Presus IKK Stroke

46
PRESENTASI KASUS Hemiparesis Sinsitra Pasca Stroke non Hemorragik et causa Hipertensi pada Lansia 67 Tahun dengan Status Tidak Menikah dan Stressor Pekerjaan Tinggi Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti Ujian Kepanitraan Klinik Ilmu Kesehatan keluarga Puskesmas Tega;rejo Dokter pembimbing dr.widyastuti Disusun oleh Karina 20070310113 KEPANITRAAN KLINIK ILMU KESEHATAN KELUARGA

Transcript of Presus IKK Stroke

Page 1: Presus IKK Stroke

PRESENTASI KASUS

Hemiparesis Sinsitra Pasca Stroke non Hemorragik et causa Hipertensi pada Lansia 67 Tahun dengan Status Tidak Menikah dan

Stressor Pekerjaan Tinggi

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti Ujian Kepanitraan Klinik Ilmu Kesehatan keluarga

Puskesmas Tega;rejo

Dokter pembimbingdr.widyastuti

Disusun olehKarina

20070310113

KEPANITRAAN KLINIK ILMU KESEHATAN KELUARGA

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2012

Page 2: Presus IKK Stroke

HALAMAN PENGESAHAN

PRESENTASI KASUS

Hemiparesis Sinsitra Pasca Stroke non Hemorragik et causa Hipertensi pada Lansia 67 Tahun dengan Status Tidak Menikah dan

Stressor Pekerjaan Tinggi

Diajukan Untuk memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti Ujian Kepanitraan Klinik Ilmu Kesehatan keluarga

Puskesmas Tega;rejo

Disusun oleh

Karina

20070310113

Telah Disetujui dan Dipresentasikan Pada September 2012

Oleh

Dokter Pembombing

(dr.Widyastuti)

Page 3: Presus IKK Stroke

BAB I

LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. S

Umur : 67 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Karang Waru

Agama : Islam

Suku : Jawa

Pekerjaan : pegawai swasta

Tanggal home visit : 5 September 2012

B. Anamnesis

Keluhan utama : kaki dan tangan kiri lemah dan sakit

digerakkan

Riwayat Penyakit Sekarang :

Os merasakan kaki dan tangan tidak bisa digerakkan sejak 2 bulan

yang lalu setelah bangun tidur di sore hari. Os merasakan seperti kelupuhan

separuh badannya, sulit untuk digerakkan dan untuk beraktivitas terutama

untuk berjalan. Os sempat berbicara perot setelah bangun tidur ini, tetapi

setelah menjalani pengobatan, perotnya membaik. Os tidak ada riwayat

terjatuh atau trauma sebelumnya. Os tidak merasakan pusing (-) demam (-),

nyeri dada(-) penurunan nafsu makan(-), penurunan BB (-), tidak ada keluhan

dalam buang air kecil dan buang air besar.

Riwayat Penyakit Dahulu :

1. Operasi katarak mata kiri pada tahun 2010

2. Operasi katarak mata kanan dan glaucoma pada tahun 2011

3. Hipertensi + ,DM-, ginjal -, alergi -, asma-, merokok-

Page 4: Presus IKK Stroke

Riwayat Penyakit Keluarga :

1. Hipertensi : paman pasien

2. Jantung : paman pasien

3. Diabetes mellitus : paman dan bibi pasien

Riwayat Personal

Os merupakan seorang bendahara dari suatu pabrik hasil bumi di blitar

dengan tanpa masa pensiun dan aktif sampai 2 bulan terakhir ini. Selama masa

kerjanya, sulit merasakan hari libur karena saat hari liburpun tetap digunakan

untuk bekerja.jam kerja pasien biasanya jam 08.00 – 18.00 dan kadang

disertai lembur. Os tidak menikah dan hidup di rumahnya sendiri dengan

seorang pembantu di blitar.

Saat ini Pasien tinggal dalam rumah berukuran agak luas, ventilasi

cukup baik, atap tinggi, penerangan baik, sanitasi baik, ada kamar mandi dan

toilet.. Keadaan ekonomi pasien baik, pasien dapat memenuhi kebutuhannya

sehari-hari secara mandiri, mempunyai rumah pribadi serta pengobatan atas

penyakitnya atas biaya sendiri pula.

Hubungan pasien dengan keluarga saat ini harmonis, serta dengan

tetangga tidak ada masalah. Pasien merupakan umat beragama islam dan

berupaya menjalan syariah islam dengan sebaik-baiknya.

Hal yang paling mengganggu pikiran pasien adalah aktivitas pekerjaan

yang padat sehingga membuat pasien sulit utnuk istirahat serta kehidupan

pasien yang hanya dengan pembantu di rumahnya dan ini memicu rasa

kesepian pada pasien.

C. Anamnesis Sistem

a. Sistem syaraf pusat : Dalam batas normal

b. System respirasi : Normal, tanpa sesak napas, regular.

Page 5: Presus IKK Stroke

c. Sistem cardiovascular : Normal, S1-S2 reguler, tanpa disertai nyeri

dada dan deg-degan

d. Sistem Gastrointestinal: Dalam batas normal

e. Sistem Urinarius : Dalam batas normal

f. Sistem Reproduksi : Dalam batas normal

g. Sistem Neuromuskular: Terdapat kelemahan di kaki dan tangan kiri,

keterbatasan dalam gerak +, nyeri saat digerakkan, dan terasa kaku

h. Sistem integumentum : Dalam batas normal

D. Pemeriksaan Fisik

Kesan Umum : sedang, composmentis.

Vital sign : TD = 130/90 mmHg

N = 88x/m regular, isi dan tegangan cukup.

RR = 20 x/m

T = afebris

Mata : conjunctiva anemis -/-, Sklera ikterik -/-, odem -/-

Leher : pembesaran lnn-, peningkatan jugular vein pressure -.

Paru-paru :

Inspeksi : massa-, gerakan ketertinggalan-, retraksi -.

Palpasi : fremitus taktil normal kanan-kiri.

Perkusi : sonor kanan-kiri.

Auskultasi : ronkhi basah basal -/-, wheezing -/-.

Jantung :

Inspeksi : iktus kordis terlihat

Palpasi : iktus kordis teraba di SIC V

Perkusi :

batas jantung :

1) Kanan atas : SIC II linea para sternalis kanan

2) Kanan bawah : SIC IV linea parasternalis kanan

3) Kiri atas : SIC II linea parasternalis kiri

Page 6: Presus IKK Stroke

4) Kiri bawah : SIC IV-V ke kiri linea midclavicular

Auskultai : S1 murni S2 split , bising jantung-.

Abdomen :

Inspeksi : bentuk flat, massa-, sikatrik-

Auskultasi : peristaltic +

Perkusi : timpani, pekak beralih-, undulasi-

Palpasi : nyeri tekan abdomen-, defans muscular-, nyeri tekan

lepas-, massa-, pembesaran-.

Extremitas : hangat+, odem-.

REFLEKS

Extremitas atas Extremitas bawah

Kekuatan otot 5-5-3-3 5-5-2-2

Tonus + +

Klonus -

Reflek patologis - -

Reflek fisiologis +N +N

SISTEM OTONOM

BAB normal, BAK normal

PEMERIKSAAN KHUSUS/LAIN

a. Laseque : tidak terbatas

b. Kernig : tidak terbatas

c. Patrick : -/-

d. Kontrapatrick : -/-

e. Valsava test : -

f. Brudzinski I dan II : -

Page 7: Presus IKK Stroke

E. Pemeriksaan penunjang

Dilakukan Ct Scan dengan hasil infark sub acut pada corona radiata (14 juni

2012)

Hasil pemeriksaan darah

Pemeriksaan 11/7/12 Nilai Rujukan

Darah rutinHemoglobin 14,7 12-16 g/dlHematokrit 41 37-47 %

Eritrosit 4.9 4,3-6,0 juta/µL Leukosit 8000 4800-10800/µL

Trombosit 391000 150.000-400.000/µL MCV 85 80-96 fl MCH 30 27-32 pg

MCHC 36 32-36 g/dl Kimia Darah

Ureum 40 20 -50 mg/dLKreatinin 1.2 0.5 – 1.5 mg/dLNatrium 142 135 - 145 mEq/LKalium 4.1 3.5 – 5.3 mEq/LKlorida 104 97 – 107 mEq/L

Glukosa Sewaktu 112 < 140 mg/dL

Aceton darah -/negatif -/ negatifKolesterol 206* <200Trigliserid 207* <160

HDL 41 >35LDL 126* <100

F. Diagnosis

Hemiparesis sinistra pasca stroke non hemoragik et causa hipertensi

G. Aspek Biopsikososial

Biologis : Hemiparese sinistra pada hipedrtensi, pasca stroke non

hemorragik

Page 8: Presus IKK Stroke

Psikis : Merasa kesepian, tidak menikah, stressor pekerjaan

yang tinggi.

Ekonomi : Dirasa cukup

Social :Dirasa baik

Budaya : Baik

Agama : Baik

H. Family Assesment Tools

i) Genogram

Keluarga Ny. S 5 september 2012

Page 9: Presus IKK Stroke

ii. Family life cycle : aging family members

iii. APGAR SCORE

Penilaian Hampir tak pernah Kadang-kadang Hamper selalu

Saya puas dengan

keluarga saya karena

masing-masing

anggota keluarga

sudah menjalankan

kewajiban sesuai

seharusnya

Saya puas dengan

keluarga saya karena

dapat membantu

memberikan solusi

terhadap

permasalahan yang

saya hadapi

Saya puas dengan

kebebasan yang

diberikan keluarga

saya untuk

mengembangkan

kemampuan yang

saya miliki

Saya puas dengan

kehangatan/kasih

sayang yang

Page 10: Presus IKK Stroke

diberikan keluarga

saya

Saya puas dengan

waktu yang

disediakan keluarga

untuk menjalin

kebersamaan

Kriteria skor :

8-9 : fungsi keluarga sehat

4-7 : fungsi keluarga kurang sehat

0-3 : sakit

Pasien tergolong dalam kategori dengan fungsi keluarga sehat di rumah yang

sekarang ini, diyogyakarta

V. Family screem

ASPEK SUMBER DAYA PATOLOGI

SOSIAL Interaksi antar pasien

dengan keluarga baik

Interaksi pasien dengan

masyarakat baik

Tidak ada

CULTURAL Keluarga pasien

memiliki budaya saling

tolong-menolong dengan

masyarakat sekitar,

pasien juga merasa

nyaman di

lingkungannya

Tidak ada

RELIGIUS Pasien taat beribadah Tidak ada

Page 11: Presus IKK Stroke

ECONOMY Keadaan ekonomi

mencukupi, dapat

melakukan pengobatan

di RS. Sumber

penghasilandari

tabungan pribadinya dan

dari penghasilan

sepupunya

Tidak ada

EDUCATION Pengetahuan tentang

penyakit cukup baik,

riwayat pendidikkannya

baik.

Tidak ada

MEDICAL Kesadaran untuk berobat

tinggi, rutin untuk

melakukan pengobatan

Tidak ada

I. Diagnosis holistic

Hemiparesis sinsitra Pasca stroke et causa non hemorragik hipertensi pada

lansia 67 tahun dengan status tidak menikah dan stressor pekerjaan tinggi.

J. Rencana Penatalaksanaan

Kuratif

Farmakologis : Pemberian diuretika untuk mengurangi jumlah cairan di

dalam tubuh sehingga menurunkan tekanan darah seperti vasodilator,

ACE-I, dan ARB serta obat-obatan yang dapat meningkatkan

metabolisme otak untuk mengembalikan fungsi kerja otak seperti

asetilkolin dan piracetam

Page 12: Presus IKK Stroke

Non-farmakologis:fisioterapi untuk mengurangi kecacatan neurologis dan

mengembalikan fungsi tubuh semaksimal mungkin, jangan terlalu

kecapekan, istirahat cukup.

Promotif

Menginformasikan kepada pasien tentang pengetahuan mengenai

penyakitnya, hal-hal yang dapat memperburuk prognosis, sehingga

pasien dapat ikut serta dalam penatalaksanaan penyakitnya secara

mandiri.

Preventif

- Diet dengan makanan sayur, kurangi garam, dan minyak.

- Aktivitas fisik tiap pagi

- Manajemen stress

- Istirahat cukup

Rehabilitatif

- Management Stress

- fisioterapi

- Sering istirahat jangan terlalu capek

- Giatkan beribadah dan Tingkatkan keimanan, beribadah,

bertawakal, bersyukur

- Rutin control ke puskesmas

- Kembangkan pikiran positif

- Mengikutsertakan keluarga dalam proses penatalaksanaan penyakit

Page 13: Presus IKK Stroke

BAB II

PEMBAHASAN KASUS

A. ANALISIS KASUS

Pada pasien ini terdiagnosis sebagai stroke et causa hipertensi non hemorragik

Dimana pemicu ynag dapat memperburuk keadaan adalah salah satunya tingkat stress

pasien, Stress dapat meningkatkan aktivitas saraf simpatis yang kemudian dapat

menyebabkan peningkatan cardiac output dan resistensi perifer, sehingga resistensi

pembuluh darah makin besar dan hal ini akan memperburuk kerja jantung dalam

memompa darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah pasien juga 130/90 saat home

visit..

B. HASIL KUNJUNGAN RUMAH

Kunjungan rumah dilakukan selama dua kali. Pertemuan pertama lebih

menggali mengenai anamnesis tentang penyakit pasien sendiri, masalah yang

mengganggu pikiran pasien dan lebih menggali ke kehidupan pribadi serta

dilakukan pemeriksaan fisik. Pertemuan kedua dilakukan anamnesis dan

pemeriksaan fisik dari ujung rambut sampai ujung kaki juga dilakukan

edukasi dan observasi kondisi rumah.

i) Lokasi

Alamat rumah pasien yaitu karang waru, didepan pasar karang waru. Jarak

antar rumah agak renggang. Jalan utama hanya bisa dilewati motor dan

mobil.

ii) Kondisi rumah

Ukuran rumah agak luas. Bangunan rumah memiliki dinding tembok,

tidak bertingkat, dan atap yang tinggi. Lantai rumah dibuat dari ubin, atap

rumah dari genteng. Kerapian di dalam rumah cukup karena masih

terdapat barang-barang yang berserakan seperti bantal. Terdapat kursi

terbuat dari busa di ruang tamu, Kamar juga terlihat baik dan rapi serta

sirkulasi udara baik.

Page 14: Presus IKK Stroke

Kepemilikan barang di rumah antara lain : 1 set kursi tamu, 1 meja, 1

televisi, 1 rak, 2 ranjang, dan peralatan dapur.

iii) Pembagian ruangan

Rumah pasie terbagi menjadi beberapa ruangan yaitu : 1 ruang tamu, 2

kamar tidur, 1 dapur, 1 kamar mandi.

iv) Pencahayaan

Hanya terdapat 2 ventilasi yang terdapat di ruang tamu yaitu masing-

masing berukuran kira-kira 1x0,5 m. Namun, cahaya yang masuk baik,

jendela tersebut terbuka ketika siang hari dan tidak ada barang yang

menggangu pencahayan sebelah jendela. Pencahayaan dan sirkulasi udara

baik

v) Sanitasi dasar

(1) Sumber air bersih

Sumber air yang digunakan untuk minum, mandi dan mencuci berasal

dari PAM. Jarak antara sumur dan septic tank sekitar 10m.

(2) Jamban keluarga

Pasien menggunakan kamar mandi sendiri, bersih, dan terkesan mudah

dibersihkan.

(3) Saluran pembuangan limbah

Limbah rumah tangga semua disalurkan ke kolam peresapan

(4) Tempat sampah

Sampah dikumpulkan di tempat sampah yang diletakkan di belakang

rumah, dan setiap pagi diambil oleh petugas sampah.

vi) Halaman

Terdapat halaman rumah dan dihiasi dengan tanaman

vii)Kandang

Tidak memiliki kandang

viii) Kamar mandi

Satu kamar mandi yang digunakan bersama anggota keluarga lain.

Page 15: Presus IKK Stroke

C. PERANGKAT PENILAIAN KELUARGA

(1) Daftar anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah

No Nama Kedudukan Jenis

kelamin

Umur Pendidikan keterangan

1 H Sepupu L 53 th SMA Kepala keluarga

2 Y Istri sepupu

pasien

P 44th SMA Bread winner

3 SJ Keponakan

Pasien

P 8 th SD

(2) Genogram

Genogram ny. S dibuat pada tanggal 5 september 2012. Dari

genogram didapatkan bahwa pasien berusia 67 tahun merupakan anak

tunggal, memilik penyakit hipertensi dan pernah mengalami serangan

stroke Bapak os ini 7 bersaudara, 3 diantaranya telah meninggal

termasuk bapak pasien. Saudara kandung dari bapak os menderita

hipertensi sama dengan os. Lalu saudara terkecil dari bapak os

meninggal karena sakit jantung, dan istrinya meninggal karena sakit

hepatitis, memiliki 2 orang anak laki-laki yang keluarga inilah yang

merawat pasien setelah mengalami stroke.

(3) Nilai APGAR keluarga

Dengan menggunakan criteria APGAR dapat didapatkan 5 fungsi

pokok keluarga yang dapat mengukur sehat atau tidaknya suatu

keluarga. Lima fungsi yang dinilai adalah :

1. Adaptasi

Dinilai dari tingkat kepuasan anggota keluarga dalam

melaksanakan kewajiban masing-masing. Pada keluarga ini

Page 16: Presus IKK Stroke

didapatkan skor 2, artinya kadang-kadang pasien puas, tapi kadang

kecewa.

2. Kemitraan

Dinilai dari kepuasan pasien dalam pemberian solusi permasalahan

yang dihadapi oleh pasien. Skornya adalah 1, pasien sering

bercerita kepada anak kedua mengenai anak pertamanya, dan

pasien cukup merasa lega saat bercerita, namun anaknya tidak

memberikan solusi yang solutif.

3. Pertumbuhan

Dinilai dari tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap kebebasan

yang diberikan untuk mengembangkan diri. Skor disini adalah 2.

4. Kasih sayang

Dinilai dari kasih sayang dan interaksi antar anggota keluarga.

Skor disini adalah 2. Pasien merasakan kasih sayang yang

diberikan oleh mereka adalah baik.

5. Kebersamaan

Dinilai dari tingkat kebersamaan dalam membagi waktu dan ruang

antar keluarga. Disini skornya adalah 2.

Total skor di rumah tangga pasien ini adalah 7, yang mana

interpretasinya adalah sebagai berikut:

8-10 : fungsi keluarga sehat

4-7 : fungsi keluarga kurang sehat

0-3 : fungsi keluarga yang sakit

(4) Family screem

Dari alat family screem ini dapat dilihat sumber daya pasien. Secara

social, budaya, agama, dan kesehatan, pasien ini termasuk memiliki

sumber daya baik. Namun, dari segi ekonomi dirasakan kurang sekali,

Page 17: Presus IKK Stroke

dari segi edukasi juga pasien hanya memiliki pendidikan akhir Sekolah

rakyat.

D. IDENTIFIKASI FUNGSI KELUARGA

1. Fungsi biologis dan reproduksi

Pasien merupakan wanita karier yang hidup sendiri, tidak memiliki suami,

tidak menikah. Memilik pendidikkan yang tinggi serta mampu hidup

mandiri. Fungsi reproduksi,pasien sudah tidak menstruasi.

2. Fungsi afektif

Pasien hidup serumah sepupu, istri sepupu dan keponakannya yang

berusia 10 tahun. Tidak ada konflik dalam rumah tersebut. Pasien juga

mengatakan bahwa mereka sayang terhadap pasien.

3. Fungsi social

Pasien merupakan pendatang baru di kampung sepupunya itu, sehingga

belum banayak mengenal tetangga- tentangga sekitar rumah.pasien tidak

mengikuti kegitan-kegiatan sosial yang diadakan di sekitar rumah karena

ketidakmampuan pasien dalam berdiri dan berjalan maka dari itu pasien

sedang menjalani fisioterapi

4. Fungsi ekonomi

Pemenuhan kebutuhan keluarga terletak pada sepupunya sebagai kepala

keluarga. Namun untuk biaya pengobatannya, pasien menggunakan

tabungannya utnuk membiayainya.

5. Fungsi religi

Keluarga ini menganut agama Islam. Pasien rajin menjalankan ibadah

solat lima waktu dan terkadang solat sunah.

6. Fungsi pendidikan

Pasien pernah merasakan kuliah, tingkat pendidikkan pasien cukup tinggi.

Kesimpulan : tidak ada ada gangguan fungsi keluarga

Page 18: Presus IKK Stroke

E. IDENTIFIKASI PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU KESEHATAN

KELUARGA

1. Penggunaan pelayanan kesehatan

Pasien merupakan masyarakat baru yang masuk dalam area wilayah kerja

puskesmas tegal rejo. Kesadaran untuk control adalah tinggi.

2. Perencanaan dan pemanfaatan fasilitas pembiayaan kesehatan

Keluarga pasien menggunakan kartu menuju sehat.

F. PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

No Indicator Jawaban

1 Seluruh penghuni rumah tidak merokok Ya

2 Persalinan tenaga kesehatan Tidak

3 ASI eksklusif Tidak

4 Imunisasi Tidak

5 Balita ditimbang Ya

6 Sarapan pagi Ya

7 Makan buah dan sayur Ya

8 Ada kartu kepesertaan asuransi kesehatan Ya

9 Melakukan kebiasaan cuci tangan Ya

10 Melakukan kebiasaan gosok gigi Ya

11 Olahraga minimal 3x seminggu Tidak

12 Jamban keluarga Ya

13 Air bersih bebas jentik Ya

14 Tersedia tempat sampah di dalam dan di

luar rumah

Ya

15 Sistem pembuangan air limbah Ya

16 Ventilasi Ya

17 Kepadatan Tidak

18 Seluruh lantai di semen Ya

Page 19: Presus IKK Stroke

Klasifikasi :

Sehat I : dari 18 pertanyaan, jawaban Ya antara 1-5 indikator

Sehat II : dari 18 pertanyaan, jawaban Ya antara 6-10 indikator

Sehat III : dari 18 pertanyaan, jawaban Ya antara 11-15 indikator

Sehat IV : dari 18 pertanyaan, jawaban Ya antara 16-18 indikator

Keluarga ini termasuk pada kategori sehat III.

G. IDENTIFIKASI MASALAH KELUARGA DAN PERENCANAAN

PEMBINAAN KELUARGA

Penatalaksanaan pada pasien ini selain farmakologis juga penting untuk

diperhatikan manajement stressnya supaya terjadi sinkronisasi sehingga terapi

akan sukses.

Perencanaan Terapi yang akan dilakuakn tercantum dalam table dibawah ini ;

No Masalah yang dihadapi Target Pembinaan yang dilakukan

1 Biologis : hemiparesis

sinistra pasca stroke

dengan hipertensi

Pasien Farmakologis :

Obat anti hipertensi ; ACEI, ARB,

diuretika.

Obat metabolisme otak ; asetilkolin

dan piracetam

Non farmakologis : posisi ½ duduk,

istirahat cukup, jangan terlalu capek.

2 Pasien yang merasa

kesepian

Pasien dan

keluarga

informasi mengenai penyakitnya, yang

memperburuk prognosis dan yang

meningkatkan kualitas hidupnya

3 Stresor pekerjaan yang

tinggi

Pasien dan

keluarga

Berhenti dari pekerjaannya, Istirahat

yang cukup, Rajin beribadah dan

Page 20: Presus IKK Stroke

berserah diri pada Allah SWT.

Berpikir positive, alihkan perhatiannya

kepada hal lain, seperti pergi ke

masjid, mengikuti pengajian, dll.

H. IDENTIFIKASI LINGKUNGAN HIDUP KELUARGA

1) Denah lokasi rumah

2)

3) Denah rumah

I. DIAGNOSIS KEDOKTERAN KELUARGA

Puskesmas tegal rejo

Jl.magelang K

2

Pasar kr.waru

Tempat tidur ps

Kamar mandi

dapur

Ruan

g ta

mu

Kamar keponakan ps

Rumah pasien

Page 21: Presus IKK Stroke

Hemiparesis sinsitra Pasca stroke et causa non hemorragik hipertensi pada

lansia 67 tahun dengan status tidak menikah dan stressor pekerjaan tinggi.

BAB III

Page 22: Presus IKK Stroke

TINJAUAN PUSTAKA

STROKE

1. Definisi

Stroke adalah sindroma klinis dengan gejala berupa gangguan fungsi otak

secara fokal maupun global yang dapat menimbulkan kematian atau kecacatan yang

menetap lebih dari 24 jam, tanpa penyebab lain kecuali gangguan vaskular (WHO

1983). Stroke pada prinsipnya terjadi secara tiba-tiba karena gangguan pembuluh

darah otak (perdarahan atau iskemik), bila karena trauma maka tak dimasukkan

dalam kategori stroke, tapi bila gangguan pembuluh darah otak disebabkan karena

hipertensi, maka dapat disebut stroke.

2. Jenis stroke

Berdasar penyebabnya stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu stroke iskemik maupun

stroke hemorragik.

a. stroke iskemik

yaitu penderita dengan gangguan neurologik fokal yang mendadak karena

obstruksi atau penyempitan pembuluh darah arteri otak dan menunjukkan

gambaran infark pada CT-Scan kepala. Aliran darah ke otak terhenti karena

aterosklerosis (penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah) atau

bekuan darah yang telah menyumbat suatu pembuluh darah ke otak. Hampir

sebagian besar pasien atau sebesar 83% mengalami stroke jenis ini.

Penyumbatan bisa terjadi di sepanjang jalur pembuluh darah arteri yang

menuju ke otak. Darah ke otak disuplai oleh dua arteria karotis interna dan

dua arteri vertebralis. Arteri-arteri ini merupakan cabang dari lengkung aorta

jantung.

Penyumbatan ini dapat disebabkan oleh :

Suatu ateroma (endapan lemak) bisa terbentuk di dalam pembuluh darah arteri

karotis sehingga menyebabkan berkurangnya aliran darah. Keadaan ini sangat

serius karena setiap pembuluh darah arteri karotis dalam keadaan normal

Page 23: Presus IKK Stroke

memberikan darah ke sebagian besar otak. Endapan lemak juga bisa terlepas

dari dinding arteri dan mengalir di dalam darah, kemudian menyumbat arteri

yang lebih kecil.Pembuluh darah arteri karotis dan arteri vertebralis beserta

percabangannya bisa juga tersumbat karena adanya bekuan darah yang berasal

dari tempat lain, misalnya dari jantung atau satu katupnya. Stroke semacam

ini disebut emboli serebral (emboli = sumbatan, serebral = pembuluh darah

otak) yang paling sering terjadi pada penderita yang baru menjalani

pembedahan jantung dan penderita kelainan katup jantung atau gangguan

irama jantung (terutama fibrilasi atrium).

Emboli lemak jarang menyebabkan stroke. Emboli lemak terbentuk jika

lemak dari sumsum tulang yang pecah dilepaskan ke dalam aliran darah dan

akhirnya bergabung di dalam sebuah arteri.

peradangan atau infeksi menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang

menuju ke otak.

Obat-obatan (misalnya kokain dan amfetamin) juga bisa mempersempit

pembuluh darah di otak dan menyebabkan stroke.

Penurunan tekanan darah yang tiba-tiba bisa menyebabkan berkurangnya

aliran darah ke otak, yang biasanya menyebabkan seseorang pingsan. Stroke

bisa terjadi jika tekanan darah rendahnya sangat berat dan menahun. Hal ini

terjadi jika seseorang mengalami kehilangan darah yang banyak karena cedera

atau pembedahan, serangan jantung atau irama jantung yang abnormal.

Macam – macam stroke iskemik :

i. TIA

didefinisikan sebagai episode singkat disfungsi neurologis yang

disebabkan gangguan setempat pada otak atau iskemi retina yang

terjadi dalam waktu kurang dari 24 jam, tanpa adanya infark, serta

meningkatkan resiko terjadinya stroke di masa depan.

ii. RIND

Defisit neurologis lebih dari 24 jam namun kurang dari 72 jam

Page 24: Presus IKK Stroke

iii. Progressive stroke

iv. Complete stroke

v. Silent stroke

b. stroke hemorragik

Pembuluh darah pecah sehingga menghambat aliran darah yang normal dan

darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan merusaknya contoh

perdarahan intraserebral, perdarahan subarachnoid, perdarahan intrakranial et

causa AVM. Hampir 70 persen kasus stroke hemorrhagik terjadi pada

penderita hipertensi.

 

   

3. Faktor Resiko

suku bangsa (negro/spanyol)

jenis kelamin (pria)

kurang olah raga.

usia lanjut

Obesitas

Diabetes mellitus

Hipertensi

Penyakit jantung

Merokok

Alkohol

Diet

Riwayat keluarga

Usia merupakan faktor risiko stroke, semakin tua usia maka risiko terkena

strokenya pun semakin tinggi. Namun, sekarang kaum usia produktif perlu waspada

Page 25: Presus IKK Stroke

terhadap ancaman stroke. Pada usia produktif, stroke dapat menyerang terutama pada

mereka yang gemar mengkonsumsi makanan berlemak dan narkoba (walau belum

memiliki angka yang pasti). Gaya hidup selalu menjadi kambing hitam berbagai

penyakit yang menyerang usia produktif. Generasi muda sering menerapkan pola

makan yang tidak sehat dengan seringnya mengkonsumsi makanan siap saji yang

sarat dengan lemak dan kolesterol tapi rendah serat.

4. Gejala stroke

Sebagian besar kasus stroke terjadi secara mendadak, sangat cepat dan

menyebabkan kerusakan otak dalam beberapa menit (completed stroke). Kemudian

stroke menjadi bertambah buruk dalam beberapa jam sampai 1-2 hari akibat

bertambah luasnya jaringan otak yang mati (stroke in evolution). Perkembangan

penyakit biasanya (tetapi tidak selalu) diselingi dengan periode stabil, dimana

perluasan jaringan yang mati berhenti sementara atau terjadi beberapa perbaikan.

Gejala stroke yang muncul pun tergantung dari bagian otak yang terkena.

Membaca isyarat stroke dapat dilakukan dengan mengamati beberapa gejala

stroke berikut:

1. Kelemahan atau kelumpuhan lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh.

2. Hilangnya sebagian penglihatan atau pendengaran.

3. Penglihatan ganda.

4. Pusing.

5. Bicara tidak jelas (pelo).

6. Sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat.

7. Tidak mampu mengenali bagian dari tubuh.

8. Pergerakan yang tidak biasa.

9. Hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih.

10. Ketidakseimbangan dan terjatuh.

11. Pingsan.

Page 26: Presus IKK Stroke

Perbedaan perdarahan intraserebral, infark trombosis dan emboli

Perdarahan intraserebri Infark thrombosis Emboli

Onset Umumnya terjadi saat

beraktivitas

Saat istirahat,

Biasanya diawali

gejala prodormal

pusing (TIA dengan

defisit neurologis

Terjadi saat beraktivitas,

gejala muncul dalam

waktu beberapa detik atau

menit

Gejala Hemiplegi cepat terjadi Gejala berangsur-

angsur progresif

dalam hitungan

menit atau jam

Gejala mungkin cepat

terjadi, pasien biasanya

sadar

Penemuan

khusus

Hipertrofi jantung, hipertensi

retinopati

Penyakit jantung

aterosklerosis

Aritmia atau infark jantung

(sumber emboli biasany

dari jantung)

Tekanan darah Hipertensi berat Sering hipertensi Normal

Penemuan CT-

scan

Peningkatan densitas,

mungkin darah dalam

ventrikel

Pada fase akut

adanya area

avaskuler, edem

Pada fase akut adanya area

avaskuler, edem, kemudian

berubah

CSF Mungkin berdarah Bersih Bersih

Kelainan neurologis yang terjadi akibat serangan stroke bisa lebih berat atau

lebih luas, berhubungan dengan koma atau stupor dan sifatnya menetap. Selain itu,

stroke bisa menyebabkan depresi atau ketidakmampuan untuk mengendalikan emosi.

Stroke juga bisa menyebabkan edema atau pembengkakan otak. Hal ini

berbahaya karena ruang dalam tengkorak sangat terbatas. Tekanan yang timbul bisa

lebih jauh merusak jaringan otak dan memperburuk kelainan neurologis, meskipun

strokenya sendiri tidak bertambah luas.

5. Diagnosis Stroke

Page 27: Presus IKK Stroke

Diagnosis stroke adalah secara klinis beserta pemeriksaan penunjang.

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain CT scan kepala, MRI.

Untuk menilai kesadaran penderita stroke dapat digunakan Skala Koma Glasgow.

Untuk membedakan jenis stroke dapat digunakan berbagai sistem skor, seperti Skor

Strok Siriraj, Algoritma Stroke Gajah Mada, atau Algoritma Junaedi

Diagnosis stroke biasanya ditegakkan berdasarkan perjalanan penyakit dan

hasil pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik dapat membantu menentukan lokasi

kerusakan pada otak. Ada dua jenis teknik pemeriksaan imaging (pencitraan) untuk

mengevaluasi kasus stroke atau penyakit pembuluh darah otak (Cerebrovascular

Disease/CVD), yaitu Computed Tomography (CT scan) dan Magnetic Resonance

Imaging (MRI).

CT scan diketahui sebagai pendeteksi imaging yang paling mudah, cepat dan

relatif murah untuk kasus stroke. Namun dalam beberapa hal, CT scan kurang sensitif

dibanding dengan MRI, misalnya pada kasus stroke hiperakut.

Untuk memperkuat diagnosis biasanya dilakukan pemeriksaan CT scan atau

MRI. Kedua pemeriksaan tersebut juga bisa membantu menentukan penyebab dari

stroke, apakah perdarahan atau tumor otak. Kadang dilakukan angiografi yaitu

penentuan susunan pembuluh darah/getah bening melalui kapilaroskopi atau

fluoroskopi.

6. Penanganan Stroke

Penderita stroke biasanya diberikan oksigen, dipasang infus untuk

memasukkan cairan dan zat makanan, diberikan manitol atau kortikosteroid untuk

mengurangi pembengkakan dan tekanan di dalam otak pada penderita stroke akut

Jika mengalami serangan stroke, segera dilakukan pemeriksaan untuk menentukan

apakah penyebabnya bekuan darah atau perdarahan yang tidak bisa diatasi dengan

obat penghancur bekuan darah.

Penelitian terakhir menunjukkan bahwa kelumpuhan dan gejala lainnya bisa

dicegah atau dipulihkan jika recombinant tissue plasminogen activator (RTPA) atau

Page 28: Presus IKK Stroke

streptokinase yang berfungsi menghancurkan bekuan darah diberikan dalam waktu 3

jam setelah timbulnya stroke.

Antikoagulan juga biasanya tidak diberikan kepada penderita tekanan darah

tinggi dan tidak pernah diberikan kepada penderita dengan perdarahan otak karena

akan menambah risiko terjadinya perdarahan ke dalam otak.

Penderita stroke biasanya diberikan oksigen dan dipasang infus untuk memasukkan

cairan dan zat makanan. Pada stroke in evolution diberikan antikoagulan (misalnya

heparin), tetapi obat ini tidak diberikan jika telah terjadi completed stroke.

Pada completed stroke, beberapa jaringan otak telah mati. Memperbaiki aliran darah

ke daerah tersebut tidak akan dapat mengembalikan fungsinya. Karena itu biasanya

tidak dilakukan pembedahan.

Pengangkatan sumbatan pembuluh darah yang dilakukan setelah stroke ringan

atau transient ischemic attack, ternyata bisa mengurangi risiko terjadinya stroke di

masa yang akan datang. Sekitar 24,5% pasien mengalami stroke berulang.

Untuk mengurangi pembengkakan dan tekanan di dalam otak pada penderita

stroke akut, biasanya diberikan manitol atau kortikosteroid. Penderita stroke yang

sangat berat mungkin memerlukan respirator (alat bantu bernapas) untuk

mempertahankan pernafasan yang adekuat. Di samping itu, perlu perhatian khusus

kepada fungsi kandung kemih, saluran pencernaan dan kulit (untuk mencegah

timbulnya luka di kulit karena penekanan).

Stroke biasanya tidak berdiri sendiri, sehingga bila ada kelainan fisiologis

yang menyertai harus diobati misalnya gagal jantung, irama jantung yang tidak

teratur, tekanan darah tinggi dan infeksi paru-paru. Setelah serangan stroke, biasanya

terjadi perubahan suasana hati (terutama depresi), yang bisa diatasi dengan obat-

obatan atau terapi psikis.

7. Prognosis

Page 29: Presus IKK Stroke

Ada sekitar 30%-40% penderita stroke yang masih dapat sembuh secara

sempurna asalkan ditangani dalam jangka waktu 6 jam atau kurang dari itu. Hal ini

penting agar penderita tidak mengalami kecacatan. Kalaupun ada gejala sisa seperti

jalannya pincang atau berbicaranya pelo, namun gejala sisa ini masih bisa

disembuhkan.

Sayangnya, sebagian besar penderita stroke baru datang ke rumah sakit 48-72

jam setelah terjadinya serangan. Bila demikian, tindakan yang perlu dilakukan adalah

pemulihan. Tindakan pemulihan ini penting untuk mengurangi komplikasi akibat

stroke dan berupaya mengembalikan keadaan penderita kembali normal seperti

sebelum serangan stroke.

Upaya untuk memulihkan kondisi kesehatan penderita stroke sebaiknya

dilakukan secepat mungkin, idealnya dimulai 4-5 hari setelah kondisi pasien stabil.

Tiap pasien membutuhkan penanganan yang berbeda-beda, tergantung dari kebutuhan

pasien. Proses ini membutuhkan waktu sekitar 6-12 bulan.

DAFTAR PUSTAKA

Page 30: Presus IKK Stroke

1. Rumantir CU. Pola penderita Stroke Di Lab/UPF Ilmu Penyakit Saraf

Fakultas Kedokteran Padjadjaran Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung

periode 1984-1985. Laporan Penelitian Pengalaman Belajar Riset Dokter

Spesialis Bidang Ilmu Saraf. 1986.

2. Chusid JG, deGroot J. Correlative Neuroanatomy. 20th Edition. United States

of America: Appleton & Lange, 1988.

3. Baehr M, Frotscher M. Blood Supply and Vascular Disorders of the Central

Nervous System In Duus’ Topical Diagnosis in Neurology 4th Completely

Revised Edition. New York: Thieme, 2005. 443-445.

4. Toole JF. Cardiac Causes of Cerebral Ischemia in Cerebrovaskular Disorders

3th. New York: Raven Press, 1984.168-171