sakit. Contohnya yang jelas adalah bila kuku sapi terinsfeksi. Pada kasus ini sapi sering terlihat pincang.

Mata dan Telinga

Mata ternak menyiratkan ekspresi hidup. Telinga juga memberi tanda kesehatan. Ternak sehat memperlihatkan telinga bermain.

Membran Mukus, Rambut dan Kulit

Kulit ternak sehat lentur, mudah dilipat, dan lipatan segera hilang. Jika kulit ditarik dan dijepit kemudian lipatan tidak menghilang, ini berarti ternak kekurangan cairan. Keadaan ini terjadi pada pedet yang menderita diare serius.

Rambut harus halus dan bercahaya. Pada kasus anemia, insfeksi parasit, dan defisiensi, rambut menjadi kasar kering dan tidak bercahaya.

Membran mukus kelopak mata, hidung dan vagina berwarna merah muda hingga merah dan lembab. Membran ternak sakit menjadi terlalu merah atau terlalu pucat karena anemia.

Pencernaan.

Ternak sehat mempunyai nafsu makan yang baik dan makan dengan kecepatan tertentu. Feces dan urin dikeluarkan secara teratur dan feces mempunyai kepadatan normal. Sapi mengeluarkan feces 12 sampai 18 kali sehari dan menghasilkan feces 20 hingga 40 kilogram. Bila pencernaan terganggu, nafsu makan ternak menurun dan feces dikeluarkan terlalu cepat karena diare atau terlalu lambat karena sembelit.

Ruminan meruminasi sering bila sehat. Jika sapi tidak terlihat sedang meruminasi saat istirahat, ini menunjukkan bahwa pencernaan terganggu. Dalam kasus ini motilitas rumen berhenti.

Laboratorium Produksi Ternak Perah – Fakultas Peternakan UNPAD Page 4

Page 5: Prinsip Dasar Kesehatan Ternak Perah Web viewRambut harus halus dan bercahaya. Pada kasus anemia, insfeksi parasit, dan defisiensi, rambut menjadi kasar kering dan tidak bercahaya.

Prinsip Dasar Kesehatan Ternak Perah 2010

Motilitas rumen dapat dirasakan dengan menekan kepalan kedalam legok lapar atas kiri ternak. Rumen ternak sehat bergerak tiga kali setiap dua menit. Ruminasi dilakukan 6 sampai 8 jam dalam 24 jam dan gumpalan pakan diruminasi 40 hingga 60 kali.

Respirasi

Respirasi ternak sehat tenang dan teratur. Pada kasus tidak istirahat, demam, kerja berat, lelah, temperatur tinggi dan kelembaban tinggi, maka tingkat pernafasan meningkat. Tingkat pernafasan adalah jumlah penarikan nafas tiap menit. Tingkat pernafasan sapi 10 sampai 30, pedet sekitar 30, kuda 8 hingga 12, domba 10 hingga 20.

Sirkulasi Darah

Tekanan ventrikel jantung menyebabkan darah melalui arteri. Tekanan jantung dapat dirasakan dengan meletakan tangan pada daerah jantung, sedikit dibelakang kiri. Detak jantung dapat juga diperiksa dengan mengukur tingkat pulsa ternak. Tingkat pulsa yaitu jumlah pulsa tiap menit.

Pulsa ternak dapat dirasakan dengan menekan secara lunak jari telunjuk dan jari tengah pada arteri yang berada dekat dengan permukaan kulit, misalnya pangkal ekor atau dibawah rahang dekat dengan otot kunyah. Pedet mempunyai tingkat pulsa sekitar 100, kuda 28 sampai 40,sapi 60 hingga 70 dan domba 60 sampai 90.Demam, kerja berat, tidak istirahat, dan lain-lain menyebabkan tingkat pulsasi meningkat.

Temperatur tubuh

Temperatur tubuh normal beberapa ternak seperti sapi 38,0-39,5 oC, kuda 37,4-38,0 oC, pedet 39,5-40,0 oC dan domba 38,0-39,5 oC. Tubuh mempunyai maksud berbeda dalam penjagaan temperaturnya pada rentang normal. Dalam lingkungan dingin ternak akan membatasi sirkulasi darah dibawah kulitnya dalam usaha mencegah kehilangan panas berlebihan. Dalam lingkungan panas terjadi sebaliknya, sirkulasi darah di bawah kulit meningkat, berkeringat dan juga kenaikan tingkat respirasi menolong ternak menjaga temperatur tubuhnya dalam batasan normal pada keadaan panas. Ternak sakit yang mempunyai temperatur tubuh tinggi berlebih dikatakan demam. Ternak sehat juga dapat mempunyai peningkatan temperatur tubuh, misalnya setelah bekerja berat, terkena cekaman berat, atau lama terkena panas sinar matahari. Temperatur tubuh diukur di rektum. Termometer diletakan ke dalam rektum selama beberapa menit.

Produksi

Jika ternak sakit, produksi menurun. Penurunan tergantung pada macam penyakit, apakah penurunan produksi akan besar atau kecil.

c. Sebab-Sebab Penyakit Timbul

Setiap ternak terbuka terhadap lingkungan tempat hidupnya. Ligkungan dapat menyenangkan atau sesuai dan sebaliknya tidak menyenangkan atau tidak sesuai. Tubuh ternak harus mampu bertahan terhadap organisme penyebab penyakit. Level ketahanan tubuh dapat tergantung pada faktor genetik dan faktor lingkungan. Jika faktor lingkungan tidak menyenangkan, level ketahanan ternak terhadap penyakit menurun dan akibatnya kesempatan ternak menjadi sakit tinggi. Beberapa keadaan tidak menyenangkan yang mempengaruhi ternak diuraikan pada subbab berikut :

1. Kurang Substansi Esensial Seperti Oksigen, Pakan dan Air

Kurang oksigen dapat terjadi pada daerah tertutup yang ventilasinya kurang baik. Ternak terikat dapat juga kekurangan oksigen dan mungkin tercekik. Kekurangan pakan me-nyebabkan ternak menggunakan cadangan gizi tubuhnya. Ternak kehilangan berat dan menjadi kurus. Pada kasus ekstrim, bila ternak kehilangan 40 persen berat tubuh awalnya akan mati.

Laboratorium Produksi Ternak Perah – Fakultas Peternakan UNPAD Page 5

Page 6: Prinsip Dasar Kesehatan Ternak Perah Web viewRambut harus halus dan bercahaya. Pada kasus anemia, insfeksi parasit, dan defisiensi, rambut menjadi kasar kering dan tidak bercahaya.

Prinsip Dasar Kesehatan Ternak Perah 2010

Di negara-negara dengan musim kemarau yang sangat panjang, banyak ternak mati ke-kurangan pakan atau air atau keduanya. Kekurangan air menghasilkan kesakitan serius. Jaringan mengering dan mungkin menyebabkan kematian. Ternak yang menderita diare berat kehilangan sejumlah air dan kekurangan air atau dehidrasi. Pada beberapa kasus diare pedet mati sering karena dehidrasi.

2. Iklim Tidak Nyaman

Beberapa faktor yang tidak ikut serta disini dapat merugikan ternak, misalnya temperatur, hujan, angin, tekanan udara, dan radiasi. Temperatur lingkungan tinggi dapat meningkatkan temperatur tubuh. Ternak dapat menjadi dingin karena terjadi aliran dari bagian tubuh yang tiba-tiba mendingin. Penurunan temperatur tubuh menyebabkan diare atau pneumoni atau sesak napas.

3. Luka

Yang termasuk luka adalah luka, memar, kaki patah, dan sebagainya.

4. Substansi Racun

Konsumsi racun dapat mengganggu proses dalam tubuh secra serius dan mungkin memati-kan. Racun adalah bahan kimia, racun dapat merugikan kesehatan ternak dalam jumlah sangat kecil.

5. Adanya Mikroorganisme Penyakit di Tubuh

Penyakit-penyakit ini biasanya menular. Sebagian penyakit ini akan dibicarakan dalam kategorinya. Penyakit berbeda type mikroorganismenya atau yang sering juga disebut parasit.

Penyakit yang disebabkan parasit sering terjadi dan selalu mendapat perhatian. Parasit adalah mahkluk hidup yang hidup pada atau di dalam ternak dan mendapat pakan atas tanggungan ternak atau induk semang.

Parasit merugikan induk semangnya karena (1) parasit mengambil pakan dari induk semangnya sehingga induk semang tidak memperoleh keuntungan dari pakan; (2) parasit menyebabkan kerusakan jaringan tubuh induk semang, dan (3) parasit membentuk substansi racun atau toksin yang diserap oleh induk semang sehingga induk semang keracunan.

Parasit tidak segera menyebabkan ternak jatuh sakit setelah masuk ke tubuh ternak. Mula-mula parasit butuh waktu untuk memperbanyak diri. Sakit terjadi hanya bila parasit dan toksin dihasilkan berada dalam jumlah cukup. Rentang waktu antara kontaminasi dan hadirnya gejala penyakit disebut periode inkubasi. Periode ini berbeda untuk penyakit berbeda. Periode inkubasi dapat bervariasi dari beberapa hari hingga beberapa bulan bahkan kadang-kadang lebih lama.

Parasit dapat dikelompokkan menjadi parasit ternak dan parasit tumbuhan.

PARASIT HEWAN

1. Endoparasit

Yang termasuk endoparasit adalah parasit usus, cacing paru-paru, dan cacing hati. Parasit masuk saat sapi digembalakan atau makan. Parasit memper-banyak diri dengan bertelur banyak, dari telur timbul larva bila lingkungan lembab dan hangat.

2. Protozoa

Protozoa adalah ternak bersel tunggal. Protozoa terdiri dari beberapa bentuk, misalnya koksidia yang menyebabkan koksidiosis pada unggas.

Laboratorium Produksi Ternak Perah – Fakultas Peternakan UNPAD Page 6

Page 7: Prinsip Dasar Kesehatan Ternak Perah Web viewRambut harus halus dan bercahaya. Pada kasus anemia, insfeksi parasit, dan defisiensi, rambut menjadi kasar kering dan tidak bercahaya.

Prinsip Dasar Kesehatan Ternak Perah 2010

3. Ektoparasit

Ektoparasit disebut juga ternak seperti laba-laba. Kelompok terpenting dari kelompok ini adalah kutu dan caplak.

4. Insek

Insek yang dapat menyebabkan penyakit adalah kutu, dan lain-lain.

PARASIT TUMBUHAN

1. Jamur

Jamur ditemukan pada atau di dalam kulit. Jamur dapat menyebabkan sakit kulit atau keracunan.

2. Bakteri.

Bakteri adalah organisme sel tunggal yang memperbanyak diri dengan pembelahan. Satu bakteri membelah menjadi dua bakteri sangat kecil, berukuran 0,001 hingga 0,005 milimeter, dan hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop. Bakteri dapat membelah diri dengan cepat. Bakteri terdapat dimana-mana, dalam pakan, dalam air, pada pakaian, pada peralatan, dan sebagainya. Secara singkat tidak ada benda yang bebas dari bakteri. Satu guratan kecil dari ember susu dapat ditemukan jutaan bakteri. Tidak seluruh bakteri berbahaya bagi ternak. Kenyataannya hanya beberapa species saja yang berbahaya. Banyak bakteri sangat bermanfaat, contohnya bakteri dalam rumen.

Bakteri mati dan kering bila terkena sinar matahari tetapi berkembang dalam tempat gelap dan lembab. Ada beberapa species tertentu yang dapat bertahan selama beberapa tahun.Akan tetapi, untuk hal ini bakteri mengubah diri menjadi spora. Spora tidak membelah diri. Bila bakteri masuk ke dalam keadaan yang sesuai dengannya kembali menjadi bakteri lagi.

Bakteri dapat dikelompokkan dalam berbagai kelompok yaitu berdasarkan bentuk, misalnya bulat, spiral artau cambuk. Kelpompok lainnya yaitu mengikuti jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk pertumbuhan optimal dan reproduksi. Bakteri aerobik tumbuh lebih baik dalam lingkungan yang mengandung cukup udara segar. Bakteri anaerobik tumbuh lebih baik jika tida ada oksigen. Ada species yang termasuk keduanya.

Pengelompokan lainnya yaitu bagaimana bakteri mendapat makanan. Bakteri patogen hidup pada atau di dalam tubuh mahkluk hidup. Bakteri patogen mendapat makanan atas tanggungan induk semang dan menyebabkan insfeksi dan penyakit. Bakteri sapropilik memberi makan dirinya dengan substansi yang sudah mati. Bakteri saprofilik umumnya hidup di luar tubuh ternak dan karena itu tidak menyebabkan penyakit insfeksi.

Sekelompok mikroorganisme khusus dikenal sebagai virus. Virus menyebabkan penyakit sangat menular. Penyakit-penyakit oleh virus sering kali tidak dapat diobati dan harus dicegah atau vaksinasi. Virus tidak sama dengan bakteri, virus lebih kecil dari bakteri.

PENYAKIT BIOTIK DAN ABIOTIK PADA TERNAK PERAH

Penyakit Biotik: adalah penyakit yang disebabkan oleh makhluk hidup. Beberapa anggota kelompok bakteri, protozoa, amuba dan virus menyebabkan ternak sakit. Contoh penyakit biotik yaitu tetanus, kaki hitam, antraks, tuberkulosis, mulut dan kuku, pes sapi, dan pleuropneumonia sapi menular. Selain itu, penyakit biotik juga disebabkan endoparasit dan ektoparasit. Endoparasit memberikan contoh parasit usus (Nematoda), cacing paru-paru, cacing hati, dan anaplasmosis. Organisme Ektoparasit yaitu kutu dan ringworm.

Laboratorium Produksi Ternak Perah – Fakultas Peternakan UNPAD Page 7

Page 8: Prinsip Dasar Kesehatan Ternak Perah Web viewRambut harus halus dan bercahaya. Pada kasus anemia, insfeksi parasit, dan defisiensi, rambut menjadi kasar kering dan tidak bercahaya.

Prinsip Dasar Kesehatan Ternak Perah 2010

Penyakit Abiotik: adalalah penyakit yang disebabkan oleh bukan makhluk hidup

a. DEMAM SUSU (MILK FEVER)

Deskripsi: Demam susu atau hipokalsemia adalah penyakit metabolik yang timbul sebelum, selama, atau antara 1 hingga 2 hari setelah beranak. Demam susu terjadi pada sapi tua yang berproduksi sangat tinggi. Faktor genetik mungkin ikut serta sehingga seekor sapi mudah terkena dibandingkan lainnya.

Penyebab : Pada kasus demam susu, kandungan kalsium darah berkurang setengah atau kurang dari normal. Kandungan kalsium tergantung pada jumlah yang masuk ke dan keluar dari darah. Darah menerima Ca dari proses pencernaan dan dari pelepasan Ca asal tulang. Sekresi Ca terjadi di Urin, Kolostrum, dan Susu. Metabolisme Ca diatur oleh hormon tertentu dan oleh vitamin D. Selama dan setelah beranak, banyak Ca disekresikan oleh darah kedalam ambing. Kebutuhan Ca untuk produksi susu meningkat cepat selama masa ini. Akan tetapi, harus diingat bahwa demam susu bukan suatu penyakit yang disebabkan oleh defisiensi Ca. Di pihak lain, terdapat cukup Ca di dalam pakan. Yang menjadi masalah adalah metabolisme Ca harus menyesuaikan keadaan terhadap peningkatan kebutuhan Ca secara cepat.

Gejala : Gejala yang tampak adalah penurunan kandungan Ca darah. Penurunan Ca darah menyebabkan gangguan fungsional sistem otot. Gejala lainnya terlihat seperti berikut : (1) sapi terlihat sayu dan tenang, (2) Temperatur tubuh sedikit menurun, (3) anggota tubuh seperti telinga dan kaki terasa dingin, (4) tidak suka makan, teruatama konsentrat, (5) tidak ada kontraksi rumen (6) tidak ada feces, hanya sedikit dan kering atau feces keras, (7) ambing menjadi lunak, tidak ada susu di dalam ambing, (8) Sapi menjadi sukar berdiri dan setelah beberapa waktu tidak dapat berdiri sama sekali. Setelah itu ternak menjadi tak sadar, (9), jika penyakit terjadi sebelum atau selama beranak maka mengejan menjadi lemah sehingga beranak tertunda atau membutuhkan bantuan.

Pengobatan: (1) Injeksi larutan Ca. Biasanya kedalam larutan Ca yang disuntikan ditambahkan Magnesium untuk menurunkan pengaruh Ca terhadap hati. Setelah 10 sampai 15 menit sapi mulai berdiri lagi dan sedikit makan. Pengeluaran feces juga terjadi. Kesembuhan sering terjadi spektakuler, baik bagi dokter ternak maupun bagi peternak. (2) Sebaiknya tidak memerah habis sapi beberapa hari sesudah pengobatan. (3) Kadang-kadang sapi memperlihatkan kembali gejala 12 hingga 24 jam setelah pengobatan. Pengobatan harus ssegera dilakukan.

Pencegahan: (1) Jangan terlalu banyak memberi konsentrat kepada sapi pada minggu terakhir sebelum beranak. Pemanasan pakan meningkatkan resiko demam susu. (2) Beri sapi ransum normal setelah beranak untuk menjamin cukup konsumsi Ca. (3) Jangan memerah lengkap susu sapi beberapa hari hari sesudah beranak. Dengan demikian, komposisi susu dan pengeluaran Ca dari darah menjadi terbatas. (4) Saat dan sesudah beranak sebaiknya sapi ditempatkan pada kandang yang luas sehingga terdapat cukup ruang gerak. Sapi yang sudah pernah terkena demam susu mudah terserang lagi. Karena itu peternak harus berhati-hati agar sapi tidak terserang kembali.

b. PENYAKIT KARENA MALNUTRISI

Deskripsi: Contoh penyakit karena malnutrisi yaitu timpani (Bloat/kembung perut). Timpani adalah penyakit yang timbul karena gas yang dihasilkan dalam rumen tidak dapat keluar. Kemudahan terserang penyakit berbeda dari satu ternak ke ternak lain. Dalam hal ini, kemungkinan besar faktor genetik ikut berperan.

Penyebab: Secara normal gas yang dihasilkan di dalam rumen dikeluarkan. Pada kasus timpani, gas yang dihasilkan tidak dapat keluar rumen. Timpani dapat disebabkan oleh beberapa hal ; (1) Motilitas atau kontraksi rumen dan retikulum terpecah. Pemberian ransum yang kurang pakan berserat atau sapi memperoleh sejumlah besar konsentrat mengakibatkan lapisan dalam rumen

Laboratorium Produksi Ternak Perah – Fakultas Peternakan UNPAD Page 8

Page 9: Prinsip Dasar Kesehatan Ternak Perah Web viewRambut harus halus dan bercahaya. Pada kasus anemia, insfeksi parasit, dan defisiensi, rambut menjadi kasar kering dan tidak bercahaya.

Prinsip Dasar Kesehatan Ternak Perah 2010

tidak terbentuk. Lapisan gas bercampur dengan lapisan lainnya sehingga terbentuk lapisan buih. Buih ini tidak dapat dikeluarkan dan terjadilah kembung perut. (2) Pemberian sejumlah bahan pakan tertentu mempertinggi resiko terjadinya kembung perut bila diberikan dalam jumlah banyak, contoh bahan tersebut yaitu lucerne, clover, rumput muda, kentang dan daun kubis. (3) Kerongkongan tercekik, misalnya oleh plastik atau pakan. (4) Dinding rumen terkena radang. (5) Sebagian kerongkongan masuk ke rumen sehingga kerongkongan tercekik.

Gejala: (1) Legok lapar sebelah kiri membengkak bila dilihat dari sebelah belakang. (2) Ternak tertekan dan tidak beristirahat. (3) Mulut ternak terbuka. (4) Ternak sering berdiri dan berbaring (5) Ternak menendang perutnya dengan kaki belakang (6) Ternak mengerang (7) Kematian terjadi setelah lemas tercekik.

Pengobatan: (1) Usahakan sapi berdiri dengan kaki belakang lebih rendah dari kaki depan (2) Paksa ternak untuk bergerak, (3) Masukkan selang ke rumen melalui tenggorokan sehingga gas dapat keluar. Tindakan ini bermanfaat bila kembung perut disebabkan oleh tenggorokan tercekik. Jaga kepala sapi lebih tinggi. Masukkan selang jauh kebelakang tenggorokan untuk mencegah masuknya udara. Tidak terdapat bagian tajam pada selang. Jika tidak ada gas yang keluar dari selang berarti kembung perut di dalam rumen berupa formasi buih. (4) Untuk membebaskan buih di dalam rumen, minyak goreng atau minyak zaitun dapat diberikan kepada ternak. Pemberian minyak kelapa kepada sapi dewasa sebanyak 0,5 sampai 1 liter. (5) Jika tidak ada juga tindakan pengobatan berhasil, mintalah bantuan tenaga medis. Rumen harus ditusuk dengan trokar atau jarum. Penusukan dilakukan pada legok lapar sebelah kiri. (6) Jika ternak sembuh berikan hijauan terutama rumput panjang.

Pencegahan: Periksa apakah ternak menerima cukup hijauan agar rumen dapat berfungsi dengan baik.

c. PENYAKIT CAMPURAN.

1. MASTITIS

Mastitis terjadi hampir diseluruh peternakan. Susu di dalam ambing mengandung beberapa bakteria dan sedikit sel somatik. Bila terjadi kelainan pada ambing maka sel somatik atau jumlah bakteri atau keduanya meningkat pesat. Sapi dikatakan menderita mastitis. Gejalanya sangat bervariasi karena tergantung pada penyebab dan sensitivitas sapi. Gejala mastitis terlihat pada tubuh sapi, ambing dan susu. Sapi memperlihatkan sedikit peningkatan temperatur tubuh atau mungkin juga sakit serius; kadang-kadang ada sapi yang mati karena mastitis. Gejala yang tampak pada ambing tidak seluruhnya tampak. Sebagian ambing mungkin membengkak temporer yang mungkin juga diikuti oleh pengerasan. Ambing terasa hangat bila disentuh yang juga dapat diikuti bengkak nanah dan sakit. Setelah insfeksi akut, ambing menjadi normal kembali, tetapi ambing mengeras dan membesar secara permanen. Sebagian atau seluruh bagian ambing kehilangan kemampuannya menghasilkan susu.

Bila memperhatikan susu, ketidaknormalan hampir tidak dapat diamati hingga terlihat jelas. Susu asal bagian ambing yang terinsfeksi serius berbau busuk, berdarah, bernanah, bergumpal dan mempunyai komposisi kimia abnormal. Pada kasus yang tidak begitu parah, susu tampak benar-benar normal dan hanya pada beberapa pancaran terdapat gumpalan, tetapi komposisi kimia berbeda dari susu normal.

Istilah Yang Digunakan.

a. Ambing normal adalah ambing yang menunjukkan tanda-tanda luar kondisi patologis dan susu bebas dari organisme patogenik dan mempunyai jumlah sel normal.

b. Insfeksi laten yaitu keadaan saat susu mengandung organisme patogenik tetapi mempunyai jumlah sel normal.

Laboratorium Produksi Ternak Perah – Fakultas Peternakan UNPAD Page 9

Page 10: Prinsip Dasar Kesehatan Ternak Perah Web viewRambut harus halus dan bercahaya. Pada kasus anemia, insfeksi parasit, dan defisiensi, rambut menjadi kasar kering dan tidak bercahaya.

Prinsip Dasar Kesehatan Ternak Perah 2010

c. Mastitis nonspesifik atau aseptik ialah keadaan bila tidak ada insfeksi yang dapat dikenal dan juga tidak ada bakteri patogenik di dalam susu tetapi jumlah sel yang dapat dihitung meningkat.

d. Mastitis subklinis tidak menampakkan pembengkakan ambing tetapi pengujian mikros-kopik susu memperlihatkan insfeksi ambing karena bakteri patogenik, peningkatan jumlah sel, dan juga perubahan komposisi kimia susu.

e. Mastitis klinis yang dibagi menjadi mastitis akut dan sub akut. Mastitis klinis terlihat dengan tanda ambing meradang jelas, panas, sakit, dan membengkak. Susu dengan tanpa mikroskop pun terlihat jelas abnormal. Mastitis sub akut menunjukkan gejala perubahan yang tidak jelas pada ambing tetapi ada gumpalan keras terutama pada susu awal.

f. Mastitis khronik terjadi bila ambing atau bagian ambing tidak memberikan respon lagi terhadap pengobatan setelah beberapa waktu.

Ada beberapa metode dan uji yang dapat digunakan dalam upaya menentukan mastitis. Biasanya pengujian membutuhkan laboratorium dan hasilnya memerlukan interpretasi seksama.

Secara praktis pemerah pengamat segera dapat menemukan apakah ada kelainan pada seekor sapi, misalnya gumpalan pada beberapa pancaran, abnormalitas bila disentuh atau melalui pandangan. Terutama kasus klinis lebih langsung segera ditemui. Akan tetapi, pemerah sebaiknya berpikir realis, seperti gunung es, kejadian mastitis hanya merupakan sebagian dari kasus mastitis. Pemerah harus berhati-hati terhadap bentuk subklinis yang tidak terlihat. Rataan bentuk subklinis 20 kali lebih banyak daripada klinis. Bentuk subklinis menyebabkan kerugian ekonomis lebih besar. Penelitian menunjukkan bahwa sapi yang menderita mastitis subklinis pada salah satu kuartir ambingnya kehilangan 10 persen produksi susu.

Memperhatikan pengobatan, antibiotik digunakan secara luas tetapi antibiotik juga merugikan. Fakta menunjukkan bahwa antibiotik tidak efektip melawan seluruh penyakit. Manfaat antibiotik adalah mengurangi kerugian kehilangan susu selama masa pengobatan dan hingga lima hari setelah pengobatan, karena seluruh susu dari sapi yang diobati tidak dapat dikonsumsi. Hal lainnya, antibiotik tidak dapat mencegah insfeksi baru. Karena itu pengobatan dengan antibiotik sebaiknya dibatasi hanya untuk kasus klinis segera setelah gejala tampak dan terhadap kasus subklinis pada pengeringan sapi.

Timbulnya mastitis.

Ambing adalah organ produktif. Ambing sensitif tidak hanya terhadap kerusakan mekanis tetapi juga terhadap perubahan lingkungan tiba-tiba, misalnya tarikan, perbedaan besar tiba-tiba temperatur. Pada keadaan seperti itu daya tahan melawan penyakit secara temporer menjadi turun.

Pada kasus mastitis aseptik, jaringan ambing secara mekanis rusak yang menghasilkan peningkatan jumlah sel somatik. Umumnya mastitis disebabkan oleh bakteri, bakteri menembus ambing melalui saluran putting. Di dalam ambing bakteri tumbuh cepat karena lingkungan yang sesuai, lalu bakteri merusak jaringan ambing. Tubuh sapi menahan serangan ini dengan cara mengirim butir darah putih ke bagian jaringan yang rusak. Butir darah putih membunuh bakteri. Tidak hanya sel somatik tetapi juga bakteri dikeluarkan bersama dengan susu selama proses ini terjadi.

Organisme penyebab mastitis yang penting yaitu Staphylococci serta Strptococci dan hampir selalu dapat dijumpai pada kulit puting. Dengan demikian, resiko insfeksi hampir selalu ada. Resiko ini menjadi nyata bila ada insfeksi kuat reguler dengan bakteri mastitis. Contohnya

Laboratorium Produksi Ternak Perah – Fakultas Peternakan UNPAD Page 10

Page 11: Prinsip Dasar Kesehatan Ternak Perah Web viewRambut harus halus dan bercahaya. Pada kasus anemia, insfeksi parasit, dan defisiensi, rambut menjadi kasar kering dan tidak bercahaya.

Prinsip Dasar Kesehatan Ternak Perah 2010

adalah kontak antara puting dan cawan puting terinsfeksi, antara puting dan tangan terinsfeksi atau puting dengan lalat.

Lubang puting tidak selalu dapat dipercaya. Luka puting dan juga sakit menyebabkan pertumbuhan bakteri pada puting. Adanya koloni bakteri dekat lubang puting membuat penetrasi bakteri ke dalam ambing lebih mudah.

Saluran puting adalah penghalang alami, tetapi saluran puting tidak selalu mampu manahan serangan bakteri. Faktor-faktor seperti keadaan dan manfaat mesin perah, kerusakan yang timbul pada lubang dan saluran puting memainkan peranan penting, selain peranan otot penutup puting.

Di duga bakteri masuk kedalam ambing diantara waktu pemerahan. Orang berpendapat bahwa selama pemerahan bakteri terbawa keluar oleh aliran susu. Di sisi lain, barangkali masuknya bakteri kedalam mesin perah adalah saat pemerahan. Pergerakan udara dan air karena kerja pompa vakum menyebabkan bakteri masuk kedalam ambing.

Penetrasi bakteri ke dalam ambing tidak selalu menghasilkan insfeksi atau pembengkakan. Ambing sensitif, jaringan ambing yang rusak secra mekanis, keadaan seperti tarikan, perubahan tiba-tiba temperatur, alas tidur dingin, atau sapi sakit mengakibatkan terjadi insfeksi yang sebenarnya. Keadaan tersebut juga menyebabkan terjadinya mastitis klinis dari mastitis subklinis.

Pencegahan.

Antibiotik penting bila ingin mengobati sapi yang jelas menderita mastitis. Selama laktasi, insfeksi laten dan kasus subklinis yang tidak diobati akan menyebarluaskan penyakit. Karena itu, perhatian tidak seluruhnya ditumpahkan ke antibiotik. Di pihak lain, mengambil tindakan yang tepat tampaknya jauh lebih penting. Tindakan yang tepat akan mencegah penyebaran penyakit. Yang termasuk dalam tindakan ini adalah higiena, perkandangan, pencegahan kerusakan puting (luka, sakit), dan manfaat mesin perah yang bekerja baik.

Higiena

Higiena yang baik selama pemerahan sangat penting. Pemerah sebaiknya mencegah puting dan lubang dimasuki bakteri penyebab mastitis yang selalu ada di peternakan. Pemerah harus membuat bakteri sukar menyebar kesapi lain.

Langkah-langkah berikut mengurangi resiko insfeksi. (1) Perah terakhir kali sapi yang jelas-jelas menderita mastitis. (2) Keluarkan beberapa pancaran susu menggunakan tangan. Periksa susu menggunakan cawan puting, Susu jangan dipancarkan ketangan atau lantai dan tidak membuang susu ke tempat sapi berbaring. (3) Sesudah pemerahan, selang cangkir puting bubuhi disinfektan dan kemudian cuci lagi. Tumpukan rambut adalah tempat yang menyenangkan bagi bakteri. (4) Bersihkan dan bubuhi disinfektan dengan baik pada handuk yang digunakan. Jika perlu gunakan satu handuk untuk satu sapi. Lebih baik gunakan handuk kertas yang dibuang setelah digunakan. (5) Tangan sebaiknya tidak menyentuh susu. (6) Bila menggunakan air untuk membersihkan ambing, air sebaiknya diganti setiap waktu dan tambahkan disinfektan bila mungkin.

Uraian tersebut di atas tidak akan mencegah setiap infeksi. Dalam usaha menurunkan resiko insfeksi lebih lanjut, sangat dianjurkan mencelup atau menyemprot puting segera setelah pemerahan dengan disinfektan yang baik. Mikroba yang ada di puting terbunuh bila pencelupan atau penyemprotan dilakukan dengan benar, terutama mikroba yang datang selama pemerahan. Alas tidur sapi sebaiknya sebersih mungkin.

Laboratorium Produksi Ternak Perah – Fakultas Peternakan UNPAD Page 11

Page 12: Prinsip Dasar Kesehatan Ternak Perah Web viewRambut harus halus dan bercahaya. Pada kasus anemia, insfeksi parasit, dan defisiensi, rambut menjadi kasar kering dan tidak bercahaya.

Prinsip Dasar Kesehatan Ternak Perah 2010

2. Radang Kuku

Deskripsi: Radang kuku disebabkan oleh bakteri yang masuk ke dalam kuku melalui luka di mahkota kuku atau kulit. Mikroba meningkatkan insfeksi.

Penyebab: Bakteri penyebab insfeksi yang paling banyak berperan adalah Sphaerophorus necrophorus. Bakteri ini mungkin ikut serta terutama pada insfeksi kedua. S. necrophorus sangat banyak terdapat dalam feces sapi, lumpur, kandang kotor, dan got.

Gejala: Gejala yang tampak yaitu pincang, panas dan sakit bila kuku disentuh. Ternak tetap bergerak mengambil pakan walau kaki sakit, terjadi penurunan berat badan. Produksi susu berkurang. Mengeluarkan cairan berair dari daerah luka. Bila insfeksi berlanjut maka keluar nanah.

Pengobatan: Pengobatan standar yaitu secara hati-hati menggunting kuku terinsfeksi menggunakan pisau tajam atau gunting. Bagian terinsfeksi diobati dengan antiseptik, seperti 10 sampai 30 persen tembaga sulfat atau 2 hingga 10 persen larutan formaldehida. Bahan pencuci ini bersifat korosif. Karena itu, bahan pencuci dicoba dulu untuk mengetahui apakah bahan tersebut melukai kulit dan daging atau tidak. Jika bahan melukai kulit atau daging, pengobatan akan menjadi sukar. Salep untuk pengobatan radang kuku banyak tersedia. Sulfatizol adalah salep yang sering digunakan. Penggunaan obat sulfa seringkali mengobati dengan cepat, kadang-kadang dalam 24 jam. Pada kasus ringan pengguntingan tidak diperlukan.

Pada pengobatan kaki yang terinsfeksi, sebaiknya bagian atas kuku dibuang. Nanah dikeringkan. Dengan demikian, ada udara masuk sehingga mikroba tidak hidup lama. Kemudian kuku diobati dengan salep atau larutan antiseptik, diperban dan selanjutnya sehat. Ternak tampak hanya menggunakan satu kuku kakinya. Perban sederhana dapat dibuat dari karung goni. Bagian sudut digunting membentuk kantung berukuran 15 sentimeter persegi yang dihubungkan dengan pita untuk mengikat ke kaki sapi.

Pencegahan: Mengeringkan padang rumput serta mengeringkan dan membersihkan kandang adalah cara terbaik untuk mencegah penyakit, tempat yang basah atau tempat yang berlumpur sebaiknya dikeringkan atau diisi. Bila seekor ternak terkena radang kuku maka pengobatan sebaiknya diikuti oleh disinfeksi, jika tidak maka ternak mungkin terinsfeksi lagi. Bersihkan pecahan-pecahan gelas, kaleng dan sebagainya.

MASALAH-MASALAH DALAM KESEHATAN TERNAK PERAH

Seringkali peternak tidak mengetahui sampai sejauhmana bahaya suatu penyakit, bagaimana cara mencegahnya, dan dalam hal mana peternak memegang peranan penting. Dengan demikian, hanya peternak yang berperan utama melindungi ternaknya dari penyakit. Tenaga medis hanya memberi bantuan saja.

Macam penyakit hampir selalu ada di setiap negara. Yang berbeda hanyalah urutan peringkatnya. Penyakit mana yang harus lebih dulu dilawan, ditentukan berdasarkan peringkatnya. Pada sapi berproduksi susu tinggi yang menjadi masalah utama yaitu infertilitas karena peningkatan produksi susu justru menurunkan fertilitas. Setelah itu baru diikuti oleh penyakit biotik dan abiotik lainnya.

a. Penyakit Pencernaan pada Pedet

Program kesehatan ternak merupakan suatu program penjagaan kesehatan ternak secara terpadu dalam usaha peternakan secara keseluruhan serta pengaturan factor-faktor yang mempengaruhi sampai usaha peternakan dapat dilaksanakan serasi dan memenuhi prinsip ekonomi secara ekonomis. Pertimbangan secara ekonomis merupakan dan keamanan modal

Laboratorium Produksi Ternak Perah – Fakultas Peternakan UNPAD Page 12

Page 13: Prinsip Dasar Kesehatan Ternak Perah Web viewRambut harus halus dan bercahaya. Pada kasus anemia, insfeksi parasit, dan defisiensi, rambut menjadi kasar kering dan tidak bercahaya.

Prinsip Dasar Kesehatan Ternak Perah 2010

yang ditanamkan (ternak, biaya, tenaga dan waktu yang dicurahkan) menjadi pertimbangan utama sehingga semakin ketat pula pertimbangan pengelolaan kesehatan guna memperoleh keuntungan yang maksimal. Keadaan dalam kandungan induk steril, hangat dan makanan berkecukupan melalui placenta.

Pedet yang baru dilahirkan sangat dipengaruhi cuaca, dan suasana hangat dan kering tidak terjamin, ketidaksterilan lingkungan, bernaung yang tidak selalu tersedia, Keadaan pakan yang tidak selalu terpenuhi secara kualitatif dan kuantitatif, dan kekebalan tubuh belum tersedia dan defisiensi vitamin A (kolostrum). Pengelolaan dan Lingkungan pada kondisi sanitasi yang jelek, kandang yang lembab dan kotor, ventilasi udara yang kurang baik, dan Kandang yang gelap/ kurang sinar matahari serta Penempatan pedet dalam kandang secara berdesakan dan dicampur antar usia, kurangnya penyediaan air bersih, kekurangan kolostrum dan air susu akan sangat berpengaruh terhadap kondisi pedet.

Gangguan pencernaan pedet dibawah 1 bulan

1. Diare

2. Kelemahan karena kedinginan

3. Kelaparan

4. Infeksi pusar

5. Infeksi cacing

6. Defisiensi

Gangguan pencernaan (diare), pengeluaran tinja yang berlebihan, konsistensi cair, frekuensi pengeluarannya melebihi normal.

Penyebab diare

Kuman : E. coli, Salmonella spp. Clostridium perfringens (tipe A, B dan C)

Virus : Rota-virus, Corona virus dan Bovine viral diarrhea

Protozoa : Eimeria sp.

1. Coli bacillosis

Di dalam saluran pencernaan kuman E. coli menghasilkan enterotoksin yang dapat meningkatkan sekresi cairan dan elektrolit ke dalam lumen usus. Untuk menutupi kekurangan cairan dan elektrolit maka dari jaringan lain akan ditarik dan dimobilisasikan ke dalam usus. Akibatnya jaringan diluar usus akan kekurangan cairan dan elektrolit hingga mengalami dehidrasi dan keseimbangan elektrolit

2. Salmonelosis (Paratifoid)

Salmonelosis disebabkan oleh beberapa spesies kuman salmonella yang menyerang pedet dan sapi dewasa yang menyebabkan radang usus yang akut maupun kronik, dan pada sapi dewasa bunting dapat menyebabkan keguguran. Salmonela typhimurium dan S. Dublin, S. Heidelberg dan S. saint pauli sering diketahui menyerang pedet dan sapi dewasa. Masuknya kuman ke dalam kandang dapat terjadi karena dimasukannya sapi baru, bakteri ini dapat hidup di dalam kandang dalam waktu yang panjang serta di dalam air tergenang dapat hidup hingga 9 bulan. Gejala penyakit ini adalah kelemahan umum yang terjadi secara mendadak, Kenaikan suhu tubuh (40 – 42C) serta diare kadang berdarah, Napsu makan hilang, dan Kenaikan frekuensi pernapasan dan denyut nadi

Laboratorium Produksi Ternak Perah – Fakultas Peternakan UNPAD Page 13

Page 14: Prinsip Dasar Kesehatan Ternak Perah Web viewRambut harus halus dan bercahaya. Pada kasus anemia, insfeksi parasit, dan defisiensi, rambut menjadi kasar kering dan tidak bercahaya.

Prinsip Dasar Kesehatan Ternak Perah 2010

3. Enterotoksemia - Clostridium

Penyebabnya adalah Clostridium perfringens (tipe A, B dan C), Kuman tersebut menghasilkan enterotoksin yang mampu menyebabkan diare berdarah disertai demam tinggi, Dehidrasi berat sehingga berat badan turun dan gejala kolik yang terjadi berlari-lari tanpa tujuan, melenguh atau mengerang.

4. Infeksi Rota (REO) - Virus

Gejala hampir menyerupai penyakit yang disebabkan E. coli, Diare dan dehidrasi dalam waktu yang singkat. Pertolongan pertama dilakukan dengan cara memberikan cairan tubuh yang hilang.

5. Infeksi Bovine Viral Diarrhea (BVD) - Virus

Virus ini dapat menyerang sapi dari berbagai umur bahkan infeksi pada janin umur 7 bulan sudah dapat terjadi, diare beberapa minggu, napsu makan menurun, dehidrasi yang berat dan Suhu tubuh meningkat (40 – 41C)

6. Infectious Bovine Rinotracheitis (IRB) atau Rhinotracheitis Infectiosa bovis - Virus

Penyebab Bovine herves-virus tipe 1. Merupakan penyakit virus yang sapi-sapi umur 6 bulan ke atas. Terjadi peningkatan frekuensi penapasan, peningkatan suhu tubuh sampai 42°C, terlihat lesu, hipersalivasi, dan busung pada konjungtiva. Pada sapi laktasi terjadi penurunan produksi secara drastis, radang pada hidung, sinus, tenggorokan dan batang tenggorokan serta banyaknya timbunan ingus di dalam saluran pernapasan.

7. Bovine Viral Diarrhea-Mucosal Diease (BVD-MD) - Virus

Menyerang sapi yang berumur 6 – 24 bulan deman yang tidak begitu tinggi dan dapat menyebabkan dehidrasi, asidosis, hipokloremia dan hipokalsemia, diare ringan, dan bila sudah parah akan mengeluarkan tinja cair bercampur lendir dan bekuan darah dan Ternak terlihat lesu, suhu tubuh meningkat. Napsu makan hilang serta gerakan rumen menurun dan cenderung terjadi penimbunan gas Ingusan dan bau napas serta mulut serta diikuti batuk-batuk (berlangsung 10 hari) dan Oedema kornea.

8. Parainfluenza Infectious Rhino - Virus

Demam ringan, kelesuan, Ingus bersifat cair proses berlangsung 7 – 10 hari. Dalam keadaan ekstrim dapat menyebabkan keguguran, napsu makan hilang dan menjadi lesu, Pnemonia ringan, batuk ingusan cair dan peningkatan frekuensi pernapasan

b. Radang limpha (Anthrax)

Penyebab Bacillus anthracis (gram +) yang merupakan penyakit hewan menyusui. Sumber infeksi adalah dari tanah dan air, pakan yang tercemar spora terutama tepung tulang yang dicampurkan ke dalam pakan ternak Infeksi terjadi melalui selaput lendir selanjutnya memasuki cairan limfe dan berakhir di dalam darah Kelemahan yang mendadak, demam, sesak napas, kekejangan dan keluar darah dari hidung

c. Bruselosis

Penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme Brucella abortus, menyebabkan keguguran. Penularan terutama melalui cairan yang keluar setelah melahirkan dari ternak terinfeksi dapat pula melalui air susu, urine dan tinja, dalam keadaan terlidung bebas sinar matahari secara langsung masih dapat hidup sampai 3 bulan. Sapi yang baru dimasukkan ke dalam areal peternakan dapat menjadi sumber penyakit ini penularan dapat melalui air dan pakan yang tercemar cairan berasal dari placenta terinfeksi

Laboratorium Produksi Ternak Perah – Fakultas Peternakan UNPAD Page 14

Page 15: Prinsip Dasar Kesehatan Ternak Perah Web viewRambut harus halus dan bercahaya. Pada kasus anemia, insfeksi parasit, dan defisiensi, rambut menjadi kasar kering dan tidak bercahaya.

Prinsip Dasar Kesehatan Ternak Perah 2010

d. Penyakit Mulut dan Kuku

Penyebab picorna virus dapat pula disebabkan oleh Aphthae epizootika (AE) Foot and Mouth Diseases (FMD) pada kondisi yang bersifat akut, deman akan sangat menular. Pada keadaan tertentu terjadi pembentukan vesikel-vesikel disekitar lendir mulut, hidung pada kulit diantara teracak kaki. Radang pada lidah dan mulut. Air liur banyak keluar, kaki timbul lepuh dan berjalan pincang.

DAFTAR PUSTAKA

Foley, R.C., D.L. Bath, F.N. Dickinson, H.A. Tucker. 1973. Dairy Cattle : Principles, Practices, Problems, Profits. Lea & Febiger. Philadelphia. 478-495.

Practical Training Centre for Dairy Cattle and Grassland Management and Agricultural Education Division, Ministry of Agriculture and Fisheries. Practical Guidelines for Modern Dairy farming in Tropical and Subtropical Regions. Part I. Oenkerk, The Hague (Netherlands). 1-92.

-----------------------------------------------------------------------, Ministry of Agriculture and Fisheries. Practical Guidelines for modern Dairy Farming in Tropical and Subtropical Regions. Part II. Oenkerk, The Hague (Netherlands). 1-59.

-----------------------------------------------------------------------, Ministry of Agriculture and Fisheries. Practical Guidelines for modern Dairy Farming in Tropical and Subtropical Regions. Part IV. Oenkerk, The Hague (Netherlands). 1-24.

Sommer, H. and Staff Members of Dairy Production Laboratory. 1994. A. Guideline to Healthy High Producing Cows. Faculty of Animal Husbandry, Padjadjaran University. Jatinangor, West Java, Indonesia. 1-24.

Stamm, G.W. 1975. Popular Mechanics, Veterinary Guide for Farmers. Completely Revised Ed., The Hearst Corporation. New York. 126-130.

Laboratorium Produksi Ternak Perah – Fakultas Peternakan UNPAD Page 15