Referat Parasit
-
Upload
rostikawaty-azizah -
Category
Documents
-
view
326 -
download
1
Transcript of Referat Parasit
7/21/2019 Referat Parasit
http://slidepdf.com/reader/full/referat-parasit 1/17
LAPORAN REFERAT
BLOK TROPICAL MEDICINE
“MORFOLOGI TRYPANOSOMA”
Oleh :
Atep Lutpia Pahlepi
G1A010069
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU – ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEDOKTERAN
2013
7/21/2019 Referat Parasit
http://slidepdf.com/reader/full/referat-parasit 2/17
I. PENDAHULUAN
Flagellata atau Mastigophora dalam taksonomi kuno merupakan salah satu kelas dalam
fillum protozoa atau protista yang mirip hewan, namun dalam taksonomi modern menjadi
superkelas yang dibagi menjadi dua kelas: Phytomastigophorea dan Zoomastigophorea. Alat
gerak Flagellata adalah flagellum atau cambuk getar, yang juga merupakan ciri khasnya,
sehingga namanya disebut Flagellata (flagellum = cambuk). Flagellata juga memiliki alat
pernapasan yang disebut stigma. Stigma ini berfungsi sebagai alat respirasi yang dilakukan
untuk pembakaran hidrogen yang terkandung di dalam kornel. Beberapa jenis Flagellata
bersifat parasit dan merugikan, Flagellata pada darah dan jaringan sering disebut
hemoflagelata. Hemoflagelata disebarkan pada manusia oleh serangga-serangga penghisap
darah yang menimbulkan infeksi-infeksi yang ganas dan kadang kala mematikan. Genus yang
dikenal adalah Trypanosoma sebagai penyebabkan penyakit tidur yang mematikan di Afrika
dan Leishamaniasis menyebabkan lesion (luka patologis) pada kulit ataupun jaringan
bergantung spesiesnya (Davison, 2000)
Mastigofora (Trypanosoma) Trypanosoma merupakan salah satu genus dari
Hemoflagellata yang banyak terdapat dalam darah mamalia sebagai tripomostigot yang
panjang. Jika dilihat dari spesies maka Trypanosoma yang menyebabkan penyakit pada
manusia di bagi menjadi 3 golongan yaitu : Trypanosoma rhodesiense, Trypanosoma
gambiense, Trypanosoma cruzi. Ketiga spesies ini tidak dapat dibedakan secara Morfologik
tetapi berbeda secara Ekologik dan Epidemiologik. Penyakit yang disebabkan oleh ketiga
spesies tersebut yaitu Tripanosomiasis tidak ditemukan di Indonesia (Reid, 2001).
Trypanosoma merupakan flagellata darah yang hidup dalam darah dan jaringan hospes
manusia. Dalam siklus hidupnya melibatkan serangga dan mamalia. Trypanosomiasis Afrika
terbatas pada sabuk lalat (fly belt) tse tse di Afrika Tengah, dimana penyakit ini bertanggung
jawab dari berbagai hambatan serius dalam perkembangan ekonomi dan sosial di Afrika.
7/21/2019 Referat Parasit
http://slidepdf.com/reader/full/referat-parasit 3/17
Dalam daerah ini, sebagian besar lalat tsetse lebih menyukai darah binatang, sehingga hal ini
akan membatasi meningkatnya persediaan ternak. Lebih dari 35 juta rakyat mempunyai
resiko terkena trypanosomiasis Afrika, yang disebabkan oleh Trypanosoma gambiense dan
Trypanosoma rhodesiense. Morfologi umum dari trypanosoma dan kritidia seperti berikut ini.
Morfologi Trypanosoma mempunyai ukuran 14-33 x 1,5-3,5 µm (rata-rata 15-20 µm)
Membran bergelombang terdapat pada seluruh tubuh, mempunyai 1 flagella pada ujung
anterior, kinetoplas letaknya lebih ke posterior dekat axonema, letak nukleus di tengah-
tengah atau sentral. Bentuk ini terdapat di dalam tuan rumah perantara maupun sebenarnya.
Trypanosoma masuk didalam tuan rumah perantara pada waktu mengisap darah sebagai
makanannya. (Davison, 2000)
7/21/2019 Referat Parasit
http://slidepdf.com/reader/full/referat-parasit 4/17
II. ISI
A. Morfologi Trypanosoma secara Umum
Trypanosoma adalah protozoa berflagel yang bersifat parasit didalam darah atau jaringan
berbagai jenis vertebrata, bentuknya panjang bergelombang, kedua ujungnya lancip dan
menulari manusia melalui gigitan lalat pengisap darah atau melalui feses arthropoda.
Infeksi karena Trypanosoma disebut trypanosomiasis. Dalam siklus hidupnya,
Trypanosoma memiliki dua bentuk, yaitu berflagela pada fase ekstrakuler dan tidak
berflagel pada fase intraseluler. Sebagian dari siklus hidupnya melekat di sel lambung
atau menghisap darah manusia. Hospes perantara Trypanosoma adalah hewan-hewan
penghisap darah (Reid, 2001).
Secara umum Trypanosoma mempunyai 4 bentuk / morfologi yang berbeda, yaitu
1. Bentuk Amastigot (Leismanialform)
a. Bentuk bulat atau lonjong
b. Mempunyai satu inti dan satu kinetoplas yang terdiri dari dua komponen yaitu
bleparoplast dan benda parabasal, satu sama lain dihubungkan dengan fibril dan
struktur ektoplasma
c. Tidak mempunyai flagela.
d. Bersifat intraseluler.
e. Besarnya 2-3 mikron.
2. Bentuk Promastigot (Leptomonasform)
a. Berbentuk kumparan
b. Bentuk memanjang mempunyai satu inti di tengah dan satu flagela panjang yang
keluar dari bagian anterior tubuh tempat terletaknya kinetoplas
c. Belum mempunyai membran bergelombang
d. Ukurannya 15 mikron.
7/21/2019 Referat Parasit
http://slidepdf.com/reader/full/referat-parasit 5/17
3. Bentuk Epimastigot (Critidialform)
a. Bentuknya memanjang dengan kinetoplas di depan inti yang letaknya di tengah
b. Mempunyai membran bergelombang pendek yang menghubungkan flagela dengan
tubuh parasit
c. Ukurannya 15-25 mikron.
4. Bentuk Tripomastigot (Trypanosomeform)
a. Bentuk memanjang dan melengkung langsing
b. Inti di tengah kecuali pada bentuk post nucleated dari trypanosome
gambiense/trypanosome rhodiensiense
c. Kinetoplas dekat ujung posterior
d. Flagela membentuk dua sampai empat kurva membran bergelombang
e. Berbentuk seperti crithidial dengan tubuh yang lebih berkelompok
f. Ujung posterior lebih tumpul, kecuali pada trypanosome cruzi dan bentuk langsung
dari trypanosome gambiense/rhodensiense
g. Membrana undulans dimulai dari sebuah kinetoplast yang terletak lebih posterior
dari inti, kemudian berjalan sepanjang sisi tubuh dan berakhir di bagian anterior
sebagai flagella bebas
h. Ukurannya 20-30 mikron .
B. Jenis Trypanosoma
Secara umum, Trypanosoma yang dikenal menyebabkan penyakit bagi manusia ada
dua jenis, yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Trypanosoma cruzi
a. Klasifikasi
Phylum : Sarcosmastigophora
7/21/2019 Referat Parasit
http://slidepdf.com/reader/full/referat-parasit 6/17
SubPhylum : Mastigophora
Class : Zoomastigophora
Ordo : Kinetoplastida
Sub Ordo : Trypanosomatorina
Family : Trypanosomatidae
Genus : Trypanosoma
Spesies : T. Cruzi
b. Morfologi
Gambar 2.1. Trypanosoma Cruzi
Morfologi trypanosoma cruzi dalam darah tampak sebagai flagelata yang
pipih panjang ( kira-kira 15-20 mikron), berujung runcing dibagian posterior,
mempunyai flagel kurang dari sepertiga panjang tubuh, mempunyai sitoplasma
dengan granula inti tengah yang berwarna tua, serta terdapat kinetoplast yang
sangat lebar, membaran undulans tidak nyata.
Morfologi yang seperti ini dapat membuat Trypanosoma bergerak efektif
secara berombak dan memutar disebabkan oleh flagel kontraktil. Secara
morfologi, trypanosome dapat diklasifikasikan kedalam 3 stadium yaitu
7/21/2019 Referat Parasit
http://slidepdf.com/reader/full/referat-parasit 7/17
1) Stadium trypomastigote (trypanosoma)
a) Bentuk monomorfik, maksudnya hanya ada satu macam bentuk di dalam
darah
b) Memiliki membrane undulans yang tidak jelas terlihat
c) Inti di sentral
d) Berbentuk kumparan menyerupai huruf C atau U, ujung lancip
e) Kinetoplast berbentuk bulat, besar terletak di terminal/subterminal
f) Mempunyai flagel yang bebas yang panjangnya 1/5 sampai ½ panjang
tubuh
g) Berukuran 20 x 3-7 mikrometer
2) Stadium epimastigote (crithidial)
a) Inti di tengah
b) Membrana undulantts dan flagel berasal dari kinetoplast
c) Pada umumnya bentuk dan ukuran sama dengan stadium trypomastigote
(trypanosome)
3) Stadium amastigote (leishmania)
a) Inti besar
b) Kinetoplast seperti batang
c) Bentuk bulat oval
d) Berukuran 1,5 – 5 mikrometer (Powar, 2006).
7/21/2019 Referat Parasit
http://slidepdf.com/reader/full/referat-parasit 8/17
c. Siklus Hidup
Gambar 2.2 siklus hidup Trypanosoma Cruzi
Siklus hidup trypanosome cruzi terdapat dalam 2 hospes
1) Dalam tubuh manusia
a) Trypomastigote bermultiplikasi dalam retikuloendotelial atau sel jaringan lain
dan tidak bermultiplikasi dalam darah
b) Trypomastigote dalam aliran darah akan masuk ke histiosit kemudian ke
membrane undulans dan flagella akan lepas diikuti pembelahan biner sehingga
menjadi amastigote.
c) Sel histiosit yang pecah kemudian parasit tersebut keluar
d) Sehingga dalam aliran darah perifer hanya dapat ditemukan bentuk
trypomastigote
7/21/2019 Referat Parasit
http://slidepdf.com/reader/full/referat-parasit 9/17
2) Dalam tubuh vector
a) Trypomastigote dalam darah terhisap vector sampai mid gout dan di dalam
hind gout berubah menjadi epimastigote
b) Kemudian epimastigote ini berubah menjadi trypanosome metasiklik yang
keluar bersama tinja vector.
Parasit ini biasanya terdapat pada manusia, binatang peliharaan dan binatang
liar. Vektor utama parasit ini adalah Triatomainfestans, Triatomasordida,
Panstrongylusmegistus, dan Rhodniusprolixus. Serangga vektor triatomine terinfeksi
(atau kissingbug ) mengambil makan darah dan trypomastigotes rilis di kotorannya
dekat lokasi luka gigitan. Trypomastigotes masuk host melalui luka atau melalui
selaput mukosa utuh, seperti konjungtiva (Cross, 1986).
2. Trypanosoma Rhodiense dan Trypanosoma Gambiense
a. Klasifikasi
Kingdom : Protista
Subkingdom : Protozoa
Phylum : Sarcomastigophora
Subphylum : Mastigophora
Class : Zoomastigophora
Order : Kinetplastida
Family : Trypanosomatidae
Genus : Trypanosoma
Species : Brucei
Subspecies : gambiense , rhodesiens
7/21/2019 Referat Parasit
http://slidepdf.com/reader/full/referat-parasit 10/17
b. Morfologi
Trypanosoma rhodensiense tidak dapat dibedakan dengan morfologinya dengan
trypanosome gambiense, perbedaannya terletak pada :
1) Vektor
2) Keganasan penyakit
3) Tuan rumah reservoir
Secara morfologi, trypanosome rhodensiense dan trypanosome gambiense dapat
diklasifikasikan kedalam 2 stadium, yaitu
1) Stadium trypomastigote (trypanosoma)
Panjang tubuh 18-14 mikrometer, ujung posterior tumpul. Kinetoplas kecil letak
subterminal. Membrane undulans terlihat nyata, terdapat flagel bebas kecuali pada
bentuk pendek. Selalu polymorfik, artinya di dalam darah memiliki bermacam-
macam bentuk :
a) Bentuk ramping
i. Ukuran (23-33) x (1,5-3,5) micrometer
ii. Bagian posterior runcing, terdapat flagella bebas yang panjang di bagian
anterior
iii. Inti sentral kadang-kadang posterior, memanjang
iv. Kinetoplas berupa titik
b) Bentuk gemuk
i. Ukuran (14-20) x 2,5 mikrometer
ii. Tidak berflagellum atau kadang kadang pendek
iii. Inti bulat sentral
iv. Ujung posterior tumpul
c) Bentuk lain
7/21/2019 Referat Parasit
http://slidepdf.com/reader/full/referat-parasit 11/17
i. Bentuk peralihan/intermediate
ii. Bentuk post nucleated
2) Stadium epimastigote (crithidial) :
a) Terdapat pada kelenjar liur vector dan pada pembiakan
b) Bentuk dan ukuran badan sama dengan bentuk trypanosome memiliki sebuah
inti di sentral, membrane undulans dan flagel berasal dari kinetoplast yang
terletak berdekatan dan anterior dari inti. Tidak didapatkan bentuk
leptomonas dan leishmania (Powar, 2006)
Gambar 2.3 Trypanosoma Rhodiense
Bentuk trypanosoma (trypomastigot) dapat ditemukan dalam darah, cairan
serebrospinal (CSS), aspirasi kelenjar limfe, dan aspirasi caian dari
chancretrypanosomal yang terbentuk pada tempat gigitan lalat tsetse. Bentuk
tripomastigot berkembang biak secara belah pasang longitudinal. Organisme ini
bersifat pleomorfik, pada satu sediaan hapus darah dapat terlihat aneka bentuk
tripanosomal (Cross, 1986).
7/21/2019 Referat Parasit
http://slidepdf.com/reader/full/referat-parasit 12/17
Gambar 2.4 Trypanosoma Rhodiense dalam darah
Dalam darah bentuk trypanosoma tidak berwarna dan bergerak dengan cepat
diantara sel darah merah. Membran bergelombang dan flagel mungkin terlihat pada
organisme yang bererak lambat. Bentuk tripomastigot panjangnya 14 sampai 33 µm
dan lebar 1,5 sampai 3,5 µm. dengan pulasanGiemsa dan Wright, sitoplasma tampak
berwarna biru muda, dengan granula yang berwarna biru tua, mungkin terdapat
vakuola. Inti yang terletak di tengah berwarna kemerahan. Pada ujung posterior
terletak kinetoplas, yang juga berwarna kemerahan. Kinetoplas berisi benda parabasal
dan bleparoflas, yang tidak mungkin dibedakan. Flagel muncul dari blefaroplas,
demikian juga membran bergelombang. Flagel berjalan sepanjang tepi membran
bergelombang sampai membaran bergelombang bersatu dengan badan trypanosoma
pada ujung anterior organisme. Pada titik ini flagel menjadi bebas melewati badan
trypanosoma (Powar, 2006).
Gambar 2.5 lalat tse-tese(Glosinna)
Bentuk trypanosoma akan ditelan lalat tsetse (Glosinna) ketika mengisap
darah. Organisme akan berkembang biak di dalam lumen “midgut“ dan “hind-gut“
lalat. Setelah kira – kira 2 minggu, organisme akan bermigrasi kembalai ke kelenjar
7/21/2019 Referat Parasit
http://slidepdf.com/reader/full/referat-parasit 13/17
ludah melalui hipofaring dan saluran kelenjar ludah; organisme kemudia akan melekat
pada sel epitel saluran kelenjar ludah dan mengadakan transpormasi ke bentuk
epimastigot. Pada bentuk epimastigot, inti terletak posterior dari kinetoplas, berbeda
dengan tripomastigot, dimana inti terletak anterior dari kinetoplas.
c. Siklus Hidup
Organisme terus memperbanyak diri dan bentuk metasiklik (infektif) selama 2-
5 hari dalam kelenjar ludah lalat tsetse,. Dengan terbentuknya metasiklik,
lalat tsetse tersebut menjadi infektif dan dapat memasukkan bentuk ini dari kelenjar
ludah ke dalam luka kulit pada saat lalat mengisap darah lagi. Seluruh siklus
perkembangan dalam lalat tsetse membutuhkan waktu 3
minggu, Trypanosomagambiense ditularkanoleh Glossinapalpalis dan Glossinatachin
oides, baik lalat tsetse betina maupun jantan dapat menularkan penyakit ini (Powar,
2006).
Gambar 2.6 siklus hidup Trypanosoma Rhodensiense
7/21/2019 Referat Parasit
http://slidepdf.com/reader/full/referat-parasit 14/17
Pada waktu darah mamalia dihisap, oleh lalat tsetse yang infektif
(genus Glossina) maka akan memasukkan metacyclictrypomastigotes ke dalam
jaringan kulit (Neva, 1994). Parasit – parasit akan masuk ke dalam sistem
lymphatic dan ke dalam aliran darah. Secara ringkas siklus hidup trypanosome
rhodensiensedan trypanosome gambiense sebagai berikut :
(1) Di dalam tubuh inang mereka berubah menjadi trypomastigotes di dalam
aliran darah.
(2) Dan ini akan dibawa ke sisi lain melalui tubuh, cairan darah kaya yang lain
(e.g., lymph, spinalfluid), dan berlanjut bertambah banyak dengan
binaryfission
(3) Segala siklus hidup dari African Trypanosomes telah ditampilkan pada tingkat
ektra seluler. Lalat tsetse menjadi infektif dengan trypomastigotes dalam aliran
darah ketika mengisap darah mamalia yang terinfeksi
(4), (5). Pada alat penghisap lalat parasit berubah menjadi
procyclictrypomastigotes, bertambah banyak dengan binary fission
(6) Meninggalkan alat penghisap, dan berubah menjadi epimastigotes
(7) Air liur lalat kaya akan epimastigotes dan pertambahan banyak berlanjut
dengan binary fission
(8) Siklus dalam tubuh lalat berlangsung selama kurang lebih 3 minggu. Manusia
merupakan reservoir utama untuk Trypanosomagambiense, tetapi spesies ini
dapat selalu ditemukan pada binatang (Powar, 2006).
7/21/2019 Referat Parasit
http://slidepdf.com/reader/full/referat-parasit 16/17
III. KESIMPULAN
1. Trypanosoma merupakan jenis protozoa berflagel yang bersifat parasit didalam darah
atau jaringan berbagai jenis vertebrata, bentuknya panjang bergelombang, kedua
ujungnya lancip dan menulari manusia melalui gigitan lalat pengisap darah atau
melalui feses arthropoda.
2. Infeksi karena Trypanosoma disebut trypanosomiasis.
3. Dalam siklus hidupnya, Trypanosoma memiliki dua bentuk, yaitu berflagela pada fase
ekstrakuler dan tidak berflagel pada fase intraseluler. Sebagian dari siklus hidupnya
melekat di sel lambung atau menghisap darah manusia.
4. Hospes perantara Trypanosoma adalah hewan-hewan penghisap darah.
7/21/2019 Referat Parasit
http://slidepdf.com/reader/full/referat-parasit 17/17
DAFTAR PUSTAKA
Davison HC, Thrusfield MV, Husein A, Muharsini S, Partoutomo S, Rae P, Luckins AG.
2000. The Occurrence of Trypanosoma evansi in Buffaloes in Indonesia, Estimated Using
Various Diagnostic Tests. Epidemiology and Infection Vol. 124 (1) : 163-172.
Powar RM, Shegokar VR, Joshi PP, Dani VS, Tankhiwale NS, Truc P, Jannin J, Bhargava A.
2006. A rare case of human trypanosomiasis caused by Trypanosoma evansi. Indian J Med
Microbiol Vol. 24 : 72-4.
Reid SA, Husein A, Copeman DB. 2001. Evaluation and improvement of parasitological tests
for Trypanosoma evansi infection. Veterinary Parasitology Vol. 102 : 291 – 297.
Neva FA, 1994. Brown HW. Basic Clinical Parasitology. Prentice Hall International.
Cross JH. 1986. Human Protozoa parasites of the gastrointestinal tract. Howell MJ.